Revisi3 Ta Vividama 1
Revisi3 Ta Vividama 1
Oleh
VIVI DAMAYANTI
NIM. C2017145
2. Ulkus Diabetik
a. Pengertian
Luka diabetik adalah jenis luka yang ditemukan pada penderita
diabetes melitus. Luka mula-mula tergolong biada dan seperti pada
umumnya tetapi luka yang ada pada penderita DM ini jika salah
penanganan dan perawatan akan menjadi terinfeksi. Luka kronis dapat
menjadi luka gangren dan berakibat fatal serta berujung pada amputasi
(Tholib, 2016)
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir
dan ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif
kuman saprofit. Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus
berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik dan
perjalanan penyakit DM dengan neuopati perifer (Andyagreeni, 2010).
Luka gangren adalah proses atau keadaan luka kronis yang ditandai
dengan adanya jaringan mati atau nekrosis. Namun, secara
mikrobiologis luka gangren adalah proses nekrosis yang disebabkan
oleh infeksi. Gangren kaki diabetik adalah luka pada kaki yang merah
kehitaman dan berbau busuk akiabat sumbatan yang terjadi di
pembuluh darah sedang atau besar di tngkai (Tholib, 2016)
Adapun gejalanya berupa rasa sakit dan dingin, jika ada luka sukar
untuk sembuh karena aliran darah ke bagian tersebut sudah berkurang.
Nadi kakisukar diraba, kulit pucat atau kebiruan, kemudian dapat
menjadi gangren/jaringan membusuk, kemudian terinfeksi dan kuman
tumbuh subur. Hal ini akan membahayakan pasien karena infeksi dapat
menjalar ke seluruh tubuh (sepsis) (Tholib, 2016).
b. Etiologi
Faktor predisposisi terbentuknya gangren diabetikum ini adalah
trauma ringan, infeksi lokal, atau tindakan lokal (misal ekstraksi kuku).
Gangren terutama terlihat pada penderia yang berusia setengah tua atau
lebih. Faktor-faktor yang berpengaruh atas terjadinya ulkus diabetikum
dibagi menjadi faktor endogen dan eksogen (Wijaya, 2013) :
1) Faktor endogen : genetik metabolik, angiopati diabetik, neuropati
diabetik.
2) Faktor eksogen : trauma, infeksi, obat
Faktor utama yang berperan pada timbulnya ulkus diabetikum
adalah angiopati, neuropati, dan infeksi. Adanya neuropati perifer
akan menyebabkan hilang atau menurunnya sensasi nyeri pada kaki,
sehingga akan mengalami trauma tanpa rasa yang mengakibatkan
terjadinya ulkus pada kaki gangguan motorik juga akan mengakibatkan
terjadinya atrofi otot kaki sehingga merubah titik tumpu yang
menyebabkan ulserasi pada kaki klien. Apabila sumbatan darah terjadi
pada pembuluh darah yang lebih besar maka penderita akan merasa
sakit pada tungkainya sesudah ia berjalan pada jarak tertentu. Adanya
angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan asupan
nutrisi, oksigen serta antibiotika sehingga meyebabkan terjadinya luka
yang sukar sembuh. Infeksi sering merupakan komplikasi yang
menyertai ulkus diabetikum akibat berkurangnya aliran darah atau
neuropati, sehingga faktor angiopati dan infeksi berpengaruh terhadap
penyembuhan ulkus diabetikum.
c. Klasifikasi Ulkus
Sistem klasifikasi ulkus Wegner (Aini, 2016) :
1) Grade 0 : tidak ada luka terbuka, mungkin terdapat deformitas atau
selulitis.
2) Grade 1 : ulkus diabetes superfisial (parsial atau full thickness),
tetapi belum mengenai jaringan.
3) Grade 2 : ulkus meluas sampai ligamen, tendon, kapsula sendi atau
fasial dalam tanpa abses atau osteomielitis.
4) Grade 3 : ulkus dalam dengan abses, osteomielitis atau sepsis
sendi.
5) Grade 4 : gangren yang terbatas pada kaki bagian depan atau tumit.
6) Grade 5 : gangren yang meluas meliputi seluruh kaki.
d. Edukasi
Luka mula-mula tergolong biasa dan seperti pada umumnya tetapi
luka yang ada pada penderita DM ini jika salah penanganan dan
perawatan akan menjadi terinfeksi. Luka kronis dapat menjadi luka
gangren dan berakibat fatal serta berujung pada amputasi (Tholib,
2016). Perilaku dalam melakukan pencegahan terjadinya ulkus kaki
diabetik juga dipengaruhi oleh informasi yang diterima oleh
responden. Faktor penghambat yang menjadi penyebab responden
dalam melakukan pencegahan adalah kurangnya informasi tentang
ketepatan dalam merawat kaki (Permadani, 2017).
Keluarga bisa menjadi pengingat dan pemberi dukungan bagi
pasien dalam menjalankan perawatan kaki. Edukasi perawatan kaki
DM dengan melibatkan keluarga sangat penting, mengingat DM
merupakan penyakit herediter yang menyebabkan anggota keluarga
bisa berisiko terkena DM. Keterlibatan anggota keluarga bisa menjadi
bagian dari upaya pencegahan dan early exposure keluarga sebagai
kelompok dalam upaya pencegahan komplikasi kaki DM (Sari, 2016).
