Anda di halaman 1dari 4

Baitul Maal Sebagai Lembaga Keuangan Islam Dalam

Memperlancar Aktivitas Perekonomian


ISSN : 1412-6029X

BAITUL MAAL SEBAGAI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM DALAM


MEMPERLANCAR AKTIVITAS PEREKONOMIAN

Agus Marimin
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AAS Surakarta
Email:agus.marimin@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine the scope, purpose, and function of the baitul mall as an Islamic
financial institution in facilitating the existing economic activity in the community. The method of
research in this study using literature study by studying various literature related to research
studied. The result of the research indicates that the scope of baitul maal that Baitul Maal is an
institution or agency which is responsible to handle the state's wealth especially finance, whether
related to the matter of income and management as well as related to the issue of expenditure and
others or receiving, storing and distributing money state in accordance with the rules of Shari'a.
The purpose and function of baitul maal is the realization of zakat collection service, infaq,
shodakoh and wakaf which optimize value for muzaki, munfiq, tatasaddiq, and muwafit. The second
is the realization of ziswaf empowerment services that optimize the network based levy-based
mustahiq empowerment efforts. And also the realization of the organization as a good organization
that optimizes value for stakeholders.

Keywords: baitul maal, Islamic financial institution, economic activity

PENDAHULUAN Syariah (KJKS) sekaligus sebagai lembaga


Kegiatan perekonomian yang ada di intermediasi antara penghimpunan dan
masyarakat setiap negera bertujuan untuk penyaluran dana dari dan untuk masyarakat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang (Tho’in, 2011). Baitul maal ini sudah ada
tentunya akan berimbas pula pada sejak zaman Rasulullah SAW, tetapi yang
kesejahteraan negara. Bila berbicara masalah paling kelihatan perannya adalah sejak zaman
perekonomian mau tidak mau proses Khulafaur Rasyidin yaitu dari masa Abu Bakar
kelancarannya sangat dipengaruhi oleh adanya As-Siddiq sampai dengan Khalifah Ali bin Abi
lembaga keuangan sebagai lembaga yang ikut Thalib (Herlina, 2013). Dimana peranan dan
memperlancar kegiatan perekonomian. Salah fungsi dari baitul maal pada waktu Khulafaur
satu lembaga keuangan saat ini yang Rasyidin tidak hanya sebagai lembaga
perkembangannya memperlihatkan kemajuan keuangan yang mengurus ekonomi secara
pesat adalah lembaga keuangan Islam yang sederhana, tetapi justru menjadi lembaga yang
berupa baitul maal yang saat ini secara mengurus seluruh masalah keuangan negara
lengkap disebut dengan baitul maal wat sekaligus sebagai lembaga keuangan yang
tamwil. mengelola semua kekayaan negara. Kemudian
Telah terbukti bahwa kegiatan ekonomi perkembangan lembaga ini sekarang menjadi
sering kali memerlukan adanya dukungan dari baitul maal wat tamwil yang lingkupnya
lembaga keuangan sebagai darah (uang) untuk sebagai lembaga keuangan dalam rangka
memperlancar kegiatan perekonomian menjadi bagian dalam kegiatan ekonomi
tersebut. Baitul maal wat tamwil Sebagai rakyat terutama lebih ke arah mikro.
sebuah lembaga Koperasi Jasa Keuangan
Jurnal Akuntansi Dan Pajak, Vol 14, No. 02, Januari 2014 39
Baitul Maal Sebagai Lembaga Keuangan Islam Dalam
Memperlancar Aktivitas Perekonomian
ISSN : 1412-6029X

