Anda di halaman 1dari 81

BAB 3

MATERI PRAKTIKUM

3.1 SAMPLING DAN LABORATORY INFORMASI SISTEM

3.1.1 RUANG SAMPLING

1. Teknik Pengambilan Spesimen

PENGERTIAN

Yang dimaksud dengan prosedur tetap teknik pengambilan spesimen adalah cara

mengambil/ mendapatkan spesimen yang dilakukan terhadap pasien dengan memperhatikan

hal-hal dalam pengambilan spesimen.

TUJUAN

Untuk mendapatkan spesimen sesuai dengan jenis pemeriksaan.

KEBIJAKAN

Mendapatkan spesimen dengan cara baik dan benar.

PENGAMBILAN DARAH VENA

1.1 Persiapan Pasien

1) Untuk pasien dengan pemeriksaan gula darah puasa (Blood Sugar Nuchter/BSN)

sebelum melakukan pengambilan darah dijelaskan untuk melakukan puasa 8-10

jam sebelum melakukan pengambilan darah yang pertama.

2) Setelah dilakukan pengambilan darah yang pertama, pasien diberitahu untuk

segera makan lalu puasa kembali selama 2 jam.

3) Pasien yang sudah puasa 2 jam diambil kembali darahnya sesuai waktu yang telah

ditentukan.

19
20

4) Untuk pasien dengan pemeriksaan profil lipid sebelum melakukan pengambilan

darah dijelaskan untuk melakukan puasa selama 9-12 jam.

1.2 Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan yang diperlukan berupa torniquet, kapas alkohol, tube holder,

double-pointed needle, plester, tabung vacutainer, rak tabung, peralatan

penunjang (spidol, label, dll). Tabung vacum terdapat beberapa macam yaitu:

1.2.1 Tabung vacutainer bertutup merah: tanpa antikoagulan, digunakan untuk

pemeriksaan kimia klinik, imunologi.

1.2.2 Tabung vacutainer bertutup ungu: antikoagulan Na2EDTA, digunakan

untuk pemeriksaan hematologi atau HbA1C.

1.2.3 Tabung vacutainer bertutup kuning: tanpa antikoagulan, digunakan

untuk pemeriksaan kimia klinik, imunologi.

1.2.4 Tabung vacutainer bertutup biru: antikoagulan natrium citrat, digunakan

untuk pemeriksaan hemostasis atau faal koagulasi.

1.3 Identifikasi Pasien

Identifikasi pasien meliputi pengambilan sampel darah vena menggunakan

vacutainer:

1. Proses yang dilakukan sebelum pengambilan sampel sebagai berikut:

1.1 Identifikasi pasien dengan benar, menanyakan nama dan alamat.

1.2 Persiapan pasien.

1.3 Pemberian label atau barcode sesuai kartu pasien.

1.4 Kumpulkan tabung yang benar sesuai dengan pemeriksaan dan pastikan

urutan darah yang akan diambil (citrat, darah beku & darah EDTA).

1.5 Pemilihan lokasi pengambilan.


21

1. Proses Sampling

2.1 Prosedur Pengambilan Darah Vena dengan Open System/ Spuit:

1. Siapkan peralatan untuk pengambilan spesimen dengan spuit sesuai

permintaan pemeriksaan.

2. Konfirmasi ulang identitas pasien dan permintaan pemeriksaan.

3. Luruskan posisi lengan pasien, pilih tangan yang banyak melakukan

aktivitas.

4. Perintahkan pasien mengepalkan tangan.

5. Pasanglah tourniquet ± 10 cm di atas lipat siku.

6. Pilih vena mediana cubiti (vena di bagian tengah yang besar).

7. Bersihkan dengan swab alkohol dan biarkan kering.

8. Tusuklah bagian vena dengan lubang jarum menghadap ke atas gan sudut

kemiringan 15. Bila jarum berhasil masuk vena akan terlihat terlihat

darah masuk dalam ujung spuit, pasien diminta membuka kepalan

tangannya dan lepaskan tourniquet. Usahakan darah dapat keluar satu kali

tusuk.

9. Hentikan aspirasi darah ketika volume darah sudah mencukupi, letakkan

kasa steril di atas luka tusukan kemudian tarik spuit dan tekan kasa/ kapas

steril di atas bekas luka tusukan beberapa saat.

10. Tutup bekas luka tusukan dengan hipafik/ coverplast setelah darah tidak

keluar.

11. Masukkan spesimen darah ke dalam tabung sesuai dengan jenis

pemeriksaan.

12. Labelisasi tabung sesuai dengan jenis pemeriksaan.

2.2 Prosedur Pengambilan Darah Vena dengan Close System/ Vacutainer


22

1) Persiapkan peralatan untuk pengambilan specimen dengan vacutainer

sesuiai permintaan pemeriksaan.

2) Konfirmasi ulang identitas pasien dan permintaan pemeriksaan.

3) Luruskan posisi lengan pasien, pilih lengan yang banyak melakukan

aktivitas.

4) Perintahkan pasien mengepalkan tangan.

5) Pasanglah tourniquet ± 10 cm di atas lipat siku.

6) Pilih vena mediana cubiti (vena di bagian tengah yang besar).

7) Bersihkan dengan swab alkohol dan biarkan kering.

8) Tusukkan jarum ke vena mediana cubiti, jika di indicator jarum darah

sudah keluar, kendorkan tourniquet, baru tabung vacutainer dimasukkan

ke dalam holder sesuai urutan sebagai berikut:

a. Tabung dengan tutup warna hijau untuk pemeriksaan kultur.

b. Tabung dengan tutup warna biru untuk pemeriksaan faal hemostasis.

c. Tabung dengan tutup warna merah untuk pemeriksaan kimia klinik

dan imunoserologi.

d. Tabung dengan tutup warna abu-abu untuk pemeriksaan gula darah.

e. Tabung dengan tutup warna ungu untuk pemeriksaan darah lengkap.

9) Lepaskan tourniquet dan letakkan kasa/ kapas kering di atas tempat

tusukan, setelah jarum dilepas tekan kasa/ kapas kering tersebut selama

beberapa saat.

10) Tutup dengan hipafik/ coverplast setelah darah tidak keluar.

11) Labelisasi tabung sesuai dengan jenis pemeriksaan.

Catatan:

- Untuk pemeriksaan Klinik membutuhkan darah kurang lebih 3 cc tanpa anti koagulan.
23

- Untuk pemeriksaan darah rutin membutuhkan darah kurang lebih 2 cc dengan

antikoagulan EDTA.

- Untuk pemeriksaan faal hemostasis membutuhkan darah 1,8 cc dengan antikoagulan

Na .Citrat 200 µl.

- Pada waktu penuangan darah pada tempat atau botol penumpang harus hati – hati karena

dikhawatirkan darah bisa lisis.

2. MASA PERDARAHAN (BLEEDING TIME/BT)

1.1 Metode Pemeriksaan : Duke

1.2 Prinsip Pemeriksaan : mencatat lamanya pendarahan pada luka yang mengenai

kapiler.

1.3 Alat : lancet, pencatat waktu (stopwatch), kertas saring, kapas alkhohol

Spesimen / Bahan : darah

1.4 Prosedur

1. Membersihkan cuping telinga dengan kapas alcohol 70 % dan membiarkan kering.

2. Menusuk dengan lancet pada bagian bawah cuping telinga.

3. Bersamaan dengan keluarnya darah jalankan pencatat waktu.

4. Isap darah yang keluar tiap 30 detik memakai sepotong kertas saring atau tisu

jangan sampai menyentuh kulit.

5. Menghentikan pencatat waktu pada waktu perdarahan berhenti.

1.5 Perhitungan

Masa perdarahan = jumlah bercak darah dalam kertas saring kali 30 detik.

1.6 Nilai normal

1 – 3 menit
24

3. MASA PEMBEKUAN (CLOTING TIME/CT)

3.1 Metode Pemeriksaan : Lee and White

3.2 Prinsip Pemeriksaan : Waktu pembekuan diukur sejak darah keluar dari pembuluh

sampai terjadi bekuan dalam suatu kondisi spesifik.

3.3 Alat : Tabung reaksi ukuran 8 X 75 mm (4 buah), rak

tabung,pencatat waktu (stopwatch), spuit 5 cc dengan jarum berukuran no.20/21

Spesimen / Bahan : darah vena

3.4 Prosedur Kerja

1. Tiga tabung diberi nomer 1,2,3 letakkan pada rak.

2. Melakukan pungsi vena, pencatat waktu dijalankan bersamaan dengan terlihatnya

darah masuk ke dalam spuit kurang lebih 5 ml.

3. Mengisi ketiga tabung berurutan dengan 1 ml darah perlahan-lahan melalui dinding

tabung dan sisa darah lainnya untuk pemeriksaan lain.

4. Tabung diletakkan pada rak dan ditunggu selama 5 menit.

5. Tepat 5 menit kemudian tabung ke 1 diangkat dan dimiringkan 45 0C. Mengulangi

tindakan serupa selang 30 detik sampai terjadi bekuan sempurna (90 0C tanpa ada

tumpahan), catat waktunya.

6. Setelah darah dalam tabung pertama membeku, melakukan hal sama pada tabung

kedua dan mencatat waktu terjadinya bekuan.

7. Mengerjakan hal yang sama pada tabung ketiga.

8. Waktu pembekuan pada tabung ke-3 dilaporkan sebagai hasil pemeriksaan.

3.5 Nilai normal

5 - 15 menit.
25

4. PENGAMBILAN SAMPEL URINE

4.1 Jenis Spesimen Urine

URINE SEWAKTU:

Urine yang dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan dengan khusus. Urine ini

biasanya cukup baik untuk pemeriksaan rutin.

4.2 Persiapan alat

Wadah yang terbuat dari gelas atau plastic, bermulut lebar dan tertutup rapat, harus

kering dan bersih, untuk pemeriksaan kultur wadah harus steril, harus ada etiket yang

jelas dengan keterangan: nama, ruangan/alamat, tanggal jenis urine, dll, volume: volume

urine yang ditampung ± 20 mL.

4.3 Prosedur Pengambilan urine

1) Mempersiapkan botol penampung urine yang bersih, kering dan bermulut lebar.

Sampel urine untuk pemeriksaan urinalisa lengkap menggunakana botol bertutup

kuning atau biru sedangkan untuk kultur urine menggunakan botol steril bertutup

merah.

2) Memberikan label barcode yang berisikan identitas pasien dengan jelas pada botol

penampung urine.

 Pengambilan Sampel Urine pada Wanita:

1) Perintahkan pasien cuci tangan pakai sabun dan dikeringkan.

2) Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu tangan.

3) Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan arah dari depan ke

belakang.
26

4) Bilas dengan air hangat dan keringkan dengan kasa steril lagi yang lain, labia

harus tetap terbuka lebar.

5) Keluarkan urine, aliran urine pertama dibuang, tampung urine porsi tengah.

Hindari urine mengenai lapisan tepi wadah. Sebelum aliran urine habis wadah

tutup rapat-rapat.

 Pengambilan Sampel Urine pada Pria:

1) Perintahkan pasien cuci tangan pakai sabun dan dikeringkan.

2) Tarik kulit prepurtium ke belakang bila pasien tidak disunat.

3) Keluarkan urine, aliran urine pertama dibuang, aliran urine selanjutnya

ditampung. Hindari urine mengenai lapisan tepi wadah, penampungan urine

selesai sebelum aliran urine habis.

4) Menutup wadah penampung urine rapat-rapat.

Catatan:

Urine yang digunakan adalah urine porsi tengah, dengan ketentuan penampungan sebagai

berikut :

- Beberapa mililiter urine yang pertama kali keluar dibuang atau tidak ditampung, karena

dikhawatirkan banyak mengandung sel-sel epitel.

