Peran Kepemimpinan Dalam Pemberian Motivasi Kerja Karyawan Di PT
Peran Kepemimpinan Dalam Pemberian Motivasi Kerja Karyawan Di PT
Sumber daya manusia di organisasi saat ini semakin diperhatikan disetiap kegiatan terutama
diarahkan untuk pencapaian tujuan. Robbins, (2006) mengatakan organisasi merupakan kesatuan sosial
yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang reaktif dapat diidentifikasikan, bekerja
secara terus menerus untuk mencapai tujuan. Tindakan-tindakan dari setiap kegiatan dalam organisasi
ditentukan oleh sumber daya manusia yang menjadi bagian dalam organisasi. Setiap organisasi
membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas baik pemimpin maupun anggota atau bawahan
dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawab untuk tercapainya tujuan.
Pencapaian tujuan organisasi banyak aspek yang menjadi penting dalam pemenuhannya,
diantaranya adalah unsur kepemimpinan atau pemimpin. Pegawai atau karyawan yang ada jika tidak
dikelola dengan baik maka tidak akan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu
pemimpin harus mampu mengelola Sumber Daya Manusia dan setiap pemimpin mempunyai metode
memimpin dalam mencapai tujuan organisasi. Rivai dan Mulyadi (2011:2), menyatakan bahwa
kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,
memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi interprestasi mengenai peristiwa-
peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitasaktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara
hubungan kerja sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerja sama dari orang-orang di luar
kelompok atau organisasi.
PT.Sucofindo Lab cabang Surabaya merupakan perusahaan milik negara yang biasa kita sebut
BUMN, tentunya sebagai perusahaan BUMN Sucofindo juga memperhatikan mengenai kesejahteraan
pekerja , sebagai upaya dalam mendukung tercapainya tujuan perusahaan mengoptimalkan sumber daya
manusia menjadi salah satu prioritas utama. Sehingga untuk tetap mempertahankan maupun
meningtkatkan kerja tersebut pemimpin harus memberikan motivasi kerja dengan baik. Berdasarkan
latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti dalam rangka menyusun Tugas Akhir dengan judul
“Peran kepemimpinan dalam pemberian motivasi kerja karyawan di PT. Sucofindo Lab cabang Surabaya
divisi Mineral dan Batubara”
Fokus Masalah
Penulis hanya membahas mengenai Peran Pemimpin dalam Pemberian Motivasi Kerja Karyawan
di PT.Sucofindo Lab cabang Surabaya Divisi Mineral dan Batu Bara dengan berdasarkan teori
Hasibuan(2016)
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana
peran pemimpin dalam pemberian motivasi kerja karyawan di PT.Sucofindo Lab cabang Surabaya Divisi
Mineral dan Batu Bara ?
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapi dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui peran pemimpin dalam pemberian motivasi kerja karyawan di PT.Sucofindo Lab cabang
Surabaya Divisi Mineral dan Batu Bara
Manfaat Penulisan
Dari hasil penelitian dalam rangka menyusun Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberi manfaat
sebagai berikut
1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dalam memperkaya wawasan mengenai Peran Pemimpin dalam pemberian motivasi kerja
karyawan serta sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan yang dipelajari di bangku
perkuliahan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Hasil Penelitian ini dapat memperluas pengetahuan, wawasan dan keterampilan dalam
penerapan ilmu pengetahuan mengenai Peran Pemimpin dalam Pemberian Motivasi Kerja
Karyawan di PT.Sucofindo Lab cabang Surabaya Divisi Mineral dan Batu Bara
b. Bagi PTPN XI Pabrik Gula Rejosari Kabupaten Magetan
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi yang bermanfaat dan
dijadikan bahan masukan atau pertimbangan bagi pimpinan PT.Sucofindo Lab cabang
Surabaya Divisi Mineral dan Batu Bara
c. Bagi Politeknik Negeri Madiun
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa Program Studi
Administrasi Bisnis atau penulis lainya yang akan melaksanakan penulisan mengenai objek
yang sama dimasa yang akan datang.
Loksasi Waktu Pelaksanaan
1. Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di Jl. Ahmad Yani No.315, Dukuh Menanggal, Kec.
Gayungan, Kota SBY, Jawa Timur 60234.
2. Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan penelitan ini dilakukan pada semester genap tahun
akademik 2020 yaitu dari bulan Januari sampai bulan Juni tahun 2020 dengan alokasi waktu
sebagai berikut :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Peran
Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan atau status. Seseorang melaksanakan hak dan
kewajiban, berarti telah menjalankan suatau peran. Peran dan status tidak dapat dipisahkan, tidak ada
peran tanpa kedudukan atau status begitu pula tidak ada status tanpa peran. Setiap orang mempunyai
bermacam-macam peran yang dijalankan dalam pergaulannya hidupnya di masyarakat, Peran menentukan
apa yang diperbuat seseorang bagi masyarakat . Peran juga menentukan kesempatan-kesempatan yang
diberikan oleh masyarakat kepadanya. Peran lebih menunjukkan pada fungsi penyesuaian diri, dan
sebagai sebuah proses. Peran diartikan sebagai perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang
yang berkedudukan dalam masyarakat. Sedangkan peranan merupakan tindakan yang dilakukan oleh
seorang dalam suatu peristiwa.
Peran yang dimiliki oleh seseorang mencakup tiga hal penting, yaitu :
1. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam
masyarakat. Jadi peranan di sini bisa berarti rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang
dalam kehidupan kemsyarakatan.
3. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu, yang penting bagi struktur sosial masyarakat.
Menurut Miftha Thoha (2005:10) peranan sebagai suatu rangkaian perilaku yang timbul karena
suatu jabatan. Jadi, peran adalah suatu rangkaian kegiatan yang teratur yang ditimbulkan karena suatu
jabatan. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kecendrungan untuk hidup berkelompok. Dari
kehidupan berkelompok tadi akan terjadi interaksi antara anggota masyarakat yang satu dengan anggota
masyarakat lainnya. Timbulnya interaksi diantar mereka ada saling ketergantungan. Dengan adanya
saling ketergantungan tersebutlah maka suatu peran tersebut akan terbentuk
Pengertian Kepemimpinan
Menurut Miftah Thoha (2010: 9) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah kegiatan untuk
memengaruhi perilaku orang lain, atau seni memengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun
kelompok. Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu organisai karena
sebagian besar keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh kepemimpinan dalam
organisasi tersebut. Motivasi dapat diartikan sebagai suatu tujuan atau pendorong, dengan tujuan
sebenarnya tersebut yang menjadi daya penggerak utama bagi seseorang dalam berupaya dalam
mendapatkan atau mencapai apa yang diinginkannya baik itu secara positif ataupun negatif. Menurut
Sukanto dan Handoko (1986) motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Dari teori diatas maka dapat dikemukakan bahwa motivasi diharapkan ada dan diberikan
pemimpin pada bawahannya guna pemenuhan kebutuhan-kebutuhan meraka hingga merak dapat
merasakan kepuasan dari pemenuhan kebutuhan tersebut. Oleh karena itu pimpinan harus selalu
membuktikan dorongan kerja atau memotivasi kerja yang tinggi kepada karyawan untuk melaksanakan
tugas-tugasnya. Pemimpin memotivasi para karyawan untuk bersedia bekerja sama demi tercapainya
tujuan bersama.
Di dalam melakukan suatu pekerjaan di perusahan, diperlukan suatu kegairahan kerja yang
merupakan kemauan dan kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan. Ada dua jenis
motivasi yang sering digunakan oleh perusahaan. Bagi perusahaan yang percaya bahwa kekuatan akan
menimbulkan dorongan dan semangat kerja karyawan maka perusahaan lebih memilih menerapkan
motivasi negatif .Namun, apabila perusahaan percaya bahwa kesenangan atau rasa nyaman menimbulkan
semangat kerja karyawan perusahaan akan memilih memotivasi secara positif.
1. Motivasi Positif
2. Motivasi Negatif
Pemimpin memotivasi bawahan dengan standar mereka akan mendapat hukuman. Dengan motivasi
negatif ini semangat kerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena mereka takut
dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik”.
Motfasi positif efektif untuk jangka panjang sedangkan motivasi negatif untuk jangka pendek.
Oleh karena itu, pemimpin yang baik harus konsisten dan adil menerapkan untuk mencapai hasil yang
maksimal dalam penerapannya.
Unsur-Unsur Motivasi
Motivasi sebagai daya pendorong untuk melakukan sesuatu mempunyai beberapa komponen pendukung
yang tidak dapat dipisah-pisahkan satu dengan yang lain. Motivasi tenaga kerja akan ditentukan oleh
pemimpinya, pemimpin merupakan mesin penggerak motivasi kerja para karyawannya, sehingga
menimbulkan pengaruh terhadap prilaku karyawan.
