Anda di halaman 1dari 6

PERUBAHAN PERSEPSI DIRI DALAM MENGATASI STRES

AKADEMIK TERKAIT STUDI BAHASA JERMAN


Dominikus Jantaka

180241609073

Universitas Negeri Malang

Fakultas Sastra, S1 Pendidikan Bahasa Jerman

PENDAHULUAN

Mempelajari bahasa asing merupakan salah satu kemampuan yang dibutuhkan dan dicari
di zaman modern ini. Sekolah-sekolah di Indonesia telah menerapkan kurikulum yang
didalamnya terdapat aturan untuk mempelajari bahasa asing. Bahasa asing yang bersifat wajib
dipelajari di sekolah-sekolah Indonesia adalah bahasa Inggris, namun ada pula sekolah-sekolah
yang menerapkan pembelajaran bahasa asing tambahan salah satunya adalah bahasa Jerman.
Mempelajari bahasa asing bukanlah hal yang mudah, khususnya mempelajari tentang bahasa
Jerman. Bahasa Indonesia dan bahasa Jerman memilik struktur dan cara pengucapan yang sangat
berbeda, dan bagi lidah pelajar Indonesia hal ini menjadi salah satu halangan terbesar saat
mempelajari bahasa Jerman.

Dikarenakan perbedaan bahasa yang cukup besar, pelajar seringkali memiliki persepsi
yang negatif terhadap pembelajaran bahasa Jerman. Banyak pelajar yang menganggap bahasa
Jerman membosankan, ada pula yang berpendapat bahwa bahasa Jerman memiliki struktur dan
tata bahasa yang susah dipahami. Sebagai individu, peserta didik tentunya mempunyai
pengalaman dan masalah sendiri dalam kehidupannya, termasuk dalam belajar. Adanya
pengalaman, masalah, serta anggapan bahwa bahasa Jerman itu sulit, dan anggapan bahwa di
dalam teks bahasa Jerman banyak terdapat struktur gramatikal yang sulit sehingga menyebabkan
adanya anggapan bahwa teks bahasa Jerman itu sulit dipahami akan sangat berpengaruh terhadap
persepsi dan keberhasilan peserta didik dalam menguasainya. Apabila tidak diatasi dengan baik,
hal ini akan membuat pelajar mengalami stres akademik. Stres akademik yang tidak diatur
dengan baik akan menyebabkan pelajar tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan optimal, atau
tidak dapat bertahan dengan lingkungan akademik mereka dan mengarahkan mereka untuk
melakukan hal-hal negatif lain sebagai “cara untuk mengatasi stress” mereka.

1. Pengertian Persepsi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Persepsi adalah tanggapan
(penerimaan) langsung dari sesuatu, proses seseorang mengetahui beberapa hal
melalui panca inderanya. Melalui persepsi, manusia terus menerus mengadakan
hubungan dengan lingkungannya, hubungan
ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa
dan pencium.Persepsi merupakan hasil pengamatan seseorang terhadap sesuatu
hal yang ada di lingkungan sekitar melalui panca indera. Persepsi diperoleh
dengan cara meringkas informasi dari seseorang dan menafsirkan informasi
tersebut, sehingga seseorang itu dapat memberikan tanggapan mengenai baik
buruknya atau positif negatifnya informasi tersebut.

Biasanya, ketika reseptor sensorik kita mengumpulkan informasi di sekitar kita secara
terus-menerus, pada akhirnya itulah cara kita menafsirkan dan menerima informasi dan
juga memengaruhi cara kita berinteraksi dengan dunia berdasarkan informasi tersebut. Ini
disebut Persepsi. Persepsi biasanya mengacu pada cara atau metode informasi sensorik
diatur, ditafsirkan, dan dialami secara sadar. Persepsi melibatkan dua jenis pemrosesan,
yaitu: Pemrosesan bottom-up dan pemrosesan Top-down.
1.1. Pemrosesan bottom-up berputar di sekitar fakta bahwa persepsi dibangun dari
input sensorik
1.2. Pemrosesan Top-down terlibat dalam cara kita memproses dan menafsirkan
sensasi berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan pikiran yang sudah ada.