- Urine yang keluar selanjutnya ditampung pada wadah yang sudah disiapkan.

- Kemudian urine yang keluar terakhir tidak ikut ditampung atau dibuang.

5. PENGAMBILAN SAMPEL MIKROBIOLOGI

5.1 Pengambilan Sputum (Dahak)

5.1.1 Spesimen : Sputum


27

5.1.2 Jenis spesimen :

 Sewaktu 1: pengambilan sputum pada malam hari sebelum tidur.

 Sewaktu 2: pengambilan sputum setelah bangun tidur pada hari kedua

 Sewaktu 3: pengambilan sputum saat akan berangkat ke laboratorium atau saat

berada dilaboratorium pada hari kedua.

5.2 Pengambilan Sampel Pus

1. Persiapan Alat

Alat yang digunakan terdiri dari kapas lidi steril, tabung reaksi steril, sarung tangan

2. Prosedur Pengambilan Sampel Pus

1) Memberitahu dan memberi penjelasan pada pasien tentang tindakan yang akan

dilakukan

2) Mengusap pus pada bagian yang mengalami luka/infeksi menggunakan kapas

lidi steril

3) Segera memasukkan kapas lidi tersebut ke dalam tabung reaksi steril yang

telah disiapkan.

4) Memberikan label identitas pada tabung reaksi tersebut.

6. Pengambilan Sampel Swab Vagina

1. Persiapan Alat

Alat yang digunakan terdiri dari : swab steril, gelas objek, sarung tangan.

2. Prosedur Pengambilan Sampel Swab Vagina

1) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

2) Usap vagina menggunakan swab ambil bagian yang terdapat keputihan pada

vagina pasien. Usahakan swab vagina tidak terkena air.


28

3) Buat hapusan pada gelas objek menggunakan usapan swab vagina.

4) Tunggu hingga kering. Lalu beri label dan identitas pasien.

3.1.2 SISTEM INFORMASI LABORATORIUM

1.2.1 Registrasi Pasien

Blanko Pendaftaran (persyaratan administrasi


diselesaikan sebelum masuk ke LIS)

Memasukkan data pasien dengan cara


memasukkan nomor ID

Enter nomor ID yang telah di input, jika keluar data maka


lanjutkan ke proses selanjutnya namun jika tidak keluar
maka copy nomor ID klik menu New, paste nomor ID

Untuk pasien baru, memasukkan data nomor medical


record (ID pasien), nama, dan title (tanggal lahir)
kemudian klik Apply

Selanjutnya pindah halaman dengan cara klik Referee, pilih apakah


pasien berasal dari umum, asuransi, perusahaan, atau
perorangan/umum. Misalnya jika memilih asuransi, klik 2x lalu pilih
bpjs yang sesuai dengan kartu pasien (bpjs pbi atau non pbi)

Pindah halaman dengan cara klik Doctor pada kiri bawah, pilih
dokter yang merujuk lalu klik 2x kemudian klik Add. Lalu pilih
asal poli pasien pada kolom dibawahnya, klik Register

Pindah halaman dengan cara klik Test, cari test


sesuai dengan blanko pendaftaran, lalu klik 2x
29

Pindah halaman dengan cara klik Payment, pada


kolom sebelah kiri bawah klik kanan lalu pilih
Pay / Approve

Pada halaman Payment, pada kolom sebelah kanan klik kanan


lalu print specimen label sebanyak 1x dan print label sebanyak
2x (1 untuk amplop dan 1 untuk pengambilan hasil)

Blanko diambil laboratorium untuk Klaim

Barcode yang sudah tercetak, salah satunya ditempelkan pada


amplop hasil dan lainnya disatukan dengan kartu pasien

Pasien siap sampling

Gambar. alurentry data pasien

1.2.2 Pengambilan Specimen

1) Buka menu “Specimen Collection”

2) Cari pasien yang akan diambil specimennya dari nomor registrasi (1101xxxxxx)

3) Cetak barcode dan tempelkan pada masin-masing tabung, kemudian check list

“Draw” dan ambil darah, urine, dll.

4) Check list “Received” saat semua specimen telah diambil (pada kolom “Note”

beri catatan apabila ada specimen yang bermasalah)

5) Berikan semua specimen yang sudah diambil ke bagian pengolahan specimen.


30

Menu Sampling

Specimen Collection

Gambar alur pengambilan sampel di LIS

1.2.3 Pengolahan Specimen & Sample

Menu Sampling

Specimen Handling Sample Handling

1. Cari pasien dari nomer registrasi, atau 1. Cari pasien dari nomer

registrasi atau

aktifkan scaner → klik kanan “Scanner“ aktifkan scaner  klik kanan “Scanner”

2. Scan 2x tabung berbarcode, atau check list 2. Scan 1x tabung berbarcode, atau check

“ Receive “ dan “ Process “ semua list “Process” semua sample yang ada.

specimen yang di terima. 3. Klik menu “Print” untuk mencetak

3. Putar darah beku dan atau specimen lain

Worksheet, yang membutuhkan pengolahan


31

sebelum di proses dialat.

4. Pisahkan serum ke tabung yang baru dan

Temple dengan barcode samplenya

(bila ada pemisahan).

1.2.4 Model Pengisian Hasil Manual

Menu Analysis

Process Result Verification

1. Klik tab 1 . K lik ta b 1. Cari pasien dari


“Analizer“, cari “ A n a liz e r “ , c a r i nomer registrasi
a la t y a n g a k a n atau nama pasien.
alat yang akan d ig u n a k a n u n tu k
digunakan untuk m e la k u k a n
p e m e r ik s a a n ,s e p e r t 2. Klik pasien yang
melakukan i d i m e n u “ p ro c e ss bersangkutan dan
pemeriksaan, s a m p le “ , m is a l di kolom test,
missal “ klik “ k lik E a s y L ite → kroscek hasil yang
k lik k a n a n to d a y , dientri.
EasyLite → klik 2 d a y d ll“
kanan today, 2 3. Verifikasi hasil
day dll “ 2 . C a ri p a s ie n d a ri n o yang sudah di
re g is tra s i a ta u
n a m a p a sie n , a ta u isikan, caranya →
2. Cari pasien dari no a k tifk a n s c a n e r → blok test-test yang
registrasi atau k lik k a n a n
“S can n er“ akan diverifikasi,
nama pasien, atau lalu klik kanan
aktifkan scaner → 3 . D i k o lo m “verifikasi /
klik kanan “ R e s u lt“ , is ik a n verifikasi all“
h a s il p rin t o u t
“Scanner“ y a n g k e lu a r d a ri
a la t k e m u d ia n
3. Scan 1x tabung c h e c k lis t in p u t →
k lik k a n a n
sampleberbarcode, v a lid a t io n a ll
atau check list
“Received“ sample
yang akan di
kerjakan.
32

1.2.5 Model Hasil Interfacing

Menu Analysis

Process Result Verification

1. Klik tab “ 1. Cari pasien dari


Analizer “, cari 1. Klik tab nomer registrasi
alat yang akan “Analizer“, cari atau nama
digunakan untuk alat yang
melakukan digunakan untuk
pemeriksaan, melakukan 2. Klik pasien yang
missal “klik pemeriksaan,seperi bersangkutan dan
SysmexKX21 di menu “process di kolomtest,
→ klik kanan sample “, misal kroscek hasil yang
today, 2 day “klik terinput
dll“ SysmexKX21 → .
klik kanan
today, 2 day dll
“ 3. Verifikasi hasil
2. Cari pasien dari yang sudah di
no registrasi atau
nama pasien, isikan, caranya →
atau aktifkan 2. Cari pasien dari no klik kanan
scaner → klik registrasi atau “verifikasi all“ /
kanan nama pasien verifikasi sesuai
“Scanner”
dengan yang
3. Di kolom “ Result dikerjakan
3. Scan 1x tabung “,cek apakah hasil masing-masing
sample pemeriksaan sudah divisi.
berbarcode,atau terkirim sesuai
check list dengan order
“Received“ pemeriksaannya.
sample yang
akan di kerjakan.
4. Validasi (centang
input) dilakukan
4. Ketik nomer otomatis oleh alat
registrasi + order
pemeriksaan
pasien di alat,
lalu “Running“
(Untuk alat yg
suport query
mode, running
alat tanpa
mengetik no
registrasi +
pemeriksaan).
33

1.2.6 Authorisasi dan Cetak Hasil

Cara authorisasi dan cetak hasil merupakan hasil pemeriksaan telah divalidasi oleh dokter

yang terkait, berikut ini prosedur authorisasi dan cetak hasil :

1. Cari pasien berdasarkan nomer registrasi atau nama pasien.

2. Klik pasien yang bersangkutan dan periksa ulang hasil pemeriksaannya.

3. Authorisasi hasil yang sudah dikerjakan, caranya → klik kanan “Authorization All”,

atau authorisasi per test sesuai divisi.

4. Cetak hasil dengan cara → klik kanan print dan OK

5. Untuk meng-edit hasil yang sudah di isi, hilangkan ceklist “ AUT “ pada test yang

akan di edit di menu “Authorization”, kemudian lakukan hal yang sama di menu “

Verification “, dan di menu result hilangkan cek list “INP” pada test yang akan di edit

dan ubah hasilnya (Edit: Authorisasi => Verifikasi => Result , Isi hasil: Proses

sample => Result => Verifikasi => Authorisasi)

6. Untuk memberi catatan atau komentar atas hasil pemeriksaan, klik di menu “Result

Note”, pilih bahasa yang digunakan dan ketikkan isi catatan / komentar yang diberikan.

Menu Analysis

Authorization
34

3.2 LABORATORIUM KIMIA KLINIK

Laboratorium kimia klinik adalah salah satu tempat yang digunakan untuk

pemeriksaan klinik seperti RFT (Renal Function Test), BSN atau Blood Sugar Nitrogen (gula

darah puasa, gula darah 2 JPP, dan gula darah sewaktu), LFT atau Liver Function Test, profil

lipid, bilirubin direct, bilirubin total, LDH dan ion elektrolit (natrium, kalium, dan kalsium).

Alat yang digunakan pada pemeriksaan tersebut terdapat alat autoanalyzer TMS 1024 i,

Metrolab 2300+, roche untuk pemeriksaan elektrolit dan alat HbA1C. Tahapan pemeriksaan

di laboratorium kimia klinik sebagai berikut

1. Pre – Analitik Kimia Klinik

Sampel yang datang dicek disesuaikan dengan data pasien yang terdapat pada lembar

permintaan/blanko pasien untuk memastikan sampel yang diterima sesuai dengan data pasien

dan jenis pemeriksaan. Memasukkan data pasien ke dalam komputer untuk dibuatkan billing

dan barcode, sementara itu sampel langsung disentrifuge untuk mendapatkan serum.

1.1 Sentrifuge sampel darah

Tujuannya untuk mendapatkan serum.

Langkah kerja :

1. Pastikan alat terhubung dengan aliran listrik

2. Pastikan system power switch menyala hijau (tanda ready atau alat siap digunakan).

3. Memasukkan sampel yang akan disentrifuge ke tiap bagian cup tabung.

4. Masukkan tabung sampel dengan volume yang hampir sama pada posisi yang

berlawanan arah agar tabung seimbang pada saat disentrifuuge.

5. Setelah cup tabung terisi dengan tabung sampel atur waktu serta kecepatan putaran

(waktu yang digunakan 14 menit dengan kecepatan 4000 rpm).


35

6. Mengklik start untuk memulai putaran.

7. Setelah selesai pemutaran sampel secara otomatis tutup centrifuge akan membuka.

8. Mengambil sampel yang sudah terbentuk serum, ulangi jika serum keruh, dan jika

serum terlalu sedikit pipet serum yang kemudian dimasukkan kedalam microcup.

