SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN
REHAB BERAT KANTOR / BALAI KELURAHAN/ KECAMATAN
PEKERJAAN
REHAB BALAI KELURAHAN LEMPONGSARI
LOKASI
KELURAHAN LEMPONGSARI
TAHUN 2021
BAB 1
PEKERJAAN PERSIAPAN & PERSYARATAN UMUM
1.16. Kantor Kontraktor, Los Dan Halaman Kerja, Gudang Dan Fasilitas Lain
Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang
dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Kontraktor harus
juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat
mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana
konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar
seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan. Dengan seijin
Kuasa Pengguna Anggaran, Kontraktor dapat menggunakan kembali kantor,
los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.
1.17. Ketentuan Pelaksanaan K3
Ketentuan administrasi
Kewajiban umum di sini dimaksudkan kewajiban umum bagi perusahaan
Penyedia Jasa Konstruksi, yaitu :
1) Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja,
peralatan, lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian
rupa sehingga tenaga kerja terlindungi dari resiko kecelakaan.
2) Penyedia Jasa menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan
atau alat-alat lain yang akan digunakan atau dibutuhkan sesuai
dengan peraturan keselamatan kerja, selanjutnya barang -barang
tersebut harus dapat dipergunakan secara aman.
3) Penyedia Jasa turut mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja,
agar tenaga
4) kerja tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat
dan sehat.
5) Penyedia Jasa menunjuk petugas keselamatan kerja yang karena
jabatannya di dalam organisasi Penyedia Jasa, bertanggung jawab
mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan untuk
menghindarkan resiko bahaya kecelakaan.
6) Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja
sesuai dengan keahlian, umur, jenis kelamin dan kondisi
fisik/kesehatannya.
7) Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin bahwa semua
tenaga kerja telah diberi petunjuk terhadap bahaya dari
pekerjaannya masing-masing dan usaha pencegahannya, untuk itu
Penyedia Jasa dapat memasang papan-papan pengumuman, papan-
papan peringatan serta sarana pencegahan yang dipandang perlu.
8) Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala
terhadap semua tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan
kecelakaan, lingkungan kerja dan cara pelaksanaan kerja yang aman.
9) Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka
penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa.
Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja
Penyedia Jasa Konstruksi harus menugaskan secara khusus Ahli K3 dan
tenaga K3 untuk setiap proyek yang dilaksanakan. Tenaga K3 tersebut
harus masuk dalam struktur organisasi pelaksanaan konstruksi setiap
proyek, dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara
penuh (full-time)
2) untuk mengurus dan menyelenggarakan keselamatan dan kesehatan
kerja.
3) Pengurus dan Penyedia Jasa yang mengelola pekerjaan dengan
mempekerjakan pekerja dengan jumlah minimal 100 orang atau
kondisi dari sifat proyek memang memerlukan, diwajibkan
membentuk unit pembina K3.
4) Panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja tersebut ini
merupakan unit struktural dari organisasi penyedia jasa yang
dikelola oleh pengurus atau penyedia jasa.
5) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bersama-sama
dengan panitia pembina keselamatan kerja ini bekerja sebaik-
baiknya, dibawah koordinasi pengurus atau Penyedia Jasa, serta
bertanggung jawab kepada pemimpin proyek.
6) Penyedia jasa harus mekukan hal-hal sebagai berikut :
a) Memberikan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja
fasilitas-fasilitas dalam melaksanakan tugas mereka.
b) Berkonsultasi dengan panitia pembina keselamatan dan
kesehatan kerja dalam segala hal yang berhubungan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam proyek.
c) Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberi efek pada
rekomendasi dari panitia pembina keselamatan dan kesehatan
kerja.
7) Jika 2 (dua) atau lebih Penyedia Jasa bergabung dalam suatu proyek
mereka harus bekerja sama membentuk kegiatan kegiatan
keselamatan dan kesehatan kerja.
Laporan kecelakaan
Salah satu tugas pelaksana K3 adalah melakukan pencatatan atas
kejadian yang terkait dengan K3, dimana :
1) Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya
harus dilaporkan kepada Instansi yang terkait.
2) Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan menunjukkan
hal-hal sebagai berikut :
a) Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja,
pekerja masing-masing dan
b) Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-
sebabnya.
Ketentuan teknis
Aspek lingkungan
Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan K3 untuk konstruksi jalan
dan jembatan, Penyedia Jasa harus mengacu pada Dokumen Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL), bila dokumen tersebut tidak ada maka perencanaan
dan pelaksanaan K3 terutama terkait dengan aspek lingkungan harus
mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.
Protokol COVID19 :
Pedoman yang dapat digunakan Dalam Rangka pencegahan terdampak
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dalam pelaksanaan pekerjaan:
1) Terapkan protokol Covid-19 secara maksimal
2) Jaga Jarak Min. 2 Meter,
3) Menggunakan Masker Dan Sarung Tangan
4) Pastikan seluruh area dalam keadaan bersih dengan cara melakukan
pembersihan menggunakan desinfektan minimal 3 kali sehari, terutama
pada waktu aktivitas padat (pagi, siang dan sore hari) di setiap lokasi
representatif
5) Deteksi suhu tubuh disetiap titik pintu masuk.Jika suhu tubuh masyarakat
terdeteksi ≥ 38 C, dianjurkan untuk segera memeriksakan kondisi tubuh
ke fasilitas pelayanan kesehatan dan tidak diperkenankan untuk
memasuki tempat Kerja.
6) Menyediakan pos kesehatan di tempat kerja.
7) Mempromosikan Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) dengan cara
memasang poster mengenai pentingnya cuci tangan dan tata cara cuci
tangan yang benar.
8) Pastikan tempat kerja memiliki akses untuk cuci tangan dengan sabun
dan air atau pencuci tangan berbasis alkohol.
9) Tempatkan dispenser pembersih tangan di tempat-tempat strategis dan
mudah dijangkau serta dan pastikan dispenser ini diisi ulang secara
teratur.
10) Kontraktor wajib membentuk gugus tugas pencegahan penyebaran covid
di lokasi proyek yg teridiri dr unsur dinas, pelaksana dan supervisi serta
menjalin kerjasama dg puskesmas terdekat terkait dg pencegahan
penyebaran covid 19
BAB 2
SYARAT SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASAL 1
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
E. Pelaksanaan
1. Umum
a. Bersihkan permukaan dinding batu bata dari noda-noda debu,
minyak cat dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat
plesteran agar benar-benar siap untuk dilakukan pekerjaan
plesteran.
b. Singkirkan semua hal yang dapat merusak/mengganggu pekerjaan
plesteran.
c. Bentuk screed sementara (untuk pembentukan dasar yang permanen)
untuk menjamin adanya ketebalan yang sama, permukaan yang
datar/rata, contour dan profil-profil akurat.
d. Basahi seluruh permukaan bidang plesteran untuk peresapan.Jangan
menjenuhkan permukaan dan jangan dipasang plesteran sampai
permukaan air yang terlihat tersebut telah lenyap / kering kembali.
e. Letakkan / tempelkan campuran plesteran selama 2,5 jam
(maksimal) setelah proses pencampuran, kecuali selama udara panas
/ kering, kurangi waktu penempatan itu sesuai yang diperlukan untuk
mencegah pengerasan yang bersifat sementara dari plesteran.
f. Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak
lurus.
g. Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai
dengan yang disyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran
harus dibuat terlebih dahulu “kepala plesteran”.
