Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH

PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

Disusun oleh:
Nama : Muhammad Al Gazali S
NIM : 200211500003
Kelas : Arsitektur A/01
Mata Kuliah : Pancasila
Dosen : Muhammad Asriadi, S.Pd, M.Pd.
Ramli Rasyid, S.Sos, M.Pd.

PRODI ARSITEKTUR
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN
PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul pancasila
dalam konteks sejarah perjuangan bangsa Indonesia dengan lancar dan dapat
dikatakan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan pada mata kuliah Pancasila. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang arti dari dinamika dan tantangan Pancasila sebagai
dasar Negara bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu selaku dosen mata kuliah
Pancasila yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Mangkutana, 7 April 2021

Muhammad Al Gazali S

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN


BANGSA INDONESIA..........................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
Latar belakang....................................................................................................1
Rumusan masalah..............................................................................................1
Tujuan masalah..................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN/ISI...................................................................................2
A. Sejarah perkembangan pancasila..........................................................2
B. Tokoh pancasila.......................................................................................4
C. Pancasila saat ini.....................................................................................6
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................9
Kesimpulan......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

iii
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar belakang
Ideologi Pancasila adalah sebuah julukan dari lima dasar kehidupan dan
pandangan masyarakat sebagai warga negara. dan warga negara harus wajib
mendukung dan mampu mengkondisikan dalam kehidupan sehari-hari
(pandangan Hidup). Pancasila sebagai aplikasi kehidupan dapat kita lihat
mengenai Pancasila dijadikan sebagai sumber segala hukum. hal tersebut juga
berkaitan dengan Segala Kebijakan Pemerintahan pusat dan pemerintah daerah
yang dilarang keras menetapkan kebijakan yang bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila.
(Dasar negara dan Ideologi Negara). Lalu bagaimana pancasila dalam konteks
sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan pancasila?
2. Siapa tokoh pelopor pancasila?
3. Bagaimana pancasila di masa kini?

Tujuan masalah
1. Menjelaskan sejarah perkembangan pancasila.
2. Menjelaskan tokoh pancasila.
3. Menjelaskan pancasila di masa kini.

1
BAB 2 PEMBAHASAN/ISI
A. Sejarah perkembangan pancasila

Pada masa periode sejarah Indonesia memiliki beberapa zaman dimana


perkembangan indonesia berlangsung, dimulai dari sebelum merdeka sampai saat
ini. Pada masa awal indonesia dimulai dengan zaman kerjaan, dimana diawali
oleh terbentuknya zaman kerajaan kutai. Kerajaan Kutai adalah kerajaan tertua di
Indonesia. Pada masa ini masyarakat kutai menampilkan nilai - nilai sosial politik,
dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta sedekah kepada para
Brahmana. Begitulah bentuk persatuan pada masa kerajaan Kutai.

Pada zaman selanjutnya yaitu zaman kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya


menunjukkan makna persatuan dengan mengembangkan tata negara dan tata
pemerintahan yang mampu menciptakan peraturan – peraturan yang ditaati oleh
rakyat yang berada diwilayah kekuasaannya.

Zaman selanjutnya yaitu Kerajaan – kerajaan Sebelum Majapahit. Pada masa


kerajaan ini bentuk persatuannya adalah Raja Airlangga telah mengadakan
hubungan dagang dan bekerja sama dengan Benggala, Chola dan Champa hal ini
menunjukan nilai–nilai kemanusiaan.

Masa selanjutnya adalah zaman kerajaan Majapahit. Pada zaman kerajaan


Majapahit bentuk persatuannya adalah mempunyai nilai hubungan bertetangga
dengan baik dan nilai musyawarah mufakat yang dilakukan oleh sistem
pemerintahannya.

Masuknya agama-agama besar seperti Hindu, Budha, Islam di Indonesia


menandai dimulainya kehidupan beragama pada masyarakat. Bagaimana agama
merubah kehidupan dan pandangan masyaraat dapat dilihat pada sistem sosial-
ekonominya. Penyelenggaraan perdagangan di kota-kota pelabuhan menimbulkan
komunikasi terbuka, sehingga terjadi mobilitas sosial baik horisontal maupun
vertikal serta perubahan gaya hidup dan nilai-nilai. Tidak lama kemudian Islam
masuk ke Indonesia dan menguasai perdagangan internasional. Di lain pihak
kekuasaan pusat dengan agama Hindu-Budha mengalami kemerosotan bersamaan
dengan disintregasi politik dan degenerasi kultural. Akibatnya terciptalah kondisi
yang baik bagi suatu perubahan. Dalam politik juga kemudian lahir kerajaan-
kerajaan Islam.

