Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENGUJIAN TARIK
2.1. Tujuan
1. Mengetahui apa itu Pengujian tarik.
2. Mengetahui tahapan proses Pengujian tarik.
3. Mengetahui dan memahami cara kerja mesin uji tarik kendali beban (mesin
hidrolik) yaitu Universal Testing Machine konvensional.
4. Mengetahui pengaruh pembebanan terhadap spesimen uji tarik termal
alumunium.
5. Mengetahui sifat-sifat mekanik seperti kekuatan tarik, kekuatan luluh dan
keuletan dari spesimen uji tarik termal alumunium.
6. Mengetahui dan memahami kurva apa saja yang berhubungan dengan
Pengujian Tarik dan bagaimana cara pengkonversiannya.
7. Mengetahu fenomena-fenomena patahan pada pengujian tarik.
8
BAB II PENGUJIAN TARIK Kelompok 3
Grafik yang dihasilkan dari mesin uji tarik adalah grafik antara gaya atau
beban tarik terhadap perpanjangan yang terjadi. Grafik tersebut harus
dikonversikan menjadi grafik tegangan teknis terhadap regangan teknis, tujuannya
untu meminimalisasi pengaruh faktor geometris. Tegangan dan regangan teknis
dirumuskan sebagai berikut :
F
σ=
A0
Lf - L0 ∆L
e= =
L0 L0
Uji tarik merupakan salah satu pengujian untuk mengetahui sifat-sifat suatu
bahan. Dengan menarik suatu bahan kita akan segera mengetahui bagaimana
bahan ini bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui sejauh mana material
itu bertambah panjang. Pengujian dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis
suatu material, khususnya logam diantara sifat-sifat mekanis yang dapat diketahui
dari hasil pengujian tarik adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan tarik
2. Kuat luluh dari material
3. Keuletan dari material
4. Modulus elastis dari material
5. Kelentingan dari suatu material
6. Ketangguhan.
Keterangan :
e : Besar regangan
Lf : Panjang benda uji setelah pengujian (mm)
Lo : Panjang awal benda uji (mm)
e. Modulus Elastisitas (Kekakukan)
Pada tegangan dan regangan yang dihasilkan, dapat diketahui nilai modulus
elastisitas. Modulus elastisitas adalah ukuran kekakuan material. Pada kurva uji
tarik modulus ealstisitas ditunjukkan oleh daerah slope atau kemiringan dari kurva
yang didapati dengan persamaan:
σ
E=
e
Keterangan:
E : Besar modulus elastisitas (kg/mm2),
e : regangan
σ : Tegangan (kg/mm2)
Makin besar nilai modulus elastisitas, makin kecil regangan elastis yang
dihasilkan akibat pemberian tegangan. Modulus elastisitas ditentukan oleh gaya
ikat antar atom, karena gaya-gaya ini tidak dapat dirubah tanpa terjadi perubahan
mendasar pada sifat bahannya. Maka modulus elastisitas salah satu sifat-sifat
mekanik yang tidak dapat diubah. Sifat ini hanya sedikit berubah oleh adanya
penambahan paduan, perlakuan panas, atau pengerjaan dingin.
f. Kekuatan luluh (Yield Strength)
Salah satu kekuatan yang biasanya diketahui dari suatu hasil pengujian tarik
adalah kuat luluh (yield strength). Kekuatan luluh (yield strength) merupakan titik
yang menunjukan perubahan dari deformasi elastis ke deformasi plastis [Dieter,
1993]. Besar tegangan luluh dituliskan seperti pada persamaan sebagai berikut:
Fy
σy =
A0
Keterangan :
σy : Besarnya tegangan luluh (kg/mm2)
Fy : Besarnya beban di titik luluh (yield) (kg)
Ao : Luas penampang awal benda uji (mm2)
ulet pada saat beban maksimum M terlampaui dan bahan terus terdeformasi
hingga titik putus B maka terjadi mekanisme penciutan (necking) sebagai akibat
adanya suatu deformasi yang terlokalisasi. Pada bahan ulet kekuatan putus adalah
lebih kecil daripada kekuatan maksimum sementara pada bahan getas kekuatan
putus adalah sama dengan kekuatan maksimumnya.
i. Keuletan (e)
Keuleten adalah kemampuan suatu bahan sewaktu menahan beban pada saat
diberikan penetrasi dan akan kembali ke baentuk semula. Keuletan merupakan
sifat bahan mampu deformasi terhadap baban tarik sebelum benar-benar patah
(ruptur). Secara umum pengukuran keuletan dilakukan untuk memenuhi
kepentingan tiga buah hal [Dieter, 1993]:
1) Untuk menunjukan elongasi di mana suatu logam dapat berdeformasi tanpa
terjadi patah dalam suatu proses suatu pembentukan logam, misalnya
pengerolan dan ekstrusi.
