Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK DAN KOGNITIFISTIK

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

Aminullah 06151281924034 Sintia Utami Frastia 06151181924009

Amirah Khairunnisya 06151281924020 Siti Nurhaliza 06151181924013

M. Ulin Niam 061511281924056 Sonia indika 06151281924047

Septa Ramadhani 06151281924054

DOSEN PEMBIMBING:

Shomedran, M.Pd.

Mega Nurrizalia, M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah SWT serta shalawat dan
salam kami hadiratkan kepada tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam
yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh umat semesta. Adapun
pembuatan makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Belajar
dan Pembelajaran. Dalam proses penyusunan makalah ini kami sangat bersyukur
karena dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Teori Belajar Behavioristik
dan Kognitifistik”

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itulah, kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini dengan
judul “Teori Belajar Behavioristik dan Kognitifistik” ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi kita semua pada umumnya.

Indralaya, 10 Februari 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................3
2.1 Pengertian Teori Behavioristik..............................................................3
2.2 Tokoh yang Mengembangkan Teori Behavioristik................................3
2.3 Penerapan Teori Behavioristik dalam Proses Belajar Pembelajaran.....6
2.4 Pengertian Teori Kognitifistik................................................................7
2.5 Tokoh yang Mengembangkan Teori Kognitifistik.................................8
2.6 Penerapan Teori Kognitifistik dalam Proses Belajar Pembelajaran.......9
BAB III PENUTUP ............................................................................................11
3.1 Kesimpulan...........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................12

3
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang
menuntun terbentuknya kondisi untuk belajar. Dimana teori belajar dapat
didefiniskan sebagai integrasi prinsip-prinsip yang menuntun didalam
merancang kondisi demi tercapainya tujuan pendidikan. Teori belajar akan
memberikan kemudahan bagi guru dalam menjalankan model-model
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Jadi belajar adalah suatu proses yang
aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada pada peserta didik,
belajar merupakan suatu proses yang diarahkan pada satu tujuan, proses
berbuat melalui situasi yang ada oleh karena itu dalam suatu pembelajaran
juga perlu didukung dengann suatu teori belajar.
Secara pragmatis teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip umum
atau kumpulan prinsip yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan
atau sejumlah fakta dan penemuan yang berkaitan dengan kegiatan belajar.
dengan berkembangnya psikologi didalam sebuah pendidikan maka
bersamaan dengan munculnya berbagai teori belajar. didalam masa
perkembangan psikologi pendidikan ini muncullah beberapa aliran psikologi
pendidikan dimana terdiri dari 2 yaitu teori behavioristic dan teori
kognitifistik dimana kedua aliran ytersebut tumbuh dan berkembang secara
beruntun dari period eke periode berikutnya, oleh sebab itu disini penulis akan
membahas lebih lanjut mengenai kedua teori tersebut pada dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan teori behavioristic dan kognitifistik ?
2. Jelaskan pengertian kedua teori tersebut menurut para ahli ?
3. Siapa saja tokoh yang mengembangkan teori tersebut ?
4. Bagaimana penerapan kedua teori tersebut dalam proses belajar
pembelajaran ?

1
1.3 Tujuan
1. Menambah wawasan bagi pembaca maupun penulis
2. Menjadi lebih tahu mengenai teori behavioristic dan kognitifistik
3. Memahami bagaimana proses penerapannya dalam pembelajaran
4. Memenuhi tugas dari mata kuliah belajar dan pembelajaran

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Behavioristik
Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan
perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan
terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku
reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik.
Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal
maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah
akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans. Belajar berarti
penguatan ikatan, asosiasi, sifat dan kecenderungan perilaku S-R (stimulus-
Respon).
Menurut aliran behavioristik, belajar pada hakikatnya adalah
pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap panca indra dengan
kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara stimulus dan respons (R-
S). belajar adalah upaya untuk membentuk hubungan stimulus dan respons
sebanyak- banyaknya.
Teori-teori belajar yang termasuk ke dalam kelompok behavioristik
diantaranya:
a. Koneksionisme, dengan tokohnya Thorndike
b. Classical conditioning, dengan tokohnya Pavlop

c. Operant conditioning, yang dikembangkan oleh Skinner


d. Systematic behavior, yang dikembangkan oleh hull
e. Contiguous conditioning, yang dikembangkan oleh Guthrie

2.2 Tokoh Yang Mengembangkan Teori Behavioristik


Tokoh-tokoh penting yang mengembangkan teori belajar behavioristik,
dapat dijelaskan sebagai berikut.