2. Plesteran ke Dinding Bata
a. Pasangkan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (15-20 mm) dan
diratakan dengan roskam aluminium, kemudian basahkan terus
selama 3 (tiga) hari.
b. Pelaksanaan plesteran dilakukan minimal setelah pasangan dinding
berumur 2 (dua) minggu.
3. Acian Permukaan Beton
a. Pasangkan acian setebal 3 mm, kasarkan permukaannya, kemudian
pasangkan sebelum acian mengering.
b. Ulangi bagian pertama, lalu pasangkan acian dalam ketebalan /
kerataan yang disyaratkan dalam gambar.
4. Plesteran Interior
a. Pemasangan
Pasang lapisan dasar pertama dan kedua dengan ketebalan 7 mm.
Ketebalan lapisan finishing harus ditambahkan di atasnya.
b. Ukur/periksa ketebalan plesteran dari bagian dasar belakang yang
rata.
c. Aplikasikan lapisan dasar pertama dengan bahan-bahan secukupnya ;
dan tekan untuk menjamin adanya kesatuan dengan dasar. Setelah
lapisan pertama diletakkan, sikat dengan hanya satu arah/cara,
untuk membentuk ikatan mekanik bagi lapisan kedua.Pada
permukaan-permukaan vertikal, sikat secara horizontal.
d. Aplikasikan lapisan dasar kedua dengan bahan-bahan secukupnya dan
tekan untuk menjamin melekat eratnya lapisan ini dengan lapisan
dasar pertama.
e. Aplikasikan lapisan finishing di atas lapisan dasar setebal 2 mm.
PASAL 2
PEKERJAAN LANTAI
2.3. UMUM
A. Persyaratan
1. Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh
pekerjaan plafond dan pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai
dikerjakan. Apabila dipandang perlu dapat ditentukan lain dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.
2. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan mengadakan
pengecekkan terhadap peil lantai dan kemiringannya.
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun
sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada
Konsultan Pengawas, Perencana dan User (Tim Teknis) untuk menentukan
warna yang akan dipakai.
B. Pelaksanaan :
1. Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan User (Tim
Teknis).
2. Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan penutup
lantai yang dipakai.
3. Pada setiap pertemuan dua bahan penutup lantai yang berbeda, diberi
border sesuai gambar.
4. Pada bahan penutup lantai yang berlubang akibat pengunci pintu, harus
dibingkai dengan aluminium yang direkatkan dengan silicone sealant.
5. Pemasangan bahan lantai dilakukan oleh tenaga ahli.
B. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam:
1. SNI.T15 - 1991 - 03
2. PUBB 1956
C. Bahan-bahan
1. Sub Lantai beton tumbuk yaitu beton tumbuk dengan campuran 1 PC : 3
Pasir.
2. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang harus diserahkan contoh-
contohnya dahulu, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas, Perencana dan User (Tim Teknis)
3. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan
teknis operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Konsultan Pengawas.
4. Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas (tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian atau penggantian pekerjaan) harus baru, jenis dari
kualitas terbaik dan harus disetujui Konsultan Pengawas.
5. Seluruh peralatan yang diperlukan harus disediakan Kontraktor di
lapangan.
D. Pelaksanaan
Untuk pasangan di atas pelat beton lantai, pelat beton diberi lapisan beton
tumbuk (Screed) setebal minimal 3 cm atau lebih dengan memperhatikan
kemiringan lantai.
Pelaksanaan sub lantai dari beton tumbuk ini dilakukan sampai permukaan
benar-benar rata dengan memperhatikan kemiringan lantai.
Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat
kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya
tambahan.
c. Persiapan – Persiapan
Sebelum pekerjaan finishing lantai dilaksanakan, kontraktor harus
melakukan hal-hal yang utama sebagai berikut :
1) Kontraktor melakukan pemeriksaan berkaitan dengan pekerjaan
lantai sesuai dengan rencana gambar/perintah-perintah dari
pengawas lapangan
2) Pembuatan lapisan kedap air harus diselesaikan untuk semua
permukaan lantai (toilet, pada lantai pertama, lantai atas
berikutnya).
3) Pekerjaan finishing lantai tidak diperkenankan dilaksanakan
sebelum seluruh plafond dan dinding diselesaikan.
4) Tenaga dan bahan-bahan untuk pekerjaan tersebut harus
disetujui oleh pengawas lapangan sebelum pelaksanaan dan
sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor diminta melihat
gambar kerja.
5) Kontraktor harus memeriksa semua pekerjaan yang akan
dilaksanakan seperti:
i. Pemasangan instalasi dalam dinding seperti pipa-pipa, stop
kontak dan lain-lain.
ii. Dinding kedap air jika diperlukan.
iii. Dan lain-lain yang dirasa perlu.
6) Peil lantai yang ditentukan harus diperiksa secara tepat dan
andaikata ada masalah-masalah yang timbul, pengawas lapangan
harus diberikan laporan secepatnya.
7) Permukaan lantai untuk pemasangan bahan lantai harus bersih
dari kotoran dan sejenisnya.
8) Granit yang akan dipasang harus direndam dalam air hingga
jenuh
9) Selama pelaksanaan, garis hubungan antar tegel harus lurus pada
kedua arah dan saling horisontal (merata) satu dan lainnya.
10) Permukaan plat beton harus betul-betul rata dan diperiksa
dengan waterpass.
11) Perataan muka plat beton menggunakan rabat beton/ beton
tumbuk
12) Bahan-bahan lantai yang cacat tidak boleh dipasang.
d. Persiapan – Persiapan
1) Adukan pasangan/pengikat menggunakan bahan perekat
menggunakan adukan semen pasir, dengan ketebalan rata campuran
adalah 15 mm.
2) Pemasangan Granit harus sempurna, tidak rusak/ kotor.
3) Pemotongan Granit harus dilakukan dengan alat pemotong khusus
(sesuai dengan instruksi pabrik yang bersangkutan).
4) Nat pengisi harus sesuai petunjuk produk yang digunakan. Setiap
hubungan harus membentuk sudut siku-siku dan harus dipotong
sama. Setiap hubungan granit harus diisi dengan material pengisi
(grouting) warna biasanya sama dengan granit tile, sebelum
pengisian nat harus bersih dan granit tile harus mencapai kondisi
kering (minimal 7 x 24 jam ).
5) Pinggiran granit, keramik harus dilaksanakan dengan peralatan
pengarah untuk mendapatkan hasil yang rapi, siku-siku dan
finishing yang sempurna atau bahan yang sudah ada pada
ketentuan pabrik.
6) Pada saat pemasangan granit harus bersih dari semua noda.
Untuk mendapatkan permukaan yang bersih dan tidak rusak.
e. Pemeliharaan
1) Perbaikan
Kontraktor diharuskan untuk memperbaiki pekerjaan granit
yang rusak.
Kerusakan yang tidak disebabkan oleh pemilik, kontraktor
diharuskan untuk memperbaiki kerusakansampai diterima oleh
pengawsa lapangan.Biaya-biaya yang ditimbulkan karena
perbaikan ditanggung oleh kontraktor.
2) Keamanan
Kontraktor diharuskan untuk melindungi pekerjaan dari
kerusakan dalam waktu 7 x 24 jam setelah finishing dinding
granit. Permukaan harus dijaga dari pengaruh pekerjaan lain dan
permukaan harus dilindungi dari kerusakan.
