Anda di halaman 1dari 13

Setiap tarian baik tari daerah maupun kreasi memiliki karakteristik masing-masing yang menjadikan tari

satu dengan yang lain istimewa. Dalam penyajiannya, karya tari harus didukung dengan penggunaan
pola lantai yang baik. Apakah yang dimaksud dengan pola lantai? Apa saja jenis pola lantai dan
bagaimana penyajian tari kreasi menggunakan pola lantai? Hal tersebut akan dibahas pada bab ini.

Pola Lantai Gerak Tari Kreasi

Tari kreasi merupakan bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak tari tradisional
kerakyatan dengan tari tradisional klasik. Gerak ini berasal dari satu daerah atau berbagai daerah di
Indonesia. Selain bentuk geraknya, irama, rias, dan busananya juga merupakan hasil modifikasi tari
tradisional. Karya tari kreasi diciptakan dengan menggabungkan unsur modern dan unsur tradisional.

1. Pengertian Pola Lantai

Pola lantai adalah garis yang dilalui penari pada saat melakukan gerak tari. Atau bisa juga dimaknai
sebagai denah yang dilakukan oleh seorang penari dengan perpindahan, pergerakan, dan pergeseran
posisi dalam sebuah ruang untuk menari. Sesungguhnya pola lantai merupakan teknik blocking
(penguasaan panggung) seorang penari.

Pada tari tunggal, pola lantai sangat ditentukan oleh arah gerak pergeseran seorang penari. Adapun
dalam tari kelompok pola lantai juga merupakan garis yang dibuat oleh formasi penari kelompok.

2. Fungsi Pola Lantai

Pola lantai pada hakikatnya befungsi untuk membuat posisi dalam sebuah ruang gerak. Selain itu, pola
lantai juga berfungsi untuk memperindah tarian.

3. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pembuatan Pola Lantai.

Dalam pembuatan pola lantai harus diperhatikan beberapa hal, yaitu gerak tari, jumlah penari, bentuk
pola lantai, maksud dan makna pola lantai, serta ruangan atau tempat pertunjukan.

4. Susunan Pola Lantai

Secara umum, susunan pola lantai terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut.

a. Pola lantai simetris, yaitu menempatkan bentuk garis-garis anggota badan penari ke kanan dan ke kiri
berlawanan arah tetapi sama.

b. Pola lantai asimetris, yaitu menempatkan garis-garis anggota badan penari yang kiri berlawanan
dengan yang kanan

5. Jenis Pola Lantai

Terdapat dua jenis desain garis pada pola lantai, yaitu garis lurus dan garis lengkung. Garis lurus
memberikan kesan lembut tetapi juga lemah, garis mendatar memberikan kesan istirahat, garis tegak
lurus memberikan kesan ketenangan dan keseimbangan, dan garis melingkar memberikan kesan manis,
sedangkan garis menyilang atau diagonal memberi Kesan dinamis atau kuat.

a. Pola Lantai Garis Lurus

Pola lantai garis lurus dapat dilakukan pada jenis penyajian tari berpasangan atau kelompok. Pola lantai
garis lurus dapat dilakukan dengan berbagai level rendah seperti berbaring dan duduk. Pada level
sedang pola lantai garis lurus dapat dilakukan dengan berlutut atau jongkok. Pola lantai level tinggi
dapat dilakukan dengan berdiri, jinjit, atau bahkan melompat dan melayang.

Macam-macam pola lantai garis lurus adalah sebagai berikut.

1) Pola Lantai Vertikal

Pada pola lantai ini, penari membentuk garis vertikal, yaitu garis lurus dari

depan ke belakang atau sebaliknya.

2) Pola Lantai Horizontal

Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis lurus ke samping.

3) Pola Lantai Diagonal

Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis menyudut ke kanan atau ke kiri.

b. Pola Lantai Garis Lengkung

Pola lantai selain garis lurus juga membentuk garis lengkung. Pada pola lantai garis melengkung penari
membentuk garis lingkaran, pola lantai lengkung ular, dan pola lantai angka delapan. Pada pola lantai
lingkaran, penari membentuk garis lingkaran. Pada penerapannya terkadang tarian juga menggunakan
pola lantai gabungan antara pola lantai garis lurus dan lengkung. Pola lantai garis lurus dan lengkung
yang digabung biasanya berhubungan dengan tarian yang magis atau sakral.

