Anda di halaman 1dari 3

Alasan Timbulnya Lupa (kegagalan memori)

Terdapat banyak alasan mengapa seseorang bisa lupa, salah satunya adalah kegagalan
pengkodean (failure of encoding). Kegagalan memori ini disebabkan oleh tidak dikodekannya
sebuah memori oleh seseorang dalam memori jangka panjang. Contoh dari terjadinya kegagalan
pengkodean adalah cover/sampul buku pelajaran yang dipelajari di sekolah. Siswa seringkali
melihat dan menggunakan buku tersebut sebagai media pembelajaran, disini siswa seringkali
terpapar dengan sampul buku pelajaran. Namun meskipun siswa sudah memiliki pengalaman
terpapar sampul buku berkali-kali, mereka masih tidak mampu menerangkan detail-detail secara
benar dalam sampul buku tersebut.

Beberapa ahli juga telah mengemukakan pendapat mereka tentang alasan timbulnya lupa antara
lain:

- Decay/Kerusakan. This explanation for forgetting assumes that memory traces, the
physical changes that take place in the brain when new material is learned, simply fade
away over time (Grann, 2007). Pendapat ini mempercayai bahwa “lupa” terjadi karena
“memory traces” yang diartikan sebagai perubahan fisik di otak ketika seseorang
mempelajari materi atau informasi baru hilang seiring jalannya waktu. Pendapat ini
merupakan pendapat yang masih belum bisa menjelaskan alasan timbulnya lupa secara
jelas, Hal ini dikarenakan meskipun ada bukti bahwa decay memang bisa terjadi, ada
beberapa kasus yang tidak konsisten. Kadang tidak ada korelasi antara decay dan lama
waktu seseorang terpapar informasi baru. Seseorang yang mengikuti tes secara berturut-
turut dengan materi yang sama seringkali mampu mengingat lebih banyak informasi pada
tes yang dilaksanakan lebih akhir dibandingkan tes yang dilaksanakan lebih awal.

- Interference/Gangguan. In interference, information in memory disrupts the recall of


other information (Naveh-Benjamin, Guez, & Sorek, 2007; Pilotti,Chodorow, & Shono,
2009). Menurut pendapat ini, interference merupakan salah satu alasan lupa yang yang
disebabkan oleh gangguan terhadap proses mengingat informasi lama karena adanya
informasi baru yang diterima. Analogi yang dapat digunakan dalam proses ini adalah rak
buku di perpustakaan. Datangnya buku-buku baru semakin menggeser buku-buku lama
yang ada di rak sampai pada titik buku-buku lama tidak dapat diakses lagi oleh pengguna
perpustakaan karena tertutup oleh buku-buku baru.

- Cue-dependent Forgetting. forgetting that occurs when there are insuficient retrieval
cues to rekindle information that is in memory (Tulving & Thompson, 1983). Jenis lupa
ini disebabkan oleh tidak cukupnya petunjuk untuk menghidupkan kembali informasi
yang ada dalam memori. Seringkali kita tidak dapat mengingat sesuatu, sebelum kita
mencoba berjalan seiring dengan jalannya hari kita. Contoh scenario yang cocok untuk
cue-dependent forgetting adalah ketika kunci rumah kita tertinggal, kita perlu berpikir
ulang tentang apa saja yang kita lakukan hari ini, dan kemana saja kita pergi sebelum kita
tahu atau dapat menerka kira-kira dimana kita meninggalkan kunci rumah tersebut.

Para ahli percaya bahwa interference dan cue-dependent forgetting adalah alasan utama mengapa
seseorang bisa lupa. Lupa lebih sering disebabkan oleh memori lama yang tergeser oleh memori
baru dan tidak cukupnya petunjuk untuk menghidupkan kembali informasi di memori, bukan
karena memori hilang seiring berjalannya waktu.

Proactive dan Retroactive Interference

Dalam interference (gangguan) memori, terdapat 2 jenis gangguan yang mempengaruhinya.


Proactive interference merupakan gangguan yang disebabkan ketika informasi lama dalam
memori seseorang menghambat proses mengingat informasi baru. Sedangkan Retroactive
interference disebabkan ketika informasi baru mengganggu proses mengingat informasi lama
yang ada didalam memori. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dari ilustrasi dibawah.

Proactive
Interference

Bahasa Inggris Bahasa Jerman Tes Bahasa Jerman

Retroactive Interference

Bahasa Inggris Bahasa Jerman Tes Bahasa Inggris

WAKTU
Proactive interference dapat terjadi ketika informasi yang didapat dari pembelajaran
bahasa Inggris mengganggu proses mengingat pembelajaran bahasa Jerman. Sebagai contoh,
Anda dipaparkan terhadap pembelajaran bahasa Inggris terlebih dahulu, sebelum anda terpapar
pembelajaran bahasa Jerman. Ketika anda melakukan tes bahasa Jerman, anda akan mengalami
kesulitan mengingat kosakata bahasa Jerman karena anda hanya bisa mengingat versi bahasa
Inggris dari kosakata bahasa Jerman yang anda pelajari.

Pada retroactive interference, contoh scenario yang dapat digunakan adalah anda akan
menghadapi tes bahasa Inggris. Sebelum tes dijalankan anda menerima pembelajaran bahasa
Jerman yang menghambat proses mengingat anda soal pembelajaran bahasa inggris yang anda
terima sebelum pembelajaran bahasa Jerman.

1. Feldman, Robert S. (2018). Understanding Psychology. New York: McGraw-Hill


Education.

Anda mungkin juga menyukai