3) Pembersihan
Secara prinsip, permukaan ubin dibersihkan dengan air,
menggunakan sikat, kain lap, dan sebagainya. Tetapi jika area-
area yang tidak dibersihkan dengan air, pembersihan memakai
campuran air dengan hydrochloric acid (HCL), perbandingan30
: 1. Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi semua
bagian yang memungkinkan akan berkarat atau rusak oleh
asam.
Setelah dibersihkan dengan asam ini, bersihkan area ini
dengan air biasa, sehingga tidak ada campuran asam yang
tersisa.
f. Syarat Penyerahan
1) Kontraktor harus memenuhi semua kondisi dan syarat-syarat
kualitas dan pelaksanaan sesuai dengan perintah maupun
persetujuan dari pengawas lapangan/ Konsultan Pengawas.
2) Pelaksanaan harus rata untuk semua permukaan lantai dan
dinding tidak berubah warnanya serupa dan bebas dari
kerusakan-kerusakan dari noda.
B. Persyaratan Bahan :
1. Jenis
a. keramic tile.
b. Ukuran: 20 x 20 cm; kecuali dimensi berbeda sesuai detil gambar
rencana
c. Keramik untuk lantai yang digunakan adalah produk Roman.
2. Ketebalan Minimum 12 mm atau sesuai gambar
3. Daya Serap : 1%
4. Kekerasan : Minimum 6 skala Mohs.
5. Kekuatan Tekan : Minimum 900 kb per cm2
6. Daya Tahan Lengkung : Minimum 350 kg/cm2
7. Mutu : Tingkat 1 (satu), Extruded Single Firing, tahan
asam dan basa.
8. Chemical Resistance : Konsisten terhadap PVBB 1970 (NI-3) pasal 33
D ayat 17 - 23
9. Warna : Akan ditentukan kemudian(By OWNER)
C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop
drawing mengenai pola keramik.
2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat
dan bernoda.
3. Alas dari lantai keramik adalah lantai beton tumbuk dengan ketebalan
minimal 3 cm atau lebih sesuai dengan gambar termasuk syarat
kemiringan.
4. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak
mengandung asam alkali) sampai jenuh.
5. Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan
yang benar-benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan
kemiringan di daerah basah dan teras/balkon.
6. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar),
harus sama lebarnya, maksimum 2 mm, yang membentuk garis-garis
sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar
yang berpotongan harus membentuk sudut siku yang saling berpotongan
tegak lurus sesamanya.
7. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong
keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik.
8. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama
3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan
lain.
9. Keramik plint terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan
siar-siarnya bertemu siku dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar
yang sama pula.
10. Lantai yang akan dipasangi terlebih dahulu harus dipadatkan, agar
pasangan tidak turun/retak sewaktu menerima beban diatasnya.
11. Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan dari
debu, cat dan kotoran lainnya, kemudian dikasarkan agar adukan
perekat melekat lebih sempurna.
12. Sewaktu keramik dipasang, permukaan keramik bagian belakang harus
terisi padat dengan bahan perekat.
13. Pola pemasangan keramik disesuaikan dengan gambar, demikian juga
pengambilan as pemasangan.
14. Naad atau siar keramik diisi dengan semen warna. Warna perekat naad
ini disesuaikan dengan warna keramik.
15. Pengisian/Pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah
keramik dipasang.
16. Sewaktu pengisian naad ini, keramik harus sudah benar-benar melekat
dengan kuat pada lantai. Sebelum diisi, celah-celah naad ini harus
dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan kotoran lain.
17. Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak terkena
adukan / air semen.
18. Kotoran mortar dan lain-lain yang menempel dipermukaan keramik
pada waktu pengecoran naad, harus segera dibersihkan sebelum
mengering/mengeras.
19. Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus
dilap/disapu hingga bersih.
20. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi, baik, tidak
miring, tidak bergelombang dan terpasang dengan kuat.
21. Bila masih diperlukan, karamik harus dibersihkan dengan lap basah atau
bahan-bahan pembersih lunak yang ada di pasaran.
22. Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan
sikat baja atau bahan pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis
kotorannya.
23. Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan, maka
pada beberapa bagian harus disediakan alur-alur expansion (expansion
joint).Alur-alur expansion ini harus diisi dengan bahan yang
elastis/sealant dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Termasuk pada bagian lantai terdilatasi struktur.
24. Tidak ada toleransi kecacatan atas ceramic tile terpasang.
D. Pengendalian Pekerjaan
1. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-
peraturan ASTM, peraturan keramik Indonesia SNI.SO4-1989-F, SNI.SO6-
1989-F dan SNI.SO5-1989-F.
2. Semen Portland harus memenuhi SNI.SO4-1989-F, pasir dan air harus
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI.SO4-1989-F dan
SNI.T15-1991-03 dan ASTM.
3. Bahan-bahan yang digunakan sebelum didatangkan terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya kepadamendapatkan persetujuan
dari Konsultan Pengawas, Perencana dan User (Tim Teknis).
4. Persetujuan Material harus mendapatkan persetujuan secara tertulis
dari Konsultan Pengawas, Perencana dan User (Tim Teknis).
PASAL 3
PEKERJAAN PELAPIS DINDING
2.7. UMUM
A. Persyaratan
1. Pekerjaan pelapis dinding baru boleh dilaksanakan setelah seluruh
pekerjaan plesteran dinding selesai dikerjakan dan mencapai waktu
seperti yang disyaratkan. Apabila dipandang perlu dapat ditentukan lain
dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
2. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan mengadakan
pengecekkan terhadap peil lantai dan kemiringannya.
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya,
namun sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu
kepada Pemberi Tugas untuk menentukan warna yang akan dipakai.
B. Pelaksanaan :
1. Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan User (Tim
Teknis).
2. Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan pelapis
dinding yang dipakai.
3. Pemasangan bahan pelapis dinding dilakukan oleh tenaga ahli.
C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Dinding-dinding bata, beton dan kolom-kolom beton dibersihkan dari
kotoran-kotoran dan sisa-sisa semen yang menempel, kemudian
permukaannya diplester halus dengan persyaratan plesteran pada
RKS Arsitektur 3.2, menurut arah permukaan yang tertera dalam
gambar hingga rata dan tidak bergelombang.
2. Kemudian permukaan plesteran tersebut dikasarkan (dengan
menggaruk menyilang) agar lapisan yang akan dipasang terikat kuat.
3. Keramik tile dipasang dengan menggunakan bahan perekat setebal
minimal 1 cm. Dengan lebar naad sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik (kurang dari 2 mm). Naad ini diisi dengan grouting hingga
mencapai permukaan yang rata dan saling tegak lurus.Kemudian
dibersihkan dengan rapi.
4. Permukaan dinding keramik rata dengan permukaan dinding
5. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
warna, motif tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau
cacat lainnya.
6. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk
itu, sesuai petunjuk pabrik.
7. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam
air sampai jenuh.
8. Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua
peralatan yang akan terpasang / yang tertera di dalam gambar.
9. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar.
10. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran
harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan
Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
11. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus
benar-benar lurus.Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda
ketinggian peil lantainya harus merupakan satu garis lurus.
12. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar
maksimal 2 mm setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis
tegak lurus. Siar-siar keramik diisi dengan bahan pengisi siar
sehingga membentuk rata permukaan seperti yang disebutkan dalam
persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.
13. Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan
grouting.
PASAL 4
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)
2.9. UMUM
A. Persyaratan
1. Pemasangan langit-langit baru boleh dilaksanakan setelah semua peralatan
yang terdapat di dalam langit-langit (kabel-kabel, pipa-pipa, ducting-
ducting, alat penggantung dan penguat langit-langit) siap dan selesai
dikerjakan.
