Nyeri
(+)
P.Fisik Kulit MAE: Otoskopi: Otoskopi:
PENYAKIT TELINGA 1.Edema, 2.Hiperemi, a. Membrana a. Membrana tympani
OE OMSsA OMSsK 3.Sekret, 4.Nyeri tragus tympani b. tampak utuh,
5.Krustae, 5.Infiltrat retraksi retraksi, suram,
Definisi Peradangan pada MAE Keradangan non bakterial cavum tympani *folikulitispars kartilago (tertarik ke kuning kemerahan
yang ditandai dgn terkumpulnya cairan *secret:serous:allergi, dalam), dull, atau keabu abuan
tidak purulen (serous atau mukus) purulen(infeksi kuman), dan opaque. 1. Terbentuknya
Klasifikasi 1. Acute Localized OE klabu/hitam (jamur) b. Warna MT sekret secara
2. Chronic Diffuse OE bisa merah perlahan lahan
3. Eczematoid OE *tipe Maligna:destruksi muda cerah 2. Sifat sekret mukoid
4. Sebboreoic OE tulang (+) hingga biru (kental seperti lem)
Etiologi S.Aureus.P.Aeruginosa,Can Gangguan TE Gangguan TE (berulang *tipe benigna: destruksi gelap.
dida dan wktu lebih lama) tulang (-) c. Tampak air
Faktor 1.Endogen:Anemia, DM, Barotrauma Adenoid hipertropi fluid level (air
Predisposisi Dermatitis ISPA karena Adenoiditis bubbles)
2.Exogen:Trauma, virus Sumbing palatum d. Tes garputala
Kelembapan Tinggi, Idiopatik Tumor nasopharing untuk
Bentuk MAE bengkok Sinusitis mengetahui
3.Reaksi hipersensitivitas Defisiensi imunologik apa terjadi tuli
4.Dr dermatitis seberoika Alergi konduksi
Patofisiologi Btk xlurussulit ISPA atau Edema faring à + setiap keadaan 1. Terbentuknya
penguapanlembap/suhu yang merubah integritas normal sekret secara
edemagatalkorek TEàmempengaruhi muara/ujung tiba -tiba
proctective lipid layer proksimal TEdi nasofaring ataupun 2. Sifat sekret
dan acid meritle mekanisme mukosiliari klirens dari TEà serous
hilangsumbatan obstruksi TEàventilasi vaccum DD 1.OMA OMSA tipe katarhal
apopilosabeseus tergangguàperubahan mucosa cavum 2. OE.Bulosa
unitpenetrasi kuman tympanià transudasi plasma dalam cavum Komplikasi 1. Perikondritis 1. OMK
furunkle tympani 2. Dermatitis Aurikularis 2.Mastoiditis kronik
Anamnesis 1. Nyeri (sikit)tarik daun 1. Pend 1. Perasaan tuli lebih 3. Erisepelas 3.Timpanoskelrosis
telinga, tekan tragus engaran menonjol (40-50 Terapi Lokal Medikamentosa: Medikamentosa:
2. Tuli (+) berkurang db) 1. MAE bersih pakai (1-2 mgg) (3 bln)
3.Tinitus (+) 2. Rasa 2. Muncul secara kapas bersih Tetes hidung Tetes hidung
4.Otoreakental purulen tersumbat pada bertahap tanpa nyeri 2. Tampon ½ cam x 5cm Anti histamin Anti histamin
(kronisxsecret/gumpala telinga +Larutan Burowi 3%- Parasat valsava Pembedahan:
n) 3. Rasa ditetesi 2-3 Pembedahan: 1. Miringotomi dan
5. Gatal (rasa smpai seperti ada jamdiganti stiap 2 1. Miringotomi pemasangan ventilasi
tenggorok) cairan yang hari sekali (gromet tube)
*Furunkel :Otalgia bergerak 3. (Atau) Lini 1st: Causatif:
(dominan)bertambah 4. Dipla Otopain/otoclav Alergi- hindari alergi
sewaktu kunyah atau kusis binauralis 3 gtt 1 Adenoidektomi
