Anda di halaman 1dari 13

PROSEDUR DAN TAHAP-TAHAP SFBT (Solutions Focused Brief-Therapy)

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH KONSELING
POSTMODERN

Disusun Oleh :

Ajeng Tri Rahmawati (180111600070)


Roni Faadhilah (180111600092)
Tsania Maulida Az-Zahroh (180111600005)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FEBRUARI 2020
KATA PENGANTAR

Dengan memohon rahmat dan ridho Allah SWT serta mengucap syukur
kepada Nya atas segala limpahan karunia-Nya kami diberi kekuatan untuk
menyusun makalah yang berjudul “Prosedur dan Tahap-Tahap SFBT (Solutions
Focused Brief-Therapy)” Penyusunan makalah ini diampu oleh Bapak Diniy
Hidayatur Rahman. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah mendukung dan membantu proses penyusunan makalah ini
sehingga bisa selesai tepat pada waktunya.
Kami memiliki harapan yang sangat besar bahwa karya ini bisa
memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya bagi para pembaca untuk
memperluas wawasan dan juga pengetahuan mengenai prosedur dan tahap-tahap
SFBT (Solutions Focused Brief-Therapy).
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna
karena berbagai keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu, berbagai bentuk
kritik dan juga saran yang membantu sangat kami harapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini.

Malang, Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang ...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan ........................................................................................................2
D. Batasan masalah......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Prosedur SFBT (Solutions Focused Brief-Therapy)...................................3
B. Tahap-Tahap SFBT (Solutions Focused Brief-Therapy)............................4
C. Prinsip-Prinsip dalam Melakukan Konseling SFBT (Solutions Focused
Brief-Therapy).............................................................................................6
BAB III PENUTUP................................................................................................8
A. Kesimpulan..................................................................................................8
B. Saran............................................................................................................9
DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Esensi konseling dalam kehidupan merupakan suatu proses
pemberian bantuan (helping procces) yang terbangun dalam suatu hubungan
manusiawi antara dua pribadi atau lebih. Yaitu konseli dengan kebutuhan dan
isu-isu perkembangannya sedangkan konselor dengan keahlian dan jaminan
kepercayaanya. Proses pemberian bantuan ini dimaksud untuk memfasilitasi
perkembangan, pemecahan masalah, ataupun pengambilan putusan bagi
kesejahteraan konseli.
Dalam konseling terdapat suatu teknik yaitu solutions focused
brief-therapy, dimana teknik ini memiliki dasar pandangan pendekatan
postmodern. Pendekatan ini memandang bahwa sejatinya kebenaran dan
realitas bukanlah suatu yang bersifat mutlak namun realitas dan kebenaran itu
dapat dikonstruksikan dan pandangan terhadap manusia adalah sebagai
pribadi yang kompeten dan bisa menemukan solusi-solusi. Dari pandangan
tersebut teknik konseling SFBT ini menekankan pada penyelesaian masalah
dengan berfokus pada solusinya, daripada permasalahannya dan hal itu dapat
dikonstruksikan oleh konseli sendiri.
Dengan dibuatnya makalah ini, akan membahas tentang SFBT
mengenai prosedur dan juga tahap-tahap pelaksanaannya serta akan
dijelaskan juga tentang prinsip-prinsip yang akan menunjang
keterlaksanaannya pendekatan SFBT ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur dalam pendekatan SFBT?
2. Bagaimana tahap-tahap yang ada dalam SFBT?
3. Bagaimana prinsip-prinsip dalam SFBT

1
2

C. Tujuan
1. Untuk memaparkan tentang prosedur SFBT
2. Untuk menjelaskan tentang tahap-tahap yang ada dalam SFBT
3. Untuk menjelaskan prinsip-prinsip dalam SFBT

D. Batasan Masalah
1. Prosedur dan tahap-tahap prosedur dalam SFBT
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prosedur SFBT (Solutions Focused Brief-Therapy)


