KEGIATAN BELAJAR 2
PENDIDIKAN PANCASILA
DAN KEWARGANEGARAAN
KB 2 PGSD PPKN 63
MODUL
SUPLEMEN PPG PGSD
KEGIATAN BELAJAR 2
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Penulis:
Dr. Sutarno
Dr. Sunarso
Penelaah:
Dr. At. Sugeng Priyanto, M.Si.
Drs. Rohmad Widodo, M.Si.
Triningsih, S.Pd.SD, M.Pd.
Muchamad Haris Tarmidi, S.Pd.SD
Copyright © 2020
Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
KB 2 PGSD PPKN 64
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan ............................................................................................................67
1. Deskripsi Singkat ..................................................................................................67
2. Manual Prosedur Penggunaan Modul.................................................................68
B. Inti ............................................................................................................................69
1. Capaian Pembelajaran : .......................................................................................69
2. Petunjuk Belajar (Aktivitas Pengalaman Belajar) ................................................69
C. Advanced Material ...................................................................................................70
1. Hak Asasi Manusia ...............................................................................................72
a. Perkembangan Jaminan Konstitusional Terhadap HAM di Masa Lalu, Masa
Kini dan Masa Datang. ..................................................................................73
b. Permasalahan HAM dalam Kehidupan di Masyarakat dan Siswa dengan
Siswa. ......................................................................................................... 100
2. Pengamalan Pancasila. ..................................................................................... 104
a. Hubungan Agama dan Pancasila ............................................................... 105
b. Kajian Ilmiah Filosofis Pancasila ................................................................ 107
c. Nilai-nilai Objektif dan Subjektif Pancasila ................................................ 111
d. Makna Sila-sila Pancasila ........................................................................... 114
e. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Politik, Hukum, Sosial Budaya,
dan Ekonomi .............................................................................................. 117
f. Panduan Pengamalan Pancasila ................................................................ 122
3. Hukum dan Sistem Peradilan di Indonesia ....................................................... 126
a. Hakikat Indonesia Sebagai Negara Hukum .............................................. 127
b. Sistem Peradilan di Indonesia ................................................................... 132
D. Telaah kasus .......................................................................................................... 138
1. Kasus Pertama : Pelanggaran HAM di Sekolah ................................................ 138
2. Kasus Kedua : Implementasi Sila-sila Pancasila ................................................ 140
E. Penutup ................................................................................................................. 141
KB 2 PGSD PPKN 65
1. Rangkuman ....................................................................................................... 141
2. Tes formatif ...................................................................................................... 144
3. Refleksi ............................................................................................................. 159
4. Rujukan ............................................................................................................. 159
KB 2 PGSD PPKN 66
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) pada
dasarnya terdiri dari dua hal esensial yaitu Pendidikan Pancasila yang lebih
bertumpu pada Pendidikan nilai-nilai moral Pancasila yang menghasilkan
pribadi yang bermoral baik. Sedangkan Pendidikan Kewarganegaraan lebih
menekankan pembentukan sebagai warga negara yang cinta tanah air dan
baik. PPKn merupakan ilmu pengetahuan yang dimaksudkan membentuk
warga negara Indonesia yang memahami akan hak dan kewajibannya
berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam wadah NKRI yang
menjunjung tinggi prinsip bhinneka tunggal ika. Jadi PPKn berupaya
menjadikan peserta didik sebagai pribadi cerdas dan baik sesuai dengan nilai
nilai Pancasila sekaligus warga negara yang cinta tanah air dan baik.
KB 2 PGSD PPKN 67
maksimalnya upaya penegakan dan pemajuan HAM dianggap sebagai bentuk
pengamalan Pancasila. Yang nyata (das sein) dianggap sebagai yang
seharusnya (das sollen). Akibatnya Pancasila sering menjadi “sasaran tembak”
bagi kelompok anti Pancasila untuk menyudutkan bahkan seruan untuk
mengganti Pancasila. Namun sejarah selalu membuktikan bahwa Pancasila
merupakan solusi terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia yang multikultural
dalam segala segi ini.
KB 2 PGSD PPKN 68
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran :
Setelah mempelajari advanced materials pada kegiatan belajar ini,
diharapkan Saudara mampu menguasai materi yang mencakup materi HAM,
Persatuan dan Kesatuan dalam Keberagamaan Masyarakat Multikultur Konsep
Nilai, Moral, dan Norma, serta Pancasila dan Kewarganegaraan Global.
KB 2 PGSD PPKN 69
c. Peserta merancang aktivitas penyelidikan dengan memanfaatkan
ketersedian sumber belajar yang ada di lingkungannya, baik sumber
belajar cetak maupun non cetak.
C. Advanced Material
Agar Saudara memiliki kompetensi yang diharapkan dalam mempelajari
advanced material PPKn pada kegiatan belajar ini, ikutilah petunjuk belajar berikut
ini.
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini sampai Saudara paham betul
tentang apa, untuk apa dan bagaimana mempelajari materi pada kegiatan
belajar ini.
2. Cermati kata-kata kunci yang ada pada materi ini dan jadikan tautan/link yang
ada ini sebagai bahan diskusi. Ada beberapa aktivitas belajar yang perlu
Saudara cermati dalam menggunakan Advanced material ini:
a. Mengamati (Observing). Bacalah materi dengan cermat dan bukalah
tautan/link yang dirujuk dalam tulisan ini atau mungkin juga mencari
rujukan sendiri. Dengan mengamati sajian tersebut munculkan sejumlah
pertanyaan kritis yang dapat Saudara kaji lebih lanjut.
b. Menanya (Questioning). Pertanyakan dan lacaklah keakuratan sumber
informasi yang digunakan agar Saudara tidak menggunakan berita Hoax
sebagai bahan diskusi. Singkirkan berita yang Saudara nilai sebagai berita
Hoax. Caranya: lacak sumber beritanya. Apakah sahih dari lembaga atau
KB 2 PGSD PPKN 70
sumber yang memang layak mengeluarkan berita atau data tersebut.