2. Pengertian Stres Akademik


Stres akademik adalah salah satu jenis stres yang muncul dalam lingkungan akademik
seperti sekolah dan universitas. Selain itu, Olejnik dan Holschuh (2007) menyebutkan
bahwa stres akademik adalah sebuah respon terhadap banyaknya tugas yang harus
dilakukan siswa. Jumlah tugas yang tinggi mengakibatkan munculnya stres di kalangan
siswa. Lebih lanjut Alvin (2007) dan Gusniarti (2002) menyatakan bahwa stres akademik
sebagai suatu kondisi yang muncul karena adanya tekanan dalam menghadapi situasi
akademik yang menantang. Hal ini menyebabkan siswa memiliki persepsi subjektif yang
menimbulkan pemikiran bahwa siswa tidak mampu untuk mengikuti tuntutan akademis
dengan kemampuan yang mereka miliki.

PEMBAHASAN
Persepsi Pelajar dan Pengaruhnya dalam Pembelajaran Bahasa Jerman

Persepsi dan pandangan pelajar terhadap apa yang mereka pelajari di kelas merupakan
hal yang sangat perlu diperhatikan. Apabila pelajar tidak memiliki persepsi yang baik terhadap
suatu pelajaran, motivasi mereka untuk terus belajar akan terpengaruh. Pelajar akan lebih
memilih untuk menyerah sebelum memulai pelajaran dikarenakan adanya persepsi bahwa materi
yang akan mereka pelajari akan sulit, sebaliknya apabila pelajar memiliki persepsi yang positif
terhadap suatu pelajaran, mereka akan lebih bersikap positif dalam mengantisipasi materi yang
akan mereka dapatkan di pembelajaran. Dalam pembelajaran stres akademik merupakan hal yang
tidak dapat dihindari sepenuhnya, hal ini sangat relevan saat pelajar mengikuti pembelajaran
bahasa asing khususnya bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman terdapat banyak keterampilan
yang perlu siswa pelajari dan kuasai yaitu mendengar (hören), berbicara (sprechen), membaca
(lesen),dan menulis (schreiben), ditambah pula dengan beban yang harus siswa tanggung soal
Grammatik (tata bahasa) dan berbagai macam kosakata yang memiliki artikel yang berbeda
dengan sistem yang mereka kenal di bahasa Indonesia.

Qorry dan Primardiana (2019) telah melaksanakan sebuah penelitian tentang stres
akademik, dalam penelitian tersebut terdapat beberapa metode yang digunakan oleh siswa yang
sedang menghadapi stres akademik. Metode-metode itu adalah: secara aktif mencari solusi,
melakukan perencanaan, melihat stres dari sudut pandang yang berbeda, kepasrahan,
humor/bercanda tentang stres mereka, menggunakan agama dan kepercayaan mereka, mencari
bantuan emosional, menggunakan bantuan instrument untuk menghadapi stres, mengalihkan
perhatian, penolakan, venting, penggunaat zat/bahan berbahaya (obat-obatan dan substansi
terlarang, serta alkohol), menyerah, dan menyalahkan diri sendiri. Dari berbagai jenis metode
tersebut ada 2 metode yang relevan dengan persepsi siswa dan pengaruhnya terhadap
pembelajaran, yaitu: melihat stress dari sudut pandang yang berbeda, dan menyerah. Dalam
penelitian tersebut disebutkan bahwa sekitar 36,8% subjek penelitian sudah sering mencoba
untuk melihat kesulitan belajar mereka dari sisi lain, membuat mereka merasa lebih positif. Dan
10,5% dari subjek penelitian menyebutkan bahwa mereka agak sering berpikir untuk menyerah
dan tidak berusaha untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran dan stres akademik
mereka.

Dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki banyak jenis cara dan
metode yang mereka gunakan dalam menghadapi permasalahan pembelajaran mereka, salah satu
cara yang mereka gunakan berkaitan erat dengan persepsi mereka akan pembelajaran. Usaha
mereka untuk mengeluarkan diri mereka dari kondisi stres akademik dan mencari solusi untuk
permasalahan akademik yang mereka hadapi akan sangat dipengaruhi oleh hadirnya persepsi di
otak mereka.