2) Untuk memberi petunjuk secara umum kepada perancang mengenai
kemampuan logam untuk mengalir secara pelastis sebelum patah.
3) Sebagai petunjuk adanya perubahan permukaan kemurnian atau kondisi
pengolahan.
j. Ketangguhan (toughness)
Ketangguhan (toughness) adalah kemampuan menyerap energi pada daerah
plastis untuk menyebabkan patah. Pada umumnya ketangguhan menggunakan
konsep yang sukar dibuktikan atau didefinisikan. Salah satu menyatakan
ketangguhan adalah meninjau luas keseluruhan daerah di bawah kurva tegangan-
regangan. Luas ini menunjukan jumlah energi tiap satuan volum yang dapat
dikenakan kepada bahan tanpa mengakibatkan pecah.
k. Reduksi Penampang (q)
Reduction of area merupakan pengecilan penampang ketika mengalami
fracture. Hal ini berguna dalam menentukan seberapa besar suatu material yang
mengalami beban uniaksial akan mengalami pengecilan luas penampang.
Perhitungan reduksi penampang menggunakan persamaan:
A 0 - Af
q=
A0
Gambar 2.7 Ilustrasi penampang samping bentuk perpatahan benda uji tarik sesuai dengan tingkat
keuletan/kegetasan
bahan ulet umumnya lebih tangguh dan memberikan peringatan lebih dahulu
sebelum terjadinya kerusakan.
Pengumpulan data
Kesimpulan
Praktikum
2.3.1. Skema Proses
1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Baja yang digunakan
adalah termal alumunium dan mesin yang digunakan adalah Universal
Testing Machine (UTM) konvensional.
2. Mengambil gambar termal alumunium yang dibandingkan skalanya
dengan penggaris.
3. Mengukur dimensi termal alumunium yaitu panjang dan diameter gage
length dan memberikan tanda setiap 5 mm dari tengah gage length.
4. Memasang dan menjepit termal alumunium pada grip mesin UTM
dengan posisi termal alumunium secara vertikal dan memposisikan
daerah gage length berada di tengah daerah pengujian dan posisinya
harus lurus (simetris).
5. Memasang dan menjepit millimeter blok di alat pendeteksi kurva mesin
uji tarik dan setelah itu kalibrasi beban mesin uji tarik sehingga skala
beban menunjukkan angka nol (0).
6. Mengatur mesin UTM dengan beban bandul C (3e) yaitu pembebanan
mesin maksimum 1.5 ton, setelah itu menyalakan mesin uji tarik
dengan menarik tuas hingga kecepatan 60 lalu di kunci.
7. Tuas yang ditarik merupakan pemberian beban tarik secara perlahan
dan kontinyu terhadap termal alumunium hingga termal alumunium
patah.
8. Membaca nilai Fmaks (beban maksimum) yang dapat diterima termal
alumunium pada skala beban mesin uji tarik.
9. Termal alumunium dilepaskan dari penjepit (grip) mesin UTM.
10. Mengukur termal alumunium dengan menyambungkan patahan termal
alumunium menjadi satu bagian yang utuh dengan mengukur panjang
dan diameter akhir gage length.
11. Pengumpulan data praktikum yang telah dilakukan.
12. Menganalisa dan membahas apa yang terjadi selama praktikum.
13. Membuat kesimpulan dari proses praktikum yang telah dilakukan.
2.4.2 Bahan
1. Spesimen uji termal alumunium : 1 buah
2. Milimeter blok : 1 lembar
No
Data Keterangan
.
Diperoleh dari hasil
F max = 310 kg
1. F max pengujian pada
F max = 15,5 kotak
mesin
2. Skala (kg/kotak) 1 kotak = 20 kg Skala
Tentukan posisi Fy
Fy = 13,5 kotak dari kurva mesin
3. Fy
Fy = 270 kg lalu hitung
bebannya
Panjang gage
4. Panjang Akhir (lf) lf = 35 mm
length akhir
Diameter gage
5. Diameter Akhir (df) df = 5,4 mm
length akhir
Luas Penampang
6. Af = 22,89 mm2 Af = ¼ π df2
Akhir (Af)
Δl = lf – l0; lalu
Perubahan Panjang Δl = 5 mm bandingkan
7.
