Anda di halaman 1dari 3

2.

Perkembangan Moral Remaja


Moral berasal dari kata Latin “mores” yang berarti: Tata cara, kebiasaan dan adat.
Perilaku moral berarti perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok social dan
dikendalikan konsep konsep moral. Menurut Teori Psikoanalisa Perkembangan moral adalah
proses internalisasi norma-norma masyarakat dan kematangan organic-biologik. Seseorang telah
mengembangkan aspek moral bila telah menginternalisasikan aturan-aturan atau kaidah-kaidah
kehidupan di dalam masyarakat, dan dapat mengaktualisasikan dalam perilaku yang terus
menerus, atau dengan kata lain telah menetap. Menurut teori psikoanalisa perkembangan moral
dipandang sebagai proses internalisasi norma-norma masyarakat. Menurut teori Psikologi Belajar
perkembangan moral dipandang sebagai hasil rangkaian stimulusrespons yang dipelajari oleh
anak, antara lain berupa hukuman (punishment) dan pujian (reward) yang sering dialami oleh
anak. Konsep ke dua teori (psikoanalisa dan psikologi belajar), tentang proses perkembangan
moral adalah bahwa seseorang telah mengalami perkembangan moral apabila ia memperlihatkan
adanya perilaku yang sesuai dengan aturan-aturan yang ada di dalam masyarakatnya. Dengan
kata lain perkembangan moral berkorelasi dengan kemampuan penyesuaian diri individu.
Teori Perkembangan Moral
Lawrence Kohlberg menjelaskan tahapan perkembangan moral sebagai ukuran dari tinggi
rendahnya moral seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya. Tahapan tersebut
dibuat saat ia belajar psikologi di University of Chicago berdasarkan teori yang ia buat setelah
terinspirasi hasil kerja Jean Piaget dan kekagumannya akan reaksi anak-anak terhadap dilema
moral. Ia menulis disertasi doktornya pada tahun 1958 yang menjadi awal dari apa yang
sekarang disebut tahapan-tahapan perkembangan moral dari Kohlberg.
Teori ini berpandangan bahwa penalaran moral, yang merupakan dasar dari perilaku etis
mempunyai enam tahapan perkembangan yang dapat teridentifikasi. Ia mengikuti perkembangan
dari keputusan moral seiring penambahan usia yang semula diteliti Piaget, logika dan moralitas
berkembang melalui tahapan-tahapan konstruktif. Padangan tersebut di perluas kembali oleh
Kohlberg dengan menentukan bahwa proses perkembangan moral pada prinsipnya berhubungan
dengan keadilan dan perkembangannya berlanjut selama kehidupan, walaupun ada dialog yang
mempertanyakan implikasi filosofis dari penelitiannya.
Menurut Piaget dan Kohlberg perkembangan moral berkorelasi dengan perkembangan
kecerdasan individu, sehingga seharusnya bila perkembangan kecerdasan telah mencapai
kematangan, maka perkembangan moral juga harus mencapai tingkat kematangan. Secara garis
besar Perkembangan moral berlangsung dalam 2 (dua) tahap, yaitu:
a) Tahap Realisme Moral - Moralitas oleh pembatasan (<12thn):
- Usia 0 – 5 tahun: pada tahap ini perilaku anak ditentukan oleh ketaatan otomatis terhadap
peraturan tanpa penalaran / penilaian. Anak menilai Tindakan berdasar konsekuensinya.
- Usia 7/8 – 12 tahun: pada tahap ini anak menilai perilaku atas dasar tujuan. Konsep
tentang benar/salah mulai dimodifikasi menjadi lebih fleksibel. Konsep tentang
keadilanpun mulai berubah.
b) Tahap Operasional Formal - Moralitas dengan analisis (> 12th):
- Anak mampu mempertimbangkan segala cara untuk memecahkan masalah.
- Anak bernalar atas dasar hipotesis dan dalil artinya anak mulai melihat masalah dari
berbagai sudut pandang.
Tahapan-Tahapan Perkembangan Moral
Kohlberg mengemukakan teori perkembangan moral berdasar teori Piaget, yaitu dengan
pendekatan organismik (melalui tahap-tahap perkembangan yang memiliki urutan pasti dan
berlaku secara universal). Selain itu Kohlberg juga menyelidiki struktur proses berpikir yang
mendasari perilaku moral (moral behavior). Kohlberg memperluas karya piaget yang
menentukan bahwa proses perkembangan moral pada prinsipnya berhubungan dengan keadilan,
dan itu terus berlangsung sepanjang hidup individu. Ada Enam tahap perkembangan moral
Kohlberg. Keenam tahapan perkembangan moral dikelompokkan menjadi tiga tingkatan: pra-
konvensional moralitas, moralitas konvensional, dan moralitas pasca konvensional. Alhasil
menurut Kolberg kejadian perkembangan sosial dan moral pada remaja terjadi pada tiga
tingkatan besar:
1. Tingkat moral Prakonvensional, perilaku anak tunduk pada kendali eksternal yang terbagi
menjadi dua tahapan:
a. Tahap 1, Orientasi pada kepatuhan dan hukuman; anak melakukan sesuatu agar
memperoleh hadiah (reward) dan tidak mendapat hukuman (punishment) , Sebuah contoh
Ketika seorang siswa harus mematuhi perintah dari gurunya agar tidak mendapatkan
hukuman. Dan Seorang siswa rajin belajar agar dia bisa menjadi seorang juara kelas
(Alifiaz, 2020)
b. Tahap 2, Relativistik Hedonism; anak tidak lagi secara mutlak tergantung aturan yang
ada. Mereka mulai menyadari bahwa setiap kejadian bersifat relative, dan anak lebih
berorientasi pada prinsip kesenangan. Menurut Mussen, dkk. Orientasi moral anak masih
bersifat individualistis, egosentris dan konkrit. , Contoh dari kepentingan pribadi yang
didorong adalah ketika seorang anak diminta oleh orang tuanya untuk melakukan tugas.
Anak bertanya "apa untungnya bagi saya?" Orang tua akan menawarkan anak insentif
dengan memberikan anak uang saku untuk membayar mereka untuk tugas-tugas mereka.
Anak termotivasi untuk melakukan pekerjaan untuk kepentingan pribadi.
2. Moralitas konvensional; fokusnya terletak pada kebutuhan social (konformitas). juga terbagi
menjadi dua bagian yaitu:
a. Tahap 3, Orientasi mengenai anak yang baik; anak memperlihatkan perbuatan yang
dapat dinilai oleh orang lain.

