Anda di halaman 1dari 5

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN MENYULAM

PADA IBU-IBU DI DESA PABUARAN


KECAMATAN SUKAMAKMUR KABUPATEN BOGOR

Drs Sri Koeswantono W


Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta
Sri_kuswantono@unj.ac.id

ABSTRAK
Desa Pabuaran yang terdapat di Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor adalah salah satu desa
yang masyarakatnya memiliki pendapatan yang masih rendah atau masyoritas masyarakatnya masih
dalam kondisi miskin. Salah satu yang dilakukan untuk mengatasi masalah masyarakat tersebut yaitu
melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat. Adapunkegiatan pemberdayaan yang dilakukan yaitu
melalui pelatihan menyulam yang sesuai dengan kebutuhan masrakat tersebut.Pendekatan
pembelajaran yang digunakan dalam pelatihan ini yaitu pendekatan andragogi dengan metode
ceramah, diskusi, dan praktek. Pelaksanaan kegiatan pelatihan menyulam di Desa Pabuaran,
Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor ini yaitu dilaksanakan pada 21 September 2014. Hasil
dari kegiatan pelatihan ini yaitu meningkatnya kemampuan ibu-ibu di Desa Pabuaran dalam membuat
sulaman yang dapat dimanfaatkan menjadi sumber mata pencaharian.

Kata Kunci: Pemberdayaan, Pelatihan, Andragog

I. PENDAHULUAN mampu menciptakan usaha atau lapangan


pekerjaan untuk dirinya dan orang lain.
Kemiskinan merupakan masalah dalam
Salah satu desa yang masyarakatnya
pembangunan yang bersifat multidimensi.
memiliki pendapatan yang masih rendah atau
Kemiskinan ditandai oleh keterbelakangan dan
masyoritas masyarakatnya masih dalam
pengangguran yang selanjutnya meningkat
kondisi miskin yaitu Desa Pabuaran yang
menjadi pemicu ketimpangan pendapatan dan
terdapat di Kecamatan Sukamakmur,
kesenjangan antar golongan penduduk.
Kabupaten Bogor. Desa Pabuaran terdiri dari
Kesenjangan dan pelebaran jurang kaya
tiga Dusun dengan Rukun Warga (RW) 8 dan
miskin tidak mungkin untuk terus dibiarkan
28 Rukun Tetangga (RT) dengan jumlah
karena akan menimbulkan berbagai persoalan
penduduk 11. 077 Jiwa dengan jumlah KK
baik persoalan sosial maupun politik di masa
sebnyak 2560 KK.
yang akan datang.
Tingkat pendidikan masyarakat Desa
Banyak sekali faktor penyebab dari
Pabuaran masih tergolong sangat rendah
masalah kemiskinan yang terjadi pada
dengan jumlah lulusan SD/ MI sebanyak 6.481
masyarakat, diantaranya yaitu jumlah
orang, SMP sebanyak 250 orang, SMA
pengangguran yang tinggi diakibatkan
sebanyak 150 orang, D3 sebanyak 4 orang, S1
ketersediaan lapangan pekerjaan yang terbatas,
sebanyak 2 orang, dan S2/S3 sebanyak 1
tingkat pendidikan masyarakat yang masih
orang. Adapun pekerjaan masyarakat Desa
sangat rendah, dan masyarakat yang tidak
Sukamakmur pada umumnya yaitu bekerja
memiliki life skill guna menghasilkan karya
sebagai petani dengan jumlah 4570 orang.
yang mampu di jadikan sebuah usaha.
Tingkat pendidikan yang masih rendah
Walaupun masyarakat memiliki tingkat
dan juga pekerjaan utama sebagai petani,
pendidikan yang rendah dan juga lapangan
mengakibatkan tingkat pendapatan masyarakat
pekerjaan yang sedikit, apabila masayrakat
di Desa Pabuaran masih di bawah rata-rata.
memiliki life skill, maka masyarakat itu