Oleh karena itu, penelitian ini akan merupakan kunci kebesaran dan kesuksesan
meneliti tentang ruang lingkup, tujuan, dan dari sebuah pemerintahan yang ada
fungsi baitul mall sebagai lembaga keuangan dimanapun. Oleh sebab itulah, adalah hal yang
Islam dalam memperlancar aktivitas sangat ideal dan sudah biasa bila pemerintahan
perekonomian yang ada pada masyarakat. dimanapun selalu memberikan suatu dominasi
perhatian yang luar biasa terhadap suatu
TUJUAN PENELITIAN problema maupun permasalahan tentang
Penelitian ini bertujuan untuk pengumpulan dan administrasi penerimaan
mengetahui ruang lingkup, tujuan, dan fungsi pemerintah yang diperoleh.
baitul mall sebagai lembaga keuangan Islam Rasulullah memperkenalkan konsep
dalam memperlancar aktivitas perekonomian baru di bidang keuangan negara pada abad
yang ada pada masyarakat. ketujuh, yakni semua hasil pengumpulan
negara harus dikumpulkan terlebih dahulu dan
METODE PENELITIAN kemudian dibelanjakan sesuai dengan
Metode penelitian yang digunakan kebutuhan negara. Status harta hasil
adalah dengan menggunakan metode studi pengumpulan itu adalah milik negara dan
pustaka, dimana dalam penelitian yang bukan milik individu. Meskipun demikian,
dilakukan ini dengan membaca serta dalam batas-batas tertentu, pemimpin negara
melakukan berbagai hal terutama mempelajari dan para pejabat lainnya dapat menggunakan
berbagai literatur-literatur yang ada. Literatur harta tersebut untuk mencukupi kebutuhan
yang maksud adalah sumber yang memiliki pribadinya. Tempat pengumpulan itu disebut
hubungan dengan permasalahan penelitian. sebagai Baitul Mal (rumah harta) atau
bendahara negara. Pada masa pemerintahan
PEMBAHASAN Rasulullah, Baitul Mal terletak di Masjid
Baitul Maal Nabawi yang ketika itu digunakan sebagai
Jika kita menengok dan melihat kantor pusat negara yang sekaligus berfungsi
sejarah, bahwasanya setiap belajar tentang sebagai tempat tinggal Rasulullah. Binatang-
lembaga keuangan sebelum Islam hadir di binatang yang merupakan harta
tengah-tengah umat manusia, pemerintahan perbendaharaan negara tidak di simpan di
suatu negara di pandang serta memiliki Baitul Mal. Sesuai dengan alamnya, binatang-
berbagai kewenangan sebagai satu-satunya binatang tersebut ditempatkan di padang
penguasa perbendaharaan dan kekayaan terbuka (Karim 2010).
negara. Dengan demikian, pemerintah suatu Baitul Mal merupakan lembaga
negara itu bebas mengambil harta kekayaan keuangan pertama yang ada pada zaman
yang dimiliki oleh rakyatnya sebanyak yang Rasulullah walaupun keberadaan lembaga ini
dikehendaki serta membelanjakannya pula lebih populer saat era Khulafaur Rasyidin.
sesuka-suka mereka. Hal yang demikian itu Lembaga ini pertama kali hanya berfungsi
artinya, sebelum Islam datang, belum terdapat untuk menyimpan harta kekayaan negara dari
suatu konsep tentang perbendaharaan negara zakat, infak, sedekah, pajak dan harta
dan keuangan publik di dunia sampai saat itu. rampasan perang. Dan acuan dari perbankan
Sampai saat ini, setiap orang percaya Islam bukanlah perbankan konvesional tetapi
bahwasanya kekayaan atau harta yang dari Baitul tamwil (Huda, 2010). Baitul tamwil
berlimpah yang dimiliki oleh negara
Jurnal Akuntansi Dan Pajak, Vol 14, No. 02, Januari 2014 40
Baitul Maal Sebagai Lembaga Keuangan Islam Dalam
Memperlancar Aktivitas Perekonomian
ISSN : 1412-6029X

