Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“TEORI-TEORI ETIKA”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Aspek Legal Kebidanan di Program
Studi Profesi Bidan

Dosen Pembimbing: Siti Patimah, SST, M.Keb

Disusun oleh:

Ailela Nurul MK (P20624520001)

Annisa Khoirussani (P20624520005)

Debby Juanita P (P20624520009)

Dewi Novianti (P20624520013)

Eneng Sopa Samrotul P (P20624520017)

Fitri Maulida (P20624520021)

Izma Siti R (P20624520025)

Nova Setiani (P20624520029)

Salsabila Qutrotunada (P20624520034)

Silviana Beby Ayu (P20624520038)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN TASIKMALAYA
TAHUN 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
A. Latar belakang ................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 5
C. Tujuan ............................................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6
A. Teori-Teori Etika ............................................................................................................ 6
B. Etika Profesi Bidan ......................................................................................................... 7
C. Pengertian Etika dalam Kehidupan Bermasyarakat ...................................................... 10
D. Pentingnya Etika Profesi Bidan dalam Pelayanan Kebidanan ...................................... 12
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 15
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah swt atas limpahan nikmat sehat-nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul teori-teori etika.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
Aspek Legal Kebidanan yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Tasikmalaya, 18 Februari 2021

Penyusun

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena lingkup
kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Karena itu,selain mempunyai
pengetahuan dan keterampilan agar dapat diterima di masyarakat bidan juga harus
memiliki etika yang baik sebagai pedoman bersikap atau bertindak dalam memberikan
suatu pelayanan khususnya pelayanan kebidanan. Agar mempunyai etika yang baik dalam
pendidikannya, bidan di didik etika dalam mata kuliah Etika Profesi,namun semuanya
mata kuliah tidak ada artinya jika peserta didik tidak mempraktekkannya dalam
kehidupannya di masyarakat.
Pada masyarakat daerah, bidan yang dipercaya adalah bidan yang beretika, hal ini
tentu akan sangat menguntungkan,baik bidan yang mempunyai etika yang baik karena
akan mudah mendapatkan relasi dengan masyarakat sehingga masyarakat juga akan
percaya pada bidan. Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama di berbagai
tempat, dimana sering terjadi karena kurang pemahaman para praktisi pelayanan
kebidanan terhadap etika. pelayanan kebidanan adalah proses yang menyeluruh sehingga
membutuhkan bidan yang mampu menyatu dengan ibu dan keluarganya. Bidan harus
berpartisipasi dalam memberikan pelayanan kepada Ibu sejak konseling pra konsepsi,
skrining antenatal, pelayanan intrapartum, perawatan intensif pada neonatal, dan post
partum serta mempersiapkan ibu untuk pilihannya meliputi persalinan di rumah, kelahiran
SC dan sebagainya.
Bidan sebagai pemberi pelayanan harus menjamin pelayanan yang profesional dan
akuntabilitas aspek legal dalam pelayanan kebidanan. bidan sebagai praktisi pelayanan
harus menjaga perkembangan praktik berdasarkan evidence based (fakta yang ada)
sehingga berbagai dimensi etik dan bagaimana kedekatan dengan etika merupakan hal
yang penting untuk digali dan dipahami.
Dari uraian di atas, makalah ini membahas tentang etika profesi bidan dalam
masyarakat agar pembacanya dapat termotivasi dan terpacu untuk menjadi bidan yang
beretika, profesional dan berdedikasi tinggi dikalangan masyarakat yang dapat dipelajari
dalam kode etik bidan dan etik profesi

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja teori-teori etika?
2. Bagimana etika profesi bidan?
3. Bagimana pengaruh etika di lingkungan masyarakat?
4. Bagimana pentingnya etika profesi bidan dalam pelayanan kebidanan?

