OLEH KELOMPOK 5
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas izin Nya kami
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan teori keperawatan
dan bertujuan untuk memberi pemahaman secara konseptual tentang paradigma keperawatan
menurut pengusung teori Virgina Handerson dan aplikasinya dalam Asuhan Keperawatan.
Makalah ini telah kami susun dengan sebaik- baiknya, tetapi kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritikan dan saran yang membangun
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat
Penyusun,
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
DAFTAR ISI ................................................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.2 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 57
3
BAB I
PENDAHULUAN
Filosofi dan teori dalam keperawatan merupakan dua istilah sering tertukar. Filosofi
perawat akan menentukan teori dan model keperawatan yang akan perawat gunakan. Filosofi
keperawatan menjelaskan mengenai apa itu keperawatan dan memberikan wawasan mengapa
perawat melakukan praktik. Sedangkan, teori keperawatan menjelaskan bagaimana perawat dan
pasien mampu membuat pasien sembuh dan dalam kondisi kesehatan yang baik, dengan
menggunakan model untuk menjelaskan bagaimana keyakinan dan aspek kesehatan terkait.
komunikasi antara perawat dan panduan penelitian dan pendidikan. Teori keperawatan meliputi
dasar-dasar keperawatan praktek masa lalu dan sekarang dan memberikan arahan untuk
Teori keperawatan memiliki banyak manfaat antara lain memberikan dasar untuk
penelitian dan kerangka acuan untuk penilaian pasien, diagnosis dan intervensi. Hal ini
membuat praktik keperawatan lebih kompeten dan berharga. Hambatan terbesar adalah
mencoba secara efektif menerapkan teori keperawatan, seperti mencoba untuk menggunakan
salah satu jenis teori, atau model dalam situasi keperawatan yang spesifik. Banyak perawat
tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang jenis teori keperawatan untuk menggunakannya
1.2 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
dan terluka dalam perang (Wikipedia, 2020). Beliau menamatkan pendidikannya dari Army
School of Nursing tahun 1921, dan memulai karirnya pada Hendry Street Visiting Nurse
Service di New York. Pada tahun 1926 Henderson kembali melanjutkan sekolahnya
Degrees dalam pendidikan keperawatan. Henderson mengajar di Teacher College dan Yale
University. Beberapa karya ilmiah Henderson lainnya adalah: Basic Principles of Nursing
Care (1960, 1997), yang diterjemahkan ke dalam lebih 20 bahasa; The Nature of Nursing
(1966); The Nature of Reflections After 25 Years (1991). Pada usia 75 tahun Hederson
5
Virginia Handerson membuat model konseptualnya pada awal 1960-an, ketika profesi
memahami bahwa prinsip ini merupakan dasar dari perawatan pasien. Melalui pengalaman
keluar dari rumah sakit tidak akan terhambat. Henderson adalah seorang perawat pendidik dan
dorongan utama dari teorinya berkaitan dengan pendidikan keperawatan (Melanie McEwen,
2011). Henderson menerbitkan pertama kali definisinya tentang ilmu keperawatan pada tahun
1955 sebagai revisi dari tulisan Harmer dan Henderson, The Principles and Practice of
Nursing. Terdapat 3 hal penting yang berpengaruh terhadap keputusan Henderson untuk
mensintesis definisinya sendiri tentang ilmu keperawatan .Pertama, dia merevisi Textbook of
the Principles and Practice of Nursing tahun 1939. Henderson mengenalkan karyanya untuk
naskah ini sebagai sumber yang membuatnya menyadari perlunya membuat lebih jelas tentang
fungsi dari perawat.Kedua, keterlibatannya sebagai anggota komisi pada konferensi regional
National Nursing Council di tahun 1964. Hasil kerja dari komisinya dimasukkan dalam laporan
Ester Lucile Brown 1984, Nursing For the Future. Henderson menyatakan sudah mewakili
untuk pibungannya yang dimodifikasi dengan pemikiran yang lain pada kelompok
perawat menarik perhatian Henderson, yang belum sepenuhnya memuaskan dengan definisi
yang diadopsi oleh ANA di tahun 1955. Henderson menyebutkan karyanya sebagai suatu
definisi, bukan teori, karena waktu itu teori tidak sedang digemari
6
C. Model Konsep Keperawatan Virginia Henderson
Definisi ini dipengaruhi oleh persahabatan dengan seorang ahli fisiologis bernama Stackpole.
