Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER XXX
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2016
Praktek Kerja Profesi Apoteker Angkatan XXX
Apotek Bima Putra Periode Februari 2016
HALAMAN PENGESAHAN
oleh :
Arina Zulfah Primananda, S.Farm 1520303126
Karmila, S.Farm 1520303180
Nuria Acis, S.Farm 1520303204
Heru Saputro, S.Farm 1520303253
Disetujui Oleh :
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia-Nya dan shalawat salam kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga kami
dapat menyelesaikan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Bima Putra pada
tanggal 01-29 Februari 2016. Pelaksanaan dan penyusunan laporan Praktek Kerja
Profesi Apoteker ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk
gambaran yang jelas mengenai apotek yang merupakan salah satu tempat
Penulis menyadari bahwa semua ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis
2. Prof. Dr. R.A. Oetari. SU.,MM., M.Sc., Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi
3. Ibu Dewi Ekowati, M.Sc., Apt., selaku Ketua Jurusan Program Profesi
4. Drs. Agus Budiyono, M.Sc., Apt. selaku Pemilik Sarana Apotek yang telah
memberikan izin kepada kami untuk bisa praktek di Apotek Bima Putra.
berlangsung.
motivasinya.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang membantu kami
sehingga dapat menjalankan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini dengan baik.
penulis telah berbuat kesalahan, baik melalui tutur kata maupun tingkah laku.
Besar harapan penulis agar laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker yang telah
diselesaikan memberikan manfaat, informasi, dan wacana baru bagi semua pihak.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..................................................................................viii
DAFTAR TABEL.........................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
A. Apotek.....................................................................................................7
D. Persyaratan Apotek................................................................................13
1. Perizinan Apotek............................................................................13
E. Pengelolaan Apotek...............................................................................21
3. Aspek Bisnis...................................................................................31
5. Perpajakan......................................................................................39
6. Kewirausahaan................................................................................49
H. Pelayanan Kefarmasian.........................................................................59
1. Perencanaan Obat...........................................................................96
2. Pengadaan Barang..........................................................................98
3. Penerimaan Barang.......................................................................101
E. Laporan................................................................................................106
F. Pelayanan Kefarmasian.......................................................................107
A. Pembekalan kefarmasian.....................................................................112
B. Diskusi.................................................................................................113
1. Perencanaan..................................................................................114
2. Pengadaan Barang........................................................................115
3. Penyimpanan................................................................................117
4. Distribusi......................................................................................119
C. Administrasi...........................................................................................122
E. Perpajakan..............................................................................................127
F. Pelayanan KIE........................................................................................129
BAB V PEMBAHASAN...........................................................................131
A. Kesimpulan..........................................................................................141
B. Saran....................................................................................................142
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................144
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 13. Alur Prosedur penjualan Obat Non Resep Apotek Bima Putra..106
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kode Etik Apoteker Indonesia Beserta Implementasi........................21
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Pemesanan Obat..................................................................146
Lampiran 8. Laporan Tribulan tenaga farmasi Apotek Bima Putra Sukoharjo 152
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
seorang farmasi yaitu sebagai peracik obat sampai pelayanan kefarmasian yang
jawab seorang farmasis dalam terapi obat kepada pasien dengan tujuan mencapai
bahaya penyalahgunaan farmasi atau penggunaan sediaan farmasi yang tidak tepat
Apoteker. Fungsi apotek adalah sebagai tempat pengabdian Apoteker yang telah
tersedianya sediaan farmasi yang cukup bagi masyarakat. Untuk mencapai tujuan
sediaan farmasi yang tepat sehingga sediaan farmasi selalu tersedia di apotek dan
oleh apoteker merupakan suatu siklus yang berkesinambungan, dimulai dari tahap
evaluasi dan kembali lagi pada tahap perencanaan. Keterampilan seorang apoteker
upah jasa baik APA yang mendirikan apotek dengan modal sendiri maupun modal
dari pemilik modal perorangan atau perusahaan. Namun dalam hal seorang
apoteker yang mendirikan apotek dengan bekerja sama dengan pemilik modal,
farmasi, produksi sediaan farmasi, distribusi atau penyaluran sediaan farmasi dan
(APA) tersebut.
berkomunikasi antar profesi baik dengan staf karyawan apotek, dokter praktek,
apotek menjadi salah satu sumber daya kesehatan yang dibutuhkan untuk
yang optimal harus didukung oleh tenaga kesehatan dan sarana kesehatan yang
pengadaan obat yang lengkap dan bermutu baik, distribusi obat yang merata
hanya baik secara teoritis tetapi juga dalam bentuk praktek kerja. Pentingnya
Pengetahuan dan pengalaman tentang kondisi kerja nyata yang terjadi di apotek
melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker bagi calon apoteker sebagai bekal
pendidikan dan pengalaman untuk menciptakan tenaga apoteker yang handan dan
informasi obat yang tepat. Sehingga peran profesi apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian (sebagai tim farmasi) menjadi penting di masyarakat dan tidak hanya
sekedar menjual obat, namun dapat berperan “Klinis” dengan memberikan asuhan
serta memberikan konsultasi tentang terapi obat dan penggunaan obat yang
dan tempat kerja masing-masing, lebih kreatif dan inovatif, berwawasan luas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Apotek
kesehatan yang optimal bagi masyarakat, dan juga sebagai salah satu tempat
Menkes/ SR/ X/ 2002 tentang Perubahan Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/
Menkes/ Per/ X/ 1993 pasal 1 ayat (a) “ Apotek adalah suatu tempat tertentu,
No. 922 tahun 1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek
mengubah beberapa aspek, antara lain terkait pengajuan izin pendirian apotek
yang semula diajukan oleh apoteker kepada Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil)
dengan tembusan kepada Direktur Jendral (Dirjen) POM menjadi diajukan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota {pasal 7 ayat (1)}. Hal ini didasarkan
pada UU RI No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah pasal 4 ayat (1) yang
disusun Daerah Propinsi, Daerah Kabupaten, dan Daerah Kota yang berwenang
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Ini juga didukung dengan pasal 11 ayat
(1) yang menyebutkan bahwa kewenangan Daerah Kabupaten dan Daerah Kota
dikecualikan dalam pasal 7 dan yang diatur dalam pasal 9, dan juga ayat (2) yang
Kabupaten dan Daerah Kota meliputi pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan
modal, lingkungan hidup, pertahanan, koperasi, dan tenaga kerja. Karena ada
maka pengajuan izin pendirian apotek yang semula diajukan kepada Kakanwil
mana menurut Permenkes RI No. 922 tahun 1993, Apoteker Pengelola Apotek
Kepmenkes RI No. 1332 tahun 2002 pasal 19 ayat (1) keberadaan seorang
yang meliputi Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian yang terdiri dari
sarjana farmasi, ahli madya farmasi, analis farmasi dan tenaga menengah
889 tahun 2011 pasal 1 nomor 3 adalah sarjana farmasi yang telah lulus
hukum bagi pasien, masyarakat dan tenaga kefarmasian.” Oleh karena itu
atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat, atas resep dokter,
pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisonal.
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud
pelayanan kefarmasian.
pasien.
d. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada
e. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.
f. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
manusia.
h. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk
penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
i. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan
Apoteker.
D. Persyaratan Apotek
1. Perizinan Apotek
Menurut Kepmenkes No. 1332 tahun 2002, pasal 4 ayat (2) dijelaskan
izin apotek menurut Kepmenkes RI No. 1332 tahun 2002, pasal 7 adalah
sebagai berikut :
Kota,
e. Dalam jangka waktu 12 hari kerja setelah diterima laporan hasil pemeriksaan
f. Dalam hal hasil pemeriksaan tim Dinkes Kabupaten/Kota atau Kepala Balai
Surat Penundaan,
dan Pemilik Modal Apotek (PMA). PMA harus memenuhi persyaratan tidak
APA atau persyaratan apotek atau lokasi apotek yang tidak sesuai dengan
perizinan apotek.
Permenkes RI No. 922 tahun 1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara
3,4, 7, 9, 12, 19, 24, 25, 26, 27, 29, 30, dan 33 ayat (2). Selain pasal-pasal
yang diubah pada Kepmenkes No. 1332 tahun 2002 tersebut maka tatacara
pendirian apotek masih didasarkan pada Permenkes No. 922 tahun 1993.
