Anda di halaman 1dari 5

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan Berdasarkan Karakteristik Maternal

5.1.1 Usia
Penyebab kematian maternal dari faktor reproduksi diantaranya adalah maternal
age/usia ibu. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada
usia di bawah 20 tahun ternyata 2 sampai 5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal
yang terjadi pada usia 20 sampai 29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah
usia 30 sampai 35 tahun.8

Pasien ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC berdasarkan usia, pada penelitian
ini ditemukan 11.44% pasien berusia 15-20 tahun, 30.72% pasien berusia 21-25 tahun,
21.68% pasien berusia 26-30 tahun, 17.46% pasien berusia 31-35 tahun, 18.07% pasien
berusia 36-40 tahun dan 0.6% pasien berusia 41-45 tahun. Sehingga didapatkan sebanyak
30.11% usia pasien ibu hamil yang berisiko untuk menjalani proses kehamilan pada
penelitian ini.

Kehamilan di bawah usia 20 tahun dapat menimbulkan banyak permasalahan karena


dapat mempengaruhi organ tubuh seperti rahim, bahkan bayi bisa prematur dan berat lahir
kurang. Wanita hamil kurang dari 20 tahun dapat merugikan kesehatan ibu maupun
pertumbuhan dan perkembangan janin karena belum matangnya alat reproduksi untuk hamil.
Penyulit pada kehamilan remaja (<20 tahun) lebih tinggi. Keadaan tersebut akan makin
menyulitkan bila ditambah dengan tekanan psikologi, sosial, ekonomi, sehingga
memudahkan terjadinya keguguran. Kehamilan remaja dengan usia di bawah 20 tahun
mempunyai risiko berupa  sering mengalami anemia. ,gangguan tumbuh kembang janin.
keguguran, prematuritas, atau BBLR ,gangguan persalinan, preeklampsi, dan perdarahan
antepartum.8

Sedangkan kehamilan pada usia lebih dari 30 tahun juga mempunya risiko seperti
keguguran akan meningkat. Keguguran dapat terjadi baik janinnya normal atau abnormal.
Pada penelitian lainnya mengatakan wanita di atas 35 tahun dua kali lebih rawan

21
dibandingkan wanita berusia 20 tahun untuk menderita tekanan darah tinggi dan diabetes
pada saat pertama kali kehamilan. Wanita yang hamil pertama kali pada usia di atas 40 tahun
memiliki kemungkinan sebanyak 60% menderita takanan darah tinggi dan 4 kali lebih rawan
terkena penyakit diabetes selama kehamilan.8

5.1.2 Riwayat Obstetri

Riwayat obstetri ibu hamil yang melakukan ANC pada penelitian ini ditemukan
sebanyak 19.27 % pasien yang baru pertama kali hamil. Ibu hamil yang telah hamil 2-3x
sebanyak 62,65%, ibu hamil yang pernah hamil 4-5x sebanyak 16.68% dan ibu hamil yang
pernah hamil lebih dari 5x sebanyak 1.20%.

Kehamilan lebih dari 5x atau yang dapat disebut dengan grande multigravida. Pada
penelitian ini didapatkan 1,2% ibu hamil yang hamil lebih dari 5x. komplikasi yang mungkin
terjadi pada ibu hamil grande multigravida seperti anemia, kurang gizi, dan lemah pada
dinding rahim. Keadaan tersebut dapat menyebabkan kelainan letak janin, persalinan lama,
dan rahim robek pada kelainan letak lintang,perdarahan pasca persalinan.9

Pasien ibu hamil yang belum pernah melahirkan, pada penelitian ini ditemukan
sebanyak 22.89%, ibu hamil yang pernah melahirkan 1 kali sebanyak 41.56% dan pasien ibu
hamil yang pernah melahirkan lebih dari 1 kali sebanyak 29.51%. Ditemukan sebanyak
16.86% pernah mengalami keguguran yang diantaranya pernah 1 kali keguruan sebanyak
15.66%, 0.60% pernah mengalami keguguran 2 kali dan 0.60% pernah mengalami keguguran
sebanyak 3 kali.10

Menurut hasil penelitian lainnya, wanita primigravida akan mengalami kegugurnya


kehamilan sebesar 5,6 % dan wanita yang telah memiliki Abortus yang sering terjadi pada
kehamilan pertama adalah karena faktor fisik atau pun alasan sosial belum siap memiliki
anak.6

Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai risiko kesehatannya dan juga bagi
kesehatan anaknya. Hal ini berisiko karena pada ibu dapat timbul kerusakan-kerusakan pada
pembuluh darah dan akan terjadi abortus sebesar 2,2 % pada kehamilan berikutnya dinding
uterus yang mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke janin. Komplikasi lainnya dapat berupa

22
perdarahan ante partum, solustio plasenta, plasenta previa dan intrauterine growth retadation
(IUGR).9

5.1.3 Tekanan Darah

Hipertensi pada kehamilan menurut WHO tekanan sistolik ≥140 mmHG dan diastolic
> 90mmHg. Hipertensi adalah masalah yang paling sering dalam kehamilan. Hipertensi
merupakan 5- 10% komplikasi dalam kehamilan dan merupakan salah satu dari penyebab
kematian tersering selain perdarahan dan infeksi, dan juga banyak memberikan kontribusi
pada morbiditas dan mortalitas ibu hamil.Pada penelitian ini ditemukan sebanyak 3.12% ibu
hamil dengan tensi ≥140/90mmHg dan sebanyak 96.98% ibu hamil dengan tensi normal.