sentuh 5. Tinitu 4. PseudomonasTete Sinusitis- Irigasi sinus
s s neomisin
6. Vertig hidrkortison
o 5. JamurAsam
Salisilat 2-5% dalam 2.Otalgi 2.Mukopur
3.Febris turun en
alkohol 20% 4.Batuk pilek 3.Hiperemi
6. CDOEtriamsinolon Resolusi 1. Sisa tinitus 1. Ada
0.25% krim/salep lubang tp
sudah pulih
P.Fisik Otoskopi:
1. Tipe Perforasi
OMSA OMSK
2. Cari penyebab hidung dan
Definisi Peradangan pada mukoperiosteum Peradangan kronik yang tenggorok utk mencari faktor
cavun tympani dengan disertai mengenai mukosa dan struktur penyebab kronik
pembentukan sekret purulen tulang di dalam cavum tympani *P.tambahan:
dan tulang mastoid. 1.Test Fx Tuba
Klasifikasi 1.Std. Kataral 1.Tipe Benigna Xray—Mastoid Posisi Schuller
2. Std. Supurasi/Bombans Sbb:Radang/Sumbatan TE akibat DD 1.Furunkel MAE
3.Std. Perforasi dr infeksi NF, sinus, 2.OE
4. Std. Resolusi hidungPerforasi sentral atau Komplikasi 1.Mastoiditis Koalesen Akut Komplikasi Extrkranial
subtotal pars tensa, sekret 2. Intrkranial: Meningitis, Abses otak 1. Abses Retroauricular
mucoid tdk bau, gg pndengaran 3. Paralisi N7 2.Parase N7
R-S 3. Labirintis
2. Tipe Maligna Komplikasi Intrakranial:
Sbb: Perforasi total, marginal 1.Meningitis
atau atik, sekret bau busuk 2. Abses Periosteal
akibat nekosis 3. Abses Otak
tulang.kolesteatom (+)dan jar Terapi 1.Bersihkan MAE 1. Tipe Benigna (aktif)
granulasi (+).Tuli S-B 2.Memperbaiki drainase : a. Ax: Amoxicilin (3-4 x 500mg
Etiologi S.Pneumonia, H.influenza + gram: S.pyogenes Tindakan:Parasentesis (miringotomi) oral) selam 5-7 hari
- gram: Proteus, Pseudomonas Obatan: b. Lokal: Perhidrol 3% dan tetes
Anaerob: Bacterides Decongestant oral telina (ofloksasin)
Faktor 1. Eksogen Timpani:Infeksi (Pseudoephedrine 3 x 60mg selama c. Std Tenang:timpanoplasty
Predisposisi perforasi MT 5-7hari d. Teknik pembedahan:Atiko-
2. Rinogen:rongga hidung Tetes hidung :Oxymethazaline antrotomi dgn miringoplasti
3. Endogen: Alergi, DM, TBC 0.005% 2. Tipe Maligna
Patofisiologi ISPAhipermia, edema farinks dan OMSA2 bulan tidak 2.Antibiotik: Pembedahan: Mastoidektomi
mukosa TETE sumbatgg fx sembuh/terapi tidak Lini 1: Radikal, Radikal Modifikasi,
drainase dan ventilasicavum adekuatOMSK 1. Amoxicilin:Dewasa 3 x 500mg, Radikal rekontruksi
tympani Bayi: 50kgmg/kgBB/hari
vaccumtransudatInfiltrasi 2. Eritromisin : = 1
kuman patogen dr 3. Cotrimaksazol:TM:80mg,SMZ:40
hidung/nasopharingssupurasi 0mg tablet, Dewasa: 2x2 tablet
Anamnesis Std Anam Otskopi 1. Otorea terus menerus 6-8 Lini II:
Katarhal 1.ISPA 1.Retraksi minggu 1. Amoxiclav
2.Penuh 2.Hiperemi
3.Tinitus 3.Air Fluid
2. Pendengaran turun Dewasa: 3 x 625mg
4.Tuli level Anak2: BB dan usia
2. Cephalosporin oral (cefuroksim,
Su purasi 1. Otalgi 1.Bombans cefiksim, cefadroksil)
2.Tuli 2.hiperemi
* Antiobitik diberikan 7-
3.Febris 3.Secret (-)
4.Glisah 10hari.Pemberian yg tidak
Per forasi 1.Otorea 1. Perforasi adekuat dapat menyebabkan
kekambuhan.