Henderson sendiri kemudian mengemukakan sebuah definisi keperawatan yang ditinjau dari
sisi fungsional. Menurutnya tugas unik perawat adalah membantu individu baik dalam keadaan
dikenal dengan “The Activities of Living”. Model tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat
menjalankan tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada dokter. Akan tetapi perawat tetap
Meliputi :
- Manusia
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk meraih
kesehatan, kebebasan atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian.
- keperawatan
Menurut Henderson, perawat mempunyai fungsi yang unik yaitu untuk membantu individu
- kesehatan
- Lingkungan
7
D. Hubungan Model Keperawatan dengan Paradigma Keperawatan
Yaitu :
1. Manusia
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, jiwa dan raga adalah satu kesatuan.
Lebih lanjut lagi, individu dan keluarganya dipandang sebagai unit tunggal. Setiap manusia
2. Lingkungan
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal dan kondisi yang
Sehat adalah kualitas hidup tertentu yang oleh Henderson dihubungkan dengan kemandirian.
Karakteristik utama dari sakit adalah ketergantungan dan berbagai tingkat inkapasitas
adalah kemandirian dan sakit adalah ketergantungan dapat dipandang sebagai simplifikasi.
4. Keperawatan
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia sakit atau sehat,
dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari keperawatan adalah untuk
sesuatu untuk pasien, jika ia tidak dapat melakukannya maka sendiri tidak disetujui oleh
profesi sebagai prinsip dasar asuhan keperawatan sebelum Henderson menjelaskan lebih
lanjut.
8
E. Aplikasi Teori Henderson dalam Proses Keperawatan
menunjukkan bahwa perawat memiliki tugas utama sebagai pemberi asuhan keperawatan
langsung kepada pasien. Manfaat asuhan keperawatan ini terlihat dari kemajuan kondisi pasien,
yang semula bergantung pada orang lain menjadi lebih mandiri. Perawat dapat membantu
pasien beralih dari kondisi bergantung (dependent) menjadi mandiri (independent) dengan
perawatan dasar. Delapan (8) dari kebutuhan ini berkaitan langsung dengan fungsi tubuh,
sedangkan enam (6) sisanya berhubungan dengan keselamatan dan menemukan arti dalam
hidup”.
orang lain untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. 14 komponen tersebut adalah:
7. Menjaga suhu tubuh dalam batas normal dengan menyesuaikan pakainan dan
meodifikasi lingkungan
14. Belajar, menemukan, atau memuaskan rasa ingin tahu yang menarah pada
tersedia.
A. penilaian (pengkajian)
mengumpulkan data, perawat menggunaka metode observasi, indra penciuman, peraba, dan
B. Diagnosa Keperawatan
Dibuat dengan mengenali kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhannya dengan atau
tanpa bantuan, serta dengan mempertimbangkan kekuatan atau pengetahuan yang dimiliki
individu.
C. Perencanaan
dalamnya perbaikan rencana jika ditemukan adanya perubahan serta dokumentasi bagaimana
D. Implementasi
Perawat membantu individu memenuhi kebutuhan dasar yang telah disusun dalam rencana
perawatan guna memelihara kesehatan individu, memulihkannya dari kondisi sakit, atau
membantunya meninggal dalam damai. Intervensi yang diberikan perawat sifatnya individual,
bergantung pada prinsip fisiologis, usia, latar belakang budaya, keseimbangan emosional, dan
E .Evaluasi
10
Perawat mengevaluasi pencapaian kriteria yang diharapkan dengan menilai kemandirian pasien
11
2.2 TEORI PARADIGMA KEPERAWATAN MENURUT VIRGINIA HANDERSON
DALAM ASUHAN KEPERAWATAN.
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
dan harus di tangani secara tepat dan cepat. Stroke merupakan kelainan
gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan
lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi
12
2. Etiologi
Menurut Muttaqin (2008), penyebab dari stroke iskemik ada lima, yaitu :
a. Thrombosis Cerebral.
orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi
b. Atherosklerosis
darah
13
c. Emboli
oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal
d. Hemoragik
e. Hypoksia Umum
14
f. Hipoksia setempat
3. Manifestasi Klinik
lain :
a. Hipertensi
c. Gangguan sensorik
d. Gangguan visual
e. Gangguan keseimbangan
g. Muntah
suppor, koma)
4. Patofisiologi
terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai
darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan lokal
sebagai faktor penyebab infark pada otak. Trombus dapat berasal dari plak
arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area yang stenosis, tempat aliran
yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan edema dan
kongesti di sekitar area. Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih
besar daripada area infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa
fatal„ jika tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah
Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding pembuluh darah maka
akan terjadi abses atau ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh
ini akan menyebabkan perdarahan serebral, jika aneurisma pecah atau ruptur.
serebro vaskulai; karena perdarahan yang luas terjadi destruksi massa otak,
waktu 4-6 menit. Perubahan ireversibel jika anoksia lebih dari 10 menit.
Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi salah
17
5. Penatalaksanaan Medis
a. Stadium Hiperakut
kerusakan jaringan otak tidak meluas. Pada stadium ini, pasien diberi
tenang.
b. Stadium Akut
maupun penyulit. Juga dilakukan tindakan terapi fisik, okupasi, wicara dan
stroke terhadap pasien dan keluarga serta tata cara perawatan pasien yang
a. Stroke Iskemik
Terapi umum : letakkan kepala pasien pada posisi 30o, kepala dan
dada pada satu bidang, ubah posisi tidur setiap 2 jam, mobilisasi
jalan nafas, beri oksigen 1-2 liter/menit sampai didapatkan hasil analisis
18
gas darah. Jika perlu dilakukan intubasi. Demam diatasi dengan
gula darah >150mg% harus dikoreksi sampai batas gula darah sewaktu
150 mg% dengan insulin drip intravena kontinu selama 2-3 hari
kembali normal dan harus dicari penyebabnya. Nyeri kepala atau mual
sistolik >220 mmHg, diastol > 120 mmHg. Mean arterial Blood
Pressure (MAP) > 130 mmHg (pada 2 kali pengukuran dengan selang
reseptor alfa- beta, penyekat ACE, atau antagonis kalsium. Jika terjadi
Hipotensi yaitu tekanan sistol < 90 mmHg diastol < 70 mmHg diberi
Nacl 0,9 % 250 ml selama 1 jam dilanjutkan 500 ml selama 4 jam dan
500 ml selama 8 jam atau sampai hipotensi dapat diatasi. Jika belum
terkoreksi yaitu tekanan darah sistol masih < 90 mmHg dapat diberikan
6 jam selama 3-5 hari. Harus dilakukan pemantauan osmolalitas (< 320
atau furosemid.
meningkat, posisi kepala dinaikkan 300, posisi kepala dan dada di satu
spektrum luas.
malformation, AVM).
dan sekunder.
Planning.
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Laboratorium
total lipid)
Waktu protrombin
APTT
Kadar fibrinogen
D-dimer
INR
Viskositas plasma
9. Foto Thorax
memperburuk prognosis.
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada carran lumbal
22
inflamasi. Hasil pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada
12. CT scan.
henatoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, dan posisinya
13. MRI
karotis).
15. EEG
23
B. Konsep Asuhan Keperawatan Stroke Non Hemoragik
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
b. Keluhan utama
24
oral yang lama, penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin,
f. Pengkajian psiko-sosio-spiritual
g. Pemeriksaan Fisik
1) B1 (Breathing)
25
Pada inspeksi didapatkan klien batuk, peningkatan produksi
koma.
2) B2 (Blood)
3) B3 (Brain)
4) B4 (Bladder)
26
kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk mengendalikan kandung
27
Inkontinensia urine yang berlanjut menunjukkan kerusakan
neurologis luas.
5) B5 (Bowel)
neurologis luas.
6) B6 (Bone)
atas pada sisi yang berlawanan dari otak. Disfungsi motorik paling
umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi
satu sisi tubuh, adalah tanda yang lain. Pada kulit, jika klien
maka turgor kulit akan buruk. Selain itu, perlu juga dikaji tanda-
28
Adanya kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan,
9) Status Mental
wajah, dan aktivitas motorik klien. Pada klien stroke tahap lanjut
29
10) Fungsi Intelektual
kranial I-X11.
1) Saraf I: Biasanya pada klien stroke tidak ada kelainan pada fungsi
penciuman.
tubuh.
3) Saraf III, IV, dan VI. Jika akibat stroke mengakibatkan paralisis,
pada
persepsi.
membuka mulut.
trapezius.