2. Analitik Kimia Klinik

Tahapan analitik yaitu sampel yang telah diputar dan terpisah, selanjutnya

dimasukkan alat. Parameter pemerikaan di laboratorium kimia klinik anatara lain LFT/ Liver

Function Test, RFT/Renal Function Test, profil lipid, elektrolit, HbA1C. Sampel tersebut

kemudian dimasukkan alat. Alat yang digunakan antara lain TMS 1024 i, Metrolab 2300+,

Clover 1 AC self, dan roche.

2.1 TMS 1024 i

TMS 1024 i merupakan alat yang berfungsi untuk memeriksa semua parameter

pemeriksaan kimia klinik meliputi pemeriksaan gula darah puasa, gula darah 2 jam PP, gula

darah sewaktu, pemeriksaan lipid sebagai berikut cholesterol total, choleterol HDL,

cholesterol LDL, trigliserida, RFT/Renal Function Test yang meliputi pemeriksaan BUN,

creatinin, asam urat, LDH, LFT/Liver Function Test yang meliputi SGOT, SGPT, bilirubin

direck dan bilirububin total. Adapun cara pengoperasiannya yang meliputi cara menyalakan

alat, melakukan kontrol terhadap alat dan mematikan alat.

1. Menyalakan alat TMS 1024 i

Langkah kerja menyalakan alat TMS 1024 i yaitu:

1.1 Pastikan stop kontak terhubung dengan aliran listrik.

1.2 Menyalakan PC kemudian membuka aplikasi program autoanalyzer TMS

1024 i.

1.3 Menambahkan reagen pada botol TMS dan memasukkan volume akhir pada

menu bottle .
36

1.4 Menekan tombol kiri depan TMS (System Power Switch)

1.5 Menunggu program dan parameter downloading selesai, lalu mengklik ready

[F1] maka alat akan mengecek jumlah reagen.

1.6 Melanjutkan dengan mengklik Maint, lalu klik User maint kemudian mengklik

prim. Proses prim merupakan perintah untuk mengecek reagen yang telah

dimasukkan dalam alat.

1.7 Setelah proses prim selesai, maka akan muncul kotak dialog temp.  ok 

yes, klik exit.

1.8 Kemudian lalu mengklik Ready maka alat TMS 1024 i siap dipakai dan

melakukan proses running.

2. Menambahkan volume reagen

2.1 Mengklik ikon botol pada aplikasi TMS 1024 i

2.2 Mengecek volume masing-masing reagen, jika volume kurang segera

menambahkan volume reagen agar sesuai dengan kebutuhan, kemudian

mengklik update.

3. Mengkalibrasi dan kontrol pada alat TMS 1024 i

3.1 Proses Kalibrasi

Kalibrasi hanya dapat dilakukan pada tray kalibrasi atau kontrol. Tray

kalibrasi berwarna kuning memiliki 45 posisi untuk sampel standar serta 2

posisi untuk blank serta 6 posisi kontrol yaitu C1-C6. Berikut ini langkah

kerja:

1. Mengklik CALIB. Kemudian melihat B1-1 : posisi blank (salin) di B1,

pengambilan 1x, S1-1: posisi standar/kalibrator di S1, pengambilan 1x.

2. Meremark kolom CH ODR atau BLK ODR item test yang dikalibrasi.

3. Klik update, klik OK, klik Exit.


37

4. Proses running kalibrasi selalu dilakukan bersama dengan kontrol.

3.2 Kontrol

Kontrol menggunakan serum kontrol Biorad.

Melarutkan serum kontrol biorad:

3.2.1 Dalam 1 botol biorad ditambahkan 5,0 mL H2O, dihomogenkan

kemudian diamkan selama 30 menit. Pipet 250-300 L reagen biorad

ke dalam cup. Menyimpan serum kontrol biorad difrezer.

Langkah kerja :

1. Klik Order. Keluar tampilan pilih kontrol.

2. Mengisi sampel no. Dengan awalan C misalnya C7 enter

3. Mengklik Patient, isikan Patient ID dan nama sesuai kontrolnya.

4. Mengklik 2 kali pada 02,2 kemudian di upload.

5. Pilih Control Kind sesuai kontrolnya.

6. Mengklik item test yang dipilih, lalu mengklik profil setelah itu close.

7. Mengklik order, maka akan melangkah ke posisi C berikutnya lakukan

order kontrol berikutnya.

8. Mengklik tombol kontrol pada program TMS bila hanya memeriksa

kontrol saja dan memakai tray putih, dan apabila melakukan kontrol dan

kalibrasi bersamaan maka menggunakan tray kuning, mengklik start.

3.3 Melakukan pemeriksaan sampel rutin pada alat TMS 1024 i

1. Menscan barcode yang tertempel pada masing-masing tabung sampel.

2. Masukkan sampel pasien pada tray putih dengan arah barcode keluar,

kemudian memasukkan tray yang telah terisi kedalam alat.

3. Menjalankan alat dengan mengklik start pada program yang terdapat di

komputer.
38

4. Alat akan running, pada proses running alat melakukan scanning ulang

barcode yang menempel pada masing – masing tabung.

5. Setelah itu, kotak dialog “ Sampling stop” akan muncul yang menandai

bahwa alat telah selesai mengambil sampel, dan dalam keadaan ini alat

bisa ditambahkan sampel berikutnya yang akkan diperiksa.

3.4 Run sampel Re-Run pada alat TMS 1024 i

Rerun biasanya dipilih jika ada item test yang ingin diulang atau ditambah dan

jika ingin melakukan pengenceran.

1. Mengklik order pada layar utama

2. Ketika sample no. yang ingin direrun, tekan enter.

3. Memilih order status rerun

4. Mengklik item yang diinginkan, bila ingin melakukan pengenceran double

klik kolom dilusi dan memilih banyaknya pengenceran.

5. Mengklik order, lalu klik start.

3.5 Run Sampel Emergency (CITO) pada alat TMS 1024 i

1. Memasukkan sampel emergency pada tray sampel pada posisi E.

2. Melakukan order patient stat dengan didahului huruf E sesuai posisi pada

tray.

3. Klik order [F7] pada layar utama, menuliskan sample No. urutan tray

sampel, menekan enter.

4. Mengklik “Patient” maka muncul display menu, isikan data pasien, klik

upload lalu exit untuk menyimpan informaasi pasien, new registration

digunakan informasi pasien baru.

5. Mengklik item tes yang diinginkan misalnya ALB, BUN, CREAT,dll.

Setelah diklik akan tanda cek muncul disebelah kiri.


39

6. Jika ingin memasukkan order profile maka mengklik profile doeble klik

daftar parameter yang ada misalnya RFT, LFT, dll. Mengklik close.

7. Klik order maka nomer sampel secara otomatis menuju ke nomor sampel

berikutnya.

8. Mengklik start untuk run. Mengklik exit jika order telah selesai.

9. Mengklik stat kemudian akan muncul stat operation, isikan nomor yang

akan akan diperiksa, lalu mengklik start stat.

10. Hasil pemeriksaan akan muncul dilayar komputer yang terhubung dengan

LIS.

1. Mematikan proogram alat TMS 1024 i

3.1 Mengklik Exit pada layar utama maka akan muncul kotak dialog “End of

Aplication?” Ok/cancel

3.2 Mengklik OK

3.3 Setelah klik OK, pesan system Shutdown tampak ditengah layar dan kembali ke

layar PC.

3.4 Tunggu sampai benar-benar kembali ke layar PC.

3.5 Mengklik, start pada dekstop, kemudian mengklik Turn Off Computer , mengklik

turn off.

3.6 Setelah sistem pada PC dimatikan, tekan system power switch pada sisi kiri depan

alat untuk mematikan alat TMS 1024 i, membiarkan main power depan (tombol

pendingin) hidup untuk mendinginkan reagen.

3.7 Buang sisa air limbah dari alat.


40

2.2 Metrolab 2300+ Plus

Alat ini sama-sama melakukan pemeriksaan dengan parameter yang sama

yang dilakukan pada alaat TMS 1024 i. Pada alat ini mempunyai 48 tray yang berisi

46 tray untuk proses analisa, tray nomor 47 dan 48 berisi larutan untuk pencucian.

Alat ini secara otomatis akan melakukan pencucian setelah proses analisa selesai. Alat

ini menggunakan metode spektrofotometri. Berikut ini prosedur mengoperasikan alat

metrolab 2300+ plus.

2.2.1 Menyalakan alat Metrolab 2300+

1. Menekan tombol On dan tombol untuk reagen yang terdapat pada alat.

2. Menyalakan komputer yang digunakan untuk mengoperasikan alat.

3. Mengecek volume reagen, lalu menaruh reagen pada alat (tempat reagen

disesuaikan antara nomor reagen dengan nomor yang tertera pada tray bagian

dalam).

4. Mengklik 2 kali aplikasi autoanalyser pada komputer, maka aplikasi loading.

5. Pada proses loading oleh komputer, kemudian muncul kotak dialog confirm.

Klik yes. Maka alat melakukan proses inisial.

6. Mengklik ready.

2.2.2 Melakukan kontrol

1. Meletakkan serum kontrol biorad pada tray nomor 1

2. Mengklik menu control 2 kali pada kotak dialog methods in use, kemudian

mengklik ok.

3. Kemudian memilih pemeriksaan yang diperlukan dan mengklik ikon [-] tujuan

untuk mengurangi pemeriksaan yang tidak diperlukan.

4. Mengklik to tray, lalu mengklik ok.


41

5. Kemudian mengklik ikon Sampel and Reagen untuk melihat posisi serum

kontrol pada tray.

6. Mengklik ok, kemudian akan muncul layar automatic start.

7. Mengklik continue maka proses running control dimulai.

2.2.3 Melakukan pemeriksaan pada sampel dengan metrolab 2300 plus

1. Mengklik order pada komputer yang terhubung dengan LIS, kemudian scan

barcode pada masing-masing tabung,

2. Setelah semua sampel di scanning pada komputer yang terhubung dengan LIS,

klik autoresult.

3. Pada komputer yang terhubung dengan autonalyser metrolab 2300 plus

terdapat ikon panah warna kuning dan merah, ikon tersebut di klik.

4. Mengklik to tray, kemudian mengklik ikon Sampel and Reagen untuk melihat

posisi sampel di tray.

5. Mengklik ikon automatic start untuk melakukan running pada sampel, maka

proses scan pada alat dilakukan.

6. Setalah itu akan muncul “samples barcods-verification”, klik continue, maka

proses running dilanjutkan.

7. Running akan berhenti, hal ini dapat di lihat ketika mengklik ikon Sample and

Reagent dan pada tray terdapat coretan, coretan tersebut menandakan proses

telah selesai selain juga terdapat kotak dialog End Process pada layar

komputer.

8. Mengklik To Hist pada komputer yang terhubung dengan autoanalyser

metrolab 2300 plus, maka data hasil pemeriksaan dari komputer yan

terhubung dengan metrolab akan tertransfer ke komputer yang terhubung

dengan LIS (Laboratory Information System).


42

2.2.4 Mematikan alat metrolab 2300 plus

1. Memastikan tidak terdapat sampel pada tray.

2. Mengangkat reagen yang sebelumnya digunakan untuk pemeriksaan, lalu

disimpan di kulkas.

3. Menekan tombol On/Off pada alat dan menekan tombol off reagen.

4. Menutup aplikasi komputer yang terhubung dengan alat, setelah itu mematikan

komputer dengan mengklik start pada dekstop komputer, pilih turn off, maka

proses shutdown pada komputer berjalan.