C. Tujuan
1. Mengetahui teori-teori etika
2. Mengetahui etika profesi bidan
3. Mengetahui pengaruh etika di lingkungan masyarakat
4. Mengetahui pentingnya etika profesi bidan dalam pelayanan kebidanan

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori-Teori Etika
Etika didasari oleh filosofi moral yang diaplikasikan dalam setiap sendi kehidupan
manusia. Ada kecenderungan untuk menganggap moral berkaitan dengan masalah
seksualitas. Namun, tentunya hal ini berkaitan dengan kebenaran dan kesalahan atau
seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan. Ada tiga level etika pada ummnya antara
lain:
a. Meta-ethics : melibatkan filosofi yang lebih dalam untuk memeriksa sebuah hal yang
abstrak, untuk mengetahui apa yang kita maksud benar atau salah. Dalam situasi
sehari-hari, kita tidak punya waktu untuk tingkat pertimbangan ini karena
memerlukan waktu untuk pemikiran yang lebih rumit;
b. Ethical theory : bertujuan untuk menciptakan mekanisme pemecahan masalah seperti
dalam hal matematika, tercipta formula/rumus untuk memecahkan masalah yang
berkaitan dengan bidangnya; dan
c. Practical Ethics : seperti yang disarankan, adalah bagian aktif di mana karya para
filsuf moral dipraktikkan.

Bidan diharuskan untuk tidak hanya selalu up to date dalam hal kompetensi (kognitif,
psikomotor dan afeksi), tetapi juga harus dapat memahami dan menguasai ranah hukum/
kebijakan dan etika serta norma-norma yang ada. Adapun beberapa teori yang melandasi
etika kebidanan antara lain:

1. Teori Utilitarisme
Mengutamakan adanya konsekuensi kepercayaan adanya kegunaan, semua
manusia memiliki perasaan senang dan sakit. Prinsip umum dari utilitarisme adalah
didasarkan bahwa tindakan moral menghasilkan kebahagiaan yang besar bila
menghasilkan jumlah atau angka yang besar.
Bentuk utilitarisme ada dua yaitu :
 Utilitarisme berdasarkan tindakan : bahwa setiap tindakan ditujukan untuk
keuntungan.
 Utilitarisme beradasarkan aturan : bahwa setiap tindakan didasarkan pada prinsip
kegunaan dan aturan moral.

6
2. Teoti Deontology
 Menurut Immanuel Kant : sesuatu dikatakan baik dalam arti sesungguhnya adalah
kehendak yang baik oleh kehendak manusia.
 Menurut W.D Ross : Setiap manusia punya intuisi akan kewajiban dan semua
kewajiban berlaku langsung pada diri kita.

Kewajiban untuk melakukan kebenaran adalah kewajiban utama, termasuk


kesetiaan, ganti rugi, terima kasih, keadilan, berbuat baik dan sebagainya. Memahami
kewajiban akan membuat seseorang terhindar dari konflik atau dilema.

3. Teori Hedonisme
Sesuai kodratnya setiap manusia mencari kesenangan dan menghindari
ketidaksenangan. Hal terbaik adalah menggunakan kesenangan dengan baik dan tidak
terbawa oleh kesenangan. Dalam menilai kesenangan, tidak hanya kesenangan
inderawi, tetapi juga kebebasan dari rasa nyeri, serta kebebasan dari keresahan jiwa.
Kita sebut baik jika meningkatkan kesenangan dan sebaliknya dinamakan jahat jika
mengurangi kesenangan atau menimbulkan ketidak senangan.

4. Teori Eudemonisme
Menurut Aristoteles, dalam setiap kegiatan manusia mengejar suatu tujuan,
ingin mencapai sesuatu yang baik bagi. Semua orang akan setuju bahwa tujuan hidup
akhir manusia adalah kebahagiaan (eudemonia). Keutamaan dalam mencapai
kebahagiaan melalui keutamaan intelektual dan moral.

B. Etika Profesi Bidan


Etika profesi menurut Keiser dalam (Suhrawardi Lubis, 1994:6-7) adalah sikap hidup
berupa keadilan untuk memberikan pelayananprofessional terhadap masyarakat dengan
penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas
berupa kewajiban terhadap masyarakat.