Pengelola Apotek wajib memiliki Surat Izin Apotek (SIA). Namun setelah
oleh menteri dan berlaku selama 5 (lima) tahun. STRA ini dapat
d. Mempunyai surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
profesi.
Permenkes RI No. 889 tahun 2011 pasal 1 menyebutkan bahwa setiap tenaga
izin sesuai tempat tenaga kefarmasian bekerja. Pada pasal 2 disebutkan bahwa
bagi:
Apoteker yang baru lulus pendidikan profesi dianggap telah lulus uji
No. 889 tahun 2011. Pasal 12 ayat 2, bahwa surat permohonan STRA
harus melampirkan :
d. Surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat izin
praktik,
dan
E. Pengelolaan Apotek
memenuhi ketentuan kode etik. Kode etik adalah panduan sikap dan
norma yang menjadi ikatan moral profesi. Kode etik apoteker merupakan
bagi farmasis dalam menjalankan profesinya secara baik dan benar serta
mengenai kode etik diatur oleh organisasi profesi. Kode etik dibuat oleh
pemerintah akan pasif dan hanya turun tangan apabila sudah sangat
diperlukan.
hasil keputusan Kongres Nasional XVIII ISFI tahun 2009. Kode etik
Indonesia.
Bilamana suatu saat seorang Apoteker
dihadapkan kepada konflik tanggung
jawab profesional, maka dari berbagai opsi
yang ada, seorang Apoteker harus memilih
resiko yang paling kecil dan paling tepat
untuk kepentingan pasien serta
masyarakat.
Pasal 4 Seorang Apoteker harus mengembangkan
Seorang Apoteker harus selalu pengetahuan dan ketrampilan
aktif mengikuti perkembangan di profesionalnya secara terus menerus.
bidang kesehatan pada umumnya Aktivitas seorang Apoteker dalam
dan di bidang farmasi pada mengikuti perkembangan di bidang
khususnya. kesehatan, diukur dari nilai SKP yang
diperoleh dan Hasil Uji Kompetensi.
Jumlah SKP minimal yang harus diperoleh
Apoteker ditetapkan dalam PO (Peraturan
Organisasi).
Pasal 5 Seorang Apoteker dalam tindakan
Di dalam menjalankan tugasnya profesionalnya harus menghindari diri dari
seorang Apoteker harus perbuatan yang akan merusak seseorang
menjauhkan diri dari usaha ataupun merugikan orang lain.
mencari keuntungan diri semata Seorang Apoteker dalam menjalankan
yang bertentangan dengan martabat tugasnya dapat memperoleh imbalan dari
dan tradisi luhur jabatan pasien atas jasa yang diberikannya dengan
kefarmasian. tetap memegang teguh kepada prinsip
mendahulukan kepentingan pasien.
Besarnya jasa pelayanan ditetapkan dalam
PO (Peraturan Organisasi).
Pasal 6 Seorang Apoteker harus menjaga
BAB III
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
Pasal 10 Setiap Apoteker harus menghargai teman
Seorang Apoteker harus sejawatnya, termasuk rekan kerjanya.
memperlakukan teman sejawatnya Bilamana seorang Apoteker dihadapkan
sebagaimana ia sendiri ingin kepada suatu situasi yang problematik,
diperlakukan. baik secara moral atau peraturan
perundang atau undang-undang yang
berlaku, tentang hubungannya dengan
sejawatnya, maka komunikasi antar
sejawat harus dilakukan dengan baik dan
santun.
Apoteker harus berkoordinasi dengan IAI
ataupun Majelis Pertimbangan Etik dalam
menyelesaikan permasalahan dengan
teman sejawat.
Pasal 11 Bilamana seorang Apoteker melihat
Sesama Apoteker harus selalu sejawatnya melanggar Kode Etik, dengan
saling mengingatkan dan saling cara yang santun dia harus melakukan
menasehati untuk mematuhi komunikasi dengan sejawatnya tersebut
ketentuan-ketentuan Kode Etik. untuk mengingatkan kekeliruan tersebut.
Bilamana ternyata yang bersangkutan sulit
untuk menerima maka dia dapat
menyampaikan kepada IAI atau Majelis
Pertimbangan Etik Apoteker Pusat
(MPEAP) atau MPEAD untuk dilakukan
pembinaan.
Pasal 12 Seorang Apoteker harus menjalin dan
Seorang Apoteker harus memelihara kerjasama dengan sejawat
mempergunakan setiap kesempatan Apoteker lainnya.
untuk meningkatkan kerjasama Seorang Apoteker harus membantu teman
yang baik sesama Apoteker di sejawatnya dalam menjalankan pengabdian
dalam memelihara keluhuran profesinya.
martabat jabatan kefarmasian, serta Seorang Apoteker harus saling
mempertebal rasa saling mempercayai teman sejawatnya dalam
mempercayai di dalam menunaikan menjalin, memelihara kerjasama.
tugasnya.
BAB IV
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN SEJAWATPETUGAS
KESEHATAN LAIN
Pasal 13 Apoteker dalam menjalankan profesinya
Seorang Apoteker harus dapat dibantu oleh Asisten Apoteker atau
BAB V
PENUTUP
Pasal 15 Terhadap pelanggaran Kode Etik Apoteker
Seorang Apoteker bersungguh- dapat mengakibatkan sanksi bagi
sungguh menghayati dan Apoteker. Sanksi dapat berupa pembinaan,
mengamalkan Kode Etik Apoteker peringatan, pencabutan keanggotaan
Indonesia dalam menjalankan tugas sementara dan pencabutan keanggotaan
kefarmasiannya sehari-hari. tetap. Kriteria pelanggaran Kode Etik
Jika seorang Apoteker baik dengan diatur dalam PO, dan ditetapkan setelah
sengaja maupun tak sengaja melalui kajian yang mendalam dari
melanggar atau tidak mematuhi MPEAD. Selanjutnya, MPEAD
Kode Etik Apoteker Indonesia, menyampaikan hasil telaahnya kepada IAI
maka dia wajib mengakui dan daerah dan MPEA.
menerima sanksi dari pemerintah,
ikatan / organisasi profesi farmasi
yang menanganinya (IAI) dan
mempertanggungjawabkannya
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(Anonim, 2009).
salah satu faktor yang dapat mendukung keberhasilan suatu apotek. Oleh
karena itu maka dibutuhkan adanya garis wewenang dan tanggung jawab
yang jelas dan saling mengisi, disertai dengan job description (pembagian
tersebut.
3. Aspek Bisnis
a. Permodalan
Modal adalah dana yang diperlukan baik untuk memulai usaha maupun
untuk menjaga usaha tersebut dapat tetap beroperasi dan bertumbuh (Griffin
1) Sumber intern, adalah dana yang didapat dari pengumpulan hasil operasi
perusahaan (laba).
2) Sumber ekstern, adalah dana yang diperoleh dari pinjaman pihak luar,
Kefarmasian pasal 25 ayat (1) yang berbunyi “Apoteker dapat mendirikan apotek
dengan modal sendiri dan/atau modal dari pemilik modal baik perorangan
maupun perusahaan”, dan pada ayat (2) yang berbunyi “Dalam hal apoteker yang
bersangkutan”. Peraturan ini akan menentukan bentuk usaha atau apotek menjadi
seperti berikut :
a) Apotek Perorangan
penanggung jawab.
beberapa orang, dan laba dibagi sesuai dengan perjanjian yang telah
c) Koperasi.
pinjaman berasal dari anggota dan calon anggota, koperasi lainnya, bank,
dan sumber lain yang sah. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) apotek
d) Pemerintah.
berasal dari pemerintah (lembaga, instansi atau BUMN yang ditunjuk oleh
pemerintah).
dapat digunakan yaitu : (a) Modal pemilik perusahaan (modal disetor), (b)
Bank (kreditor), (c) Investor, dari hasil penerbitan saham atau obligasi, (d)
yaitu :
peralatan interior (komputer, meja dan rak obat, kursi pasien) dan eksterior
(billboard).
