Anda di halaman 1dari 11

HIPOTESIS PENELITIAN

Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

Tujuan Pembelajaran

Setelah mendapatkan materi ini, maka diharapkan agar para mahasiwa dapat
memahami mengenai;

a. Definisi hipotesis penelitian

b. Fungsi hipotesis

c. Jenis Hipotesis dan cara merumuskan hipotesis

d. Kekeliruan dalam pengujian hipotesis

PENDAHULUAN

Setelah peneliti mengadakan penelaahan yang mendalam terhadap berbagai


sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah berikutnya adalah
merumuskan hipotesis. Penelitian bertujuan untuk mengetahui sesuatu yang pada
tingkat tertentu dipercaya sebagai sesuatu yang benar, bertitik tolak pada
pertanyaan yang disusun dalam bentuk masalah penelitian. Untuk menjawab
pertanyaan itu, disusun suatu jawaban sementara yang kemudian dibuktikan
melalui penelitian empiris, tetapi pernyataan itu masih bersifat dugaaan dan pada
tahap ini kita mengumpulkan data untuk menguji hipotesis kita. Oleh karena itu,
sebelum mencari jawaban secara faktual, terlebih dahulu kita mencoba menjawab
secara teoritis.
Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang
melalui tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis
ilmiah, yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah, sehingga dapat dikatakan
bahwa sebuah hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji.

Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya


penelitian kuantitatif. Hipotesis yang dirumuskan harus bisa menjawab masalah
penelitian, sehingga antara hipotesis dan rumusan masalah terlihat keterkaitannya
secara konsisten.

Terdapat tiga alasan utama mengenai pentingnya dirumuskan hipotesis,


diantaranya:

1. Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat
dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang
akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan
melalui teori mengenai konflik.
2. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar
atau di falsifikasi.

3. Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan


karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya,
hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan
cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan
mengujinya.

DEFINISI HIPOTESIS
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah; thesis = pendirian,
pendapat yang ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah
ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-
kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya
sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan
makna di dalamnya.

Hipotesis disebut juga sebagai sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan


sebagainya. Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang
mengatakan bahwa di antara sejumlah fakta ada hubungan tertentu. Proposisi inilah
yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian.

Hipotesis merupakan jawaban atas masalah secara teoritis atau jawaban


sementara yang masih perlu diuji kebenarannya melalui fakta – fakta. Pengujian
hipotesis dilakukan dengan menggunakan suatu analisa statistik

Hipotesis merupakan suatu jenis proposisi yang dirumuskan sebagai


jawaban tentatif atas suatu masalah dan kemudian diuji secara empiris. Sebagai
suatu jenis proposisi, umumnya hipotesis menyatakan hubungan antara dua atau
lebih variabel yang di dalamnya pernyataan-pernyataan hubungan tersebut telah
diformulasikan dalam kerangka teoritis.

Hipotesis ini, diturunkan, atau bersumber dari teori dan tinjauan literatur
yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Pernyataan hubungan antara
variabel, sebagaimana dirumuskan dalam hipotesis, merupakan hanya merupakan
dugaan sementara atas suatu masalah yang didasarkan pada hubungan yang telah
dijelaskan dalam kerangka teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah
penelitian. Sebab, teori yang tepat akan menghasilkan hipotesis yang tepat untuk
digunakan sebagai jawaban sementara atas masalah yang diteliti atau dipelajari
dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif peneliti menguji suatu teori. Untuk
meguji teori tersebut, peneliti menguji hipotesis yang diturunkan dari teori.

Agar teori yang digunakan sebagai dasar penyusunan hipotesis dapat diamati
dan diukur dalam kenyataan sebenarnya, teori tersebut harus dijabarkan ke dalam
bentuk yang nyata yang dapat diamati dan diukur. Cara yang umum digunakan
ialah melalui proses operasionalisasi, yaitu menurunkan tingkat keabstrakan suatu
teori menjadi tingkat yang lebih konkret yang menunjuk fenomena empiris atau ke
dalam bentuk proposisi yang dapat diamati atau dapat diukur. Proposisi yang dapat
diukur atau diamati adalah proposisi yang menyatakan hubungan antar-variabel.
Proposisi seperti inilah yang disebut sebagai hipotesis.

Jika teori merupakan pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-konsep


(pada tingkat abstrak atau teoritis), hipotesis merupakan pernyataan yang
menunjukkan hubungan antar-variabel (dalam tingkat yang konkret atau empiris).
Hipotesis menghubungkan teori dengan realitas sehingga melalui hipotesis
dimungkinkan dilakukan pengujian atas teori dan bahkan membantu pelaksanaan
pengumpulan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian. Oleh
sebab itu, hipotesis sering disebut sebagai pernyataan tentang teori dalam bentuk
yang dapat diuji (statement of theory in testable form), atau kadang-kadanag
hipotesis didefinisikan sebagai pernyataan tentatif tentang realitas (tentative
statements about reality).

Oleh karena teori berhubungan dengan hipotesis, merumuskan hipotesis


akan sulit jika tidak memiliki kerangka teori yang menjelaskan fenomena yang
diteliti, tidak mengembangkan proposisi yang tegas tentang masalah penelitian,
atau tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan teori yang ada. Kemudian,
karena dasar penyusunan hipotesis yang reliabel dan dapat diuji adalah teori,
tingkat ketepatan hipotesis dalam menduga, menjelaskan, memprediksi suatu
fenomena atau peristiwa atau hubungan antara fenomena yang ditentukan oleh
tingkat ketepatan atau kebenaran teori yang digunakan dan yang disusun dalam
kerangka teoritis.