10) Saraf XII : Lidah simetris, terdapat deviasi pada satu sisi dan
salah satu sisi tubuh dapat menunjukkan kerusakan pada UMN di sisi
31
berlawanan dari otak.
sisi) karena lesi pada sisi otak yang berlawanan. Hemiparesis atau
2. Diagnosa keperawatan
32
3. Perencanaan
Tabel 7. Perencanaan
Diagnosa
No Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasional
Keperawatan
1 Gangguan perfusi Tujuan (NOC) : Intervensi (NIC)
jaringan serebral b.d Gangguan perfusi jaringan 1. Pantau TTV tiap jam dan 1. Peningkatan tekanan darah
O2 otak menurun dapat tercapai secara optimal catat hasilnya sistemik yang diikuti dengan
Kriteria hasil : penurunan tekanan
a) Mampu mempertahankan darah diastolik merupakan tanda
tingkat kesadaran peningkatan TIK. Napas tidak
b) Fungsi sensori dan motorik teratur menunjukkan adanya
membaik peningkatan TIK
2. Kaji respon motorik 2. Mampu mengetahui tingkat
terhadap perintah respon motorik pasien
sederhana 3. Mencegah/menurunkan
3. Pantau status neurologis atelektasis
secara teratur 4. Menurunkan statis vena
4. Dorong latihan kaki aktif/
pasif 5. Menurunkan resiko terjadinya
5. Kolaborasi pemberian obat komplikasi
sesuai indikasi
2 Ketidakseimbangan Tujuan (NOC) : Intevensi (NIC) :
nutrisi : kurang dari 1. Status gizi 1. Pengelolaan gangguan
kebutuhan tubuh b.d 2. Asupan makanan makanan
ketidakmampuan 3. Cairan dan zat gizi 2. Pengelulaan nutrisi
untuk mengabsorpsi Kritria evaluasi: 3. Bantuan menaikkan BB
51
nutrien a) Menjelaskan komponen Aktivitas keperawatan :
kedekatan diet 1. Tentukan motivasi klien 1. Motivasi klien mempengaruhi
b) Nilai laboratorium untuk mengubah kebiasaan dalam perubahan nutrisi
c) (mis,trnsferin,albumin,dan makan
eletrolit) 2. Ketahui makanan kesukaan 2. Makanan kesukaan klien untuk
d) Melaporkan keadekuatan klien mempermudah pemberian nutrisi
tingkat gizi 3. Rujuk kedokter untuk 3. Merujuk kedokter untuk
e) Nilai laboratorium (mis : menentukan penyebab mengetahui perubahan klien serta
trasferin,albomen dan perubahan nutrisi untuk proses penyembuhan
eletrolit 4. Bantu makan sesuai dengan 4. Membantu makan untuk
f) Toleransi terhadap gizi yang kebutuhan klien mengetahui perubahan nutrisi
dianjurkan. 5. Ciptakan lingkungan yang serta untuk pengkajian
menyenangkan untuk makan 5. Menciptakan lingkungan untuk
kenyamanan istirahat klien serta
utk ketenangan dalam
ruangan/kamar.
3 Hambatan mobilitas Tujuan (NOC): Intevensi (NIC) :
fisik b.d penurunan Klien diminta menunjukkan 1. Terapi aktivitas, ambulasi
kekuatan otot tingkat mobilitas, ditandai 2. Terapi aktivitas, mobilitas
dengan indikator berikut sendi.
(sebutkan nilainya 1 – 5) : 3. Perubahan posisi
ketergantungan (tidak Aktivitas Keperawatan :
berpartisipasi) membutuhkan 1. Ajarkan klien tentang dan 1. Mengajarkan klien tentang dan
bantuan orang lain atau alat pantau penggunaan alat pantau penggunaan alat bantu
membutuhkan bantuan orang mobilitas klien lebih mudah.
lain, mandiri dengan 2. Bantu mobilitas. 2. Membantu klien dalam proses
pertolongan alat bantu atau perpindahan akan membantu klien
mandiri penuh). latihan dengan cara tersebut.
52
Kriteria Evaluasi : 3. Pemberian penguatan positif
3. Ajarkan dan bantu klien selama aktivitas akan mem-bantu
a) Menunjukkan penggunaan dalam proses perpindahan. klien semangat dalam latihan.