5. Menutup alat dengan penutupnya dan membuang buangan air limbah dari alat.

2.3 PEMERIKSAAN HbA1C

Prinsip : Pemeriksaan HbA1C merupakan pengukuran rata-rata konsentrasi


glukosa darah selama 3 bulan. HbA1C adalah suatu molekul
hemoglobin yang terikat dengan glukosa.

Tujuan : Pemeriksaan HbA1C untuk mengetahui apakah penyakit DM


(Diabetes Militus) pada pasien terkendali dengan baik atau tidak.

Alat yang digunakan : Clover A1c ™ self Test Analyzer

Bahan pemeriksaan : whole blood EDTA.

Prosedur yang digunakan pada pemeriksaan HbA1C dengan Clover A1c ini meliputi :

1. CEK DAILY

2. Nyalakan alat terlebih dahulu.

3. Buka tutup alat / clover.

4. Tekan tombol “down” selama 3 detik atau hingga muncul tulisan “Daily” dilayar.

5. Masukkan katridge daily kemudian tutup kembali clover.


43

6. Setelah 1 menit akan muncul “OK” atau “Er”, bila “OK” alat bisa untuk
mengerjakan test.

7. Kemudian keluarkan katridge yang berisi kontrol tadi , alat siap digunakan.

2. PEMERIKSAAN SAMPEL
1. Buka tutup alat / clover.

2. Masukkan Katride ke alat terlebih dahulu kemudian goyangkan reagen pack


sebanyak lima kali.

3. Selanjutnya totolkan reagen pack pada darah yang akan diperiksa di ujung yang
berbentuk seperti tongkat.

4. Masukkan pada alat, lalu tutup clover.

5. Setelah 5 menit hasil akan keluar dan hasil dinyatakan dalam satuan persen.

2.4 ANALISA ELEKTROLIT

Prinsip : Dasar pengukurannya adalah interaksi pergerakan ion-ion bebas


dalam sampel dengan bahan sensor aktif. Setiap elektroda
mempunyai membran ion selektif. Dimana elektroda referense
mempunyai konsentrasi larutan yang diketahui dan stabil.
Sedangkan elektroda indikator mempunyai konsentrasi larutan yang
tidak diketahui

Tujuan : Untuk menghitung nilai Na, K, dan Ca dalam serum / plasma darah
dan urine.

Alat yang digunakan : ROCHE 9180 Electrolyte Analyzer

Bahan yang digunakan : serum tanpa antikoagulan.

Prosedur analisa elektrolit pada serum dengan menggunakan roche 9180 electrolyte analyzer
adalah sebagai berikut terdapat tombol operasional : Yes dan No

Yes : Konfirmasi operasi


44

No : Menu selanjutnya / untuk membatalkan perintah yang telah di jalankan

1. RUNNING CONTROL

Kontrol alat dilakukan setiap pagi sebelum alat digunakan, langkah kerjanya sebagai
berikut :

1. Dari standby mode, kemudian tertera Leave Standby Mode (Yes), Daily Maintance
(YES), Perfom Daily Cleaning ? (NO) Perfom Daily Conditioning ? (NO) Remain In
Daily Maintance (NO) setelah itu pada layar akan tertera “Calibration” tunggu
selama 150 detik.

2. Setelah itu alat dalam keadaan “READY” tekan (No), Print Function (No), lalu
QC/STD/Dial Sate/ Urine Sample? (Yes).

3. Masukkan kontrol ISETROL (Multi Parameter Control) sesuai levelnya.

4. Jika menggunakan QC ISETROL Level 1 , maka QC Level 1 Sampel ? (Yes) , Open


Sample Door kemudian buka penutup tempat jarum pengambil sampel.

5. Isap QC ISETROL Level 1 pastikan jarum pengambil sampel masuk sampai kedasar
larutan.

6. Tunggu sampai muncul Close Sample Door segera bersihkan jarum dan tutup
kembali.

7. Hasil akan tertera dilayar.

8. Posisikan alat dalam kondisi Ready dengan cara dari Store values in memory (YES),

Remain QC Level 1 sample ? (NO), QC Level 2 sample ? (NO), QC level 3 sample

(NO), Standart sample (NO) , Urine Sample (NO), Remain QC/STD/Dial Sate/Urine

Sample? (NO) kemudian alat dalam keadaan READY.

2. PEMERIKSAAN ELEKTROLIT DENGAN ALAT ROCHE

Elektrolit tubuh yang diperiksa antara lain natrium (Na), Kalium (K), kalsium (Ca),

Kalium (K). Berikut ini adalah prosedur pemeriksaan elektrolit :


45

1. Posisikan alat dalam kondisi ready K, Na, Ca.

2. Scan sampel.

3. Buka penutup jarum pengambil sampel pada alat ROCHE.

4. Buka tempat pengambilan sampel jarum akan menghisap serum pada tabung, hati-hati
jangan sampai terkena gumpalan ataupun darah.

5. Tunggu hingga bunyi peringatan bahwa sampel telah selesai diambil.

6. Tarik sampel dan bersihkan sisa sampel yang tersisa pada jarum.

7. Tutup tempat pengambilan sampel, dan akan keluar tulisan Thank You.

8. Setelah waktu pembacaan selesai alat akan mengeluarkan print cetak hasil dan hasil
akan muncul di layar alat ROCHE.

3. MENCUCI DAN KALIBRASI ALAT ROCHE

1. Alat dalam keadaan Ready (NO), Print Functions (NO), QC/STD/Dial Sate/ Urine
Sample? (NO) , hingga muncul tulisan pada layar tulisan Daily Maintance, tekan Yes
kemudian pilih Perform Daily Cleaning or washing, tekan Yes.

2. Buka tempat pengambilan sampel, masukkan larutan Cleaning Solution pada alat, alat
akan menghisap larutan tersebut sesuai volume yang dibutuhkan.

3. Tutup tempat pengambilan sampel, lalu muncul tulisan Thank You. Remain Perform
Daily Cleaning? (NO)

4. Tunggu hingga beberapa detik lalu muncul tulisan Perform Daily Conditioning tekan
tombol Yes. Masukkan larutan Sodium Electrode Conditioner, sampai muncul Close
sample door. Thank you! Remain Perform Daily Conditioning ? (NO).

5. Bersihkan jarum lalu tutup alat kemudian alat “Calibration” secara otomatis tunggu
hingga sekitar 150 detik.

6. Kalibrasi alat ROCHE selesai hingga muncul tulisan Ready K, Na, Ca.

7. Posisikan alat dalam kondisi Stand By.


46

4. MEMATIKAN ALAT ROCHE

1. Na K Ca Ready Print Function (NO)

2. QC/STD/Dial Sate/Urine Sampel? (NO)

3. Daily Maintenance (YES)

4. Change Snap Pack (NO)

5. Go To Standby Mode (Yes).

Maka akan muncul tampilan tampilan pada alat Standby Ready. Alat dalam keadaan resting

dan sudah tidak digunakan untuk pemeriksaan elektrolit pada hari itu.
47

3.3 LABORATORIUM HEMATOLOGI

1. PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP

METODE : Full Automatic

TUJUAN : Untuk mengetahui kondisi dan kelainan pada sel-sel darah

PRINSIP : Sampel yang sudah dihomogenkan (menggunakan darah EDTA)

dimasukkan kedalam alat Sysmex XT-2000i melalui selang penghisap.

Selanjutnya alat Sysmex XT-2000i akan memproses sampel secara

otomatis. Pemrosesan sampel didasarkan pada absorbansi masing-masing

yang dihasilkan, sehingga bisa didapatkan perhitungan selnya.

ALAT : Sysmex XT-2000i

SAMPEL : Whole Blood

ANTIKOAGULAN : EDTA

PROSEDUR KERJA

1. Menghidupkan Alat

a. Menghidupkan UPS, kemudian menyalakan CPU komputer.

b. Setelah menyala, menyalakan tombol ON pada alat Sysmex XT-2000i

c. Melihat hingga suhu pada alat stabil, diamati pada monitor.

2. Quality Control Alat

a. Mengeluarkan reagen control dari lemari es, menunggunya hingga suhu control sesuai

dengan suhu ruangan yang ada.

b. Mengklik QC Analisys pada progam, kemudian memilih level pada control (dimulai

dari level 1 (L1)) klik 2 kali, kemudian masukan control pada selang penghisap

hingga muncul bunyi bip 2 kali.


48

c. Menunggu hingga hasilnya keluar, kemudian mencatat hasilnya setelah itu klik

accept.

d. Melanjutkan pada L2 dan L3 dengan metode yang sama.

e. Setelah semuanya di accept, alat bisa digunakan.

3. Prosedur Pemeriksaan

a. Memberi barcode pada sampel dan menscan barcodenya.

b. Menekan menu explorer pada menu bar.

c. Klik manual pada menu bar, kemudian scan barcode sampel.

d. Menekan tombol OK, kemudian menghomogenkan sampel.

e. Memasukan sampel melalui selang penghisap pada alat, kemudian menekan tombol

yang berfungsi untuk menyedot sampel (berwarna hijau).

f. Menunggunya hingga muncul bunyi bip 2 kali, kemudian meletakkan sampel.

g. Menunggu hingga hasilnya keluar, setelah hasilnya keluar, mencatat hasil yang

muncul pada buku dari RDW hingga PLT.

h. Melakukan hal tersebut hingga semua sampel selesai diperiksa.

4. Mematikan Alat

a. Memastikan semua sampel telah selesai dikerjakan.

b. Menekan menu pada menu bar, kemudian memilih tombol shutdown pada alat.

c. Mencuci alat dengan Cleancell (cara yang digunakan sama dengan cara ketika

memasukkan sampel). Cleancell terus dimasukan hingga bunyi bip selesai.

d. Alat sudah melakukan proses shutdown.

e. Setelah proses Shutdown selesai, selanjutnya mematikan alat dan computer yang

digunakan. Setelah benar-benar mati, matikan alat UPS.

5. Parameter Pemeriksaan DL dengan SYSMEX XT-2000i


49

PARAMETER SATUAN
WBC µL
RBC µL
HGB g/dL
HCT %
MCV fL
MCH Pq
MCHC q/dL
PLT µL
RDW-SD fL
RDW-CV %
PDW fL
MPV fL
P-LCR %
PCT %
NEUT# µL
LYMPH# µL
MONO# µL
EO# µL
BASO# µL
NEUT% %
LYMPH% %
MONO% %
EO% %
BASO% %
RET% %
RET# µL
IRF %
LFR %
MFR %
HFR %

2. PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH

TUJUAN : Mengetahui nilai laju endap darah pasien

PRINSIP : Darah dengan antikoagulan (darah EDTA) yang ditambah

PZ dengan perbandingan 4:1 didiamkan di dalam pipet

westergreen dengan posisi tegak lurus. Panjang kolom

plasma diukur dalam jangka waktu tertentu.


50

ALAT DAN BAHAN : Pipet westergreen, rak pipet westergreen, aspirator, tabung

reaksi, tissue, timer, p, darah edta

PROSEDUR KERJA :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

2. Memipet 50mm PZ dengan pipet westergreen lalu memasukkannya ke dalam tabung

3. Memipet 200mm darah EDTA dengan pipet westergreen lalu memasukkannya ke

dalam tabung yang berisi PZ, kemudian menghomogenkannya.

4. Memipet campuran darah EDTA dan PZ sebanyak 200mm dengan pipet westergreen

5. Menempatkan pipet westergreen yang berisi campuran darah dengan posisi tegak

lurus pada rak pipet westergreen

6. Memasang timer selama 1 jam

7. Membaca hasil 1 jam kemudian

NILAI NORMAL :

Laki-laki : 0-15mm/jam ; Perempuan : 0-20mm/jam

3. PEMERIKSAAN HAPUSAN DARAH TEPI (HDT)

TUJUAN : Mengevaluasi hapusan darah pada sel-sel darah pasien.