Misalnya pertanyakan: “Informasi ini berasal dari mana? Benarkan data
tersebut, tahun berapa informasi itu terjadi karena sering terjadi data yang
ada hanyalah remix data lama? Belajarlah menerima perbedaan pendapat,
pikirkan kembali apa yang ada dalam pikiran Saudara, dan sekaligus
belajarlah bagaimana sopan santun dalam bertanya atau merespon
pertanyaan dengan baik.
c. Mencoba (Experimenting). Cobalah mencari informasi penting dari link
yang ditunjuk atau link menarik lain yang Saudara temukan. Catatlah kata
kunci atau generalisasi yang diambil. Saringlah dan pilih yang sesuai topik.
d. Menalar (associating). Cermati juga apakah di dalamnya mengandung
ujaran kebencian atau memecah belah bangsa ini? Jika ada maka jangan
digunakan sebagai dasar diskusi karena kita sebenarnya sudah mengetahui
maksud pemberitaan atau pendapat tersebut. Apakah berita atau topik
tersebut bertentangan dengan ajaran agama atau Pancasila? Jika
bertentangan maka abaikan saja. Analisalah kepentingan penulis atau
penutur data atau opini dalam setiap berita yang ada. Misalnya: apakah dia
netral dalam menulis berita atau opini, benar-benar memperjuangkan
rakyat, atau ada muatan politik dari partai atau kelompok tertentu?
e. Mengkomunikasikan (Communicating). Lakukan sharing pendapat dengan
teman atau instruktur untuk memperdalam materi atau yang
berkompeten di bidangnya. Cobalah Saudara komunikasikan atau
tunjukkan hasil telaah Saudara pada kolega, secara lisan atau tulisan, atau
bentuk karya lain sehingga mendapat respon yang lebih luas. Sajikan
kesimpulan hasil pekerjaannya di hadapan teman-teman sekelas. Saudara
juga dapat mengkomunikasikan karya-karya terbaik dengan
memanfaatkan berbagai saluran positif dan konstruktif yang ada, sehingga
KB 2 PGSD PPKN 71
bisa direspon oleh pembaca terdidik dan lebih luas. Misalnya, karya
dipublikasikan jurnal, koran dan sebagainya ?
KB 2 PGSD PPKN 72
terdapatnya peraturan perundangan yang bersifat konstitusional yang dibuat
manusia untuk menghormati, memenuhi, melindungi, memajukan , dan
menegakkan HAM.
KB 2 PGSD PPKN 73
dan pemberitaan media massa. Susanto mencatat KPAI menemukan 25
kasus pelanggaran hak anak di tingkat SD, 5 kasus di tingkat SMP, 6 kasus di
tingkat SMA, dan 1 kasus di Perguruan Tinggi. Menurut Susanto, kasus
kekerasan dan perundungan lebih banyak ditemukan di sekolah dasar
daripada jenjang pendidikan lainnya. Baca selengkapnya di artikel "KPAI
Temukan Kasus Pelanggaran Hak Anak pada 2019 Terbanyak di SD",
https://tirto.id/kpai-temukan-kasus-pelanggaran-hak-anak-pada-2019-
terbanyak-di-sd-dnwX.
Perhatikan berita sederhana di atas “… berasal dari laporan yang diterima
lembaganya … divisi pengaduan… hasil pengawasan ….. kasus media massa
…” (Kemukakan apa artinya berita ini dengan memperhatikan penekanan
yang disebutkan di atas. Saudara dapat melihatnya dari jenjang Pendidikan,
banyaknya kasus, sumber informasi, lembaga yang menangani kasus,
peranan dan inisiatif Lembaga, dan sebagainya).
KB 2 PGSD PPKN 74
dan rule of law itu sendiri. Konsep rechtstaat berpijak pada sistem
hukum Eropa Kontinental yang disebut civil law. Sedang konsep rule of
law bertumpu pada sistem hukum common law atau Anglo-saxon.
Di zaman modern, konsep Negara Hukum di Eropa Kontinental
bertumpu pada negara hukum material yang dikembangkan antara
lain oleh Immanuel Kant, Paul Laband, Julius Stahl, Fichte, dengan
menggunakan istilah Jerman, yaitu rechtsstaat yang lebih
menekankan materi keadilan dalam hukum. Sedangkan dalam tradisi
Anglo-saxon, berpijak pada konsep Negara hukum formal yang
dikembangkan A.V. Dicey dengan sebutan The Rule of Law yang lebih
menekankan peraturan perundangan yang tertulis.
Profesor Utrecht (1962: 9) membedakan antara Negara
Hukum Formil (atau Negara Hukum Klasik), dan Negara Hukum
Materiil (atau Negara Hukum Modern). Negara Hukum Formil
menyangkut pengertian hukum yang bersifat formil dan sempit, yaitu
dalam arti peraturan perundang-undangan tertulis, sedangkan Negara
Hukum Materiil lebih menekankan keadilan. Karena itu, Wolfgang
Friedmann (1959) dalam bukunya ‘Law in a Changing Society’
membedakan antara ‘rule of law’ dalam arti formil yaitu dalam arti
‘organized public power’, dan ‘rule of law’ dalam arti materiil yaitu ‘the
rule of just law’. Pembedaan ini untuk menegaskan bahwa keadilan
tidak otomatis terwujud secara substantif, karena hukum itu sendiri
dapat dipengaruhi oleh aliran negara hukum formil dan dapat pula
dipengaruhi oleh aliran negara hukum materiil. Jika hukum hanya
dipahami secara kaku dan sempit dalam arti bunyi peraturan
perundang-undangan tertulis, maka pengertian negara hukum
menjadi sempit dan terbatas serta belum tentu menjamin substansi
KB 2 PGSD PPKN 75
keadilan. Karena itu, di samping istilah ‘the rule of law’, Friedman juga
menggunakan istilah ‘the rule of just law’ untuk memastikan bahwa
dalam pengertian ‘the rule of law’ tercakup pengertian keadilan yang
lebih esensiil daripada sekedar memfungsikan peraturan perundang-
undangan tertulis dalam arti sempit.