Hal ini dapat diperkuat dari penelitian yang dilakukan oleh Yotsu, et al
(2014) bahwa, kurangnya pengetahuan tentang merawat ataupun
mencegah luka kaki diabetik dikarenakan kurangnya informasi
mengenai perawatan dan komplikasi diabetes mellitus, sehingga pasien
harus dikenalkan mengenai karakteristik ulkus diabetik, klasifikasi
maupun tanda gejala dari komplikasi seperti neuropati, iskemik dan
tipe neuro iskemik.
Untuk menigkatkan pengetahuan responden tentang pencegahan
ulkus diabetikum sangat diperlukan. Peningkatan pengetahuan pasien
dapat dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pemberian penyuluhan dapat
dilakukan oleh perawat pada saat responden mendapatkan pengobatan
pengobatan di rumah sakit. Informasi yang diberikan terutama tentang
apa itu ulkus diabetikum, penyebabnya terjadinya ulkus diabetikum,
tanda-tanda awal terjadinya ulkus dan pencegahan ulkus diabetikum
(Syah, 2016). Berikut tips dalam melakukan perawatan kaki untuk
mencegah terjadinya ulkus kaki diabetes (Maryunani, 2013) :
No. Hal yang Perlu Diperhatikan
1. a. Periksa kaki setiap hari, apakah ada kulit retak, melepuh, luka
perdarahan.
b. Gunakan cermin untuk melihat bagian bawah kaki, atau
minta bantuan orang lain untuk memeriksa.
2. a. Bersihkan kaki setiap hari pada waktu mandi dengan alat
bersih dan sabun mandi.
b. Bila perlu gosok kaki dengan sikat lunak atau batu apung.
c. Keringkan kaki dengan handuk bersih, lembut, dan yakinkan
daerah sela-sela jari kaki dalam keadaan kering, terutama sela
jari kaki ketiga keempat dan kelima.
3. a. Berikan pelembab/lotion (hand body lotion) pada daerah kaki
yang kering tetapi tidak pada sela-sela kaki.
b. Pelembab gunanya untuk menjaga kulit tidak retak.
4. a. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kuku,
tidak terlalu pendek atau terlalu dekat dengan kulit, kemudian
kikir agar kuku tidak tajam.
b. Bila penglihatan kurang baik, minta tolong orang lain untuk
memotong kuku atau mengukir kuku setiap dua hari sekali.
a. Hindarkan terjadi luka pada jaringan kuku sekitar.
b. Bila kuku keras sulit untuk dipotong, rendam kaki dengan air
hangat kuku (37̊C) selama kurang lebih 5 menit, bersihkan
dengan sikat kuku, sabun dan air bersih.
c. Bersihkan kuku setiap hari pada waktu mandi dan berikan
krem pelembab kuku.
5. a. Memakai alas kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kaki
agar tidak terjadi luka, juga di dalam rumah
6. a. Gunakan sepatu atau sandal yang baik yang sesuai dengan
ruang dalam sepatu yang cukup untuk jari-jari.
b. Pakailah kaos/stocking yang pas dan bersih terbuat dari bahan
yang mengandung katun.
c. Syarat sepatu yang baik untuk kaki diabetik : Ukuran sepatu
lebih dalam, panjang sepatu ½ inchi lebih banjang dari jari
kaki terpanjang saat berdiri (sesuai cetakan kaki). Bentuk
ujung sepatu tidak runcing, tinggi tumit kurang dari 2 inchi.
Bagian bawah dalam (insole) tidak kasar dan licin, terbuat
dari bahan busa karet, plastik dengan tebal 10-12 mm. Ruang
dalam sepatu longgar, lebar sesuai dengan bentuk kaki.
7. a. Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda-
benda tajam seperti jarum dan duri.
b. Lepas sepatu setiap 4-6jam serta gerakan pergelangan dan jri-
jari kaki agar sirkulasi darah tetap baik terutama pada
pemakaian sepatu baru.
8. a. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan pembalut
bersih.
b. Periksa apakah ada tanda-tanda radang.
9. a. Segera ke petugas kesehatan profesional bila kaki mengalami
luka.
10. a. Periksalah kaki ke petugas kesehatan profesional secara rutin.
BAB 2
1. Tambahkan teori
tentang edukasi
pencegahan ulkus DM
2. Dampak dari DM
belum ada
3. Luaran sesuai judul
5. Rabu, 18 Konsul Revisi BAB 1 BAB 1
November dan Revisi BAB 2
2020 1. Lihat judul koreksian
yang pertama
2. Dampak selain
amputasi karena
ulkus?
3. Pilah jadi dua paragraf
karena terlalu penuh
4. Kesimpulan
pengetahuan keluarga
tentang diabetes
mellitus
BAB 2
1. Spasi antar paragraf
dihapus
2. Perbaiki kalimat yang
membingungkan
3. Komplikasi ulkus
diabetikum apa?
4. Tambahan
pencegahan luka
diabetikum selain dari
Maryunani
5. Perbaikan penulisan
tabel
6. Konsul Revisi BAB 1
dan Revisi BAB 2