PRINSIP : Darah dengan antikoagulan (darah EDTA) dibuat hapusan, kemudian

diwarnai dengan pewarnaan Wright dan diamati morfologi selnya.

ALAT DAN BAHAN : Batang pengaduk, objek glass, tissue, penjepit, darah edta,

pewarna wright, buffer wright

PROSEDUR KERJA :
51

1. Menyiapkan alat dan bahan yang dipelukan

2. Membersihkan objek glass dengan menggunakan tissue hingga bersih.

3. Meneteskan 1 tetes darah EDTA pasien yang telah dihomogenkan, kemudian

membuat hapusan.

4. Mengeringkannya tanpa fiksasi, yakni dikeringkan pada suhu ruang.

5. Meletakkannya pada jembatan pewarnaan, kemudian menggenanginya dengan

pewarna Wright selama 2 menit.

6. Menambahkan buffer wright dengan perbandingan antara buffer dan pewarna

sama, yakni selama 20 menit.

7. Membilasnya dengan air mengalir dan mengeringkannya pada suhu ruang.

8. Memberi label nama pasien dan nomor identitasnya.

9. Melakukan pembacaan hapusan darah, yang diamati meliputi

a. Eritrosit : Warna dan Bentuk

b. Leukosit : Kesan Jumlah dan sel muda leukosit

c. Trombosit : Kesan Jumlah dan Kelainan morfologinya.

4. PEMERIKSAAN GOLDA DAN RHESUS

TUJUAN : Untuk mengetahui jenis golongan darah dan rhesus pasien.

PRINSIP :

Prosedur kerja yang digunakan untuk pemeriksaan ini didasarkan pada prinsip

koagulasi. Sel darah merah pada manusia normal memiliki antigen yang akan menggumpal

bila bereaksi dengan antibodi. Antigen A, B, dan D yang terdapat dipermukaan eritrosit akan

bereaksi dengan antibodi (Anti A, B, AB dan D) yang terdapat pada reagen membentuk

ikatan antigen-antibodi yang ditandai dengan adanya aglutinasi.


52

ALAT : Slide golongan darah, batang pengaduk plastik, tissue

SAMPEL : Whole Blood

REAGEN : Anti A, Anti B, Anti AB,Anti Rh

PROSEDUR :

a. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

b. Meneteskan reagen Anti A, B, AB dan Rh pada slide golongan darah masing-masing

1 tetes

c. Meneteskan sampel pada slide golongan darah masing-masing 1 tetes

d. Menghomogenkan campuran sampel dan reagen anti dengan baik

e. Mengamati perubahan yang terjadi

f. Mencatat dan melaporkan hasilnya

INTERPRETASI HASIL

Golongan Darah

Golongan Darah Anti A Anti B Anti AB


A + - +
B - + +
AB + + +
O - - -

Rhesus

Jenis Rhesus Anti D


Rhesus + +
Rhesus - -
Keterangan :

Positif (+) : Terjadi aglutinasi

Negatif (-) : Tidak terjadi aglutinasi


53

1.4 PEMERIKSAAN URINE LENGKAP (Urinalisis)

1. TES CARIK CELUP

TUJUAN : Untuk mengetahui zat-zat atau parameter yang bisa mengindikasikan suatu

penyakit

PRINSIP :

Apabila dalam urine mengandung zat yang diperiksa, maka zat tersebut akan bereaksi

dengan reagen yang terdpat didalam stick dan hasil dapat diperhatikan atau diamati dengan

terjadinya perubahan warna pada stick.

ALAT :

1. ComboStik R-300

2. Tissue

3. Tabung Reaksi

REAGEN : Urynalisis Reagent Strip

SAMPEL : Urine

PARAMETER

Parameter Interpretasi Hasil


Leukosit (-), (+1), (+2), (+3), (+4)  sel/µl

Nitrit (-), (+)

Urobilin (-), (+1), (+2), (+3), (+4)  mmol/L

Protein (-), (+),(+1), (+2), (+3), (+4)  g/L

pH 5-9
54

Darah (Erytrosit) (-), (+),(+1), (+2), (+3), (+4)  sel/µl

BJ 1,000; 1,050; 1,010; 1,015; 1,020; 1,025; 1,030

Keton (-), (+),(+1), (+2), (+3)  mmol/L

Bilirubin (-), (+), (+2), (+3) µmol/L

Glukosa (-), (+),(+1), (+2), (+3), (+4)  mmol/L

Prosedur :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan dibutuhkan

2. Menulis identitas pasiean yang akan diperiksa pada buku arsip.

3. Memindah sampel urine ketabung sesuai dengan urutan nomor yang sudah dicatat.

4. Ketika alat ComboStik R-300 pada posisi standby, tekan esc 2 kali, hingga muncul

register ID.

5. Menekan tanda panah ˅ sebanyak 3 kali, kemudian memasukan ID pasien dengan

penulisan 4 angka, setelah itu menekan enter. Memasukkan ID pasien hingga selesai,

kemudian menekan enter.

6. Selanjutnya menghapus ID yang tidak dikehendaki, dan menekan tombol enter, maka

ComboStik R-300 akan berada pada posisi standy lagi.

7. Menekan tanda panah ke kiri hingga standby berubah menjadi mode general,

kemudian menekan enter, maka plate tempat stick akan keluar.

4. Mencelupkan reagen strip kedalam urine hingga semua parameter terbasahi

5. Reagen strip yang telah dicelupkan ditiriskan hingga sisa urin pada reagen strip tidak

terlalu basah

8. Meletakkan strip pada plate ComboStik R-300, secara berurutan.

9. Setelah semuanya tertata, menekan enter dan kemudian menekan tombol panah ke

kanan pada keyboard dan selanjutnya menekan enter.


55

10. Maka proses akan berjalan dan hasilnya bisa dilihat pada monitor.

3.4 LABORATORIUM IMUNOSEROLOGI

Macam-macam jenis pemeriksaan serologi :

1. Widal

2. TPHA

3. HBs Ag

4. ASTO

5. CRP

6. RA

7. DHF

8. Test Kehamilan

9. HIV

10. Anti HCV

11. VDRL

12. Pemeriksaan Narkoba

13. Pemeriksaan Tumor Marker

Pemeriksaan Hormon :

1. T3

2. T4

3. Free T4

4. TSH

5. Free T3
56

1. PEMERIKSAAN WIDAL

Tujuan : Untuk mengetahui adanya antibodi terhadap bakteri Salmonella thypi

dan Salmonella parathypi di dalam serum pasien.

Prinsip : Reaksi aglutinasi antara serum penderita yang mengandung antibodi

terhadap bakteri Salmonella thypi dan Salmonella parathypi bereaksi dengan reagen

Reaksi : Ab (Antibodi) Salmonella thyposa dalam serum + Ag (Antigen)

dalam reagen Aglutinasi

Alat dan Bahan : Serum, batang pengaduk, widal slide, mikropipet, yellow tip

 Reagensia : Antigen salmonella thypi O, antigen salmonella thypi H, antigen

salmonella parathypi AO, antigen salmonella parathypi BO

Langkah Kerja :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

2. Menyiapkan widal slide kemudian meneteskan antigen salmonella AO,BO,O,dan H

3. Menteskan serum sebanyak 10μ pada masing-masing antingen yang telah diteteskan

terlebih dahulu.

4. Mengaduk menggunakan stik pengaduk hingga homogen

5. Menggoyang – goyangkan slide ± 2 menit kemudian diamati ada tidaknya aglutinasi.

Interpretasi Hasil

Positif (+) : Terbentuk aglutinasi (gumpalan pasir halus)

Negatif (-) : Tidak terjadi aglutinasi

Jumlah serum Titer

80 µl 1: 20
40 µl 1: 40
20 µl 1: 80
10 µl 1: 160
5 µl 1: 320
57

2. PEMERIKSAAN TPHA

(Treponema Pallidum Haemaglutination Assay)

Tujuan : Untuk mengetahui adanya antibodi spesifik terhadap treponema

Pallidum dan mengakkan diagnosa dari penyakit sifilis

Prinsip : Antibodi spesifik untuk T.pallidum yang ada di dalam serum pasien

akan beraglutinasi dengan antigen yang ada di dalam reagen TPHA

Reaksi : Antigen + Antibodi Aglutinasi

Alat dan Bahan :


A.    Alat

Mikropipet 190 µl, 10 µl, 25 µl, dan 75 µl, microplate, yellow tip

B.     Bahan

   Serum

C.    Reagen

1.      Plasmatec TPHA Test Kit mengandung:

-          R1    : Test sel

-          R2    : Control sel

-          R3    : Diluent

-          R4    : Control positif

-          R5    : Control negative

Langkah Kerja :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang perlukan

2. Setiap komponen kit dan sampel dikondisikan pada suhu kamar


58

3. Semua reagen dihomogenkan perlahan

4. Diluents ditambahkan sebanyak 190 µl dan sampel ditambahkan sebanyak 10 µl pada

sumur 1 lalu dihomogenkan

5. Campuran pada sumur 1 dipipet sebanyak 25 µl dan ditambahkan 25 µl pada sumur 2

dan 3

6. Control sebanyak 75 µl pada sumur 2 lalu dihomogenkan

7. Test sel sebanyak 75 µl ditambahkan pada sumur 3 lalu dihomogenkan

8. Sumur di inkubasi pada suhu ruang selama 45 - 60 menit

9. Mengamati ada tidaknya aglutinasi

 Interpretasi Hasil

Positif (+) : Terbentuk aglutinasi

Negatif (-) : Tidak terjadi aglutinasi

3. PEMERIKSAAN HBs Ag

Tujuan : Sebagai tes skrinning awal untuk mendeteksi HBsAg dalam serum /

plasma .

Prinsip : Imunokromatografi dengan prinsip serum/plasa yang diteteskan pada

bantalan sampel bereaksi dengan partikel yang telah dilapisi dengan anti HBs(antibody).

Campuran ini selanjutnya akan bergerak sepanjang strip membrane unruk berikatan dengan

antibody spesifik pada daerah tes (T), sehingga akan menghasilkan garis warna.

Reaksi : Immunochromatography

Metode : Rapid test

Alat dan Bahan :

Tabung reaksi, sentrifuge, mikropipet, tissue, atau Plasma

HBsAg Test Diagnostic”, Sampel Serum


59

Langkah Kerja :

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Keluarkan test strip dari bungkusnya.

3. Teteskan 3 tetes serum pada lubang sumur sampel

4. Inkubasi selama 20 menit.

5. Baca hasil dengan mengamati jumlah garis merah yang terbentuk.

6. Laporkan hasil

Interpretasi Hasil :

Positif : Terbentuk dua garis berwarna, satu pada zona garis test dan satu pada zona

garis control. Hal ini berarti pada serum atau plasma terdapat HBsAg.

Negatif : Terbentuk satu garis berwarna pada zona garis control. Hal ini berarti pada

serum atau plasma tidak terdapat HBsAg.

Invalid / Test Gagal : Jika tidak timbul garis warna pada zona control maka test dinyatakan

gagal. Ulangi test dengan alat baru.

Catatan penting :

Hasil test dianggap positif walaupun warna garis pada zona garis test lebih gelap atau lebih

terang daripada warna garis pada zona garis control.

Yang perlu diperhatikan :


60

1. HBsAg Rapid Test dibuat hanya untuk mendeteksi HBsAg di dalam serum atau

plasma. Hasil test belum pasti benar bila sampel yang digunakan adalah cairan atau

hasil pengenceran.

2. Intensitas warna yang timbul pada zona garis test tidak berhubungan dengan

banyaknya kadar HbsAg dalam sampel.

