Di Susun Oleh:
Muhammad Ubaidillah (1801118)
Mengetahui
Gambar 2.2 Meningen dan bagian-bagian yang berkaitan dilihat melalui potongan frontal
bagian atas kepala
1) Dura meter
Lapisan paling luar yang menutupi otak dan medula spinalis. Dura meter adalah
berwarna abu-abu yang bersifat liat, tebal dan tidak elastis.
2) Araknoid
Merupakan membran bagian tengah yang tipis dan lembut yang menyerupai sarang
laba-laba. Membran ini berwarna putih karena tidak di aliri darah. Pada dinding
araknoid terdapat pleksus khoroid yang memproduksi cairan serebrospinal (CSS).
Pada orang dewasa jumlah CSS normal yang diproduksi adalah 500 ml/hari dan
sebanyak 150 ml diabsorbsi oleh villi. Villi juga mengabsorbsi CSS pada saat darah
masuk ke dalam sistem (akibat trauma, pecahnya aneurisma, stroke dan lainnya) dan
yang mengakibatkan sumbatan. Bila villi araknoid tersumbat (peningkatan ukuran
ventrikel) dapat menyebabkan hidrosefalus.
3) Pia meter
Membran yang paling dalam berupa dinding tipis dan transparan yang menutupi otak
dan meluas ke setiap lapisan daerah otak.
(Batticaca, 2011)
b. Serebrum
Serebrum adalah bagian terbesar dari otak yang terdiri atas dua hemisfer serebri dan
dihubungkan oleh massa substansia alba yang disebut korpus kalosum dan empat lobus,
yaitu lobus frontal (terletak di depan sulkus pusat), lobus parietal (terletak dibelakang
sulkus pusat dan diatas sulkus lateral), lobus oksipital (terletak dibawah sulkus parieto-
oksipital), dan lobus temporal (terletak dibawah sulkus lateral). Hemisfer dipisahkan oleh
suatu celah dalam yaitu fisura longitudinalis serebri, dimana kedalamnya terjulur falx
cerebri (Batticaca, 2011).
Gangguan Rasa
Anteri Carotis Arteri Vertebra Basilaris Arteri Cerebral Nyaman Atau Nyeri
Interna Media
1.1.11Komplikasi CVA
1. Dini (0-48 jam pertama)
a. Edema serebri. Defisit neurologis cenderung memberat, dapat mengakibatkan
peningkatan TIK, herniasi, dan akhirnya menimbulkan kematian
b. Infark miokard. Penyebab kematian mendadak pada CVA stadium awal
2. Jangka pendek
a. Pneumonia akibat immobilisasi lama
b. Infark miokard
c. Emboli paru. Cenderung terjadi 7-14 hari pasca CVA, sering sekali terjadi pada saat
penderita mulai mobilisasi
d. CVA rekuren, dapat terjadi pada setiap saat
3. Jangka panjang (>14 hari)
a. CVA rekuren
b. Infark miokard
c. Gangguan vaskuler lain : penyakit vaskuler perifer
(Nanda jilid 3, 2015).
1.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian
Pengakajian adalah langkah awal dan dasar bagi seseorang perawat dalam melakukan
pendekatan secara sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisa, sehingga dapat
diketahui kebutuhan klien tersebut. Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan
membantu menentukan status kesehatan dan pola pertahanan klien serta memudahkan
menentukan dalam perumusan diagnosa keperawatan.
1. Anamnesis
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan,
alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, dan
diagnosis medis (Muttaqin A, 2008).
b. Keluhan utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah kelemahan
anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat berkomunikasi, dan penurunan
tingkat kesadaran (Muttaqin A, 2008).
