Anda di halaman 1dari 21

Tinggal di luar angkasa bukan lagi jadi mimpi belaka.

Angan-angan ini akan diwujudkan oleh


seorang ilmuwan asal Rusia, Igor Ashurbeyli. Ilmuwan tersebut menciptakan sebuah konsep tempat
tinggal di luar angkasa. Tak tanggung-tanggung, ia akan membuat sebuah negara dengan nama
Asgardia.
Sekilas konsep tersebut memang terdengar tak realistis. Namun, Ashurbeyli membuktikan bahwa
dirinya tak main-main. Pihaknya bahkan sudah membuka pendaftaran untuk calon penduduk negara
Asgardia. Mereka nanti akan memiliki status dwi-kewarganegaraan.
Hingga berita ini naik, pendaftaran Asgardian--julukan calon penduduk Asgardia--sudah mencapai
lebih dari 280.000 jiwa. Uniknya, Warga Negara Indonesia (WNI) memegang porsi besar dalam
pendaftaran. Sejauh ini, total WNI yang mendaftar sebagai Asgardian mencapai lebih dari 11.000
jiwa.
Ashurbeyli juga mengajak rekanan astronomnya yang sudah berpuluh-puluh tahun bekerja di Badan
Antariksa untuk menggagas negara tersebut.
Salah satunya adalah Lena de Winne, pimpinan manajemen Asgardia yang bekerja selama 15 tahun
di Badan Antariksa Eropa (ESA, European Space Agency). Ia mengaku terkejut dan senang karena
banyak yang mendaftar menjadi komunitas negara ini.
“Responsnya sangat banyak, warga di sejumlah negara begitu antusias untuk menjadi bagian dari
Asgardia,” kata De Winne.
Untuk lebih tahu seperti apa itu Asgardia dan latar belakangnya, berikut Tekno Liputan6.com
rangkum lima (5) fakta terkait Asgardia yang perlu kamu ketahui.

1. Asgardia Akan Menjadi Negara Demokrasi


Ashurbeyli menyebut Asgardia akan menjadi negara yang mengusung demokrasi. Layaknya negara-
negara di Bumi, Asgardia juga akan membentuk pemerintahan demokrasi berdasarkan hukum.
Warga negara Asgardia pun nanti diminta untuk turut andil memberikan suara demi sistem
perumusan dasar konstitusi negara tersebut.
Tujuan dibangunnya Asgardia didasari tiga asas utama dari aspek ilmu alam dan teknologi. Pertama,
Asgardia didirikan untuk menjamin kehidupan antariksa secara damai. Kedua, Asgardia hadir untuk
melindungi Bumi dari ancaman objek luar angkasa, seperti komet, badai matahari, dan masih
banyak lagi.
Selain itu, Asgardia juga akan menciptakan ilmu pengetahuan luar angkasa ke negara-negara
berkembang yang belum memiliki akses.
Sekadar informasi, 40 jam setelah diumumkan, ada lebih dari 100.000 orang yang sudah
berbondong-bondong mendaftar menjadi Asgardian. Syaratnya adalah warga yang berusia 18 tahun
dan harus punya email.
Siapa pun bisa mendaftar menjadi calon Asgardian, tak peduli apa kebangsaaannya, suku, gender,
ras, agama, serta kondisi keuangan. Cuma, “Pemerintah” Asgardia tidak menerima calon Asgardian
hewan dan robot.

