DISUSUN OLEH :
1. ANITI R200414004
2. ASEP RETNO R200414006
3. ASRI PRIANI R200414007
4. FITRIA R200414017
5. SAHRUL AZIZ A R200414036
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pecahnya ketuban disertai dengan tanda inpartu dan setelah satu jam tepat tidak di
ikuti dengan proses inpartu (Susiloswati & Astuti, 2010). Ketuban pecah dini
dan apoptosis membran janin yang dapat meningkatkan angkat kematian ibu dan
bagi ibu maupun janin misalnya pada ibu akan dapat menyebabkan infeksi
kecacatan dan kematian dan janin juga tinggi pada kejadian ketuban pecah dini
angka kematian ibu (AKI). Sejak tahun 1991 sampai 2015 Angka Kematian Ibu
Indonesia mengalami naik turun, pada tahun 1991 sampai 2007 AKI Indonesia
mengalami penurunan dari 390 kematian menjadi 228 kematian. Pada tahun 2012
mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 359 kematian per 100.000 KH
dan tahun 2015 menurun menjadi 305 kematian per 100.000 KH (Kemenkes RI,
2015).
Data yang diperoleh dari RSUD M.A Sentot pada bulan september 2020
terdapat 40 kasus KPD dan bulan Oktober 2020 terdapat 38 kaus KPD. Persalinan
dengan ketuban pecah dini biasa dijumpai pada kehamilan multipel, trauma,
hidroamnion, dan gemelli. Masa nifas merupakan merupakan hal penting untuk di
perhatikan guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Upaya ini
telah menyelamatkan lebih dari separuh ibu bersalin dan bayi baru lahir yang di
keselamatan jiwa. Pada tanggal 06 April 2021 jam 05.00 Ny. R datang ke RSUD
M.A Sentot post natal spontan indikasi KPD dengan keluhan ketuban.
Keperawatan Pada Ny. “R” Post Partum Spontan Dengan Ketuban Pecah Dini
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui secara menyeluruh mengenai konsep teori dan konsep asuhan
2. Tujuan Khusus
Dini
Pecah Dini.
Pecah Dini.
C. Rumusan Masalah
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm
(Mochtar, 2013).
persalinan terjadi pada kira-kira 7-12% kehamilan. Ketuban pecah dini adalah
pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Sebagian besar ketuban pecah dini
yang terjadi pada umur kehamilan diatas 37 minggu, sedangkan pada umur
2009).
Dapat disimpulkan dari ketiga definisi diatas bahwa ketuban pecah dini
waktunya.
B. ETIOLOGI
adalah:
dan hidroamnion karena adanya peningkatan tekanan pada kulit ketuban di atas 7
ostium uteri internum pada serviks atau peningkatan intra uterin secara mendadak.
genetik).
fase laten.
infeksi.
5. Kelainan letak janin dalam Rahim misalnya letak sungsang dan letak
lintang, karena tidak ada bagian rendah yang menutupi pintu atas panggul yang
asenden dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban biasa menyebabkan
dengan ketuban pecah dini yaitu setelah ketuban pecah maka kuman yang berada
di dalam serviks mengadakan invasi ke dalam saccus amnion dalam waktu 24 jam
cairan amnion akan terinfeksi. Akibat dari infeksi cairan amnion maka akan
C. PATOFISIOLOGI
dengan adanya infeksi yang mengeluarkan enxim yaitu enzim proteolotik dan
kolagenase yang diikuti oleh ketuban pecah spontan. Pecahnya ketuban pada saat
persalinan secara umum disebabkan oleh adanya kontraksi uterus dan juga
keelastisan selaput ketuban, sehingga menjadi rapuh. Biasanya terjadi pada daerah
Selaput ketuban yang tadinya sangat kuat pada kehamilan muda akan
selaput ketuban juga sering dihubungkan dengan gerakan janin yang berlebihan.