Menurut Julius Stahl, konsep Negara Hukum yang disebutnya
dengan istilah rechtsstaat itu mencakup empat elemen penting, yaitu:
(1) Perlindungan hak asasi manusia, (2) Pembagian kekuasaan, (3)
Pemerintahan berdasarkan undang-undang, dan (4) Peradilan tata
usaha Negara. (Assiddiqie, J. “Gagasan Negara Hukum Indonesia”,
trial::http://www. docudesk.com, diakses pada tanggal 3 April 2020,
pukul 16:00 WIB). Sedangkan A.V. Dicey menguraikan adanya tiga ciri
penting dalam setiap Negara Hukum yang disebutnya dengan istilah
The Rule of Law, yaitu: (1) Supremacy of Law (Supremasi hukum). (2)
Equality before the law (persamaan kedudukan setiap orang dalam
hukum dan pemerintahan), (3) Due Process of Law (asas legalitas
dalam segala bentuknya). Ditambahkan oleh The International
Commission of Jurist, dengan prinsip peradilan bebas dan tidak
memihak (independence and impartiality of judiciary), keempat
prinsip rechtsstaat Julius Stahl yang digabungkan dengan ketiga
prinsip Rule of Law A.V. Dicey menandai ciri-ciri Negara Hukum
modern sekarang sebagai prinsip yang diperlukan dalam setiap negara
demokrasi.
Menurut M. Scheltema (Arief Sidharta, 2004: 124) ada lima
unsur-unsur dan asas-asas Negara Hukum itu yang baru, yaitu: (1).
Pengakuan, penghormatan, dan perlindungan Hak Asasi Manusia yang
berakar dalam penghormatan atas martabat manusia (human dignity),
KB 2 PGSD PPKN 76
(2) Berlakunya asas kepastian hukum, (3) Berlakunya Persamaan di
hadapan hukum (Equality before the Law), (4) Asas demokrasi dimana
setiap orang mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk turut
serta dalam pemerintahan atau untuk mempengaruhi tindakan
pemerintahan, (5) Pemerintah mengemban amanat sebagai pelayan
masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat sesuai
dengan tujuan bernegara yang bersangkutan. Demikianlah keterkaitan
antara hak asasi manusia, negara hukum (konstitusional), dan
demokrasi.
Pada modul PPKn PGSD telah Saudara baca bagaimana pada
saat persiapan kemerdekaan, masuknya HAM di dalam UUD NRI 1945
mengalami pro dan kontra. Namun saat ini seruan HAM sedunia
menekan semua negara untuk mematuhinya tidak terkecuali
Indonesia yang mengakomodasinya dalam bentuk jaminan
konstitusional. Pada tahap persiapan kemerdekaan, masalah HAM
menjadi perdebatan dalam dalam sidang-sidang pembahasan UUD.
Catatan sejarah yang ditulis dalam Risalah Sidang BPUPKI-PPKI (Yamin,
1992; Bahar, 1995) menunjukkan bagaimana Moh. Yamin yang
didukung Moh. Hatta harus berdebat dengan Soekarno dan Soepomo
dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI). Saat itu Soepomo menyatakan bahwa jangan
menyandarkan negara kita pada aliran perseorangan, tetapi pada
aliran kekeluargaan. Supomo mengemukakan bahwa HAM berasal
dari cara berpikir yang diimpor dari Barat yang liberal dan
individualistik yang menempatkan warga negara berhadapan dengan
negara, dan karena itu, paham HAM tidak sesuai dengan “ide
integralistik dari bangsa Indonesia”. Bentuk negara integralistik
KB 2 PGSD PPKN 77
menganggap bahwa HAM berlebihan dan memberi dampak negatif.
Menurut Supomo manusia Indonesia menyatu dengan negaranya dan
karena itu tidak masuk akal mau melindungi individu dari negara. Oleh
karena menurut pikiran saya (Soepomo) aliran kekeluargaan sesuai
dengan sifat ketimuran. Jadi saya anggap tidak perlu mengadakan
declaration of rights, ujar Soepomo. Pendapat Soepomo didukung
oleh Soekarno yang menganggap bahwa individualistik inilah yang
akan menimbulkan konflik di negara kita bila masalah tersebut
dimasukkan dalam UUD (Swasono, 1992: 261). Soekarno memandang
hak-hak perorangan selalu dibawah kepentingan bersama (Soekarno,
1966: 78). Sukarno mengemukakan bahwa keadilan yang
diperjuangkan bagi bangsa Indonesia bukanlah keadilan individual,
melainkan keadilan sosial dan karena itu HAM dan hak-hak dasar
warga negara tidak pada tempatnya dalam UUD.
Sebaliknya, Mohammad Hatta dan Mohammad Yamin
memperingatkan bahwa bisa saja negara menjadi negara kekuasaan
dan karena itu hak-hak dasar warga negara perlu dijamin. Saat itu,
Yamin bersikukuh agar deklarasi hak asasi manusia diatur dalam
konstitusi.
www.kompas.com
KB 2 PGSD PPKN 78
Yamin merasa perlu sekali lagi mengulang penjelasannya. Saya
minta perhatian betul-betul, karena yang kita bicarakan ini hak rakyat,
ujarnya. Ia melanjutkan, bila hak rakyat itu tidak terang dalam
konstitusi maka telah terjadi kekhilafan Grondwettelijke fout. Artinya,
kesalahan undang-undang hukum dasar. Itu besar sekali dosanya buat
rakyat, tuturnya. Apalagi, lanjut Yamin, rakyat Indonesia telah lama
menantikan haknya dari republik yang mereka bela selama ini.
Jaminan hak asasi pun tidak untuk warga negara an sich. Seluruh
penduduk akan diperlindungi oleh republik ini. Artinya, berdasarkan
konsep Yamin, semua penduduk baik warga negara indonesia maupun
warga negara asing mendapat jaminan hak konstitusional.
Selain Moh. Yamin, Mohammad Hatta juga gigih
memperjuangkan masuknya HAM dalam UUD 1945. Meskipun Hatta
mendapat kritikan kawan-kawan politiknya, tetapi Hatta tetap
konsisten dan tegar membela prinsip-prinsip HAM agar kita tidak
dianggap sebagai negara kekuasaan dan penting bagi pembangunan
bangsa seutuhnya.