Object 1

3 dari 5 halaman
2. Satelit Asgardia Pertama Meluncur Tahun Ini
Walau belum diresmikan sebagai negara, Ashurbeyli mengklaim bahwa satelit pertama Asgardia
akan segera diluncurkan pada tahun ini. Satelit akan dikirim melalui wahana luar angkasa NASA
yang nantinya bakal dilepas ke laboratorium miliknya.
De Winne mengungkap, foto-foto dan data dari pendaftar Asgardia sudah disimpan di dalam satelit
tersebut. Cuma, ia tak mau menyebut tanggal pasti peluncuran dari satelit Asgardia ini.
3. Diminati WNI
Hingga berita ini naik, ada lebih dari 280.000 pendaftar yang berminat untuk tinggal di Asgardia.
Adapun pendaftar berasal dari 217 negara dengan mayoritas usia 18-35 tahun.
Sementara di Indonesia sudah mencapai 11.000 pendaftar. Lebih lanjut, sebanyak 84 persen warga
Indonesia yang mendaftarkan diri sebagai Asgardian adalah laki-laki dan 16 persennya adalah
wanita.
Dari peta yang ada di laman web-nya, tampak persebaran pendaftar di Indonesia tersebar di kota-
kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Denpasar, Yogyakarta, Bekasi,
Banjarmasin, Makassar, Gorontalo, dan kota-kota lain di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.
Mengacu dari laman web tersebut, ada 855 orang dari Jakarta yang mendaftarkan diri untuk menjadi
Asgardian. Disusul Bandung dengan 343 orang, Surabaya sebanyak 248 orang, Tangerang sebanyak
240 orang, dan Bekasi ada 231 orang.
Indonesia sendiri sekarang menempati posisi ke-7 negara dengan pendaftar paling banyak. Selain
Indonesia, pendaftar terbanyak berasal dari Turki, disusul Tiongkok, Amerika Serikat, Brasil, dan
Inggris.

4 dari 5 halaman

4. Negara Akan Bertempat di Wahana Raksasa


Seperti dijelaskan Ashurbeyli, Asgardia akan bertempat di sebuah wahana antariksa. Ia
menggambarkan seperti Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS, International Space Station),
dengan ukuran yang lebih megah layaknya pesawat luar angkasa di film-film fiksi ilmiah.
Ia akan mengambil konsep desain futuristik yang dirancang oleh ahli-ahli antariksa dari Kanada,
Rumania, Rusia, dan Amerika Serikat (AS).
Wahana bisa menampung setidaknya 150 ribu jiwa, dan dirancang oleh ahli-ahli antariksa dari
Kanada, Rumania, Rusia, dan Amerika Serikat (AS). Namun, ke depannya Ashurbeyli ingin
menambah ruang wahana Asgardia agar bisa menampung hingga 1,5 juta jiwa. 
Ashurbeyli mengatakan, Asgardia diambil dari wilayah hunian para dewa Nors, yakni Asgard.
Nama ini juga hadir sebagai kota fiktif yang ada di film Thor.

Object 2

5 dari 5 halaman

5. Diragukan Konsepnya
Asgardia memang masih sebuah konsep. Pada kenyataannya, masih butuh jalan panjang agar
Asgardia akhirnya bisa berdaulat di Tata Surya dan diakui negara-negara lain. Ke depannya,
Ashurbeyli akan membawa proposal Asgardia untuk didaftarkan menjadi sebuah negara ke
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
Perkumpulan astronom dari sejumlah Badan Antariksa negara-negara besar berpendapat bahwa
gagasan Asgardia untuk melindungi dan melestarikan kemanusiaan memang baik.
Namun, langkah tersebut tidaklah dapat menanggulangi masalah global seperti kelebihan populasi
manusia di Bumi.
"Bagaimanapun, desain dan solusi teknologi yang mereka tawarkan setidaknya bisa menjadi
inspirasi bagi pemerintah dan sejumlah perusahaan besar," tulis pernyataan para astronom ini
sebagaimana dikutip The Market Mogul.
Selain itu, ambisi Asgardia untuk mewujudkan koloni manusia di luar angkasa juga dinilai terlalu
gegabah. Pasalnya, teknologi daya untuk mendukung kehidupan luar angkasa dengan jumlah jiwa
yang banyak, belum ada. Apalagi untuk Asgardia yang seakan mengajak warga dunia untuk tinggal
permanen di luar angkasa.
Tak cuma soal teknologi, mereka juga membahas kendala pembangunan Asgardia dari sisi legalitas.
Sejauh ini, belum ada aturan untuk membangun entitas sebuah negara di luar Bumi.

Asgardia, Negara Pertama Luar Angkasa,


Kini Punya Presiden
Muhamad Imron Rosyadi - detikInet

Share 0 Tweet 0 Share 0 25 komentar


Ilustrasi Asgardia. Foto: istimewa
FOKUS BERITA Asgardia, Mimpi Negara Antariksa
Jakarta - Lama tak terdengar kabarnya, kini Asgardia kembali muncul ke permukaan dengan
melantik presiden yang akan memimpin proyek negara langit tersebut. Adalah Igor Ashurbeyli yang
menjadi pemangku tanggung jawab sebagai kepala negara Asgardia, setelah melewati proses
pelantikan di Wina, Austria.

