Anda di halaman 1dari 7

Ardyanto Kurniawan

2207 100 110

PASSIVE OPTICAL NETWORK

PON merupakan arsitektur jaringan akses broadband berbasis serat optik yang
menggunakan perangkat pasif optik, sehingga dapat digunakan pada konfigurasi point-
to-multipoint. PON adalah jaringan point-to-multipoint berbasis fiber optik yang
memiliki elemen pembagi optik (optical splitter) yang berfungsi sebagai penyalur data
pada beberapa tujuan. Elemen pembagi tersebut bersifat pasif artinya tidak melakukan
manipulasi sinyal seperti penguatan pada sinyal optik. PON pertama kali dibuat oleh
FSAN (Full Service Access Network) yang kemudian distandarisasi oleh ITU-T
(A/BPON, GPON) or IEEE (EPON).

Passive Optical Network (PON) merupakan salah satu alternatif yang bisa
menggantikan teknologi tembaga untuk narrowband atau broadband, dan jaringan PON
dapat terintegrasi dengan jaringan tembaga (copper). Dengan Passive Optical Network
(PON) kinerja dapat ditingkatkan dan biaya operasi dapat ditekan. Dengan teknologi
fiber optik beberapa layanan seperti telepon, data, dan video bias melalui satu saluran.
Layanan ini menggunakan PON yang menggunakan sistem multiplexer sehingga
beberapa layanan dapat hanya dengan satu saluran. Multiplexer saluran transmisi
dihubungkan ke saluran pelanggan.

Standar Passive Optical Network

Jaringan PON memiliki beberapa tipe. Tipe-tipe yang populer adalah

 APON atau BPON


 EPON atau GEPON
 GPON
1. APON/BPON (ATM PON/Broadband PON) adalah standar yang dikeluarkan
oleh ITU-T dan diratifikasi tahun 1998 dengan standar G.983.1. APON
menggunakan ATM sebagai transport protokolnya (layer 2). Setelah adanya
penambahan standar G.983.3, APON kemudian diganti namanya menjadi BPON
atau Broadband PON.
ITU-T BPON standard diantaranya:

 G.983.1 R: Basic architecture, PMD and TC for ATM-based B-PON


 G.983.2 R2: Operations Management Communications Interface
 G.983.3: WDM enhancement, for video overlays on B-PON
 G.983.3 A1: Support for higher bit rates
 G.983.3 A2: Optical best practices for B-PON
 G.983.4: DBA enhancement, for efficient bandwidth distribution
 G.983.5: Survivability enhancement, for protection switching

2. EPON (Ethernet PON) atau sering juga disebut GEPON (Gigabit Ethernet
PON) merupakan standar IEEE 802.3ah yang diselesaikan tahun 2004. Standar ini
merupakan bagian dari proyek Ethernet in the Last Mile (EFM)
3. GPON (Gigabit PON) juga distandarisasi oleh ITU-T. GPON dapat
mentransmisikan ATM cell atapun ethernet packet. Dengan berbasis teknologi
Generic Framing Procedure (GFP) (standar ITU-T G.7041) membuat GPON
memiliki bandwith efisiensi yang lebih baik yaitu 93% (BPON memiliki bandwith
efisiensi sekitar 70%).

ITU-T GPON standard diantaranya:

 G.984.1: Requirements
 G.984.2: Physical layer
 G.984.3: Transmission Convergence layer
 G.984.3 A1: Refinements to TC layer
 G.984.4: Management layer
 G.984.4 A1: Refinements to Management layer
Elemen Passive Optical Network

Terdapat beberapa elemen utama dalam arsitektur jaringan PON, yaitu OLT,
fiber, splitter, dan ONT. OLT (Optical Line Terminal) diletakkan di CO (Central
Office), ODN (Optical Distribution Network) yang merupakan komponen dalam media
transmisinya, ONU (Optical Network Unit) yang diletakkan dekat dengan pelanggan.

Gambar 1. Elemen pada Jaringan PON

1. OLT (Optical Line Terminal)

OLT menyediakan interface antara sistem PON dengan penyedia layanan


(servive provider) data, video, dan jaringan telepon. Bagian ini akan membuat link ke
sistem operasi penyedia layanan melalui Elemen Managemen System (EMS). OLT
harus berdaya tinggi karena bertugas mengirimkan sinyal optic. Perangkat interface
pada OLT meliputi :

 DCS (Digital Cross-connect), yang melayani nonswitched dan non-locally


switched TDM trafik ke jaringan telepon.
 Voice gateways, yang melayani locally switched TDM/Voice trafik ke PSTN.
 IP routers atau ATM edge switch, yang melayani trafik data.
 Video Network Device, yang akan melayani trafik video.
Gambar 2. Diagram Blok OLT

2. ODN (Optical Distribution Network)

ODN menyediakan peralatan transmisi optik antara OLT dan ONU. perangkat
Interior pada ODN terdiri dari :

