Karantina Wilayah Sebagai Bentuk Minimaslisir Penyebaran Covid
Karantina Wilayah Sebagai Bentuk Minimaslisir Penyebaran Covid
TUGAS BESAR
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Berpikir Solusi Kreatif
Oleh
KELOMPOK X :
YANZA MULYANA (102219050)
NABIL AHMAD TAUFIQ IRVIN (102291010)
NAUFAL ZINEDINE DAMATO (102219014)
APRI RONI IKHTIAR (102219002)
DAFID FADELLA (102219088)
I MADE SILA WITAMA (102219064)
NAUFAL IRSAN DAFFRA RAMADHAN (102219108)
DITO RIFANDY AKBAR (102219104)
SHAKYAWATI EKA SIWI (102219072)
MUHAMMAD FARHAN (102219086)
virus Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-
paru misterius pada Desember 2019. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan
Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak
biasa dikonsumsi, misal ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus.
Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar hewan
tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain yang
dimakan manusia hinggaterjadi penularan. Coronavirus sebetulnya tidak asing dalam
dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis yang mampu menginfeksi manusia
hingga menjadi penyakit radang paru.
Sejak akhir pekan lalu, pemerintah tengah menjalankan rapid testing , atau tes cepat, pada
kelompok orang yang dinilai paling berisiko terpapar sesuai hasil penelusuran kontak.
Menurut data pemerintah, orang yang berisiko terpapar virus corona antara 600.000
sampai 700.000 orang.
Langkah pelaksanaan tes massal ini dinilai tenaga kesehatan sebagai cara efektif
memetakan pusat-pusat penyebaran. Namun demikian, mereka juga menghimbau jika
tren penyebaran itu cukup pesat pada suatu wilayah, sehingga tidak lagi memungkinkan
untuk menelusuri kasus, maka lockdown , atau penutupan wilayah memang patut menjadi
pilihan. Muhammad Adib Khumaidi, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) mengatakan, dalam hal ini, pemerintah harus menyiapkan skenario
penutupan karena kondisi itu akan menimbulkan berbagai konsekuensi.
"Hentikan segala polemik yang berhubungan dengan status, seperti istilah lockdown .
Yang kita butuhkan sekarang adalah kedisiplinan tentang bagaimana kita bisa
menjabarkan social distancing - jaga jarak, jangan berdekatan, dilarang berkumpul.
"Ini tolong dipatuhi. Tanpa kita mematuhi ini, maka semakin banyak masyarakat
terpapar," kata Doni pada Minggu (22/03).
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus
2 (SARS-CoV-2). Gejala klinis yang muncul beragam, mulai dari seperti gejala flu biasa
(batuk, pilek, nyeri tenggorok, nyeri otot, nyeri kepala) sampai yang berkomplikasi berat
(pneumonia atau sepsis). Genom SARS-CoV-2, yang diurut para peneliti Cina, memiliki
sekitar 30.000 basis molekul RNA yang memiliki 15 gen, termasuk gen S yang berisi sebuah
protein yang terletak di permukaan virus (sebagai perbandingan, genom manusia berbentuk
spiral ganda DNA dengan 3 miliar basis molekul dan sekitar 30.000 gen).
Tetapi tidak banyak juga berita yang menyimpang, oknum tertentu menyebut bahwa
COVID-19 ini berasal dari Cina, lalu ada juga yang menyebut berasal dari Tentara AS yang
pergi ke Cina, dan beberapa orang percaya bahwa ini adalah senjata biologis AS.
COVID-19 adalah penyakit baru dan para peneliti masih mempelajari bagaimana cara
penularannya. Dari berbagai penelitian, metode penyebaran utama penyakit ini diduga adalah
melalui droplet saluran pernapasan dan kontak dekat dengan penderita. Droplet merupakan
partikel kecil dari mulut penderita yang dapat mengandung virus penyakit, yang dihasilkan
pada saat batuk, bersin, atau berbicara. Droplet dapat melewati sampai jarak tertentu
(biasanya 1 meter).
Droplet bisa menempel di pakaian atau benda di sekitar penderita pada saat batuk atau
bersin. Namun, partikel droplet cukup besar sehingga tidak akan bertahan atau mengendap di
udara dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, orang yang sedang sakit, diwajibkan untuk
menggunakan masker untuk mencegah penyebaran droplet. Untuk penularan melalui
makanan, sampai saat ini belum ada bukti ilmiahnya.