"Kini, saya deklarasikan bahwa Asgardia, sebagai negara luar angkasa pertama bagi ras manusia,
telah lahir secara resmi. Tidak peduli apa yang akan terjadi pada masa depan, momen bersejarah ini
tidak akan pernah terlupakan," ujarnya saat dilantik.

Pelantikan itu dilaporkan menghabiskan uang sekitar USD 2 juta, atau hampir Rp 29 miliar, hanya
untuk menyewa tempat di Hofburg, sebuah bekas gedung pemerintahan di Wina. Tidak disebutkan
apakah Ashurbeyli sendiri yang mengeluarkan uang tersebut dari saku celananya atau Asgardia
memiliki semacam APBN untuk itu.
Meski begitu, salah satu anggota parlemen Asgardia, Christian dari Austria, menyebutkan bahwa
sang presiden memang banyak menggelontorkan uangnya untuk mendanai Asgardia. Pernyataan
tersebut juga diamini oleh anggota parlemen yang lain, yaitu Jan asal Jerman.

Ashurbeyli merupakan ilmuwan dan pengusaha berdarah campuran Rusia dan Azerbaijan. Ia adalah
orang yang pertama kali menginisiasi kemunculan Asgardia pada Oktober 2016 silam, sebagaimana
detikINET kutip dari Daily Beast, Selasa (3/7/2018).
Ig
or Ashurbeyli Foto: istimewa

Dengan dilantiknya pria berusia 54 tahun tersebut menjadi presiden dari negara antariksa tersebut,
maka ia akan memimpin warga yang sampai saat ini sudah melewati 200.000 orang dari lebih 200
negara di dunia. Para Asgardian, sebutan bagi masyarakat Asgardia, merupakan orang-orang yang
mengisi formulir online dan menyetujui konstitusi di dalamnya.

Untuk menjalankan tugasnya, ia akan dibantu oleh 150 orang anggota parlemen yang dipimpin oleh
Lembit Opik, politisi asal Britania Raya. Selain itu, sejumlah instrumen kenegaraan seperti
konstitusi (yang sudah disetujui oleh 72,5% masyarakat Asgardia), lagu kebangsaan, dan 'wilayah'
berupa satelit cubesat bernama Asgardia-1 juga sudah tersedia.

Patut diingat, Asgardia-1 yang mengorbit sejak November lalu diluncurkan oleh perusahaan asal
Amerika Serikat, dengan misi tersebut didanai oleh NASA. Jadi, secara teknis, satelit tersebut
masih berada di bawah yurisdiksi AS.