Memperagakan Tari Kreasi Berdasarkan Pola Lantai

Gerak tari akan lebih menarik jika ditarikan dengan iringan musik dan penggunaan pola lantai yang
variatif. Untuk tari kreasi tidak terikat sebuah aturan tertentu, maka eksplorasi pola lantai yang bisa
digunakan lebih luas. Pola lantai dalam tari kreasi, baik tari tunggal, kelompok, dan berpasangan akan
sangat memengaruhi keindahan tariannya. Dengan memperhatikan pola lantai tari maka akan dihasilkan
tarian yang indah. Dalam pembuatan pola lantai tari diperlukan proses eksplorasi pola lantai. Eksplorasi
pola lantai adalah suatu bentuk penjajakan dengan cara mempergakan berbagai bentuk pola lantai
untuk memperoleh pola yang sesuai dengan tarinya. Dimensi ruang eksplorasi pola lantai antara lain
sebagai berikut.

1. Dimensi Ruang Statis


Meliputi sikap yang bermakna simbolis dan memiliki nilai-nilai tertentu yang tanpak pada level dan
fisiognomik.

a. Level Menunjukkan Lapisan-Lapisan

1) Duduk mengartikan ketenangan dan kedamaian.

2) Jongkok mengartikan kebangkitan.

3) Berdiri dengan kaki ditekuk mengartikan kesepian

4) Berdiri tegak mengartikan kewaspadaan.

5) Jingkit (jinjit) mengartikan pengharapan.

6) Loncat mengarukan tindakan.

b. Fisiognomik Menujukkan Kesan Perwatakan pada Sikap Kepala

1) Tunduk mengesankan arti kedamaian, setuju, kelembutan, berisi, dan introvert.

2) Normal mengesankan arti kesadaran, kewaspadaan, keterbukaan, ketenangan, dan netralitas.

3) Tengadah mengesankan arti optimisme, kesiapan, penguasaan, menantang. dan ekstrovert.

2. Dimensi Ruang Dinamis

Disebut dimensi ruang dinamis sebab meliputi sikap yang bermakna dari gerakan dinamis.

a. Menunjukkan Arah Gerak yang Berarti

1)Langkah Ke depan mengesankan arti keberanian, setuju, pendekatan, keakraban, kegembiraan, dan
kekuatan.

2) Langkah ke belakang mengesankan arti ketakutan, penolakan, keasingan, kejauhan, keprinatinan, dan
kelemahan.

3) Langkah ke samping (horizontal) mengesankan arti normal atau netral.

4) Langkah ke sudut mengesankan arti konflik.

6) Langkah vertikal mengesankan arti kontras.

b. Memperlihatkan Desain Kegiatan

1) Hukum gerak Delsante menyebutkan bahwa kegirangan meluaskan adanya memperbesar gerak;
pemikiran mengecilkan gerak; serta cinta dan efek menyelaraskan gerak.
2) Hukum gerak Delsante menyebutkan bahwa unsur vital melingkar adalah mental, spiral adalah moral
dan mistik; lengkung memberi kesan kenikmatan, kehalusan, dan kelembutan; serta persegi memberi
kesan tidak enak atau kekakuan.

Tarian dapat ditampilkan secara tunggal, berpasangan, maupun kelompok. Hal yang sangat penting
dalam pertunjukan sebuah tarian adalah iringan yang sesuai. Dalam menentukan gerakan yang sesuai
dengan iringan tari diperlukan pengetahuan akan irama dan jenis iringan tari.

Jenis Penyajian Tari Kreasi

Bentuk tari terdiri dari penyajian, koreografi, karawitan, tata rias, busana, serta properti tari. Dalam
sebuah pertunjukan sangat penting untuk mengetahui bentuk penyajian tarinya. Bentuk penyajian tari
kreasi terdiri dari beberapa macam dan pada setiap penyajian tari akan tampak jelas aneka ragam
bentuk koreografinya. Hal yang diutamakan dalam penyajian tari adalah isi gambaran tarian nama
tarian, dan juga tatanan yang sudah baku atau mentradisi.

Bentuk penyajian tari ditinjau berdasarkan jumlah penarinya dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu
tari tunggal, tari berpasangan, dan tari kelompok.

