Pada Webinar Kali Ini Materi Yang Disampaikan Oleh Ibu Amelia Rahmatika Yaitu Tentang Welding Procedure Specipication
Pada Webinar Kali Ini Materi Yang Disampaikan Oleh Ibu Amelia Rahmatika Yaitu Tentang Welding Procedure Specipication
Menurut ASME, WPS adalah prosedur tertulis tentang pengelasan yang sudah terkualifikasi
untuk memberikan arahan dalam membuat produk pengelasan sesuai dengan persyaratan dari
kode dan standar yang dipakai.
Standar yang digunakan pada pengelasan sangat banyak sekali, dan biasanya yang paling
sering digunakan itu adalah AWS D1.1, ASME, dan API. Standar AWS D1.1., structural
welding code-steel yang biasanya digunakan pada kontruksi pengelasan. ASME Boiler dan
Pressure Vessel Code biasanya digunakan untuk Pressure Vessel and Boiler. Sedangankan
untuk API Standar 1104 biasanya digunakan untuk Pipeline. Jika menggunakan standar eropa
maka yang digunakan adalah ISO. Jadi kita mengacu semua standar ini untuk membuat WPS.
Jadi dalam WPS harus ada tiga variable yaitu Essential Variable, Non-Essential Variable, dan
Supplementary Essential Variable.
Essential Variable (variable penting)
Merupakan variable yang apabila berubah akan berpengaruh terhadap sifat mekanik
dari hasil las dan membutuhkan kualifiksi ulang WPS.
Non-Esential Variable (Variable tidak penting)
Merupakan variable yang apabila berubah tidak akan berpengaruh terhadap sifat
mekanik dari hasil lasan dan tidak membutuhkan kualifikasi ulang WPS.
Supplementary Essential Variable
Merupakan variable yang akan menjadi essential variable apabila proses pengelasan
mensyaratkan uji impak.
Nah ini merupakan variable WPS untuk proses pengelasan SMAW. Jadi ada grove design,
ada backing, ada root spacing, retainers itu masuk dalam joints. Variable ini masuk dalam
non-essential dalam proses SMAW. Jadi WPS itu berbeda beda dalam setiap proses
pengelasan. Misalnya P. No qualified dalam SMAW merupakan variable essential nah tapi
diproses pengelasan GTAW dia masuk ke supplementary atau bahkan non-essential.
Jadi tahapan untuk kualifikasi pengelasan adalah yang pertama adalah preliminary welding
procedure specification (pWPS) atau WPS awal kita siapkan proses pengelasan, lalu filler
metalnya, itu semua kita siapkan. Kemudian yaitu welder membuat test coupon berdasarkan
pWPS, setelah itu test couponya kita sambung berdasarkan WPS nya missal materialnya
adalah baja karbon dan proses pengelasanya missal SMAW lalu fillernya missal
menggunakan 7016 nah itu kita coba sambung dengan kriteria tersebut. Nah setelah
disambung kita harus mengetahui sambungan tersebut bagus atau tidak, nah disinilah
dilakukan proses uji NDT untuk mengetahui kekuatan sambungan las tersebut. Pengujianya
misalnya dengan visual inspection, MT, PT, UT, RT. Untuk pengujian merusak disini
menggunakan uji Tarik, uji bending, dan uji impak. Setelah diuji data hasil pengujianya
ditaruh di PQR. Setelah semua sudah baru kita susun WPS berdasarkan pWPS yang didukung
oleh data pada PQR. Jika sudah maka WPS terkualifikasi.
Mengapa pengujian yang dilakukan terlebih dahulu tidak merusak, karena jika sudah
dilakukan pengujian merusak maka benda tersebut sudah tidak valid lagi tidak bisa
diuji dengan menggunakan NDT lagi.
Nah ini contoh template form PQR jadi disini dijelaskan ada joints untuk menjelaskan
sambungannya, ketebalan, rootnya dll. Untuk material space, P. No, No. Group dll itu
diisi sesuai dengan ASME, jadi untuk membuat PQR ini kita harus mempunyai
ketentuan tadi.
WPQ merupakan kualifikasi yang digunakan untuk menguji seorang juru las atau
operator las dalam membuat suatu sambungan las yang sesuai dengan code standar
yang telah ditentukan. Kalau WPS kita mengkualifikasi dokumenya nah sekarang
WPQ mengkualifikasi orangnya.
Posisi pengelasan merupakan jenis atau posisi sambungan las berdasarkan material yang akan
dilakukan pengelasan. Contohnya posisi plat 1G, 2G, 3G, dan 4G. untuk pipa ada 1G, 2G,
5G, dan 6G.
Masa berlaku sertifikat welder
Proses kualifikasi dilakukan pada saat welder dalam keadaan baik dan dalam kondisi
ideal.
Jika dalam 6 bulan setelah kualifikasi tidak ada aktivitas mengelas, maka harus
dilakukan proses kualifikasi ulang.