Disusun Oleh:
YOLANDA SEKAR MAYANG
202002040053
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
yang dapat menyerang pada berbagai organ tubuh mulai dari paru dan
(Chandra,2012).
2. Etiologi
dengan ukuran panjang 2 μm-4 μm dan lebar 0,2 μm–0,5 μm. Organisme
ini tidak bergerak, tidak membentuk spora, dan tidak berkapsul, bila
diwarnaiakan terlihat berbentuk manik-manik atau granuler. Sebagian
pertumbuhan pada media kultur biasanya dapat dilihat dalam waktu 6-8
minggu (Putra, 2010). Suhu optimal untuk tumbuh pada 37ºC dan pH
6,4-7,0. Jika dipanaskan pada suhu 60ºC akan mati dalam waktu 15-20
menit. Kuman ini sangat rentan terhadap sinar matahari dan radiasi sinar
ultraviolet.
paru aktif
g. Petugas kesehatan
3. Manifestasi Klinik
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu
atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak
bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan
menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan (Depkes, 2011).
a) Gejala sistemik/umum
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya
dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang
serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
b) Gejala khusus
Bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju
ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang
membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas
melemah yang disertai sesak.
Jika ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat
disertai dengan keluhan sakit dada.
Tanda-tanda yang di temukan pada pemeriksaan fisik tergantung luas dan
kelainan struktural paru. Pada lesi minimal, pemeriksaan fisis dapat
normal atau dapat ditemukan tanda konsolidasi paru utamanya apeks
paru. Tanda pemeriksaan fisik paru tersebut dapat berupa: fokal fremitus
meingkat, perkusi redup, bunyi napas bronkovesikuler atau adanya ronkhi
terutama di apeks paru Pada lesi luas dapat pula ditemukan tanda-tanda
seperti : deviasi trakea ke sisi paru yang terinfeksi, tanda konsolidasi,
suara napas amporik pada cavitas atau tanda adanya penebalan pleura.
4. Patofisiologi
menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap
dalam udara bebas 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar
bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat akan menempel pada
juga dapat menjangkau sampai ke area lain dari paru (lobus atas). Basil
juga menyebar melalui sistem limfe dan aliran darah ke bagian tubuh lain
(ginjal, tulang dan korteks serebri) dan area lain dari paru (lobus atas).
mikromililiter.
Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah terpapar
basil hidup dan mati yang dikelilingi oleh makrofag seperti dinding.
Bagian tengah dari massa tersebut disebut ghon tubercle. Materi yang
terdiri atas makrofag dan bakteri yang menjadi nekrotik yang selanjutnya
setelah infeksi awal jika respons sistem imun tidak adekuat maka
penyakit akan menjadi lebih parah. Penyakit yang kian parah dapat
timbul akibat infeksi ulang atau bakteri yang sebelumnya tidak aktif
kembali menjadi aktif. Pada kasus ini, ghon tubercle mengalami ulserasi
berjalan terus dan basil terus difagosit atau berkembang biak di dalam
dan jaringan granulasi yang dikelilingi sel epiteloid dan fibroblas akan
Intoleransi
Perubahan
Ketidakefektifan Gangguan Aktivitas
Pola nafas tidak pemenuhan
bersihan jalan nafas pertukaran gas
efektif nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh
6. Pemeriksaan Penunjang dan Hasilnya
a. Pencegahan
1) Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang
bergaul erat dengan penderita tuberculosis paru BTA positif.
2) Mass chest X-ray, yaitu pemeriksaan missal terhadap kelompok –
kelompok populasi tertentu misalnya : karyawan rumah sakit, siswa –
siswi pesantren.
3) Vaksinasi BCG
4) Kemofolaksis dengan menggunakan INH 5 mg/kgBB selama 6 – 12
bulan dengan tujuan menghancurkan atau mengurangi populasi bakteri
yang masih sedikit.
5) Komunikasi, informasi, dan edukasi tentang penyakit tuberculosis
kepada masyarakat.
b. Pengobatan
Tuberkulosis paru diobati terutama dengan agen kemoterapi (agen
antituberkulosis ) selama periode 6 sampai 12 bulan. Lima medikasi garis
depan digunakan adalah Isoniasid ( INH ), Rifampisin ( RIF ),
Streptomisin ( SM ), Etambutol ( EMB ), dan Pirazinamid ( PZA ).
Kapremiosin, kanamisin, etionamid, natrium para-aminosilat, amikasin,
dan siklisin merupakan obat – obat baris kedua.
8. Komplikasi
Komplikasi dari TB Paru antara lain :
a. Meningitisas
b. Spondilitis
c. Pleuritis
d. Bronkopneumoni
e. Atelektasi
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengkajian Fokus
Chandra. B., 2012, Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Komunitas, EGC, Jakarta.
Putra, A.K. 2010. Kejadian Tuberkulosis Pada Anggota Keluarga Yang Tinggal
Serumah dengan Penderita TB Paru BTA Positif. Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan.
Smeltzer, C.S. 2011. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruneer dan Suddarth.
Edisi 8. Jakarta : EGC
Widagdo, 2011, Masalah dan Tatatlaksana Penyakit Infeksi pada Anak, Sagung Seto,
Jakarta.