TINJAUAN KASUS
Pada Bab III akan diuraikan tentang proses asuhan keperawatan pengkajian,
analisa data, dignosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi dari
kasus yang di kelola.
A. Kasus Klien – 1
1. Pengkajian
Klien yang dikelola adalah Ny. S, berusia 16 tahun, suku Sunda, agama
Islam, pendidikan sekolah menengah pertama (SMP), pekerjaan ibu
rumah tangga. Identitas suami; Tn. B usia 18 tahun, suku Jawa, agama
Islam, pendidikan Sekolah Menegah Umum (SMU), pekerjaan pelajar.
Alamat: Bojong sari Baru Rt 01/01 Bojongsari, Depok. Masuk rumah
sakit tanggal 8 April 2018 dengan diagnosa G1P0A0 hamil 40-41 minggu
dengan CephaloPelvic Disproportion (CPD). Riwayat Prenatal: Mengikuti
kelas prenatal: Tidak pernah, HPHT lupa. Jumlah kunjungan selama
kehamilan ini: Ibu sudah pernah ANC sebanyak 2 kali di Puskesmas untuk
memperoleh pelayanan antenatal care. USG 1 kali, Ibu tidak pernah
memperoleh imunisasi TT. Gerakan janin dirasakan usia gestasi 26-28
minggu.
Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat dan vitamin selama kehamilan. Pola
makan ibu di awal kehamilan tidak ada masalah karena ibu baru
mengetahui kehamilannya di usia kehamilan 6 bulan. Selama kehamilan
ibu makan lebih dari 3 kali sehari namun tidak secara teratur dengan jenis
nasi, sayur, daging, tempe, terkadang mengkonsumsi buah-buahan. Ibu
tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat. Tanda bahaya kehamilan yang
pernah dialami: tidak ada riwayat. Ibu tidak sedang menderita suatu
penyakit seperti penyakit jantung, hipertensi, asma, TBC, hepatitis, PMS,
31
32
Data umum kesehatan saat ini: Status Obstetric: P1A0 NH0. Keluhan
utama: klien mengatakan merasa nyeri pada luka operasi, merasa
tenggorokannya kering dan haus sekali.. Keadaan umum: klien terbaring
lemah, kesadaran compos mentis dengan GCS 15, terpasang infus Ringer
Lactat 500cc/8 jam + oksitosin 20 IU dengan sisa infus 100 cc. Tanda-
tanda vital: suhu 38.9°C per aksila, tekanan darah: 100/70 mmHg lengan
kanan dengan posisi berbaring, frekuensi nadi: 96 kali per menit teratur
dan kuat, frekuensi nafas: 24 kali per menit, TB 140 cm dan BB 48 kg.
33
Pemeriksaan fisik: Kulit, rambut, dan kuku: Kulit bersih dan pucat, rambut
bersih tidak rontok, kuku terpotong rapi. Kepala dan leher: tidak ada
edema, konjungtiva anemis, sclera putih, pupil isokor, penglihatan: dalam
batas normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada distensi vena
jugularis. Telinga: Bersih, tidak ada cairan, tidak ada serumen,
pendengaran dalam batas normal. Mulut, hidung dan tenggorokan: bersih,
tidak ada caries gigi, tidak ada sekret, tidak memakai alat bantu,
pengecapan dalam batas normal hidung tampak simetris, tidak ada polip.
Toraks dan paru-paru: pergerakkan dada simetris kanan dan kiri, bunyi
nafas vesikuler tidak ada wheezing, dan tidak ada ronchi. Kardiovaskular:
bunyi jantung normal Lup (S1) dan dup (S2), tidak ada bising jantung,
CRT < 3 detik, akral dingin. Payudara: teraba lunak, Puting susu
mendatar, keluar kolostrum. Kemampuan menyusui: klien mengatakan
tidak mengetahui cara menyusui yang benar. Klien sudah mulai berlatih
menyusui, namun ibu terlihat cemas dan mengatakan ASI belum keluar
banyak
Keluhan nyeri dirasakan pada area luka operasi dan nyeri lebih terasa jika
ibu berbaring dalam posisi miring kesalah satu sisi, skala nyeri 6, lamanya
lebih dari 1 menit. Mobilisasi dan latihan: ibu hanya berbaring di tempat
tidur dan latihan yang dilakukan adalah miring kiri dan kanan serta latih
posisi bangun tidur. Nutrisi dan cairan: tidak ada mual dan muntah, nafsu
makan baik, saat pengkajian klien masih dalam keadaan puasa.