Menurut Sagir dalam Siswanto Sastrohadiwiryo (2003: 269 – 270) unsur-unsur motivasi kerja tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Kinerja, Seseorang yang memiliki keinginan berkinerja sebagai suatu kebutuhan dapat
mendorongnya mencapai sasaran. Tingkat kebutuhan merupakan kunci keberhasilan seseorang, biasanya
dikaitkan dengan sikap positif, keberanian mengambil resiko yang diperhitungkan untuk mencapai
sasaran yang telah ditentukan.
2. Penghargaan, Penghargaan, pengakuan atas suatu kinerja yang telah dicapai seseorang akan
merupakan perangsang yang kuat. Pengakuan atas suatu kinerja, akan memberikan kepuasan batin yang
lebih tinggi daripada penghargaan dalam bentuk materi atau hadiah.
3. Tantangan, Adanya tantangan yang dihadapi merupakan perangsang kuat bagi manusia untuk
mengatasinya. Suatu sasaran yang tidak menantang atau dengan mudah dapat dicapai biasanya tidak
mampu menjadi perangsang, bahkan cenderung menjadi kegiatan rutin. Tantangan demi tantangan yang
datang biasanya akan menumbuhan kegairahan untuk mengatasinya.
4. Tanggung jawab, Adanya rasa ikut memiliki akan menimbulkan motivasi untuk turut merasa
bertanggung jawab.
5. Pengembangan, Pengembangan kemampuan seseorang, baik dari pengalaman kerja atau
kesempatan untuk maju dapat merupakan perangsang kuat bagi tenaga kerja untuk bekrja lebih giat atau
lebih bergairah. Apalagi jika pengembangan perusahaan selalu dikaitkan dengan kinerja atau
produktivitas tenaga kerja.
6. Keterlibatan, Rasa ikut terlibat dalam suatu proses pengambilan keputusan dari tenaga kerja yang
dijadikan masukan untuk manajemen perusahaan, merupakan perangsang yang cukup kuat untuk tenaga
kerja. Adanya rasa keterlibatan bukan saja menciptakan rasa memiliki dan rasa tanggung jawab, tetapi
juga menimbulkan mawas diri untuk bekerja lebih baik dan menghasilkan produk yang bermutu.
7. Kesempatan, Kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karier yang terbuka, dari tingkat
bawah sampai tingkat manajemen puncak merupakan perangsang yang cukup kuat bagi tenaga kerja.
Bekerja tanpa harapan atau kesempatan untuk meraih kemajuan, bukan merupakan perangsang untuk
berkinerja atau bekerja produktif.
BAB III
Berdasarkan tujuan dari tugas akhir ini yaitu “untuk mengetahui peran pimpinan dalam
pemberian motivasi kerja karywan di PT. Sucofindo Lab cabang Surabaya divisi Mineral dan Batubara”,
maka desain tugas akhir ini menggunakan penelitian metode kualitatif. Sugiyono (2017) menjelaskan
metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek almiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat kualitatif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Penelitian kulitatif dilakukan
pada obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak
mempengaruhi dinamika pada obyek tertentu
Proses Penyelesaian
N Jabatan Kode
o
1. Kepala Bidang Mineral dan Batu Bara AR
2. Kepala Karyawan DK
b. Observasi
Menurut Nasution (dalam Sugiyono:2017) mengemukakan observasi adalah dasar semua
ilmu pengetahuan. Dalam observasi ini penulis melihat, mengamati, dan mencermati. Berikut
pedoman observasi untuk mempermudah melakukan pengamatan
Pemberian peringatan
Motivasi 1
terhadap karyawan
Negatif
2 Pemberian sanksi
Pelaksanaan
Indikator No Indikator Observasi
Ya Tidak
Pemimpin
memberikan
1
semngat/dorongan
dalam berkerja
Pemimpin
2
memberikan Reward
Pelayan :
a. Tim Olahraga
Motivasi pegawai
Positf b. Fasiltas medis
3 c. Program rekreasi
d. Pemberian
makan siang
e. Fasilitas ruang
baca perusahaan
Pemimpin
4 memberikan program
asuransi kerja (BPJS)
Motivasi 1 Pemimpin
memberikan
peringatan terhadap
karyawan
Negatif
Pemimpin
2 memberikan sanksi
kepada karyawan
c. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2017) mengemukakan dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gamabar, atau karya-karya monumental seseorang
Daftar Pustaka
Busro, Muhammad. 2018. Teori-Teori Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Prenamedia Grup