1. Optical Fiber / Kabel Fiber Optik


2. Splices
3. Konektor
4. Splitter

Splices merupakan peralatan yang digunakan untuk menyambungkan satu kabel


serat optik dengan yang lainnya secara permanen. Ada dua prinsip sambungan yaitu
sambungan fusi dan sambungan mekanik Sambungan fusi menggunakan pancaran
listrik untuk mematri dua kabel serat optik secara bersama-sama. Teknik ini
memerlukan orang yang ahli dan berpengalaman karena penjajaran kabel serat optik
membutuhkan komputer terkontrol untuk mencapai kerugian sesedikit 0.05 dB.
Sedangkan sambungan mekanik menggunakan elemen biasa. teknik ini lebih mudah
diterapkan dilapangan dengan kerugian sekitar 0.2 dB. Konektor optik merupakan salah
satu perlengkapan kabel serat optik yang berfungsi sebagai penghubung serat. Dalam
operasinya konektor mengelilingi serat kecil sehingga cahayanya terbawa secara
bersama-sama tepat pada inti dan segaris dengan sumber cahaya (serat lain). Splitter
merupakan komponen pasif yang dapat memisahkan daya optik dari satu input serat ke
dua atau beberapa output serat. Splitter pada PON dikatakan pasif sebab optimasi tidak
dilakukan terhadap daya yang digunakan terhadap pelanggan yang jaraknya berbeda
dari node splitter, sehingga sifatnya idle dan cara kerjanya membagi daya optic sama
rata

Jenis-jenis splitter antara lain :

 1 : 2 (tanpa back up)


 1 : 4 (tanpa back up)
 1 : 8 (tanpa back up)
 1 : 16 (tanpa back up)
 1 : 32 (tanpa back up)
 2 : 2 (dengan back up)
 2 : 4 (dengan back up)
 2 : 8 (dengan back up)
 2 : 16 (dengan back up)
 2 : 32 (dengan back up)

Passive Splitter memiliki redaman sesuai dengan jenisnya, yaitu :

3. ONU (Optical Network Unit)

ONU menyediakan interface antara jaringan pelanggan untuk layanan data,


suara dan video dengan PON. Fungsi utama ONU adalah menerima trafik dalam format
optik dan mengkonversinya ke bentuk yang diinginkan oleh pelanggan (Ethernet, IP
multicast, POTS, T1, dll).
Arsitektur Passive Optical Network

Gambar 4. Arsitektur Passive Optical Network

Sinyal optik downstream dan upstream merupakan dua buah sinyal yang
berbeda panjang gelombangnya dan dilewatkan pada jalur fiber yang sama. Sinyal
tersebut digabungkan dan dipisahkan oleh sebuah alat pada ujung jaringan yaitu pada
kantor pusat service provider atau pada alat yang ada di sisi pelanggan. Pemisahan dan
penggabungan sinyal optik dilakukan menggunakan sebuah filter wavelength division
multiplexer (WDM).

Sinyal downstream adalah berupa paket-paket yang dikirimkan dengan cara


broadcast lewat sebuah fiber, kemudian optical splitter akan mengirimkan paket-paket
tersebut ke semua end-point. Jadi setiap ujung (termination) akan menerima paket data
yang sama untuk kemudian disaring hanya data yang ditujukan padanya saja yang akan
diproses. Untuk menjaga keamanan data maka setiap paket atau frame dapat dienkripsi
tersebih dahulu.

Karena kemampuannya untuk mentransfer dengan bandwith yang tinggi dan


jarak yang jauh (sekitar 20 sampai 30 km), PON biasa digunakan untuk jaringan metro
atau untuk mobile backhaul yaitu koneksi antara core network dengan core network lain
atau antara base station dengan core network.
Kelebihan dari jaringan PON

1. Mengurangi kompleksitas pada peralatan elektronik yang dioperasikan di luar


(outdoor)

2. Memungkinkan untuk siaran analog, yang dapat mempermudah transmisi


televisi analog.

3. Efisien, di setiap helai serat optik dapat melayani hingga 32 pengguna.

4. Biaya pembangunan lebih rendah dibandingkan dengan jaringan optik aktif


bersama dan dengan biaya pemeliharaan yang lebih rendah.

Kekurangan dari jaringan PON

1. Karena sinyal masing-masing harus didorong keluar ke semua yang dilayani


oleh splitter (bukan hanya sebuah perangkat switching tunggal), kantor pusat
harus dilengkapi dengan peralatan transmisi khusus yang kuat yang disebut
optical line terminal (OLT).

2. Karena terminal jaringan optik setiap pelanggan harus mengirimkan sinyal ke


kantor pusat (bukan hanya perangkat switching terdekat), pelanggan tidak bisa
jauh dari kantor pusat seperti yang dimungkinkan oleh jaringan optik aktif.

3. Sulit untuk mengisolasi ketika terjadi kegagalan.

4. Karena bandwidth di PON bukanlah didedikasikan untuk pelanggan individu,


kecepatan transmisi data dapat menjadi perlambat pada saat pemakaian puncak
di sebuah efek yang dikenal sebagai latency.

Anda mungkin juga menyukai