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Serangan CVA berlangsung sangat mendadak, pada saat klien sedang melakukan aktivitas
ataupun sedang beristirahat. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah,bahkan kejang
sampai tidak sadar, selain gejala kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak
yang lain.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya riwayat hipertensi, riwayat CVA sebelumnya, diabetes melitus, penyakit
jantung,anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan anti
kougulan, aspirin, vasodilatator, obat-obat adiktif, dan kegemukan.
e. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, diabetes melitus, atau adanya
riwayat CVA dari generasi terdahulu.
f. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Umumnya mengalami penurunan kesadaran, kadang mengalami gangguan bicara
yaitu sulit dimengerti, kadang tidak bisa bicara dan pada tanda-tanda vital : tekanan
darah meningkat, dan denyut nadi bervariasi(Muttaqin A, 2008).
a) B1 Breathing :
Pada inspeksi didapatkan klien batuk, peningkatan produksi sputum, sesak napas,
penggunaan otot bantu napas, dan peningkatan frekuensi pernapasan. Auskultasi
bunyi napas tambahan seperti ronkhi pada klien dengan peningkatan produksi
sekret dan kemampuan batuk yang menurun yang sering didapatkan pada klien
stroke dengan penurunan tingkat kesadaran koma(Muttaqin A, 2008).
Pada klien dengan tingkat kesadaran compos mentis, pengkajian inspeksi
pernapasannya tidak ada kelainan. Palpasi thoraks didapatkan taktil premitus
seimbang kanan dan kiri. Auskultasi tidak didapatkan bunyi napas
tambahan(Muttaqin A, 2008).
b) B2 Blood :
Pengkajian pada sistem kardiovaskuler didapatkan renjatan (syok hipovolemik)
yang sering terjadi pada klien stroke. Tekanan darah biasanya terjadi peningkatan
dan dapat terjadi hipertensi masif (tekanan darah >200 mmHg)(Muttaqin A,
2008).
c) B3 Brain :
Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologis, bergantung pada lokasi lesi,
ukuran area yang perfusinya tidak adekuat, dan aliran darah kolateral. Lesi otak
yang rusak tidak dapat membaik sepenuhnya. Peningkatan B3 Brain merupakan
pemeriksaan fokus dan lebih lengkap dibandingkan pengkajian pada sistem
lainnya(Muttaqin A, 2008).
d) B4 Bladder :
Setelah stroke klien mungkin mengalami inkontinensia urine sementara karena
konfusi ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan dan ketidakmampuan
untuk mengendalikan kandung kemih karena kerusakan kontrol motorik dan
postural. Kadang kontrol sfingter urine eksternal hilang atau berkurang. Selama
periode ini, dilakukan kateterisasi intermiten dengan teknik steril. Inkontinensia
urine yang berlanjut menunjukkan kerusakan neurologis luas(Muttaqin A, 2008).
e) B5 Bowel :
Didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual
muntah pada fase akut. Mual sampai muntah disebabkan oleh peningkatan
produksi asam lambung sehingga menimbulkan masalah pemenuhan nutrisi. Pola
defekasi biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus. Adanya
inkontinensia alvi yang berlanjut menunjukkan kerusakan neurologis
luas(Muttaqin A, 2008).
f) B6 Bone :
Stroke adanlah penyakit UMN dan mengakibatkan kehilangan kontrol volunter
terhadap gerakan motorik. Oleh karena neuron motor atas menyilang, gangguan
kontrol motor volunter pada salah satu sisi yang berlawanan dari otak. Disfungsi
motorik paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena
lesi pada sisi otak yang berlawanan. Hemiparesis atau kelemahan salah satu sisi
tubuh, adalah tanda yang lain. Pada kulit, jika klien kekurangan O2 kulit akan
tampak pucat dan jika kekurangan cairan maka turgor kulit akan buruk. Selain
itu, perlu juga dikaji tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang menonjol
karena klien stroke mengalami masalah mobilitas fisik(Muttaqin A, 2008).
Adanya kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan, kahilangan sensori atau
paralise/hemiplegia, serta mudah lelah menyebabkan masalah pada pola aktivitas
dan istirahat(Muttaqin A, 2008).
1.2.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan sudah berhasil dicapai
(Nursalam, 2005). Sedangkan menurut (Hidayat, 2004) evaluasi merupakan tahapan akhir dari
proses keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Batticaca. Fransiska B. 2011. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta : Salemba Medika.