(Prawirohardjo, 2010). Setelah ketuban pecah maka kuman yang berada di dalam
serviks mengadakan invasi ke dalam saccus amnion dalam waktu 24 jam cairan
amnion akan terinfeksi. Akibat dari infeksi cairan amnion maka akan dapat terjadi
infeksi pada ibu. Infeksi yang dapat ditimbulkan yaitu infeksi puerpuralis (nifas),
air ketuban melalui vagina, aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau
amoniak, berwarna pucat, cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena uterus
8 diproduksi sampai kelahiran mendatang. Tetapi, bila duduk atau berdiri, kepala
kebocoran untuk sementara. Sementara itu, demam, berak vagina yang banyak,
nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi.
(Sunarti, 2017).
Ketuban pecah dini ditandai dengan keluarnya cairan seperti air dari
vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu dan dapat dinyatakan pecah dini
minggu dan setidaknya satu jam sebelum waktu kehamilan yang sebenarnya
dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban
pecah dini. Jadi ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya
38°C dan minimal 2 dari kondisi berikut: takikardi pada ibu, takikardi pada janin,
nyeri tekan uterus, cairan ketuban berbau busuk, atau darah ibu mengalami
ketuban mengacu pada hasil kultural mikroorganisme cairan ketuban yang positif
(Suwiyoga, 2017).
E. KOMPLIKASI
Adapun pengaruh ketuban pecah dini terhadap ibu dan janin menurut
pada ibu yaitu infeksi intrapartal/ dalam persalinan. Infeksi peurperalis/ masa
nifas, dry labour/11 partus lama, perdarahan post partum, meningkatnya tindakan
hipoksia dan asfiksia sekunder pusat, prolapse uteri, persalinan lama, skor
mortalitas perinatal.
F. PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan
2. Jelaskan pasiien yang memiliki riwayat saat prenatal bahwa mereka harus
c. Bila pecah ketuban dan/ tanda kemungkinan infeksi tidak jelas lakukan
d. Bila usia gestasi kurang dari 37 minggu atau pasien tejangkit herpes tipe
2 rujuk ke dokter
5. Penatalaksanaan konservatif
vagina
a. Persalinan spontan
1) Ukur suhu tubuh pasien setiap 2 jam
b. Indikasi persalinan
3) Pemberian antibiotic
G. PENGKAJIAN
seperti GCS tingkat kesadaran, tanda –tanda vital (TTV) dilanjutkan dengan
apakah ada kelainan pada pembagian tertentu adanya benjolan atau tidakada
janin (DJJ)
5. Ektremitas atas dan bawah : lihat dan raba apabila ada tanda-tanda
keterangan yang lebih jelas pemeriksaan yang dilakukan untuk mendapatkan data
(USG).
I. INFORMASI TAMBAHAN
Setelah ketuban pecah dokter akan memeriksa apakah janin sudah siap
infeksi apabila belum ada tanda-tanda akan melahirkan maka dokter kandungan
dini dan terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 34 minggu paru-paru janin
paru-paru janin agar dapat mempercepat kelahiran untuk mencegah infeksi dokter
memberikan antibiotic, setelah janin dirasa sudah siap untuk dilahirkan baru dokter
MASALAH
DATA SENJANG PENYEBAB
KEPERAWATAN
DS : mengeluh nyeri Agen pencedera fisik Nyeri akut
DO :
1. Tampak meringis
2. Gelisah
3. Tekanan darah
meningkat
4. Frekuensi nadi
meningkat
6. Bersikap protektif
DS : Kurang terpapar ansietas
2. Merasa bingung
3. Merasa khawatir
kondisi yang
dihadapi
DO :
1. Tampak gelisah
2. Sulit tidur
3. Frekuensi nafas
meningkat
4. Frekuensi nadi
meningkat
DS : - Ketidakadekuatan Risiko infeksi
pecah sebelum
waktunya
N RENCANA KEPERAWATAN
o.