3
a. Thorndike
Teori koneksionisme yang dipelopori oleh Thorndike, memandang
bahwa yang menjadi dasar terjadinya belajar adalah adanya asosiasi antara
kesan panca indera (sense of impression) dengan dorongan yang muncul
untuk bertindak (impuls to action) (Mukminan, 1997 : 8). Ini artinya, toeri
behaviorisme yang lebih dikenal dengan namacontemporary behaviorist ini
memandang bahwa belajar akan terjadi pada diri anak, jika anak mempunyai
ketertarikan terhadap masalah yang dihadapi. Siswa dalam konteks ini
dihadapkan pada sikap untuk dapat memilih respons yang tepat dari berbagai
respons yang mungin bisa dilakukan
Menurut Thorndike, belajar akan berlangsung pada diri siswa jika siswa
berada dalam tiga macam hukum belajar, yaitu : 1) The Law of Readiness
(hokum kesiapan belajar), 2) The Law of Exercise (hukum latihan), dan 3)
The Law of Effect (hokum pengaruh). Hukum kesiapan belajar ini
merupakan prinsip yang menggambarkan suatu keadaan si pembelajar
(siswa) cenderung akan mendapatkan kepuasan atau dapat juga
ketidakpuasan.

b. Pavlov
Konsep teori yang dikemukakan oleh Ivan Petrovitch Pavlov ini secara
garis besar tidak jauh berbeda dengan pendapat Thorndike. Jika Throndike
ini menekankan tentang hubungan stimulus dan respons, dan di sini guru
sebaiknya tahu tentang apa yang akan diajarkan, respons apa yang
diharapkan muncul pada diri siswa, serta tahu kapan sebaiknya hadiah
sebagai reinforcement itu diberikan; maka Pavlov lebih mencermati arti
pentingnya penciptaan kondisi atau lingkungan yang diperkirakan dapat
menimbulkan respons pada dirisiswa.

c. E.R Guthrie
Pendapat Thorndike dan Pavlov ini ditegaskan lagi oleh Guthrie, di

4
mana ia menyatakan dengan hukumnya yaitu “The Law of Association”,
yang berbunyi : “A combination of stimuli which has accompanied a
movementwillonitsrecurrencetendtobefollowedbythatmovement”(Guthrie,
1952:13). Secara sederhana dapat diartikan bahwa gabungan atau
kombinasi suatu kelas stimuli yang menyertai atau mengikuti suatu
gerakan tertentu, maka ada kecenderungan bahwa gerakan itu akan
diulangi lagi pada situasi/stimuli yang sama.
Teori behaviorisme yang menekankan adanya hubungan antara
stimulus (S) dengan respons (R) secara umum dapat dikatakan memiliki
arti yang penting bagi siswa untuk meraih keberhasilan belajar. Caranya,
guru banyak memberikan stimulus dalam proses pembelajaran, dan
dengan cara ini siswa akan merespons secara positif apa lagi jika diikuti
dengan adanya reward yang berfungsi sebagai reinforcement (penguatan
terhadap respons yang telah ditunjukkan). Oleh karena teori ini berawal
dari adanya percobaan sang tokoh behavioristik terhadap binatang, maka
dalam konteks pembelajaran ada beberapa prinsip umum yang harus
diperhatikan. Menurut Mukinan (1997: 23), beberapa prinsip tersebut
adalah:
a) Teori ini beranggapan bahwa yang dinamakan belajar adalah
perubahan tingkah laku. Seseorang dikatakan telah belajar sesuatu jika
yang bersangkutan dapat menunjukkan perubahan tingkah
lakutertentu.
b) Teori ini beranggapan bahwa yang terpenting dalam belajar adalah
adanya stimulus dan respons, sebab inilah yang dapat diamati.
Sedangkan apa yang terjadi di antaranya dianggap tidak penting karena
tidak dapatdiamati.
c) Reinforcement, yakni apa saja yang dapat menguatkan timbulnya
respons, merupakan faktor penting dalam belajar. Respons akan
semakin kuat apabila reinforcement (baik positif maupun
negatif)ditambah.