Lima hal tentang Asgardia, bangsa ruang


angkasa pertama, dengan ribuan WNI sebagai
pendaftar
• 28 Juli 2017

• Bagikan artikel ini dengan Facebook
• Bagikan artikel ini dengan Messenger
• Bagikan artikel ini dengan Twitter
• Bagikan artikel ini dengan Email
• Kirim
• Hak atas foto Asgardia Space Image caption Asgardia, tinggal di langit, negara ruang
angkasa pertama. Anda termasuk yang mendaftar?
Tinggal di langit! Itulah salah satu keterangan foto Asgardia, bangsa ruang angkasa pertama, yang
ditawarkan oleh sekelompok ilmuwan.
Sejauh ini, orang yang mendaftar mencapai lebih dari 280.000 dan orang Indonesia di posisi ke
tujuh dengan angka mendekati 10.000 sampai Kamis (27/07) malam. Dan sampai Senin (31/07),
warga Indonesia yang mendaftar mencapai lebih dari 166.000 di tempat ke empat, di bawah Turki,
Cina dan Amerika Serikat.
Asgardia -nama yang diambil dari kota mitologi Norse di langit- terbuka untuk siapa saja dan tanpa
biaya.
• Bumi berubah menjadi 'Planet Plastik'
• Ilmuwan temukan atmosfer di planet mirip Bumi
• Penemuan tujuh planet seukuran bumi: adakah makhluk di sana?
Lena de Winne, manajemen Asgardia, yang sebelumnya bekerja selama 15 tahun di European Space
Agency. mengatakan sangat gembira banyak yang mendaftar menjadi komunitas negara ruang
angkasa pertama ini.
"Di sejumlah negara, responsnya lebih banyak, dan kami sangat senang, orang Indonesia menjawab
tawaran promosi tentang Asgardia," kata De Winne kepada wartawan BBC Indonesia, Endang
Nurdin.
Hak atas foto Asgardia Space Image caption Jumlah WNI yang mendaftar menjadi WN Asgardia
meningkat dan berada di posisi ke empat, naik dari posisi ke tujuh Jumat (28/07) lalu.
Moedji Raharto, astronom di Observatorium Bosscha Lembang, Jawa Barat mengatakan cukup
tingginya respons orang Indonesia karena banyaknya peristiwa alam.
"Di Indonesia banyak terjadi peristiwa langit, seperti gerhana, jadi kedekatan manusia dengan langit
akan menjadi jalan dengan merespons setiap kali ada tawaran tentang perjalanan ke ruang angkasa,
atau ada event yang menarik," kata Moedji.
Tentunya dengan mendaftar, orang tak serta merta bisa langsung tinggal di ruang angkasa. Mereka
masih harus tetap tinggal di Bumi.
Apa dan bagaimana proyek bangsa ruang angkasa, Asgardia? Inilah lima hal yang kami rangkum
untuk Anda.

Bangsa independen ruang angkasa


Hak atas foto Asgardia Space Image caption Seperti inikah kehidupan di Asgardia?
Proyek ini pertama kali diumumkan pada Oktober 2016, oleh ilmuwan Rusia, Igor Ashurbeyli, yang
menyebut Asgardia sebagai bangsa independen pertama yang beroperasi di ruang angkasa.
Dalam 40 jam setelah diumumkan, lebih dari 100.000 orang mendaftarkan kewarganegaraan di situs
Asgardia. Siapa pun yang berusia di atas 18 tahun dan memiliki alamat email, apa pun
kebangsaannya, gender, ras, agama dan kondisi keuangan, bisa mendaftar.
Bekas narapidana juga bisa mendaftar, sepanjang mereka bebas dari dakwaan saat pendaftaran.
Saat ini terdapat lebih dari 280.000 pendaftar dari 217 negara dengan mayortas berusia 18 sampai
35 tahun.
Indonesia menempati urutan ke tujuh dan dari berbagai kota, termasuk Jakarta, Bandung, Mataram
sampai Jayapura.
Pendaftar terbanyak adalah dari Turki, diikuti oleh Cina, Amerika Serikat, Brasil dan Inggris.

Satelit diluncurkan tahun ini


Kehadiran pertama di ruang angkasa akan dilakukan tahun ini dengan mengirimkan satelit melalui
wahana ruang angkasa milik NASA yang akan dibawa ke stasiun ruang angkasa, International
Space Station, milik badan luar angkasa Amerika Serikat itu.
Lena de Winne mengatakan foto-foto atau data dari mereka yang mendaftar akan dibawa serta
dalam satelit ini. Dari ISS, baru satelit ini akan diorbit.
Namun De Winne belum bisa menyebutkan tanggal pasti karena jadwal peluncuran menunggu dari
NASA.

Tanggapan orang
Banyak yang menyambut proyek ini dalam berbagai komentar melalui akun Facebook Asgardia,
termasuk akun atas nama Vishal Swami yang menulis, "Asgardia adalah tujuan yang hebat. Saya
berterima kasih kepada mereka yang membuat bangsa menyenangkan ini."
Pengguna lain, Yanaka Putra menulis, "Saya bergabung karena saya ingin tinggal di ruang
angkasa... Apakah ada perkiraan waktu kapan warga Asgardia mulai pindah ke ruang angkasa?
Bukan bangsa ruang angkasa bila tidak tinggal di ruang angkasa."
Seorang spesialis marketing yang mengatur pertemuan bulanan untuk warga Asgardia yang tinggal
di Hong Kong, John Spiro, mengatakan data atau barang pribadi yang dikirim ke ruang angkasa ini
yang membuatnya tertarik mendaftar.
"Saya menyimpan sutra Buddha sebagai hobi dan mengirim salah satu barang keagamaan ini dalam
bentuk teks elektronik 'ke surga' merupakan sesuatu yang sangat menyenangkan," kata Spiro seperti
dikutip CNN.