x
1 Setelah dilakukan 1. Kaji tanda-tanda 1. Untuk mengetahui
3. Nyeri dengan
berkurang nonfarmakologis
4. Untuk
mengurangi nyeri
dengan pemberian
analgetik
2 Setelah dilakukan 1. Kaji tanda-tanda 1. Untuk mengetahui
normal memaksimalkan
mengurangi
penyebaran
mikroorganisme
3 Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Untuk mengetahui
dialami menurunkan
kecemasan pada
pasien
BAB III
1. IDENTITAS
A. Identitas Klien
Umur : 20 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Suku Bangsa : Indonesia
Nama : Tn. N
Umur : 30 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
2. PENGKAJIAN
a. Keluhan Utama
Nyeri
Pasien mengatakan bahwa sudah mulai kerasa kontraksi sejak pukul 04.00
WIB, kemudian pada pukul 04.20 WIB dini hari, saat pasien ke kamar
mandi untuk BAK keluar lender berwarna putih dari jalan lahir. Timbul
selang beberapa saat kaki kiri bayi keluar dari jalan lahir, pasien pun panik
pergi ke RS, Pasien dibawa ke Rumah Sakit pada tanggal 6 April 2021
pukul 05. 00 WIB. Jam 06.00 pasien dilahirkan spontan oleh bidan di IGD
pengkajian pada tanggal 6 april 2021 pukul 10.00 WIB kondisi pasien
seperti ngilu, pada daerah pinggang skala nyeri 6 (0 – 10), nyeri dirasa
BB Selama Hamil :
hipertensi.
3. DATA BIOLOGIS
a. Makan
makan
b. Minum
susu
3) Porsi 1 gelas 1 lt
a. Urin (BAK)
a. Tidur Siang
5) Keluhan
1) Lamanya
2) Kualitas 6 – 7 jam
5) Keluhan Lesu
Diri
a. Personal Hygyne
1) Mandi
selama masuk
2) Gosok Gigi
gigi selama
3) Keramas
shampoo
4) Kuku
5) Berhias
1. Senam Hamil:
senam hamil namun jarang dilakukan dan jarang ada kegiatan senam hamil
memiliki sikap mental yang siap dan kuat untuk menjadi seorang ibu
proses persalinan:
4. Perawatan payudara:
sehingga belum bisa melakukan perawatan payudara dengan baik, benar dan
tepat
5. Perawatan bayi:
6. Perawatan nifas:
Pasien mengatakan bahwa kurang mengerti terkait perawatan nifas sehingga
dibantu oleh
7. Menyusui:
dari segi posisi bayi dikarenakan pasien baru pertama kalinya memiliki
seorang bayi serta pertama kali untuk pemberian asi pada bayi.
5. PEMERIKSAAN FISIK
1. Sistem pernafasan
dada simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, pergerakan dada simetris,
frekuensi nafas 20x/menit, irama nafas regular. Tidak terdapat nyeri tekan
pada dada, taktil premitus normal, tidak ada pembengkakan didada. Intentitas
dada normal, nada rendah, kualitas normal dan fibrasi yang dihasilkan
normal. Lobus kanan dan kiri atas normal, lobus kanan-kiri bawah normal,
2. Sistem kardiovaskuler
sianosis, irama jantung regular, bunyi jantung normal, irama jantung regular,
bunyi jantung normal, tidak ada bunyi jantung tambahan,, CRT <3 detik,
kekuatan nadi kuat, akral dingin kering, TD: 110/70 mmHg ,Nadi: 88x/menit.
3. Sistem persyarafan
Fungsi penciuman baik, bentuk normal, fungsi penglihatan baik, reflek pupil
baik, orientasi tempat waktu dan orang adalah baik, kaku kuduk baik, reflek
patella baik.
