Object 1
3 dari 5 halaman
2. Satelit Asgardia Pertama Meluncur Tahun Ini
Walau belum diresmikan sebagai negara, Ashurbeyli mengklaim bahwa satelit pertama Asgardia
akan segera diluncurkan pada tahun ini. Satelit akan dikirim melalui wahana luar angkasa NASA
yang nantinya bakal dilepas ke laboratorium miliknya.
De Winne mengungkap, foto-foto dan data dari pendaftar Asgardia sudah disimpan di dalam satelit
tersebut. Cuma, ia tak mau menyebut tanggal pasti peluncuran dari satelit Asgardia ini.
3. Diminati WNI
Hingga berita ini naik, ada lebih dari 280.000 pendaftar yang berminat untuk tinggal di Asgardia.
Adapun pendaftar berasal dari 217 negara dengan mayoritas usia 18-35 tahun.
Sementara di Indonesia sudah mencapai 11.000 pendaftar. Lebih lanjut, sebanyak 84 persen warga
Indonesia yang mendaftarkan diri sebagai Asgardian adalah laki-laki dan 16 persennya adalah
wanita.
Dari peta yang ada di laman web-nya, tampak persebaran pendaftar di Indonesia tersebar di kota-
kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Denpasar, Yogyakarta, Bekasi,
Banjarmasin, Makassar, Gorontalo, dan kota-kota lain di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.
Mengacu dari laman web tersebut, ada 855 orang dari Jakarta yang mendaftarkan diri untuk menjadi
Asgardian. Disusul Bandung dengan 343 orang, Surabaya sebanyak 248 orang, Tangerang sebanyak
240 orang, dan Bekasi ada 231 orang.
Indonesia sendiri sekarang menempati posisi ke-7 negara dengan pendaftar paling banyak. Selain
Indonesia, pendaftar terbanyak berasal dari Turki, disusul Tiongkok, Amerika Serikat, Brasil, dan
Inggris.
4 dari 5 halaman
Object 2
5 dari 5 halaman
5. Diragukan Konsepnya
Asgardia memang masih sebuah konsep. Pada kenyataannya, masih butuh jalan panjang agar
Asgardia akhirnya bisa berdaulat di Tata Surya dan diakui negara-negara lain. Ke depannya,
Ashurbeyli akan membawa proposal Asgardia untuk didaftarkan menjadi sebuah negara ke
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
Perkumpulan astronom dari sejumlah Badan Antariksa negara-negara besar berpendapat bahwa
gagasan Asgardia untuk melindungi dan melestarikan kemanusiaan memang baik.
Namun, langkah tersebut tidaklah dapat menanggulangi masalah global seperti kelebihan populasi
manusia di Bumi.
"Bagaimanapun, desain dan solusi teknologi yang mereka tawarkan setidaknya bisa menjadi
inspirasi bagi pemerintah dan sejumlah perusahaan besar," tulis pernyataan para astronom ini
sebagaimana dikutip The Market Mogul.
Selain itu, ambisi Asgardia untuk mewujudkan koloni manusia di luar angkasa juga dinilai terlalu
gegabah. Pasalnya, teknologi daya untuk mendukung kehidupan luar angkasa dengan jumlah jiwa
yang banyak, belum ada. Apalagi untuk Asgardia yang seakan mengajak warga dunia untuk tinggal
permanen di luar angkasa.
Tak cuma soal teknologi, mereka juga membahas kendala pembangunan Asgardia dari sisi legalitas.
Sejauh ini, belum ada aturan untuk membangun entitas sebuah negara di luar Bumi.
"Kini, saya deklarasikan bahwa Asgardia, sebagai negara luar angkasa pertama bagi ras manusia,
telah lahir secara resmi. Tidak peduli apa yang akan terjadi pada masa depan, momen bersejarah ini
tidak akan pernah terlupakan," ujarnya saat dilantik.
Pelantikan itu dilaporkan menghabiskan uang sekitar USD 2 juta, atau hampir Rp 29 miliar, hanya
untuk menyewa tempat di Hofburg, sebuah bekas gedung pemerintahan di Wina. Tidak disebutkan
apakah Ashurbeyli sendiri yang mengeluarkan uang tersebut dari saku celananya atau Asgardia
memiliki semacam APBN untuk itu.
Meski begitu, salah satu anggota parlemen Asgardia, Christian dari Austria, menyebutkan bahwa
sang presiden memang banyak menggelontorkan uangnya untuk mendanai Asgardia. Pernyataan
tersebut juga diamini oleh anggota parlemen yang lain, yaitu Jan asal Jerman.
Ashurbeyli merupakan ilmuwan dan pengusaha berdarah campuran Rusia dan Azerbaijan. Ia adalah
orang yang pertama kali menginisiasi kemunculan Asgardia pada Oktober 2016 silam, sebagaimana
detikINET kutip dari Daily Beast, Selasa (3/7/2018).