Berikut merupakan prinsip Etika Profesi :

 Tanggung Jawab
 Keadilan
 Otonomi

7
1. Etika Pelayanan Kebidanan
Dalam pemberian layanan kebidanan, bidan haruslah berlandaskan pada fungsi dan
moralitaspelayanan kebidanan yang meliputi :
 Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya bidan dan klien
 Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yang
merugikan atau membahayakan orang lain
 Menjaga privacy setiap individu
 Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya
 Dengan etik kita mengatahui apakah suatutindakan itu dapat diterima dan apa
alasannya
 Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu
masalah
 Menghasilkan tindakan yang benarMendapatkan informasi tentang hal yang
sebenarnya
 Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku / perilaku manusia antara baik,
buruk, benar atau salah sesuai dengan moral yang berlaku pada umumnya
 Berhubungan dengan pengaturan hal-hal yang bersifat abstrak
 Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik
 Mengatur halhal yang bersifat praktik
 Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata
cara di dalam organisasi profesi
 Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yang
biasa disebut kode etik profesi.

2. Pelaksanaan Etika dalam Pelayanan Kebidanan


Bidan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan menggunakan prinsip sebagai
berikut Prinsip kerja bidan adalah:
 Kompeten dalam pelayanan kebidanan
 Praktek berdasarkan fakta / evidance based
 Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
 Pemakaian teknologi secara etis
 Memahami perbedaan budaya dan etnik

8
 Memberdayakan / mengajarkan untukpromosi, informed choice dan ikut serta
dalam pengambilan keputusanSabar tapi rasional, advokasi
 Bersahabat dengan perempuan, keluarga dan masyarakat

3. Kode Etik Bidan


Pengertian kode etik adalah norma – norma yang harus diindahkan oleh setiap
profesi dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat.
Kode etik juga diartikan sebagai suatu ciri profesi yang bersumber darinilai – nilai
internal dan eksternal suatu disiplinilmu dan merupakan pengetahuan komprehensif
suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan
pengabdian profesi. Umumnya kode etik ditetapkan oleh profesi sendiri dalam suatu
kongres. Kode etik harus menjadi self regulation dari profesi. Agar kode etik berhasil
dengan baik, maka pelaksanaannya sebaiknya diawasi dan dikontrol.

4. Tujuan Kode Etik


Secara umum tujuan merumuskan kode etik adalah untuk kepentingan anggota dan
organisasi, meliputi :
 Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi.
 Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
 Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
 Untuk meningkatkan mutu profesi

5. Kode Etik Bidan Indonesia


Kode etik profesi bidan merupakan suatu ciri profesi bidan yang bersumber
dari nilai – nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan
komprehensif profesi bidan yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam
melaksanakan pengabdian profesi. Kode etik profesi bidan juga merupakan suatu
pedoman dalam tata cara dan keselarasan dalam pelaksanaan pelayanan profesional
bidan. Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun tahun 1986 dan disyahkan
dalam Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia (IBI) X tahun 1988, dan petunjuk
pelaksanaannya disyahkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IBI tahun 1991.
Kode etik bidan Indonesia terdiri atas 7 (tujuh) bab, yang dibedakan atas tujuh bagian:
a. Kewajiban bidan terhadap klien danmasyarakat (6 butir)
9
b. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)
c. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir)
d. Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir)
e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir)
f. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air (2 butir)
g. Penutup (1 butir)

6. Kode Etik Bidan Internasional


Kode etik kebidanan Internasional menghargai perempuan berdasarkan HAM,
mencari keadilan bagi semua dalam memperoleh akses terhadappelayanan kesehatan
didasarkan atas hubungan yang saling menguntungkan dengan penuh hormat, saling
percaya bermartabat bagi seluruh anggota masyarakat. Operasionalisasi kode etik
kebidanan, kewajiban profesi, peningkatanpengetahuan dan praktik kebidanan. Kode
etik kebidanan internasional adalah sebagai berikut :
 Hubungan dengan perempuan sebagai klien
 Praktik kebidanan
 Kewajiban profesi bidan
 Peningkatan pengetahuan dan praktik kebidanan

