Anda di halaman 1dari 5

Tugas Farmakologi

kelompok 10
1. Galuh Annaba Maharani 17614090 no 1
2. Iin risma 17613040 no 1
3. Jihan Nuril Baiti 17613010 no 2
4. Riza Luthfi Kustiawan 17613080 no 4
5. Nur Laili Inayah 18613150 no 4
6. Suci Widi Andani 18613140 no 6
7. Novia Ananda putri 17613030 no 6

1.Karakteristik Reseptor supaya bisa berikatan dengan obat


Reseptor harus memiliki kemampuan :
● Recognition ( mengenali )
● Transduction ( Mentransduksi sinyal )
❖ contoh obat Kanal ion (Voltage gated) Na+
Kanal Na tergantung voltage merupakan golongan protein membrane yang memediasi masuknya
dengan cepat ion Na+, sebagai respon depolarisasi membrane untuk membangkitkan potensial aksi
dalam sel yang dapat teraktivasi. Pembukaan kanal ion Na terjadi sangat singkat.

● Anestesi lokal ( kokain, lidokain, prokain)


Dapat melintasi membrane sehingga berikatan dengan sisi sitoplasmik kanal Na menyebabkan kanal
terinaktivasi. Terjadinya blokade kanal menghambat hantaran transmisi impuls rasa sakit.

● Fenitoin dan karbamazepin


Bekerja terhadap kanal Na. Kedua obat ini bekerja dengan cara menstabilkan atau memperlama fase
inaktivasi kanal Na dimana akan mengurangi firing rate, dengan demikian mengakibatkan impuls
saraf tidak segera dihantar dan sel saraf tidak mudah dipicu. Efeknya dapat mencega kejang.
4. Mekanisme Allopurinol-enzyme sebagai target obat kompetitif

Allopurinol bekerja dengan cara menghambat enzim xanthine-oksidase, sehingga mengurangi


pembentukan asam urat dan juga dapat menghambat sintesis purin. Enzim xanthine-oksidase adalah
enzim yang bertanggung jawab untuk oksidasi hypoxantine dan xanthine.

❖ Ligand gated ion channel


Ligand-gated ion channels merupakan suatu saluran atau saluran pada membran plasma yang
merespon secara langsung terhadap ligan-ligan ekstraseluler tanpa melalui perantara protein G.
Reseptor ini merupakan salah satu bagian dari tiga kelas saluran ion yang ada. Transmisi sinyal
melewati sinaps difasilitasi oleh Ligand gated ion channel.
Ligand gated ion channel merupakan kompleks sub-unit protein yang bekerja sebagai portal
untuk pertukaran ion-ion. Saluran ion ini berperan dalam transmisi sinyal secara cepat pada sinaps
diantara dua sel yang tereksitasi. Terikatnya signaling molecule pada reseptor ini akan menyebabkan
terjadinya perubahan konformasi pada saluran ion, dimana saluran ion akan terbuka ataupun
tertutup dan perubahan ini akan mepengaruhi permeabilitas membran sel serta potensial membran.
Ligand-Gated Ion Channels teraktivasi oleh suatu ligan tertentu sesuai nama saluran ini. Copntohnya:
reseptor asetilkolin nikotinik (nAChRs), reseptor serotonin (5-HT3), reseptor GABA dan reseptor
glisin. Bahkan saluran ini juga dapat diberikan nama berdasarkan agonis ligan dari saluran ion ini.
Sebagai contoh: reseptor NMDA dan reseptor AMPA dapat terbuka jika berikatan dengan NMDA dan
AMPA namun ligan sesungguhnya dari reseptor tersebut adalah glutamate.

6. Mekanisme intraseluler reseptor


berada di dalam sel sitoplasma nukleus yang diaktivitasnya berada di dalam inti aktivitas utama
regulasi transkripsi gen ligan untuk intraseluler reseptor bersifat lipofilik mudah masuk ke dalam sel
untuk mencapai reseptor.

mempunyai dua tempat ikatan yaitu hormon atau ligan. dan bagian spesifik DNA atau yang dapat
secara langsung diaktifkan transkripsi gen ketika terjadi pengikatan dengan suatu agonis reseptor
akan mengikat hormon respon elemen spesifik lalu meregulasi ekspresi gen gen tertentu untuk
reseptor yang berada pada sitosol dan akan terjadi translokasi ke dalam nucleus terlebih dahulu.

❖ transporter
1.Tramadol tramadol adalah neurogesic yang berikatan dengan bekerjanya di pusat yang mekanisme
kerjanya berdasarkan pada blokade nya pada reuptake serotonin
Yang menghambat fungsi transporter norepinefrin ostereo
2. Hemikolinium menghambat transporter kolin ke dalam ujung saraf dan dengan demikian
mengurangi sintesis ACh. Toksin botulinum menghambat pelepasan Ach disemua saraf kolinergik
sehingga dapat menyebabkan kematian. Adrenergik. Metiltirosin memblok sintesis NE dengan
menghambat tirosinhidroksilase, enzim yang mengkatalisis tahap penentu pada sintesis NE.
Sebaliknya metildopa, penghambat dopa dekarboksilase, seperti dopa sendiri didekarboksilasi dan
dihidroksilasi menjadi a-metil NE. Guanetidin dan bretilium juga mengganggu penglepasan dan
penyimpanan NE

Mekanisme Nifedipine sebagai obat yang bekerja pada kanal ion kalsium

Nifedipine merupakan antagonis calcium channel blocker golongan dihidropiridin (DHP) yang
berefek mengurangi konsumsi oksigen jantung, memperbaiki toleransi latihan pada pasien
angina pektoris, mengurangi kebutuhan nitrogliserin, dan mengurangi perubahan iskemik
jantung saat beristirahat serta beraktivitas. Mekanisme kerja nifedipine yaitu menghambat
masuknya ion Ca2+ masuk ke sawar kalsium pada otot polos jantung dan otot polos vaskuler,
sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah koroner dan perifer yang bisa menurunkan
tekanan darah. Obat ini juga memiliki efek inotropik negatif, yang berakibat pada
kontraktilitas dan afterload jantung. Efek ini membuat konsumsi dan kebutuhan oksigen
miokardium menurun, sehingga dapat berfungsi sebagai antiangina stabil kronik. Kadar ion
kalsium dalam serum tidak terlalu berpengaruh, karena inhibisi ion kalsium nifedipine
berlangsung secara selektif.