3. Hasil negatif tidak mengesampingkan kemungkinan terinfeksi HBsAg false negative

dapat diperoleh dalam beberapa keadaan sebagai berikut :

 Tingkat antigen rendah yang dibawah batas minimum deteksi test. Contohnya

spesimen yang terkumpul pada masa early serocovision atau windows periode

dari infeksi HBsAg, sehingga kadar HBsAg yang ada pada tubuh pasien hanya

sedikit.

 Infeksi virus tertentuyang kurang dapat terdeteksi oleh konfigurasi HBsAg

Antigen Rapid Test.

 HBsAg yang terproduksi tubuh pasien mungkin tidak bereaksi spesifik dengan

spesifik antibody dalam test

4. Apabila hasil positif diulang berkali – kali dengan HBsAg Rapid test,

direkomendasikan untuk melakukan test ulang dengan menggunakan metode lain,

seperti ELISA Test, dan hasil – hasil sebaiknya dievaluasi dengan keseluruhan

evaluasi klinis dibuat diagnosa.

4. PEMERIKSAAN ASTO
61

Tujuan : Mengetahui adanya antibodi streptolisin O dalam serum untuk

menegakkan penyakit yang disebabkan streptolisin O ( Glomerulus nefritis dan rheumatial

fever) secara semi kuantitatif.

Prinsip : Antibodi yang ada pada serum akan bereaksi dengan antigen dalam

reagen membentuk ikatan antigen-antibodi yang ditandai dengan terbentuknya aglutinasi

Reaksi : Serum ( anti streptolisin O) + antigen streptolisin Ag - Ab

Alat dan Bahan :

Mikropipet, dark slide, batang pengaduk,

tissue, kontrol positif , Kontrol negative,

Reagen ASO, Serum

Langkah Kerja :

1. Siapakan alat dan bahan yang dibutuhkan

2. Teteskan 1 tetes reagen ASO pada dark slide

3. Teteskan 1 tetes serum pada dark slide

4. Campur reagen dan serum dengan menggunakan batang pengaduk hingga homogen

5. Goyang-goyangkan slide selama 2 menit dan mengamati aglutinasi terbentuk

6. Laporkan hasil.

Interpretasi Hasil :

 Positif (+) : Terbentuk aglutinasi (gumpalan pasir halus)

 Negatif (-) : Tidak terjadi aglutinasi

5. PEMERIKSAAN CRP
62

Tujuan : 1. Untuk mengetahui CRP dalam serum pasien

2. Untuk menunjang diagnosa pasien pasien penderita inflamasi

Prinsip : Reaksi antigen antibodi antara CRP dalam serum pasien dengan

reagen lateks yang akan menimbulkan aglutinasi

Alat dan Bahan :

- Dark Slide - Tissue

- Batang pengaduk - Reagen Lateks CRP

- Mikropipet - Serum

Langkah Kerja :

1. Siapakan alat dan bahan yang dibutuhkan

2. Teteskan 1 tetes reagen CRP pada dark slide

3. Teteskan 1 tetes serum pada dark slide

4. Campur reagen dan serum dengan menggunakan batang pengaduk hingga homogen

6. Goyang-goyangkan selama 2 menit dan mengamati aglutinasi terbentuk

7. Laporkan hasil.

Interpretasi Hasil :

 Positif (+) : Terbentuk aglutinasi (gumpalan pasir halus)

 Negatif (-) : Tidak terjadi aglutinasi

6. PEMERIKSAAN RA ( Rheumatoid Atrithis)


63

Tujuan : Untuk mendeteksi rhematoid athritis dalam serum

pasien

Prinsip : Reaksi antigen dan antibodi RA dalam serum pasien dengan

reagen lateks yang akan menimbulkan aglutinasi.

Alat dan Bahan :

Dark Slide Tissue

Batang pengaduk Reagen Lateks RA

Mikropipet Serum

Langkah Kerja :

1. Siapakan alat dan bahan yang dibutuhkan

2. Teteskan 1 tetes reagen RA pada dark slide

3. Teteskan 1 tetes serum pada dark slide

4. Campur reagen dan serum dengan menggunakan batang pengaduk hingga homogen

5. Goyang-goyangkan selama 2 menit dan mengamati aglutinasi terbentuk

6. Laporkan hasil.

Interpretasi Hasil :

 Positif (+) : Terbentuk aglutinasi (gumpalan pasir halus)

 Negatif (-) : Tidak terjadi aglutinasi


64

7. PEMERIKSAAN DHF

Metode : Rapid

Reaksi : Immunochromatography

Tujuan : Oncoprobe Dengue Rapid Test digunakan untuk mengetahui dan menentukan

antibody IgM, IgG, atau IgM dan IgG secara kualitatif terhadap virus dengue

di dalam serum / plasma / whole blood pada manusia.

Prinsip : IgM dan IgG yang spesifik mengikat protein yang kemudian dilekatkan pada

membrane nitrocellulose sebagai garis pengetesan pada test card, yaitu garis

IgM dan garis IgG. Rekombinan dengue viral protein yang telah dimurnikan

berkonjugasi dengan partikel koloid pada daerah sampel.Sampel diteteskan ke

dalam lubang sampel, kemudian diluents diteteskan pada lubang diluents agar

dapat membawa sampel pada membrane absorbent.Jika terdapat antibody

terhadap virus dengue dari partikel yang berkonjugasi dengan antigen-

antibody kompleks pada daerah pengetesan, menghasilkan garis IgM atau

IgG atau IgM dan IgG yang berwarna. Berubahnya warna pada daerah control

menunjukkan test card masih berfungsi dengan baik.

Alat :

1. Tabung Reaksi
 Pemeriksaan Dengue
2. Sentrifuge
Reagensia
3. Cup / Botol penampung serum
1. Oncoprobe Dengue Rapid Test
4. Mikropipet
2. Dengue Diluent Buffer
5. Plastic loop
Sampel : Serum atau Plasma
6. Tissue
65

Langkah kerja :

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Mengeluarkan test card dari tempatnya dan meletakkannya pada permukaan yang

datar. Membiarkan diluents mencapai suhu ruang.

3. Tambahkan 4 tetes buffer (100µl) ke dalam tabung tau plastic tube

4. Tetes 1 µl sample menggunakan plastic loop yang tersedia ke dalam tabung yang

telah diteteskan buffer dan aduk merata

5. Masukkan seluruh campuran sample dan buffer tersebut ke dalam lubang sampel pada

test card

6. Baca hasil setelah 15 – 30 menit. Hasil negative harus dikonfirmasikan setelah 30

menit. Jangan baca hasil setelah 30 menit.

Interpretasi hasil :

IgM Positif :

Terbentuk dua garis berwarna, satu pada zona garis control dan satu pada zona garis

IgM (Zona 1) . Test positif untuk IgM, ini menunjukkan adanya infeksi primer dengue.

IgM dan IgG Positif :

Terbentuk tiga agaris berwarna, stu pada zona garis control, satu pada zona garis G

(zona 2), dan satu pada zona garis M (zona 1).Test positif untuk IgG dan IgM,

Menunjukkan adanya infeksi sekunder dengue.

IgG Positif :
66

Terbentuk dua garis berwarna, satu pada zona garis control dan satu pada zona garis

IgG (Zona 2) . Test positif untuk IgG, ini menunjukkan adanya infeksi primer dengue.

Negatif :

Jika muncul hanya satu garis berwarna merah muda pada bagian control dan tidak

muncul garis berwarna merah muda dibagian test.

Invalid :

Jika tidak timbul garis warna merah pada bagian control maka test dinyatakan gagal.

Ulangi test dengan alat baru.

8. PEMERIKSAAN Tes Kehamilan

Metode : Rapid Test

Reaksi : Immunocromatography

Tujuan : Untuk mendeteksi kehamilan secara dini

Prinsip : Merupakan suatu strip yang terdiri dari bantalan penyerap specimen,

membrane dan bantalan sisa reaksi. Bantalan penyerap specimen

mengandung antibiotic monoclonal.Mouse anti-hCG yang

terkonjugasi dengan zat warna Colloida Gold. Zona test pada daerah

membrane diikat dengan antibodi Goat anti-hCG dan zona control

dengan Goat abti Mouse IgG.

Selama pengetesan , specimen urin dihisap oleh bantalan penyerap specimen dan

mengalir melintasi daerah membrane sampai mencapai bantalan penyerap sisa reaksi dengan

gaya kapiler. Dalam bantalan penyerap specimen, hCG dalam specimen urin akan diikat oleg

Gold conjugate, m embentuk kompleks, kemudian bergerak menuju daerah membrane.

Antibodi Goat anti-hCG yang terikat pada zona tes akan menangkap kompleks tersebut,
67

membentuk sebuah garis berwarna merah muda yang menunjukkan adanya hCG dalam

specimen urin. Tidak terbentuknya garis pada zona tes tersebut menunjukkan tidak adanya

hCG dalam specimen urin tersebut. Sebuah garis merah muda pada control menunjukkan

bahwa “ Oncoprobe Strip” berfungsi baik.

Alat : Oncoprobe Strip

Sampel : Urine

Langkah Kerja :

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Buka pembungkus test

3. Celupkan strip ke dalam wadah yang berisi specimen urin sampai tanda batas garis

maksimum dibawah tanda panah

4. Biarkan urine mengalir membasahi seluruh permukaan membrane, selama 30 – 60

detik, kemudian meletakkan strip pada permukaan yang datar dan kemudian

menunggunya selama 2 menit unruk membaca hasil tes.

Interpretasi Hasil

Negatif (-) : terbentuk 1 garis merah pada control

Positif (+) : terbentuk 2 garis merah (control dan test)

Invalid : tidak terbentuk garis di bagian control


68

9.PEMERIKSAAN HIV

Metode : Rapid Test

Reaksi : Immunochromatography

Tujuan : Pemeriksaan HIV digunakan untuk mendeteksi secara cepat

antibodi HIV di dalam serum, plasma atau darah manusia.

Prinsip : Pemeriksaan HIV adalah Screening Rapid

immunochromatografi untuk mendeteksi antibodi HIV. Sampel

akan mengalir karena adanya penyerapan, dan berikatan dengan

colloid gold conjugate yang terdapat pada daerah sampel. Jika

sampel mengadung antibodi terhadap HIV, maka akan terbentuk

kompleks Antibodi-antigen-conjugate, sehingga akan berbentuk

garis berwarna di daerah test. Apabila tidak terdapat antibodi

HIV di dalam sampel maka tidak timbul warna di daerah garis

test.

Alat :

1. Tabung Reaksi 6. Tissue

2. Sentrifuge  Reagensia :

3. Cup / Botol penampung serum 1. Tes card/strip HIV (SD, Intec,

4. Mikropipet Oncoprobe)

5. Yellow tip 2. HIV diluent buffer

Sampel : Serum atau plasm


69

Langkah Kerja :

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Untuk tes card SD, pipet Serum dengan pipet yang telah tersedia didalam reagen

(10µl) lalu teteskan pada tes strip. Tambahkan 4 tetes buffer pada strip tes, inkubasi dan

baca hasil selama kurang lebih 20 menit.

3. Untuk tes card Intec, teteskan 1 tetes serum pada tes strip kemudian tambahkan 2 tetes

buffer dan inkubasi dan baca hasil selama kurang lebih 20 menit

4. Untuk tes card Oncoprobe teteskan 1 tetes serum pada tes strip kemudian tambahkan

2 tetes buffer, inkubasi dan baca hasil selama kurang lebih 20 menit

5. Amati garis yang terbentuk dan laporkan hasil

Interpretasi Hasil

Reaktif : Terbentuk dua garis berwarna, pada garis test (T) dan garis control (C).