Proses konseling bertumpu pada kepercayaan bahwa konseli
merupakan orang ahli orang yang ahli dalam kehidupannya sendiri dan yang
mengerti tentang dirinya. Dan sering kali memiliki pemahaman yang baik
tentang hal-hal apapun yang terjadi dalam kehidupannya, apapun yang
belum berhasil dimasa lalu dan mungkin akan berhasil nantinya.
Konseling yang berfokus pada solusi ini memiliki asumsi bahwa
sikap edukatif tidak ada dalam teknik berfokus pada solusi ini. Sedangkan
teknik ini lebih ke pendekatan kolaboratif yang mana butuh partisipasi aktif
dari konseli dan juga konselor yang dapat mengerti konseli. Jika konseli
dapat terlibat aktif dalam sesi konseling dalam setiap pertemuannya, dapat
dipastikan bahwa konseling akan berhasil dan menemukan solusinya.
Singkatnya dapat dikatakan bahwa, hubungan konselor dan konseli yang
baik, kolaboratif dan juga kooperatif lebih baik dan efesien dibandingkan
hubungan yang hierarki dalam konseling.
De Shazer (1991) percaya konseli umumnya dapat membangun
solusi untuk masalah mereka tanpa penilaian sifat masalah mereka. Dapat
dikatakan konseling berfokus solusi ini sangat berbeda dengan teknik
konseling lainnya, dalam penyelesaian masalahnya. Jika teknik konseling
lainnya harus tahu dulu tentang masalahnya, sedangkan teknik berfokus pada
solusi ini langsung menuju solusinya tanpa harus tahu masalahnya. Berikut
prosedur pendekatan:
1. Konseli diberi kesempatan untuk menggambarkan masalah mereka.
Konselor mendengarkan dengan penuh hormat dan hati-hati ketika
konseli menjawab pertanyaan konselor, "Bagaimana saya bisa berguna
bagi Anda?"
2. Konselor bekerja dengan konseli dalam mengembangkan tujuan yang
terbentuk dengan baik secepatnya. Pertanyaannya adalah, "Apa yang
akan berbeda dalam hidup Anda ketika masalah Anda terpecahkan?"

3
4

3. Konselor bertanya kepada konseli tentang saat-saat ketika masalah


mereka tidak ada atau ketika masalahnya tidak terlalu parah. Konseli
dibantu dalam mengeksplorasi pengecualian ini, dengan penekanan
khusus pada apa yang mereka lakukan untuk membuat acara ini terjadi.
4. Di akhir setiap percakapan membangun solusi, konselor menawarkan
umpan balik ringkasan konseli, memberikan dorongan, dan
menyarankan apa yang konseli mungkin amati atau lakukan sebelum
sesi berikutnya untuk lebih lanjut memecahkan masalah mereka.
5. Konselor dan konseli mengevaluasi kemajuan yang dicapai dalam
mencapai solusi yang memuaskan dengan menggunakan skala penilaian.
Konseli ditanya apa yang perlu dilakukan sebelum mereka melihat
masalah mereka terpecahkan dan bagaimana langkah mereka
selanjutnya.

B. Tahap-Tahap SFBT (Solutions Focused Brief-Therapy)


Dalam pelaksanaannya konseling singkat berfokus solusi memiliki
beberapa tahap yang dilalui. Pendekaan berfokus solusi dalam prosesnya
konselor dan konseli menggunakan sebagian besar waktunya untuk
mengkonstruksi solusi daripada mengeksplorasi masalah konselor dan
konseli. Konselor dan konseli menganalisis dengan jelas hal yang ingin
diketahui konseli di dalam kehidupannya. Konseling berfokus solusi
membangun rasa kerjasama antara konselor dan konseli. Konseli di pandang
sebagai ahli kehidupannya. Konselor dalam pendekatan ini hanya
menanyakan tentang kehidupan konseli yang bertujuan memicu perubahan
yang akan dilakukan setelah sesi konseling. Konselor bertanya pada konseli,
permasalahan mana yang menjadi prioritas dan tujuannya yang bisa dicapai.
Berikut merupakan tahap-tahap konseling singkat berfokus solusi:
1. Pembinaan hubungan (Establishing relationship)
Pembinaan hubungan baik dilakukan pada awal proses konseling
sehingga disebut juga dengan hubungan awal atau menciptakan rapport.
Dalam menciptakan rapport ada beberapa hal yang harus dilakukan
yaitu, 1) Konselor harus memiliki empati pada konselinya agar ia dapat
5