Anjungan di ruang angkasa


Hak atas foto Asgardia Space Image caption Asgardia akan menjadi bangsa pertama di ruang
angkasa.
Tim Asgardia akan membangun anjungan di ruang angkasa pada orbit rendah sekitar 100 sampai
600 kilometer dari permukaan Bumi. ISS juga terletak di orbit rendah.
Penerbangan pertama 'manusia' akan dilakukan dalam delapan tahun namun pada awalnya akan
dibatasi pada "mereka yang profesional" termasuk pilot pesawat ruang angkasa, dan pakar navigasi,
kata Lena de Winne.
Sementara proyek turis ruang angkasa yang diterbangkan ke anjungan Asgardia akan memerlukan
waktu lebih lama lagi untuk persiapannya, tambah De Winne.

Pendiri Asgardia
Hak atas foto Asgardia Space Image caption Asgardia rencananya juga akan didaftarkan ke PBB.
Ilmuwan Rusia Igor Ashurbeyli mengatakan pada saat peluncuran proyek Oktober lalu, bahwa
langkah ini, "Bukan fantasi. Pergi ke Mars dan lain-lain itu palsu. Saya ingin sesuatu yang lebih
nyata."
Ilmuwan berusia 53 tahun ini mendanai proyek ini sendiri namun tak disebutkan jumlahnya.
Hak atas foto Asgardia Space Image caption Indonesia di tempat ke tujuh yang terbanyak
mendaftar.
Ia dilaporkan sebagai miliuner namun tak pernah muncul di daftar orang terkaya versi majalah
Forbes.
Pakar roket yang lahir di Azerbaijan ini lulus dari Akademi Perminyakan di negara tempat dia lahir
pada 1985 dan tiga tahun kemudian mendirikan Socium, perusahaan perangkat lunak dengan lebih
dari 10.000 karyawan, menurut situs perusahaan itu.
Setelah pindah ke Moskow pada 1990-an, ia berpengaruh dalam bidang industri sains dan pernah
mendapatkan penghargaan negara untuk sains dan teknologi.
Ashurbeyli mengatakan Asgardia akan didaftarkan untuk mendapatkan pengajuan PBB sebagai
bangsa pada 2018.
Namun profesor Sa'id Mosteshar, direktur London Institute of Space Policy and Law, meragukan
apakah Asgardia dapat diakui berdasarkan undang-undang internasional.
"Traktat ruang angkasa ... yang diterima oleh semua orang menyebutkan dengan jelas bahwa tidak
ada bagian dari ruang angkasa yang dapat diklaim oleh negara manapun," kata Mosteshar.

Seperti Asgard, Ini Fakta Seru Asgardia,


Negara Antariksa Pertama
Avisena Ashari - Rabu, 2 Oktober 2019 | 19:15 WIB

Asgardia
Ilustrasi negara Asgardia di masa depan

Object 3
Object 4

Bobo.id – Teman-teman tahu di mana negeri asal Thor tidak, nih?


Dalam mitologi Nordik, Thor si Dewa Petir tinggal di Asgard, negeri di atas awan. Kalau di semesta
film Marvel, Asgard digambarkan ada di ruang angkasa.
Tahukah kamu? Ada juga negara antariksa pertama yang namanya mirip Asgard, lo, yaitu Asgardia.
Yuk, cari tahu fakta seru Asgardia!
Negara di Ruang Angkasa
Asgardia ini adalah nama negara yang ada di ruang angkasa, teman-teman. Letak negara Asgardia
ini ada di orbit rendah Bumi.
Kira-kira satelit negara Asgardia iniberada dalam ketinggian 160 – 320 kilometer.
Negara ini akan ditinggali manusia, lo. Asgardia diperkirakan bisa menampung 150 juta manusia,
teman-teman.
Asgardia pertama kali ditemukan pada 2016 lalu. Nama negara ini memang diambil dari mitologi
Nordik, yaitu Asgard.
Selagi dibangun, Asgardia sudah mengirimkan satelit ke ruang angkasa juga, lo.
Karena dimulai pada tahun 2016, di sana tahun kembali dimulai dari 0000, teman-teman. Misalnya
hari ini di Bumi adalah 2 Oktober 2019, maka di Asgardia penanggalannya adalah 2 Oktober 0003.
Baca Juga: Atmosfer Bumi Bisa Membakar Benda Langit, Mengapa Pesawat Antariksa
Tidak Terbakar?
Tujuan Negara Asgardia Berdiri
Sosok yang mengusulkan adanya negara ini adalah Igor Ashurbeyli. Beliau juga menjadi kepala
negara Asgardia pada 2018 lalu.
Belieu percaya bahwa membawa kehidupan manusia di ruang angkasa bisa membuat spesies
manusia lebih lama ada di alam semesta.
Negara Asgardia dibentuk untuk menciptakan masyarakat yang damai sehingga bisa menciptakan
perdamaian dunia.
Kemudian Asgardia juga bertujuan untuk melindungi Bumi dari ancaman, misalnya seperti asteroid
atau puing-puing antariksa lainnya.
Asgardia juga memiliki misi melindungi Bumi dari badai matahari.