1. Tari Tunggal

Tari tunggal adalah tari yang disajikan oleh seorang penari. Tingkat kerumitan relatif lebih unggul jika
dibandingkan dengan bentuk lainnya. Hal ini dikarenakan hanya dilakukan oleh seorang penari sehingga
nilai-nilai estetika tarian yang dilakukannya hanya bertumpu pada satu orang. Demikian halnya dengan
tatanan pada gerak tari tunggal juga memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Beberapa contoh tari
tunggal antara lain tari Golek (Yogyakarta), tari Klana Topeng (Jawa lengah), tari Panji Semirang, tari
Pendet (Bali), tari Ngremo (Jawa Timur), tari Topeng Tunggal/Kedok (Betawi), tari Kandagan, dan tari
Jaipong (Jawa Barat).

2. Tari Berpasangan

Tarian berpasangan adalah tarian yang disajikan oleh dua orang penari atau lebih secara berpasangan,
satu dengan yang lainnya saling berkaitan (ada respons). Tarian ini dapat dilakukan oleh penari sejenis
atau berbeda jenis (pria dengan wanita). Tari berpasangan sering berkaitan dengan tema-tema
pergaulan atau perang. Contohnya tari Alang Tabang (Sumatra Barat), tari Merak, tari Kupu-kupu (Jawa
Barat), dan tari Njot-njotan (Betawi).

3. Tari Kelompok

Tari kelompok adalah tari yang dilakukan oleh lebih dari seorang penari dengan gerakan-gerakan yang
seragam (rampak). Untuk memenuhi keseragaman gerak maka akan terjadi penyederhanaan gerak, atau
sudah ditata sehingga tingkat kerumitannya tidak terlalu menyulitkan untuk diseragamkan. Tari
kelompok bisa dilakukan dalam kelompok kecil dengan jumlah penari 3, 5, 10, atau 15 orang. Adapun
kelompok besar terdiri lebih dari 15 orang seperti pada tari kolosal sendratari Ramayana. Tarian
tersebut berbentuk drama tari. Drama tari adalah sajian tari yang mengungkapkan cerita atau peristiwa,
baik cerita secara utuh maupun sebagian, yang di dalamnya terdapat struktur dramatik atau susunan
adegan.

Kelas 7

Dalam sebuah tarian, level dan pola lantai digunakan untuk membuat tarian menjadi lebih indah.
Gerakan penari dengan posisi berdiri, maupun melompat membuat tarian menjadi lebih berdinamika.
Dalam materi ini akan dijelaskan mengenai level dan pola lantai dalam tarian.

Perhatikan materi berikut dengan saksama!

Level Tari

Level dalam gerak tari adalah tinggi rendahnya gerak tari yang dilakukan. Gerak tari berdasarkan level
memiliki tiga elemen, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Ketiga level ini merupakan satu kesatuan utuh
sehingga memberi kesan dinamis pada tari. Penggunaan level pada gerak berhubungan erat dengan
ruang, waktu, dan tenaga. Gerak level rendah dilakukan menyentuh lantai, gerak level sedang dilakukan
sejajar dengan tubuh, dan gerak level tinggi dilakukan sebatas kemampuan penari melakukan gerak
secara vertikal.

Level gerak yang dilakukan oleh sekelompok penari dapat membentuk desain bawah dan atas. Desain ini
dapat memberi kesan dinamis terhadap gerak yang dilakukan. Penari yang berada pada level tinggi
membentuk garis sudut atas, level sedang membentuk garis sisi, dan posisi terbaring membentuk garis
sudut bawah. Level gerak dapat juga berfungsi menunjukkan tokoh dalam penampilan tari.

Level dapat membentuk ruang. Untuk membentuk ruang membutuhkan waktu. Untuk membentuk
ruang dan waktu tentu membutuhkan tenaga guna melakukan gerak sesuai dengan intensitasnya.
Berikut level dalam gerak tari.

1. Level Tinggi

Level tinggi pada gerak tari sering dilakukan pada tradisi tari balet. Penari balet sering melakukan
gerakan pada level tinggi dengan melayang. Untuk dapat melakukan gerak melayang diperlukan teknik
gerak dengan baik dan benar.

