Anda di halaman 1dari 5

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2

RESUME KOMBINASI BISNIS

Dosen Pengampu :

Fetri Setyo Liyundira, S.E., M.Akun.

Disusun Oleh :

Okfiani Nurkumala Dewi- 218133178

(6 Akuntansi B2)

PROGRAM STUDI AKUTANSI

STIE WIDYA GAMA LUMAJANG

Jl. Gatot Subroto 4 Telp. (0334) 881924. Lumajang-67352

2021
Pengertian Penggabungan Usaha
Pengertian Kombinasi Bisnis
Kombinasi bisnis merupakan terminologi akuntansi yang substansinya di Indonesia
dibahas dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 22 yang telah direvisi pada
tahun 2010. Transaksi kombinasi menurut PSAK 22 revisi tahun 2010 terjadi ketika suatu entitas
memperoleh pengendalian atas entitas lain yang berupa bisnis. Disini yang dimaksud dengan
pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebijaksanaan keuangan dan operasi suatu
entitas demi memperoleh manfaat dari aktivitas entitas tersebut. Kombinasi bisnis melibatkan 2
pihak, yakni entitas pengakuisisi dan entitas yang diakuisisi. Pihak pengakuisisi merupakan
entitas yang memperoleh pengendalian atas entitas yang diakuisisi dalam transaksi bisnis.
Sebaliknya, entitas yang diakuisisi, atau disebut juga entitas target, merupakan entitas yang
dalam transaksi kombinasi bisnis dikendalikan oleh entitas lain (entitas pengakuisisi). PSAK 33
direvisi taun 2010 cenderung menggunakan istilah entitas dibanding perusahaan.

Pengertian Penggabungan Usaha Dunia usaha semakin lama semakin berkembang dan
persaingan dalam jenis produk, mutu produk, maupun pemasarannya semakin ramai dan ketat
sehingga seringkali timbul persaingan yang tidak sehat dan saling mengalahkan.Untuk mengatasi
adanya saling merugikan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain, perlu
kiranya diadakan suatu bentuk kerja sama yang saling menguntungkan. Salah satu bentuk
kerjasama yang dapat ditempuh adalah dengan melalui penggabungan usaha antara dua atau
lebih perusahaan dengan perusahaan yang lain baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis.
Berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 22 paragraf 08 tahun
1999:”Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih perusahaan
yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting
wiith) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan
lain”. Sedangkan menurut Hadori Yunus (1981 : 224), pengertiannya adalah sebagai
berikut:”Penggabungan badan usaha adalah usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan
dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomis.”

Dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penggabungan usaha merupakan
usaha pengembangan atau perluasan perusahaan dengan cara menyatukan perusahaan dengan
satu atau lebih perusahaan lain menjadi satu kesatuan ekonomi.