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol 3 edisi
1. Jakarta : EGC
Geyer, James D. 2009. Stroke : A Practical Approach. Philadelphia :Lippincott Williams & Wilkins.
Muttaqin. Arif. 2008.Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta :
Salemba Medika
Nanda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi
Revisi Jilid 3. Jogja : Mediaction.
Riskesdes. 2018. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Sutrisno. A. 2007. Stroke Sebaiknya Anda Tahu Sebelum Anda Terserang Stroke. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
FORMAT PENGKAJIAN
DATA KEPERAWATAN
IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. P
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 65 Tahun
Status perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMP
Alamat : Gondang Wetan
No. Register : 17098XXX
Tanggal MRS : 8 Oktober 2020 pukul 19:00 WIB
Tanggal pengkajian : 9 Oktober 2020 pukul 20.00 WIB
PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan umum/Keadaan Umum : Lemah, mukosa bibir kering, kesadaran : semi coma GCS :
1,2,2
B. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 39°C Nadi : 105 x/ mnt
Tekanan Darah : 180/100 mmHg Respirasi : 28 x/ mnt
Tinggi badan : 150 cm Berat badan : 60 kg
C. (B1) Breathing
Frekuensi Pernafasan : 28x/menit
Irama Pernafasan : Reguler
Tanda-tanda kesulitan bernafas : Ada
Pergerakan Dada : Simetris
Pemakaian otot bantu nafas : Tidak ada
Auskultasi : Vesikuler
Suara nafas : Ngongsrong
Suara ucapan : Jelas, cepat, bronkoponi
Suara tambahan : Ronchi dan wheezing
Alat bantu nafas : Ada, jenis : Oksigen NRBM 10 liter/menit
Lain-lain : Turgor kulit < 2 detik
D. (B2) Blood
Suara jantung : Tunggal
Irama jantung : Reguler
CRT : <2detik
JVP : Normal
CVP : Tidak ada
Edema : Tidak ada
Lain-lain : Akral hangat
E. (B3) Brain
Tingkat Kesadaran Kuantitatif (GCS) : Semi coma , eye : 1, verbal : 2, motorik : 2
Reaksi pupil
Kanan dan kiri : Ada, diameter ± 2 mm
Refleks fisiologis : Ada
Fungsi motorik : Tangan kaki kanan tidak bisa digerakkan
Refleks patologis : Brudzinki
Meningeal sign : Tidak ada
Syaraf otak (nervus cranialis) : Olfaktorius+, optikus+, okulomotorius+, tochlearis+,
trigeminus+, abdusen+, fasialis+, auditorius+, glosofaringeal+, vagus+, accesorius+,
hipoglosal+
Refleks Fisiologis : Patella-, aschilles+, abdusen+, bronkokardialis+, bisep-, trisep-
Refleks Patologis : Babinski-, oppenheum-, chaddock-, gorden-, scafferi-, gonda-
F. (B4) Bladder
BAB MRS : 1x dalam 2 hari hitam, bau khas, lembek
BAK MRS : BAK sering kuning bening, bau khas, encer
MRS : Pasien terpasang cateter urin bag dan menggunakan pampers
G. (B5) Bowel
Keadaan bibir : Mukosa bibir kering, ada lesi pada bibir, kulit bibir mengelupas
Keadaan gusi dan gigi : Gusi kotor dan bau, gigi warna kuning, ada caries gigi
Keadaan lidah : Lidah kotor keruh, tidak ada stomatitis.