Level tinggi juga dapat dijumpai pada tari tradisi di Indonesia. Misalnya tarian perang dari suku Dayak,
salah seorang dari penari melompat dan memberi kesan dinamis dan kekuatan yang luar biasa. Tarian
dengan tema perang di setiap suku memiliki kemiripan level tinggi. Level tinggi berfungsi Juga untuk
menunjukkan antara dua peran yang berbeda.

2. Level Sedang

Gerak pada level sedang hampir dimiliki oleh semua tari tradisional di Indonesia. Level sedang
ditunjukkan pada posisi penari berdiri secara lurus di atas pentas. Gerak yang dilakukan memiliki kesan
maskulinitas karena gerak seperti ini sering dilakukan oleh penari pria. Properti menggunakan tongkat
sering dijumpai pada gerak tari Jawa, Sunda, Kalimantan, Papua, serta daerah lain. Tongkat dapat
berupa tombak atau sejenisnya. Tongkat atau tombak yang digunakan biasanya menunjukkan bahwa
tari tersebut bertema peperangan.

Gerak level sedang juga ditunjukkan pada semua penari melakukan gerak rampak dengan badan agak
condong. Pose gerak seperti ini memberikan kesan kukuh dan kuat. Gerak ini juga memberi kesan
maskulinitas yaitu gerakan yang biasa ditarikan untuk peran laki-laki.

3. Level Rendah

Level rendah ditandai dengan gerakan yang menyentuh lantai, misalnya gerakan duduk atau gerakan
berguling di lantai.

Sebuah tarian terdiri dari level tinggi, rendah, dan sedang. Dalam tarian tunggal, berpasangan, ataupun
berkelompok level tari membentuk sebuah gerakan tari yang harmonis. Beberapa tari daerah
berdasarkan level gerak tari adalah sebagai berikut.

C. Pola Lantai Gerak

Desain atau pola lantai (floor design) adalah garis-garis di lantai yang dibentuk oleh seorang penari atau
garis-garis di lantai yang terbentuk oleh formasi penari kelompok. Pola lantai dalam tari tunggal terlihat
dengan lintasan gerakan penari yang dibuat sehingga tidak terlalu jelas, sedangkan dalam tari kelompok
sangat jelas teriihat pada formasi kelompoknya.

Secara garis besar ada dua pola garis dasar pada lantai, yaitu garis lurus dan garis lengkung. Secara lebih
spesifik ada beberapa macam pola lantai pada tarian, antara lain pada pola lantai vertikal penari
membentuk garis vertikal, yaitu garis lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya, pola lantai horizontal
penari berbaris membentuk garis lurus ke samping. pola lantai diagonal penari berbaris membentuk
garis menyudut ke kanan atau ke kiri, dan pola lantai melingkar. Pola lantai yang dibentuk dalam tarian
biasanya menyimbolkan makna tertentu yang sesuai dengan tema tarian tersebut. Pola lantai
menggunakan garis lurus dan garis lengkung biasanya tarian yang berhubungan dengan hal magis atau
keagamaan.

Pola lantai, baik garis lurus maupun garis lengkung, dapat memberi kesan kuat dan dinamis jika
dilakukan tari secara berkelompok. Pada tari tunggal pola lantai dapat terlihat jelas dengan perpindahan
gerakan yang dilakukan olen penari di arena pentas. Adapun pada tari kelompok, pola lantai akan
terlihat lebih jelas.

1. Pola Lantai Garis Lurus

Pola lantai garis lurus sering dijumpai pada pertunjukan tari tradisi di Indonesia. Tari Saman dari
Nanggroe Aceh Darussalam menggunakan pola lantai garis lurus secara horizontal yang menunjukkan
hubungan antarmanusia. Garis lurus dalam bentuk vertikal atau ke atas menunjukkan hubungan dengan
Tuhan sebagai pencipta. Pada tari Saman, iringan menggunakan pujian terhadap Sang Pencipta
bernapaskan keagamaan.
Pola lantai garis lurus juga dijumpai pada tarian Bedaya di Keraton Jawa. Garis-garis lurus yang dibuat
oleh penari menyimbolkan tidak hanya hubungan antarmanusia, tetapi juga dengan Sang Pencipta. Pola
lantai garis lurus juga dijumpai pada tari Baris Gede di Bali. Garis-garis lurus dapat juga dimaknai
memiliki sikap jujur.