5
2.3 Penerapan Teori Behavioristik Dalam Proses Belajar Pembelajaran
Jika yang menjadi titik tekan dalam proses terjadinya belajar pada diri
siswa adalah timbulnya hubungan antara stimulus dengan respons, di mana hal
ini berkaitan dengan tingkah laku apa yang ditunjukkan oleh siswa, maka
penting kiranya untuk memperhatikan hal-hal lainnya di bawah ini, agar guru
dapat mendeteksi atau menyimpulkan bahwa proses pembelajaran itu telah
berhasil. Hal yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Guru hendaknya paham tentang jenis stimulus apa yang tepat untuk
diberikan kepadasiswa.
b. Guru juga mengerti tentang jenis respons apa yang akan muncul pada diri
siswa.
Untuk mengetahui apakah respons yang ditunjukkan siswa ini benar-
benar sesuai dengan apa yang diharapkan, maka guru harus mampu:
a. Menetapkan bahwa respons itu dapat diamati(observable)
b. Respons yang ditunjukkan oleh siswa dapat pula diukur(measurable)
c. Respons yang diperlihatkan siswa hendaknya dapat dinyatakan secara
eksplisit atau jelas kebermaknaannya (eksplisit)
d. Agar respons itu dapat senantiasa terus terjadi atau setia dalam
ingatan/tingkah laku siswa, maka diperlukan sekali adanya semacam
hadiah(reward).
Aplikasi teori behavioristik dalam proses pembelajaran untuk
memaksimalkan tercapainya tujuan pembelajaran (siswa menunjukkan tingkah
laku / kompetensi sebagaimana telah dirumuskan), guru perlu menyiapkan dua
hal, sebagaiberikut:
a. Menganalisis Kemampuan Awal dan KarakteristikSiswa
b. Merencanakan materi pembelajaran yang akandibelajarkan
Sedangkan langkah umum yang dapat dilakukan guru dalam
menerapkan teori behaviorisme dalam proses pembelajaran adalah :
1) Mengidentifikasi tujuan pembelajaran.
2) Melakukan analisis pembelajaran

6
3) Mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan awal pembelajar
4) Menentukan indikator-indikator keberhasilan belajar.
5) Mengembangkan bahan ajar (pokok bahasan, topik,dll)
6) Mengembangkan strategi pembelajaran (kegiatan, metode, media dan
waktu)
7) Mengamati stimulus yang mungkin dapat diberikan (latihan, tugas, tes dan
sejenisnya)
8) Mengamati dan menganalisis respons pembelajar
9) Memberikan penguatan (reinfrocement) baik posistif maupun negatif,serta
10) Merevisi kegiatan pembelajaran (Mukminan, 1997:27).

2.4 Pengertian Teori Teori Kognitifistik


Belajar menurut teori belajar kognitivistik merupakan suatu proses internal
yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, informasi dan aspek
kejiwaan lainnya serta dengan kata lain belajar merupakan aktifitas yang
melibatkan proses berpikir yang sangat
komplek. Pada teori belajar kognitivisme, belajar adalah pengorganisasian
aspekaspek kognitif dan perseptual untuk memperoleh pemahaman. Teori
belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya .
Para penganut teori ini mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan
hubungan antara stimulus dan respon saja tetapi belajar merupakan suatu
perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai
tingkah laku yang tampak, dengan demikian teori belajar kognitif sering juga
disebut model perceptual . Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah
laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi
yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.
Teori-teori yang termasuk ke dalam kelompok kognitif holistic di
antaranya:
a. Teori Gestalt, dengan tokohnya Kofka, Kohler, dan Wetheimer
b. Teori Medan (field theory), dengan tokohnya lewin

7
c. Teori organismik yang dikembangkan oleh wheeler
d. Teori humanistic, dengan tokohnya maslow dan rogers
e. Teori konstruktivistik, dengan tokohnya jean piaget.

2.5 Tokoh Yang Mengembangkan Teori Kognitifistik


Tokoh-tokoh penting yang mengembangkan teori belajar behavioristik,
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Teori perkembangan kognitif (Cognitive Development Theory) Jean Piaget
Menurut Piaget perkembangan kognitif merupakan suatu proses
genetik yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis
perkembangan system syaraf. Dengan demikian semakin bertambah usia
seseorang makin kompleklah susunan syarafnya dan makin meningkat pula
kemampuannya. Ketika individu berkembang menuju kedewasaan, akan
mengalami adaptasi biologis dengan lingkungannya yang akan menyebabkan
adanya perubahan-perubahan kualitatif didalam struktur kognitifnya
(Budiningsih, 2004).