2) Dana untuk kebutuhan modal kerja (untuk aktiva lancar yaitu kas, rekening di
b. Perhitungan Break Even Point (BEP), Payback Period (PP), dan Return
on Investment (ROI)
Break Even Point (BEP) merupakan suatu titik atau keadaan dimana
menderita kerugian (pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan
nol).
suatu usaha, sehingga dapat memperkirakan omzet yang harus dicapai agar
kontinuitas usaha dapat dicapai. Menurut Anief (2001), analisis Break Even
Biaya Tetap
BEP(Rp)=
Biaya Variabel
1−
Volume Penjualan(Omzet)
Biaya Tetap
BEP(unit )=
Harga penjualan per unit −biaya variabel per unit
Keterangan :
a. Biaya tetap. Biaya yang besarnya tetap dan tidak tergantung dengan
biaya listrik, dan biaya telepon, biaya suplai apotek (misal: etiket, label,
c. Hasil Penjualan. Nilai penjualan dari barang yang terjual, yakni nilai
d. Harga Pokok Penjualan (HPP). Harga pokok atau nilai pembelian dari
e. Volume penjualan (omzet). Nilai penjualan dari barang yang terjual pada
periode tertentu.
yang diperoleh lebih besar dari maksimum penetapan PP, apotek tidak
(Suryana, 2001).
prosentase dan jumlah penjualan bersih. Profit Margin ini mengukur tingkat
penjualannya.
Rumus ROI :
Laba bersih setelah pajak
ROI= x 100 %
Investasi
lebih besar dari bunga pinjaman. Apotek tidak layak dilaksanakan jika
nilai ROI yang diperoleh lebih kecil dari bunga pinjaman (Umar, 2005).
digunakan untuk mengubah kondisi yang ada saat ini (current condition)
menjadi kondisi di saat yang akan datang (future condition) dalam suatu
1987) :
d. Harga perbekalan farmasi yang dijual bersaing dengan apotek lain atau tidak
terlalu mahal.
pencahayaan cukup.
description dan pembagian jam kerja yang jelas, serta memberikan reward
kadaluwarsa obat.
obat.
diferensiasi usaha.
pengadaan obat.
apotek dengan berusaha menjual barang di luar sediaan farmasi dan alat
kesehatan, seperti makanan dan peralatan bayi, produk kosmetik, dan lain-
lain.
5. Perpajakan
Atas Undang-Undang No.6 tahun 1993 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan.
Kedua Atas Undang-Undang No. 6 tahun 1993 tentang Ketentuan Umum dan
Ketiga Atas Undang-Undang No.6 tahun 1993 tentang Ketentuan Umum dan
Tahun berjalan.
Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang diterima atau diperoleh wajib
Penghasilan dari Usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang
a. Pajak, adalah kontribusi wajib kepada negara yang terhutang oleh orang
b. Wajib pajak, adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan.
Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak
perubahannya.
d. Nomor Pokok Wajib Pajak, adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak
tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan
dahulu. Setelah memperoleh izin tempat usaha, baru memperoleh Surat Izin
perusahaan (dalam hal ini apotek) wajib membayar pajak dan melapor tiap
e. Masa pajak, adalah jangka waktu yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untuk
f. Tahun pajak, adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila Wajib
Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.
g. Surat pemberitahuan, adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk
bukan objek pajak dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan
pajak
pajak atau bagian tahun pajak. Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka
dengan cara lain kepada Direktur Jenderal Pajak dan harus disertai dengan
penghitungan sementara pajak yang terhutang dalam 1 (satu) tahun pajak dan
Keuangan.
Apabila SPT Tahunan PPh wajib pajak badan tidak disampaikan dalam
dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat pembayaran yang
adalah Bank/Unit Bank dan Kantor Pos dan Giro yang ditunjuk oleh
kantor pos atau bank yang ditunjuk paling lambat tanggal 15 tiap bulannya.
tiap bulannya.
a. Pajak Langsung. Pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak yang
bersangkutan.
b. Pajak Tak langsung. Pajak yang pada akhirnya dilimpahkan pada pihak lain,
daerah baik tingkat provinsi atau kabupaten. Contoh Reklame dan pajak
STNK.
d. Pajak Pusat. Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat pph 21, 23, 25, 28,
29.
dan Retribusi Daerah, pajak daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah
kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan
ukuran, jumlah iklan, dan tempat wilayah pemasangan reklame. Bila iklan
apotek bersangkutan kurang dari 25% dari reklame pabrik, maka apotek
bersangkutan bebas dari pajak reklame. Pajak ini dibayarkan satu tahun
sekali.
tergantung pada luas tanah, luas dan jenis bangunan, dan lokasi tempat
b. Pajak Pusat. Merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat. Pajak
1) Pajak tak langsung. Pajak yang pada akhirnya dilimpahkan ke pihak lain,
contohnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yaitu pajak yang dibayar dari
berakhir.
2) Pajak langsung. Pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak yang
bersangkutan :
ini sesuai dengan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf (a) Undang-undang PPh
angsuran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak sendiri dari pajak
keuntungan).
Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak yang memiliki Peredaraan Bruto tertentu, pada pasal 4 ayat 2 berbunyi
Penghasilan yang bersifat final adalah jumlah peredaran bruto setiap bulan,
a. Wajib Pajak orang pribadi atau wajib pajak tidak termasuk bentuk usaha
tetap; dan
pada huruf a.
c. Kerugian pada suatu tahun pajak dikenakan pajak penghasilan yang bersifat
6. Kewirausahaan
pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung resiko
keuangan, fisik, dan resiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter
wirausaha dari pemilik sarana apotek (PSA) maupun apotek yang bertanggung
diperlukan untuk kemajuan dan perkembangan apotek jika dilihat dari aspek
bisnis.
a. Percaya diri,
menjadi dua bagian bagian besar, yaitu sumber daya manusia, dan sarana
prasarana.
Kefarmasian yang memiliki Surat Tanda Registrasi, Surat Izin Praktik atau
1. Persyaratan administrasi:
berkesinambungan.
mandiri.
a. Pemberi layanan
b. Pengambil keputusan
dengan menggunakan seluruh sumber daya yang ada secara efektif dan
efisien.
c. Komunikator
kesehatan lainnya sehubungan dengan terapi pasien. Oleh karena itu harus
d. Pemimpin
e. Pengelola
teknologi informasi dan bersedia berbagi informasi tentang Obat dan hal-
Development/CPD)
g. Peneliti
Kefarmasian.
harus mudah diakses oleh masyarakat. Sarana dan prasarana Apotek dapat
menjamin mutu Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Resep, 1 (satu) set meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer. Ruang
penerimaan Resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat
oleh pasien.
Ruang pelayanan Resep dan peracikan atau produksi sediaan secara terbatas
meliputi rak Obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang peracikan
minum (air mineral) untuk pengencer, sendok Obat, bahan pengemas Obat,
lemari pendingin, termometer ruangan, blanko salinan Resep, etiket dan label
Obat. Ruang ini diatur agar mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara yang
4. Ruang konseling
5. Ruang penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan Bahan media habis
pakai.
6. Ruang arsip
pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
A. Perencanaan
dalam rangka pengadaan dengan tujuan mendapatkan jenis dan jumlah yang
data obat-obatan yang akan di pesan yang biasanya di tulis dalam buku defecta,
yaitu jika barang habis atau persediaan menipis berdasarkan jumlah barang yang
1) Legalitas distributor;
2) Kelengkapan;
Sulasmono, 2007).
B. Pengadaan
resmi.
(SP) yang di tandatangani oleh apoteker yang memiliki SIPA, dapat di lakukan
oleh APA maupun Aping. Aping memiliki kewenangan yang sama dalam
melakukan tugasnya pada jam buka apotek, Apoteker Pengelola Apotek dapat
Psikotropik.
C. Penyimpanan
tertentu.
1) Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka
harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas
2) Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
4) Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO
D. Pemusnahan
oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat
dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita Acara
E. Pengendalian
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat pesanan,
faktur), penyimpanan (kartu stock), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan
H. Pelayanan Kefarmasian
yakni:
1. Pengelolaan Resep
permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada apoteker, baik
2) Nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor telepon dan
paraf; dan
2) Stabilitas
4) Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping Obat, manifestasi
klinis lain)
6) Interaksi.
2. Dispensing
sebagai berikut:
dalam/oral;
emulsi.
d) Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk Obat yang
berbeda untuk menjaga mutu Obat dan menghindari penggunaan yang salah.