Faktor yang Berperan dalam Perubahan Persepsi


1. Ilusi
Ilusi dari aspek psikologis diartikan sebagai proses yang melibatkan interaksi
pertimbangan logis dan empiris. Ilusi adalah pengalaman persepsi khusus, di mana
informasi dari rangsangan eksternal 'nyata' mengarah pada persepsi yang salah atau kesan
yang salah tentang peristiwa atau objek dimana rangsangan itu berasal. Beberapa 'kesan
palsu' ini muncul dari faktor-faktor yang berada di luar kendali seseorang seperti
informasi yang tidak memadai atau dari karakteristik struktural dan fungsional dari alat
sensorik tersebut.
Ilusi dikategorikan ke dalam Pengalaman Ilusi yang berbeda:
1) Ilusi distorsi-stimulus muncul ketika ada perubahan dalam lingkungan atau energi
rangsangan dibengkokkan dalam perjalanan ke orang yang melihatnya dalam pola
yang terdistorsi.
2) Fenomena pendengaran dapat dijelaskan dengan cara ini: volume suara sumber
terdengar mengecil saat sumber dan penginderaan menjauh satu sama lain dan
meningkat saat mereka mendekati satu sama lain. Ini terkadang dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti angin yang bertiup ke arah tertentu.
3) Fenomena Optik biasanya dihasilkan oleh pembiasan cahaya saat melewati zat
berbeda yang kecepatan cahayanya sangat berbeda. Salah satu contohnya adalah
pensil yang tampak bengkok saat diletakkan di dalam segelas air. Contoh umum lain
dari fenomena ini adalah fatamorgana, di mana ilusi genangan air tercipta oleh cahaya
yang melewati udara di atas jalan raya.
4) Ilusi perceiver-distortion mengacu pada ilusi yang berhubungan dengan karakteristik
dari pengindera daripada fenomena fisik yang biasanya mendistorsi rangsangan.
5) Ilusi Perseptual Visual terjadi ketika pengamat dihadapkan dengan bermacam-
macam titik secara visual dan otak pengamat dapat menyimpulkan titik-titik tersebut
sebagai 'saling memiliki'. Pengelompokan ini biasanya dibuat berdasarkan hal atau
benda yang memiliki kemiripan.

2. Atensi/Perhatian

Faktor penting yang mempengaruhi persepsi adalah perhatian. Otak merupakan pusat
kesadaran yang berfungsi sebagai alat untuk mengadakan respon yang diperlukan syaraf
motoris.Perhatian untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya
perhatian, karena perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam
rangka mengadakan persepsi.Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari
seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekelompok objek.
Perhatian didefinisikan sebagai proses perilaku dan kognitif yang memusatkan perhatian
pada rangsangan tertentu sambil mengabaikan potensi rangsangan lain yang dapat
dirasakan. Ini juga dapat dikatakan sebagai alokasi sumber daya yang terbatas untuk
pemrosesan karena otak dapat mencurahkan perhatian hanya pada sejumlah atau jumlah
rangsangan yang terbatas. Perhatian memainkan peran yang sangat penting dalam
membedakan antara apa yang dirasakan dan apa yang dipikirkan. Misalnya, pada acara di
mana ada musik keras dan suara bising, seseorang hanya mengetahuinya dalam waktu
yang singkat. Ketika mereka memulai percakapan yang sangat menarik dengan seorang
teman, mereka cenderung mengabaikan suara keras di latar belakang dan hanya fokus
pada percakapan. Ketika seseorang menyela orang tersebut dan menanyakan lagu terakhir
yang diputar, mereka mungkin tidak dapat menjawabnya.

Merubah Persepsi dengan Ilusi dan Perhatian

Persepsi dapat diubah dengan memanipulasi sistem sensorik otak dengan ilusi dan
perhatian. Berikut merupakan cara-cara yang dapat dilakukan untuk merubah persepsi:

1) Pelajar dapat mengubah persepsi diri mereka dengan ilusi perceiver-distortion untuk
mengubah pandangan mereka terhadap permasalahan akademik mereka. Ilusi jenis ini
lebih berfokus pada pengindera (dalam kasus ini pelajar/siswa) daripada rangsangan
(permasalahan akademik/stres akademik). Pelajar dapat menciptakan ilusi bahwa mereka
bisa mengatasi masalah ini dan mencari solusi untuk menyelesaikan masalah
pembelajaran yang mereka hadapi. Untuk contoh, semisal pelajar mengalami masalah
dengan Grammatik saat berhadapan dengan pembelajaran bahasa Jerman, mereka akan
terpengaruh dengan pemikiran bahwa ‘Saya tidak bisa mengerjakan hal ini karena
struktur dan tata bahasa Jerman terlalu sulit bagi saya’ atau ‘Saya yakin bahwa
mempelajari Grammatik sangat tidak mungkin untuk otak saya’ ini merupakan ilusi yang
negatif yang sering dimiliki pelajar ketika menemukan masalah saat mempelajari bahasa
Jerman. Dengan mengubah pemikiran/ilusi ini dengan ilusi yang positif, pelajar akan
memiliki motivasi yang lebih mendukung mereka untuk tidak menyerah apabila mereka
menemukan permasalahan. Merubah ilusi menjadi ilusi yang positif tidak berarti pelajar
tiba-tiba dapat menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi, namun ilusi yang
positif berpengaruh besar terhadap motivasi. Apabila motivasi sudah muncul, hal ini akan
memicu pelajar untuk mencari solusi dari permasalahan yang mereka temui selama
pembelajaran bahasa Jerman.

2) Perhatian juga dapat menjadi alat untuk mengubah perspektif pelajar. Seringkali apabila
pelajar menghadapi permasalahan yang membuat mereka stres atau terhambat. Mereka
seringkali mengarahkan perhatian mereka kepada pertanyaan seperti ‘mengapa saya tidak
bisa paham’, dan ‘saya tidak akan bertahan disini’. Pelajar cenderung memfokuskan
pemikiran mereka kearah yang negatif. Pelajar dapat mencoba memanipulasi otak mereka
dengan memfokuskan atensi mereka ke hal lain seperti ‘bagaimana saya bisa
menyelesaikan masalah ini’ atau ‘pasti ada solusi untuk ini’. Menyadari kesalahan dan
performa yang buruk memang tidak dapat dihindari, namun apabila pelajar secara terus-
menerus berfokus pada kegagalan mereka dan tidak berpikir untuk mencari solusi,
motivasi untuk keluar dari stres akademik mereka tidak akan muncul.

KESIMPULAN

Stres akademik, terutama dalam hal mempelajari bahasa Jerman merupakan hal yang
tidak dapat sepenuhnya dihindari. Meskipun seorang pelajar dapat dibilang baik dalam pelajaran
mereka, pada suatu titik mereka pasti akan menghadapi permasalahan akademik yang
menghambat mereka. Persepsi akan menjadi alasan dasar pelajar untuk memunculkan motivasi
dalam menghadapi masalah akademik, Persepsi dapat diubah dengan memanipulasi otak dengan
pembentukan ilusi dan pengalihan atensi/perhatian. Pengalihan persepsi negatif menjadi persepsi
positif bukanlah solusi final dalam menghadapi stres akademik, melainkan menjadi sebuah
langkah pertama untuk memotivasi diri untuk menyelesaikan masalah akademik secara lebih
lanjut. Meskipun hadirnya bantuan emosional, merubah persepsi yang negatif secara menyeluruh
dalam situasi yang menekan hanya dapat dilakukan secara internal. Hanya pelajar sendirilah
yang dapat merubahnya. Persepsi negatif akan menghentikan usaha dan motivasi siswa untuk
keluar dari permasalahan akademik yang mereka hadapi, dan persepsi yang positif akan
meningkatkan performa pelajar secara perlahan.

REFERENSI

1) Aina,Qorry dan Primardiana Hermilia Wijayati.2019. Coping the Academic Stress: The
Way the Students Dealing with Stress. ISoLEC Volume 2019. 212-223.

2) Arifin, Melia A.2014. PENGARUH PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG


BAHASA JERMAN DAN PENGUASAAN STRUKTUR GRAMATIKAL BAHASA
JERMAN TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA TEKS BAHASA JERMAN
PESERTA DIDIK KELAS X SMA N 2 BANGUNTAPAN BANTUL. Skripsi. Tidak
diterbitkan. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Yogyakarta.

3) Yunus, Muhammad.2016. PERSEPSI SISWA TERHADAP KESIAPAN GURU


DALAM PROSES PEMBELAJARAN (Studi Pada SMP Negeri 18 Banda Aceh).
Volume 1.42-49.

4) Mikkilineni, Shravya H.2021. PERCEPTION, ILLUSION AND THE ROLE OF


ATTENTION. Artikel. Tidak diterbitkan. Department of Literature. GITAM School of
Humanities and Social Sciences GITAM Hyderabad

Anda mungkin juga menyukai