2. Keseluruhan pekerjaan langit-langit harus dilakukan secara rata dan rapi.
Pada pertemuan dengan dinding harus terselenggara rapat tanpa celah
tanpa penutup cornice.
3. Sebelum pelaksanaanmaterial on site, Kontraktor harus mengajukan
contoh/sample untuk disetujui oleh Konsultan Perencana,Pemberi Tugas
dan Konsultan Pengawas dan User (Tim Teknis).
4. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun
sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada
Pemberi Tugas untuk menentukan warna yang akan dipakai.
5. Dalam kaitannya dengan jenis elemen lain yang terdapat dalam rencana
langit-langit haruslah mengacu pada gambar mekanikal-elektrikal,
sedangkan gambar arsitektur hanya memuat tata letaknya saja.
6. Bahan yang telah dipilih dipresentasikan dihadapan Konsultan Pengawas,
Perencana dan User (Tim Teknis)
B. Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan, Kontraktor harus memberikan contoh/sample bahan
penutup langit-langit dan harus mendapat persetujuan Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas dan User (Tim Teknis).
2. Penggantung langit-langit harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh
bidang langit-langit yang rata, datar dan tidak melengkung, sedang bagian
bawah dari rangka penggantung kawat galvanis.
3. Pemasangan langit-langit harus rata.naad-naad yang pecah pada waktu
pemasangan harus diganti.
4. Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi
terhadap :
a. Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang
harus disangga oleh rangka langit-langit.
b. Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksaan (man-hole).
c. Kemungkinan dibuatnya lubang armatur lampu, pendant alat medik, dan
atau penggantung televisi
d. Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurna alat-alat penggantung,
sehingga langit-langit menjadi bergelombang karenanya.
e. Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada
langit-langit di luar bangunan.
B. Pengendalian Pekerjaan
Pemasangan langit-langit harus sesuai dengan syarat-syarat di dalam:
1. NI - 5 - 1961
2. NI - 0458 – 1961
C. Bahan-bahan
1. Plafond GypsumBoard
Papan Gypsum yang dipakai adalah merk Jayaboard.Finishing Compound
Cat juga harus memiliki daya tahan terhadap bahaya kebakaran minimal 60
menit.
Bahan Gypsumboard
a. Jenis : Gypsum Board
b. Finishing Permukaan : Compound Cat
c. Produksi : Jaya Board
d. Ketebalan : Minimum 9mm
e. Ukuran : 120 x 240
2. Rangka Plafond
Rangka langit-langit Menggunakan Rangka hollow galvanis 1x38.38.2 mm,
modul 60 x 60 cm
3. Baja Penggantung
Dipakai baja atau gesper metal penggantung yang dapat distel agar seluruh
sistem langit-langit dapat tetap rata permukaannya, setelah sistem-sistem
lainnya ikut terpasang (mekanikal, elektrikal) dan sebagainya.
4. Contoh-contoh
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan contoh
bahan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, Perencana
dan User (Tim Teknis).
b. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai
pedoman/standard bagi Konsultan Pengawas untuk menerima /
memeriksa bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.
D. Pelaksanaan
1. Pekerjaan rangka langit-langit Gypsum Water Resist
a. Rangka langit-langit gypsum menggunakan metal furing dengan bentuk,
ukuran dan pola pemasangan sesuai dengan gambar.
b. Batang-batang profil untuk rangka langit-langit yang dipasang adalah
main runner, connector,wireclip,Z-section, T-section, spine,
perimetertrim, wal spring suspension/kawat seng BWG 14 dan sebagainya
yang telah diseleksi dengan baik, lurus, rata, tidak ada bagian yang
bengkok atau melengkung, atau cacat-cacat lainnya, dan tidak disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
c. Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada pelat beton dan atau
atap dengan menggunakan penggantung dari logam galvanized
suspension/kawat seng BWG 14 yang dapat diatur ketinggiannya dan
dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat melekat dengan
baik dan kuat pada pelat beton dan tidak dapat berubah-ubah bentuk
lagi.
d. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka
harus rata, lurus dan waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang dan
batang-batang rangka harus saling tegak lurus.
PASAL 5
PEKERJAAN PENGECATAN DAN PELAPISAN
2.11. UMUM
A. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan cat (kecuali ditentukan lain) dan
peralatan untuk melaksanakan pekerjaan ini termasuk alat-alat bantunya dan
alat angkutnya (bila diperlukan), ke tempat pekerjaan seperti yang tercantum
dalam gambar, uraian dan syarat teknis ini dan perjanjian kerja.
Pekerjaan ini Harus menggunakan aplikator resmi dari produk Cat yang
dipakai.
B. Bahan-bahan
1. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau sesuai
dengan spesifikasi dari pabrik cat yang bersangkutan.
2. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut mengenai
hal-hal menunjukkan kemurnian cat yang digunakan, antara lain :
a. Segel kaleng
b. Test laboratorium
c. Hasil akhir pengecatan
Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari
produsen untuk diketahui Konsultan Pengawas. Biaya test tersebut menjadi
tanggungan Kontraktor.
3. Sebelum memulai pengecatan, Kontraktor wajib menyerahkan 1 contoh
bahan yang masih dalam kaleng, 3 contoh bahan yang telah dicatkan pada
permukaan plywood ukuran 40 x 40 cm, brosur lengkap dan jaminan dari
pabrik kepada Konsultan Pengawas, Perencana dan User (Tim Teknis).
4. Sebelum memulai pengecatan, Kontraktor wajib menyerahkan kelayakan
kondisi dinding menyangkut tingkat kekeringan, kelembaban, asam, basa
dan kerataan termasuk tanpa cracked. Kelayakan dikeluarkan oleh penyedia
produk cat.
5. Bahan yang telah dipilih dipresentasikan kepada Konsultan Pengawas,
Perencana dan User (Tim Teknis)
6. Bahan yang akan digunakan harus mendapatkan persetujuan secara tertulis
dari Konsultan Pengawas, Perencana dan User (Tim Teknis).
7. Kontraktor harus menunjukkan mock up bahan yang akan digunakan kepada
Konsultan Pengawas, Perencana dan User (Tim Teknis).
C. Pelaksanaan
1. Umum
a. Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada Konsultan
Pengawas beserta ketentuan/persyaratan jaminan pabrik untuk
mendapatkan persetujuannya.Bahan yang tidak disetujui harus diganti
tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, bahan pengganti
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang
diajukan Kontraktor.
c. Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan dilakukan dalam keadaan
cuaca lembab dan hujan atau keadaan angin berdebu, yang akan
mengurangi kualitas pengecatan dalam keadaan terlindung dari basah
dan lembab ataupun debu.
d. Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar sudah dipersiapkan
untuk pengecatan, sesuai persyaratan pabrik cat dan bahan yang
bersangkutan. Permukaan yang akan dicat harus benar-benar kering,
bersih dari debu, lemak / minyak dan noda-noda yang melekat.
e. Setiap pengecatan yang akan dimulai pada suatu bidang, harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Sebelum memulai pengecatan,
Kontraktor wajib melakukan percobaan untuk disetujui Konsultan
Pengawas.
f. Kontraktor tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan di suatu
tempat bila ada kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan
tersebut diselesaikan.
g. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan lain-lainnya,
maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Konsultan
Pengawas.
h. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas beban biaya
Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi
Tugas.