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan
5. Memberikan informasi cara penggunaan Obat dan hal-hal yang terkait dengan
Obat antara lain manfaat Obat, makanan dan minuman yang harus dihindari,
6. Penyerahan Obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik,
mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya tidak stabil;
8. Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan diparaf oleh Apoteker
(apabila diperlukan);
seperti yang terlampir pada PMK No. 35 Tahun 2014 tentang standar
pelayanan kefarmasian.
pasien yang memerlukan Obat non Resep untuk penyakit ringan dengan
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek
Informasi mengenai Obat termasuk Obat Resep, Obat bebas dan herbal.
ilmiah;
Informasi Obat:
1. Topik Pertanyaan;
4. Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain seperti riwayat
5. Uraian pertanyaan;
6. Jawaban pertanyaan;
7. Referensi;
8. Metode pemberian jawaban (lisan, tertulis, per telepon) dan data Apoteker
4. Konseling
Apoteker, meliputi:
pengobatan
menggunakan Formulir seperti yang terlampir pada PMK No. 35 Tahun 2014.
Kriteria pasien:
c. Adanya multidiagnosis.
merugikan.
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau
Obat Wajib Apotek (OWA) menurut Kepmenkes RI No. 347 tahun 1990
adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker kepada pasien di apotek
atau apoteker pengganti diizinkan menjual obat keras yang dinyatakan sebagai
OWA tanpa resep. Hal ini tercantum dalam Permenkes RI No. 922 tahun 1993
ketentuan yang sesuai dengan Kepmenkes RI No. 347 tahun 1990, yaitu:
a. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang disebutkan
penjualan OWA yang terdiri atas hari, tanggal, nama dan alamat pasien,
sediaan, jumlah obat dan harga obat. Kriteria obat yang dapat diserahkan
tanpa resep dokter menurut Permenkes RI No. 919 tahun 1993 adalah
sebagai berikut:
kelanjutan penyakit
c. Penggunaanya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus
Indonesia
Diatur dalam Kepmenkes RI No.347 tahun 1990 yang terdiri atas: obat
kontrasepsi, obat saluran cerna, obat mulut dan tenggorokan, obat saluran nafas.
Pada tahun 1993, muncul Permenkes RI No.925 yang berisi tentang perubahan
terhadap daftar OWA No.1 yaitu perubahan obat keras menjadi obat bebas
maupun obat bebas terbatas karena pertimbangan risiko efek samping yang
ringan.
Penetapan Permenkes RI No. 924 tahun 1993 tentang Daftar Obat Wajib
bidang farmasi yang menyangkut khasiat dan keamanan obat. Permenkes ini
menjelaskan mengenai obat-obat yang dikeluarkan dari daftar Obat Wajib Apotek.
Kriteria obat yang dikeluarkan dari OWA antara lain adalah obat yang harus
serta menghindari penyalahgunaan), dan obat yang dikeluarkan dari OWA karena
samping obat yang ringan). Permenkes RI No.688 tahun 1997 tentang peredaran
Psikotropika pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa sepanjang mengenai obat yang
347 tahun1990 tentang Obat Wajib Apotek, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
lagi.
a. Obat Keras
Menurut UU Obat Keras (ST. No. 419 tanggal 22 Desember 1949) pasal 1,
obat keras adalah obat-obatan yang tidak digunakan untuk keperluan teknik, yang
lain-lain tubuh manusia, baik dalam bungkusan maupun tidak, yang ditetapkan
oleh Secretaris Van Staat, Hoofd van het Departement van Gesondheid.
1) Obat-obatan G
Merupakan obat-obat keras yang oleh Sec. V. St. Didaftar pada daftar obat
2) Obat-obatan W
Merupakan obat-obat keras yang oleh Sec. V. St. Didaftar pada daftar
peringatan (Warschurwing: daftar W) (ST. No. 419 tahun 1949). Tanda khusus
adalah diberi tanda lingkaran berdiameter minimal 1 cm dengan warna merah dan
garis tepi lingkaran berwarna hitam dengan huruf K berwarna hitam di tengah
DOKTER”
b. Narkotika
Menurut UU No.35 tahun 2009 pasal 1, narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang
ketergantungan.
1) Penggolongan Narkotika
a) Narkotika golongan I
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta memiliki potensi sangat
zipepprol, opium obat, campuran atau sediaan opium dengan bahan lain bukan
narkotika.
b) Narkotika golongan II
dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu
2) Pengadaan
ditandatangani oleh APA, dilengkapi nama jelas, nomor SIA, dan cap apotek,
dibuat rangkap 4 (5 lembar), satu lembar untuk arsip Apotek dan empat lainnya
3) Penyimpanan
dapat disimpan di dalam gudang, ruangan atau lemari khusus dan tempat
narkotika, Lemari khusus yang dimaksud harus memenuhi syarat sebagai berikut:
b. tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah kunci yang berbeda;
c. harus diletakkan dalam ruang khusus di sudut gudang, untuk Instalasi Farmasi
Pemerintah;
d. diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum, untuk Apotek,
38 disebutkan bahwa resep dokter atau salinan resep dokter yang dibuat oleh
dokter atau apotek merupakan dokumen yang sah yang tak terpisahkan dari
pelayanan narkotika. Berdasarkan Surat Edaran Dirjen No. 336 tahun 1977,
apotek boleh membuat salinan resep untuk resep narkotika yang baru dilayani
sebagian atau belum dilayani sama sekali, namun salinan resep tersebut hanya
boleh dilayani di apotek yang menyimpan resep aslinya. Selain itu, salinan
resep narkotika dengan tulisan “iter” tidak boleh dilayani sama sekali. Hal ini
dengan UU No. 36 tahun 2009, tentang kesehatan, pasal 24 ayat (3) bahwa
narkotika diatur dalam Permenkes No.3 Tahun 2015 hanya dapat dilakukan
2. telah kadaluarsa;
penggunaan;
Kantor Dinas Kesehatan Propinsi, Kepala Balai POM, dan arsip apotek.
pemusnahan
pemusnahan
d) Cara pemusnahan
c. Psikotropika
yaitu:
a) Psikotropika golongan I
hanya dapat disalurkan oleh pabrik obat dan pedagang besar farmasi
b) Psikotropika golongan II
terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
d) Psikotropika golongan IV
dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
Alprazolam
2) Pengadaan Psikotropika
tiga, Satu lembar SP untuk PBF, satu lembar sebagai arsip Apotek, sisanya
pemeriksaan.
3) Penyimpanan Psikotropika
Yang ada adalah disimpan dalam lemari yang terpisah dari obat lainnya.
4) Pelayanan Psikotropika
5 tahun 1997 pasal 14, yaitu hanya dapat dilakukan kepada apotek lainnya,
rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter, para pengguna atau pasien
buku register yang berisi nomor, nama sediaan, satuan, persediaan awal,
record berisi tanggal pelayanan, nama dokter, tanggal resep, nama obat, dosis
izin edar, bila sudah kadaluwarsa dan tidak memenuhisyarat untuk digunakan
Kesehatan Daerah dan disertai dengan berita acara pemusnahan paling sedikit
a. Obat bebas
yang dapat diperoleh tanpa resep, yang pada etiket wadah dan bungkus
luar atau kemasan terkecil dicantumkan jelas tanda khusus yang mudah
dikenali. Tanda khusus untuk obat bebas yaitu lingkaran hijau dengan
bebas terbatas merupakan jenis obat keras dengan batasan jumlah dan
kadar isi tertentu yang harus mempunyai tanda peringatan (P), namun
dapat dijual bebas atau dibeli bebas tanpa resep dokter. Obat golongan ini
dengan warna biru dan garis tepi lingkaran berwarna hitam disertai dengan
tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut
yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat
1) Jamu
beredar dipasaran antara lain: pilkita, laxing, keji beling, curcuma tablet.
Obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah
dan bahan bakunya telah distandarisasi. Adapun contoh dari sediaan obat
3) Fitofarmaka
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji
pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ
genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk
3) Terdaftar dan mendapat ijin edar dari BPOM Kode No Registrasi untuk
sedangkan bahan medis habis pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan
untuk penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur
dapat terjadi karena proses pengiriman atau penyimpanan. Obat rusak karena
proses pengiriman dapat diganti dengan obat yang masih baik kualitasnya
oleh PBF yang bersangkutan. Obat rusak karena penyimpanan dapat dicegah
karena suatu hal tidak bisa digunakan lagi atau dilarang digunakan, harus
dimusnahkan dengan cara dibakar atau ditanam atau dengan cara lain yang
PBF mengenai obat rusak dan kadaluwarsa yang dibeli oleh apotek. Untuk
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara kedua belah pihak,
biasanya bisa ditukar sebelum ED, misalnya satu, dua atau tiga bulan sebelum
kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk
kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja.
dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita Acara
1. Mutu Manajerial
A. Metode Evaluasi
Audit
kinerja yang berkaitan dengan standar yang dikehendaki. Oleh karena itu,
Review
Contoh:
Observasi
Contoh :
• ketertiban dokumentasi
Audit
Contoh :
Review
Survei
langsung
Observasi
klinik.
adalah :
error
perkembangan penyakit.
BAB III
Apotek Bima Putra merupakan salah satu apotek swasta yang berdiri
sejak tahun 1996 dengan SIA No. 533/SIA/1996 yang didirikan oleh Drs.
Agus Budiyono, M.Sc., Apt. Apotek Bima Putra terletak di Jl. Pemuda 24
Jetis, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Pada Januari tahun 2014 terjadi
1986129/SIPA_33.11/2014/2219.
(APA). Modal keseluruhan dari apotek tersebut berasal dari modal sendiri
sebesar Rp. 32.000.000,00 (32 juta Rupiah) dimana modal tersebut telah
modal (25 juta); dimna pembelian yang dilakukan dalam waktu 1-3 bulan
secara kredit. Sebagian besar obat-obat yang tersedia merupakan obat yang
dan rak obat yang disusun secara alfabetis, lemari khusus narkotik dan
psikotropika, lemari es. Sirup, obat tetes, salep, krim diletakkan di lemari
jelas sehingga apotek dapat berjalan dengan lancar dan dapat memberikan
APA APING
ADMIN
TTK
dan cekatan sehingga kegiatan dapat berjalan dengan baik dan teratur.
Administrasi : 1 orang
sebagai berikut:
b. Tanggung jawab
pengamanannya.
kelancaran keuangan.
c. Wewenang
apoteknya, antara lain : mengadakan kontrak perjanjian jual beli dengan pihak
2. Apoteker Pendamping
antara lain :
Menyusun buku harian untuk setiap resep termasuk resep asli maupun obat
generik yang masuk dalam obat bebas, obat bebas terbatas maupun yang
Memelihara kebersihan ruang peracikan, lemari obat, gudang dan rak obat.
b. Tanggung Jawab :
kerusakan.
c. Wewenang :
4. Administrasi
Surat menyurat.
b. Tanggung jawab :
c. Wewenang
1. Perencanaan Obat
Perencanaan merupakan hal yang utama dilakukan dalam pengelolaan
dalam jumlah dan waktu yang tepat, serta menjaga keseimbangan antara
1. Laporan di buku defacta mengenai jenis barang yang habis dan atau
apotek terbatas dan lokasi PBF partner tidak jauh dari apotek. Pemesanan
2. Pengadaan Barang
Pengadaan untuk obat slow moving dilakukan dengan cara ‘just in time’
fast moving diadakan dalam jumlah yang cukup banyak agar tidak terjadi
dan tunai. Pembelian secara tunai merupakan ketentuan yang telah ditetapkan
oleh PBF tunggal narkotika yaitu Kimia Farma. Sedangkan pembelian secara
kredit dilakukan untuk sediaan yang lain seperti obat OTC, ethical, dan alkes
Apotek Bima Putra dilakukan setiap hari kerja pukul 09.00-12.00 WIB.
untuk dijual dalam jangka waktu tertentu. Apotek akan membayar barang
yang terjual dan akan mendapat komisi sesuai perjanjian kontrak yang telah
sebagai berikut :
perbekalan farmasi yang habis maupun yang hampir habis dicatat pada
buku defacta.
2. Penentuan jumlah dan jenis item yang akan dipesan berdasarkan catatan
Distributor atau sub distributor yang resmi, memiliki surat izin, dan
berkualitas.
Memberikan diskon,
kemudian dibuat Surat Pesanan (SP) yang ditandatangani oleh APA. Surat
Surat Pesanan yang terdapat di Apotek Bima Putra ada 4 macam, yaitu :
Surat Pesanan umum untuk obat bebas, bebas terbatas, alat kesehatan,
obat keras selain narkotika dan psikotropika. Surat Pesanan ini dibuat
rangkap dua, yaitu lembar yang asli diberikan kepada PBF dan
disediakan oleh Kimia Farma. Surat Pesanan ini dibuat rangkap empat.
Lembar asli dan dua lembar salinan diberikan ke PBF Kimia Farma,
sedangkan satu lembar salinan yang lain disimpan sebagai arsip apotek.
satu jenis psikotropika. Surat Pesanan ini dibuat rangkap empat yang
sama dengan surat pemesanan narkotika yaitu lembar pertama dan dua
lembar salinan untuk PBF dan lembar lainnya untuk arsip apotek. SP
untuk pemesanan satu jenis prekursor. Surat pesanan ini dibuat rangkap
tiga, yaitu dua rangkap untuk PBF dan satu rangkap untuk arsip apotek.
stempel sarana
izin sarana.
jenis kemasan.
o Diberi nomor urut tercetak dan tanggal dengan penulisan yang jelas
o Dibuat terpisah dari surat pesanan obat lainnya dan jumlah pesanan
faktur.
3. Penerimaan Barang
barang harus disertai dengan faktur pembelian. Pada saat penerimaan barang
apakah barang yang dikirim sesuai dengan barang yang dipesan. Pemeriksaan
yang dilakukan meliputi nama dan kekuatan obat, jumlah, harga satuan,
nomor batch, ED serta kondisi fisiknya dengan kesesuaian faktur. Bila semua
TTK, diisi nama terang disertai No.SIK TTK atau SIPA, lalu dibubuhi
stempel apotek sebagai bukti penerimaan barang. Faktur asli dan satu salinan
sebagai arsip. Barang yang diterima tersebut kemudian diberi harga dan label
(berisi nama PBF dan tanggal obat diterima apotek) serta dilakukan
a. Obat Bebas, Generik/Paten, Obat non Narkotika dan obat lain yang tidak
bentuk sediaannya.
perbekalan farmasi yang terlalu tinggi, sehingga masih dapat dijangkau oleh
(HET) pada label obat adalah Harga Netto Apotek (HNA) ditambah PPN
a. Resep Racikan
b. Resep Tunggal
c. Alkes
Keterangan:
tangggung jawab APA yang dibantu oleh TTK dan Administrasi. Pembukuan
a. Pembukuan Defecta
b. Kartu Stelling
Berisi catatan nama obat dan harga obat. Penyusunan nama secara
alphabetis dan berdasakan bentuk sediaan dan dipisahkan antara obat generik
dan lain-lain.
pesenan tercantum nama PBF tertentu dan jumlah barang yang dipesan.
g. Pengelolahan resep
Resep yang telah dilayani akan dipisahkan berdasarkan obat narkotika,
buku pencatatan narkotika yang memuat nomor resep, nama obat, jumlah
obat, nama pasien, alamat pasien, serta nama dan alamat dokter penulis resep,
tahun. Pemusnahan dilengkapi dengan berita acara, didalam berita acara harus
menyebutkan berapa berat dan berapa lembar resep yang akan dimusnahkan.
Berita acara dibuat sebanyak 4 rangkap dan dikirim ke kepala dinas kesehatan
E. Laporan
Harian Apotek
Laporan ini berisi semua pemasukan dari transaksi penjualan satu hari,
Hasil penjualan ini dilaporkan setiap hari kepada Pemilik Sarana Apotek.
tiap bulan tercantum produk yang terdiri dari kode, nama obat, satuan, stok
awal, jumlah pemasukan yang terdiri dari PBF dan dari sarana, jumlah
pengeluaran yang terdiri dari untuk resep dan untuk sarana, pemusnahan
yang terdiri dari jumlah, nomor BAP, tanggal BAP dan stok akhir. Untuk
Sukoharjo.