Jurnal Sarwahita Volume 11 No. 2 82


Sehingga tingkat kemiskinan di desa ini masih keterampilan dan pengetahuan melalui
sangat tinggi. Diperlukan upaya-upaya untuk penyelesaian dan tugas latihan.
mengatasi masalah kemiskinan tersebut Dalam buku Latihan dan Pengembangan
meskpun tingkat pendidikan masayrakat masih Sumber Daya Manusia, Moekijat (1990)
rendah. menyebutkan beberapa tujuan pelatihan
Salah satu yang dilakukan untuk sebagai berikut:
mengatasi masalah masyarakat tersebut yaitu a. Membantu mengembangkan ketram-
melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat. pilan para peserta, agar mereka nantinya
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya dapat bekerja lebih efektif dan efisien
untuk meningkatkan harkat dan martabat nantinya.
lapisan masyarakat kita yang dalam kondisi b. Membantu mengembangkan wawasan
sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri pengetahuan para peserta, agar mereka
dari perangkap kemiskinan dan keter- dapat bekerja lebih rasional dilapangan
belakangan. Dengan kata lain member- kerja yang akan mereka masuki
dayakan adalah memampukan dan nantinya.
memandirikan masyarakat. c. Serta mampu mengembangkan sikap
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh tim para peserta, agar mereka dapat
P2M ini dalam meningkatkan keberdayaan menciptakan kerjasama yang lebih baik
masyarakat khususnya pada ibu-ibu di Desa dengan sesama.
Pabuaran yaitu dengan memberikan kegiatan
pelatihan. pelatihan yaitu memberikan, Chambers (1995) berpendapat bahwa
memperbaiki dan juga menambah kemampuan pemberdayaan masyarakat adalah sebuah
seseorang yang semata mata bertujuan untuk konsep pembangunan ekonomi yang
meningkatkan keahlian, sikap disiplin kerja, merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini
memperbaiki kekurangan dalam tingkat mencerminkan paradigma baru pembangunan,
kompetensi yang ingin dicapai. Adapun yakni yang bersifat “people centred,
kegiatan pelatihan yang diberikan kepada participatory, empowering, and sustainable”.
masyarakat Desa Pabuaran berupa pelatihan
menyulam. Adanya kegiatan pelatihan B. Pemberdayaan
menyulam ini diharapkan masyarakat mampu Pandangan tentang pemberdayaan
membuat sulaman yang menarik dan masyarakat menururt Ife (1996: 59), antara
berkualitas sehingga dapat dijual kepada lain sebagai berikut :
masyarakat luas.
a. Struktural, pemberdayaan merupakan
upaya pembebasan, transformasi
struktural secara fundamental, dan
II. KAJIAN TEORI
eliminasi struktural atau sistem yang
A. Pelatihan operesif.
Pelatihan menurut (1993) adalah suatu
b. Pluralis, pemberdayaan sebagai upaya
bagian pendidikan yang menyangkut proses
meningkatkan daya sesorang atau
belajar untuk memperoleh dan meningkatkan
sekelompok orang untuk dapat bersaing
keterampilan diluar sistem pendidikan yang
dengan kelompok lain dalam suatu ’rule
berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan
of the game’ tertentu.
dengan metode yang lebih mengutamakan
c. Elitis, pemberdayaan sebagai upaya
praktek dari pada teori.
mempengaruhi elit, membentuk aliniasi
Kamus istilah manajemen yang ditulis
dengan elit-elit tersebut, serta berusaha
oleh Soebagio (2002) mengartikan bahwa
melakukan perubahan terhadap praktek-
pelatihan adalah bimbingan yang diberikan
praktek dan struktur yang elitis.
oleh instruktur untuk meningkatkan