alat bantu secara benar 4. Berikan penguatan positif 4. Mempercepat klien dalam
dengan pengawasan. selama beraktivitas. mobilisasi dan mengkendorkan
b) Meminta bantuan untuk otot-otot
beraktivitas mobilisasi jika 5. Dukung teknik latihan ROM 5. Mengetahui perkembngan
diperlukan. mobilisasi klien sesudah latihan
c) Menyangga BAB ROM
d) Menggunakan kursi roda 6. Kolaborasi dengan tim 6. Kolaborasi dengan tim medis dapat
secara efektif. medis tentang mobilitas membatu peningkatkan mobilitas
klien pasien seperti kolaborasi dengan
fisioterapis
4 Risiko kerusakan Tujuan (NOC) : 1. Anjurkan pasien untuk 1. Kulit bisa lembap dan mungkin
integritas kulit b.d Tissue Integrity : Skin and menggunakan pakaian merasa tidak dapat beristirahat
factor risiko : lembap Mucous Membranes yang longgar atau perlu untuk bergerak
Kriteria Hasil : 2. Hindari kerutan pada 2. Menurunkan terjadinya risiko
a) Integritas kulit yang baik tempat tidur infeksi pada bagian kulit
bisa dipertahankan (sensasi, 3. Jaga kebersihan kulit agar 3. Cara pertama untuk mencegah
elastisitas, temperatur, tetap bersih dan kering terjadinya infeksi
hidrasi, pigmentasi) 4. Mobilisasi pasien (ubah 4. Mencegah terjadinya
b) Tidak ada luka/lesi pada posisi pasien) setiap dua komplikasi selanjutnya
kulit jam sekali
c) Menunjukkan pemahaman 5. Monitor kulit akan adanya 5. Mengetahui perkembangan
dalam proses perbaikan kemerahan terhadap terjadinya infeksi kulit
kulit dan mencegah 6. Oleskan lotion atau 6. Menurunkan pemajanan
terjadinya sedera berulang minyak/baby oil pada derah terhadap kuman infeksi pada
d) Mampu melindungi kulit yang tertekan kulit
53
dan mempertahankan 7. Kolaborasi pemberian 7. Menurunkan risiko terjadinya
kelembaban kulit dan antibiotic sesuai indikasi infeksi
perawatan alami
5 Gangguan Tujuan (NOC): Intervensi (NIC) :
komunikasi verbal Komunikasi dapat berjalan 1. Lakukan komunikasi 1. Mencek komunikasi klien
b.d. kerusakan dengan baik dengan wajar, bahasa jelas, apakah benar-benar tidak bisa
neuromuscular, Kriteria hasil : sederhana dan bila perlu melakukan komunikasi
kerusakan sentral a) Klien dapat diulang
bicara mengekspresikan perasaan 2. Mengetahui bagaimana
b) Memahami maksud dan 2. Dengarkan dengan tekun kemampuan komunikasi klien
pembicaraan orang lain jika pasien mulai berbicara tsb
c) Pembicaraan pasien dapat 3. Mengetahui derajat /tingkatan
dipahami 3. Berdiri di dalam lapang kemampuan berkomunikasi
pandang pasien pada saat klien
bicara 4. Menurunkan terjadinya
4. Latih otot bicara secara komplikasi lanjutan
optimal 5. Keluarga mengetahui & mampu
5. Libatkan keluarga dalam mendemonstrasikan cara
melatih komunikasi verbal melatih komunikasi verbal pd
pada pasien klien tanpa bantuan perawat
6. Kolaborasi dengan ahli 6. Mengetahui perkembangan
terapi wicara komunikasi verbal klien
54
4. Implementasi
untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pada tahap ini perawat
implementasi pesan tim medis serta mengupayakan rasa aman, nyaman dan
keselamatan klien.
5. Evaluasi
55
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Salah satu jenis teori, atau model dalam situasi keperawatan yang spesifik adalah teori
kebutuhan dasar dinyatakan dengan sederhana dan jelas, namun luas dalam lingkup, mencoba
untuk memasukkan pada fungsi dari semua perawat dan semua pasien. karyanya adalah ruang
lingkup yang cukup untuk mempengaruhi teori keperawatan dan praktek keperawatan. Selain itu
definisinya memiliki potensi untuk mengikutsertakan seluruh orang, meskipun definisi ini
Konsep keperawatan dalam karya Henderson mengandung banyak variable dan hubungan.
14 kebutuhan mungkin tampak sederhana, mereka menjadi kompleks ketika terjadi gangguan
dalam kebutuhannya dan semua parameter yang berhubungan dengan kebutuhan yang
1.2 Saran
Virginia Handerson menjadi semakin luas sehingga bagi setiap perawat lebih efektif
56
DAFTAR PUSTAKA
Getzhamani. (2020-07-03). Mengenal Virginia Henderson Pencetus Teori Keperawatan yang
Unik. 06-12-2020. https://blogs.insanmedika.co.id/teori-keperawatan-virginia-henderson/
57