Soekarno dan Soepomo menolak dimasukkannya HAM dalam
UUD 1945 karena pertimbangan politik (Soekarno) dan budaya
(Soepomo), sedangkan Moh. Hatta dan Moh. Yamin menyetujui
dimasukkannya HAM dalam UUD 1945 karena alasan politik (Moh.
Hatta) dan budaya (Moh. Yamin) pula. Jadi sebenarnya keberadaan
HAM di dalam UUD 1945 merupakan hasil kompromi dari dua kubu
yang berhadapan, sehingga HAM dimasukkan didalam UUD 1945
tetapi hanya sedikit yaitu pasal 27 hingga 34.
Bagaimana dengan kondisi sekarang yang sudah banyak
mengadopsi HAM sedunia dan bagaimana HAM di masa depan? Untuk
KB 2 PGSD PPKN 79
lebih memahami perkembangan hak asasi manusia, kita perlu
mendalami bagaimana HAM itu sendiri sudah diperjuangan secara
konstitusional sejak 5000 tahun lalu namun hingga kini belum bisa
terwujud secara ideal. Kita perlu mencermati apa yang diperjuangan
HAM, dominasi penguasa dan jaminan hukum di setiap periode
sejarah.
Seberapa pentingkah mempelajari sejarah HAM? Pertanyaan
ini layak dipertimbangkan karena mempelajari sejarah, utamanya
HAM kadang memicu debat berkelanjutan, simpang siur dan
cenderung terjadi penyalahgunaan isu HAM. Padahal, sejarah
menunjukkan data mengenai awal mula munculnya HAM sebagai
sebuah gagasan hingga menjelma menjadi standar dan norma umum
sedunia yang dalam perkembangannya bahkan sejumlah instrumen
hukum HAM mensyaratkan negara-negara terikat untuk
merumuskannya dalam peraturan perundang-undangannya. Dalam
konteks ke-Indonesia-an, ada kewajiban dan tanggung jawab negara
mengimplementasikan HAM dalam langkah-langkah efektif bidang
hukum, politik, ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan dan
keamanan.
KB 2 PGSD PPKN 80
Abad_Pertengahan# Terminologi_ dan_periodisasi), yakni Zaman
Klasik atau Kuno (…. – 475 M) , Zaman Pertengahan atau abad
pertengahan (476 M – 1500 M) , dan Zaman Modern (1500 M sampai
sekarang hingga masa depan)
KB 2 PGSD PPKN 81
kota di Mesopotamia yang menghapuskan pajak untuk janda
dan yatim piatu, mewajibkan kota untuk membayar biaya
pemakaman (termasuk makanan dan minuman untuk
perjalanan jenazah), dan orang kaya harus menggunakan uang
perak saat membeli makanan dari orang miskin, dan jika orang
miskin tidak mau menjual, orang kuat (orang kaya dan
pendeta) tidak dapat memaksa.
Aturan hukum yang tertua kedua yang membahas HAM
adalah Undang-undang Neo-Sumeria Ur-Nammu. Undang-
undang Ur-Nammu dianggap maju pada zamannya karena
terdapat denda atau ganti rugi untuk kerusakan, sementara
undang-undang Babilonia menganut asas lex talionis (‘mata
ganti mata’); namun, pembunuhan, perampokan, perzinaan,
dan pemerkosaan dapat diganjar hukuman mati.
Selanjutnya, tiga abad kemudian muncul undang-
undang atau Piagam Hammurabi. Kitab Undang-undang
Hammurabi (Code of Hammurabi) merupakan
prasasti hukum kuno Babilonia berukuran 2,25 meter karya
raja Hammurabi yang berisi 282 peraturan tentang
perdagangan, perbudakan, penuduhan, ganti rugi kerusakan,
pencurian, dan hubungan keluarga. Salah satu peraturan
terkenal dari prasasti ini adalah hukum balas-setimpal yang
mirip dengan Hukum di Kitab Taurat: “Jika seseorang merusak
mata milik orang lain, mereka harus merusak mata milik
perusak itu. Jika seseorang mematahkan tulang milik orang
lain, mereka harus mematahkan tulang milik orang (yang
mematahkan) itu.”
KB 2 PGSD PPKN 82
Temuan yang lebih baru berasal dari Kekaisaran Persia
Achaemenid di Iran kuno di bawah pemerintahan Koresh
Agung (Cyrus the Great), pendiri Kekaisaran Persia yang
menetapkan prinsip-prinsip hak asasi manusia. Raja ini disebut
namanya dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian lama karena
titahnya untuk mengembalikan orang orang buangan,
termasuk bangsa Yahudi, kembali ke tanah air masing-masing
serta mengijinkan orang Yahudi membangun kembali Bait Suci
di Yerusalem.
Beberapa laman berikut dapat digunakan sebagai
tambahan informasi untuk mendukung materi di atas.
https://id.wikipedia.org/wiki/Koresh_Agung
https://id.wikipedia.org/wiki/Hammurabi
https://id.wikipedia.org/wiki/Urukagina.
https://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang_Ur-Nammu.
KB 2 PGSD PPKN 83
konstitusional. Sejumlah hak raja dicabut, berganti dengan
keputusan berdasarkan pertimbangan hukum, menghomati
prosedur hukum dan asas kemanusiaan (Chodhry, 1992: 49).
Perjanjian ini tergolong dokumen paling progresif pada masa
itu. Magna Carta dipandang sebagai tonggak penting dalam
pengembangan Inggris yang demokratis di masa mendatang.
Beberapa laman berikut dapat digunakan sebagai
tambahan informasi untuk mendukung materi di atas.
https://news.okezone.com/read/2017/06/15/18/1716483/h
istoripedia-magna-carta-lahir-dari-perseteruan-antara-raja-
john-paus-dan-baron
KB 2 PGSD PPKN 84
(a). Petition of Right
Petition of Right adalah dokumen konstitusional
Inggris yang menetapkan kebebasan spesifik dari hal-hal
yang dilarang oleh raja. Disahkan pada tanggal 7 Juni 1628,
Petisi berisi pembatasan perpajakan non-Parlementer,
memaksa penggajian tentara, penjara tanpa alasan, dan
membatasi penggunaan darurat militer. Menyusul
perselisihan antara Parlemen dan Raja Charles I mengenai
eksekusi Perang Tiga Puluh Tahun, Parlemen menolak
memberikan subsidi dalam mendukung upaya perang,
yang menyebabkan Raja Charles I mengumpulkan
"pinjaman paksa" tanpa persetujuan Parlemen dan secara
sewenang-wenang memenjarakan mereka yang menolak
membayar. Ada sebanyak 4 Pasal dalam Petisi Hak sebagai
berikut:
Pasal 1: Tidak seorang pun harus membayar pajak tanpa
persetujuan parlemen.