4. Sistem penglihatan
Bola mata simetris, sclera mata ikterik, reflek cahaya pada pupil cepat, ukran
pupil simetris, reflek lapang pandang baik, tidak ada pembengkakkan pada
mata, tidak ada edema palpebra, tidak terdapat secret dan tidak terdapat
strabismus.
5. Sistem pendengaran
Bentuk telinga dan kiri simetris, fungsi pendengaran baik, tidak ada
tidak ada nyeri tekan pada tulang mastoid, tidak terdapat secret pada telinga.
tidak ada distensi kandung kemih, tidak terpang kateter, keluhan BAK hanya
kesulitan saat berjalan karena pasca melahirkan terdapat bercak darah di kain
pasien
7. Sistem pencernaan
Mulut bersih, bibir simetris, mukosa bibir lembab,tidak terdapat stomatitis,
lidah kotor, tidak ada carieses gigi, ada tonsillitis, reflek mengunyah baik,
reflek menelan baik tidak ada nyeri menelan,bentuk abdomen simetris, warna
striae coklat,tidak terdapat jaringan parut, tidak ada lesi dan tidak ada
kemeraha., Ada bising usus 15x/menit. Tidak ada pembengkakkan, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada nyeri lepas, tidak ada pembesaran hepar.
8. Sistem musculoskeletal
simetris, tidak ada edema, kekuatan otot kiri dan kanan yaitu 4, keutuhan jari-
jari normal, tidak ada fraktur,tonus otot baik, terpasang infusan RL 20 tpm
ekstremitas atas dan bawah kanan-kiri adalah 4, keutuhan jari normal, tidak
9. Sistem endokrin
getah bening, tidak terdapat tremor, tidak ada keringat telapak tangan yang
Warna kulit putih kekuning-kuningan, turgor kulit baik, kulit lembab, tidak
ada kelainan kulit, keadaan kulit bersih, tidak ada edema, rambut kotor.
11. Genetalia
c. Keputihan : Ada
d. Kebersihan : Kotor
e. Condiloma : Tidak
6. DATA PENUNJANG
pemeriksaan
1 Laboratorium : 06/04/2021
Leukosit 11,200/uL 4,500- Normal
12,500/uL
Eritrosit 4,5 10^6uL 3,8-5,2 Normal
10^6uL
Hemoglobin 8,8 g/dL 11,7-15,5 Menurun
g/dL
Hematokrit 28,1 % 35-47 % Menurun
Trombosit 873,000 uL 154,000- Menurun
386,000 uL
MCV 62,0 fL 80-100 fL Menurun
MCH 19,5 pg 28-33 pg Menurun
MCHC 31,5 g/dL 33-36 g/dL Menurun
Basofil 0% 0-1 % Normal
Eosinofil 3% 2-4 % Normal
Netrofil batang 4% 2-7% Normal
Netrofil segmen 58% 50-70% Normal
Limfosit 31% 25-40% Normal
Monosit 4% 2-8% Normal
Golongan darah B
Golongan rhesus Positif
GDS 103,1 74-180 Normal
mg/dL mg/dL
Screening B20 Non reaktif Non reaktif Normal
TPHA Non reaktif Non reaktif Normal
Anti SARS Non reaktif Non reaktif Normal
CoV-2 IgG
Anti SARS Non reaktif Non reaktif Normal
CoV-2 IgM
2 Radiologi - - - -
7. OBAT OBATAN
21.00
VIII.ANALISA DATA
Ds : Pasca partum
nyeri 6 (0 – 10).