F. Pelayanan Kefarmasian
pelayanan obat bebas, pelayanan non resep yang meliputi obat bebas terbatas
dan Obat Wajib Apotek (OWA), memberikan pelayanan non obat seperti alat
barang berkualitas baik dengan harga yang terjangkau, fasilitas apotek yang
tanpa resep dokter dan ditandai dengan label hijau pada kemasannya. Obat
bebas terbatas adalah obat-obat yang boleh diberikan tanpa resep dokter
dan ditandai dengan label biru serta adanya kotak peringatan atau
diberikan dalam jumlah tertentu oleh apoteker kepada pasien tanpa resep
Pasien
Pembayaran
Pengecekan obat
Penyerahan
2) Pelayanan resep
pasien. Resep yang diterima di Apotek Bima Putra berasal dari dokter
yang masuk harus melalui proses screening dan mendapat persetujuan dari
apoteker sebelum resep disiapkan oleh TTK maupun oleh apoteker sendiri.
Alur meracik obat di Apotek Bima Putra dapat dilihat di bawah ini:
Dokter
Resep
Verifikasi
Masalah
Pembayaran
Pengambilan
dan dokter.
BAB IV
menjalin kerja sama dengan pihak Universitas Setia Budi dalam rangka
Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Bima Putra dibagi menjadi dua
shift yaitu shift pagi dimulai dari jam 06.30-12.00 dan shift malam dimulai
A. Pembekalan kefarmasian
apotek Bima Putra, sejarah apotek serta mekanisme pelaksanaan dan tata
perencanaan, pengorganisasi,
pemasaran dan manajemen sumber daya manusia dan KIE (komunikasi, informasi
Obat Wajib Apotek, obat narkotika dan psikotropika, obat keras, laporan
laporan dan kode etik terhadap profesi kesehatan lain. Aspek bisnis meliputi
Apotek.
B. Diskusi
Apotek. Kegiatan diskusi dilakukan rutin seminggu sekali dan Materi yang
b. Pelayanan di apotek
2. Aspek managerial
farmasi lainnya.
c. Pelayanan KIE
4. Aspek bisnis
a. Permodalan
b. Analisis Keuangan
c. Perpajakan
d. Strategi pengembangan
1. Perencanaan
Apotek Bima Putra setiap melakukan perencanaan pembelian obat
pada saat itu, pola peresepan oleh dokter, epidemiologi, dan pola konsumsi
obat dapat terlayani secara merata dan maksimal sehingga pasien akan
kebutuhan pasar). Hal ini dapat diketahui dari banyaknya permintaan Dokter
dijual bebas. Selain itu dapat dilihat juga berdasarkan sifat penjualan barang
tersebut, termasuk barang yang cepat terjual (fast moving) atau lambat terjual
(slow moving). Hal ini dilakukan agar barang tidak banyak menumpuk dan
aliran uang menjadi lancar. Perencanan Pembelian biasanya dilihat dari buku
defecta yang memuat barang apa saja yang habis dan cepat laku. Buku
defecta di apotek Bima Putraada dua yaitu buku defecta obat dan buku
2. Pengadaan Barang
Pengadaan barang di Apotek Bima Putra dilakukan apabila barang
atau hampir habis atau sudah habis. Barang yang habis akan dipesan pada
hari itu dan biasanya barang akan datang hari itu juga. Pemesanan dilakukan
dengan cepat sehingga pasien akan selalu mendapatkan barang yang dicari.
Hal ini merupakan salah satu metode yang digunakan untuk memuaskan
ditandatangani oleh APA atau APING dan dibuat rangkap 2, satu untuk PBF
apotek. SP setelah diterima PBF kemudian barang dikirim disertai faktur dari
penulisan faktur.
dipilih dan pembayaran dilakukan pada waktu jatuh tempo sesuai faktur.
jamu atau produk lain atau yang belum pernah dijual. Dalam konsinyasi ini
laku terjual jika barang tersebut belum habis terjual atau tidak laku maka
barang dikembalikan kepada PBF dan yang sudah laku saja yang dibayar oleh
apotek.
Pendamping atau Asisten apoteker yang memiliki Surat Izin Kerja (SIK).
Barang yang datang dicek, meliputi jumlah item, jenis, nomor batch dan
waktu kadaluwarsa dan apabila sesuai dengan faktur dan surat pesanan yang
asli lalu ditandatangani dengan nama terang, cap apotek, tanggal penerimaan
pada faktur asli dan faktur copy. Faktur asli diserahkan ke distributor untuk
penagihan dan pembayaran tunai (inkaso), sedang faktur copy untuk apotek.
barang yang dipesan setelah sesuai dicatat dalam buku pembelian barang dan
3. Penyimpanan
Penyimpanan perbekalan farmasi di Apotek Bima Putra dikelompokkan
berdasarkan: bentuk sediaan, obat generik, obat paten, obat bebas, obat bebas
terbatas, dan obat keras. Obat narkotika disimpan dalam lemari khusus
lainnya.
dalam lemari khusus yang dipisahkan oleh 2 pintu dan tidak mudah
mata, tetes telinga dan obat topikal) dan disusun secara alfabetis dengan
sistem pengeluaran First In First Out (FIFO) dan First Expire First Out
(FEFO).
4. Distribusi
Sistem distribusi yang digunakan apotek Bima Putra adalah gabungan
antara First In First Out (FIFO) dengan First Expired First Out (FEFO)
keras, narkotik, dan psikotropik) dan penjualan obat secara langsung pada
masyarakat untuk obat bebas dan OWA. Setiap pengeluaran barang harus
dicatat dalam kartu stock untuk narkotik dan psikotropika. Kartu stock ini
berfungsi untuk mengetahui barang masuk dan keluar, serta sisa akhir item
obat tertentu. Untuk obat bebas dan OWA di tulis pada buku nota pembelian.
kadaluwarsa. Untuk obat dengan waktu kadaluwarsa (ED) yang lebih cepat
disimpan dibagian depan sehingga obat tersebut dapat dijual terlebih dahulu.
bila obat kurang dari 3 bulan kadaluwarsa biasanya pihak apotek sudah
mengenai obat ED. Pihak distributor akan mengganti obat tersebut dengan
barang baru atau sejumlah uang pengganti. Bila obat-obat yang ED-nya
dipisahkan dari persediaan obat lainya. Untuk PBF yang bersedia mengambil
obat yang telah rusak dan ED tidak dikembalikan ke PBF-nya maka obat-obat
dilarutkan dalam air, baru larutan obat tersebut dibuang dalam saluran
disaksikan oleh APA dan salah satu petugas apotek juga harus disaksikan
3) Nama saksi dari pemerintah dan seorang saksi dari apotek tersebut,
6. Penjualan
kelengkapan resep meliputi : nama, alamat, nomor SIP, dan tanda tangan
atau paraf penulis resep, nama obat, jumlah dan aturan pakai, nama
harga dan meminta persetujuan pada pasien, setelah resep dibayar lunas
oleh pasien lalu obat disiapkan ataupun diracik (untuk resep racikan),
pencarian jika ada kesalahan dalam pelayanan resep. Lembar resep asli
obat bebas dan obat wajib apotek disertai dengan informasi yang
diperlukan.
C. Administrasi
Bima Putra merupakan tanggung jawab APA yang dibantu oleh Apoteker
menipis atau habis serta obat baru maupun jumlah yang harus segera
tercantum tanggal pemesanan, nama PBF yang dituju, nama obat atau
berdasarkan faktur dan tanda terima barang. Dalam buku ini tercantum
nama PBF, nama obat/barang, no batch, exp date, jumlah barang, tanggal
faktur, tanggal jatuh tempo, harga satuan, total tagihan dan keterangan.