(Δl) Δl = 18 kotak skalanya pada
kurva mesin
Kekuatan Tarik σu = 9,49 kg/mm2 =
8. σu = Fmax / A0
(σu) 94,9 Mpa
Kekuatan Luluh σy = 8,26 kg/mm2 =
9. σy = Fy / A0
(σy) 82,6 MPa
10. Keuletan (ε) ε = 17% ε = Δl/l0 x 100%
Modulus Elastisitas E = 48,58 kg/mm2
11. E = σy / ε
(E) = 4,858 GPa
3. Foto Spesimen
Ditanya : A0 =?
1
Jawab : A0 = π d02
4
1
A0 ¿ . 3,14. (6,45 mm)2
4
A0 = 32,65 mm2
b. Skala (kg)
Diketahui : Fmax = 310 kg
Fmax = 15,5 kotak
Ditanya : skala 1 kota (kg) = ?
Fmax (kg)
Jawab : 1 kotak =
Fmax ( kotak )
310 kg
1 kotak =
15,5 kotak
kg
1 kotak = 20
kotak
Diketahui : l0 = 30 mm
lf = 35 mm
Ditanya : Δl =?
Jawab : Δl = lf – l0
= 35 mm – 30 mm
Δl = 5 mm
f. Kekuatan tarik (σu)
Diketahui : Fmax = 310 kg
A0 = 32,65 mm2
Ditanya : σu =?
Fmax
Jawab : σu =
A0
310 kg
σu =
32,6 5 mm2
kg m
σu = 9,49 2 x 10 2
mm s
N
σu = 94,9 = 94,9 MPa
mm 2
Δl
Jawab :ε = x 100%
l0
l f - l0
ε = x 100%
l0
35 - 3 0
ε = x 100%
30
ε = 17 %
i. Modulus elastisitas (E)
kg
Diketahui: σy = 8,26
mm 2
Δl 5 mm
ε = = = 0,167
l0 3 0 mm
Ditanya :E =?
σy
Jawab :E =
ε
kg
8,26
E = mm2
0 ,167
kg m
E = 49,461 2 x 10 2
mm s
N
E = 494,61 = 494,61 MPa
mm 2
10-3 GPa
E = 494,61 MPa x
1 MPa
E = 0,49461 GPa
A0 = 32,65mm2
Δl3 = 3 kotak = 3 x 0,27 = 0,81mm
l0 = 30 mm
Ditanya : S3 dan e3 ?
Jawab :
F3 1 0 4 kg kg
S3 = = 2 = 3,1852
A0 32,65 mm mm 2
∆l 3 0,81 mm
e3 = = = 0,027
l0 3 0 mm
4) Titik 4
kg
Diketahui : F4 = 6,1 kotak x 20 = 122 kg
kotak
A0 = 32,65 mm2
mm
Δl4 = 4kotak x 0,27 = 1,08 mm
kotak
l0 = 30 mm
Ditanya : S4 dan e4 ?
Jawab :
F 4 122 kg kg
S4 = = 2 = 3,736
A0 32,65 mm mm 2
∆l 4 1,08 mm
e4 = = = 0,036
l0 3 0 mm
5) Titik 5
kg
Diketahui : F5 = 7,2 kotak x 20 = 144 kg
kotak
A0 = 32,65 mm2
mm
Δl5 = 5 kotak x 0,27 = 1,35 mm
kotak
l0 = 30 mm
Ditanya : S5 dan e5 ?
Jawab :
F5 144 kg kg
S5 = = 2 = 4,4164
A0 32,65 mm mm 2
∆l 5 1,35 mm
e5 = = = 0,045
l0 3 0 mm
6) Titik 6
kg
Diketahui : F6 = 9,2 kotak x 20 = 184 kg
kotak
A0 = 32,65 mm2
mm
Δl6 = 6 kotak x 0,27 = 1,62mm
kotak
l0 = 30 mm
Ditanya : S6 dan e6 ?
Jawab :
F6 184 kg kg
S6 = = 2 = 5,635 2
A0 32,65 mm mm
∆l 6 1,62 mm
e6 = = = 0,054
l0 30 mm
7) Titik 7
kg
Diketahui : F7 = 12 kotak x 20 = 240 kg
kotak
A0 = 32,65 mm2
mm
Δl7 = 7 kotak x 0,27 = 1,84 mm
kotak
l0 = 30 mm
Ditanya : S7 dan e7 ?
Jawab :
F7 240 kg kg
S7 = = 2 = 7,35
A0 32,65 mm mm 2
∆l 7 1,84 mm
e7 = = =0,063
l0 3 0 mm
8) Titik 8
kg
Diketahui : F8 = 13,4 kotak x 20 = 268 kg
kotak
A0 = 32,65 mm2
mm
Δl8 = 8 kotak x 0,27 = 2,16 mm
kotak
l0 = 30mm
Ditanya : S8 dan e8 ?
