Anda di halaman 1dari 7

No.

RM TgI&BIn Tahun
2 1 9 5 7 0 0 9 0 9 2 0 2 0

21 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama : Nandia Arlesia
Pekerjan : Asisten Apoteker
Alamat : Sorosutan, Umbulharjo

Kondisi gigi dan Mukosa Oral :


Gigi geligi
16, 17, 26, 27, 36, 37, 46, 47 : Karies Email
18,28,38,48 : unerupted teeth

Mukosa Oral

2 : Traumatik fibroma
2, 4 : Linea alba bucarrum
5 : Ulkus Traumatik e.c. tertendang

Latar belakang Medik dan Pemeriksaan penunjang :


Latar belakang medik
- Sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik
- Tidak memiliki alergi terhadap makanan, obat dan cuaca
- Tidak sedang dalam perawatan dokter
- Tidak pernah rawat inap di Rumah Sakit

Kelainan lainnya : -

Pemeriksaan Subjektif
CC :Adanya rasa sariawan yang nyeri pada bibir depan dalam bagian kanan atas.
PI : Sariawan muncul akibat tertendang sejak 7 hari yang lalu. Sariawan yang saat ini dirasakan, setelah
tertendang awalnya terasa nyeri ringan dan ada permukaan sedikit mengelupas, dan tidak diobati
langsung, sekitar 3 hari kemudian sakit mulai terasa dan puncaknya dirasakan 7 hari setelah
tertendang. Saat ini rasa nyeri mulai berkurang dibandingkan hari kemarin yang merupakan puncak rasa
nyeri yang dirasakan, ukuran lesi juga bertambah lebar dibandingkan 7 hari yang lalu. Rasa nyeri
timbul pada saat makan, tertekan, minum dengan sedotan. Pada hari kelima sariawan, sariawan sudah
coba diobati dengan Kenalog, GOM, Kinspray, namun tidak dirasakan ada perubahan. Sebelumnya,
Pasien juga memiliki riwayat sariawan berulang yang dirasakan kambuhan. Dalam kurun waktu 3 bulan
ini pasien mengalami 3x sariawan di tempat yang berbeda. Sariawan-sariawan yang sebelumnya
dirasakan pasien muncul sendiri, dan diobati menggunakan kenalog hingga terasa sembuh sekitaran 7-
14 hari. Adapun sariawan yang telah dialami pasien, dandi ingat oleh pasien terjadi akibat trauma, tidak
disadari, ibu memiliki riwayat sariawan yang sama, factor stress dan ketika mensturasi. Pasien
mengobati sariawan tersebut tanpa resep dokter gigi, pasien belum pernah memiliki riwayat perawatan
ke dokter gigi, dikarenakan pasien merasakan takut.
PDH : Memiliki riwayat sakit sariawan kambuhan. Dalam 3 bulan terakhir pasien mengalami 3x sariawan.
Sariawan ysng terjadi akibat tergigit, adapula pasien tidak menyadari penyebabnya, sariawan terjadi
ditempat yang berbeda. Pasien biasanya mengobati dengan kenalog, biasanya sembuh di sekitar hari ke
7-14. Pasien belum pernah melakukan perawatan dental seperti pencabutan gigi, scaling dan tambal
gigi. Pasien memiliki riwayat ke dokter gigi saat anak-anak tapi tidak dilakukan perawatan karena
pasien merasakan takut, yang awalnya direncanakan untuk pencabutan gigi susu
PMH : - Sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik.
- Tidak memiliki alergi terhadap makanan, obat dan cuaca
- Tidak sedang dalam perawatan dokter
- Tidak pernah rawat inap di Rumah Sakit
FH : - Ayah : Sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik
- Ibu : Sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik dan memiliki riwayat sariawan kambuhan
sehingga dicurigai bahwa sariawan kambuhan yang dialami pasien bisa terjadi akibat
keturunan

Pemeriksaan Objektif
Kesan umum
- Jasmani : Sehat
- Rohani : Komunikatif dan kooperatif
- Tinggi badan :156 cm
- Berat badan : 64 kg
- BMI/IMT : 26 (overweight)
Normal : 18,5-25
Under : <18,5
Over : 25-30
Obese : >30

Vital sign
- Tekanan darah : 112/75 mmHg (Normal) N: 90-140/60-90 mmHg
- Nadi : 83 x/menit (Normal) N: 60-80 x/menit
- Pernafasan : 20 x/menit (Normal) N: 12-18 x/menit
- Temperatur : 36ºC (Afebris) N: 36,1-37,5ºC
- Pain scale : 2 dari 10 (ringan)