Ig
or Ashurbeyli Foto: istimewa
Dengan dilantiknya pria berusia 54 tahun tersebut menjadi presiden dari negara antariksa tersebut,
maka ia akan memimpin warga yang sampai saat ini sudah melewati 200.000 orang dari lebih 200
negara di dunia. Para Asgardian, sebutan bagi masyarakat Asgardia, merupakan orang-orang yang
mengisi formulir online dan menyetujui konstitusi di dalamnya.
Untuk menjalankan tugasnya, ia akan dibantu oleh 150 orang anggota parlemen yang dipimpin oleh
Lembit Opik, politisi asal Britania Raya. Selain itu, sejumlah instrumen kenegaraan seperti
konstitusi (yang sudah disetujui oleh 72,5% masyarakat Asgardia), lagu kebangsaan, dan 'wilayah'
berupa satelit cubesat bernama Asgardia-1 juga sudah tersedia.
Patut diingat, Asgardia-1 yang mengorbit sejak November lalu diluncurkan oleh perusahaan asal
Amerika Serikat, dengan misi tersebut didanai oleh NASA. Jadi, secara teknis, satelit tersebut
masih berada di bawah yurisdiksi AS.
Tanggapan orang
Banyak yang menyambut proyek ini dalam berbagai komentar melalui akun Facebook Asgardia,
termasuk akun atas nama Vishal Swami yang menulis, "Asgardia adalah tujuan yang hebat. Saya
berterima kasih kepada mereka yang membuat bangsa menyenangkan ini."
Pengguna lain, Yanaka Putra menulis, "Saya bergabung karena saya ingin tinggal di ruang
angkasa... Apakah ada perkiraan waktu kapan warga Asgardia mulai pindah ke ruang angkasa?
Bukan bangsa ruang angkasa bila tidak tinggal di ruang angkasa."
Seorang spesialis marketing yang mengatur pertemuan bulanan untuk warga Asgardia yang tinggal
di Hong Kong, John Spiro, mengatakan data atau barang pribadi yang dikirim ke ruang angkasa ini
yang membuatnya tertarik mendaftar.
"Saya menyimpan sutra Buddha sebagai hobi dan mengirim salah satu barang keagamaan ini dalam
bentuk teks elektronik 'ke surga' merupakan sesuatu yang sangat menyenangkan," kata Spiro seperti
dikutip CNN.
Pendiri Asgardia
Hak atas foto Asgardia Space Image caption Asgardia rencananya juga akan didaftarkan ke PBB.
Ilmuwan Rusia Igor Ashurbeyli mengatakan pada saat peluncuran proyek Oktober lalu, bahwa
langkah ini, "Bukan fantasi. Pergi ke Mars dan lain-lain itu palsu. Saya ingin sesuatu yang lebih
nyata."
Ilmuwan berusia 53 tahun ini mendanai proyek ini sendiri namun tak disebutkan jumlahnya.
Hak atas foto Asgardia Space Image caption Indonesia di tempat ke tujuh yang terbanyak
mendaftar.
Ia dilaporkan sebagai miliuner namun tak pernah muncul di daftar orang terkaya versi majalah
Forbes.
Pakar roket yang lahir di Azerbaijan ini lulus dari Akademi Perminyakan di negara tempat dia lahir
pada 1985 dan tiga tahun kemudian mendirikan Socium, perusahaan perangkat lunak dengan lebih
dari 10.000 karyawan, menurut situs perusahaan itu.
Setelah pindah ke Moskow pada 1990-an, ia berpengaruh dalam bidang industri sains dan pernah
mendapatkan penghargaan negara untuk sains dan teknologi.
Ashurbeyli mengatakan Asgardia akan didaftarkan untuk mendapatkan pengajuan PBB sebagai
bangsa pada 2018.
Namun profesor Sa'id Mosteshar, direktur London Institute of Space Policy and Law, meragukan
apakah Asgardia dapat diakui berdasarkan undang-undang internasional.
"Traktat ruang angkasa ... yang diterima oleh semua orang menyebutkan dengan jelas bahwa tidak
ada bagian dari ruang angkasa yang dapat diklaim oleh negara manapun," kata Mosteshar.
Object 3
Object 4
Object 5
Atribut Negara
Selain punya pemimpin negara, Asgardia juga membentuk pemerintahan, parlemen, dan berbagai
atribut negara lainnya.
Asgardia juga punya simbol kenegaraan seperti bendera dan lambang negara, lo
Baca Juga: 16 Wilayah di Dunia Ini Masih Dipimpin oleh Negara Lainnya, Di Mana Saja?
Asgardia
Bendera negara Asgardia
Asgardia
Lambang negara Asgardia
Menjadi Warga Negara Asgardia
Saat ini populasi penduduk Asgardia sudah lebih dari 1 juta orang, teman-teman
Namun saat ini penduduk Asgardia ini masih bertempat tinggal di Bumi, di negara yang berbeda-
beda.
Nantinya, penduduk yang sudah mendaftar akan dibawa satu persatu ke Asgardia dari Bumi.
Siapa saja penduduk Bumi yang mau menjadi warga Asgardia boleh mendaftar, lo. Syaratnya
adalah berusia di atas 18 tahun dan tidak melakukan tindak kejahatan selama di Bumi.