Orofaring : Tidak ada pembengkakan tonsilitis, ada kesulitan menelan,
pasien menggunakan NGT
Auskultasi peristaltik usus : Bising usus pasien aktif di empat kuadran dengan frekuensi 13 kali/
menit
Abdomen : Tidak distensi
Kesulitan menelan : Ada kesulitan menelan
Mual dan muntah : Tidak ada mual dan muntah
Hematemesis : Tidak ada hematemisis
Melena : Tidak ada melena
Diare : Tidak mengalami diare
Konstipasi : Tidak ada konstipasi
Asites : Tidak ada asites
H. (B6) Bone
Turgor kulit : < 2 detik
Perdarahan kulit : Tidak ada
Icterus : Tidak ada
Akral : Hangat
Pergerakan sendi : Terbatas
Fraktur : Tidak ada
Luka : Tidak ada
Kekuatan otot : Nilai ektremitas atas kanan 1, ekstremitas bawah kanan 1, ektremitas atas kiri
4, ekstremitas bawah kiri 4, tangan kanan terpasang cairan natrium clorida 20tpm
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : Stroke Iskemik
B. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang Medis :
1. Laboraturium : Terlampir
Hasil
Nama Pemeriksaan Satuan Nilai Normal
Tgl 9 Oktober 2020
Hemoglobin 11.6 g/dL 14-17.5, nilai kritis
<12 or >20
Eritrosit (RBC) 3.89 x10^6/uL 4.5-5.9
Hematokrit (HCT) 37.1 % 40.0-52.0
MCV 95.5 fL 34.0-47.0
MCH 29.8
MCHC 31.2 g/dL 31.5-35.0
Leukosit (WBC) 5.0 x10^3/uL 4.4-11.3
Basofil % 1.3 % 0-1
Neutrofil % 62.3 % 50-7
Limfosit % 11.5 % 255-40
Monosit % 12.2 % 2-8
PLT 145 10^3/uL 150-450
PDW 15.8 FL 10-18
MPV 9.6 FL 6.6-11
P-LCR 35.4 15.0-25.0 %
PCT 0.139 0.150-0.400 %
SGPT 2.18 mg/dL 38-42
SGOT 56 IU/L <42
Gula Darah 124 mg/dL <140
Acak 117 mg/dL <200
Cholestrol 109 mg/dL <150
Trigliseride 51 mg/dL 10-50
Ureum 1.1 mg/dL 0.6-1.1
Kreatin 46 IU/L <37
Elektrolit 150.2 mmol/l 135-155
Natrium 2.68 mmol/l 3.6-5.5
Kalium 113.9 mmol/l 54-111
Perawat
(Muhammad Ubaidillah)
NIM : 1801118
ANALISA DATA
TGL DIAGNOSA
TGL TERATASI TT
MUNCUL/JAM KEPERAWATAN
9 Oktober 2020 Resiko ketidakefektifan
20.00 WIB perfusi serebral b.d
penurunan aliran darah ke
otak (aterosklerosis,
embolisme)
9 Oktober 2020 Ketidakseimbangan
20.00 WIB nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan untuk
mencerna makanan,
penurunan fungsi nerfus
hipoglosus
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA
TGL NO. SLKI
KEPERAWATAN
9 1 Resiko ketidakefektifan Setelah dilakukan perawatan 3x24jam Manajemen
Oktobe perfusi serebral diharapkan bisa mempertahankan fungsi
intrakarnial
r 2020 Definisi : Beresiko otak
mengalami penurunan Kriteria Hasil : Observasi :
sirkulasi jaringan otak Perfusi Jaringan: Serebral
- Monitor ta
yang dapat mengganggu Definisi: Kecukupan aliran darah melalui
kesehatan pembuluh darah otak untuk TIK
Faktor resiko : mempertahankan fungsi otak.
- Monitor sta
1. Massa tromboplastin 1. Tekanan darah sistolik deviasi berat 180
parsial abnormal hingga deviasi normal 120. - Monitor M
2. Massa protombin 2. Tekanan darah diastolik deviasi berat 90
- Monitor CP
abnormal sekmen hingga deviasi normal 80.