4. Kartu Stok
faktur, no. faktur, nomor batch obat, tanggal kadaluwarsa, asal PBF/sarana
penyalur obat/barang, jumlah, obat masuk, jumlah obat keluar, sisa obat,
harga, potongan dan keterangan yang berfungsi sebagai data manual obat
atau barang. Data pada kartu stok digunakan untuk menyususn laporan,
5. Kartu Stelling
Fungsi kartu ini hampir sama dengan kartu stock yaitu untuk
mengetahui jumlah barang yang ada di ruang racik, kartu ini diletakkan di
dalam dos obat yang tersedia di ruang racik, dan setiap kali menambah
jumlah keluar, dan sisa stock. Selain itu, dalam kartu stelling juga
tercantum nama dan ukuran obat. Dari kartu stelling dapat dibaca
resep, nama pasien, nama dokter, harga, discount, nama obat, dosis obat,
jumlah obat, jumlah tuslah, total harga. Buku ini berfungsi untuk
Buku ini digunakan untuk mencatat tanggal, nama obat, jumlah dan
harga penjualan obat bebas serta alat kesehatan, jumlah total penjualan
obat bebas.
registrasi terlebih dahulu, jika telah berhasil registrasi. maka setiap apotek
password yang rahasia (hanya dimiliki oleh apotek tersebut). Setiap apotek
(Apoteker, TTK, dan tenaga lain). Laporan ini ditandatangani oleh APA,
pihak apotek kepada PBF. Faktur asli yang disertai faktur pajak setelah
hari.
a. Buku kas kecil, buku ini mencantumkan tanggal, nama, keterangan yang
b. Buku pengeluaran kas kecil, buku ini merupakan pelengkap dari buku kas
c. Neraca Laba Rugi, neraca laba rugi berisi penjualan bruto, harga pokok
penjualan, laba bruto serta biaya perhitungan, dilakukan satu kali dalam
d. Neraca Akhir Tahun, neraca akhir tahun berisi kas, piutang lancar,
inventaris, hutang barang, hutang modal dan modal akhir untuk mengetahui
aset usaha yang sangat menentukan keberhasilan usaha. Oleh karena itu
tinggi terhadap apotek. Setiap orang mempunyai job description yang jelas
E. Perpajakan
Putra adalah:
PPN adalah pajak yang harus dibayar apotek pada setiap pembelian obat
dari PBF. Besarnya PPN adalah 10 %. Apotek membayar kepada PBF dan
Pajak ini dikenakan setiap tahun dan besarnya tergantung pada luas
tanah, bangunan serta lokasi apotek. PBB dibayar oleh pemilik bangunan
apotek.
Wajib pajak yang dikenai Pajak penghasilan yang bersifat final harus
a. Wajib Pajak orang pribadi atau Wajib Pajak badan tidak termasuk bentuk
dalam 1 (satu) Tahun Pajak. Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu)
tahun kalender kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang
persen) didasarkan pada peredaran bruto dari usaha dalam 1 (satu) tahun dari
bersifat final adalah jumlah peredaran bruto setiap bulan. Kerugian pada suatu
berikutnya.
F. Pelayanan KIE
Apotek Bima Putra meliputi pelayanan resep, pelayanan obat bebas, bebas
indikasi, efek samping dan anjuran khusus, cara penyimpanan obat, jangka
memilihkan obat yang sesuai dengan kondisi pasien serta terapi yang tepat
yang rasional sehingga tujuan terapi dari setiap pengobatan dapat dicapai
BAB V
PEMBAHASAN
kefarmasian oleh Apoteker. Apoteker merupakan sarjana farmasi yang telah lulus
sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker. Selain itu,
merupakan salah satu mata rantai dalam pendistribusian obat pada masyarakat.
lainnya yang dibutuhkan masyarakat, dimana apotek tidak lagi digunakan sebagai
usaha yang hanya mencari keuntungan dalam aspek bisnis semata tapi juga harus
Apoteker bertanggung jawab pada semua kegiatan yang ada di apotek baik secara
teknis maupun non teknis. Dalam kegiatan tersebut Apoteker dibantu oleh Tenaga
tetapi dibutuhkan juga kreatifitas agar apotek tetap bertahan dalam persaingan.
Dunia usaha perapotekan sangat ketat, mulai dari munculnya apotek-apotek baru,
keuangan.
Selain tanggung jawab oleh seorang APA, apotek juga tidak bisa
pada jam-jam tertentu pada hari buka apotek yang telah memiliki surat ijin
bimbingan dan arahan tentang sistem perapotekan dari PSA yang juga
merupakan Aping di apotek Bima Putra dan mendapat tugas tertulis yaitu
data dari berbagai sumber yang dianalisis dari berbagai aspek. Tingkat
pelayanan obat bebas, bebas terbatas, OWA, obat keras, narkotika dan
pemberian tanda garis warna merah pada bagian nama obatnya. Resep
dibakar.
optimal Apotek Bima Putra bekerja sama dengan beberapa dokter yaitu
dokter kandungan dan dokter umum. Hal tersebut merupakan salah satu
sekolah dengan lokasi yang cukup aman dan nyaman. Akan tetapi,
terdapat beberapa apotek yang berdiri di sekitar Apotek Bima Putra. Hal
pasien. Selain itu, apotek Bima Putra sudah dipercaya masyarakat karena
apotek ini sudah berdiri lama sehingga mayarakat sudah tidak asing lagi
Apotek Bima Putra buka pada hari Senin sampai dengan Sabtu
dengan metode 2 shift yaitu shift pagi dari jam 06.30-12.00 dan sore
nyaman, tempat parkir yang luas. Pelayanan resep Apotek Bima Putra
cepat, tepat, berpakaian rapi, bersih, dapat dipercaya dan mau bekerjasama
dengan pekerjaannya.
kerja profesi apoteker di apotek Bima Putra diberi tanggung jawab dan
dari faktor internalnya yang terdiri dari strength (kekuatan) dan weakness
pasien nyaman karena dilengkapi dengan televisi serta tempat parkir yang
yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Apotek Bima Putra yang dilengkapi
dengan praktik dokter serta memiliki obat yang lebih lengkap, persaingan
apotek dengan menambah jumlah karyawan yang dapat bekerja pada sore
hari agar apotek tidak tutup pada sore hari, perkuat ketertiban catatan data
resep”.
BAB VI
A. Kesimpulan
kerja yang sesungguhnya baik dari segi pengelolaan dan pelayanan resep,
Apotek Bima Putra memiliki sistem manejerial yang baik dan berkembang
Apotek Bima Putra dalam pelayanannya, memberikan obat yang bermutu dan
berkualitas baik dengan mengambil obat dari distributor resmi, sehingga obat
Apotek Bima Putra memberikan obat yang bermutu dan berkualitas baik
telah memberikan informasi pada pasien meski sebatas penggunaan obat, efek
B. Saran
menunjang pelayanan.
Informasi dan Edukasi (KIE) untuk lebih ditingkatkan lagi sehingga dapat
serta mendidik pasien dalam penggunaan obat yang baik dan benar sehingga
informasi obat bagi pasien self medication berupa ruang dan waktu khusus.
sama dengan dokter baru, dan memperpanjang waktu kerja apotek agar
DAFTAR PUSTAKA
L
A
M
P
I
R
A
N
Demikianlah berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung
jawab.
2 .........................................................
( Heru Saputro, S.Farm)
NIP. 2567/9870/4321/2011
DAFTAR OBAT YANG DIMUSNAHKAN
2
.........................................................
ada hari ini Rabu tanggal 17 bulan Februari tahun 2016 sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek , kami yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Apoteker Pengelola Apotek : Arina Zulfah Primananda, S.Farm, Apt
Nomor SIPA : 150/XI/2015
Nama Apotek : Prima Farma
Alamat Apotek : Kedungwinong RT 10/RW 01, Sukolilo, Pati
Dengan disaksikan oleh :
1 Nama : Nuria Acis, S.Farm,.Apt
NIP : 2345/8970/3321/2013
Jabatan : Apoteker
2 Nama : Heru Saputro, S.Farm
NIP : 2567/9870/4321/2011
Jabatan : Assisten Apoteker
Telah melakukan pemusnahan Resep pada Apotek kami, yang telah melewati
batas waktu penyimpanan selama 5 (lima) tahun, yaitu :
Resep dari tanggal 12 Januari 2010 sampai dengan tanggal 14 Januari 2014
Seberat 10,56 kg. Resep Narkotik 458 lembar
Tempat dilakukan pemusnahan : Apotek Prima Farma, Kedungwinong RT 10/RW
01, Sukolilo, Pati. Demikianlah berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan
penuhtanggung jawab.