Macam-macam ligan selain obat

Jenis kelompok ligan Contoh ligan Nama reseptor

Hormon tiroid Thyroid hormone receptor


Hormon (TR)
Estrogen Estrogen receptor (ER)
Androgen Androgen receptor (AR)
Glukokortikoid Glukokortikoid receptor (GR)
Vitamin D Vitamin D receptor (VDR)
Vitamin Trans-retinoic acid Retinoic acid receptor
9-cis-retinoic acid Retinoid X receptor (RXR)
Produk antara dan produk Bile acids Bile acids receptor (BAR)
metabolisme Asam lemak Peroxisome proliferators-
activated receptor (PPAR)
oxysterols Liver X receptor
Xenobiotic - Pregnant X receptor (PXR)
Constitutive androstane
receptor (CAR)
1. Obat yang bekerja pada enzim secara kompetitif

Obat : aspirin

Aspirin suatu oabt analgesik , bereaksi menghambat enzim  siklooksigenase yang


diperantarai perubahan substrat asam arakidonat menjadi beberapa mediator inflamasi yaitu
prostaglandin, tromboksan. Efektivitas penggunaan aspirin adalah berdasarkan
kemampuannya menghambat enzim siklooksigenase (cyclooxygenase/COX), yang
mengkatalisis perubahan asam arakidonat menjadi prostaglandin H2, prostaglandin E2, dan
tromboksan A2. Aspirin hanya bekerja pada enzim siklooksigenase, tidak pada enzim
lipooksigenase, sehingga tidak menghambat pembentukan lekotrien (Roy, 2007). Tidak
seperti AINS lainnya yang menghambat enzim secara kompetitif sehingga bersifat
reversibel, aspirin menghambat enzim COX secara ireversibel. Hal ini disebabkan karena
aspirin menyebabkan asetilasi residu serin pada gugus karbon terminal dari enzim COX,
sehingga untuk memproduksi. prostanoid baru memerlukan sintesis enzim COX baru (Vane
& Botting, 2003). Hal ini penting karena terkait dengan efek aspirin, dimana durasi efek
sangat bergantung pada kecepatan turn over enzim siklooksigenase (Roy, 2007).

Mekanisme kerja aspirin terutama adalah penghambatan sintesis prostaglandin E2


dan tromboksan A2. Akibat penghambatan ini, maka ada tiga aksi utama dari aspirin, yaitu:
(1) antiinflamasi, karena penurunan sintesis prostaglandin proinflamasi, (2) analgesik,
karena penurunan prostaglandin E2 akan menyebabkan penurunan sensitisasi akhiran saraf
nosiseptif terhadap mediator pro inflamasi, dan (3) antipiretik, karena penurunan
prostaglandin E2 yang bertanggungjawab terhadap peningkatan set point pengaturan suhu
di hipotalamus (Roy, 2007). Aspirin menghambat sintesis platelet melalui asetilasi enzim
COX dalam platelet secara ireversibel. Karena platelet tidak mempunyai nukleus, maka
selama hidupnya platelet tidak mampu membentuk enzim COX ini. Akibatnya sintesis
tromboksan A2 (TXA2) yang berperan besar dalam agregasi trombosit terhambat.
Penggunaan aspirin dosis rendah regular (81 mg/hari) mampu menghambat lebih dari 95%
sintesis TXA2 sehingga penggunaan rutin tidak memerlukan monitoring (Harrison, 2007).
Molekul prostaglandin I2 (PGI2) yang bersifat sebagai anti agregasi trombosit diproduksi
oleh endothelium pembuluh darah sistemik. Sel‐sel endotel ini mempunyai nukleus sehingga
mampu mensintesis ulang enzim COX. Hal inilah yang dapat menjelaskan mengapa aspirin
dosis rendah dalam jangka panjang mampu mencegah serangan infark miokard melalui
penghambatan terhadap TXA2 namun tidak terlalu berpengaruh terhadap PGI2 (Roy, 2007).
Selain melalui penghambatan terhadap COX, aspirin juga mampu mengasetilasi enzim Nitric
Oxide Synthase‐3 (NOS‐3) yang akan meningkatkan produksi Nitric Oxide (NO). Nitric Oxide
diketahui bersifat sebagai inhibitor aktivasi platelet, dengan demikian hal ini menambah
informasi mengenai manfaat aspirin sebagai antiplatelet (O’Kane et al., 2009).

2. Reseptor tergandeng kanal ion

Contoh obat : diazepam

Obat ini akan meningkatkan afinitas reseptor GABA pada GABA site kmudian mengaktivasi
reseptor GABA dan akan meningkatkan frekuensi pembukaan kanal Cl- dan masuk sehingga
efeknya yaitu hiperpolarisasi dang epilepsi dapat dicegah. GABA yang terlepas dari reseptor
maka akan masuk kembali menuju neurotansmitter.

Anda mungkin juga menyukai