Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis. Selain itu,
Indonesia dilewati oleh garis khatulistiwa sehingga menyebabkan negara ini
memiliki suhu yang lebih panas. Hal ini menyebabkan masyarakat Indonesia
memiliki kulit yang lebih gelap dibandingkan masyarakat dari negara lain. Oleh
karena itu, banyak masyarakat Indonesia yang mencoba untuk mencerahkan
ataupun memutihkan kulitnya dengan berbagai macam cara, salah satunya dengan
menggunakan produk kosmetik.
Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan
pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital
bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut, terutama untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, dan atau memperbaiki bau
badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (BPOM RI,
2010).
Kosmetik telah menjadi bagian kehidupan manusia sejak zaman dahulu. Di
Indonesia sendiri penggunaan kosmetik dimulai sejak sebelum zaman penjajahan
Belanda. Namun tidak ada catatan yang jelas mengenai hal tersebut yang dapat
dijadikan pegangan. Legenda yang ada dapat diperkirakan adanya usaha dan cara
untuk meningkatkan kecantikan dengan kosmetika tradisional. Pertengahan abad
ke-17 terbit buku De Indiae Untriusquere Naturall et Medica (Jacobus Rontinus)
yang mengupas beberapa obat dan kosmetika tradisional yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan, disusul dengan Catalogus Horti Academici Ludguno Batavi
(1687) dan lainnya (Wasitaatmadja, 1997).
Sesuai dengan perkembangan zaman, bentuk kosmetik semakin praktis dan
mudah digunakan. Bahan yang digunakan untuk membuat kosmetik dahulu
diramu dari bahan-bahan alami yang terdapat disekitar. Tetapi sekarang bahan
yang digunakan untuk membuat kosmetik tidak hanya dari bahan alami tetapi dari
bahan sintetik bahkan tak menutup kemungkinan bahwa produk kosmetik yang
beredar saat ini menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya (BPOM RI, 2008).

1
Kosmetik yang sangat ramai diperbincangkan oleh masyarakat saat ini yaitu
krim pemutih wajah racikan. Efek yang ditimbulkan oleh krim pemutih wajah ini
diperoleh hanya dalam waktu singkat sehingga masyarakat menganggap bahwa
krim pemutih wajah sangat manjur dan tidak membahayakan untuk digunakan
karena hanya ditempelkan pada kulit bagian luar saja. Anggapan ini tentu saja
salah karena kulit mempunyai celah anatomis yang dapat menjadi jalan masuk
zat-zat diatasnya. Sehingga krim pemutih wajah yang sering digunakan akan
diabsorbsi oleh kulit. Dampak buruk yang ditimbulkan dari efek samping
penggunaan kosmetik secara berlebih inilah yang dapat berlanjut menjadi efek
toksik kosmetik (Wasitaatmadja, 1997).
Penggunaan krim pemutih wajah ini sudah banyak beredar di Gorontalo.
Masyarakat Gorontalo khususnya perempuan melakukan berbagai cara untuk
dapat mencerahkan wajah dengan cepat sehingga lebih memilih menggunakan
krim pemutih racikan yang lebih dipercaya memiliki efek mencerahkan dalam
waktu singkat. Krim pemutih racikan yang beredar pada masyarakat memiliki
harga murah namun menjanjikan sehingga banyak yang lebih memilih
menggunakan krim pemutih racikan tanpa mengetahui kandungan dalam krim
tersebut.
Krim pemutih adalah salah satu jenis kosmetik yang merupakan campuran
bahan kimia atau bahan lain dengan khasiat bisa memucatkan noda hitam (coklat)
pada kulit. Tujuan penggunaan kosmetik yaitu untuk mengurangi hiperpigmentasi
pada kulit. Sediaan krim pemutih wajah mengandung bahan yang mampu
mencerahkan warna kulit dan memutihkan kulit salah satunya merkuri (Citra,
2007).
Merkuri merupakan salah satu bahan aktif yang ditambahkan dalam krim
pemutih yang dapat menghambat pembentukan melanin pada kulit. Merkuri
dipercaya sebagai bahan pemutih kulit karena berpotensi sebagai bahan pereduksi
(pemucat kulit). Hal inilah yang membuat produk kosmetik khususnya krim
pemutih wajah dapat memberikan efek yang diinginkan hanya dalam waktu
singkat (Tranggono, 2007).

2
Merkuri yang terkandung dalam krim pemutih dapat masuk ke dalam tubuh
dengan jalan terserap melalui kulit. Pemakaian krim pemutih yang mengandung
merkuri akan menjadikan kulit putih mulus, namun kemudian akan mengendap di
bawah kulit dan setelah bertahun-tahun kulit akan menjadi biru kehitaman
(Parengkuan, 2013).
Pemerintah sudah melarang penggunaan merkuri dan senyawanya pada
sediaan kosmetik. Hal ini tercantum pada Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2015 Tentang Persyaratan
Teknis Bahan Kosmetika yang menyatakan bahwa penggunaan merkuri dan
senyawanya dilarang dalam kosmetika dengan pengecualian untuk bahan
phenylmercuric dalam bentuk garam (termasuk borates) dengan batas maksimum
sebesar 0,007% (dihitung sebagai Hg) dan jika dicampur dengan senyawa merkuri
lain yang diizinkan dalam peraturan ini, maka konsentrasi maksimum Hg tetap
0,007% dengan batasan dan persyaratan lain yaitu hanya untuk sediaan tata rias
mata dan pembersih tata rias mata dengan mencantumkan penandaan atau
peringatan “mengandung senyawa phenylmercury” sebagaimana tercantum dalam
peraturan tersebut. Akan tetapi sampai dengan saat ini banyak krim pemutih
wajah yang tidak mencantumkan kandungan bahannya yang masih beredar
dimasyarakat.
Hasil penelitian sebelumnya oleh Alvira (2014), dari 8 sampel krim pemutih
wajah yaitu 4 sampel krim malam dan 4 sampel krim siang yang beredar secara
online di Kota Gorontalo di uji kandungan merkuri menggunakan uji nyala
ditemukan bahwa 8 sampel tersebut positif mengandung merkuri.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan penelitian lebih lanjut
kandungan merkuri pada krim pemutih wajah racikan yang tidak memiliki nomor
BPOM yang beredar di Pasar Sentral Kota Gorontalo secara kualitatif dan
kuantitatif dengan menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan pada penelitian ini
adalah apakah krim yang beredar di Pasar Sentral Kota Gorontalo mengandung
logam merkuri serta berapa kadar merkuri yang terkandung dalam krim tersebut?

3
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kandungan merkuri pada krim pemutih wajah yang
beredar di Pasar Sentral Kota Gorontalo
2. Untuk mengetahui kadar merkuri pada krim pemutih wajah yang beredar di
Pasar Sentral Kota Gorontalo
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti
Sebagai bahan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
penggunaan krim pemutih wajah yang beredar dipasaran.
2. Bagi Masyarakat
Sebagai informasi bagi masyarakat mengenai krim pemutih wajah yang
beredar dipasaran.

4
5

Anda mungkin juga menyukai