Sebelum negara Indonesia terbentuk pada 17 Agustus 1945, bentuk pemerintahan


adalah kerajaan-kerajaan. Awal abad ke-16 bangsa Eropa seperti Belanda mulai

2
masuk ke Indonesia dan terjadilah perubahan politik kerajaan yang berkaitan
dengan perebutan hegemoni.

Kontak dengan bangsa Eropa telah membawa perubahan-perubahan dalam


pandangan masyarakat yaitu dengan masuknya paham-paham baru, seperti
liberalisme, demokrasi, nasionalisme. Hingga sampai akhirnya Indonesia dapat
menumbuhkan jiwa Nasionalisme dan bersatu untuk merdeka.

Sebagai tindakan lanjut dari janji Kaisar Hirohito yang akan memberikan
kemerdekaan kepada bangsa Indonesia maka dibentuklah suatu badan yang
bertugas menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yang dikenal
dengan nama BPUPKI.

Pada sidang pertama BPUPKI (29 Mei – 1 Juni 1945) dengan pembicaranya
adalah Mr. Muh. Yamin, Mr. Soepomo, Drs. Moh. Hatta, dan Ir. Soekarno.
Mereka semua berpidato guna membahas tentang rancangan usulan dasar negara.

Menurut Soekarno dalam pidatonya, dasar bagi Indonesia merdeka adalah


dasarnya suatu negara yang akan didirikan yang disebutnya philosophische
gronsag, yaitu fundamen, filsafat, jiwa dan pikiran yang sedalam-dalamnya yang
di atasnya akan didirikan gedung Indonesia yang merdeka.

Selanjutnya Ir. Soekarno mengusulkan bahwa dasar bagi Indonesia merdeka itu
disebut Pancasila, yaitu: Kebangsaan, Kemanusiaan, Musyawarah mufakat
perwakilan, Kesejahteraan sosial, Ketuhanan yang berkebudayaan.

Pancasila sebagai dasar falsafah negara tidak boleh menjadi ideologi yang beku
sehingga seluruh komponen bangsa terutama para intelektual muda dapat
memberikan ide-ide baru dan kreatif untuk merevitalisasi Pancasila dalam realitas
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Setelah sidang tersebut dibentuklah panitia kecil yaitu panitia sembilan. Panitia
sembilan bersidang tanggal 22 Juni 1945 dan menghasilkan kesepakatan yang
dituangkan dalam Mukadimah Hukum Dasar, alinea keempat dalam rumusan
dasar negara sebagai berikut:

1. Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-


pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam
permusyawaratan /perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3
Moh. Yamin mempopulerkan kesepakatan tersebut dengan nama
Piagam Jakarta.Pada sidang kedua BPUPKI tgl 10 Juli 1945 dibicarakan
mengenai materi undang-undang dasar dan penjelasannya. Sidang kedua ini juga
berhasil menentukan bentuk negara Indonesia yaitu Republik. Seiring berjalannya
waktu, dibentuklah PPKI yang bertugas melanjutkan tugas BPUPKI.

Seiring dengan kekalahan Jepang, para pemuda mendesaak agar kemerdekaan


dilaksanakan secepatnya tanpa menunggu janji Jepang, akhirnya Soekarno-Hatta
bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945 atas nama bangsa Indonesia.

Sehari setelah Indonesia merdeka, PPKI mengadakan sidang pertamanya. Dalam


sidang tersebut terdapat perubahan yang telah dilakukan yaitu perubahan pada sila
pertama (tujuh buah kata dihilangkan dan diganti dengan kata-kata Yang Maha
Esa) dan beberapa perubahan pada rancangan UUD. Pada saat itu juga
Pembukaan Undang-Undang Dasar dan pasal-pasal UUD disahkan menjadi
Undang-Undang dasar negara Republik Indonesia. Pada sidang tersebut juga
menetapkan Ir. Soekarno dan Moh.Hatta sebagai presiden dan wakil presiden
Indonesia. Selanjutnya sidang tersebut juga membicarakan rancangan aturan
peralihan. Di dalam aturan tersebut dinyatakan pembentukan KNIP yang bertugas
membantu presiden.

B. Tokoh pancasila

BPUPKI merupakan kependekan dari Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan


Kemerdekaan Indonesia. Dalam bahasa Jepang dikenal sebagai Dokuritsu Junbi
Chosakai. BPUPKI kali pertama dibentuk pada 1 Maret 1945. Kala itu, lembaga
BPUPKI dibentuk oleh pemerintah Jepang. Ketuanya adalah Radjiman
Wedyodiningrat dan wakil ketua Hibangase Yosio (Jepang) dan Soeroso.
BPUPKI beranggotakan 67 orang, yang terdiri dari 60 orang Indonesia dan tujuh
orang Jepang yang bertugas mengawasi.