Jawab :
F 8 268 kg kg
S8 = = 2 = 8,208
A0 32,65 mm mm 2
∆l 8 2,16 mm
e8 = = = 0,072
l0 3 0 mm
9) Titik 9
kg
Diketahui : F9 = 15 kotak x 20 = 300 kg
kotak
A0 = 32,65 mm2
mm
Δl9 = 9 kotak x 0,27 = 2,43 mm
kotak
l0 = 30 mm
Ditanya : S9 dan e9 ?
Jawab :
F 9 300 kg kg
S9 = = 2 = 9,188
A0 32,65 mm mm 2
∆l 9 2,43 mm
e9 = = = 0,081
l0 3 0 mm
10) Titik 10
kg
Diketahui : F10 = 15,3 kotak x 20 = 306 kg
kotak
A0 = 32,65 mm2
mm
Δl10 = 10 kotak x 0,27 = 2,7 mm
kotak
l0 = 30 mm
Ditanya : S10 dan e10 ?
Jawab :
F10 306 kg kg
S10 = = 2 = 9,37
A 0 32,65 mm mm 2
∆l 1 0 2,7 mm
e10 = = = 0,09
l0 3 0 mm
11) Titik 11
kg
Diketahui : F11 = 15 kotak x 20 = 300 kg
kotak
A0 = 32,65 mm2
mm
Δl11 = 11 kotak x 0,27 = 2,97 mm
kotak
l0 = 30 mm
Ditanya : S11 dan e11 ?
Jawab :
F11 300 kg kg
S11 = = 2 = 9,188 2
A0 32,65 mm mm
∆l 11 2 ,27 mm
e11 = = = 0,09
l0 3 0 mm
12) Titik 12
kg
Diketahui : F12 = 15 kotak x 20 = 300 kg
kotak
A0 = 32,65 mm2
mm
Δl12 = 12 kotak x 0,27 = 3,24 mm
kotak
l0 = 30 mm
Ditanya : S12 dan e12 ?
Jawab :
F12 300 kg kg
S12 = = 2 = 9,188
A0 32,65 mm mm 2
∆l 12 3,24 mm
e12 = = = 0,108
l0 3 0 mm
13) Titik 13
kg
Diketahui : F13 = 14,8 kotak x 20 = 296 kg
kotak
A0 = 32,65 mm2
mm
Δl13 = 13 kotak x 0,27 = 3,51 mm
kotak
l0 = 30 mm
Ditanya : S13 dan e13 ?
Jawab :
F13 296 kg kg
S13 = = 2 =9,065
A 0 32,65 mm mm 2
∆l 13 3, 51 mm
e13 = = = 0,117
l0 3 0 mm
14) Titik 14
kg
Diketahui : F14 = 14,1 kotak x 20 = 282 kg
kotak
A0 = 32,65 mm2
mm
Δl14 = 14 kotak x 0,27 = 3,78 mm
kotak
l0 = 30 mm
Ditanya : S14 dan e14 ?
Jawab :
F14 282 kg kg
S14 = = 2 = 8,637
A0 32,65 mm mm 2
∆l 14 3, 78 mm
e14 = = = 0,126
l0 3 0 mm
15) Titik 15
kg
Diketahui : F15 = 14 kotak x 20 = 280 kg
kotak
A0 = 32,65 mm2
mm
Δl15 = 15 kotak x 0,27 = 4,05 mm
kotak
l0 = 30 mm
Ditanya : S15 dan e15 ?
Jawab :
F15 280 kg kg
S15 = = 2 = 8,57
A 0 32,65 mm mm 2
∆l 15 4,05 mm
e15 = = = 0,135
l0 3 0 mm
16) Titik 16
kg
Diketahui : F16 = 12 kotak x 20 = 240 kg
kotak
A0 = 32,65 mm2
mm
Δl16 = 16 kotak x 0,27 = 4,32 mm
kotak
l0 = 30 mm
Ditanya : S16 dan e16 ?
Jawab :
F16 240 kg kg
S16 = = 2 = 7,35
A0 32,65 mm mm 2
∆l 16 4, 32 mm
e16 = = = 0,144
l0 3 0 mm
17) Titik 17
kg
Diketahui : F17 = 11 kotak x 20 = 220 kg
kotak
A0 = 32,65 mm2
mm
Δl17 = 17 kotak x 0,27 = 4,59 mm
kotak
l0 = 30 mm
Ditanya : S17 dan e17 ?