Pasal 2: Tidak seorang pun dapat dipenjara tanpa alasan
yang cukup yang ditunjukkan dengan perintah Kerajaan.
Pasal 3: Tidak boleh ada pasukan yang ditempatkan di
rumah pribadi tanpa persetujuan dan kompensasi kepada
pemiliknya.
Pasal 4: Raja tidak boleh mengeluarkan hukum Tindakan
Darurat Militer (Proceeding Martial Law).
KB 2 PGSD PPKN 85
dijadikan sebagai hukum dasar dalam konstitusi federal
dan negara bagian untuk jaminan kebebasan dan hak
seseorang di depan hukum. Ketika seseorang diancam
hukuman penjara, perlu ada sidang yang mewajibkan
terdakwa hadir pada waktu yang ditentukan disertai sebab
penahanan yang jelas agar keputusan ditetapkan secara
adil.
KB 2 PGSD PPKN 86
➢ Tidak ada pajak yang merupakan Royal Prerogative.
Kesepakatan parlemen menjadi penting untuk
penerapan pajak baru apa pun.
➢ Hanya pengadilan sipil yang legal, bukan pengadilan
Gereja.
➢ Kebebasan untuk mengajukan petisi kepada raja
tanpa takut akan pembalasan
Dua revolusi besar terjadi selama di Amerika
Serikat (1776) dan di Prancis (1789) diwarnai oleh
semangat pemenuhan hak dasar asasi manusia dalam
menghadapi dominasi penguasa. Deklarasi Kemerdekaan
Amerika Serikat yang kemudian mencakup konsep-konsep
hak-hak alamiah menyatakan "bahwa semua manusia
diciptakan sama, yang dianugerahi oleh Penciptanya
dengan hak-hak tertentu yang tidak dapat dicabut yang di
antaranya adalah kehidupan, kebebasan dan meraih
kebahagiaan." Demikian pula, Deklarasi Prancis tentang
Hak-hak Manusia dan Warga Negara mendefinisikan
seperangkat hak individu dan kolektif masyarakat.
Dokumen ini dianggap universal karena tidak hanya untuk
warga negara Prancis tetapi untuk semua orang tanpa
kecuali.
KB 2 PGSD PPKN 87
mengumumkan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
(DUHAM). Deklarasi untuk pertama kalinya menghasilkan
standar hak bersama untuk semua orang sebagai warga dunia
dan semua bangsa tanpa diskriminasi. Piagam PBB
mengidealkan untuk meningkatkan penghormatan dan
kepatuhan universal terhadap hak asasi manusia dan
kebebasan mendasar bagi semua orang tanpa membedakan
ras, jenis kelamin, bahasa atau agama sebagai salah satu cara
untuk mencapai tujuan itu.
Sebenarnya deklarasi yang disahkan Majelis Umum PBB
ini tidak mengikat, namun mendapat reaksi positif dari seluruh
dunia. DUHAM mendesak negara anggota untuk meningkatkan
sejumlah hak asasi manusia, sipil, ekonomi dan sosial, dengan
menegaskan bahwa hak-hak ini adalah bagian dari "dasar
kebebasan, keadilan dan perdamaian di dunia".
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia terdiri dari
mukadimah dan Pasal-pasal yang menjabarkan hak asasi
manusia dasar tanpa diskriminasi. Deklarasi berisi definisi
umum dari dua jenis hak yang disebutkan di bawah ini:
➢ Hak-hak Sipil dan Politik yang dinyatakan dalam Pasal 3
sampai 21 seperti hak hidup, hak untuk kebebasan, hak
untuk kebangsaan, hak memiliki harta, kebebasan
berpendapat dan berekspresi, kebebasan berpikir,
kebebasan memilih agama sesuai hati nurani, ikut
mengambil bagian dalam pemerintahan.
➢ Hak-hak Ekonomi Sosial dan Budaya diakui dalam pasal 22
hingga 28, di antaranya adalah hak atas jaminan sosial, hak
KB 2 PGSD PPKN 88
atas pendidikan, hak berpartisipasi dalam kehidupan
budaya masyarakat, hak untuk menikmati seni dan untuk
berbagi secara ilmiah kemajuan dan manfaatnya dll.
DUHAM disusun oleh anggota Komisi Hak Asasi
Manusia, dengan Eleanor Roosevelt sebagai Ketua. Profesor
hukum Kanada John Humphrey dan pengacara Prancis Rene
Cassin bertanggung jawab melakukan penelitian lintas-
nasional dan menyusun dokumen dengan memasukkan
prinsip-prinsip dasar martabat, kebebasan, kesetaraan dan
persaudaraan. Di dalamnya berturut-turut mencakup (a) hak-
hak yang berkaitan dengan individu; (b) hak-hak individu dalam
hubungannya satu sama lain dan dengan kelompok; (c) hak
spiritual, publik dan politik; dan hak ekonomi, sosial dan
budaya. Humphrey dan Cassin sebagai penulis draf awal
DUHAM (Morsink, 1999: 8-11) menekankan bahwa hak-hak
dalam DUHAM dapat ditegakkan secara hukum melalui
berbagai cara dalam konteks, batasan, tugas dan tatanan sosial
dan politik. Selanjutnya DUHAM dikaji oleh komite ahli
internasional, termasuk perwakilan dari semua benua dan
semua agama besar, dan berkonsultasi dengan pemimpin
seperti Mahatma Gandhi. Dimasukkannya hak sipil dan politik
dalam Pasal 3 sampai 21 dengan hak ekonomi, sosial dan
budaya dalam pasal 22 hingga 28 didasarkan pada asumsi
bahwa hak asasi manusia tersebut tidak dapat dipisahkan dan
saling terkait. Meskipun prinsip ini tidak ditentang oleh negara-
negara anggota manapun pada saat ditetapkan (deklarasi
ditetapkan dengan suara bulat, dengan suara abstein blok
KB 2 PGSD PPKN 89
Soviet, Apartheid Afrika Selatan dan Arab Saudi), prinsip ini
mengalami tantangan yang signifikan.