Non Reaktif : Terbentuk satu garis warna pada zona garis control (C) saja

Invalid/tes gagal : Jika tidak timbul garis warna pada zona control maka tes di

nyatakan gagal. Ulangi tes tersebut dengan reagen/tes strip baru.

Catatan : Apabila R1 = Reaktif  R2, R2 = Reaktif  R3, R3 = Reaktif, pelaporan

hasil = Reaktif

Apabila R1 = Reaktif  R2, R2 = Non Reaktif diulang kembali R1&R2, apabila hasil

pengulangan Non Reaktif maka pelaporan hasil = Reaktif, apabila hasil Reaktif dilanjutkan

ke R3, R3 = Reaktif, pelaporan hasil = Indeterminate


70

Apabila R1 = Non Reaktif, pelaporan hasil = Non Reaktif

10. PEMERIKSAAN Anti HCV

Metode : Rapid Test

Reaksi : Immunochromatography

Tujuan : Pemeriksaan HCV Rapid merupakan penembangan test

imunokromatografi cepat (10 – 30 menit) dimaksudkan sebagai test

skrinning awal untuk mendeteksi HCV dalam serum / plasma dan

mendukung diagnose Hepatitis B.

Prinsip : Pemeriksaan Anti HCV Rapid adalah Screening Rapid

immunochromatografi untuk mendeteksi antibodi HCV. Sampel akan

mengalir karena adanya penyerapan, dan berikatan dengan colloid gold

conjugate yang terdapat pada daerah sampel. Jika sampel mengandung

antibodi terhadap HCV maka akan terbentuk kompleks antbodi-antigen-

conjugate, sehingga akan terbentuk garis berwarna di daerah test.

Apabila tidak terdapat antibodi HCV di dalam sampel maka akan

timbul warna di daerah garis test.

Alat : 1. Oncoprobe HCV Rapid Test

1. Sentrifuge 2. HCV diluent buffer

2. Cup / Botol penampung serum Sampel : Serum atau plasma

3. Mikropipet

4. Yellow tip

5. Tissue

Reagensia :
71

Langkah Kerja :

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Keluarkan test card dari bungkusnya

3. Gunakan mikropipet teteskan serum atau plasma 5µl ke lubang sampel atau

menggunakan pipet disposable untuk sampel yang tersedia.

4. Tambahkan 2 tetes buffer (80µl) dengan dropper yang tersedia ke dalam lubang

sampel.

5. Biarkan atau inkubasi selama 20 menit.

6. Baca hasil dengan mengamati jumlah garis merah yang terbentuk.

7. Melaporkan hasil.

Interpretasi Hasil

Positif :

Terbentuk dua garis berwarna, satu pada zona garis test dan satu pada zona

garis control. Hal ini berarti pada serum atau plasma terdapat Antibodi HCV.

Negatif :

Terbentuk satu garis warna pada zona garis control saja. Ini berarti pada serum

atau plasma tidak terdapat Antibodi HCV.

Invalid / Test Gagal

Jika tidak timbul garis warna pada zona control maka test dinyatakan gagal,

ulangi test dengan alat baru.

Catatan Penting : hasil test tetap dianggap positif walaupun warna garis pada zona garis test

lebih gelap atau lebih terang daripada warna garis zona garis control.
72

11. PEMERIKSAAN VDRL

Tujuan : Untuk mendeteksi adanya antibodi nontreponemal pada serum pasien

Prinsip : Adanya antibodi pada serum pasien akan bereaksi dengan antigen

lipoid yang terkandung dalam reagen VDRL membentuk gumpalan atau aglutinasi yang

terlihat jelas pada mikroskop.

Metode : Aglutinasi

Alat dan Bahan :

White slide, mikropipet, batang pengaduk, tissue, reagen VDRL, serum

Langkah Kerja :

1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

2. Teteskan 20µl reagen VDRL pada white slide

3. Teneteskan 50 µl tetes serum pada white slide

4. Campur reagen dan serum dengan menggunakan batang pengaduk hingga homogen

5. Goyang-goyangkan selama 8 menit dan mengamati aglutinasi terbentuk

6. Laporkan hasil.

 Interpretasi Hasil :

Positif (+) : Terbentuk aglutinasi (gumpalan pasir halus)

Negatif (-) : Tidak terjadi aglutinasi


73

12. PEMERIKSAAN CD4

Alat : PIMA CD4 Analyzer

Bahan : Darah EDTA

Langkah Kerja :

1. Siapkan semua alat dan bahan

2. Mulai lakuan running test dengan menyalakan PIMA Analyzer dengam

menekan tombol power ON di belakang alat (±5 detik)

3. Klik OK (√) pada keyboard, lalu pintu slot cardridge akan terbuka dan

layar akan menampilkan “insert new cardridge”

4. Lakukan running PIMA bead standart (low and normal) dengan

memasukkan cardridge pima bead hingga terdengar “klik” dan alat akan

secara otomatis menarik cardridge kedalam mesin

5. Masukkan nama operator dan nama sampel (max 20 karakter)

6. Tunggu hasil keluar selama ±20 menit. Setelah selesai, keluarkan

cardridge. Print hasil analisis dengan menekan tombol OK (√)

7. Ulangi langkah nomor 4 untuk melakukan analisa sampel dengan

memasukkan cardridge yang telah ditambahkan sampel

8. Catat dan laporkan hasil

9. Setelah selesai, matikan alat melalui menu utama. Klik (x) hingga muncul

tampilan “main menu”. Lalu pilih “power off” dan klik OK (√)

Interpretasi Hasil:

Normal : > 500 c/µL


74

13. PEMERIKSAAN NARKOBA

Metode : Rapid Test

Prinsip : Pada strip mengandung konjugat anti narkoba. Substrat urine yang

mengandung drugs akan bereaksi dengan konjugat tersebut.

Alat : Tes card/strip (Methamphetamin, Amphetamin, Morphin, THC,

dan Benzodiazepam), pipet pada reagen strip

Bahan : Urine

Langkah Kerja :

1. Siapkan semua alat dan bahan

2. Teteskan 3 tetes urine pada ketiga jenis tes strip menggunakan pipet plastik

yang telah tersedia

3. Tunggu reaksi selama ± 5 menit

4. Amati hasil reaksi yang terjadi dan laporkan

Interpretasi Hasil:

Positif (+) : Terbentuk satu garis berwarna, pada garis control.

Negatif (-) : Terbentuk dua garis warna pada zona garis control dan test

Invalid/tes gagal : Jika tidak timbul garis warna pada zona control maka tes

dinyatakan gagal. Ulangi tes tersebut dengan reagen/tes strip baru.


75

14. PEMERIKSAAN HORMON dan PEMERIKSAAN TUMOR

MARKER (ELFA)

Metode : ELFA (Enzyme Linked Flourescent Assay)

Alat : VIDAS

Reagen : Vidas Diluent Buffer (digunakan sesuai jenis pemeriksaan)

Bahan : Serum atau Plasma heparin

Langkah Kerja :

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Keluarkan reagen dari refrigenerator dan biarkan 30 menit pada suhu kamar.

3. Siapkan reagen strip vidas untuk tiap tes

4. Masukkan serum atau plasma ke dalam sampel well pada reagen strip sesuai

dengan volume yang ditentukan

- Pemeriksaan hormon :

 T3 : 100 µL

 T4 : 200 µL

 FT3 : 100 µL

 FT4 : 100 µL

 TSH : 200 µL

- HBs Ag ELFA : 150 µL

- Tumor Marker :

 CEA : 200 µL

 PSA : 200 µL

 AFP :100 µL

 CA 125 : 200 µL
76

5. Letakkan reagen strip yang telah berisi sampel pada kolom yang telah

ditentukan.

6. Masukkan Reagen vidas sesuai dengan jenis pemeriksaan

7. Masukkan sampel ID, dengan scan barcode

8. Pilih pemeriksaan yang akan dilakukan

9. Klik create pada komputer

10. Klik lingkaran berwarna merah pada kolom sample ID

11. Klik toolbar bergambar rak / kolom untuk memulai pemeriksaan

12. Pemeriksaan akan selesai dalam 40 - 60 menit.

3.5 LABORATORIUM MIKROBIOLOGI


77

1. TEKNIK PEWARNAAN GRAM

Tujuan :

- Untuk mengetahui morfologi dan sifat pewarnaan mikroba yang akan

diperiksa

- Untuk mengetahui perbedaan kuman gram positif dan gram negative

Alat dan Bahan :

Objek glass, ose loop, pz, pembakar spiritus, jembatan pewarnaan, pewarna

gram (karbol gentian violet, lugol, alcohol 96%, safranin)

Prosedur Kerja

1) Membuat sediaan diatas obyek glass

2) Fiksasi diatas nyaa apinsebanyak 3x, lalu dinginkan pada suhu kamar

3) Letakkan sediaan diatas rak pewarnaan

4) Tuangkan larutan krystal violet diatas sediaan, diamkan selama 1 menit

dan bilas dengan air mengalir

5) Larutan krystal violet dibuang, tuangi dengan lugol selama 1 menit lalu

bilas kembali dengan air

6) Lugol dibuang, tuangi dengan aceton/alkohol96% hingga warna pada

sediaan luntur. Kemudia cuci dengan air hingga bersih

7) Tuangi sediaan dengan larutan safranin lalu diamkan selama 1 menit

8) Cuci dengan air mengalir dan keringkan di udara terbuka

9) Setelah kering, lihat dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x

mengunakan oil imersi

Hasil
78

- Bakteri gram positif akan menyerap cat karbol gentian violet, sehingga

akan terlihat bakteri berbentuk coccus berwarna ungu

- Bakteri gram negative akan menyerap warna dari safranin, sehingga akan

terlihat warna bakteri berbentuk batang dan berwarna merah.

2. TEKNIK PEWARNAAN BTA (ZIEHL NEELSEN)

Tujuan

Untuk mengetahui adanya basil tahan asam dari bahan yang akan diperiksa

Alat dan Bahan :

Ose loop, obyek glass, pembakar spiritus, dahak, jembatan pewarnaan,

cetakan ukuran dan bentuk sediaan, pewarna BTA (karbol fuchsin, HCl

alcohol, Methilen Blue)

Prosedur Kerja :

1) Siapkan kaca obyek yang baru dan beri nomor identitas pasien pada ujung

kaca frosted

2) Buatlah sediaan menggunakan ose atau lidi yang sudah dipipihkan

ujungnya dengan ukuran 2x3cm denga permukaan yang rata

3) Keringkan di udara kemudian fiksasi diatas nyala api sebanyak 3x

4) Letakkan sediaan dengan bagian apusa menghadap keatas pada rak

pewarnaan

5) Genangi seluruh permukaan seiaan dengan carbol fuchsin

6) Panasi dari dari bawah dengan menggunakan sulut api sampai keluar asap

putih, namun jangan sampai mendidih

7) Diamkan selama 5 menit


79

8) Bilas sediaan dengan air mengalir dengan hati-hati

9) Genangi sediaan dengan asam alcohol sampai tidak terlihat warna dari cat

yang sebelumnya

10) Genangi sediaan dengan methylen blue selama 10-20 detik lalu bilas

sediaan dengan air mengalir

11) Keringkan sediaan diatas rak pengering hingga kering, lalu lihat dibawah

mikroskop dengan perbesaran obyektif 100x menggunakan oil imersi.

