Anda di halaman 1dari 6

Nama : Arti Mayangsari

NIM : 18080324001
Kelas : Pendidikan Tata Niaga 2018 A
Mata Kuliah : Manajemen Operasional

1. TUJUAN STRATEGI LOKASI


Tujuan dari strategi lokasi yaitu untuk pelayanan konsumen, mendapatkan bahan mentah
dengan mudah dan dengan harga yang relatif rendah, kemudahan dalam mendapatkan tenaga
kerja, dan memungkinkan adanya perluasan usaha di kemudian hari.
2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN LOKASI
Adapun berbagai faktor tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Keputusan Pemilihan Lokasi Negara
Faktor yang dipertimbangkan diantaranya:
1. Resiko politik yang dihadapi, peraturan yang ada, sikap pemerintah, serta insentif
pemerintah.
2. Permasalahan budaya dan ekonomi , termasuk budaya korupsi
3. Lokasi pasar karena produk yang telah dibuat harus dapat diserap oleh pasar agar
keberlangsungan perusahaan dapat terjamin.
4. Ketersediaan tenaga kerja, upah buruh, produktifitas, karena unsure tenaga kerja
adalah sangat penting bagi perusahaan.
5. Ketersediaan pasokan, komunikasi dan energi, hal ini disebabkan ketergantungan
perusahaan pada hal-hal tersebut karena tanpa bahan baku, komunikasi maupun energi
maka perusahaan tidak dapat beropoperasi.
6. Resiko nilai tukar mata uang, karena mata uang dari suatu Negara yang sangat
fluktuatif akan berdampak sangat signifikan bagi kegiatan bisnis.
b. Keputusan Pemilihan Lokasi Daerah (Region)
Faktor yang dipertimbangkan diantaranya:
1. Keinginan perusahaan
2. Segi-segi yang menarik dari wilayah tersebut (budaya, pajak, iklim)
3. Ketersediaan tanaga kerja, upah serta sikap terhadap serikat kerja
4. Biaya dan ketersediaan pelayanan umum.
5. Peraturan mengenai lingkungan hidup.
6. Insentif dari pemerintah.
7. Kedekatan dengan bahan baku dan konsumen.
8. Biaya tanah dan pendirian bangunan.
c. Keputusan Lokasi untuk memilih tempat (site)
Faktor yang dipertimbangkan diantaranya:
1. Ukuran dan biaya lokasi
2. Sistem transportasi udara, kereta, jalan bebas maupunb jalur laut.
3. Pembatasan daerah.
4. Kedekatan dengan jasa / pasokan yang dibutiuhkan.
5. Permasalahan dampak lingkungan.
Faktor lain juga memengaruhi keputusan lokasi. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai
berikut :
a) Produktivitas Tenaga Kerja
b) Resiko Nilai Tukar dan Mata Uang
c) Biaya-biaya lokasi (biaya nyata dan biaya tidak nyata)
d) Resiko Politik Nilai dan Budaya
e) Kedekatan pada Pasar
f) Kedekatan Pada Pemasok
g) Kedekatan pada Pesaing
3. MODEL TRANSPORTASI YANG DAPAT MEMINIMUMKAN ONGKOS
TRANSPORTASI ADA 4 METODE :
a. METODE NORTHWEST CORNER
Metode ini merupakan metode untuk menentukan solusi awal yang pengalokasiannya
berawal dari pojok kiri atas (Barat Laut/North West) hingga ke pojok kanan bawah
(Tenggara/South East). Selanjutnya, pengalokasian dilakukan pada kotak X[i,j+1] bila
permintaan di kolom j telah terpenuhi dan pada kotak X[i+1,j] bila permintaan di
baris i telah terpenuhi.
b. METODE STEPPING STONE
Metode ini dalam merubah alokasi produk untuk mendapatkan alokasi produksi yang
optimal menggunakan cara trial and error atau coba – coba. Walaupun merubah alokasi
dengan cara coba- coba, namun ada syarat yang harus diperhatikan yaitu dengan melihat
pengurangan biaya per unit yang lebih besar dari pada penambahan biaya per unitnya.
c. METODE MODI
Metode ini Merupakan perkembangan dari metode stepping stone, karena penentuan
segi empat kosong yang bisa menghemat biaya dilakukan dengan prosedur yang lebih
pasti dan tepat serta metode ini dapat mencapai hasil optimal lebih cepat.. dalam
merubah alokasi produk untuk mendapatkan alokasi produksi yang optimal
menggunakan suatu indeks perbaikan yang berdasarkan pada nilai baris dan nilai
kolom.
d. METODE VAM
Teknik pengerjaan pada metode ini berbeda dengan dua metode sebelumnya yaitu
metode transportasi Stepping Stone dan MODI dimana untuk mendapatkan solusi yang
optimal dilakukan berulang-ulang sampai kondisi optimal tersebut
terpenuhi. Sedangkan pada metoda VAM ini, sekali kita menentukan alokasi pada satu
cell maka alokasi tersebut tidak berubah lagi.
Metode Stepping Stone
Metode ini dalam merubah alokasi produk untuk mendapatkan alokasi produksi yang
optimal menggunakan cara trial and error atau coba – coba. Walaupun merubah alokasi dengan
cara coba- coba, namun ada syarat yang harus diperhatikan yaitu dengan melihat pengurangan
biaya per unit yang lebih besar dari pada penambahan biaya per unitnya. Untuk mempermudah
penjelasan, berikut ini akan diberikan sebuah contoh. Suatu perusahaan mempunyai tiga pabrik
di W, H, O. Dengan kapasitas produksi tiap bulan masing- masing 90 ton, 60 ton, dan 50 ton;
dan mempunyai tiga gudang penjualan di A, B, C dengan kebutuhan tiap bulan masing- masing
50 ton, 110 ton, dan 40 ton. Biaya pengangkutan setiap ton produk dari pabrik W, H, O ke
gudang A, B, C adalah sebagai berikut:

Tentukan alokasi hasil produksi dari pabrik – pabrik tersebut ke gudang – gudang penjualan
dengan biaya pengangkutan terendah.
Solusi:
a. Penyusunan tabel alokasi

Xij adalah banyaknya alokasi dari sumber (pabrik) i ke tujuan (gudang) j. Nilai Xij inilah
yang akan kita cari.
b. Prosedur alokasi
Pedoman prosedur alokasi tahap pertama adalah pedoman sudut barat laut (North West
Corner Rule) yaitu pengalokasian sejumlah maksimum produk mulai dari sudut kiri atas
(X11) dengan melihat kapasitas pabrik dan kebutuhan gudang.

Biaya Pengangkutan untuk alokasi tahap pertama sebesar


50 (20) + 40 (5) + 60 (20) + 10 (10) + 40 (19) = 3260.

c. Merubah alokasi secara trial and error


Perubahan bisa dari kotak terdekat atau bisa juga pada kotak yang tidak berdekatan dengan
melihat pengurangan biaya per unit yang lebih besar dari pada penambahan biaya per unit.
Misalnya akan dicoba perubahan dari kotak WA ke kotak HA artinya 50 ton kebutuhan
gudang A akan dikirim dari pabrik H dan buikan dari pabrik W. Perubahan alokasi produk
dari dua kotak tersebut akan mengakibatkan berubahnya alokasi produk kotak lainnya yang
terkait (kotak HB dan kotak WB). Untuk itu sebelum dilakukan perubahan perlu dilihat
penambahan dan pengurangan biaya transportasi per unitnya sebagai berikut:
Penambahan biaya: dari H ke A = 15 Pengurangan biaya : dari W ke A = 20
dari W ke B = 5 + dari H ke B = 20 +
20 40
Karena pengurangan biaya per unit lebih besar dari penambahan biaya maka perubahan
dapat dilakukan.
Biaya Pengangkutan untuk alokasi tahap pertama sebesar
90 (5) + 50 (15) + 10 (20) + 10 (10) + 40 (19) = 2260.
Penambahan biaya: dari W ke C = 8 Pengurangan biaya : dari W ke B = 5
dari O ke B = 10 + dari O ke C = 19+
18 24

Biaya Pengangkutan untuk perbaikan kedua sebesar =


50 (5) + 40 (80) + 50 (15) + 10 (20) + 50 (10) = 2020.
Penambahan biaya: dari W ke B = 5 Pengurangan biaya : dari H ke B = 20
dari H ke C = 10 + dari W ke C = 8 +
15 28
Biaya Pengangkutan untuk perbaikan ketiga sebesar =
60 (5) + 30 (8) + 50 (15) + 10 (10) + 50 (10) = 1890 (biaya pengangkutan terendah)

Sehingga alokasi produksi dengan biaya terendah adalah:


• 90 unit produksi dari pabrik W dialokasikan ke gudang B sebanyak 60 unit dan ke
gudang C sebanyak 30 unit.
• 60 unit produksi dari pabrik H dialokasikan ke gudang A sebanyak 50 unit dan ke
gudang C sebanyak 10 unit.
• 50 unit produksi dari pabrik O dialokasikan ke gudang B sebanyak 50 unit.

Anda mungkin juga menyukai