Patofisiologi Berkurang Polusi bahan kimia Silia Komplikasi 1.osteomyelitis dan abses
periosteal Operasi:
2. Fitsula oroantral Jansen Ritter’s Methode
3. orbita: edema palpabrae, Killlian Methode
selulitis orbita, abses orbita Riedel Methode
Intrakranial:meningitis, abses Osteoplastic methode
otak, trombosis sinus D. Sinus Spenoidalis:
cavernosus Operasi:
Paru2: bronkhitis Transethmoidalis access
kronis,bronkoectasis Transeptal Acesss
Terapi 1. Medika mentosa: 2. Medika mentosa:
Decongestant Lokal: Decongestant Lokal:
Oksimetazoline 0.05% Oksimetazoline 0.05%
(semprot (semprot
hidung)dewasa/0.0025 hidung)dewasa/0.0025%-->
%--> anak2 anak2
Oral:pseudoefiderine (3 x Oral:pseudoefiderine (3 x
60mg) 60mg)
Antibiotik (10-14 hari) Antibiotik (10-14 hari)
Lini 1st: Amoxicilin, Lini 1st: Amoxicilin,
Ertromisin, Ertromisin, kotrimaxazol
kotrimaxazol Lini 2nd: Amoksiclav >>doc
Lini 2nd: Amoksiclav guna!!
>>doc guna!! Analgetikbila nyeri hebat
Analgetikbila nyeri *Tambahan:
hebat pengobatan pada
obstruksi ostium (koreksi
2.Operatif septum deviasi)
Irigasi sinus Pengobatan terhadap
maxiilarisjika gagal penyebab dentogen: (jika
medikamentosa/nyeri ada)
hebat sbb obstruktif1x
1 minggu smpai pus (-) 2.Operatif
Diatermi :Memperbaiki A. Sinus maxiilaris:
vaskularisasisinus pada Irigasi sinus maksilaris 5-6
sinusitis akut kali
Jika tidak ada perbaikan:
FESS (Functional
Endoskopy Sinus Surgery)
Cadwell luc
B. Sinus Ethmoidalis:
Ethmoidectomi:
Intranasal
Eksternal
Transantar/transmaksilari
s
FESS
C. Sinus Frontalis PENYAKIT LARINGS
Parau
LARINGITIS AKUT Sesak dengan stidor
NON SPESIFIK SPESIFIK insiratoir&retraksi
Definisi Keradangan akut mukosa 1.Difteri: Infeksi akut larings anak supraklavikuler,
dan submukosa larings >6tahun oleh Corynebacterium ICS,epigastrial
Dipthreiae yang dapat dicegah Laringitis Bronchitis Akut
dengan imunisasi.Masa inkubasi 1-7 (Croup)
hari Lanjutan laringitis
2. Herpes: Infeksi akut larings pada subglottis
nak ½ -3 tahun oleh virus Panas tinggi
Klasifikasi L. supraglottis >dewasa Sesak stidor inspiratoir
L.Subglottis >balita- & ekspirasi retraksi
laki2 supraklaviculer, ICS,
L.Glotik >balita epigastrial
Etiologi H.Ifluenza, S.Aureus, Sianosis
S.Hemoliticus Kesadaran menurun
Patofisiologi Defisiensi Pathofiso C.D P.Fisik LI dan LD: Pemeriksaan C.Dipthria:
makanan,malnutrisi, daya 1. Infeksi C.DifteriNekrosis Korda vocalis Beslag pada
tahan tubuh, Infeksi, hiperemia dan tonsil/farings/larings/palatum
mukosasekresi
paparan perubahan suhu edema pembesaran kelenjar getah
serum(bakteria, fibrin
mendadaklaringsdilat Rima glottis bening leher (bullnecked)
asi kapiler, edema fagosit)selaput jalan nafas menyempit C.Diptheria (+) padadirect
extrasel, hiperemi aras (Beslag)Sumabtan jalan smear, biakan dengan media
mukosa,infill MN nafas loffler/tellurit
submucosaGg 2. Infeksi C.Difteriexotoksin Pemeriksaan Herpes:
penipisan/penebalan pita miokarditis dan neuritis Stidor inspiratoir
suarasuara Pathofisio Herpes Retraksi supraclavicular, ICS ,
parau/sumbatan jalan ISPA bercak vesikel dikelilingi epigastrial
nafas aerola merahulcus ditutupi Limfadenitis servical
exudat putih
Anamnesis Laringitis Akut C.diphteria Komplikasi 1.Sumbatan jalan nafas Miokarditis, atasi dengan :
Supraglottis Nyeri Tenggorok 2.Tracheitis 02 cukup
(Pseudocroup) Malaise tampak sakit keras 3.bronkitis IVFD
Demam Demam /Sumer 4.Pneumoni Digitalis-kwinidin
ISPA Tachicardia Sumbatan jalan nafas, atasi
Nyeri telan Parau dengan tracheotomi
Rasa kering di Batuk Ngekel Neuritis, pasang NGT
tenggorok Sesak Parase otot pernafasan, pasang
Batuk Herpes repiratoir
Sesak dgn stidor Panas tinggi Terapi Gg Terapi C.Diptria
inspiratoir&retrasi Lesi rimgga mulut penipisan/penebalan Pencegahan dgn imunisasi
supraklavikuler, ICS Parau pita suarasuara Tirah baring 2-4minggu
Parau sampai afoni Batuk mengonggong parau/sumbatan jalan ADS 20 000-100 000 IU secara IM
Laringitis Akut Subglottis Sesak nafas ISTIRAHAT Penicilin untuk penderita dan
Demam BICARA karier
ISPA Rima glottis & Tracheotomi—untuk mengatasi
subglottis sumbatan jalan nafas NON SPESIFIK SPESIFIK
menyempitETT Bronchoskopi utk mengangkat Definisi Keradangan kronis pada Pada umumnya sekunder,akibat
TRACKEOTOMI DAN 02 membran yg ada di trachea dan mukosa laringspenebalan tbc paru
NEBULIZER bronchus dan deformits struktur
KORTISTEROIDSumb Terapi Herpes diffuse/local
atan jalan nafas Sembuh sendiri lepas 1-3minggu Klasifikasi Dapat menimbulkan mcam2 Klinis pada 4 stadium :
*Dexamethasone 0.1- Supprotif terapi lactobasilus manifestasi klinik: 1.
0.2mg/kgBB/hr oral (susu asam) 1. Laringitis kronis Stadium infiltrat :
Ampisilin 4 x Kasus berat: simpleks Mukosa laring posterior
25mg/kgBB AB untuk sekunder infeksi pada 2. Laringitis kronis edema dan
*selama 5-10hr ulcus mukosa hemoragik hiperemis sampai pucat.
Tracheotomi jarang diperlukan 3. Laringitis kronis sika Submukosa ~ tuberkel
Kasus berulangvaksinasi cacar 4. Nodul pita suara >> bersatu mukosa
5. Polip pita suara teregang pecahulkus
2. Stadium ulserasi
ulkus membesar, dangkal,
tertutup
pengkejuan, rasa nyeri
hebat
3. Stadium perikondritis
Ulkus jadi dalam sampai
tulang rawan,
nanah berbau. Keadaan
umum penderita buruk
4. Stadium fibro-tuberkulosis
Terbentuk fibrotuberkolusis
pada dinding.Posterior pita
suara dan subglotis
Pocket Book of
Komplikasi 1. Abses 1.Penjalaran
pecahaspirasi parafarings
paru/piemia 2.Medianitis
2. Abses 3.Obstruksi jalan nafas
4.Pneumonia/abses
parafaringsmediani
paru
tis
3. Ke
intrakranialTrombo
sis sinus cavernosus,
meningitis
Terapi 1.trismus xyloclain 1 % Medikamentosa: 1.Antibiotika dosis
anes lokal 1.Antibiotika dosis tinggi
2.Infiltat tinggi 2.Evakuasi abses
a.Antibiotik dosis tinggi 2.Pungsi /Insisi 3.Insisi fluktuasi tinggi
b.Simtomatik abses(pus diisap sbb
c.Garganism xjadi apirasi)