Pembentukan BPUPKI bertujuan untuk saling menguntungkan, baik bagi


Indonesia maupun Jepang.Bagi Indonesia, adanya BPUPKI untuk mempelajari
dan menyelidiki sesuatu yang berhubungan dengan pembentukan negara
Indonesia merdeka atau mengenai tata pemerintahan Indonesia merdeka.
Sedangkan bagi Jepang, tujuan dibentuknya BPUPKI adalah untuk menarik
simpati rakyat Indonesia agar membantu Jepang dalam perang melawan sekutu
dengan cara memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia.

BPUPKI dibubarkan pada 7 Agustus 1945 karena tugas-tugasnya telah selesai


dilaksanakan. Selama BPUPKI terbentuk, secara resmi BPUPKI telah melakukan
sidang sebanyak dua kali.

4
Sidang pertama dilaksanakan pada 29 Mei-1 Juni 1945. Kemudian sidang kedua
dilaksanakan pada 10 Juli-17 Juli 1945.Dari dua kali sidang tersebut ada beberapa
poin yang dirumuskan. Berikut ini hasil sidang BPUPKI pertama dan kedua
seperti disadur, dari Dream, Kamis (3/9/2020)

Sidang pertama BPUPKI berlangsung pada 29 Mei-1 Juni 1945. Pada sidang
pertama BPUPKI tersebut membahas perumusan dasar negara Republik
Indonesia. Untuk mendapatkan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang
tepat, selama masa persidangan pertama BPUPKI ini, agendanya adalah
mendengarkan pidato dari tiga orang tokoh utama pergerakan nasional Indonesia.

Ketiga tokoh yang menyampaikan gagasannya mengenai dasar negara Republik


Indonesia, ialah Prof. Mohammad Yamin, S.H., Prof. Dr. Soepomo, dan Ir.
Soekarno.

Pada sidang 29 Mei 1945, Prof. Mohammad Yamin, S.H., mengemukakan


gagasan tentang rumusan lima asas dasar negara Republik Indonesia, yakni:

1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat

Kemudian pada sidang 31 Mei 1945, Prof. Dr. Soepomo mengemukakan


gagasannya mengenai rumusan lima prinsip dasar negara Republik Indonesia,
yang dinamakan 'Dasar Negara Indonesia Merdeka', yaitu:

1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir batin
4. Musyawarah
5. Keadian Sosial

Sementara itu, pada sidang 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan gagasan
perihal rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia, yang dinamakan
'Pancasila', yaitu:

1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa

5
Dari beberapa usulan, milik Ir. Soekarno yang diterima dan diberi nama Pancasila.
Rumusan ini kemudian digunakan sebagai fondasi dan ideologi negara Indonesia.
Setelah sidang BPUPKI pertama selesai, belum ada kesepakatan mengenai dasar
negara Republik Indonesia. Alhasil, dibentuk kembali panitia sembilan yang
bertujuan untuk memastikan dan mendapatkan keputusan dari gagasan
sebelumnya mengenai perumusan dasar negara.

Adapun susunan keanggotaan dari "Panitia Sembilan" ini sebagai berikut:

1. Ir. Soekarno (ketua)


2. Drs. Mohammad Hatta (wakil ketua)
3. Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (Anggota)
4. Mr. Prof. Mohamman Yamin, S.H. (Anggota)
5. Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim (Anggota)
6. Abdoel Kahar Moezakir (Anggota)
7. Raden Aikusno Tjokrosoejoso (Anggota)
8. Haji Agus Salim (Anggota)
9. Mr. Alexander Andries Maramis (Anggota)

Orang-orang yang tergabung dalam Panitia Sembilan melakukan pertemuan pada


22 Juni 1945. Pada pertemuan tersebut menghasilkan rumusan dasar negara
Republik Indonesia yang kemudian dikenal sebagai Piagam Jakarta.

Dalam Piagam Jakarta, dasar negara Republik Indonesia adalah:


1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemelukya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Rancangan tersebut diterima, untuk selanjutnya dimatangkan dalam masa


persidangan BPUPKI kedua yang dilaksanakan mulai 10 Juli 1945.