dan baitul mal sendiri merupakan fungsi utama Ruang Lingkup Baitul Maal
dari baitul mal wa tamwil (Soemitro, 2009). Menurut pendapat Suhrawardi K.
Harta yang merupakan sumber Lubis, baitul maal dilihat dari segi istilah fikih
pendapatan negara di simpan di masjid dalam adalah “suatu lembaga atau badan yang
waktu singkat untuk kemudian di distribusikan bertugas mengurusi kekayaan negara terutama
kepada masyarakat hingga tidak tersisa sedikit keuangan, baik yang berkenaan dengan soal
pun. Dalam berbagai kitab hadis dan sejarah, pemasukan dan pengelolaan maupun yang
terdapat empat puluh nama sahabat yang jika berhubungan dengan masalah pengeluaran dan
digunakan istilah modern disebut sebagai lain-lain (Maman, 2012).
pegawai sekretariat Rasulullah. Namun, tidak Baitul Maal jika dilihat dari namanya
disebutkan adanya seorang bendaharawan berasal dari bahasa Arab, yaitu kata bait yang
negara. Kondisi yang seperti ini hanya memiliki makna "rumah", serta berasal dari
mungkin terjadi di lingkungan yang kata al-maal yang yang memiliki arti atau
mempunyai sistem pengawasan yang sangat makna "harta" (Dahlan, 1999).
ketat. Pada perkembangan berikutnya, institusi Baitul Maal adalah suatu lembaga atau
ini memainkan peran yang sangat penting pihak yang memiliki kewajiban atau tugas
dalam bidang keuangan dan administrasi khusus untuk melakukan penanganan atas
negara, terutama pada masa pemerintahan al- segala harta yang dimiliki oleh umat, dalam
Khulafa al-Rasyidun (Karim, 2010). bentuk pendapatan maupun
Harta Baitul Mal dianggap sebagai pengeluaran negara (Zallum, 1983).
harta kaum muslimin, sedangkan Khalifah dan
para amil hanya berperan sebagai pemegang Institusi Baitul Maal
amanah. Dengan demikian, negara Menurut Ensiklopedia hukum Islam,
bertanggung jawab untuk menyediakan baitul mal adalah lembaga keuangan negara
makanan bagi para janda, anak-anak yatim, yang bertugas menerima, menyimpan, dan
serta anak-anak terlantar, membiayai mendistribusikan uang negara sesuai dengan
penguburan orang-orang miskin, membayar aturan syariat. Sedangkan menurut Harun
utang orang-orang yang bangkrut; membayar Nasution, baitul mal bisa diartikan sebagai
uang diyat untuk kasus-kasus tertentu. pembendaharan (umum atau negara).
Khalifah yang keempat yaitu Umar ibn Secara harfiah, baitul maal berarti
Khattab menerapkan prinsip keutamaan dalam rumah dana. Baitul mal ini sudah ada sejak
mendistribusikan harta Baitul Mal. Ia pada zaman rasulullah, berkembang pesat pada
berpendapat bahwa kesulitan yang dihadapi abad pertengahan. Baitul mal berfungsi
umat Islam harus diperhitungkan dalam sebagai pengumpulan dan men-tasyaruf-kan
menetapkan bagian seseorang dari harta untuk kepentingan sosial.
negara dan karenanya, keadilan menghendaki Seperti yang telah diketahui, pada masa
usaha seseorang serta tenaga yang telah Rasulullah saw hingga kepemimpinan Abu
dicurahkan dalam memperjuangkan Islam Bakar, pengumpulan dan pendistribusian dana
harus dipertahankan dan dibalas dengan zakat serta pungutan-pungutan lainnya
sebaik-baiknya (Karim 2010). dilakukan secara serentak. Artinya
pendistribusian dana tersebut langsung
dilakukan setelah pengumpulan, sehingga para
petugas Baitul Mal selesai melaksanakan
Jurnal Akuntansi Dan Pajak, Vol 14, No. 02, Januari 2014 41
Baitul Maal Sebagai Lembaga Keuangan Islam Dalam
Memperlancar Aktivitas Perekonomian
ISSN : 1412-6029X

