Jakarta -
Seorang pelajar berinisial I (13) tewas setelah dibacok dalam aksi tawuran di
Koja, Jakarta Utara. Polisi menyebut, kejadian ini diawali aksi saling ejek di media
sosial.
"Kasus ini merupakan kasus fenomena terhadap anak di mana 2 geng ini sering
berseteru di medsos, Facebook, Instagram, dan sebagainya. Karena sering saling ejek
di medsos, mereka berjanji merealisasikan berseteru di lapangan, artinya kopi darat
ketemu di darat. Satu gengnya bernama STAME, yang satu lagi bernama RTB," ujar
Sudjarwoko di Polsek Koja, Jakarta Utara, Kamis (26/11).
Ketika bertemu, rupanya geng RTB tidak sebanding dengan geng STAME. Geng RTB
yang hanya berjumlah 3 orang pun akhirnya memutuskan melarikan diri.
"Ketika terjadi pertemuan antara geng STAME dan RTB ini, ternyata kekuatan tidak
berimbang. Yang geng STAME ini 10 orang, sedangkan RTB ini 3 orang. Pada saat
bertemu karena jumlahnya cuma 3 orang kabur menyerah, sambil melarikan diri,"
tuturnya.
Tidak berhenti di situ, STAME mengejar anggota geng RTB, termasuk korban. Nahas
bagi korban, dia terkena lemparan kayu sehingga jatuh.
Dikejarlah sama STAME yang jumlahnya 10 orang sambil salah satu dari kelompok ini
melempar kayu dan mengenai salah satu korban bernama I," terang Sudjarwoko.
"Setelah kena kakinya, terjatuh kemudian dihujam dengan celurit oleh tersangka salah
satunya berinisial D dan B. Lalu kemudian setelah dihujam berkali-kali dengan celurit,
kemudian ditinggal," jelasnya.
Polisi kemudian menyelidiki kasus ini dan menangkap B (13). Sedangkan 1 pelaku
lainnya yakni D masih diburu.
Atas tindakannya, pelaku dijerat Pasal 80 ayat 3 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo Pasal 170
ayat 2 ke 3 KUHP. Ancaman hukuman yang dikenakan adalah maksimal 15 tahun
penjara.