d.Kompress pada leher
3.Abses
1.Insisi
-daerah bombans
-garis tgh geraham n titik
yg sakit
ENT
2.Tonsilektomi
-langsung
-3-4 hari post drainase
pus
-Fase tenang (4-6minggu)
Indikasi tonsilektomi:
1.Obstruksi Resp
2.Sepsis
3.Riw abses sebelumnya
4.Riw faringitis
eksudativa berulang
By:
Faizanah
Department Neurology
Saiful Anwar Hospital
2010
Pocket Book of
PEDIATRICS
By:
Faizanah
Department of Pediatrics
Saiful Anwar Hospital
2010
Benda asing di Larings /bronkus
Tonsilitis Akut
Tonsilitis kronis
Ca tonsil
fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir yang terjadi akibat
adanya gangguan atau
Parase korda vocalis kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal
perkembangan janin. Ada 2
Obstruksi Larings
memberikan gejala dan memerlukan penatalaksanaan yang dini PJB dan pengetahuan saat rujukan yang optimal oleh para
berbeda. dokter umum yang pertama kali
terjadi pirau dari kiri ke kanan, kelainan salah satu katup jantung
bayi bahkan pada usia kurang dari 1 bulan, sedangkan di negara
berkembang banyak yang dan penyempitan alur keluar
tindakan bedah yang diperlukan. Untuk memperbaiki pelayanan Yang akan dibicarakan disini hanya 2 kelompok besar PJB non
di Indonesia, selain pengadaan sianotik; yaitu (1) PJB non
sianotik dengan lesi atau lubang di jantung sehingga terdapat
aliran pirau dari kiri ke kanan,
Ventricular Septal Defect
misalnya ventricular septal defect (VSD), atrial septal defect (ASD)
Pada VSD besarnya aliran darah ke paru ini selain tergantung pada
dan patent ductus arteriosus
besarnya lubang, juga
(PDA), dan (2) PJB non sianotik dengan lesi obstruktif di jantung
sangat tergantung pada tingginya tahanan vaskuler paru. Makin
bagian kiri atau kanan tanpa
rendah tahanan vaskuler paru
aliran pirau melalui sekat di jantung, misalnya aortic stenosis (AS),
makin besar aliran pirau dari kiri ke kanan. Pada bayi baru lahir
coarctatio aorta (CoA) dan
dimana maturasi paru belum
pulmonary stenosis (PS).
1
Penyakit jantung bawaan non sianotik dengan pirau dari kiri ke
kanan
sempurna, tahanan vaskuler paru umumnya masih tinggi dan
akibatnya aliran pirau dari kiri ke
Masalah yang ditemukan pada kelompok ini adalah adanya aliran
pirau dari kiri ke kanan kanan terhambat walaupun lubang yang ada cukup besar. Tetapi
saat usia 2–3 bulan dimana
melalui defek atau lubang di jantung yang menyebabkan aliran
darah ke paru berlebihan. proses maturasi paru berjalan dan mulai terjadi penurunan
tahanan vaskuler paru dengan cepat
Manifestasi klinisnya sangat bervariasi, dari yang asimptomatik
sampai simptomatik seperti maka aliran pirau dari kiri ke kanan akan bertambah. Ini
menimbulkan beban volum langsung
kesulitan mengisap susu, sesak nafas, sering terserang infeksi
paru, gagal tumbuh kembang pada ventrikel kiri yang selanjutnya dapat terjadi gagal jantung.
bising jantung melemah atau menghilang karena aliran pirau yang terbuka.