2. Teknis
a. Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang umum dilakukan kecuali
spesifikasi lain. Jadi urutan pengecatan, penggunaan lapisan-lapisan
dasar dan tebal lapisan penutup minimal sama dengan persyaratan
pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau
ada bekas-bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan atau semprotan
dan roller.
b. Sapukan semua dasar dengan cat dasar memakai kuas.Penyemprotan
hanya diijinkan dilakukan bila disetujui Konsultan Pengawas.
c. Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir yang
kurang menutupi, atau lepas.Pengulangan pengecatan dilakukan
sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas, serta harus
mengikuti petunjuk dan spesifikasi yang dikeluarkan pabrik yang
bersangkutan.
d. Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan. Pekerjaan
termasuk penggunaan ongkos, pencucian dengan air, maupun
pembersihan dengan kain kering.
e. Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan
menggangu pekerjaan finishing lain, atau pekerjaan lain yang sudah
terpasang. Pekerjaan yang tidak sempurna diulang dan diperbaiki atas
tanggungan Kontraktor.
E. Pengamanan Pekerjaan
1. Daerah-daerah yang sedang dicat agar ditutup dari pekerjaan-pekerjaan
lain, maupun kegiatan lain dan juga daerah tersebut terlindung dari debu
dan kotoran lainnya sampai cat tersebut kering.
2. Lindungi pekerjaan ini dan juga pekerjaan atau bahan lain yang dekat
dengan pekerjaan ini seperti fitting-fitting, kusen-kusen dan sebagainya
dengan cara menutup/melindungi bagian tersebut selama pekerjaan
pengecatan berlangsung.Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki atau
mengganti bahan yang rusak akibat pekerjaan pengecatan tersebut.
B. Bahan-bahan
1. Cat Weathershield untuk eksterior dan Cat Acrylic Emulsion untuk interior
merk Mowilex dengan spesifikasi :
2. Alkali Resisting Primer menggunakan merk yang sama yang sudah disetujui
Konsultan Pengawas.
C. Pelaksanaan
1. Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan langit-langit harus
diperhatikan mengenai:
Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah dilakukan, berdasarkan
peil-peil yang ditentukan.
Permukaan langit-langit harus datar dan sempurna sesuai dengan pola
yang telah ditentukan.
Pada permukaan langit-langit tidak terjadi lubang-lubang atau cacat lain.
2. Pada permukaan langit-langit yang sudah siap untuk dicat, terlebih dahulu
harus diplamur dengan bahan plamur yang sudah disetujui Konsultan
Pengawas.
3. Plamuran dilakukan bilamana permukaan sudah sempurna, tidak terdapat
retak-retak dan dilakukan setelah ada persetujuan Konsultan Pengawas.
4. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan alat kuas atau roller, dimana
penggunaan alat-alat tersebut disesuaikan dengan keadaan lokasinya.
5. Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan terjadinya
sentuhan-sentuhan selama 1,5 sampai 1 jam.
6. Pengecatan akhir harus dilakukan secara ulang paling sedikit selama 2
(dua) jam kemudian.
2.13. PENGECATAN DINDING
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengecatan dinding bangunan seperti yang dinyatakan
dalam gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas, antara lain:
1. Pengecatan seluruh dinding bangunan bagian luar seperti dalam gambar dan
petunjuk Konsultan Pengawas.
2. Seluruh pekerjaan ini harus mengacu pada ketentuan dalam SNI.T11-1990-
F.
3. Pengecatan dinding bangunan bagian dalam seperti yang dinyatakan dalam
gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.
B. Bahan-bahan
1. Untuk dinding bangunan eksterior :
a. Cat dasar Alkali Resisting Primer merk Mowilex
b. Acrylic Wall Filler merk Mowilex
c. Cat Acrylic Emulsion Wheatershield Premium Class merk Mowilex dengan
spesifikasi :
Type : Pure Acrylic Emulsion
Color : 50 colors to choose
Specific Gravity : ± 1,40 gr/cc (depend on color)
Solid by Volume : ± 38 %
Material Consumption : ± 12,7 m² /ltr (30 microns dry film thickness)
Application Tools : Brush, roll, air spray, airless spray
Diluent : Clean water ± 10%
Drying Time : 60 minutes (30°C)
Recoating Interval : Minimum 2 hours (30°C)
C. Pelaksanaan
1. Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan dinding tersebut, maka
harus diperhatikan permukaan plesterannya dari:
a. Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah dilakukan, berdasarkan
peil-peil yang ditentukan.
b. Permukaan plesteran harus datar dan sempurna sesuai dengan pola yang
telah ditentukan.
c. Permukaan plesteran telah diberi lapisan aci dengan hasil yang rata dan
halus.
d. Permukaan acian telah berumur 14 hari atau sesuai dengan ketentuan
pabrik.
e. Permukaan acian tidak lembab yang ditunjukkan oleh alat ukur khusus
yang sesuai dengan ketentuan pabrik.
f. Seluruh bidang pengecatan sudah bersih dari segala noda-noda atau
kotoran / debu.
2. Bila pengecatan dilakukan di atas permukaan dinding tidak diplester, maka
Kontraktor harus memeriksa apakah permukaan dinding sudah bersih dari
noda, seperti yang disyaratkan.
3. Setelah permukaan dinding siap untuk dicat, dilakukan pengecatan dengan
lapisan-lapisan sebagai berikut:
a. Untuk dinding bangunan bagian luar:
1 Lapis Cat dasar Alkali Resisting Primer
1 lapis Acrylic Wall Filler
2 lapis Cat Acrylic Emulsion
b. Untuk dinding bangunan bagian dalam :
1 lapis Plamur
2 lapis Cat Emulsion Wheatershield
4. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan alat kuas atau roller, dimana
penggunaan alat-alat tersebut disesuaikan dengan keadaan lokasinya
dengan mutu yang baik.
5. Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan terjadinya
sentuhan-sentuhan selama 1,5 sampai 1 jam. Pengecatan akhir harus
dilakukan secara ulang paling sedikit selama 2 (dua) jam kemudian.
b. Peralatan
Untuk pelaksanaan pekerjaan pengecatan ini,pelaksana pekerjaan
harus menggunakan peralatan dan peraturan pelaksanaan menurut
ketentuan atau rekomendasi yang dikeluarkan oleh pabriknya.
Pengecatan harus menggunakan alat semprot yang dilengkapi dengan
kompresor
Tatacara pengecatan harus ramah lingkungan dan tidak boleh
membahayakan manusia.
2. Penyerahan
Sebelum mulai pelaksanaan, pelaksana pekerjan harus menyerahkan:
a. Contoh dan katalog, data teknis dari bahan cat dan bahan-bahan lain
yang diperlukan guna pelaksanaan pekerjaan antaralain contoh bahan-
bahan secara lengkap, kartu warna, aturan, prosedur, peralatan yang
harus dipakai serta data teknis yang berisi keterangan sifat dan
ketahanan bahan cat serta jaminan ramah lingkungan dan ramah manusia
b. Contoh pelaksanaan pekerjaan pengecatan dalam komposisi
lengkap.Keseluruhan ini diperlukan guna pemeriksaan dan persetujuan
pelaksanaannya.
c. Surat garansi kualitas cat dan kualitas hasil pengecatan.