Pola lantai garis lurus dapat dilakukan dengan berbagai level rendah, seperti berbaring atau duduk. Pada
level sedang pola lantai garis lurus dapat dilakukan dengan berlutut atau jongkok. Pola lantai level tinggi
dapat dilakukan dengan berdiri, jinjit, atau bahkan melompat dan melayang. Pola lantai garis lurus dapat
dilakukan pada jenis penyajian tari berpasangan atau kelompok.

2. Pola Lantai Garis Lengkung

Pola lantai tari selain garis lurus dapat juga berbentuk garis lengkung. Tari Kecak merupakan salah satu
contoh pola lantai garis lengkung yang membentuk lingkaran. Pola lantai garis lengkung dapat juga
dijumpai pada tari Randai dari Minangkabau. Penari berjalan mengelilingi pentas membentuk lingkaran.
Pola lantai garis lengkung dapat juga dijumpai pada tari Badong dari Toraja, Sulawesi Selatan. Di daerah
Flores dapat dijumpai tari menggunakan garis lengkung yaitu tari Gawi. Tari Rejang Dewa dari Bali juga
banyak menggunakan pola lantai garis lengkung. Tari Perang dari daerah Papua juga banyak
menggunakan pola lantai garis lengkung.

Pola lantai menggunakan garis lurus dan garis lengkung biasanya tarian yang berhubungan dengan hal
magis atau keagamaan. Hal ini dapat dilihat pada contoh tari Saman, Bedaya, dan Rejang Dewa. Pola
lantai pada tari kerakyatan biasanya menggunakan campuran kedua pola lantai tersebut.

Tari Tayub dari Jawa, tari Gandrung dari Sasak, tari Joged Bumbung dari Bali, tari Gareng Lamen dari
Flores, dan hampir semua tarian perang dari Papua menggunakan pola lantai garis lurus dan garis
lengkung. Tarian Joged Melayu atau zapin yang melibatkan penonton dapat menari bersama banyak
menggunakan pola lantai garis lurus dan garis lengkung.

Pola lantai bisa terbentuk dengan bentuk penyajian tari berpasangan atau kelompok, penyajian bentuk
seperti ini tentu melibatkan banyak orang dalam peragaan gerak. Respons gerak dari masing-masing
lawan main harus jelas dan rapi agar dalam pembentukan formasi perubahan langkah gerak dapat
dilihat penonton. Agar terjadi keterpaduan gerak yang saling mengisi dan melengkapi, penari perlu
memadukan desain gerak tari. Berikut macam-macam desain tari.

1. Desain Datar

Desain datar yaitu bentuk badan penari menghadap ke depan dengan kepala miring sehingga penari
tampak dalam postur mengarah ke samping atau tidak berisi (perspektif). Kesan yang muncul dari gerak
tersebut adalah tenang, jujur, sederhana, juga dangkal. Bentuk seperti ini dapat digunakan pada saat
memperagakan gerak sedih.

2. Desain Dalam
Desain dalam yaitu desain yang memberikan sentuhan bagi penonton karena tampak lebih perspektif.
Anggota badan bisa diarahkan ke belakang, samping, sorong, dan dapat dilihat panjang. lebar, serta
ketebalannya. Kesan yang muncul adalah memiliki perasaan mendalam.

3. Desain Vertikal

Desain vertikal ini memberikan kesan egosentris atau pasrah dengan dibantu anggota badan, misalnya
tungkai serta lengan yang ditarik ke atas atau ke bawah.

4. Desain Horizontal

Desain yang menggunakan sebagian besar anggota badan mengarah ke garis horizontal. Biasanya
menggunakan lengan tangan yang merentang atau kaki yang merebah. Kesan yang muncul adalan
seolah yang dimiliki sedang tercurah.

5. Desain Kontras

Desain kontras ini memberikan kesan penuh energi, kuat, tetapi juga kebingungan. Desain ini sering
menggunakan garis-garis silang dan anggota badan. Garis silang tersebut dilanjutkan menjadi
kesinambungan.

6. Desain Murni

Desain yang ditimbulkan oleh postur penari yang sama sekali tidak menggunakan garis kontras.
Bentuknya dapat berdiri tegak, berjalan ke depan, atau sekadar bergerak ke kanan atau ke kiri. Kesan
yang diberikan tenang, halus, dan lembut.