berkurang. Kondisi ini
bunyi jantung dua komponen pulmonal akan mengeras dan bising Indometasin bila tidak ada kontra indikasi. Bila tidak berhasil dan
jantung yang terdengar gagal jantung juga tidak
Pada bayi atau anak tanpa gagal jantung dan gagal tumbuh
kembang, tindakan penutupan
hanya fase sistolik dan tidak kontinyu lagi karena tekanan diastolik
aorta dan arteri pulmonalis PDA secara bedah dapat dilakukan secara elektif pada usia diatas
3–4 bulan. Pengobatan anti
sama tinggi sehingga saat fase diastolik tidak ada pirau dari kiri ke
kanan. gagal jantung dengan digitalis, diuretika dan vasodilator harus
diberikan pada bayi dengan PDA
menyebabkan beban volum pada jantung kanan. Kelainan ini Seperti pada VSD indikasi operasi penutupan ASD adalah bila rasio
sering tidak memberikan keluhan aliran darah ke paru dan
pada anak walaupun pirau cukup besar, dan keluhan baru timbul sistemik lebih dari 1,5. Operasi dilakukan secara elektif pada usia
saat usia dewasa. pra sekolah (3–4 tahun)
obstruksi presentasi klinis penderita kelompok ini dapat Obstruksi pada alur keluar ventrikel kanan juga dapat berada di
tingkat subvalvar atau
asimptomatik atau simptomatik. Yang
simptomatik umumnya adalah gagal jantung yang gejalanya infundibular, valvar dan supravalvar sampai ke percabangan arteri
pulmonalis. Obstruksi ini
sangat bervariasi tergantung dari
beratnya lesi dan kemampuan miokard ventrikel. Gejala yang akan menyebabkan terjadinya beban tekanan dan hipertrofi
ventrikel kanan. Penderita
ditemukan antara lain sesak
nafas, sakit dada, pingsan atau pusing saat melakukan aktivitas kelompok PJB ini umumnya juga asimptomatik kecuali bila
obstruksinya berat dan kemampuan
fisik dan mungkin kematian
miokard ventrikel kanan menurun. Presentasi klinisnya dapat Pada AS yang ringan dengan gradien tekanan sistolik kurang dari
berupa gagal jantung kanan 50 mmHg tidak perlu
seperti edema perifer, hepatomegali dan asites, atau sindroma dilakukan intervensi. Intervensi bedah valvotomi atau non bedah
curah jantung rendah seperti Balloon Aortic Valvuloplasty
sulit bernafas, lemah, sakit dada, sinkop dan mungkin kematian harus segera dilakukan pada neonatus dan bayi dengan AS
mendadak akibat aritmia. Bila valvular yang kritis serta pada anak
bayi dan anak dengan Patent Foramen Ovale (PFO) maka mungkin dengan AS valvular yang berat atau gradien tekanan sistolik 90 –
akan terlihat sianosis 100 mmHg.
Coarctatio Aorta
Aorta Stenosis CoA pada anak yang lebih besar umumnya juga asimptomatik
walaupun derajat obstruksinya
AS derajat ringan atau sedang umumnya asimptomatik sehingga
sering terdiagnosis secara sedang atau berat. Kadang-kadang ada yang mengeluh sakit
kepala atau epistaksis berulang,
kebetulan karena saat pemeriksaan rutin terdengar bising sistolik
ejeksi dengan atau tanpa klik tungkai lemah atau nyeri saat melakukan aktivitas. Tanda yang
klasik pada kelainan ini adalah
ejeksi di area aorta; parasternal sela iga 2 kiri sampai ke apeks dan
leher. Bayi dengan AS tidak teraba, melemah atau terlambatnya pulsasi arteri femoralis
dibandingkan dengan arteri
derajat berat akan timbul gagal jantung kongestif pada usia
minggu-minggu pertama atau brakhialis, kecuali bila ada PDA besar dengan aliran pirau dari
arteri pulmonalis ke aorta
bulan-bulan pertama kehidupannya.
desendens. Selain itu juga tekanan darah lengan lebih tinggi dari
pada tungkai.
Penemuan pada auskultasi jantung dapat menentukan derajat
beratnya obstruksi. Pada PS
Obstruksi pada AS atau CoA yang berat akan menyebabkan gagal
jantung pada usia dini dan valvular terdengar bunyi jantung satu normal yang diikuti dengan
klik ejeksi saat katup pulmonal
akan mengancam kehidupan bila tidak cepat ditangani. Pada
kelompok ini, sirkulasi sistemik yang abnormal membuka. Klik akan terdengar lebih awal bila
derajat obstruksinya berat atau
pada bayi baru lahir sangat tergantung pada pirau dari kanan ke
kiri melalui PDA sehingga mungkin tidak terdengar bila katup kaku dan stenosis sangat
berat. Bising sistolik ejeksi yang
dengan menutupnya PDA akan terjadi perburukan sirkulasi
sistemik dan hipoperfusi perifer. kasar dan keras terdengar di area pulmonal. Bunyi jantung dua
yang tunggal dan bising sistolik
Pemberian Prostaglandin E1 (PGE1) dengan tujuan
mempertahankan PDA agar tetap terbuka ejeksi yang halus akan ditemukan pada stenosis yang berat.