Review of Systems
- Endokrin : tidak ada keluhan
- Gastrointestinal : tidak ada keluhan
- Hematopoetik : tidak ada keluhan
- Kardiovaskuler : tidak ada keluhan
- Muskuloskeletal : tidak ada keluhan
- Neurologik : tidak ada keluhan
- Respirasi : tidak ada keluhan
- Urogenital : tidak ada keluhan

Ekstraoral
- Kepala : Simetris, tidak ada kelainan
- Muka : Simetris, tidak ada kelainan
- Hidung : tidak ada kelainan
- Bibir : tidak ada kelainan
- Mata : konjungtiva : non anemis, sklera : non ikterik
- TMJ : tidak ada kelainan
- Nodus limfatikus : tidak teraba
- Leher : tidak teraba

Intraoral
- OHI : 11/6 + 13/6 = 4 (sedang)
- Gigi geligi
 16 : Terdapat kavitas kedalaman email pada fissure oklusal
Sondasi : -
Perkusi : -
Palpasi : -
CE : +
Dx/ Karies Email
 17 : Terdapat kavitas kedalaman email pada fissure oklusal
Sondasi : -
Perkusi : -
Palpasi : -
CE : +
Dx/ Karies Email
 26 : Terdapat kavitas kedalaman email pada fissure oklusal
Sondasi : -
Perkusi : -
Palpasi : -
CE : +
Dx/ Karies Email
 27 : Terdapat kavitas kedalaman email pada fissure oklusal
Sondasi : -
Perkusi : -
Palpasi : -
CE : +
Dx/ Karies Email
 36 : Terdapat kavitas kedalaman email pada fissure oklusal
Sondasi : -
Perkusi : -
Palpasi : -
CE : +
Dx/ Karies Email
 37 : Terdapat kavitas kedalaman email pada fissure oklusal
Sondasi : -
Perkusi : -
Palpasi : -
CE : +
Dx/ Karies Email
 46 : Terdapat kavitas kedalaman email pada fissure oklusal
Sondasi : -
Perkusi : -
Palpasi : -
CE : +
Dx/ Karies Email
 47 : Terdapat kavitas kedalaman email pada fissure oklusal
Sondasi : -
Perkusi : -
Palpasi : -
CE : +
Dx/ Karies Email
 18, 28, 38, 48 : tidak tampak adanya gigi yang erupsi
Dx/ unerupted teeth
Mukosa Oral :

 2 : Terdapat nodul sewarna jaringan mukosa sekitar, berukuran diameter sekitar 3 mm dengan
konsistensi lunak, tidak fluktuatif, berbatas jelas/tegas, tepian reguler (sessile). Terletak pada dekat
gigi 16.
Dx/ Duktus stensen Prominent
 2, 4 : Terdapat papula linear setinggi garis oklusal sepanjang gigi posterior posisi bilateral, irregular,
berbatas tegas, permukaan licin, tidak hilang saat diusap
Dx/ Linea alba bucarrum
 5 : Ulkus single berbatas tegas berwarna putih kekuningan, berbentuk oval, panjang 7 mm dan lebar
kurang lebih 3 mm, tepi irreguler dengan halo eritematous pada mukosa labial dalam kanan atas.
Dx/ Recurrent Apthous Stomatitis minor

Assesment
1. Dx/ RAS Minor
2. Dx/ Karies email
3. Dx/ Unerupted teeth
4. Dx/ Duktus Stensen Prominent
5. Dx/ Linea alba bucarrum
6. Dx/ Unerupted teeth