Jadi, sumber hipotesis adalah teori sebagaimana disusun dalam kerangka


teoritis. Karena itu, baik-buruknya suatu hipotesis bergantung pada keadaan relatif
dari teori penelitian mengenai suatu fenomena sosial disebut hipotesis penelitian
atau hipotesis kerja. Dengan kata lain, meskipun lebih sering terjadi bahwa
penelitian berlangsung dari teori ke hipotesis (penelitian deduktif), kadang-kadang
sebaliknya yang terjadi.

FUNGSI HIPOTESIS

Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau


tujuan penelitian. Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:

1. Untuk menguji teori,


2. Mendorong munculnya teori,

3. Menerangkan fenomena sosial,

4. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,

5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.


Agar fungsi tersebut dapat berjalan secara efektif, maka ada faktor-faktor
yang harus diperhatikan pada penyusunan hipotesis, yaitu;

 Hipotesis disusun dalam kalimay deklaratif, yaitu kalimat tersebut bersifat


positif dan tidak normatif
 Variabel yang dinyatakan dalam hipotesis adalah variabel yang operasional,
dalam arti dapat diamati dan diukur

 Hipotesis menunjukan hubungan antara variabel-variabel.

JENIS HIPOTESIS

Dalam penelitian, hipotesis dibedakan menjadi dua bagian, yaitu hipotesis


penelitian dan hipotesis statistik. Hipotesis penelitian adalah hipotesis yang
disusun dalam bentuk pernyataan atau proposisi. Hipotesis ini muncul sebagai
produk dari kerangka pemikiran yang telah disusun oleh peneliti. Oleh karena itu,
hipotesis penelitian ini biasanya dimunculkan setelah peneliti menguraikan
kerangka pemikiran.

Hipotesis statistik adalah hipotesis yang dibuat dalam bentuk hipotesis nol
(H0) dan hipotesis alternatif (H1), serta biasanya diikuti dengan simbol-simbol
statistik. Misalnya, peneliti ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua
variabel, simbol statistik yang sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak
mengkaji hubungan antarvariabel adalah rho (ρ). Berdasarkan uraian tersebut,
dapat dipahami bahwa hipotesis statistik merupakan terjemahan operasional dari
hipotesis penelitian, agar hipotesis penelitian ini bisa diuji kebenarannya.

Contoh:
Rumusan masalah : Apakah ada hubungan antara motivasi berprestasi dan disiplin
kerja pegawai?

Hipotesis penelitian : Ada hubungan antara motivasi berprestasi dan disiplin kerja
pegawai.

Hipotesis statistik :

H0 : ρ = 0, artinya tidak ada hubungan antara motivasi berprestasi dan disiplin


kerja pegawai.

H0 : ρ ≠ 0, artinya tidak ada hubungan antara motivasi berprestasi dan disiplin


kerja pegawai.

Setiap masalah yang akan diselesaikan selalu mengandung 2 jawaban, yaitu


Hipotesis Nol (H0) dan Hipotesis Alternatif (H1)

Hipotesis Nol (H0)

Yaitu hipotesis yang memprediksi bahwa variabel independen (variabel


bebas) tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (variabel terikat);
memprediksi bahwa tidak ada hubungan/perbedaan antara satu variabel dengan
variabel lainnya.

Contoh hubungan antara 2 variabel

Hipotesis Nol (H0) = Tidak ada hubungan antara merokok dan resiko sakit jantung
Contoh hubungan antara 2 variabel

Hipotesis Nol (H0) = Tidak ada perbedaan resiko sakit jantung antara laki – laki
dan perempuan

Hipotesis Alternatif (H1)

Yaitu hipotesis yang memprediksi bahwa variabel independen (variabel


bebas) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (variabel terikat);
memprediksi bahwa ada hubungan/perbedaan antara satu variabel dengan variabel
lainnya.

Hipotesis Alternatif (H1) = Ada hubungan antara merokok dan resiko sakit
jantung

Hipotesis Alternatif (H1) = Ada perbedaan resiko sakit jantung antara laki – laki
dan perempuan
Hipotesis Two Way

Disebut juga hipotesis sejajar (satu ekor), yaitu hipotesis yang memprediksi
bahwa tidak ada variabel yang lebih tinggi daripada variabel yang lain.

Contoh; Ada perbedaan resiko sakit jantung antara laki – laki dan
perempuan.

Hipotesis One Way

Disebut juga hipotesis lebih tinggi, yaitu hipotesis yang memprediksi bahwa
salah satu variabel lebih tinggi daripada variabel yang lain.

Contoh: Laki – laki mempunyai resiko lebih tinggi terkena sakit jantung
daripada perempuan.

Kekeliruan dalam Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis hanya memberikan dua kemungkinan keputusan, yaitu


menolak atau menerima hipotesis nol. Dua tipe kesalahan dalam pengujian
hipotesis yaitu;

– Kesalahan Tipe 1 (Type One Error)

– Kesalahan Tipe 2 (Type Two Error)

Kesalahan Tipe 1
Yaitu suatu tindakan menolak H0, padahal H0 benar. Kesalahan tipe ini
yaitu menolak hal yang sebenarnya benar

Contoh; Menolak bahwa tidak ada hubungan antara merokok dan resiko
sakit jantung, padahal memang tidak ada hubungan.

Kesalahan Tipe 2

Suatu tindakan menerima H0, padahal H0 salah. Kesalahan tipe ini yaitu
menerima hal yang sebenarnya salah.

Contoh; Menerima bahwa tidak ada hubungan antara merokok dan resiko
sakit jantung, padahal sebenarnya ada hubungan.

Kekeliruan dalam Uji Hipotesis

Anda mungkin juga menyukai