Object 5

Atribut Negara
Selain punya pemimpin negara, Asgardia juga membentuk pemerintahan, parlemen, dan berbagai
atribut negara lainnya.
Asgardia juga punya simbol kenegaraan seperti bendera dan lambang negara, lo
Baca Juga: 16 Wilayah di Dunia Ini Masih Dipimpin oleh Negara Lainnya, Di Mana Saja?
Asgardia
Bendera negara Asgardia
Asgardia
Lambang negara Asgardia
Menjadi Warga Negara Asgardia
Saat ini populasi penduduk Asgardia sudah lebih dari 1 juta orang, teman-teman
Namun saat ini penduduk Asgardia ini masih bertempat tinggal di Bumi, di negara yang berbeda-
beda.
Nantinya, penduduk yang sudah mendaftar akan dibawa satu persatu ke Asgardia dari Bumi.
Siapa saja penduduk Bumi yang mau menjadi warga Asgardia boleh mendaftar, lo. Syaratnya
adalah berusia di atas 18 tahun dan tidak melakukan tindak kejahatan selama di Bumi.
Saat sudah berada di Asgardia nanti, warganya akan bekerja dan melakukan aktivitas seperti
manusia di Bumi, teman-teman.
Wah, apa kamu juga ingin jadi warga Asgardia?

Object 6

Tujuan Negara Asgardia Berdiri


Sosok yang mengusulkan adanya negara ini adalah Igor Ashurbeyli. Beliau juga menjadi kepala
negara Asgardia pada 2018 lalu.
Belieu percaya bahwa membawa kehidupan manusia di ruang angkasa bisa membuat spesies
manusia lebih lama ada di alam semesta.
Negara Asgardia dibentuk untuk menciptakan masyarakat yang damai sehingga bisa menciptakan
perdamaian dunia.
Kemudian Asgardia juga bertujuan untuk melindungi Bumi dari ancaman, misalnya seperti asteroid
atau puing-puing antariksa lainnya.
Asgardia juga memiliki misi melindungi Bumi dari badai matahari.
Object 7

Atribut Negara
Selain punya pemimpin negara, Asgardia juga membentuk pemerintahan, parlemen, dan berbagai
atribut negara lainnya.
Asgardia juga punya simbol kenegaraan seperti bendera dan lambang negara, lo
Menjadi Warga Negara Asgardia
Saat ini populasi penduduk Asgardia sudah lebih dari 1 juta orang, teman-teman
Namun saat ini penduduk Asgardia ini masih bertempat tinggal di Bumi, di negara yang berbeda-
beda.
Nantinya, penduduk yang sudah mendaftar akan dibawa satu persatu ke Asgardia dari Bumi.
Siapa saja penduduk Bumi yang mau menjadi warga Asgardia boleh mendaftar, lo. Syaratnya
adalah berusia di atas 18 tahun dan tidak melakukan tindak kejahatan selama di Bumi.
Saat sudah berada di Asgardia nanti, warganya akan bekerja dan melakukan aktivitas seperti
manusia di Bumi, teman-teman.