Kelas 8

Menarikan tari tradisional tidak hanya mengutamakan unsur-unsur utamanya saja, tetapi unsur
pendukung tarinya juga harus diperhatikan. Unsur-unsur pendukung tari pada tari traalsional dapat
membentuk karakter tari.

Unsur Pendukung Tari Tradisional

Sebuah tarian memiliki beberapa unsur yang menjadi satu kesatuan utuh dan tidak dapat dipisahkan
keberadaannya. Selain unsur gerak sebagai media ekspresi utama sebuah tarian unsur-unsur pendukung
yang terdapat dalam penyajian tari menjadi salah satu bagian penting yang mampu memperkuat dalam
upaya menyampaikan berbagai pesan gerak yang dibawakan. Oleh karena itu sangat penting bagi
seorang penari untuk memperhatikan berbagai unsur pendukung tarian untuk menyukseskan penyajian
tari.

1. Pola Lantai

Pola lantai adalah pola atau denah yang dilakukan seorang penari dengan perpindahan, pergerakan, dan
pergeseran posisi dalam sebuah ruang. Bentuk pola lantai ada yang membentuk garis lurus dan ada yang
membentuk garis lengkung. Tiap tarian memilki pola lantai yang hampir mirip atau bahkan sama yaitu
menggunakan pola garis lurus atau lengkung

Pola lantai dibuat untuk memperindah pertunjukan karya tari. Oleh karenanya dalam pembuatan pola
lantai harus memperhatikan beberapa hal berikut.

a. Bentuk pola lantai.

b. Maksud atau makna pola lantai.

c. Jumlah penari.

d. Ruangan atau tempat pertunjukan

e. Gerak penari

Penampilan gerak tari tidak terlepas dari desain garis dan desain pola lantai. terdapat dua jenis desain
garis yaitu sebagai berikut.

a. Desain garis lurus. Desain garis lurus memberikan kesan lembut, tetapi juga lemah. Garis-garis
mendatar memberikan kesan istirahat, sedangkan garis-garis yang tegak lurus memberi kesan
ketenangan dan keseimbangan.

b. Desain garis lengkung. Garis melingkar atau melengkung memberi kesan manis, sedangkan garis
menyilang atau diagonal memberikan kesan dinamis atau kuat.

Desain-desain garis tidak hanya dapat dibuat dengan garis-garis tubuh dan tangan serta kaki penari,
tetapi juga dibentuk dari jejak-jejak atau garis-garis yang dilalui oleh seorang penari atau garis di lantai
yang ditinggalkan oleh penari.

Pola lantai juga dapat menggunakan properti yang digunakan oleh penari, baik jenis penyajian tunggal,
berpasangan, maupun kelompok. Properti yang digunakan penari dapat membantu desain atas maupun
desain bawah. Contoh pola lantai dalam sebuah tarian adalah sebagai berikut.

a. Tari Saman menggunakan pola lantai garis lurus.

b. Tari Pendet menggunakan pola lantai garis lengkung.

c. Tari Kecak dengan pola lantai garis lengkung dan membentuk lingkaran

d. Pola lantai yang digunakan dalam tari Piring adalah garis dan lengkung dan membentuk lingkaran.

2. Tata Rias

Tata rias merupakan unsur pendukung dalam sebuah pertunjukan tari yang berupa alat make up mulai
dari lipstik, bedak, dan sebagainya. Tata rias sangat berguna dalam mendukung konsep atau peran yang
dibawakan oleh para penari agar tercipta nuansa pertunjukan yang sempurna. Dalam sebuah
petunjukan tari, tata rias tidak sekadar mempercantik penari, tetapi memiliki beberapa fungsi yang
benar-benar membantu pertunjukan karya tari yang ditampilkan menjadi lebih baik. Berikut fungsi tata
rias dalam sebuah pertunjukan karya tari

a. Menyempurnakan penampilan wajah.

Tata rias bisa menyempurnakan kekurangan pada tampilan penari. Penyempurnaan wajah dilakukan
pada penari yang tidak sesuai dengan karakter tari yang dibawakan.

b. Membantu menunjukkan perwatakan atau karakter penari.