B. Bahan-bahan
1. Bahan/jenis cat
Bahan cat duco yang dipakai adalah dari produk Nippon Paint, Dana Paint
atau Propan Paint dengan warna yang akan ditentukan kemudian oleh
konsultan perencana. Pemakaian jenis cat disesuaikan dengan ketentuan
yang tercantum dimasing-masing gambar rencana. Cat tidak boleh
mengandung bahan yang membahayakan manusia/lingkungan.
2. Bahan dempul
Bahan dempul yang dipakai adalah jenis Polyester lengkap dengan bahan
campuran untuk pengenceran dari merk Sampolac atau merk lain yang
disetujui. Dempul tidak boleh mengandung bahan beracun/berbahaya
seperti timah, air raksa, dan sebagainya.
3. Peralatan kerja
Peralatan yang dipakai harus sesuai dengan teknis pelaksanaan pekerjaan
serta yang direkomendasikan oleh pabriknya.
C. Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Semua bahan, peralatan dan penunjukan pemakaian/pelaksanaan yang
dikeluarkan dan pabriknya harus dipersiapkan sebelum pelaksanaan
dimulai.
b. Semua bidang permukaan yang akan dilapis cat harus dalam keadaan
bersih, kering serta rata dan datar.
2. Pelaksanaan pengecatan
a. Komponen dari logam/besi yang akan dicat duco harus sudah
dibentuk/dikerjakan permukaannya menurut ukuran, bentuk seperti
tertera didalam gambar rencana
b. Semua permukaan bidang yang akan dilapisi cat harus dalam keadaan
halus,bersih, kering serta rata atau datar
c. Permukaan besi yang tidak datar harus didempul terlebih dahuludengan
menggunakan bahan dempul yang telah ditentukan dan dengan tatacara
menurut petunjuk dari pabriknya.
d. Pelaksanaan pengecatan harus sesuai dengan aturan yang dikeluarkan
dari pabriknya, baikmengenai aturan pakai, tahapan maupun kondisi
permukaan bidang pengecatannya.
e. Prinsip dasar tahapan pengecatan pada permukaan logam/besi yang
menggunakan cat adalah sebagai berikut:
Bersihkan debu, minyak, gemuk dan kotoran lainnya
Untuk baja galvanise, amplas dengan kertas amplas ukuran 360
sebelum diprimer
Oleskan 1 (satu) lapis Metal Primer Chromate
Setelah primer kering (kurang lebih 6 jam), bersihkan dari debu dan
kotoran lainnya, kemudian dimulal dengan cat dasar
Setelah cat dasar kering (kurang lebih 6 jam), teruskan dengan cat
akhir
Dicat akhir minimal 3 lapisan tebal lapisan cat minimal 3 mikron
Hasil pengecatan harus rata dan halus serta kuat dan tahan terhadap
pengaruh cuaca atau keadaan sekelilingnya
Hasil terakhir pengerjaan coating anti gores, dilakukan seperti
disyaratkan pada fabrikannya dan dikerjakan ditempat tertentu saja
yang dijelaskan dalam dokumen spesifikasi ataupun gambar.
PASAL 6
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
B. Persyaratan Bahan
1. Kusen UPVC yang digunakan
a. Bahan
Dari bahan Polivinil Chloride diperkuat dengan besi (steel
reinforcement), sehingga lebih kokoh produksi CONCH UPVC / M3SS
UPVC
Bentuk Profil Sesuai shop drawing yang disetujuiKonsultan Pengawas.
b. Ukuran Profil
Ukuran 3” x 1 ½ “ tebal 1.35mm digunakan untuk semua kusen
c. Nilai Deformasi
Diijinkan maksimal 2 mm
d. Jaminan
Harus diberikan jaminan tertulis dari tipe campuran dan ketebalan.
Kontraktor harus dapat memperlihatkan bukti-bukti keaslian
barang/bahan dengan “Certificate of Origin” dari pabrik yang disetujui
Konsultan Pengawas.
2. Kadar Campuran :
uPVC atau Unplasticized Poly Vinyl Chloride memiliki komposisi material
85% PVC dan 15% adalah stabilizers + Modifier + filler + color pigments +
titanium di Oxide, yang akan membuat komposisi uPVC menjadi kokoh dan
tahan terhadap perubahan cuaca. jadi, prosesnya adalah Poly Vinyl
Chloride diperkuat dengan proses yang dinamakan Unplastized, sehingga
hasil akhirnya menjadi bahan yang lebih kuat/rigid daripada PVC.
3. Sealant
Sealant untuk kaca pada rangka aluminium harus menggunakan bahan
sejenis silicon sealant yaitu “Silicon Glazing Sealant” produksi DOW
CORNING atau bahan lain yang di setujui.
4. Contoh-contoh
a. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas, Perencana
dan User (Tim Teknis) contoh potongan kusen UPVC, beserta brosur
lengkap dari pabrik/produsen untuk mendapat persetujuan.
b. Kontraktor harus membuat shop drawing untuk dikonsultasikan dengan
Konsultan Pengawas.
5. Penyimpanan dan Pengiriman
Penyimpanan harus diruang beratap, bersih, kering dan dijaga agar tidak
terjadi abrasi atau kerusakan lain serta tidak dekat dengan tempat
pembakaran.
6. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-
syarat serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
7. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil
test, minimum 100 kg/m2.
8. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr dan terhadap
tekanan air 15 kg/m2 yang harus disertai hasil test.
9. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.
10. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna,
profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu
fabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus
diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang
sama. Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin harus
sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk
jendela, dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
a. Untuk tinggi dan lebar 1 mm
b. Untuk diagonal 2 mm
11. Pemasangan kusen harus sesuai dengan pilihan penggantung, handle,
sistem pengunci, serta asesoris pendukungnya.
C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor wajib meneliti gambar-gambar dan
kondisi di lapangan (ukuran dan peil lubang harus diketahui) serta
membuat contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil aluminium
yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain.
2. Semua frame baik untuk kusen dinding kaca luar dan pintu dikerjakan
secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan
agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
3. Bahan uPVC yang dipergunakan mempunyai kemampuan untuk menyerap
panas dan mempertahankan suhu udara di dalam ruangan.
4. Profil uPVC diperkuat dengan rangka besi lapis yang berguna untuk :
Menguatkan agar lebih rigid, berguna untuk instalasi ke tembok, untuk
instalasi hardware.
5. Karet yang digunakan oleh Pintu & Jendela uPVC :
Menggunakan karet berbahan campuran antara karet dan plastik
menjadikan lebih tahan getas.
6. Locking System & Hardware yang digunakan :
Multipoint locking, rambuncis, casement, engsel kupu-kupu, support arms,
flush bolt, floor hinge.
7. Jendela & Pintu menggunakan teknik penyambungan welding system :
U-PVC dipanaskan s/d 250° C pada titik penyambungan menjadikan las
titik sambungan akan lebih keras dibanding dengan bagian yang tidak di
las.
8. Dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan spesifikasi dari produsen
atau yang disetujui Konsultan Pengawas.
9. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lain; jika terjadi kerusakan akibat
kelalaian, maka Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya
tambahan.
E. Pengamanan Pekerjaan
1. Setelah pemasangan, kotor akibat noda-noda pada permukaan kusen dapat
dibersihkan dengan “Volatile Oil”.
2. Semua pintu dan dinding kaca luar bangunan harus dilindungi dengan
“Corrugated Card Board” dengan hati-hati agar terlindung dari benturan
alat-alat pada masa pelaksanaan.