C. Pengertian Etika dalam Kehidupan Bermasyarakat


Etika dalam kehidupan bertetangga dan bermasyarakat adalah aturan prilaku, adat
kebiasaan manusia dalam kehidupan betetangga dan bermasyarakat antara sesama dan
menegaskan mana yang benar dan mana yang salah. Etika dalam masyarakat berkembang
sesuai dengan adat istiadat , kebiasaan, nilai dan pola perilaku manusia terkait dengan
situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat. Etika yang menyoroti
secara rasional dan kritis tentang apa yang diharapkan manusia mengenai sesuatu yang
bernilai.
1. Manfaat Etika dalam Kehidupan Bertetangga Dan Bermasyarakat
a. danya rasa saling menghargai antar tetangga dalam kehidupan bermasyarakat
kehidupan bertetangga akan lebih hangat dan harmonis
b. Terciptanya kerukunan, rasa saling tolong menolong dan rasa gotong royong antar
sesama
c. Timbulnya rasa empati kepada sesama tetangga

10
d. Timbulnya keorganisasian yang memiliki manfaat bagi kehidupan masyarakat
e. Terhindar dari berbagai konflik yang berarti
f. Etika membuat seorang manusia memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan
menghargai kehidupannya
g. Etika memberikan self control bagi manusia agar dapat menyadari apa yang
sedang ia lakukan dan tahu apa yang seharusnya dilakukan
h. Etika mengajarkan agar manusia dapat mawas diri artinya manusia
memperhitungkan apa yang akan dilakukannya dan bagaimana pandangan orang
lain terhadap perilakunya.

2. Peranan Etika dalam Kehidupan Bermasyarakat


Etika menyelidiki pernyataan-pernyataan moral yang merupakan perwujudan dari
pandangan dan persoalan dalam bidang moral. Dan etika menjadi tolak ukur dalam
menghadapi berbagai perbedaan moral yang ada di masyarakat. Sehingga masyarakat
dapat berargumentasi secara rasional dan kritis serta dapat mengambil sikap wajar
dalam menghadapi sesamanya.
Contoh penerapan etika dalam kehidupan bermasyarakat
 Membiasakan mengucapkan salam jika bertemu muka dengan orang lain seperti
(assalamualaikum "jika muslim", selamat pagi, siang atau malam, apa kabar,
dsb).Atau dapat juga dengan melambaikan tangan dan menganggukkan badan
tersenyum.
 Bertutur kata dalam pergaulan sehari-hari menggunakan bahasa yang sopan
mudah dimengerti dan benar. Arahkan mata pada lawan bicara, tidak memotong
pembicaraan orang lain kecuali bila terpaksa, namun harus diawali dengan
permintaan maaf.
 Jangan berbicara dengan seseorang sambil mengerjakan pekerjaan lain.
 Apabila dalam pertemuan, menghindari bicara secara berbisik-bisik dengan
seseorang. Menghindari membicarakan orang atau topik yang belum jelas
kebenarannya.
 Dalam bertetangga, mengusahakan menjalin dan menjaga hubungan baik.
 Memberikan pertolongan dan perhatian kepada tetangga yang terkena musibah
dalam batas-batas yang wajar.

11
 Menetapkan pola hidup peduli terhadap lingkungan misalnya membersihkan
halaman, selokan dan sampah.
 Jika ingin menyelenggarakan acara, sebaiknya tetangga diberitahu agar tidak
merasa terganggu.
 Membiasakan berempati terhadap orang lain yang terkena musibah dengan
menjenguk jika sakit, mengunjungi rumahnya dan memberikan semangat serta
mendoakannya.