b. Teori Conditioning Of Learning, Robert M. Gagne


Teori ini ditemukan oleh Gagne yang didasarkan atas hasil riset
tentang faktorfaktor yang kompleks pada proses belajar manusia.
Penelitiannya dimaksudkan untuk menemukan teori pembelajaran yang
efektif.Analisanya dimulai dari identifikasi konsep hirarki belajar, yaitu urut-
urutan kemampuan yang harus dikuasai oleh pembelajar (peserta didik) agar
dapat mempelajari hal-hal yang lebih sulit atau lebih
kompleks.
Menurut Gagne belajar memberi kontribusi terhadap adaptasi yang
diperlukan untuk mengembangkan proses yang logis, sehingga
perkembangan tingkah laku (behavior) adalah hasil dari efek belajar yang
komulatif (Gagne, 1968). Lebih lanjut ia
menjelaskan bahwa belajar itu bukan proses tunggal.

8
Menurut peaget (dalam Hudoyono,1988:45) Manusia berhadapan dengan
tantangan, pengalaman, gejala baru, dan persoalan yang harus ditanggapinya
secaca kognitif (mental). Untuk itu, manusia harus mengembangkan skema
pikiran lebih umum atau rinci, atau perlu perubahan, menjawab dan
menginterpretasikan pengalaman-pengalaman tersebut.
Menurut peaget (dalam Hudoyono,1988:45) Manusia berhadapan dengan
tantangan, pengalaman, gejala baru, dan persoalan yang harus ditanggapinya
secaca kognitif (mental). Untuk itu, manusia harus mengembangkan skema
pikiran lebih umum atau rinci, atau perlu perubahan, menjawab dan
menginterpretasikan pengalaman-pengalaman tersebut. Dengan cara itu,
pengetahuan seseorang terbentuk dan selalu berkembang. Proses tersebut
meliputi:
a. Skema/skemata adalah struktur kognitif yang dengannya seseorang
beradaptasi dan terus mengalami perkembangan mental dalam interaksinya
dengan lingkungan. Skema juga berfungsi sebagai kategori-kategori utnuk
mengidentifikasikan rangsangan yang datang, dan terus berkembang.
b. Asimilasi adalah proses kognitif perubahan skema yang tetap
mempertahankan konsep awalnya, hanya menambah atau merinci.
c. Akomodasi adalah proses pembentukan skema atau karena konsep awal
sudah tidak cocok lagi.
d. Equilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sehingga
seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamya
(skemata). Proses perkembangan intelek seseorang berjalan dari
disequilibrium menuju equilibrium melalui asimilasi dan akomodasi.

2.6 Penerapan Teori Kognitifistik Dalam Proses Belajar Pembelajaran


Jika dikatakan bahwa belajar akan lebih berhasil apabila
disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik
hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik,
yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan

9
tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada
peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari
dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Implikasi teori perkembangan
kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu
guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir
anak
2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan
dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan
lingkungan sebaik-baiknya
3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak
asing.
4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara’

Jadi belajar tidakhanya menerima informasi dan pengalaman lama yang


dimiliki anak didik untuk mengakomodasikam informasi dan pengalaman baru an
diskusi dengan teman-temanya.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan materi diatas maka didapat kesimpulan yaitu terdapat dua
teori belajar yang dibahas. Pertama teori belajar Behavioristik, teori ini
menjelaskan bahwa belajar itu merupakan suatu perubahan perilaku yang
disebabkan oleh adanya rangsangan (stimulus) yang mengakibatkan adanya
respon. Terdapat beberapa tokoh yang mengembangkan teori belajar
behavioristik ini yaitu Thorndike, Pavlov dan E.R Guthrie. Kedua, teori
kognitivistik. Teori ini menjelaskan bahwa belajar itu lebih mementingkan
proses belajar dari pada hasil belajar. Adapun tokoh yang mengembangakn
teori ini yaitu Jean Piaget dan Robert M. Gagne.
Teori-teori belajar ini sangatlah penting karena bisa dijadikan landasan
atau dasar serta pijakan proses belajar. Selain itu teori belajar ini bisa
memudahkan guru dalam menjalankan model-model pembelajaran yang
dilaksanakan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Suryani, L. 2016. Teori_Belajar_Behavioristik_dan_Kognitiv.


https://www.scribd.com/document/326236302/Teori-Belajar-Behavioristik-
dan-Kognitiv-docx. Diakses pada 10 Februari 2021.
Wati, W. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.
widya57physicsedu.files.wordpress.com. Diakses pada 10 Februari 2021.
1 BAB I Teori-Teori Belajar. digilib.uinsby.ac.id. Diakses pada 10 Februari 2021.

12

Anda mungkin juga menyukai