Bentuk-bentuk Penggabungan Usaha


Bentuk-bentuk penggabungan badan usaha sebagai berikut :
Dari segi jenis usaha perusahaan yang bergabung :
Penggabungan Horizontal : Penggabungan perusahaan-perusahaan dalam line-
business atau pasar yang sama.
Penggabungan Vertikal : Penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi
yang berbeda secara berturut-turut, tahapan produksi dan atau distribusi, misalnya
penggabungan usaha antara perusahaan kain dengan perusahaan pakaian jadi.
Konglomerasi : Penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau jasa
yang tidak saling berhubungan, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan
minyak dengan perusahaan komputer.
Dilihat menurut kejadian hukumnya dapat dibedakan kedalam:
Akuisisi (acquisition)
Akuisisi terjadi ketika suatu perusahaan memperoleh aset produktif dari suatu entitas
usaha lain dan mengintegrasikan aset-aset tersebut ke dalam operasi miliknya.
Contoh kasus Akuisisi : Semen Padang yang diakuisisi oleh Semen Gresik.
Di dalam hal ini, pihak Semen Gresik melakukan pembelian terhadap sebagian
besar Saham Semen Padang sehingga, Semen Gresik memiliki kekuasaan terhadap
manajemen perusahaan Semen Padang. Tetapi operasi kedua perusahaan masih
bediri sendiri-sendiri.
Merger
Penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli perusahaan lain yang
kemudian perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi anak perusahaannya atau
dibubarkan. Perusahaan yang dibelinya sudah tidak mempunyai status hukum lagi dan
yang mempunyai status hukum adalah perusahaan yang membelinya. Sifat dari merger
adalah penggabungan antara dua perusahaan yang mana yang satu mempunyai ukuran
yang relatif lebih kecil daripada yang lainya
Contoh kasus Merger : Merger yang dilakukan Oleh Bank Lippo & Bank Niaga.
Perusahaan yang melakukan Merger adalah antara Bank Lippo dengan Bank Niaga pada
tahun 2008. Antara Bank Lippo dan Bank Niaga keduanya bergabung untuk memperkuat
posisinya di kancah persaingan global. Mereka menyetujui untuk menggabungkan
perusahaan dengan kriteria merger.
Konsolidasi
Konsolidasi terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambil alih
aset-aset dan operasi dari dua atau lebih entitas usaha yang terpisah, dan akhirnya
entitas yang terpisah tersebut dibubarkan.
Contoh kasus Konsolidasi : yang dilakukan oleh Bank Bumi Daya, Bank Exim, Bank
Dagang Negara, dan Bapindo. Keempat Bank melakukan konsolidasi dan berubah
menjadi Bank Mandiri. Keempat Bank tersebut mengalami kesulitan dalam
mengentaskan permasalahan perusahaanya saat krisis ekonomi melanda Indonesia. Untuk
menghentikan usahanya yang selama ini mereka bangun pun merupakan hal yang sayang
untuk dilakukan.. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk dapat melakukan protect
terhadap kemungkinan yang terjadi akibat krisis adalah bersatu padu dengan bank yang
lain dengan melakukan kerjama dalam bentuk konsolidasi.
Afiliasi
Penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar saham atau seluruh saham
perusahaan lain untuk memperoleh hak pengendalian (controlling interest). Perusahaan
yang dikuasai tersebut tidak kehilangan status hukumnya dan masih beroperasi
sebagaimana perusahaan lainnya.
Contoh perusahaan yang melakukan afiliasi : salah satunya yaitu PT Freeport Indonesia
merupakan perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan.

Tujuan Penggabungan Usaha (Business Combination)


Secara umum, tujuan dari kombinasi bisnis adalah meningkatkan profitabilitas dan
efisiensi. Secara khusus, kombinasi bisnis dilakukan untuk :
Penghematan biaya
Dengan kombinasi bisnis, berbagai biaya bisa dihemat. Diantaranya biaya gaji berbagai
manajer, biaya penelitian produk baru (produk tersebut sudah ada di perusahaan yang
diakuisisi) dan biaya penelitian dan pengembangan.

Mengurangi risiko
Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam produk, dan juga pasarnya,
akan lebih kecil resikonya dibandingkan dengan mengembangkan dan memasarkan
produk baru.

Mengurangi penundaan beroperasinya perusahaan


Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam fasilitas dan sudah
memenuhi berbagai macam aturan pemerintah, akan lebih cepat dibandingkan dengan
mengembangkan sendiri atau mendirikan perusahaan baru.

Menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lainnya


Salah satu cara untuk menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lain adalah dengan
melakukan kombinasi bisnis.

Memperoleh aset tidak berwujud


Salah satu alasan untuk melakukan kombinasi bisnis adalah untuk memperoleh aset tidak
berwujud yang dimiliki oleh perusahaan yang diakuisisi seperti hak paten, hak
penambangan, database pelanggan dan lain-lain.

Alasan-alasan lain
Ada perusahaan yang punya kebanggaan tersendiri ketika berhasil mengakuisisi
perusahaan-perusahaan lain.

Identifikasi Penggabungan Usaha (Business Combination)


Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22 revisi tahun 2010,
kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi
memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis. Untuk setiap kombinasi bisnis, salah
satu dari entitas yang bergabung diidentifikasikan sebagai pihak pengakuisisi, diantaranya :

Entitas yang mengalihkan kas atau aset atau menimbulkan liabilitas.

Menerbitkan ekuitas, “Reverse acqusition” penerbit = diakuisisi.

Ukuran relatifnya signifikan lebih besar.

Berinisiatif telah ada sebelum kombinasi.

Anda mungkin juga menyukai