Hak Asasi Manusia bersifat universal, namun lingkup
dan batas-batasnya berbeda karena struktur sosial-ekonomi
dan politik yang berbeda dari tiap negara. Dalam sistem sosial
yang telah berkembang baik di Eropa atau Amerika, hak atas
kebebasan berpikir atau kebebasan berpendapat dapat
dianggap sebagai hak asasi manusia yang paling penting
sedangkan bebas dari kemiskinan atau ketidaktahuan dianggap
sebagai standar hak-hak di negara yang sedang berkembang.
Hak Asasi Manusia masih harus melewati sejarah panjang
untuk mendapatkan pengakuan hukum internasional.
Indonesia patut berbangga karena komponen-
komponen dasar hak asasi manusia telah ditetapkan dalam
UUD NRI 1945, sebelum DUHAM lahir. Ini membuktikan bahwa
pemikiran para pendiri negara kita sangat luas dan
berwawasan ke depan. Masalahnya sekarang adalah
pelaksanaan hak asasi manusia. Situasi sosial ekonomi dan
politik menyebabkan hak asasi manusia belum teraktualisasi
dengan baik. Kemiskinan yang masih tinggi, keinginan jaminan
sosial, kepentingan politik dan penyalahgunaan hak demi
keuntungan diri menunjukkan fakta bahwa isu-isu tentang hak
asasi manusia yang termuat di pasal pasal UUD NRI 1945,
namun belum maksimal pada tataran implementasinya.
KB 2 PGSD PPKN 90
HAM lebih banyak ditunjukan pada pemenuhan atas
penuntutan hak golongan (bahkan pribadi tokoh yang
berkuasa) namun berlindung dan berkedok pada perlindungan
HAM. Hakikatnya, Negara memilki kewajiban terhadap
HAM yang meliputi Kewajiban menghormati (obligation to
respect), Kewajiban memenuhi (obligation to fullfil),
Kewajiban melindungi (obligation to protect), Kewajiban
memajukan (obligation to promote), dan Kewajiban
menegakkan (obligation to enforce).
KB 2 PGSD PPKN 91
(Hak Octroi), antara lain hak monopoli dagang, hak mencetak uang,
hak mengangkat pegawai dab tantara, hak memiliki benteng
sendiri, hak mengangkat penguasa daerah dan hak menjalankan
kekuasaan kehakiman.
Tujuan dibentuknya VOC adalah menghindari persaingan
sesama pedagang Belanda, memperkuat posisi Belanda terhadap
persaingan dagang bangsa Eropa lainnya, dan memonopoli dagang
di wilayah Nusantara. Politik Ekonomi VOC yang melanggar hak
rakyat Indonesia saat itu adalah peraturannya yaitu: *Verplichte
Leverantie : memaksa rakyat untuk menjual hasil bumi seperti lada,
kapas, kayu manis, gula, beras, nila, dan ternak dengan harga yang
ditetapkan oleh pihak VOC. *Contingenten : kewajiban rakyat untuk
membayar pajak hasil bumi. *Ektripasi : hak VOC untuk mengatur
peredaran rempah dengan menebang pohon rakyat agar harga
tidak merosot. *Pelayaran Hongi : pengawasan perdagangan
menggunakan perahu untuk menghalangi terjadinya
penyelundupan dan pasar gelap. Pelanggar akan dihukum VOC
dengan menyita barang, penjara, bahkan hukuman mati. *Preanger
Stelsel yang mengharuskan wajib pajak membayar pajak dalam
bentuk hasil bumi yang setara dengan nilai pajak. Bagi yang tidak
mempunyai lahan wajib bekerja di lahan milik VOC dengan sistem
kerja paksa atau rodi tanpa upah.
Nah, analisalah hak-hak apa saja yang dilanggar oleh VOC terhadap
rakyat Indonesia.
Sejak kedatangan VOC ke Indonesia yang menindas pribumi,
banyak perlawanan kerajaan untuk mengusir VOC. Beberapa
perlawanan yang sudah dilakukan diantaranya: Perlawanan
KB 2 PGSD PPKN 92
Kerajaan Mataram (1618-1629) yang dipimpin oleh Sultan Agung,
perlawanan dari Kerajaan Banten (1651-182) yang dipimpin oleh
Sultan Ageng Tirtayasa, perlawanan Makassar dari Kerajaan Gowa
(1666-1667) yang dipimpin oleh Sultan Hasanuddin, perlawanan
Rakyat Maluku (1817) yang dipimpin oleh Thomas Matulesi atau
dipanggil Pattimura. Nah sekarang silakan anda analisis hak-hak apa
yang diperjuangkan oleh para pejuang bangsa. (Disarikan dari
https://www.kompasiana.com/ chandrah/
5cd4120575065754191f9f7c/sejarah-voc-belanda dan berbagai
sumber pendukung lainnya).
KB 2 PGSD PPKN 93
Indonesia merupakan pelopor gerakan nasional pertama yang
menggunakan istilah "Indonesia" dan menjadi pelopor menyatakan
hak menuntut kemerdekaan bangsa Indonesia di kancah
internasional (Encyclopaedia Britannica, 2015). Partai ini juga
menerbitkan majalah Hindia Poetra sebagai sarana menyebarkan
ide-ide antikolonial. Pada tanggal 25 Desember 1912, di Kota
Bandung berdiri Indische Partij, yang anggotanya orang Indo dan
Eropa. Organisasi politik pertama ini, dipimpin yaitu Douwes
Dekker atau Danudirdja Setiabudi, Cipto Mangunkusumo, dan
Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara yang dikenal dengan
sebutan Tiga Serangkai. Cita-cita organisasi ini untuk menyatukan
semua golongan di Indonesia, baik golongan asli Indonesia maupun
golongan lain, seperti Indo, Cina, dan Arab. Suwardi Suryaningrat
menulis sindiran terhadap kolonial Belanda yang mengajak
penduduk pribumi bangsa Indonesia untuk merayakan hari
kemerdekaan Belanda.