Do :
Involusi uteri, involusi
daerah implantasi
Tanda minor
plasenta serfik
Ds : Perubahan pada vagina
Do : Kencang pada clitoris
Luka perineum
Pengeluaran kolostrum
Ketidak nyamanan
Data Senjang Etiologi Masalah Keperawatan
pasca partum
Tanda mayor Duktus dan alveoli Defisit Pengetahuan
(D.0111)
Ds :
efektif
Pasien mengatakan belum
melahirkan sehingga
Do :
(D. 0012)
- Pasien mengatakan nyeri dan
Robekan
lemas
servik,robekan
Data Senjang Etiologi Masalah Keperawatan
Do : perinium
- Trombosit Menurun :
873,000
Terputusnya
- Hb Menurun:8,8 G/Dl
kontinuitas pembuluh
darah
Resiko Pendarahan
Ds :
Do :
Ds :
- Pasien mengatakan belum memahami tentang tanda-tanda melahirkan,
nifas dibantu
Do :
Do :
- Anemis
- HB 8,8 g/dl
9. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Perencanaan Keperawatan
Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Dx
1 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor keadaan lokia (mis. warna, 1. Mengetahui kondisi lokhea
partum teratasi dengan (kemerahan, edema, ekimosis, 3. Agar ibu dan keluarga
sesuai
pengetahuan
Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda dan gejala perdarahan 1. Untuk memantau terjadinya
- Nadi
- Kontraksi uterus 1 5
1 5
10. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
o
1 6 april 1. Melakukan monitor 6 april S: Pasien mengeluh nyeri
Cairan vagina O:
berwarna merah
Pasien tampak berkeringat
2. Melakuka
A : masalah tertasi sebagian
Pemeriksaan
P: lanjutkan intervensi
perineum atau
robekan (kemerahan,
edema, ekimosis,
pengeluaran,
penyatuan jahitan)
Respon :
Tidak ada
kemerahan, edema,
ekimosis, kondisi
jahitan utuh
3. Ajarkan cara
N Tgl Implementasi Ttd Tgl Evaluasi Ttd
o
perawatan perineum
yang tepat
Respon :
Pasien kooperatif
2 6 april 1. Identifikasi kesiapan dan 6 april S:
dibantu
O: -
o
P: lanjutkan intervensi
3 6 april 1. Memonitor tanda dan 6 april S:
melakukan ambulasi
trombosit menurun : 873,000
dini
HB menurun: 8,8 g/dl
Respon :
A: masalah teratasisebagian
Pasien mampu miring
P: lanjutkan intervensi
kanan dan kiri
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
datang ke Rumah Sakit bersama oleh suaminya yaitu Tn. N berusia 30 tahun
seorang wiraswasta beralamat di patrol baru, diagnosa medis pasien CPD + Post
natal. Pasien dibawa ke Rumah Sakit pada tanggal 6 April 2021 pukul 05. 00 WIB
karena nyeri kontraksi. Pasien mengatakan bahwa sudah mulai kerasa kontraksi
sejak pukul 04.00 WIB, kemudian pada pukul 04.20 WIB dini hari, saat pasien ke
kamar mandi untuk BAK keluar lender berwarna putih dari jalan lahir. Timbul
secara mendadak pasien mengira lendir tersebut hanya keputihan biasa selang
beberapa saat kaki kiri bayi keluar dari jalan lahir, pasien pun panik dan
memanggil suami dan mertuanya, suami pasien memutuskan untuk pergi ke RS,
jam 06.00 pasien dilahirkan spontan oleh bidan di IGD kebidanan. Jam 08.40
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 6 april 2021 pukul 09.10 WIB kondisi
pasien baik, kesadaran compos mentis, GCS 15, TD: 110/70 mmHg, N: 88 x /
menit, RR: 20 x / menit, S: 36. Pasien mengeluh nyeri pada daerah pinggang,
nyeri dirasakan seperti ngilu, nyeri dirasa hilang timbul, skala nyeri 6 (0 – 10).