Berita acara ini dibuat rangkap 4 (empat) dan dikirim kepada :
1.Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
2.Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan
3.Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
4.Arsip di Apotek
17 Februari 2016
1
……………………………………… ( Arina Z.P S.Farm,.Apt)
NO.SIPA 150/XI/2015
( Nuria Acis, S.Farm,.Apt)
NIP. 2345/8970/3321/2013
TUGAS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
“STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN
FAKULTAS FARMASI
SURAKARTA
2016
1. Data-data pendukung :
a. Tingkat sosial dan ekonomi : tingkat pendidikan masyarakat di
sekitar Apotek Sasak Kuningrelatif tinggi. Keadaan ekonomi
masyarakatnya tergolong menengah keatas.
b. Pelayanan kesehatan lain :
1) Klinik Pangestu
2) Puskesmas Batujaya
3) Praktek Dr. Soni
4) Praktek Dr. Hendra
5) Praktek Dr. Kamal
c. Jumlah pesaing : ada 2 apotek yang berada di sekitar Apotek Sasak
Kuning yaitu apotek Elsinta, aptek zaitun.
d. Aman : Apotek Sasak Kuning relatif aman karena lokasi berada
tidak jauh dengan Kantor Polisi.
e. Mudah dijangkau : Apotek Sasak Kuning mudah dijangkau
lokasinya dekat dengan jalan raya dan dilewati oleh angkutan
umum. Tersedia juga area parkir yang cukup luas.
3. Data Survey
a. Apotek pesaing
b. Dokter
1. Kekuatan / Strength
Yang menjadi kekuatan kompetitif apotek baru yang akan didirikan
adalah sebagai berikut :
yang cukup
d. Apoteker yang selalu siap memberikan layanan PIO dan konseling
seputar obat, ataupun produk herbal yang lainnya.
e. Melakukan swamedikasi
2. Kelemahan / Weakness
a. Merupakan apotek baru, belum dikenal oleh masyarakat, dan belum
mempunyai pelanggan yang setia.
b. Merupakan apotek swasta yang berdiri sendiri
c. Hubungan atau kerja sama dengan apotek sekitar masih kurang,
memungkinkan pasien pulang dengan membawa copy resep. Untuk
menutupi kelemahan tersebut maka:
Namaapotekharusdibuatbesarbegitujugadengantulisanpadapapan
nama tersebut dan neon box, tanda apotik ditepi jalan. Serta untuk
produk kecantikan dan nutrisi yang disajikan dapat dengan
membagikan selebaran-selebaran/ Brosur
3. Peluang / Oppurtunity
Potensi Daerah
a. Perumahan disekitarnya berkembang cukup pesat
Jumlah Penduduk padat, banyak sekolah-sekolah, (sekitar lokasi
apotek), sehingga menjadi sumber pelanggan apotek yang potensial,
b. Ada dokter praktek disekitar apotek, sehingga diharapkan pasien yang
datang ke apotek juga banyak.
c. Penduduk dengan latar belakang sosial yang beragam, sangat
memungkinkan untuk menjadi pelanggan. Dengan konsep sedemikian
rupa sehingga dapat memenuhi keinginan mereka. Konsep elegan tapi
tidak mahal, murah tapi tidak muraha.
d. Mudah dijangkau karena terletak di pinggir jalan
4. Ancaman / Threaths
Ancaman terutama datang dari kompetitor/pesaing, yaitu apotek-
apotek sekitar. Namun diyakini apotek yang akan dibangun memiliki
a. Apotek Zaitun
Areal parkir luas lokasi strategis, dekat dengan rumah penduduk,
universitas, dan berbagai sarana pengobatan. Menyediakan praktek
dokter, ruang tunggu nyaman dengan fasilitas brosur dan TV.
b. Apotek Elsinta
Terdapat dokter praktek, menyediakan layanan konseling. Areal
parker luas dan gratis,lokasi strategis, ruang tunggu nyaman.
1. Jam kerja : dibagi menjadi 2 shift (pagi 07.00-14.00 dan sore 14.00-
21.00) hari minggu dan hari libur tutup.
2. Sumber daya manusia merupakan asset terbesar dari apotek itu sendiri.
Kerjasama antar tenaga kerja harus dijaga agar tercipta suasana yang
kondusif serta memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pasien.
Masing-masing tenaga kerja mempunyai tugas, kewajiban, wewenang
dan tanggung jawab yang dituangkan langsung dalam job description
sesuai dengan peranannya di apotek.
3. Deskripsi kerja
a. Apoteker pengelola apotek
Tugas apoteker pengelola apotek adalah mengelola apotek;
mengelola perbekalan kesehatan dan mengontrol perdesiaan barang;
administrasi keuangan; menerima resep dari pasien dan
memberikannya secara langsung disertai dengan pelayanan
pemberian informasi obat; memberikan pelayanan kefamasian
berupa informasi obat, konsultasi, edukasi dan monitoring
penggunaan obat kepada pasien; serta mengawasi dan mengontrol
kinerja semua karyawan apotek.
b. Apoteker pendamping
Tugas apoteker pendamping adalah menggantikan tugas APA
apabila berhalangan hadir (menerima resep, memberikan obat;
memberikan pelayanan informasi obat, konsultasi, konseling,
edukasi dan monitoring penggunaan obat kepada pasien serta
mengawasi dan mengontrol kinerja semua karyawan apotek).
c. Asisten apoteker
Asisten apoteker bertugas membantu APA dan apoteker pendamping
dalam peracikan resep dan penyediaan obat kepada pasien, serta
bertanggung jawab terhadap terpeliharanya sarana dan prasarana
apotek.
d. Tenaga administrasi
3. Perlengkapan kerja :
a. Alat pengolahan/peracikan : mortir dan stamfer, batang pengaduk,
cawan penguap, corong, gelas ukur, gelas piala, kompor/pemanas,
labu erlenmeyer, penangas air, panci, rak tempat pengering alat,
thermometer, timbangann dan anak timbangan (gram dan mg),
spatel.
b. Wadah : pot/botol berbagai ukuran, kertas perkamen, klip, staples,
kantong plastik, dan etiket (putih dan biru).
Stuktur Organisasi :
APA
APING AA AA
Administrasi
170
Praktek Kerja Profesi Apoteker Angkatan XXX
Apotek Bima Putra Periode Februari 2016
1. Modal
Kebutuhan modal terbagi atas modal tetap, modal operasional dan
cadangan modal. Secara terperinci adalah sebagai berikut:
a. Modal tetap
Kontrak bangunan dengan luas 8 x 7 m2 Rp 50.000.000
(5 tahun) .
a. Tenaga kerja
b. Biaya lain-lain
Resep
Jumlah resep /hari: 25 lembar
Obat bebas
Harga penjulan /hari: Rp. 200.000,-
OWA
Harga penjulan /hari: Rp. 100.000,-
Harga penjulan /bulan: Rp. 2.600.000,-
Harga penjulan /tahun: Rp. 31.200.000,-
= 4,4 tahun
1
BEP = x Biaya tetap
1 - Biaya variabel / Pendapatan
1
= x Rp. 91.900.000
1 – Rp. 351.000.000 -/Rp. 478.764.000
1
= x Rp. 91.900.000
1 – 0,73
Biaya tetap
Persentase BEP = x 100%
Pendapatan - biaya variabel
Rp. 91.900.000
Persentase BEP = x 100%
Rp. 478.764.000 - Rp. 351.000.000
= 71,93%
XI. PENUTUP
LAMPIRAN
Layout Apotek Sasak Kuning
COPY RESEP
Nama Dokter :
Tgl. Penulisan :
Tgl. Pembuatan :
Untuk :
Umur :
R/
pcc
Batujaya, …………
Format Etiket
Tablet
x sehari Kapsul
Bungkus
Sebelum/sesudah makan
Teh
x sehari sendok Bubur
makan
Sebelum/sesudah makan
OBAT LUAR
Surat Pesanan
APOTEK SASAK KUNING
Jl. Raya Batujaya KM 15 Telukambulu Batujaya
Telp (021) 170079, 085780444973
KARAWANG
NO: …………………………...
…………………………...
Batujaya, ……………20…..
Pemesan
( ………………………)
…………, ……………20…..
Pemesan
( ………………………)
…………, ……………20…..
Penanggung jawab
( ………………………)
Keluar
Tgl Masuk Sisa Paraf
No. R Jumlah
Desa Telukambulu
U
Desa Batujaya
APOTEK
Klinik MI, MTs, MA SASAK
Puskesmas
Pangestu Mathla’ul KUNING Apotek Apotek
Dr. Hendra Batujaya
Anwar Zaitun elshinta
Sungai
Sasak kuning
Dr. Sony MTs, MA , Dr. Kamal
SMK Al-Ikhlas
Desa Karyabakti