Metodelogi Penelitian Pertemuan 7
Metodelogi Penelitian Pertemuan 7
Tujuan Pembelajaran
Setelah mendapatkan materi ini, maka diharapkan agar para mahasiwa dapat
memahami mengenai;
b. Fungsi hipotesis
PENDAHULUAN
1. Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat
dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang
akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan
melalui teori mengenai konflik.
2. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar
atau di falsifikasi.
DEFINISI HIPOTESIS
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah; thesis = pendirian,
pendapat yang ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah
ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-
kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya
sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan
makna di dalamnya.
Hipotesis ini, diturunkan, atau bersumber dari teori dan tinjauan literatur
yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Pernyataan hubungan antara
variabel, sebagaimana dirumuskan dalam hipotesis, merupakan hanya merupakan
dugaan sementara atas suatu masalah yang didasarkan pada hubungan yang telah
dijelaskan dalam kerangka teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah
penelitian. Sebab, teori yang tepat akan menghasilkan hipotesis yang tepat untuk
digunakan sebagai jawaban sementara atas masalah yang diteliti atau dipelajari
dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif peneliti menguji suatu teori. Untuk
meguji teori tersebut, peneliti menguji hipotesis yang diturunkan dari teori.
Agar teori yang digunakan sebagai dasar penyusunan hipotesis dapat diamati
dan diukur dalam kenyataan sebenarnya, teori tersebut harus dijabarkan ke dalam
bentuk yang nyata yang dapat diamati dan diukur. Cara yang umum digunakan
ialah melalui proses operasionalisasi, yaitu menurunkan tingkat keabstrakan suatu
teori menjadi tingkat yang lebih konkret yang menunjuk fenomena empiris atau ke
dalam bentuk proposisi yang dapat diamati atau dapat diukur. Proposisi yang dapat
diukur atau diamati adalah proposisi yang menyatakan hubungan antar-variabel.
Proposisi seperti inilah yang disebut sebagai hipotesis.
FUNGSI HIPOTESIS
JENIS HIPOTESIS
Hipotesis statistik adalah hipotesis yang dibuat dalam bentuk hipotesis nol
(H0) dan hipotesis alternatif (H1), serta biasanya diikuti dengan simbol-simbol
statistik. Misalnya, peneliti ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua
variabel, simbol statistik yang sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak
mengkaji hubungan antarvariabel adalah rho (ρ). Berdasarkan uraian tersebut,
dapat dipahami bahwa hipotesis statistik merupakan terjemahan operasional dari
hipotesis penelitian, agar hipotesis penelitian ini bisa diuji kebenarannya.
Contoh:
Rumusan masalah : Apakah ada hubungan antara motivasi berprestasi dan disiplin
kerja pegawai?
Hipotesis penelitian : Ada hubungan antara motivasi berprestasi dan disiplin kerja
pegawai.
Hipotesis statistik :
Hipotesis Nol (H0) = Tidak ada hubungan antara merokok dan resiko sakit jantung
Contoh hubungan antara 2 variabel
Hipotesis Nol (H0) = Tidak ada perbedaan resiko sakit jantung antara laki – laki
dan perempuan
Hipotesis Alternatif (H1) = Ada hubungan antara merokok dan resiko sakit
jantung
Hipotesis Alternatif (H1) = Ada perbedaan resiko sakit jantung antara laki – laki
dan perempuan
Hipotesis Two Way
Disebut juga hipotesis sejajar (satu ekor), yaitu hipotesis yang memprediksi
bahwa tidak ada variabel yang lebih tinggi daripada variabel yang lain.
Contoh; Ada perbedaan resiko sakit jantung antara laki – laki dan
perempuan.
Disebut juga hipotesis lebih tinggi, yaitu hipotesis yang memprediksi bahwa
salah satu variabel lebih tinggi daripada variabel yang lain.
Contoh: Laki – laki mempunyai resiko lebih tinggi terkena sakit jantung
daripada perempuan.
Kesalahan Tipe 1
Yaitu suatu tindakan menolak H0, padahal H0 benar. Kesalahan tipe ini
yaitu menolak hal yang sebenarnya benar
Contoh; Menolak bahwa tidak ada hubungan antara merokok dan resiko
sakit jantung, padahal memang tidak ada hubungan.
Kesalahan Tipe 2
Suatu tindakan menerima H0, padahal H0 salah. Kesalahan tipe ini yaitu
menerima hal yang sebenarnya salah.
Contoh; Menerima bahwa tidak ada hubungan antara merokok dan resiko
sakit jantung, padahal sebenarnya ada hubungan.