HAM di bidang sipil, seperti hak bebas dari diskriminasi, hak
untuk mengeluarkan pikiran dan pendapat mulai diakui
pemerintahan Hindia Belanda bahkan hak untuk turut serta dalam
pemerintahan. Banyak partai terlibat dalam Volksraad (Dewan
Rakyat atau parlemen). Namun pemerintah Belanda membatasi
hak dan menghukum pejuang HAM yang dianggap menentang
kebijakan Belanda. Belanda menumpas partai atau gerakan yang
dianggap melawan kebijakan pemerintahan. Misalnya: menangkap
pimpinan Indische Partij ketika Soewardi Soerjaningrat menentang
perayaan kemerdekaan Belanda sementara Belanda sendiri juga
menjajah Indonesia dalam tulisannya yang berjudul Als ik eens
KB 2 PGSD PPKN 94
Nederlander was (Jika Saya Seorang Belanda), atau Pemberontakan
Toli toli di bulan Mei 1919 yang dipicu oleh pidato Abdoel Moeis
untuk menolak kebijakan kerja paksa
(https://id.wikipedia.org/wiki/Pemberontakan_Rakyat_Tolitoli_19
19 diakses 2 April 2020 pukul 10.39).
Hak di bidang agama dan ekonomi terlihat jelas pada
gerakan Sarikat Islam, yang sebelumnya bernama Sarikat Dagang
Islam (SDI) yang merupakan perkumpulan pedagang Islam SDI di
Solo. Melalui Sarikat Islam yang disahkan oleh Pemerintah Belanda
pada tanggal 14 September 1912, HOS Tjokroaminoto mengubah
yuridiksi SDI menjadi lebih luas yang dulunya hanya mencakupi
bidang ekonomi dan sosial kearah politik dan agama untuk
menyumbangkan semangat Islam dalam memperjuangkan hak
melawan kolonialisme. Pada masa-masa selanjutnya, sudah banyak
kita kenal peristiwa Sumpah Pemuda 1928, dan perjuangan jaman
Jepang. Pemikiran tentang HAM dibahas dalam BPUPKI (seperti
sudah dibahas sebelumnya). Nah, silakan dianalisis hak-hak apa
saja yang diperjuangkan dalam organisasi pergerakan antara tahun
1908 hingga menjelang kemerdekaan.
KB 2 PGSD PPKN 95
d). Periode 1950- 1959
Meskipun usia RIS relatif singkat, yaitu dari tanggal 27
Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, namun konstitusi ini
melanjutkan sistem kepartaian multi partai dan sistem
pemerintahan parlementer yang dimulai sejak berlakunya UUD
1945. Sistem politik demokrasi liberal atau parlementer makin
berlanjut setelah Indonesia kembali menjadi negara kesatuan
dengan berlakunya UUDS 1950 hingga 5 Juli 1959. Bahkan pada
periode ini suasana kebebasan dengan semangat demokrasi liberal
dapat berlangsung, sehingga baik pemikiran maupun aktualisasi
HAM pada periode ini mengalami masa keemasan karena: (1)
semakin banyaknya tumbuh partai politik dengan beragam
ideologinya masing-masing; (2) kebebasan pers sebagai salah satu
pilar demokrasi betul-betul teraktualisasi; (3) Pemilihan umum
sebagai pilar lain dari demokrasi berlangsung dalam suasana
kebebasan, adil dan demokratis; (4) Parlemen atau Dewan
perwakilan rakyat sebagai representasi dari kedaulatan rakyat
menunjukkan kinerja dan kelasnya sebagai wakil-wakil rakyat
dengan melakukan kontrol atau pengawasan; (5) pemikiran
tentang HAM memperoleh iklim yang kondusif.
Satu hal yang penting adalah bahwa semua partai, dengan
pandangan ideologis yang berbeda-beda, sepakat bahwa HAM
harus dimasukan ke dalam bab khusus yang mempunyai kedudukan
sentral dalam batang tubuh UUD (Manan, 2001).
KB 2 PGSD PPKN 96
hak sipil dan politik, sistem politik demokrasi terpimpin tidak
memberikan keleluasaan pada kebebasan berserikat, berkumpul
dan mengeluarkan pikiran dengan tulisan. Pemikiran tentang HAM
dibatasi secara ketat oleh kekuasaan, sehingga mengalami
kemunduran atau kebalikan dengan situasi politik pada masa
Demokrasi Parlementer.
KB 2 PGSD PPKN 97
mencapai titik balik pada 14 Mei 1998 yang ditandai oleh turunnya
Soeharto sebagai Presiden.
KB 2 PGSD PPKN 98
Silakan Saudara buka dan bahas mengenai hasil kecerdasan buatan
yang memiliki perasaan dan sudah mulai menuntut hak juga sementara
negara Arab Saudi mengakui robot Sophia diakui sebagai warga negara.
https://www.youtube.com/watch?v=Q3qXpMoVkVY
KB 2 PGSD PPKN 99
menghadapi perkara yang sama dan tidak diatur di dalam UU) . Jalinan
bidang yang terkait HAM, media massa, kemungkinan baru sebagai imbas
dari kemajuan ipteks, pengetahuan disiplin ilmu melahirkan persoalan
baru di bidang HAM yang tentunya yang membutuhkan penanganan
bersama. Dengan kata lain HAM telah menjadi isu politik nasional maupun
internasional. HAM di masa depan lebih rumit karena ketidak pastian dan
transisi bercampurnya transdisiplin dengan berbagai kepentingan pribadi
dan politik yang berkedok perlindungan hukum atas hak asasi manusia.
HAM di masa depan memunculkan banyak kelompok kepentingan
dan masalah hak asasi manusia baru, dan pergeseran jangka panjang
dalam geopolitik dan teknologi yang menciptakan tantangan dan peluang
baru yang berdampak pada penegakan dan pemajuan hak asasi manusia.