menggunakan hidung, bentuk dada normal, bentuk tulang belakang normal, warna
cuping hidung, pergerakan dada simetris, frekuensi nafas 20x/menit, irama nafas
regular. Tidak terdapat nyeri tekan pada dada, taktil premitus normal, tidak ada
pembengkakan didada. Intentitas dada normal, nada rendah, kualitas normal dan
fibrasi yang dihasilkan normal. Lobus kanan dan kiri atas normal, lobus kanan-
sianosis, irama jantung regular, bunyi jantung normal, irama jantung regular,
bunyi jantung normal, tidak ada bunyi jantung tambahan,, CRT <3 detik, kekuatan
nadi kuat, akral dingin kering, TD: 110/70 mmHg ,Nadi: 88x/menit. Fungsi
penciuman baik, bentuk normal, fungsi penglihatan baik, reflek pupil cepat, pupil
fungsi menelan baik, lidah simetris, fungsi pengecapan baik, orientasi tempat
waktu dan orang adalah baik, kaku kuduk baik, reflek patella baik. Bola mata
simetris, sclera mata ikterik, reflek cahaya pada pupil cepat, ukran pupil simetris,
reflek lapang pandang baik, tidak ada pembengkakkan pada mata, tidak ada
Bentuk telinga dan kiri simetris, fungsi pendengaran baik, tidak ada
pembengkakkan telinga, tes pendengaran tidak dapat dikaji, telinga bersih, tidak
ada nyeri tekan pada tulang mastoid, tidak terdapat secret pada telinga. Genetalia
normal, kebersihan tidak baik, tidak ada pembengkakkan ginjal, tidak ada distensi
kandung kemih, tidak terpang kateter, keluhan BAK hanya kesulitan saat berjalan
karena pasca melahirkan. Mulut bersih, bibir simetris, mukosa bibir lembab,tidak
terdapat stomatitis, lidah kotor, tidak ada carieses gigi, ada tonsillitis, reflek
mengunyah baik, reflek menelan baik tidak ada nyeri menelan,bentuk abdomen
simetris, warna striae coklat,tidak terdapat jaringan parut, tidak ada lesi dan tidak
ada kemeraha., Ada bising usus 15x/menit. Tidak ada pembengkakkan, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada nyeri lepas, tidak ada pembesaran hepar. Ekstremitas atas:
Warna kulit putih kekuning-kuningan ikterus, bentuk simetris, tidak ada edema,
kekuatan otot kiri dan kanan yaitu 4, keutuhan jari-jari normal, tidak ada
kanan. Ekstremitas bawah: bentuk simetris, tidak ada edema kekuatan otot kanan-
kiri adalah 4, keutuhan jari normal, tidak ada fraktur, tonus otot baik.
getah bening, tidak terdapat tremor, tidak ada keringat telapak tangan yang
turgor kulit baik, kulit lembab, tidak ada kelainan kulit, keadaan kulit bersih, tidak
ada edema, rambut kotor. Tidak ada Edema vulva, tidak ada varises, Keputihan
Tidak ada
Ds :
Do :
Ds :
nifas dibantu
Do : -
Ds:
Do :
- HB 8,8 g/dl
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
yaitu Monitor keadaan lokia (mis. warna, jumlah), Periksa perineum atau
Jelaskan tanda bahaya nifas pada ibu dan keluarga, Ajarkan cara perawatan
BAB V
A. Kesimpulan
persalinan terjadi pada kira-kira 7-12% kehamilan. Ketuban pecah dini adalah
pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Sebagian besar ketuban pecah dini
yang terjadi pada umur kehamilan diatas 37 minggu, sedangkan pada umur
Ketuban pecah dini ditandai dengan keluarnya cairan seperti air dari
vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu dan dapat dinyatakan pecah dini
minggu dan setidaknya satu jam sebelum waktu kehamilan yang sebenarnya
dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban
pecah dini. Jadi ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya
pecah dini pada pasien My. R didapatkan 3 diagnosa prioritas yang pertama yaitu
tubuh pasien setiap 2 jam, anjurkan pemantauan janin internal, beritahu profesi
B. Saran
1. Bagi Pasien
berikan oleh bidan dan dokter baik dari segi pola makan, istirahat dan obat-obatan
support sistem kepada pasien guna membantu dalam proses pemulihan baik secara
2. Bagi Mahasiswa