tugasnya tidak membawa sisa dana untuk di uang negara sesuai dengan aturan syariat.
simpan. Sedangkan pada masa Umar Bin Tujuan dan fungsi baitul maal adalah
Khattab, pengumpulan dana ternyata begitu terwujudnya layanan penghimpunan zakat,
besar sehingga di ambil keputusan menyimpan infaq, shodakoh dan wakaf yang
untuk keperluan darurat. Dengan keputusan mengoptimalkan nilai bagi muzaki, munfiq,
tersebut, maka Baitul Mal secara resmi tatasaddiq, dan muwafit. Kedua terwujudnya
dilembagakan, dengan maksud awal untuk layanan pendayagunaan ziswaf yang
pengelolaan dana tersebut (Sakti, 2007). mengoptimalkan upaya pemberdayaan
mustahiq berbasis pungutan jaringan. Dan juga
Tujuan dan Fungsi Baitul Maal terwujudnya organisasi sebagai good
Tujuan baitul mal yaitu: terwujudnya organization yang mengoptimalkan nilai bagi
layanan penghimpunan zakat, infaq, shodakoh stakeholder.
dan wakaf yang mengoptimalkan nilai bagi
muzaki, munfiq, tatasaddiq, dan muwafit. DAFTAR PUSTAKA
Kedua terwujudnya layanan pendayagunaan Dahlan, Abdul Aziz. et.al. (1999). Ensiklopedi
ziswaf yang mengoptimalkan upaya Hukum Islam. Cetakan II. Jakarta: PT
pemberdayaan mustahiq berbasis pungutan Ichtiar Baru van Hoeve.
jaringan. Dan juga terwujudnya organisasi http://www.Lazbmkt.wordpress.com
Huda, Nurul dan mohamad Heykal. (2010).
sebagai good organization yang
Lembaga Keuangan Islam, Edisi 1 (cet.
mengoptimalkan nilai bagi stakeholder dan 1; Jakarta: Kencana Prenada Media
menjadi benchmark bagi lembaga oengelola Group.
ZIS dan wakaf di Indonesia Karim, Adiwarman Azhar. (2010). Sejarah
(http://www.Lazbmkt.wordpress.com) Pemikiran Ekonomi Islam, Edisi 3, cet.
Selain itu Baitul mal berfungsi sebagai 4., Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
bendahara negara (konteks sekarang dalam Maman, Abdul. (2012) Hukum Ekonomi
Syariah, Jakarta: Kencana.
perekonomian modern disebut departemen
Sakti, Ali., (2007). Ekonomi Islam, Jakarta:
keuangan). Tapi pada hakikatnya baitul mal Paradigma & Aqsa Publishing.
berfungsi untuk mengelola keuangan negara Soemitra, Andri. (2009). Bank & Lembaga
menggunakan akumulasi dana yang berasal Keuangan Syariah, cet. 1; Jakarta:
dari pos-pos penerimaan zakat, kharaj, jizyah, Kencana Prenada Media Group.
Khums, fay’, dan lain-lain, dan dimanfaatkan Tho’in, M. (2011). Pengaruh Faktor-faktor
untuk melaksanakan program-program Kualitas Jasa terhadap Kepuasan
Nasabah di Baitul Mal Wat Tamwil
pembangunan yang menjadi kebutuhan
(BMT) Tekun Karanggede
negara. Boyolali. MUQTASID Jurnal Ekonomi
dan Perbankan Syariah, 2(1), 73-89.
KESIMPULAN Wardani, H. K., & Tho'in, M. (2013).
Baitul Maal adalah suatu lembaga atau Pengelolaan Baitul Maal Dalam
badan yang bertugas mengurusi kekayaan Meningkatkan Kesejahteraan
negara terutama keuangan, baik yang Negara. Jurnal Akuntansi dan
berkenaan dengan soal pemasukan dan Pajak, 14(01).
Zallum, Abdul Qadim. (1983). Al Amwal Fi
pengelolaan maupun yang berhubungan
Daulah Al Khilafah. Cetakan I. Beirut :
dengan masalah pengeluaran dan lain-lain atau Darul ‘Ilmi Lil Malayin.
menerima, menyimpan, dan mendistribusikan

Jurnal Akuntansi Dan Pajak, Vol 14, No. 02, Januari 2014 42

Anda mungkin juga menyukai