Demokrasi yang tidak sesuai dengan aturan hukum yang anarkhis dan
pemerintahan populis yang berkembang pesat telah mendorong pelaku
hak asasi manusia untuk merespons dan berinovasi.
Penghormatan atas hak asasi manusia dijalankan dengan tetap
mengedepankan kepentingan berbangsa dan bernegara. Hak asasi
manusia manusia wajib dihormati siapapun namun lebih diberikan
penekanan dan diutamakan demi kepentingan negara dan bangsa.
https://www.liputan6.com/regional/read/4177063/2-siswa-smp-
ditetapkan-sebagai-tersangka-terkait-kasus-perundungan-di-malang
2. Pengamalan Pancasila.
Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya memiliki
tingkat kemajemukan yang tinggi. Kemajemukan ini ditandai dengan
banyaknya suku bangsa, budaya, bahasa daerah, agama, serta berbagai
kemajemukan lainnya. Hal inilah yang sering menimbulkan terjadinya konflik
di antara suku bangsa, maupun penganut agama yang beragam itu, di dalam
memenuhi kepentingannya yang berbeda-beda.
1) Merupakan kesatuan yang utuh. Kelima sila tidak dapat dilepas satu
dengan lainnya. Walaupun masing-masing sila berdiri sendiri tetapi
hubungan antar sila merupakan hubungan yang organis.
1) Arti dan Makna sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Pokok-pokok pikiran
yang perlu dipahami antara lain:
2) Arti dan Makna Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Pokok-pokok
pikiran yang perlu dipahami antara lain:
• Nasionalisme;
5) Arti dan Makna Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Beberapa pokok pikiran yang perlu dipahami antara lain:
o bersikap adil;
D. Telaah kasus
1. Kasus Pertama : Pelanggaran HAM di Sekolah
Apa pelanggaran HAM itu? Baca Kembali Pasal 1 Angka 6 UU No. 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Contoh pelanggaran HAM yang terjadi
di sekolah adalah tindakan kekerasan.
https://www.komnasham.go.id/files/20170828-sekolah-ramah-ham-solusi-
menghapus-$TSG634Y.pdf
➢ Perhatikan data di atas dikeluarkan tahun berapa dan cari update data saat
ini.
➢ Kemukakan bentuk-bentuk pelanggaran HAM di sekolah
➢ Buat materi inti HAM yang akan dikembangkan di SD.
➢ Wujudkan materi itu itu dalam bentuk mindmapping kegiatan di sekolah.
https://nasional.kompas.com/read/2012/06/01/00191155/
Banyak.Pelanggaran.terhadap.Nilai-nilai.Pancasila.
E. Penutup
1. Rangkuman
Dengan memperhatikan materi modul dan tautan diatas dapat
dirangkum sebagai berikut:
o. Dua fungsi hukum yang pokok adalah sebagai sarana kontrol sosial dan
sebagai sarana untuk melakukan perubahan masyarakat.
Saudara dapat mengembangkan Lesson Learn dari hasil sintesis dan evaluasi
dari berbagai sumber seperti dicontohkan diatas.
2. Tes formatif
Pilihlah alternatif jawaban yang paling benar!
A. hukum internasional
B. hukum kebiasaan
C. hukum nasional
D. hukum publik
E. hukum privat
11. Kesadaran masyarakat terhadap hukum dapat dilihat dari sikapnya, yaitu….
20. Pancasila
21. UU Sisdiknas
17. Pribadi yang mencerminkan karakter Pancasilais adalah orang yang ....
A. Persatuan Indonesia
19. Sila-sila Pancasila bersifat hirarkis piramidal, sila Ketuhanan mendasari sila
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Sila Persatuan
Indonesia ....
A. Persatuan Indonesia
24. Menurut Ir. Soekarno, nasionalisme tidak dapat tumbuh subur kecuali di
dalam taman sarinya internasionalisme. Makna dari pernyataan tersebut
adalah ....
25. Bagaimana sikap yang sebaiknya kita tunjukkan kepada sesama warga
negara Indonesia yang ingin mengubah dasar negara Pancasila dengan
hukum agama tertentu?
Catatan:
80 – 89% = baik
70 - 79% = cukup
3. Refleksi
Jawablah pertanyaan reflektif berikut:
4. Rujukan
https://id.wikipedia.org/wiki/Koresh_Agung
https://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang_Ur-Nammu.
https://id.wikipedia.org/wiki/Urukagina.
https://id.wikipedia.org/wiki/Hammurabi
https://news.detik.com/kolom/d-4331309/pendidikan-inklusi-bagi-anak-difabel
https://news.okezone.com/read/2017/06/15/18/1716483/historipedia-magna-carta-
lahir-dari-perseteruan-antara-raja-john-paus-dan-baron
https://nasional.kompas.com/read/2012/06/01/00191155/Banyak.Pelanggaran.terh
adap.Nilai-nilai.Pancasila
https://www.openglobalrights.org/the-future-of-human-rights/
https://pojoksatu.id/news/berita-nasional/2020/03/07/siswi-smp-bunuh-bocah-
secara-sadis-di-taman-sari-ternyata-ini-yang-jadi-penyebabnya/
http://www. docudesk.com, diakses pada tanggal 3 April 2020, pukul 14:51 Wib.
https://id.wikipedia.org/wiki/Hammurabi
https://id.wikipedia.org/wiki/Koresh_Agung
https://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang_Ur-Nammu.
https://id.wikipedia.org/wiki/Urukagina.
https://nasional.kompas.com/read/2012/06/01/00191155/Banyak.Pelanggaran.terh
adap.Nilai-nilai.Pancasila
https://news.detik.com/kolom/d-4331309/pendidikan-inklusi-bagi-anak-difabel
https://news.okezone.com/read/2017/06/15/18/1716483/historipedia-magna-carta-
lahir-dari-perseteruan-antara-raja-john-paus-dan-baron
https://pojoksatu.id/news/berita-nasional/2020/03/07/siswi-smp-bunuh-bocah-
secara-sadis-di-taman-sari-ternyata-ini-yang-jadi-penyebabnya/
https://www.openglobalrights.org/the-future-of-human-rights/
https://www.youtube.com/watch?v=Q3qXpMoVkVY