Direncanakan mendapat diit nutrisi bubur saring. Keadaan mental: ibu
mengatakan senang atas kelahiran anaknya dan mengkhawatirkan keadaan
bayinya apakah normal atau ada kelainan, saat ini bayi di ruang
perinatologi. Ibu juga mengatakan belum tahu cara merawat bayi.
Bonding: belum menggendong bayi, hanya mengusap kepala bayi.
2. Analisa Data
Postpartum hari pertama
NO DATA FOKUS PENYEBAB MASALAH
1. DS: Luka pasca Nyeri Akut
Klien mengatakan operasi dan
masih merasakan involusi uterus
nyeri pada daerah
luka bekas operasi,
klien mengatakan
nyeri terasa ketika
miring kanan dan
miring kiri
klien mengatakan
nyeri dalam skala 6
dari rentang 1-10,
lamanya lebih dari 1
menit.
DO:
Tedapat luka post op
SC di abdomen klien
operasi SC tanggal 9
35
klien operasi SC
tanggal 9 April 2018
jam 09.00 WIB
tekanan darah
100
/70 mmHg,
frekuensi nafas 24
kali per menit,
frekuensi nadi 96
kali per menit, dan
suhu 38,9 derajat
celcius
nilai leukosit 25.7
ribu/mm³ (hasil lab
tanggal 9 April
2018)
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan luka pasca operasi dan involusi uterus
b. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang
pengetahuan
c. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan luka
4. Perencanaan
Setelah dilakukan analisa data dan ditemukan masalah keperawatan,
selanjutnya penulis menyusun intervensi keperawatan dengan tujuan
menentukan tindakan yang tepat sesuai dengan masalah pada klien. Pada
tanggal 9 April 2018 disusun intervensi untuk diagnosa keperawatan:
a) Nyeri akut berhubungan dengan luka pasca operasi dan involusi uterus,
dengan tujuan (NOC): pain level, pain control, dan comfort level.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien
tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil: Mampu mengontrol nyeri
(tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan). Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri. Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri). Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri berkurang, tanda vital dalam rentang normal, dan
tidak mengalami gangguan tidur. Intervensi (NIC): (a) Lakukan
37
5. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan dilaksanakan sesuai dengan kondisi pasien
berdasarkan tindakan yang telah direncanakan untuk setiap diagnosa
keperawatan. Berikut ini implementasi keperawatan yang dilakukan
selama pasien dirawat di ruang rawat Merak RSUD Kota Depok yakni dari
tanggal 9 April 2018 sampai 11 April 2018.
39
2) Diagnosa keperawatan
ketidakefektifan pemberian ASI
Senin, 9 April 2018 pukul 18.00 Implementasi (1) Mempersiapkan
ibu untuk menyusui bayinya. Respon hasil: klien mengatakan tidak
tahu cara menyusui bayi. (2) Memperbaiki konsepsi yang salah
tentang proses menyusui dan produksi ASI. Respon hasil: Klien
mengatakan ASInya belum keluar banyak. (3) Membimbing klien
menyusui bayinya. Respon hasil: Klien tampak kaku saat
memposisikan bayi untuk menyusui, bayi tampak tidak puas,
tampak rewel dan menangis saat menyusui bayi terdengar suara
bunyi bukan suara menelan.
2) Diagnosa keperawatan
ketidakefektifan pemberian ASI
Selasa 10 April 2018, pukul 17.00 WIB: Implementasi: (1)
Mengajarkan dan mendemonstrasikan kembali posisi yang benar
saat menyusui. Respon hasil: klien kooperatif saat diajarkan, dan
klien mengatakan semangat untuk menyusui. (2) Membantu klien
saat menyusui dengan posisi yang nyaman dan benar. Respon
41
2) Diagnosa keperawatan
ketidakefektifan pemberian ASI
Rabu 11 April 2018, pukul 15.00 WIB: Implementasi: (1)
Mengevaluasi cara menyusui. Respon hasil: klien mengatakan
senang diajarkan cara menyusui bayi yang benar dan klien mampu
mendemonstrasikan cara menyusui dengan benar secara mandiri.
(2) Mengajarkan klien masase payudara. Respon hasil: klien
merasa nyaman setelah di masase, payudara klien mulai tampak
lunak.
pada luka, dan adanya pengeluaran dari luka berupa nanah atau
pus; klien dan keluarga tampak mengerti setelah diberikan edukasi.