(PDA).
Bila dilihat dari penampilan klinisnya, secara garis besar terdapat
2 golongan PJB sianotik, yaitu
(1) yang dengan gejala aliran darah ke paru yang berkurang, Penderita umumnya sianosis yang akan bertambah bila menangis
misalnya Tetralogi of Fallot (TF) atau melakukan aktivitas
dan Pulmonal Atresia (PA) dengan VSD, dan (2) yang dengan fisik, akibat aliran darah ke paru yang makin berkurang. Pada
gejala aliran darah ke paru yang keadaan yang berat sering terjadi
serangan spel hipoksia, yang ditandai khas dengan hiperpnea, Tetralogi Fallot
gelisah, menangis
TF adalah golongan PJB sianotik yang terbanyak ditemukan yang
berkepanjangan, bertambah biru, lemas atau tidak sadar dan terdiri dari 4 kelainan, yaitu
kadang-kadang disertai kejang.
VSD tipe perimembranus subaortik, aorta overriding, PS
Pada kondisi ini bila tidak diatasi dengan cepat dan benar akan infundibular dengan atau tanpa PS
berakibat kematian. Serangan
valvular dan hipertrofi ventrikel kanan. Sianosis pada mukosa
ini umumnya terjadi pada usia 3 bulan sampai 3 tahun dan sering mulut dan kuku jari sejak bayi
timbul saat bangun tidur pagi
adalah gejala utamanya yang dapat disertai dengan spel hipoksia
atau siang hari ketika resistensi vaskuler sistemik rendah. Dapat bila derajat PS cukup berat
kembali pulih secara spontan
dan squatting pada anak yang lebih besar. Bunyi jantung dua akan
dalam waktu kurang dari 15–30 menit, tetapi dapat terdengar tunggal pada PS
berkepanjangan atau berulang sehingga
yang berat atau dengan komponen pulmonal yang lemah bila PS
menyebabkan komplikasi yang serious pada sistim susunan saraf ringan. Bising sistolik ejeksi
pusat atau bahkan
dari PS akan terdengar jelas di sela iga 2 parasternal kiri yang
menyebabkan kematian. Karena itu diperlukan pengenalan dan menjalar ke bawah klavikula kiri.
penanganannya dengan segera
secara tepat dan baik. Pada anak yang lebih besar sering juga
Pada bayi atau anak dengan riwayat spel hipoksia harus diberikan
memperlihatkan gejala
Propranolol peroral sampai
squatting, yaitu jongkok untuk beristirahat sebentar setelah
dilakukan operasi. Dengan obat ini diharapkan spasme otot
berjalan beberapa saat dengan
infundibuler berkurang dan
tujuan meningkatkan resistensi vaskuler sistemik dan sehingga
frekwensi spel menurun. Selain itu keadaan umum pasien harus
aliran darah ke paru meningkat.
diperbaiki, misalnya koreksi
anemia, dehidrasi atau infeksi yang semuanya akan meningkatkan saat PDA mulai menutup. Saat ini diperlukan tindakan operasi BTS
frekwensi spel. Bila spel emergensi dan pemberian
hipoksia tak teratasi dengan pemberian propranolol dan keadaan PGE1 dapat membantu memperbaiki kondisi sementara
umumnya memburuk, maka menunggu persiapan untuk operasi.
baik untuk operasi definitif (koreksi total). Penyakit jantung bawaan sianotik dengan gejala aliran ke paru
yang bertambah
kongestif.
Penampilan klinis yang paling utama pada TGA dengan IVS adalah
sianosis sejak lahir dan
Transposition of the Great Arteries
kelangsungan hidupnya sangat tergantung pada terbukanya PDA.