Contoh lain dari penerapan etika adalah :


 Tidak meludah didepan orang lain
 Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
 Mendengarkan orang yang sedang menerangkan pelajaran atau siapapun yang
sedang berbicara
 Tidak berkata kasar terutama kepada orang yang lebih tua
 Tidak suka mencaci maki orang lain

D. Pentingnya Etika Profesi Bidan dalam Pelayanan Kebidanan


Etika merupakan komponen penting dalam kehidupan karena kita memilih untuk
hidup di tengah masyarakat dan bersama orang lain. Hal ini serupa dengan pentingnya
etika dalam sebuah profesi kesehatan. Profesi kesehatan merupakan profesi yang mulia
yang tujuan utamanya adalah membantu dan menolong manusia lainnya. Seorang Bidan,
perawat, dokter dan tenaga kesehatan lainnya seharusnya memiliki etika yang baik dalam
melayani pasien atau kliennya dalam pelayanan kesehatan. Tanpa etika yang baik,
paramedis atau tenaga kesehatan tidak akan pernah bisa memberikan pelayanan prima ke
pasien yang mana pelayanan prima akan menentukan mutu suatu pelayanan itu sendiri.
Tenaga kesehatan adalah profesi yang berhubungan dengan kesehatan sesorang atau bisa
dikatakan berhubungan dengan nyawa seseorang, ketika kita seorang profesi kesehatan
memberikan pelayanan dengan etika yang baik yang tentunya sesuai dengan SOP
(standart operational prosedur)maka pelayanan kita bisa dikatakan sebagai pelayanan
yang berkualitas. Seperti seorang bidan yang menolong persalinan, seorang perawat yang
memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan pada kecelakaan ataupun seorang
dokter spesialis yang sedang melakukan operasi pada pasien. Semua tenaga tersebut
melakukan tindakan hanya untuk menyelamatkan nyawa seseorang. Tanpa etika yang

12
baik, bisa saja semua tenaga tersebut melakukan tindakan semau mereka, tidak sesuai
prosedur, tidak menjamin keselamatan pasien dan mungkin hanya demi mendapat materi
atau imbalan, seperti yang kita tahu dan sering disampaikan masyarakat bahwa
pelayanan kesehatan terkenal dengan biaya yang besar. Hingga muncul istilah yang sering
viral “yang miskin tidak boleh sakit” ataupun “sehat itu mahal”.
Dalam melakukan pelayanan kita harus berpedoman pada etika profesi dan kode etik
tanpa melanggar hukum. Agar sebagai bidan kita tidak melakukan kesalahan yang fatal
contoh saja dari sebuah berita datang dari bidan Dewi Bahren yang dijerat pasal berlapis
karena dugaan aborsi yang dilakukan di tempat praktiknya (PK, 29/1/2016). Sebagai
masyarakat, kita tentu berpikir bahwa sangatlah tidak etis apabila seorang bidan (juga
pelayan kesehatan lainnya) dapat membantu aborsi (kecuali ada legitimasi 'khusus').
Sebab, jika ditilik lebih lanjut, setiap profesi apapun itu, haruslah memegang teguh etika
profesinya.

Belajar dari Kasus Bidan Dewi


Bidan merupakan satu bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena lingkup
kegiatannya sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Selain mempunyai pengetahuan
dan keterampilan, agar dapat diterima dan dipercaya di masyarakat, bidan juga harus
memiliki etika yang baik sebagai pedoman bersikap dan bertindak dalam memberikan
suatu pelayanan, khususnya pelayanan kebidanan.
Namun, tak dapat disangkal lagi bahwa etika dalam pelayanan kebidanan dan
kesehatan lainnya masih merupakan isu utama di berbagai tempat, karena kurangnya
pemahaman dan pengertian para praktisi kesehatan terhadap etika. Seorang bidan adalah
orang yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia sebab ia membantu para ibu
dalam melahirkan anak-anak mereka baik di rumah maupun di tempat praktiknya.
Kasus Bidan Dewi di atas sejatinya mengatakan kepada kita bahwa sesungguhnya di
tanah air kita, komersialisasi pelayanan kesehatan yang dilakukan dokter, perawat dan
bidan masih terus terjadi. Mengelola tempat praktik bagi paramedis (baca: pelayan
kesehatan) ternyata dapat menjadi big business. Hal ini cenderung menyingkirkan
perhatian terhadap tuntutan-tuntutan etika medis. Oleh karena itu, terjadi kesan seakan-
akan tuntutan etika medis hanya berupa embel-embelan terhadap profesi medis.
Memang atrofi etis bukan hanya dialami oleh profesi medis, melainkan juga oleh
profesi-profesi lain, misalnya oleh profesi bisnis. Terhadap ini, kita perlu menyadari
kembali bahwa etika adalah komponen inheren dari segenap profesi. Tanpa standar-