Pasien ibu hamil dengan tensi tinggi perlu lebih diperhatikan agar tidak menjadi
preeklampsia. Jika ibu hamil tensi tinggi ditemukan saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu
langkah selanjutnya adalah mengecek protein dalam urin. Jika terdapat protein dalam urin
maka ibu hamil harus melakukan persalinan di Rumah Sakit. Keluhan-keluhan lainnya seperti
gangguan penglihatan, nyeri ulu hati, edema pada tungkai, trombositopenia, besar kehamilan
tidak sesuai dengan usia kehamilan juga perlu diperhatikan pada pasien ibu hamil dengan
tensi tinggi agar dapat mengurangi kejadian komplikasi. 10

5.1.4 Lingkar Lengan

Status gizi ibu hamil merupakan faktor prenatal yang sangat menentukan gizi bayi
yang baru lahir. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden
memiliki status gizi normal. Status gizi dipengaruhi oleh asupan zat gizi. Kekurangan
berbagai macam zat gizi selama kehamilan akan mempengaruhi status gizi ibu hamil.
Kenaikan berat badan yang rendah selama kehamilan dan lingkar lengan yang kurang dari
23,5 cm merupakan indikator kurang gizi pada ibu hamil.12

Pada penelitian ini ditemukan sebanyak 87.95% ibu hamil dengan lingkar lengan
diatas 23,5cm dan sebanyak 12.04% dengan lingkar lengan dibawah 23,5cm.Dampak ibu
hamil KEK berisiko menurunkan kekuatan otot yang membantu proses persalinan sehingga
dapat mengakibatkan terjadinya partus lama dan perdarahan pasca salin, bahkan kematian
ibu. Risiko pada bayi dapat mengakibatkan terjadi kematian janin (keguguran), prematur,

23
lahir cacat, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) bahkan kematian bayi, mengganggu tumbuh
kembang janin yaitu pertumbuhan fisik (stunting), otak dan metabolisme yang menyebabkan
penyakit tidak menular di usia dewasa KEK.

5.1.5 Tinggi Badan

Tinggi badan ibu hamil yang kurang dari 145cm pada penelitian ini ditemukan
sebanyak 8.43 % dan sebanyak 91.56% mempunyai tinggi badan diatas 145cm. Hubungan
antara tinggi badan ibu merupakan hubungan positif, dimana semakin tinggi ibu semakin
berat bayi yang dilahirkan. Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145cm merupakan ibu yang
berisiko untuk BBLR dikarenakan panggul yang sempit. Adanya pengaruh tinggi badan
mungkin berhubungan dengan status gizi masa lampau, dimana ibu yang mempunyai tinggi
badan yang rendah mempunyai status gizi yang kurang pada masa lampaunya Kekurangan
zat gizi yang diperlukan saat pertumbuhan dapat mengakibatkan makin tingginya kehamilan
prematur atau BBLR dan cacat bawaan.13

5.2 Pembahasan Berdasarkan Skrining Risiko Tinggi Ibu Hamil

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya
dan komplikasi yang lebih besar baik pada ibu maupun pada janin dalam kandungan dan
dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan, ketidak nyamanan. Kehamilan berisiko
terbagi menjadi tiga golongan yaitu kehamilan risiko rendah dengan skor dibawah 6,
kehamilan risiko tinggi dengan skor 6-10 dan kehamilan risiko sangat tinggi dengan skor
lebih sama dengan 12.3 Pada penelitian ini didapatkan 39.93% ibu hamil pada risiko tinggi
dan 2,40% termasuk golongan risiko sangat tinggi.

Temuan risiko tinggi pada penelitian ini yaitu ibu hamil usia tua ≥35 sebanyak 32%,
pernah gagal dalam kehamilan 27%, ibu hamil dengan tinggi badan ≤ 145cm sebanyak 13%,
ibu hamil yang mempunyai riwayat operasi sesar sebanyak 10%,jarak kehamilan <2 tahun
sebanyak 7%. Ibu hamil yang sudah memilik 4 orang anak atau lebih pada penelitian ini
ditemukan sebanyak 6%, ibu hamil usia ≤ 16 tahun sebanyak 3% dan sebanyak 1% untuk
faktor risiko ibu hamil dengan anemia dan hamil kembar.

Kehamilan berisiko tinggi memiliki risiko kegawatan namun tidak darurat sedangkan
kehamilan risiko sangat tinggi memerlukan ketepatan waktu dalam melakukan tidakan

24
rujukan serta pertolongan persalinan yang memadai di Rumah Sakit ditantangani oleh Dokter
spesialis. Hasil penelitian menunjukan bahwa kehamilan risko sangat tinggi merupakan
kelompok risiko terbanyak penyebab kematian maternal.3

25

Anda mungkin juga menyukai