C. Pancasila saat ini

Pancasila adalah ideologi yang dijadikan pedoman danacuan kita dalam


berkehidupan berbangsa dan bernegara serta kehidupan kita sehari-hari. Banyak
dari kalangan kita yang menolak pancasila mereka ingin mengganti pancasila,
dan mengatakan jika berpancasila itu syirik dan lain sebagainya. Entah apa yang
menjadi motif mereka sehingga beranggapan demikian. Ya mungkin saja mereka
kurang paham bagaimana filsafat dan nilai-nilai yang terkandung didalam

6
pancasila. Cukup banyak generasi muda yang berpengetahuan minim bahkan tak
tahu apa-apa, yang mudah sekali untuk dipengaruhi hal-hal seperti ini.

Sebenarnya jika ditelurusi, banyak sekali faktor yang mempengaruhi generasi kita
sehingga tak mengamalkan nilai-nilai pancasila. Ketika ditanya apa ideologi
bangsa Indonesia? Mereka tahu bahwa idelogi kita adalah Pancasila,tapi dimana
sikap pancasila yang mereka cerminkan. Kenapa masih banyak kasus kekerasan
terjadi dikalangan anak muda, banyak kasus penindasan hak asasi manusia,
kenapa masih banyak kesenjangan sosial, kenapa pemerintah tak adil terhadap
rakyatnya? Apakah pancasila itu salah?

Tentu tidak, pancasila tidak salah. Hanya saja kurangnya kesadaran, pengetahuan
dan kerjasama antara pemerintahan dan rakyat dalam mengamalkan pancasila.
Pancasila akan ada pada diri setiap warga jika mereka paham dan
mengamalkannya. Jika kita tahu nilai yang tekandung dalam pancasila itu sangat
besar, pastinya kita akan bangga menjadi warga bangasa Indonesia. Banyak sekali
pertanyaan rakyat Indonesia mengenai pancasila yang sulit untuk dijawab terlebih
dikalangan awam dan kalangan pelosok negri, sehingga mereka banyak
terprovokasi dengan anggapan bahwa pancasila itu salah dan jalan salah satunya
untuk menjawab kasus -- kasus tadi adalah dengan mengganti pancasila

Negara Indonesia dalam konteks masa kini dan masa akan datang,dibutuhkan
pengembangan nilai-nilai Pancasila dengan mempertimbangkan prespektif
multikulturalisme, unsur-unsur dan proses konstruksi identitas nasional yang
semuanya harus bermuara pada tujuan mensejahterakan masyarakat indonesia,
adan dan makmur, spiritual dan materiil. Mengembangkan budaya demokratis,
dan tercapainya keadilan sosial yang menjadi visi penting dalam kemerdekaan
bangsa Indonesia. (Siti Hidajatul Hidayah,2015:138)
Dalam kutipan tersebut dapat menjelaskan bagaimana pentingnya Pancasila untuk
kita sebagai warga negara terlebihnya generasi saat ini. Pancasila bukan hal yang
jadul dan teruntuk ideologi zaman dulu tetapi untuk kini dan selamanya. Dengan
nilai-nilai Pancasila kita bisa mencapai tujuan Indonesia yaitu
hidup,damai,aman,sejahtera. Maka dari itu sangat penting sekali melibatkan
kerjasama antara semua pihak dalam mencapai tujuan dari adanya pancasila.
Tujuan negara akan terlaksana jika tetap berpegang teguh dengan ideologinya.
Tentunya kita sebagai generasi sangat berpengaruh dalam peradaban dan
pembangunan negara. Lalu apa yang harus kita lakukan untuk Pancasila?

Sangat memperihatinkan sekali generasi milenial saat ini, nilai pancasila mulai
memudar dan dikhawatirkan akan menghilang seiring berjalannya waktu. Mereka

7
cenderung melihat bangsa lain ketimbang bangsan sendiri, mereka lebih cinta
dengan bangsa lain daripada bangsa sendiri, mereka banyak terprovokasi dengan
budaya bangsa lain. Tentunya hal ini menjadi kendala bagi kita semua untuk
menumbuhkan pancasila dihati mereka. Lantas jati diri bangsa mulai tergoyahkan
dengan menurunya sikap yang
Sebagai generasi penerus bangsa terlebih generasi milenial kita harus berpegang
teguh pada pancasila dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Hal pertama yang
harus dilakukan adalah kita harus sadar bahwa pancasila itu sangat penting,
pancasila landasan kita dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara, kita harus
tahu apa saja nilai --nilai yang terkandung didalamnya. Setelah kita tahu, faham
dengan pancasila langkah selanjutnya adalah mengamalkannya. Dari sila pertama
kita mulai mengamalkanya yaitu diantaranya ; menaati perintah agama, bersikap
toleransi kepada yang berbeda agama, tidak menghina dan menganggap agama
sendiri paling benar. Selanjutnya terus ke sila kedua , lalu sila ketiga dan sampai
bisa mengamalkan ke lima sila pancasila.