b. Tahap 4, Mempertahankan norma2 sosial dan otoritas; menyadari kewajiban untuk


melaksanakan normanorma yang ada dan mempertahankan pentingnya keberadaan
norma, artinya untuk dapat hidup secara harmonis, kelompok sosial harus menerima
peraturan yang telah disepakati bersama dan melaksanakannya.
3. Moralitas pascakonvensional; individu mendasarkan penilaian moral pada prinsip yang benar
secara inheren. juga terbagi mejadi dua yaitu;
a. Tahap 5, Orientasi pada perjanjian antara individu dengan lingkungan sosialnya; pada
tahap ini ada hubungan timbal balik antara individu dengan lingk sosialnya, artinya bila
seseorang melaksanakan kewajiban yang sesuai dengan tuntutan norma social, maka ia
berharap akan mendapatkan perlindungan dari masyarakat.
b. Tahap 6, Prinsip Universal; pada tahap ini ada norma etik dan norma pribadi yang
bersifat subjektif. Artinya: dalam hubungan antara seseorang dengan masyarakat ada
unsur-unsur subjektif yang menilai apakah suatu perbuatan atau perilaku itu baik/tidak
baik, bermoralatau tidak bermoral. Disini dibutuhkan unsur etik dan norma etik yang
sifatnya universal sebagai sumber untuk menentukan suatu perilaku yang berhubungan
dengan moralitas.
Selain itu Michael mengemukakan lima perubahan dasar moral yang harus dilakukan oleh
remaja, yaitu sebagai berikut.
a. Pandangan moral individu makin lama menjadi lebih abstrak.
b. Keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan yang kurang pada apa yang salah.
c. Penilaian moral yang semakin kognitif mendorong remaja untuk berani mengambil kepurusan
terhadap berbagai masalah moral yang dihadapinya.
d. Penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal dalam arti bahwa penilaian moral
menimbulkan ketegagan emosi.
Hubungan antara tahap-tahap tersebut bersifat hierarkis, yaitu tiap tahap berikutnya
berlandaskan tahap-tahap sebelumnya, yang lebih terdiferensiasi dan operasi-operasinya
terintegrasi dalam struktur baru. Oleh karena itu, rangkaian tahapmembentuk suatu urutan dari
struktur yang semakin di beda-bedakan dan diintegrasikan untuk memenuhi fungsi yang sama,
yakni menciptakan pertimbangan moral menjadi semakin memadai terhadap dilema moral.
Tahaptahap yang lebih rendah dilampaui dan diintergrasikan kembali oleh tahap yang lebih
tinggi. Reintegrasim ini berati bahwa pribadi yang berbeda pada tahap moral yang lebih tinggi,
mengerti pribadi pada moral yang lebih rendah.

Referensi:
Suparno. 2020. Konsep Penguatan Nilai Moral Anak Menurut Kohlberg. ZAHRA: Research
And Tought Elmentary School Of Islam Journal Vol. 1, No. 2, (Halaman 58-67)
Zuldafrial. 2014. Perkembangan Nilai, Moral dan Sikap Remaja. Jurnal Dakwah Al-Hikmah,
Vol. 8, No.2.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-rita-eka-izzaty-spsi-msi/f-perkembangan-
moral-kuliah-pp1-0509.pdf

Anda mungkin juga menyukai