BAB II
PENGUMPULAN IDE
Ketika real problem telah terdefinisi, selanjutnya adalah menemukan inovasi atau solusi
terbaik untuk menyelesaikna masalah tersebut. Pada penyelesain yang rumit, beberapa
solusi alternative diperlukan sebagai bahan pertimbangan, hingga mendapatkan opsi
terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut. Menemukan solusi dari suatu masalah
bukanlah hal mudah.
SCAMPER merupakan suatu checklist pertanyaan pemacu ide yang membantu Anda
untuk memikirkan perubahan apa yang dapat Anda lakukan terhadap produk, proses
atau jasa layanan yang sudah ada sehingga muncul sebagai produk, proses, atau jasa
layanan baru dengan metode Scamper kami memilih beberapa solusi alternative:
BAB III
ANALISIS KEPUTUSAN
BAB IV
IMPLEMENTASI
Pada tahap Implementasi ini ,kami menyusun rencana Karantina wilayah sebagai bentuk
meminimalisir dampak dari penularan COVID-19 di Indonesia. Kebijakan ini akan
diterapkan mulai bulan Maret hingga pertengahan bulan April medatang. Harapannya,
dengan diterapkannya kebijakan ini,masyarakat diharapkan untuk tetap berada dirumah
selama kebijakan karantina ini berlangsung agar penularan dari virus COVID-19 itu sendiri
bisa berkurang dan dapat dihindari.
Aktivitas Minggu
1 2 3 4 5 6
Menerbitkan
Undang-Undang
No 6 tahun 2018
tentang
kekarantinaan
Kesehatan
Survei lokasi
Membatasi
penduduk dalam
suatu wilayah
(Melarang Mudik)
Mengadakan
Operasi penertiban
usaha yang
mengumpulkan
banyak orang
Pengawasan daerah
Evaluasi
4.3 Budget
Bujet dibuat dengan memperhatikan kondisi kebutuhan hidup masyarakat ketika
karantina daerah diberlakukan
Tabel 7 Bujet Karantina Karantina wilayah sebagai bentuk meminimalisir penyebaran
COVID-19 di Indonesia
Kebutuhan Jumlah Satuan Harga per satuan Harga Total
(Rp) (Rp)
Kebutuhan bahan 10,5 Juta Orang ±1.000.000 ±8,4 Triliyun
Pokok masyarakat
Distribusi pakan 10,5 Juta Orang ±500.000 ±4,2 Triliyun
Honor Personil 500 Orang ±1.000.000 500.000.000
Biaya 5 Unit 350.000.000 1.750.000.000
pembangunan
Rumah sakit
darurat
Bantuan iuran 3,48 Juta Orang ±500.000 ±1,6 Triliyun
(PBI) BPJS
Kesehatan
TOTAL ±14,5 Triliyun
4.4 Prototipe
Prototipe atau Purwarupa yang kami susun berwujud prototipe tak berwujud berupa Skema
pelaksanaan Karantina wilayah di Indonesia.
Memastikan kesiapan
Menutup akses utama
tenaga kesehatan di
keluar masuk wilayah
daerah
Memastikan distribusi
Mendirikan pos-pos
Logistik dan pagan aman
penjagaan
di seluruh wilayah
Apakah segala resiko dan konsekuensi yang mungkin timbul dari kebijakan
karantina wilayah ini sudah diperhitungkan ? Bagaimana mengatasinya ?
Ya, resiko dan konsekuensi yang akan terjadi seperti melemahnya perekonomian
masyarakat, Harga kebutuhan pokok akan melonjak naik selama pemberlakuan
karantina wilayah ini berlangsung dan Terhentinya pasokan pangan daerah karena
pembatasan wilayah masuk dan keluar daerah. Beberapa tindakan preventif juga
dilakukan melalui kerja sama dengan Pemerintah daerah maupun Pemerintah Pusat
sepeti menurunkan harga kebutuhan pokok masyarakat dan menjamin ketersediaan
bahan pokok yang lainnya seperti beras ataupun sembako agar menjamin kebutuhan
hidup masyarakat selama pemberlakuan karantina ini berlangsung.