6. Evaluasi Keperawatan
a. Evaluasi tanggal 9 April 2018
1) Diagnosa keperawatan nyeri akut
Senin, 9 April 2018, pukul 19.00 WIB. Subjective: klien
mengatakan masih merasakan nyeri pada daerah luka bekas
operasi, klien mengatakan nyeri terasa ketika miring kanan dan
miring kiri. Klien mengatakan nyeri dalam skala 6 dari rentang 1-
10, lamanya lebih dari 1 menit. Objective: klien terlihat meringis
menahan nyeri ketika memiringkan badan, klien belum mampu
melakukan tehnik nafas dalam karena terasa nyeri sekali, klien
mendapat terapi analgetik ketorolac 30 mg diberikan bolus pelan-
pelan via intravena. Analysis: masalah nyeri akut masih terjadi.
Planning: Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi; Ajarkan tentang terapi non farmakologi: tehnik nafas
dalam.
2) Diagnosa keperawatan
ketidakefektifan pemberian ASI
Senin, 9 April 2018 pukul 19.00 WIB. Subjective: klien
mengatakan ASInya belum keluar banyak, klien mengatakan tidak
mengerti bagaimana posisi menyusui yang benar. Objective: klien
tampak kaku saat memposisikan bayi untuk menyusu, perlekatan
bayi tidak benar, bayi tampak tidak puas, rewel dan menangis, saat
menyusu terdengar suara bunyi bukan suara menelan air. Analysis:
44
2) Diagnosa keperawatan
ketidakefektifan pemberian ASI
Selasa 10 April 2018 pukul 19.00 WIB. Subjective: Klien
mengatakan semangat untuk menyusui. Objective: Klien kooperatif
saat diajarkan, klien tampak memposisikan bayi dengan benar saat
menyusui, perlekatan bayi pada payudara tampak benar, bayi
tampak tenang. Analysis: Masalah ketidakefektifan pemberian ASI
teratasi sebagian. Planning: Motivasi ibu untuk menyusui, bantu
dan instruksikan klien untuk menyusui dengan posisi yang benar,
evaluasi pengetahuan ibu tentang tanda-tanda bayi sudah puas
menyusui.
2) Diagnosa keperawatan
ketidakefektifan pemberian ASI
Rabu, 11 April 2018, pukul 17.00 WIB. Subjective: Klien
mengatakan sudah bisa myusui bayinya sendiri. Objective: klien
tampak menyusui bayinya sendiri tanpa dibantu keluarga. Analysis:
Ketidakefektifan pemberian ASI teratasi. Planning: Intervensi
dihentikan, klien rencana pulang hari ini.
B. Kasus Klien – 2
1. Pengkajian
47
Klien yang dikelola adalah Ny. R, berusia 38 tahun, suku Jawa, agama
islam, pendidikan sekolah menengah umum (SMU), pekerjaan ibu rumah
tangga. Identitas suami: Tn. A berusia 40 tahun, suku Jawa, agama islam,
pendidikan SMA, pekerjaan karyawan swasta. Masuk rumah sakit tanggal
10 April 2018 dengan diagnosa G2P1A0 hamil 38 minggu dengan
CephaloPelvic Disproportion (CPD), HPHT tanggal 13 Juli 2017.
Keluhan utama masuk rumah sakit pro Sectio Caesarea (SC) atas indikasi
CPD dan presentasi bokong serta riwayat persalinan sebelumnya dengan
SC.
Keadaan klien saat ini Ny. R tanggal 11 April 2018 jam 10.00 WIB
dilakukan SC atas indikasi CPD. Lahir bayi berjenis kelamin perempuan,
BBL 3500 gram, PB 51 cm, Apgar Score 8/10, LK 34 cm, LD 32cm, LP
28 cm, LLA 10 cm, bayi dalam keadaan sehat. Setelah operasi SC klien
dilakukan pemasangan kontrasepsi IUD jenis Copper T. Riwayat
menyusui pada anak pertama selama 2 tahun. Riwayat kehamilan dan
persalinan yang lalu didapatkan anak pertama lahir tahun 2012 jenis
kelamin laki-laki BBL 3200 gram keadaan sehat.
Saat dikaji pada tanggal 11 April 2018 jam 15.00 dengan status obstetric
P2 A0 nifas hari pertama, keadaan umum sakit sedang, kesadaran compos
mentis, tekanan darah 100/70 mmHg, frekuensi nadi 80 kali per menit,
frekuensi pernafasan 16 kali per menit, suhu 37,5 derajat celcius.