merasakan apa yang sedang dirasakan oleh konseli. Selain itu, konselor
juga harus terbuka, menerima tanpa syarat, serta mempunyai rasa
hormat dan menghargai, 2) Konselor mampu mengerti perilaku
nonverbal konseli dan yang ada hubungannya dengan bahasa lisannya,
3) Adanya keikhlasan, kerelaan, dan kejujuran dalam diri konselor
sehingga membentuk rasa kebersamaan, intim, akrab, dan minat
membantu tanpa pamrih. Melalui pembinaan hubungan baik tersebut
konselor dapat memahami dunia konseli sehingga dapat bersama-sama
mengkonstruksi solusi dari masalah yang dapat diselesaikan sejak awal
hubungan konseling.
2. Identifikasi masalah yang dapat dipecahkan (Identifying a sovable
complaint)
Identifikasi masalah merupakan salah satu tahap yang penting
dalam konseling karena dapat memfasilitasi pengembangan tujuan dan
intervensi serta meningkatkan perubahan. Konselor menggunakan
pertanyaan untuk memancing konseli agar mudah dalam mengingat dan
menemukan solusi sehingga tercipta optimisme dan harapan akan
perubahan yang dapat terjadi. Konselor dalam mengidentifikasi masalah
dapat menggunakan teknik-teknik konseling yang lain dalam
memunculkan jawaban yang konselor inginkan.
3. Penetapan tujuan (Establishing Goals)
Konselor dan konseli berkolaborasi untuk menentukan tujuan
yang ingin dicapai dalam proses konseling. Tujuan tersebut adalah
tujuan yang spesifik, dapat diamati, terukur, dan konkret. Teknik yang
dapat digunakan oleh konselor dalam menetapkan tujuan adalah teknik
miracle questions. Teknik miracle questions akan mengarahkan konseli
untuk berimajinasi apa yang akan terjadi jika suatu masalah yang
dialami dapat terselesaikan secara ajaib. Respon konseli terhadap
miracle questions biasanya memberikan masukan bagi konselor dengan
berbagai solusi yang dapat digunakan untuk membantu konseli
menyelesaikan masalah yang dialami.
6

4. Merancang dan melaksanakan intervensi (designing and implementing


intervention)
Intervensi dirancang untuk menghambat pola-pola perilaku
bermasalah dengan menunjukkan alternatif cara mereaksi masalah
terscbut. Konselor dapat memunculkan pertanyaan yang berbeda, seperti
pertanyaan yang tidak menuju pada permasalahan konseli. Pertanyaan
yang bebas dari masalah sehingga konseli bisa memikirkan saat-saat
konseli itu tidak mempunyai masalah dan membuat konseli mengingat
rasa dan apa yang ia lakukan ketika tidak ada masalah. Pertanyaan
tersebut bisa berupa, “Perubahan apa yang telah terjadi?”, “Apa yang
berhasil di masa lalu ketika anda berurusan dengan situasi yang sama?”,
“Apa yang anda lakukan untuk merasakan perasaan senang lagi?”.
5. Terminasi, Evaluasi, dan Tindak Lanjut
Konselor dan konseli mengevaluasi kemajuan yang dibuat dalam
mencapai solusi. Tahap terminasi ini terjadi ketika konseli sudah
menenmukan solusi beserta dan perubahan yang terjadi serta mendapat
manfaat dari konseling yang sudah dilakukan. Pertanyaan pada tahap
evaluasi dapat berupa, “Apa hal barbeda yang diperlukan dalam hidup
anda yang dihasilkan dengan datang kemari, sehingga anda mengatakan
bahwa pertemuan kita bermanfaat?”, dan “Ketika masalah anda teratasi,
hal berbeda apa yang akan anda lakukan?”. Konselor juga memberikan
tugas pada konseli untuk mencapai tujuan konseling secara maksimal,
sehingga konseli benar-benar menyelesaikan masalahnya secara
maksimal dan mencapai tujuan konseling yang sudah disepakati dari
awal konseling.