83 Jurnal Sarwahita Volume 11 No. 2


d. Post-Strukturalis, pemberdayaan Pelaksanaan dari kegiatan ini juga di bantu
merupakan upaya mengubah diskursus oleh beberapa mahasiswa Jurusan Pendidikan
serta menghargai subyektivitas dalam Luar Sekolah Universitas Negeri Jakarta yang
pemahaman realitas sosial. berkoordinasi dengan Aparat Desa Paburan
dan Penilik Pendidikan Luar Sekolah
Tujuan yang ingin dicapai dari pember-
Kecamatan Sukamakmur.
dayaan masyarakat menurut Sulistiyani
Pada proses pelaksanaan kegiatan
(2004) adalah untuk membentuk individu dan
pelatihan menyulam, pertama kegiatan dimulai
masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian
dengan perkenalan tim pengabdian masyarakat
tersebut meliputi kemandirian berfikir,
yang di ketuai oleh Drs. Sri Koeswantono, W,
bertindak, dan mengendalikan apa yang
M.Si, dan juga fasilitator yang akan
mereka lakukan tersebut. Untuk mencapai
menyampaikan materi pelatihan. Selanjutnya
kemandirian masyarakat diperlukan sebuah
tim pelaksana kegiatan memberika ice
proses. Melalui proses belajar maka secara
breaking yang bertujuan mempererat dan
bertahap masyarakat akan memperoleh
memfokuskan pikiran peserta sebelum
kemampuan atau daya dari waktu ke waktu.
mengikuti kegiatan pelatihan.
Berikut tujuan pemberdayaan menurut
Kedua, fasilitator menjelaskan materi
Tjokowinoto dalam Christie S (2005: 16) yang
kepada peserta pelatihan, setelah menjelaskan
dirumuskan dalam 3 (tiga) bidang yaitu
secara teoritik, kemudian fasilitator
ekonomi, politik, dan sosial budaya ;
mendemons-trasikan kepada peserta pelatihan
“Kegiatan pemberdayaan harus dilaksanakan
bagaimana cara atau teknik menyulam. Setelah
secara menyeluruh mencakup segala aspek
mendengarkan dan melihat demonstrasi dari
kehidupan masyarakat untuk membebaskan
fasilitator bagaimana menyulam, kemudian
kelompok masyarakat dari dominasi kekuasan
peserta pelatihan mempraktekkan sendiri
yang meliputi bidang ekonomi, politik, dan
menyulam dengan bahan-bahan atau alat-alat
sosial budaya.
yang sudah disiapkan oleh tim pelaksana.
Ketiga atau pada akhir kegiatan dari
pelatihan ini, peserta diberikan kesempatan
III. METODE PELAKSANAAN
untuk memberikan pertanyaan kepada
Pendekatan pembelajaran yang
fasilitator yang telah menjelaskan materi.
digunakan dalam pelatihan ini yaitu
Kesempatan untuk bertanya ini, tidak disia-
pendekatan andragogi dimana peserta peltihan
siakan oleh para peserta, banyak sekali para
tidak hanya sebagai objek namun sebagai
peserta bertanya kepada fasilitator yang telah
subjek pelatihan. Metode yang dipilih adalah
menyampaikan materi. Banyaknya pertanyaan
metode ceramah, diskusi, dan praktek. Dengan
yang disampaikan oleh para peserta
digunakannya ketiga metode pembelajaran
dikarenakan antusiasnya peserta pelatihan
tersebut diharapkan proses pelatihan akan
dalam mengikuti kegiatan ini. Kegiatan tanya
maksimal dan hasil dari pelatihan itu sendiri
jawab ini juga dijadikan bahan evaluasi dari
juga akan maksimal yaitu meningkatnya
hasil kegiatan pelatihan yang telah
keberdayaan ibu-ibu dalam menyulam atau
dilaksanakan.
membuat sulaman.
Setelah selesainya proses tanya jawab,
kemudian panitia acara menutup kegiatan dari
pelatihan ini. Sebelum kegiatan penutup
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan, tim pelaksana, fasilitator, peserta
Pelaksanaan kegiatan pelatihan pelatihan, dan aparat desa, bersepakat bahwa
menyulam di Desa Pabuaran, Kecamatan masalah rendahnya penghasilan masyarakat
Sukamakmur, Kabupaten Bogor ini yaitu harus diatasi secara komprehensif. Aparat desa
dilaksanakan pada 21 September 2014.