Jawab :
F17 220 kg kg
S17 = = 2 = 6,738
A0 32,65 mm mm 2
∆l 17 4,59 mm
e17 = = = 0,153
l0 30 mm
18) Titik 18
kg
Diketahui : F18 = 10 kotak x 20 = 200 kg
kotak
A0 = 32,65 mm2
mm
Δl18 = 18 kotak x 0,27 = 4,86 mm
kotak
l0 = 30 mm
Ditanya : S18 dan e18 ?
Jawab :
F18 200 kg kg
S18 = = 2 = 6,125
A 0 32,65 mm mm 2
∆l 18 4,86 mm
e18 = = = 0,162
l0 30 mm
10 Kurva Teknis
7
S (Stres) (kg/mm2)
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18
e (Strain)
3. Kurva
Kurva Sebenarnya
0.1
0.09
0.08
0.07
0.06
σ (kg/mm2)
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
Regangan (ε)
Sebenarnya
panjang mulai terjadi. Pada saat necking terjadi, spesimen termal alumunium
mulai menunjukkan gejala-gejala patah yaitu berupa retakan disekitar daerah yang
mengalami pengecilan penampang. Retakan-retakan tersebut akan membesar dan
akhirnya termal aluminium patah. Dari kurva mesin yang diperoleh juga dapat
diperoleh besarnya reduksi penampang (q).
Dari kurva mesin yang diperoleh dari mesin uji tarik selanjutnya dikonversi
ke kurva teknis dan kurva sebenarnya untuk mengetahui sifat-sifat mekanik dari
spesimen termal aluminium seperti kekuatan tarik maksimum yaitu tegangan
maksimum yang bisa ditahan oleh sebuah bahan ketika ditarik sebelum terjadinya
perpatahan (fracture). Kekuatan tarik maksimum ini berhubungan dengan beban
maksimum material, semakin besar beban maksimum (Fmax) maka akan semakin
besar kekuatan tarik maksimumnya (σUTS). Dari hasil pengolahan data, nilai
kekuatan tarik maksimum yang diperoleh yaitu sebesar 94,9 MPa.
Nilai lain yang diperoleh yaitu nilai kekuatan luluh, keuletan dan modulus
elastisitas. Kekuatan luluh adalah kekuatan/tegangan untuk menahan material
terhadap deformasi plastis. Kekuatan luluh berhubungan dengan beban luluh yang
merupakan beban maksimal sebelum material mengalami deformasi plastis. Nilai
kekuatan luluh yang diperoleh yaitu sebesar 82,6 MPa. Keuletan adalah sifat yang
menggambarkan kemampuan material dalam hal ini termal aluminium untuk
mengalami deformasi plastis hingga patah. Nilai keuletan yang diperoleh sebesar
17%. Modulus elastisitas yang berhubungan dengan sifat mekanik material yaitu
kekakuan. Modulus elastisitas merupakan ukuran kekakuan suatu material. Nilai
modulus elastisitas yang diperoleh sebesar 4,858 GPa.
Dari kurva teknis uji tarik, didapat bentuk kurva yang tidak terlalu berbeda
dari kurva mesin karena nilai tegangan yang didapat berasal dari beban pada
kurva mesin, hal yang berbeda adalah nilai keuletan. Pada kurva sebenarnya
diketahui nilai kekuatan sebenarnya terutama kekuatan patah karena bentuk kurva
dari kekuatan patahnya berbeda dari kurva mesin dan kurva teknis dikarenakan
pada kurva teknis tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya karena selama
proses penarikan terhadap termal aluminium, panjang spesimen selalu bertambah
dan luas penampang selalu berkurang.
2.7 Kesimpulan
1. Pengujian tarik yang dilakukan dapat mengetahui sifat-sifat mekanik
spesimen termal aluminium yaitu kekuatan tarik maksumum (σUTS) sebesar
94,9 MPa, kekuatan luluh (σy) sebesar 82,6 MPa, keuletan (ε) sebesar 17%
dan modulus elastisitas sebesar 4,858 GPa.
2. Proses pengujian uji tarik yang dilakukan dapat mengetahui nilai beban
maksimum spesimen uji baja tulangan polos yaitu sebesar 310 kg.
3. Semakin besar nilai beban maksimum, semakin besar nilai kekuatan tarik
maksimumnya.
4. Pengujian tarik dilakukan dengan pembebanan secara perlahan dan kontinyu.
5. Dari hasil patahan pengujian tarik yang berserabut dapat diketahui bahwa
termal aluminium bersifat ulet.
6. Dari kurva mesin yang diperoleh dari pengujian tarik dapat dikonversikan
menjadi kurva teknis dan sebenarnya sehingga diketahui nilai kekuatan dari
spesimen uji termal aluminium.