Bakteri tahan asam akan tampak berwarna merah berbentuk basil dan yang

lainnya akan tampak warna biru

12) Laporkan hasil pengamatan menurut IVAT (Internasional Union Againts

Tuberculosis)

Interpretasi hasil :

Keadaan Mikroskop Cara Pelaporan


1. Tidak ditemukan BTA / 100 6. BTA negative
LP 7. 1-9 BTA / 100LP (scanty)
2. 1-9 BTA / 100LP 8. +1
3. 10-99 BTA / 100LP 9. +2
4. 1-10 BTA / 1LP 10. +3
5. > 10 BTA / 1 LP
80

3. KULTUR URINE

Kultur Urine

Media CLED Media BAP Media MC

Pewarnaan Gram

Gram positif Gram negative

Uji Katalase Manual API


TSIA
LIA
SC
Urea
Uji Sensitivitas menggunakan media MH SIM

Membuat Suspensi kuman dengan


Uji Sensitivitas menggunakan media MH
kekeruhan 0,5 Mac Farland

Ket :
81

: Inkubasi pada suhu 35-37°C selama 1x24jam

: Pengukuran hasil zona hambat dari uji sensitivitas yang sudah

dilakukan untuk mengetahui daya hambat kumat terhadap

antibiotic

Pelaporan Hasil :
Diukur diameter zona hambat dari masing-masing antibiotik, kemudian

untuk menentukan antibiotik tersebut Resisten (R), Intermediet (I), atau Sensitive

(S) terhadap kuman yang ditemukan dapat dilihat pada tabel yang dijadikan

sebagai pedoman.

4. KULTUR PUS

Kultur Pus

Media BAP Media MC


Pewarnaan Gram 82

Gram positif Gram negative

Uji Katalase Manual API


TSIA
LIA
SC
Urea
Uji Sensitivitas menggunakan media MH SIM

Uji Sensitivitas menggunakan media MH

Ket :
83

: Inkubasi pada suhu 35-37°C selama 1x24jam

: Pengukuran hasil zona hambat dari uji sensitivitas yang sudah

dilakukan untuk mengetahui daya hambat kumat terhadap

antibiotic

Pelaporan Hasil :
Diukur diameter zona hambat dari masing-masing antibiotik, kemudian

untuk menentukan antibiotik tersebut Resisten (R), Intermediet (I), atau Sensitive

(S) terhadap kuman yang ditemukan dapat dilihat pada tabel yang dijadikan

sebagai pedoman.

5. KULTUR CAIRAN TUBUH

Kultur Cairan Tubuh (Darah, LCS)

Media HIB
Media BAP Media MC

84

Pewarnaan Gram
Bila pada 1x24jam tidak ada
pertumbuhan, inkubasi dilanjutkan
hingga 5x24jam
Gram positif Gram negative

Uji Katalase Manual API


TSIA
LIA
SC
Urea
Uji Sensitivitas menggunakan media MH SIM

Uji Sensitivitas menggunakan media MH

Ket :
85

: Inkubasi pada suhu 35-37°C selama 1x24jam

: Pengukuran hasil zona hambat dari uji sensitivitas yang sudah

dilakukan untuk mengetahui daya hambat kumat terhadap

antibiotic

Pelaporan Hasil :
Diukur diameter zona hambat dari masing-masing antibiotik, kemudian

untuk menentukan antibiotik tersebut Resisten (R), Intermediet (I), atau Sensitive

(S) terhadap kuman yang ditemukan dapat dilihat pada tabel yang dijadikan

sebagai pedoman.

6. KULTUR FAECES

Kultur Faeces

Media TCBS Media BAP Media MC Media SSA


Pewarnaan Gram
86

Gram positif Gram negative

Uji Katalase Manual API


TSIA
LIA
SC
Urea
Uji Sensitivitas menggunakan media MH SIM

Uji Sensitivitas menggunakan media MH

Ket :
87

: Inkubasi pada suhu 35-37°C selama 1x24jam

: Pengukuran hasil zona hambat dari uji sensitivitas yang sudah

dilakukan untuk mengetahui daya hambat kumat terhadap

antibiotic

Pelaporan Hasil :
Diukur diameter zona hambat dari masing-masing antibiotik, kemudian

untuk menentukan antibiotik tersebut Resisten (R), Intermediet (I), atau Sensitive

(S) terhadap kuman yang ditemukan dapat dilihat pada tabel yang dijadikan

sebagai pedoman.

7. API ( ANALITICAL PROFILE INDEKS)


88

Alat : Spirtus, Pipet tetes sekali pakai, Korek api, API (Analitical Profile

Indeks)

Bahan : Suspensi bakteri, Aquadest, Oil

Prosedur API :

1. Dibuat suspensi kuman dengan 5 ml PZ kekeruhannya dibandingkan

dengan standart Mc Farland 0,5.

2. API di beri aquadest terlebih dahulu agar suspensi sampel kuman tidak

kering saat melakukan tes pada alat API dan tidak kering saat diinkubasi.

3. Kemudian suspensi di masukkan ke tiap-tiap tabung API yang meliputi :

ONPG, ADH, LDC, ODC, CIT, H2S, URE, TDA, IND, VP, GEL, GU,

MAN, INO, SOR, RHA, SAC, MEL, AMY, ARA. Pengisian suspensi

kuman hanya diisi sampai tanda garis.

4. Untuk tabung CIT, VP, dan GEL di isi suspensi kuman sampai penuh

5. Untuk tabung ADH, LDC, ODC, H2S, URE ditambahkan oil.

6. Di inkubasi dengan suhu 37oC selama 24 jam.

7. Dan untuk melihat hasil TDA, IND, dan VP di tambahkan reagen, yaitu:

a. TDA = reagen TDA

b. IND = reagen james

c. VP = VP1+VP2

8. Hitung hasil tes yang positif kemudian jumlahkan hasil positif dan

masukkan pada aplikasi API WEB kemudian pilih API 20E.

9. Baca hasil API pada aplikasi API WEB.


89

10. Kemudian akan muncul nama bakteri dan spesiesnya dalam satuan %,

selanjutnya hasil dapat dikeluarkan.

8. PENERIMAAN SAMPEL DAHAK

Sampel dahak yang diterima terdiri dari 3 wadah, yaitu

- Dahak pada sebelum tidur

- Dahak pagi setelah bangun tidur

- Dan dahak sewaktu (akan berangkat ke lab)


90

Setelah menerima sampel, dahak dibuat preparat dan dikeringkan dengan udara

terbuka, jangan menggunakan tissue. Setelah kering, preparat yang sudah dibuat,

difiksasi dan dilakukan pengecatan BTA dengan metode Ziehl Nelssen. Setelah

itu dilihat dibawah mikroskop dengan perbesaran obyektif 100x.

9. PEMERIKSAAN SWAB VAGINA

Prinsip Pemeriksaan : Membuat preparat dari swab vagina kemudian dicat

dengan pewarnaan gram.

Tujuan : Untuk mengetahui bakteri dan jamur yang terdapat

pada swab vagina.

Alat : Objek glass, Spirtus, Penjepit, Korek api, Spidol,

Jembatan pewarnaan, Mikroskop, Reagen pewarnaan

gram, Oil imersi

Prosedur :

1. Buatlah sediaan di atas kaca objek glass.

2. Fiksasi diatas nyala api sebanyak 3x, dinginkan selama 1 menit.

3. Letakkan sediaan di atas rak pewarnaan.

4. Tuangkan larutan kristal violet diatas sediaan, diamkan selama 1 menit.

5. Larutan kristal violet dibuang, tuangi dengan lugol selama 1 menit.

6. Lugol dibuang, tuangi dengan aceton atau alcohol 96% hingga warna pada

sediaan luntur.

7. Kemudian cuci dengan air sampai bersih.


91

8. Kemudiaan tuangi sediaan dengan larutan safranin selama 1 menit.

9. Cuci dengan air dan keringkan di udara.

10. Setelah kering lihat dibawah mikroskop pembesaran 100x menggunakan

minyak imersi.

Pelaporan Hasil

Dilaporkan ada atau tidaknya : Bakteri gram (-) dan (+)

Jamur Candida, Jumlah leukosit per LP

10.PEMERIKSAAN HAPUSAN MALARIA

Prinsip : Membuat hapusan darah untuk pemeriksaan tetes tipis, dengan

cara hapusan darah difiksasi methanol lalu di cat dengan giemsa

dan diperiksa bentuk atau stadiumnya dibawah mikroskop.

Tujuan : Pemeriksaan hapusan malaria untuk melihat spesies plasmodium

dan bentuk stadiumnya.

Alat : Obyek glass, Mikroskop, Pipet tetes, Cat induk giemsa, Alkohol

70 %, Alkohol 96 %, Aquadest, Buffer Phospat, Oil imersi

Prosedur :

A. Pembuatan Tetes Tipis Malaria

1. Siapkan alat, reagen, dan bahan yang diperlukan

2. Darah diteteskan pada obyek glass yang bersih dan bebas lemak

3. Kemudian membuat hapusan darah.

B. Pewarnaan Preparat

1. Darah yang sudah kering difiksasi dengan metanol selama 1-2 menit.

2. Buang sisa metanol, kemudian keringkan.

3. Setelah itu, genangi hapusan tersebut dengan giemsa selama 20 menit.


92

4. Buang cat dan bilas preparat dengan air mengalir.

5. Keringkan preparat pada suhu kamar.

6. Amati preparat dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x dan

tambahkan oil imersi.

7. Catat dan laporkan hasil pengamatan.

Pelaporan Hasil :

Dilaporkan spesies plasmodium yang ditemukan dan stadiumnya.

11. PEMERIKSAAN FAECES LENGKAP

A. Makroskopis

1. Prinsip : Warna, keadaan dan konsistensi faeces merupakan suatu

indikasi bahwa faeces tersebut patologis atau tidak.

Dengan mengamati hal-hal tersebut maka kita dapat

mengetahui sifat patologis dari faeces tersebut.

2. Tujuan : Untuk mengetahui warna, keadaan serta konsistensi dari

faeces.

3. Alat : Botol penampung

4. Bahan : Faeces

5. Prosedur :

Sampel diamati mengenai :

1. Warna ( kuning, abu – abu coklat, hitam ).

2. Bau ( busuk, khas ).

3. Konsistensi ( padat / keras, lembek, cair).

4. Lendir ( sambil diaduk dengan lidi agar diketahui ada tidaknya

lendir).
93

5. Darah

B. Mikroskopis

1. Prinsip : Membuat preparat dari sampel faeces dengan

menambahkan eosin sebagai pewarna, kemudian diamati

dibawah mikroskop dengan perbesaran obyektif 40x.

2. Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri dan parasit

pada faeces pasien.

3. Alat : Obyek glass, Cover glass, Pipet tetes, Mikroskop, Lidi

4. Reagensia : Eosin

5. Prosedur :

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Teteskan 1-2 tetes eosin pada obyek glass.

3. Dengan menggunakan lidi, ambil sedikit sampel faeces pada botol

penampung kemudian ratakan pada obyek glass yang telah ditetesi

eosin.

4. Tutup preparat dengan cover glass.

5. Amati preparat di bawah mikroskop dengan perbesaran lensa obyektif

40x.

6. Laporkan hasil yang ditemukan.

6. Pelaporan Hasil :

Untuk pemeriksaan mikroskopis dilaporkan mengenai eritrosit, leukosit,

bakteri, serat makanan, Trichomonas, amuba dan jamur.

Contoh pelaporan hasil :

Nama : Ny. Husni


94

Alamat : Madiun

Hasil :

Makroskopis : Warna = kuning

Bau = khas

Konsistensi = lembek

Darah = (-) / negatif

Lendir = (-) / negatif

Mikroskopis : Eritrosit = 0-1

Leukosit = 0-1

Bakteri = (-) / negatif

Serat makanan= (+) / positif

Trichomonas = (-) / negatif

Amuba = (-) / negatif

Jamur = (-) / negative


95
96
97
98
99

Anda mungkin juga menyukai