Berdasarkan hasil pemeriksaan head to toe diperoleh hasil bahwa kulit
49
Pada bagian abdomen diperoleh data terdapat balutan luka operasi tertutup
kassa. Kontraksi uterus keras, posisi di tengah, 2 jari bawah pusat. Pada
fungsi pencernaan belum terdengar bising usus dikarenakan masih
dipengaruhi obat sedatif. Klien mengatakan merasakan nyeri pada daerah
luka bekas operasi, nyeri dirasakan dalam skala 7 dari (1-10), frekuensi
ketika memiringkan badan, klien juga mengatakan perut terasa nyeri dan
kaku terutama ketika saat digerakkan. Jika rasa nyeri timbul klien tampak
berusaha mengambil nafas dalam.
Pengkajian pada perineum terlihat tidak ada edema, memar, dan hematom.
Perineum klien utuh, tidak ada luka episiotomy karena klien operasi SC.
Tanda REEDA yang terdiri dari kemerahan, bengkak, echimosis tidak ada,
dan discharge yang terlihat masih berupa darah. Lochea, jenis lochea
rubra berjumlah 50 cc pada pembalutnya, dengan konsistensi cair
berwarna merah, berbau khas. Tidak ditemukan hemoroid dan varises.
Pada pengkajian hasil yang didapatkan tidak tampak edema dan varises
pada ekstremitas atas dan bawah serta tanda Homans tidak ada. Eliminasi
kebiasaan buang air kecil 5-7 kali per hari. Buang air kecil saat ini masih
menggunakan kateter (Down Catether). Kebiasaan buang air besar 1 kali
per hari, BAB saat ini belum, konstipasi tidak ada.
Istirahat dan kenyamanan untuk kebiasaan tidur lama 8 jam pola tidur saat
ini baik. Mobilisasi dan latihan tingkat mobilisasi miring kanan dan kiri di
50
2. Analisa Data
Postpartum hari pertama
NO DATA FOKUS PENYEBAB MASALAH
1. DS: Agen injury fisik Nyeri akut
klien mengatakan luka post SC
masih merasakan
nyeri pada daerah
luka bekas operasi,
klien mengatakan
nyeri terasa ketika
miring kanan dan
miring kiri
klien mengatakan
nyeri dalam skala 7
dari rentang 1-10
DO:
51
Tanda-tanda vital
suhu 38.5° C, tekanan
darah 110/70 mmHg,
frekuensi pernafasan
16 kali per menit, dan
frekuensi nadi 80 kali
per menit
kebutuhan klien
dibantu keluarga dan
perawat
3. Diagonsa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik luka post SC
b. Resiko infeksi behubungan dengan trauma jaringan luka
c. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan pengobatan: pasca
bius spinal
4. Perencanaan
Setelah dilakukan analisa data dan ditemukan masalah keperawatan,
selanjutnya penulis menyusun intervensi keperawatan dengan tujuan
menentukan tindakan yang tepat sesuai dengan masalah pada klien. Pada
tanggal 11 April 2018 disusun intervensi untuk diagnosa keperawatan:
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik luka post SC. Dengan
tujuan (NOC) pain level, pain control, dan comfort level. Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien tidak
mengalami nyeri, dengan kriteria hasil: Mampu mengontrol nyeri (tahu
penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri, mencari bantuan). Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri. Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri). Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri berkurang, tanda vital dalam rentang normal, dan
tidak mengalami gangguan tidur.
Intervensi (NIC): (1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
53
5. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan dilaksanakan sesuai dengan kondisi pasien
berdasarkan tindakan yang telah direncanakan untuk setiap diagnosa
keperawatan. Berikut ini implementasi keperawatan yang dilakukan
selama pasien dirawat di ruang rawat Merak RSUD Kota Depok yakni dari
tanggal 11 April 2018 sampai 13 April 2018.
a. Implemetasi tanggal 11 April 2018
1) Diagnosa keperawatan nyeri akut
Rabu, 11 April 2018 pukul 15.00 WIB: Implementasi: (1)
Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
Respon hasil: klien mengatakan nyeri terasa ketika miring kanan
55
dan miring kiri, klien mengatakan nyeri dalam skala 7 dari rentang
1-10. (2) Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.
Respon hasil: klien terlihat meringis menahan nyeri ketika
mencoba memiringkan badan. (3) Mengajarkan tentang terapi non
farmakologi: tehnik kompres hangat. Respon hasil: penulis
melakukan kompres hangat di area atas abdomen, klien tampak
meringis menahan nyeri (4) Memberikan analgetik untuk
mengurangi nyeri. Respon hasil: terapi analgetik ketorolac 30 mg
diberikan bolus pelan-pelan via intravena.
area kulit yang tidak ada luka; klien tampak mengerti setelah
diberikan edukasi mengenai nyeri
6. Evaluasi Keperawatan
59