ventrikel kiri akinetik 3. Nilai rata-rata tekanan darah deviasi - Monitor int
3. Aterosklerosis aerotik berat 180/90 mmHg menjadi 120/80
- Monitor cai
4. Diseksi arteri mmHg.
5. Hipertensi 4. Sakit kepala deviasi berat menjadi
deviasi ringan
Terapeutik :
5. Tekanan intrakranial dari deviasi berat
kekisaran normal menjadi deviasi sedang - Minimmalk
kekisaran normal
menyediaka
6. Penurunan tingkat kesadaran dari berat
menjadi ringan - Berikan pos
7. Reflek saraf terganggu dari berat menjadi
- Cegah terjad
tidak ada
8. Saturasi oksigen dari deviasi berat - Pertahankan
menjadi deviasi ringan
Kolaborasi :
- Kolaborasi
konvulsan
- Kolaborasi
Kolaborasi p
9 3 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan perawatan 3x24jam Manejemen Nu
Oktobe nutrisi kurang dari diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi Observasi :
r 2020 kebutuhan tubuh Kriteria Hasil :
- Identifikasi
Definisi: asuhan nutrisi Status Nutrisi :
tidak cukup untuk 1. Asupan makanan dari banyak - Identifikasi
memenuhi kebutuhan menyimpang dari rentang normal
selang naso
metabolik 2. Asupan cairan dari banyak menyimpang
Batasan Karakteristik : dari rentang normal - Monitor asu
1. Bising usus hiperaktif
- Monitor ber
2. Kurang makanan Nafsu Makan :
3. Kurang informasi 1. Merasakan makanan dari sangat - Monitor
4. Kurang minat pada terganggu menjadi tidak terganggu
laboratorium
makanan 2. Intake makanan dari sangat terganggu
5. Penurunan berat menjadi tidak terganggu - Identiikasi
badan dengan asupan 3. Intake nutrisi dari sangat terganggu
nutrien
makanan adekuat menjadi tidak terganggu
6. Membran mukosa 4. Intake cairan dari sangat terganggu
pucat menjadi tidak terganggu
Terapeutik :
7. Ketidakmampuan
memakan makanan - Berikan m
8. Tonus otot menurun
untuk menc
9. Kelemahan otot untuk
menelan - Berikan m
Faktor-faktor yang
tinggi prote
berhubungan:
1. Ketidak mampuan - Hentikan p
untuk mencerna
selang nas
makanan
2. Ketidak mampuan dapat ditole
menelan makanan
Edukasi
- Anjurkan po
- Ajarkan die
Kolaborasi :
- Kolaborasi
sebelum ma
- Kolaborasi
menentukan
nutrien yang
CATATAN KEPERAWATAN
EVALUASI
DIAGNOSA 1 DIAGNOSA 2
TANGGAL TANGGAL
9 Oktober 2020 9 Oktober 2020
S: S:
Keluarga pasien mengatakan pasien Keluarga mengatakan pasien badanya
masih tidak sadar, masih tidak bisa masih lemas, tidak bisa bicara, sulit
bicara menelan, nafsu makan dan minum
O: menurun.
K/U : Lemah O:
Kesadaran : semi coma Semua kebutuhan pasien dibantu oleh
GCS : 1,1,2 keluarga dan perawat
Nilai MAP : 113,3 mmHg K/U : Lemah
Menggunakan oksigen NRBM 10 Antropometri :
liter/menit TB : 150 cm
Pemeriksaan tanda-tanda vital klien BB SMRS : -
didapat : BB MRS : 61 kg
TD: 150/80mmHg, LILA : 21 cm
Nadi: 112 x/menit, Biomedik :
Suhu: 37,5°C, HGB : 11,6%
RR: 24x/menit. HCT : 37,1 %
Clinis :
A : Masalah belum teratasi Mukosa bibir lembab, bibir pecah-
P : Lanjutkan intervensi pecah, ada lesi pada bibir, kulit bibir
mengelupas
Konjungtiva tidak anemis
Turgor kulit < 2 detik
Diet :
Terpasang NGT dengan konsumsi
makanan cair rendah garam, bubur
saring, susu kedelai 100cc dan air putih
50cc
Pemeriksaan tanda-tanda vital klien
didapat :
TD: 150/80mmHg,
Nadi: 112 x/menit,
Suhu: 37,5°C,
RR: 24x/menit.
Pertanyaan .
Jawaban :
Stroke hemoragik yaitu terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan
menyebabakan perdarahan.