Saat sudah berada di Asgardia nanti, warganya akan bekerja dan melakukan aktivitas seperti
manusia di Bumi, teman-teman.
Wah, apa kamu juga ingin jadi warga Asgardia?
Object 6
Atribut Negara
Selain punya pemimpin negara, Asgardia juga membentuk pemerintahan, parlemen, dan berbagai
atribut negara lainnya.
Asgardia juga punya simbol kenegaraan seperti bendera dan lambang negara, lo
Menjadi Warga Negara Asgardia
Saat ini populasi penduduk Asgardia sudah lebih dari 1 juta orang, teman-teman
Namun saat ini penduduk Asgardia ini masih bertempat tinggal di Bumi, di negara yang berbeda-
beda.
Nantinya, penduduk yang sudah mendaftar akan dibawa satu persatu ke Asgardia dari Bumi.
Siapa saja penduduk Bumi yang mau menjadi warga Asgardia boleh mendaftar, lo. Syaratnya
adalah berusia di atas 18 tahun dan tidak melakukan tindak kejahatan selama di Bumi.
Saat sudah berada di Asgardia nanti, warganya akan bekerja dan melakukan aktivitas seperti
manusia di Bumi, teman-teman.
Namun sebelum mendaftar, ada beberapa fakta yang perlu diperhatikan. Ada beberapa keuntungan
dan kerugian yang bisa saja dialami oleh warga Asgardian.
Travel Wire News merangkum beberapa keuntungan dan kerugian yang akan dirasakan Asgardian.
Keuntungan
Ilmuwan Rusia bernama Igor Ashurbeyli yang menjadi inisiator ingin menjadikan Asgardia sebagai
negara pluralisme yang kaya akan budaya, suku dan bahasa yang mungkin cocok bagi penduduk
Indonesia.
Lihat juga:
Negara Antariksa Pertama Asgardia Kebanjiran Calon Warga
Asgardian juga bisa memilih presiden dalam lima tahun ke depan meski pada lima tahun
pertamanya masih dipimpin oleh Ashurbeyli. Penduduk juga bisa memiliki pemerintahan daerah,
memilih bendera negara, lagu kebangsaan dan lainnya. Penentuan akan dilakukan berdasarkan
petisi yang harus ditandatangani lebih dari seribu penduduk.
Selain itu, lahan pemukiman yang tak cukup di Bumi karena padatnya populasi juga akan menjadi
perhatian di Asgardia. Ketika satelit Asgard-1 diluncurkan pada September tahun ini, satelit
keduanya akan meluncur pada 2018 untuk memberikan jutaan rumah bagi Asgardian di luar
angkasa.
"Asgardia-1 akan menjadi penanda era baru dari antariksa, membawa warga negara ke angkasa
dalam bentuk virtual sejak awal," terang Ashurbeyli.
Jika Asgardia sudah legal, tinggal sebagai warga negara pertama di negara tersebut juga diyakini
akan menjadi prestisius.
Kerugian
Asgardia memiliki beberapa isu legalitas untuk diluncurkan sebagai negara yang sah. Dalam situs
resmi, komunitas antariksa ini masih bekerja untuk "mengembangkan hubungan diplomatik dengan
negara-negara Bumi lainnya" agar diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Asgardia sekarang
menempati peringkat 185 di antara negara-negara dunia berdasarkan ukuran populasi.
Lihat juga:
Mengenal Asgardia, 'Mimpi' Negara Merdeka di Antariksa
Ketertarikan warga negara Indonesia untuk alih warga negara menjadi sebuah kerugian tersendiri.
Mengingat peraturan pemerintah yang tidak memperbolehkan status dwikewarganegaraan bagi
warga Indonesia.
Otomatis jika sudah terpilih sebagai warga negara Asgardia, maka ia akan kehilangan haknya
sebagai WNI. tidak diizinkan untuk memiliki dual kewarganegaraan.
Padahal sebagai Asgardian, secara fisik penduduk akan tetap tinggal di atas permukaan Bumi tetapi
di negara baru.
"Secara fisik, penduduk dari negara ini akan berada di Bumi; mereka akan tinggal di negara yang
berbeda di Bumi, jadi mereka bisa menjadi warga negara di dunia negara pada waktu yang sama
saat menjadi warga negara Asgardia," terang Ashurbeyli.
Tak hanya itu, Asgardian hanya memiliki tiga hari libur sejauh ini, pada 12 Oktober pada ulang
tahun Asgardia, 31 Desember, Tahun Baru dan 18 Juni sebagai Hari Persatuan Nasional.
Kalender Asgardia juga berbeda dari tanggal yang berlaku di Bumi karena memiliki 13 bulan dalam
setahun. Satu bulan tambahan yang disebut bulan Asgard diletakkan di antara Juni dan Juli.
Setiap bulan hanya memiliki 28 hari. Artinya, satu bulan benar-benar terdiri dari 4 minggu. Setiap
tahun dimulai pada Minggu, pada tanggal dan hari yang sama.Pengguna kalender Gregorius seperti
Indonesia akan merasakan perbedaannya dengan jelas.