Jurnal Sarwahita Volume 11 No. 2 84


harus memberikan berbagai macam program 1. Aparat Desa Pabuaran harus terus
pemberdayaan bagi masyarakat melalui membantu masyarakat dalam mengatasi
berbagai macam kegiatan pelatihan yang masalah rendahnya tingkat ekonomi
memang mampu meningkatkan masyarakatnya dengan menyediakan
keberdayaanmasyarakat-nya. Ketika berbagai macam program
masyarakat tersebut sudah mencapai pada satu pemberdayaan, salah satunya pelatihan
titik dimana mereka berdaya, maka menyulam yang telah diselenggarakan.
masyarakat dengan sendirinya mampu 2. Masyarakat Desa Pabuaran harus secara
meningkatkan taraf hidupnya dengan aktif meningkatkan kapasitas diri
menciptakan berbagai macam usaha kreatif, dengan mengikuti berbagai macam
salah satunya penjualan hasil sulaman. program pemberdayaan. Sehingga
berbagai manfaat akan dirasakan oleh
masyarakat sendiri apabila secara
KESIMPULAN DAN SARAN konsisten aktif dalam mengikuti
program-program pemberdayaan.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari
pelaksanaan kegiatan pelatihan di Desa DAFTAR PUSTAKA
Pabuaran, Kecamatan Sukamakmur,
[1] A. A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2006.
Kabupaten Bogor yaitu:
Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia.
1. Rendahnya tingkat pendapatan Jakarta: Refika Aditama.
masyarakat di Desa Pabuaran yang [2] Arif, Zainudin. 1986. Materi Pokok
disebabkan oleh rendahnya life skill pengembangan Program Latihan, Modul
yang dimiliki dalam memanfaatkan 6-9. Jakarta: Karunika Universitas
segala potensi sumber daya alam yang terbuka.
tersedia. [3] Atmodiwiryo, Soebagio. 2002.
2. Kurangnya inisiatif dari aparat desa Manajemen Pelatihan. Jakarta: Ardadizya
dalam memberikan alternatif pemecahan jaya.
masalah terkait rendahnya tingkatan [4] Departemen Pendidikan Nasional Dirjen
pendapatan masyarakat yang terdapat di PLSP. 2002. Pengelola Program PLS
wilayahnya. Berbasis PKBM, Jawa barat : Balai
3. Tim pengabdian masyarakat, mahasiswa Pengembangan Kegiatan Belajar.
PPL Jursan PLS, dan juga aparat desa [5] Direktorat Pendidikan Masyarakat. 2010.
setempat berkolaborasi dalam Model-Model Pemberdayaan Masyarakat
mengadakan kegiatan pelatihan Desa Di Provinsi Jawa Tengah. Jakarta:
menyulam guna meningkatka life skill Direktorat PNFI.
yang dmiliki oleh masyarakat. [6] Djojonegoro, Wardiman. 1999.
4. Terdapat peningkatan kemampuan atau Pengembangan Sumberdaya Manusia
life skill masyarakat dalam menyulam. Melalui Sekolah Menengah Kejuruan.
Jakarta: Balai Pustaka.
[7] Gomes, Faustino Cardoso. 1995.
Saran Manajemen Sumber Daya Manusia.
Berdasarkan kesimpulan maka Yogyakarta: Andi Offset.
disarankan kepada beberapa pihak diantaranya [8] Hadari, Nawawi. 1997. Managemen
adalah: Sumber Daya Manusia : Untuk bisnis
yang kooperatif. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.

85 Jurnal Sarwahita Volume 11 No. 2


[9] Hasibuan. S.P. Malayu. 2001. [11] Moekijat. 1993. Evaluasi Pelatihan
Management Sumber Daya Manusia, dalam rangka Peningkatan
Jakarta : Bumi Aksara. Produktifitas. Bandung: Mandar Maju.
[10] Masykur wiratmo, 1996. Pengantar [12] Usman, Sunyoto. 2008. Pembangunan
Kewiraswastaan ,Yogyakarta : BPFE. dan Pemberdayaan Masyarakat.
[11] Moekijat. 1990. Latihan dan Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Bandung: CV. Mandar Maju.
.

Jurnal Sarwahita Volume 11 No. 2 86

Anda mungkin juga menyukai