Tata rias befungsi melukiskan watak tarian dengan mengubah tampilan wajah penari menyangkut aspek
usia, ras, dan bentuk wajah.

c. Memberi efek gerak pada ekspresi wajah seorang penari di atas panggung.

Tampilan penari tampak datar ketika tertimpa cahaya lampu. Oleh karena itu, dibutuhkan tata rias untuk
menampilkan dimensi wajah penari.

d. Memperjelas garis-garis wajah penari untuk mengekspresikan gerak-gerak tari.

Fungsi garis tidak sekadar menegaskan, tetapi juga menambahkan sehingga terbentuk tampilan yang
berbeda dengan wajah asli pemain.

e. Memberi nilai tambah keindahan karya tari.

Dengan tata rias yang baik tentunya akan menambah keindahan karya tari yang ditampilkan. Kalian
dapat membayangkan apa jadinya jika sebuah tarian disajikan tanpa didukung dengan tata rias.

Berikut adalah contoh salah satu tata rias jenis dalam sebuah pertunjukan tari. Rias jenis merupakan
riasan yang diperlukan untuk memberikan perubahan wajah pemain berjenis kelamin perempuan
memerankan menjadi laki-laki, demikian sebaliknya.

Riasan khas penari remo adalah alis yang tebal bercabang, pemerah pipi yang lebih tebal, dan berkumis
serta jambang yang digambar dengan pensil alis. Tari Remo sebenarnya menceritakan tentang
perjuangan seorang pangeran dalam medan laga. Akan tetapi dalam perkembangannya tarian ini
menjadi lebih sering ditarikan olen perempuan. Tari Remo/Remong merupakan tari yang khusus
dibawakan oleh penari laki-laki. Ini berkaitan dengan lakon yang dibawakan dalam tarian ini.
Pertunjukan tari Remong umumnya menampilkan kisah pangeran yang berjuang dalam sebuah medan
pertempuran, sehingga sisi kemaskulinan penari sangat dibutuhkan dalam menampilkan tarian Inl.

3. Tata Busana

Tata busana menjadi salah satu unsur yang tidak kalah penting dari unsur lain sebuah pertunjukan tari,
sebab busana atau kostum memiliki peran sebagai penyempurna pertunjukan. Oleh karenanya
keberadaan kostum menjadi unsur mutlak keberadaannya dalam sebuah pertunjukan.
Secara umum tata busana dalam sebuah tarian terdiri dari celana, baju, selendang atau kain, ikat kepala
hingga mahkota. Beberapa tarian di Indonesia seperti tari klasik memiliki ciri menggunakan pakaian adat
setempat asal mula tarian tersebut berkembang.

Secara prinsip, busana tari yang dipakai haruslah nyaman dikenakan dan enak dipandang serta tidak
mengganggu gerak penari. Berikut adalah beberapa fungsi tata busana dalam sebuah pertunjukan tari.

a. Memperjelas tema tari.

Dalam hal ini busana dalam sebuah tarian akan memperjelas peranan-peranan dalam suatu sajian tari.
Pada umumnya busana tari akan dirancang khusus sesuai dengan temanya.

b. Membantu menghidupkan karakter dan peran penari.

Dengan melihat tata busana yang dikenakan penari, penonton akan mengetahui umurnya,
kebangsaannya, status sosial, dan Kepribadiannya. Bahkan, tata busana dapat menunjukkan hubungan
psikologis penari dengan tariannya

c. membantu ekspresi penari dalam melakukan gerak tari.

Busana tidak harus dapat memberi bantuan kepada penari, tetapi busana harus sanggup menampakkan
efek visual gerak, menambah indah, dan menyenangkan dilihat di setiap posisi yang diambil penari.

d. Memberikan nilai tambah pada aspek estetika dan etika.

Tarian yang disajikan dengan tata busana yang baik akan semakin indah dan lebih menarik untuk
disaksikan.

4. Properti Tari

Properti tari adalah alat yang digunakan dalam sebuah tarian untuk tujuan menaikan nilai estetika tarian
tersebut sekaligus sebagai media penyampai pesan atau makna.

Properti tari tidak sekadar menjadi pelengkap, tetapi juga berfungsi untuk menciptakan nuansa dalam
sebuah pertunjukan tari. Selain berfungsi sebagai pendukung properti juga berfungsi untuk
membedakan antara satu tarian dan tarian lain. Keunikan dan keberagaman properti ini yang kemudian
menciptakan ciri-ciri sebuah tarian.