Planning
1. K.I.E
2. Pro-konservasi
3. Re-evaluasi

Treatment
1. K.I.E.
a) RAS Minor
i) K : Mengkomunikasikan kepada pasien bahwa terdapat sariawan pada permukaan bibir mukosa
labial depan kanan atas bagian dalam yang disebut Recurrent Apthous Stomatitis
ii) I : Menginformasikan kepada pasien bahwa sariawan yang dialami pasien saat ini terjadi dipicu
karena tertendang (trauma) pada area tersebut. Namun perlu diinformasikan juga bahwa pasien
sebenarnya sudah memiliki sariawan berulang atau yang disebut dengan recurrent aphtous
stomatitis. Sehingga ada kemungkinan sariwan yang saat ini dialami pasien adalah sariawan
yang berulang dan sering terjadi. Kondisi RAS saat ini yang dialami pasien dipicu oleh trauma
(tertendang), adapula faktor predisposisi lain pasien yaitu keturunan, perubahan hormon saat
mensturasi, stress dan cemas, defisiensi nutrisi, penggunaan bahan kimia seperti pasta gigi dan
obat kumur serta alergi. Jadi, Pada kasus ini faktor predisposisi yang dicurigai menjadi
pencentus terjadinya sariawan yaitu trauma lokal dan keturunan.
iii) E : Mengedukasi pasien bahwa langkah pertama perawatan adalah menghindari faktor pemicu
yang biasanya terjadi sariawan, apabila pasien sering terjadi trauma (tersodok) misalnya dari
menyikat gigi, pasien di edukasikan cara menyikat gigi yang baik dan benar. Setelah edukasi
dan mengeliminasi faktor pemicu lalu berikutnya melakukan debridemen jaringan nekrotik
pada daerah sariawan akibat tertendang, menggunakan iod dan kassa. Untuk mengobati
sariawan lalu menggunakan obat yang sudah dimiliki pasien yaitu Kenalog (triamcinalone in
acetonide) sebanyak 3x sehari, yaitu setelah makan dan sebelum tidur. Sariawan diolesi obat
tidak boleh disentuh selama 2 menit dan pasien disarankan untuk menghindari makan dan
minum selama kurang lebih 1 jam setelah aplikasi. Pasien diedukasi untuk berhati-hati saat
makan pada area tersebut. Pasien di intruksikan untuk menjaga pola hidup sehat seperti
makan-makanan bergizi yaitu sayur-sayuran, mengkonsumsi multivitamin, olahraga teratur.
iv) Duktus Stensen Prominent
i. K : Mengkomunikasikan kepada pasien bahwa terdapat penonjolan pada mukosa bukal kanan
atas bagian dalam bersinggungan dengan gigi geraham ke 2 yang dinamakan dengan duktus
Stensen prominent.
ii. I : Menginformasikan kepada pasien bahwa kondisi tersebut merupakan muara dari saluran
kelenjar parotis. Kondisi ini juga merupakan kondisi variasi normal.
iii. E : Mengedukasi kepada pasien bahwa kondisi tersebut tidak memerlukan perawatan khusus,
karena kondisi tersebut merupakan variasi anatomi normal.
b) Linea alba bucarrum
i) K : Mengkomunikasikan kepada pasien bahwa terdapat garis putih memanjang di pipi sebelah
kiri bagian dalam yang disebut linea alba buccarum.
ii) I : Menginformasikan kepada pasien bahwa keadaan tersebut disebabkan karena adanya tekanan
dan gesekan dari permukaan kunyah gigi, yang sejajar dengan bidang kunyah gigi.
iii) E : Mengedukasi kepada pasien bahwa keadaan tersebut merupakan variasi normal, tidak
berbahaya, sehingga tidak memerlukan perawatan khusus.
c) . Karies email gigi 16, 17, 26, 27, 36, 37, 46 dan 47
i. K : Mengkomunikasikan kepada pasien bahwa semua gigi geraham memiliki lubang yang
dinamakan karies email.
ii. I : Menginformasikan kepada pasien bahwa lubang pada gigi tersebut dapat terjadi karena proses
demineralisasi/pelarutan mineral jaringan keras gigi yang diakibatkan oleh hasil metabolisme
bakteri yang menghasilkan asam.
v) E : Mengedukasi kepada pasien untuk cara sederhana supaya gigi-giginya tersebut lubangnya
tidak bertambah besar dan semakin dalam. Yaitu Pasien di intruksikan untuk menyikat gigi 2x
sehari setelah sarapan dan sebelum tidur untuk tujuan menjaga kebersihan rongga mulut,
hindari untuk sring makan-makanan bergula, serta jika perlu pasien diintruksikan
menggunakan obat kumur/mouth rinse misalnya Chlorhexidine 0,2% dan melakukan flossing.
Dan juga lebih baik lagi sebenarnya gigi pasien tersebut ditambal.

d) Unerupted
i. K : Mengkomunikasikan kepada pasien bahwa terdapat gigi-gigi geraham bungsu yang tidak atau
belum tumbuh.
ii. I : Menginformasikan kepada pasien bahwa gigi geraham bungsu tumbuh pada usia 17-21 tahun,
sehingga kemungkinan gigi tersebut belum tumbuh sempurna mengingat usia pasien adalah 21
tahun. Selain itu, ada juga kemungkinan bahwa memang tidak terdapat benih gigi geraham
bungsu.
iii. E : Mengedukasi pasien untuk melakukan foto rontgen gigi guna meluhat apakah ada benih gigi
geraham bungsu, sejauh mana pertumbuhannya dan bagaimana posisi tumbuh gigi geraham
bungsu tersebut. Apabila setelah rontgen ditemukan gigi tumbuh dan posisinya tidak baik atau
ruangan diperkirakan tidak cukup, maka sebaiknya dilakukan pencabutan. Gigi geraham
bungsu yang tumbuh tidak sesuai dapat menyebabkan beberapa masalah, antara lain sering
terselipnya sisa makanan sehingga menyebabkan lubang pada gigi, mengganggu posisi gigi
tetangganya serta menyebabkan gangguan pada sendi rahang.
DPJP

drg. Ayu Fresno Argadianti, Sp.PM

Anda mungkin juga menyukai