Setelah bisa mengamalkannya ajarkan nilai pancasila dan bersikap kepada semua
kalangan. Kalangan pertama adalah dari keluarga ajaklah dan ajarkan nilai
pancasila dengan prinsip-prinsip nya . Kemudian rangkulah dan ajak teman
sekeliling untuk mengamalkan nilai dan bagai mana bersikap dengan kaidah
pancasila.tentunya tak mudah dalam mengajak dan merangkul teman, pasti ada
yang mudah menerima dan ada yang sangat sulit untuk menerima, maka harus
dengan proses yang lama dan sikap yang tidak memaksa agar tidak terjadi
perpecahan.

Jika keluarga teman terdekat berhasil maka kita tingkat yang lebih luas yaitu
masyarakat. Sangat berat sekali untuk memberi pemahaman kepada masyarakat
yang multikultural. Perlu penguasaan karakter sehingga dapat menyampaikan
nilai-nilai dan pangamalan pancasila tanpa menyudutkan satu pihak dan
meminimalisir perpecahan. Jika masyarakat luas dapat memahami dan
mengamalkan pancasila. Besar kemungkina pertanyaan dari kasus-kasus itu kan
berkurang lebih-lebih tak ada lagi kasus yang sangat memilukan.

Jika kita ingin memberikan saran terhadap pihak yang lebih atas berikan saran
dengan bahasa yang baik dan tak menghina pemerintah tentang kurangnya mereka
dalam bersikap dengan pancasila.

Langkah-langkah tersebut dapat tercapai dan diamalkan maka akan tercipta


lingkungan yang sangat kental dengan nilai pancasila . Tetapi dengan syarat
adanya kerjasama antara semua kalangan dan pihak baik dari generasi penerus,

8
pemerintahan, pihak orang tua, pihak guru, dan pihak rakyat kecil. Bukan hanya
melibatkan generasi milenial tetapi keikut sertaan seluruh warga Indonesia
sehingga dapat efektif dalam ektensi nilai pancasila serta dalam terlaksana tujuan
Indonesia yang diharapkan.

BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan

Pada masa periode sejarah Indonesia memiliki beberapa zaman dimana


perkembangan indonesia berlangsung, dimulai dari sebelum merdeka sampai
saat ini. Pada masa awal indonesia dimulai dengan zaman kerjaan, dimana
diawali oleh terbentuknya zaman kerajaan kutai. Kerajaan Kutai adalah
kerajaan tertua di Indonesia. Pada masa ini masyarakat kutai menampilkan
nilai - nilai sosial politik, dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta
sedekah kepada para Brahmana. Begitulah bentuk persatuan pada masa
kerajaan Kutai.

Sidang pertama BPUPKI berlangsung pada 29 Mei-1 Juni 1945. Pada sidang
pertama BPUPKI tersebut membahas perumusan dasar negara Republik
Indonesia. Untuk mendapatkan rumusan dasar negara Republik Indonesia
yang tepat, selama masa persidangan pertama BPUPKI ini, agendanya adalah
mendengarkan pidato dari tiga orang tokoh utama pergerakan nasional
Indonesia. Ketiga tokoh yang menyampaikan gagasannya mengenai dasar
negara Republik Indonesia, ialah Prof. Mohammad Yamin, S.H., Prof. Dr.
Soepomo, dan Ir. Soekarno.

Pancasila adalah ideologi yang dijadikan pedoman danacuan kita dalam


berkehidupan berbangsa dan bernegara serta kehidupan kita sehari-hari.
Banyak dari kalangan kita yang menolak pancasila mereka ingin mengganti
pancasila, dan mengatakan jika berpancasila itu syirik dan lain sebagainya.
Entah apa yang menjadi motif mereka sehingga beranggapan demikian. Ya
mungkin saja mereka kurang paham bagaimana filsafat dan nilai-nilai yang
terkandung didalam pancasila. Cukup banyak generasi muda yang
berpengetahuan minim bahkan tak tahu apa-apa, yang mudah sekali untuk
dipengaruhi hal-hal seperti ini.

9
DAFTAR PUSTAKA
1. https://dahlanlatifwidiyanto.wordpress.com/2012/02/21/pancasila-dalam-
konteks-sejarah-perjuangan-bangsa/
2. https://www.bola.com/ragam/read/4345860/hasil-sidang-bpupki-pertama-
dan-kedua-ketahui-sejarah-pembahasannya#:~:text=Sidang%20pertama
%20BPUPKI%20berlangsung%20pada,perumusan%20dasar%20negara
%20Republik%20Indonesia.

10

Anda mungkin juga menyukai