C. Prinsip-Prinsip dalam Melakukan Konseling SFBT


Dalam melakukan konseling berfokus solusi ini, terdapat beberapa
prinsip yang dapat digunakan untuk mempermudah konseling. Berikut
merupakan prinsip-prinsip dalam melakukan konseling berfokus terapi
(dalam Palmer, 2011 : 558) :
7

1. Jika tidak rusak, jangan diperbaiki


Konseling berfokus solusi menekankan bahwa orang-oranglah
yang memiliki masalah, bukannya orangnya yang bermasalah.
Konseling berfokus solusi menghindari pandangan bahwa konseli itu
sakit atau rusak, dan justru konselor berusaha mencari hal yang sehat
atau yang bisa berfungsi di dalam kehidupan konseli.
2. Perubahan kecil bisa mengakibatkan perubahan besar
Perubahan dianggap sebagai hal yang terus berlanjut dan tidak
bisa dihindari. Mengambil langkah kecil sama dengan mengambil
persiapan yang panjang sebelum berlari, sehingga ketika persiapan
tersebut dianggap cukup akan ada hal besar yang berubah.
3. Jika bisa berfungsi, terus lakukan
Konseli didorong untuk terus melakukan hal yang sudah pernah ia
lakukan. Perilaku konstruktif bisa bermula sebelum konseling. Konseli
terus melanjutkan pola perilaku baru sebelum ia merasa yakin bisa
mempertahankannya.
4. Jika tidak bisa berfungsi, jangan teruskan
Konseli didorong untuk melakukan sesuatu yang berbeda untuk
menghancurkan lingkaran kegagalannya. Itu mungkin berlawanan
dengan aturan yang biasa kita kenal, ‘jika awalnya anda tak berhasil,
coba, coba, dan coba lagi’.
5. Lakukan konseling sesederhana mungkin
Jika keyakinan konselor menuntut ditemukannya penjelasan
tersembunyi dan faktor-faktor bawah, keyakinan tersebut akan
memperumit dan memperlama terjalinnya relasi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendekatan konseling SFBT ini juga biasa disebut dnegan
konseling berfokus pada solusi. Yang mana dalam pelaksanaannya terdapat
prosedur dan juga tahapan yang berarti dalam konseling sehingga konseling
dapat berjalan dengan lancar. Ada beberapa prosedur yang harus dilakukan
antara lain; 1) Konseli diberi kesempatan untuk menggambarkan masalah
mereka, 2) Konselor bekerja dengan konseli dalam mengembangkan tujuan
yang terbentuk dengan baik secepatnya, 3) Konselor bertanya kepada konseli
tentang saat-saat ketika masalah mereka tidak ada atau ketika masalahnya
tidak terlalu parah, 4) Di akhir setiap percakapan membangun solusi, konselor
menawarkan umpan balik ringkasan konseli, dan 5) konselor dan konseli
mengevaluasi kemajuan yang dicapai dalam mencapai solusi yang
memuaskan dengan menggunakan skala penilaian.
Terdapat beberapa tahap juga yang dilakukan dalam pendekatan
konseling berfokus solusi ini antara lain; 1) Pembinaan hubungan
(Establishing relationship), 2) Identifikasi masalah yang dapat dipecahkan
(Identifying a sovable complaint), 3) Penetapan tujuan (Establishing Goals),
4) Merancang dan melaksanakan intervensi (designing and implementing
intervention), 5) Terminasi, evaluasi, dan tindak lanjut.
Selain prosedur dan tahap-tahap terdapat tambahan berupa prinsip-
prinsip dalam melakukan konseling dengan pendekatan ini yaitu; 1) Jika tidak
rusak, jangan diperbaiki, 2) Perubahan kecil bisa mengakibatkan perubahan
besar, 3) Jika bisa berfungsi, terus lakukan, 4) Jika tidak bisa berfungsi,
jangan teruskan, 5) Lakukan konseling sesederhana mungkin.

8
9

B. Saran
Makalah ini disusun untuk memperjelas prosedur dan tahap-tahap
SFBT (Solution Focused Brief Therapy). Demikian makalah ini penulis buat.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis berharap adanya kritik
dan saran yang konstruktif demi kebaikan bersama, terutama untuk
memperbaiki substansi dari makalah ini supaya menjadi lebih berbobot untuk
dipelajari.
DAFTAR RUJUKAN

Afiyatun. 2015. Pengembangan Panduan Konseling Ringkas Berfokus Solusi


Untuk Meningkatkan Keasertifan Siswa SMP Negeri 21 Malang. Skripsi
tidak diterbitkan. Malang: FIP UM.

Corey, Gerald. 2015. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy,


Tenth Edition. Boston : Cengange Learning.

Palmer, Stephen. 2011. Konseling Dan Psikoterapi. Terjemahan Haris H. Setidjid.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Willis, Sofyan S. 2004. Konseling Individual. Bandung: Alfabeta CV

10

Anda mungkin juga menyukai