TGA adalah kelainan dimana kedua pembuluh darah arteri besar Sianosis akan makin nyata
tertukar letaknya, yaitu aorta
saat PDA mulai menutup pada minggu pertama kehidupan dan
keluar dari ventrikel kanan dan arteri pulmonalis dari ventrikel bila tidak ada ASD akan timbul
kiri. Pada kelainan ini sirkulasi
hipoksia berat dan asidosis metabolik. Sedangkan pada TGA
darah sistemik dan sirkulasi darah paru terpisah dan berjalan dengan VSD akan timbul tanda
paralel. Kelangsungan hidup bayi
dan gejala akibat aliran ke paru yang berlebih dan selanjutnya
yang lahir dengan kelainan ini sangat tergantung dengan adanya gagal jantung kongestif pada
percampuran darah balik
usia 2–3 bulan saat tahanan vaskuler paru turun. Karena pada
vena sistemik dan vena pulmonalis yang baik, melalui pirau baik di TGA posisi aorta berada di
tingkat atrium (ASD),
anterior dari arteri pulmonalis maka pada auskultasi akan
ventrikel (VSD) ataupun arterial (PDA). terdengar bunyi jantung dua yang
harus secepatnya dilakukan Balloon Atrial Septostomy (BAS), yaitu dimana berat badan penderita lebih baik dan belum terjadi
penyakit obstruktif vaskuler paru
membuat lubang di septum
atrium dengan kateter balon untuk memperbaiki percampuran akibat hipertensi pulmonal yang ada.
darah di tingkat atrium. Biasanya
dengan kedua tindakan tersebut diatas, keadaan umum akan Common Mixing
membaik dan operasi koreksi
Pada PJB sianotik golongan ini terdapat percampuran antara
dapat dilakukan secara elektif. Operasi koreksi yang dilakukan darah balik vena sistemik dan
adalah arterial switch, yaitu
vena pulmonalis baik di tingkat atrium (ASD besar atau Common
menukar ke dua arteri utama ketempat yang seharusnya yang Atrium), di tingkat ventrikel
harus dilakukan pada usia 2–4
(VSD besar atau Single Ventricle) ataupun di tingkat arterial
minggu sebelum ventrikel kiri menjadi terbiasa memompa darah (Truncus Arteriosus). Umumnya
ke paru-paru dengan tekanan
sianosis tidak begitu nyata karena tidak ada obstruksi aliran darah
rendah. ke paru dan percampuran
Gejalanya sama seperti pada umumnya kelainan dengan aliran ke DAFTAR PUSTAKA
paru yang berlebihan dan
Pada kelainan jenis ini, diagnosis dini sangat penting karena Williams & Wilkins, Baltimore, 1998.
operasi paliatif ataupun definitif
Komite Medik Pusat JantungNasional Harapan Kita. Standard
harus sudah dilakukan pada usia sebelum 6 bulan sebelum terjadi Pelayanan Medis di Rumah Sakit Jantung dan
penyakit obstruktif vaskuler.
Pembuluh Darah Harapan Kita, 2003.
Operasi paliatif yang dilakukan adalah PAB dengan tujuan
Park MK. Pediatric Cardiology for Practitioners. Edisi IV. Mosby
mengurangi aliran darah ke paru
Co., St. Louis, 2002.
sehingga penderita dapat tumbuh lebih baik dan siap untuk
Putra ST, Advani N dan Rahayoe AU. Dasar-dasar Diagnosis dan
operasi korektif atau definitif.
Tatalaksana Penyakit Jantung pada Anak.
Tergantung dari kelainannya, operasi definitif yang dilakukan
Simposium Nasional Kardiologi Anak I, Forum Ilmiah Kardiologi
dapat berupa bi-ventricular repair
Anak Indonesia, Jakarta, 1996.
Perloff JK. The Clinical Recognition of Congenital Heart Disease. Wilkinson JL. Early Recognition of Congenital Heart Disease in the
Edisi IV. WB. Saunders Co., Philadelpiha, 1994. Newborn: Diagnosis and Timing of Referal.
Rachmat J. Protokol penatalaksanaan kelainan jantung bawaan di Dalam Pengenalan Dini dan Tata Laksana Penyakit jantung
RS. Jantung Harapan Kita, Jakarta. Diajukan Bawaan pada Neonatus. Pendidikan Kedokteran
pada KOPERKI VI, Bandung, 1994. Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak XXXII Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 1994. Simposium Nasional
Rahayoe AU. Deteksi Dini dan Saat Rujukan Bayi dengan Penyakit
Jantung Bawaan. Simposium Sehari, Forum Kardiologi Anak I, Forum Ilmiah Kardiologi Anak Indonesia,
Jakarta, 1996.
Ilmiah Kardiologi Anak Indonesia, Jakarta, 1995.
Jakarta, 1994.