Dosen Pembimbing :
Dr. Ghozali
Kelompok :
Seperti yang tercantum dalam teks Sumpah Pemuda yang ketiga yakni
“Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”
Kedudukan bahasa indonesia mulai terlihat di abad ke 20 pada masa menuju kemerdekaan
indonesia ,ketika mulai terjadinya peristiwa-peristiwa sejarah seperti
pada 16 Juni 1927, saat sidang Volksraad (Rapat Dewan Rakyat), Jahja Datoek Kajo pertama kalinya
menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya .
Pada 28 Oktober 1928, Muhammad Yamin mengusulkan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional
dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua.
Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga
Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
Tiga tahun kemudian, Sutan Takdir Alisyahbana menyusun “Tata bahasa Baru Bahasa Indonesia”.
Pada tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Kongres tersebut
menghasilkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara
sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu , setelah kemerdekaan muncul lah kongres-
kongres yang lain sampai dengan kongres X , Kongres-kongres tersebut berisi tentang usulan
pengembangan dan penyempurnaan tata bahasa indonesia.
Di dalam Undang-Undang Dasar 1945 (Bab XV, Pasal 36), kedudukan bahasa Indonesia dinyatakan
sebagai bahasa negara. Dengan demikian, ada dua macam kedudukan bahasa Indonesia, yakni sebagai
bahasa nasional dan sebagai bahasa negara. (Hasanah, 2018)
Kesimpulan
lahirnya sebuah bahasa dimulai dari interaksi demi interaksi , menyebar , dikenal , diakui dan bahkan
bisa disahkan.
Daftar Pustaka
Hasanah, N. (2018). Analisis Kesalahan Gramatika Bahasa Indonesia Dalam Surat Resmi di Kantor
Desa Mamben Lauk. Prasasti: Journal of Linguistics, 3(1), 98–112.