Menimbang Untung Rugi jadi Warga Negara


Asgardia
Lebih dari setengah juta penduduk Bumi telah mendaftarkan diri untuk menjadi Asgardian, sebutan
bagi penduduk "negara antariksa' Asgardia. Sebagai salah satu negara dengan populasi tinggi,
tercatat ada 16.172 penduduk Indonesia yang ikut mendaftarkan diri sebagai warga negara
Asgardia.

Namun sebelum mendaftar, ada beberapa fakta yang perlu diperhatikan. Ada beberapa keuntungan
dan kerugian yang bisa saja dialami oleh warga Asgardian.

Travel Wire News merangkum beberapa keuntungan dan kerugian yang akan dirasakan Asgardian.
Keuntungan
Ilmuwan Rusia bernama Igor Ashurbeyli yang menjadi inisiator ingin menjadikan Asgardia sebagai
negara pluralisme yang kaya akan budaya, suku dan bahasa yang mungkin cocok bagi penduduk
Indonesia.
Lihat juga:
Negara Antariksa Pertama Asgardia Kebanjiran Calon Warga

Asgardian juga bisa memilih presiden dalam lima tahun ke depan meski pada lima tahun
pertamanya masih dipimpin oleh Ashurbeyli. Penduduk juga bisa memiliki pemerintahan daerah,
memilih bendera negara, lagu kebangsaan dan lainnya. Penentuan akan dilakukan berdasarkan
petisi yang harus ditandatangani lebih dari seribu penduduk.

Selain itu, lahan pemukiman yang tak cukup di Bumi karena padatnya populasi juga akan menjadi
perhatian di Asgardia. Ketika satelit Asgard-1 diluncurkan pada September tahun ini, satelit
keduanya akan meluncur pada 2018 untuk memberikan jutaan rumah bagi Asgardian di luar
angkasa.

"Asgardia-1 akan menjadi penanda era baru dari antariksa, membawa warga negara ke angkasa
dalam bentuk virtual sejak awal," terang Ashurbeyli.

Jika Asgardia sudah legal, tinggal sebagai warga negara pertama di negara tersebut juga diyakini
akan menjadi prestisius.

Kerugian
Asgardia memiliki beberapa isu legalitas untuk diluncurkan sebagai negara yang sah. Dalam situs
resmi, komunitas antariksa ini masih bekerja untuk "mengembangkan hubungan diplomatik dengan
negara-negara Bumi lainnya" agar diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Asgardia sekarang
menempati peringkat 185 di antara negara-negara dunia berdasarkan ukuran populasi.
Lihat juga:
Mengenal Asgardia, 'Mimpi' Negara Merdeka di Antariksa

Ketertarikan warga negara Indonesia untuk alih warga negara menjadi sebuah kerugian tersendiri.
Mengingat peraturan pemerintah yang tidak memperbolehkan status dwikewarganegaraan bagi
warga Indonesia.

Otomatis jika sudah terpilih sebagai warga negara Asgardia, maka ia akan kehilangan haknya
sebagai WNI. tidak diizinkan untuk memiliki dual kewarganegaraan.

Padahal sebagai Asgardian, secara fisik penduduk akan tetap tinggal di atas permukaan Bumi tetapi
di negara baru.

"Secara fisik, penduduk dari negara ini akan berada di Bumi; mereka akan tinggal di negara yang
berbeda di Bumi, jadi mereka bisa menjadi warga negara di dunia negara pada waktu yang sama
saat menjadi warga negara Asgardia," terang Ashurbeyli.
Tak hanya itu, Asgardian hanya memiliki tiga hari libur sejauh ini, pada 12 Oktober pada ulang
tahun Asgardia, 31 Desember, Tahun Baru dan 18 Juni sebagai Hari Persatuan Nasional.

Kalender Asgardia juga berbeda dari tanggal yang berlaku di Bumi karena memiliki 13 bulan dalam
setahun. Satu bulan tambahan yang disebut bulan Asgard diletakkan di antara Juni dan Juli.

Setiap bulan hanya memiliki 28 hari. Artinya, satu bulan benar-benar terdiri dari 4 minggu. Setiap
tahun dimulai pada Minggu, pada tanggal dan hari yang sama.Pengguna kalender Gregorius seperti
Indonesia akan merasakan perbedaannya dengan jelas.

Anda mungkin juga menyukai