Di Indonesia sendiri, tarian tradisional memiliki properti tarian yang sangat beragam. Hal yang harus
diperhatikan dalam penggunaan properti adalah fungsi, jenis, serta asas pakainya secara baik dan benar,
sebab penggunaan properti akan menentukan tingkat penguasaan keterampilan penari terhadap suatu
jenis tarian. Agar penampilan saat pementasan baik dan berkualitas, maka seorang penari harus
menguasai betul penggunaan properti dalam tiap gerakannya.

Berikut beberapa ragam properti tari tradisional Indonesia.

Nama tari Asal Daerah Properti yang digunakan


1. Tari Reog Ponorogo Reog

2. Tari Pendet Bali Bokor

3. Tari Kipas Pakarena Sulawesi Selatan Kipas

4 Tari Topeng Cirebon Cirebon Topeng

5. Tari Kuda Lumping Jawa Tengah Kuda lumping

6. Tari Piring Sumatra Barat Piring

7. Tari Remong Jawa Timur Selendang

8. Tari Baksa Kembang Kalimantan Selatan Rangkaian bunga

9. Tari Golek Manis Jawa Tengah Boneka

10. Tari Payung Sumatra Barat Payung

11. Tari Legong Bali Kipas

12. Tari Lengger Jawa Tengah Selendang

13. Tari Jaipong Jawa Barat Selendang

14. Tari Serampang Dua Belas Riau Saputangan

15. Tari Bondan Jawa Tengah Payung, boneka bayi, dan kendi

5. Iringan atau Tata Musik

Iringan menjadi salah satu unsur penting dalam sebuah pertunjukan tarian, selain menjadi pengiring
sebuah tarian, iringan atau tata musik juga berfungsi sebagai pemberi suasana tari ditampilkan.

Berikut beberapa fungsi iringan musik dalam sebuah tarian.

a. Sebagai iringan gerakan

Musik iringan sebagai iringan gerakan memiliki arti bahwa ritme musik dengan ritme gerakan bisa tidak
sama dengan ritme gerakan. Musik dapat ditabuh secara mengentak, tetapi gerakan yang dilakukan
dapat mengalir dan mengalun.

b. Sebagai Ilustrasi
Musik iringan tari Sebagai ilustrasi mengandung arti bahwa musik dapat menggambarkan suasana yang
sedang terjadi dalam sebuah tarian.

c. Sebagai Pembangun Suasana

Musik iringan tari Slsebagai pembangun suasana sering dilakukan pada tarian yang memiliki desain
dramatik agar suasana yang ditampilkan sesuai dengan tujuan tarian.

Iringan dalam tarian bisa berasal dari tubuh para penarinya(internal) contohnya iringan dari para penari
yakni dapat berupa tepuk tangan, suara yang mereka lantunkan, hingga entakan kaki. maupun dari alat
musik pengiring (eksternal), contohnya suara alat musik seperti gendang, rebana, gong, gamelan, dan
piano.

Menerapkan Pola Lantai Tari Tradisional

Pola lantai sangat mendukung penyajian sebuah karya tari. Pola lantai sebuah tarian merupakan gerakan
penari terhadap lantai tempatnya menari. Pola lantai tarian memang memberikan arti tersendiri bagi
setiap tarian. Oleh sebab itu, Kita harus memahami konsep dan makna pola ini sebaik-baiknya.

Pola lantai pada tari tradisional Indonesia pada prinsipnya hampir sama, yaitu garis lurus dan garis
lengkung. Garis lengkung termasuk pola lingkaran dan garis lurus membuat segi empat, segitiga, atau
berjajar. Pola lantai dapat juga dilakukan dengan cara kombinasi antara garis lurus dan garis lengkung.
Kombinasi ini dilakukan agar gerak tampak lebih dinamis.

Pola lantai berfungsi untuk membuat posisi dalam sebuah ruang gerak. Dalam sebuah tarian (terutama
tari kelompok), pola lantai perlu diperhatikan.

https://docs.google.com/forms/d/1IgudQxCbq6no9OKBerXGhhBvzOux62CauamRGWy0psY/edit#

Anda mungkin juga menyukai