13
standar etis, tak ada profesi dan tak mungkin ada profesi yang dapat berjalan. Dalam
bidang bisnis, hal itu sekarang semakin diakui umum. Dan dalam bidang medis, hal itu
juga semakin dilihat. Prof. Franz Magnis Suseno mengatakan bahwa setiap profesi
merupakan realitas sosial.
Artinya, profesi hanya berkembang karena dalam masyarakat ada kebutuhan. Profesi
hanya dapat memenuhi kebutuhan itu apabila ia dapat dipercayai. Untuk dapat dipercayai,
dia harus berpegang pada standar-standar etis tertentu. Hanya standar-standar etislah yang
dapat menjamin bahwa profesi akan berusaha untuk selalu mempertahankan standar-
standar profesinya.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika didasari oleh filosofi moral yang diaplikasikan dalam setiap sendi kehidupan
manusia. Ada kecenderungan untuk menganggap moral berkaitan dengan masalah
seksualitas, namun, tentunya hal ini berkaitan dengan kebenaran dan kesalahan atau
seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan. Etika dalam kehidupan bertetangga dan
bermasyarakat adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam kehidupan
betetangga dan bermasyarakat antara sesama dan menegaskan mana yang benar dan mana
yang salah. Etika dalam masyarakat berkembang sesuai dengan adat istiadat , kebiasaan,
nilai dan pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya
dalam kehidupan masyarakat.

B. Saran
Sebagai seorang tenaga kesehatan kita harus memiliki etika yang baik. Etika
merupakan komponen penting dalam kehidupan karena kita memilih untuk hidup di
tengah masyarakat dan bersama orang lain. Hal ini serupa dengan pentingnya etika dalam
sebuah profesi kesehatan. Profesi kesehatan merupakan profesi yang mulia yang tujuan
utamanya adalah membantu dan menolong manusia lainnya. Seorang Bidan, perawat,
dokter dan tenaga kesehatan lainnya seharusnya memiliki etika yang baik dalam melayani
pasien atau kliennya dalam pelayanan kesehatan. Tanpa etika yang baik, paramedis atau
tenaga kesehatan tidak akan pernah bisa memberikan pelayanan prima ke pasien yang
mana pelayanan prima akan menentukan mutu suatu pelayanan itu sendiri

15
DAFTAR PUSTAKA

Djami, Mousy (2017). Teori-teori yang mendasari pengambilan keputusan dalam


menghadapi dilema etik moral pelayanan kebidanan. Tersedia:
https://akbidbinahusada.ac.id/publikasi/artikel/148-bahan-ajar-teori-teori-yang-mendasari-
pengambilan-keputusan-dalam-menghadapi-dilemma-etik-moral-pelayanan-kebidanan
Virginia, Vinny (2016). Pentingnya Etika dalam Kehidupan Bermasyarakat. Tersedia:
https://akademikita.blogspot.com/2016/09/pentingnya-etika-dalam-kehidupan.html?m=1
Tika (2018). Etika Profesi Bidan. Tersedia: https://www.dictio.id/t/bagaimana-etika-profesi-
bidan/14791
Setianingsih, Yana Agus (2019). Pentingnya Etika dalam sebuah Profesi Kesehatan.
Tersedia: https://stikessurabaya.ac.id/2019/02/28/pentingnya-etika-dalam-sebuah-profesi-
kesehatan/

16

Anda mungkin juga menyukai