3. Bila kusen ternoda oleh semen, adukan dan bahan lainnya, bahan pelindung
harus segera digunakan. Bahan UPVC yang terkena bercak noda tersebut
dapat dicuci dengan air bersih, sebelum kering sapukan dengan kain yang
halus kemudian baru diberikan bahan pelindung.
B. Persyaratan Bahan :
1. Bahan Rangka
a. Dari bahan aluminium framing system, dari produk Kennds UPVC yang
disetujui Konsultan Pengawas.
b. Bentuk dan ukuran profil disesuaikan gambar perencanaan
c. Nilai batas deformasi yang diijinkan 2 mm.
d. Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan
seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan,
kelengkungan dan pewarnaan yang disyaratkan oleh Konsultan Pengawas.
e. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-
syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan
dari pabrik yang bersangkutan.
f. Daun pintu dengan konstruksi panel kaca rangka aluminium, seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, termasuk bentuk dan ukurannya.
g. Pemasangan pintu dan jendela kaca rangka aluminium harus sesuai
dengan pilihan penggantung, handle, sistem pengunci, serta asesoris
pendukungnya.
2. Penjepit Kaca
Digunakan penjepit kaca dari bahan karetyang bermutu baik dan memenuhi
persyaratan yang ditentukan dari pabrik. Pemasangan disyaratkan hanya 1
(satu) sambungan serta harus kedap air dan bersifat structural seal.
3. Bahan Panil Kaca Daun Pintu dan Jendela
a. Kaca-kaca interior menggunakan tipe clear, sesuai gambar
b. Semua bahan kaca yang digunakan harus bebas noda dan cacat, bebas
sulfida maupun bercak-bercak lainnya, dari produk Asahimas atau Mulia
Glass.
4. Semua bahan harus mendapat persetujuan secara tertulis dari Konsultan
Pengawas, Perencana dan User (Tim Teknis).
C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-
lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay-out/penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu di tempat pekerjaan
harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik,
tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
3. Harus diperhatikan semua sambungan harus siku untuk rangka aluminium
dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak
tidak boleh ada cacat penyetelan.
4. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
5. Daun Pintu
a. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan
Konsultan Pengawas tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan
yang tampak.
b. Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dan tidak
bergelombang serta tidak melintir.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyerahkan contoh-
contoh bahan / material yang digunakan kepada Direksi/ Konsultan
pengawas, Perencana dan User (Tim teknis) untuk mendapatkan
persetujuannya.
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan
untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran
dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk,
polalayout/penempelan, cara pemasangan, mekanisme dan detail- detail
sesuai gambar.
c. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat
pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara
yang baik, tidak terkena cuacalangsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
d. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan
Direksi/ Konsultan Pengawas,tanpa meninggalkanbekas/cacat pada
permukaan daun pintu yang tampak.
e. Untuk daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak
melintir, dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
PASAL 7
PEKERJAAN KACA
PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pelaksanaan pemasangan kaca mengacu pada tatacara pelaksanaan yang
dikeluarkan oleh pabrik kaca tersebut.
2. Bahan yang akan dipasang harus mendapat persetujuan secara tertulis dari
Konsultan Pengawas, Perencana dan User (Tim Teknis)
PASAL 8
PEKERJAAN STAINLESS STEEL
2.22. BAHAN-BAHAN
A. Spesifikasi Bahan
Railing tangga seperti yang ditunjukkan dalam gambar menggunakan
stainless steel dengan ketebalan minimum 2,5 mm type hairline.
B. Umum
1. Mutu baja yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi
persyaratan ASTM A-36.Stainless steel harus anti karat (jenis ST 304).
2. Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan barang yang
dipasangkan dan harus dari jenis yang paling cocok untuk maksud
tersebut.
3. Semua kelengkapan atau barang-barang/pekerjaan lain yang perlu demi
kesempurnaan pemasangan, walau tidak secara khusus diperlihatkan
dalam gambar-gambar atau Persyaratan Teknis, harus diadakan.
C. Contoh-contoh
1. Untuk benda-benda ini sebelum pemakaiannya harus diperlihatkan
kepada Konsultan Pengawas, Perencana dan User (Tim Teknis)untuk
mendapatkan persetujuan.
2. Pengajuan contoh-contoh untuk persetujuan Konsultan Pengawas harus
diserahkan secepat mungkin sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah
disetujui.Contoh tersebut harus memperlihatkan kualitas
penyambungan dan penghalusan untuk standard dalam pekerjaan
tersebut.
3. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman atau
standar bagi Konsultan Pengawas untuk memeriksa atau menerima
bahan-bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.
2.23. PELAKSANAAN
A. Pengerjaan
1. Finish stainless steel yang telah terpasang harus benar-benar dan tidak
kelihatan bergelombang.
2. Penyambungan harus diusahakan agar tidak kelihatan mencolok.
3. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam
pemasangan tidak memerlukan pengisi.
B. Toleransi
Pemasangan baru dengan toleransi yang diijinkan/tertera dalam standar
yang telah disetujui. Bila toleransi yang dimaksud tidak tercantum dalam
standar, maka toleransi akan diberikan oleh Konsultan Pengawas.
Pemasangan baja dengan toleransi yang tidak disetujui akan ditolak.
PASAL 9
PEKERJAAN ATAP
B. Persyaratan Bahan
1. Campuran beton sama seperti persyaratan lantai beton yang telah
disyaratkan dalam RKS Struktur.
2. Menggunakan bekisting.
3. Menggunakan material beton yang sesuai dengan spesifikasi dalam RKS
Struktur.
C. Persyaratan Pelaksanaan
1. Pada bagian bawah dari atap beton diberi pelindung panas dari bahan
insulation sedemikian rupa sehingga dapat menahan radiasi panas yang
masih ke atap beton.
2. Sesudah atap beton mengeras, dilapisi lapisan dari campuran 1 PC
: 4 PS dengan kemiringan 1,5 % - 2 % disesuaikan dengan gambar dan
petunjuk Konsultan Pengawas.
3. Sebelum dilapis dengan waterproofing, terlebih dahulu diadakan
ujicoba pada atap beton.Apabila terjadi kebocoran, maka harus
diadakan grouting. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
bocor atau tidaknya atap tersebut.
4. Setelah uji coba selesai dan disetujui, atap beton dibersihkan dari
kotoran dengan menggunakan sikat kawat, diberi lapisan primer,
kemudian diberi lapisan waterproofing sebanyak 2 lapis yang
dilaksanakan sesuai RKS ini.
5. Diatas lapisan waterproofing diberi lapisan pelindung/screed dari
campuran 1 pc : 4 ps dengan ketebalan disesuaikan dengan gambar.
Didalamnya diberi penguat/tulangan dari kawat ayam, agar tidak
terjadi retakan-retakan dan diberi naad setiap m2.
6. Apapun yang akan terjadi sesudah pekerjaan tersebut selesai, bilamana
terjadi kesalahan-kesalahan/kegagalan, menjadi tanggung jawab penuh
Kontraktor.
B. Peraturan-peraturan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai
dasar pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut:
SNI – 03. 1729 - 2002 Tata cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk
Gedung
Persyaratan umum bahan bangunan Indonesia (PUBI-1982)
Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
C. Material Baja
1. Semua material untuk Konstruksi Baja harus menggunakan Baja
yang baru dan memenuhi mutu tegangan leleh fy minimum 2400
kg/cm2.
2. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan sertifikat test dari pabrik
pembuat Baja tersebut. Apabila Direksi / Konsultan Pengawas
mempunyai keraguan terhadap hasil test tersebut dan atau keraguan
terhadap mutu baja yang dipakai di lapangan / di workshop, maka
Direksi / Konsultan MK/ Pengawas mempunyai hak untuk meminta
diadakan test tambahan/ulang dengan ketentuan jumlah test
maximum 3 (tiga) buah untuk masing-masing ukuran profil. Biaya test
tersebut tetap menjadi beban Penyedia Jasa Konstruksi.
3. Semua material Baja harus baru, bebas/bersih dari karat,
lobang-lobang dan kerusakan lainnya. Semua material Baja tersebut
juga harus lurus, tidak perpuntir, tidak ada tekukan-tekukan.
4. Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan di atas papan atau
balok-balok kayu untuk menghindari kontak langsung dengan
permukaan tanah, sehingga tidak merusak material. Dalam
penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak ataupun
bengkok.
5. Direksi / Konsultan Pengawas akan menolak material-material Baja
yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut di atas dan tidak
diperkenankan untuk difabrikasi.
E. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Gambar kerja (Shop Drawing).
Sebelum fabrikasi dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat
gambar-gambar kerja yang diperlukan untuk diperiksa dan disetujui
Direksi / Konsultan Pengawas. Bilamana disetujui, Penyedia Jasa
Konstruksi dapat dimulai pekerjaan fabrikasinya.
2. Pemeriksaan dan persetujuan Direksi / KonsultanPengawas atas
gambar kerja tersebut hanyalah menyangkut segi kekuatan struktur
saja seperti : Ukuran-ukuran/dimensi-dimensi profil, ketebalan
pelat-pelat, ukuran/jumlah bout/las, tebal pengelasan. Ketetapan
ukuran-ukuran panjang, lebar, tinggi atau posisi dari elemen-elemen
konstruksi Baja yang berhubungan dengan erection tetap
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi. Dengan kata lain
walaupun semua gambar kerja telah disetujui Direksi / Konsultan
Pengawas, tidaklah berarti mengurangi atau membebaskan Penyedia
Jasa Konstruksi dari tanggung jawab ketidaktepatan serta kemudahan
dalam erection elemen-elemen konstruksi Baja.
3. Pengukuran dengan skala dalam gambar sama sekali tidak
diperkenankan.
4. Pada gambar kerja harus sudah terlihat bagian-bagian tambahan yang
diperlukan untuk keperluan montase serta cara-cara montase yang
direncanakan.
5. Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi Baja harus dilaksanakan oleh
tukang-tukang yang berpengalaman dan diawasi mandor-mandor yang
ahli dalam Konstruksi Baja.
6. Pemotongan-pemotongan elemen-elemen harus dilaksanakan dengan
rapi dan pemotongan besi harus dilakukan dengan alat
pemotong atau gergaji besi.
7. Pemotongan dengan mesin las atau api sama sekali tidak
diperbolehkan.
8. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan Marking procedure (
tanda–tanda atau kode ) yang akan dipakai kepada Direksi / Konsultan
Pengawas untuk disetujui.
9. Semua konstruksi Baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan
dan diberi kode dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat
dipasang degnan mudah.
10. Kode-kode tersebut ditulis dengan cat agar tidak mudah terhapus.
11. Pelat-pelat sambungan dan lain-lain bagian elemen yang
diperlukan untuk sambungan-sambungan di lapangan, harus
dibaut/diikat sementara dulu pada masing-masing elemen dengan
tetap diberi tanda-tanda.
12. Pengelasan.
Sebelum pekerjaan las dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi wajib
menyerahkan prosedur kerja cara-cara pengelasan yang akan
dikerjakan di lapangan dan harus disetujui oleh Direksi /
KonsultanPengawas.
Sebelum pekerjaan las dimulai, maka harus ada dipastikan bahwa
bidang-bidang yang akan disambung dengan sambungan las tidak
boleh bergerak sampai pekerjaan las selesai dilakukan.
Bagian-bagian yang akan dilas sebaiknya dalam keadaan datar, dan
bila ada yang harus dilas tegak, maka pengelasan harus dimulai dari
bawah kemudian kearah atas.
Bagian ujung dari suatu las tumpul harus mendapat
dipastikan bahwa sambungan dilaksanakan dalam keadaan penuh.
Untuk itu sebaiknya dipakai batang-batang penyambungan pada
bagian ujung dari sambungan tersebut agar pengelasan dapat
dilaksanakan dengan penuh.
Pengelasan harus dilaksanakan dengan las busur listrik dan batang
las harus dari bahan yang sama campurannya dengan bahan yang
akan dilas.
Pengelasan harus dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli yang
berpengalaman dan dengan ketepatan tinggi. Penyedia Jasa
Konstruksi wajib menyerahkan sertifikat keahlian dari masing-
masing tukang lasnya sesuai peraturan.
Pengelasan hanya dilakukan pada tempat-tempat yang dinyatakan
dalam gambar kerja. Ukuran las yang tercantum adalah ukuran
efektif.
Apabila diperlukan pengelasan di lapangan harus dilaksanakan
sesuai dengan gambar rencana baik ukuran panjang maupun
ketebalannya
Setelah pengelasan selesai, maka sisa-sisa kerak las harus
dibersihkan dengan baik.
F. Baut Pengikat.
1. Kecuali ditentukan lain dalam gambar Mutu baut penyambung
dan angkur minimal sama dengan baja yang digunakan.
2. Baut penyambung harus berkualitas baik dan baru, diameter baut,
panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan.
3. Baut harus dilengkapi dengan 2 (dua) ring, masing-masing 1 buah pada
kedua sisinya.
4. Direksi / Konsultan Pengawas dapat meminta Penyedia Jasa
Konstruksi melakukan Test Baut pada Laboratorium yang disetujui oleh
Direksi / Konsultan Pengawas, sebelum Penyedia Jasa Konstruksi
memesan baut yang akan dipakai.
5. Posisi lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai
dengan diameternya. Penyedia Jasa Konstruksi tidak boleh
merubah atau membuat lubang baru di lapangan tanpa seijin Direksi
/ Konsultan Pengawas.
6. Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang
tipis, maksimum 10 mm, boleh memakai mesin pons. Membuat lubang
baut dengan api sama sekali tidak diperkenankan.
7. Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut.
8. Setiap pengencangan baut harus diawasi secara langsung oleh
Direksi / Konsultan Pengawas, apabila dianggap perlu pengencangan
baut harus menggunakan kunci momen.
9. Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan
masih dapat paling sedikit 3 (tiga) ulir yang menonjol pada
permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut.
Panjang baut yang tidak memenuhi syarat ini harus diganti dan tidak
boleh digunakan.
10. Untuk menghindarkan adanya baut yang belum dikencangkan maka
baut-baut yang sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat.
G. Erection Schedule / Method
1. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberitahukan terlebih dahulu
setiap akan ada pengiriman dari pabrik ke lapangan guna pengecekan
Direksi / Konsultan Pengawas.
2. Direksi / Konsultan Pengawas dapat menolak setiap pengiriman Baja
dari Workshop apabila pengiriman tersebut tidak sesuai spesifikasi
maupun modul yang disepakati.
3. Penempatan elemen konstruksi Baja di lapangan harus di tempat yang
kering / cukup terlindung sehingga tidak merusak elemen-elemen
tersebut. Direksi / Konsultan Pengawas berhak untuk menolak elemen-
elemen konstruksi Baja yang rusak karena salah penempatan atau
rusak.
4. Erection elemen-elemen konstruksi Baja hanya boleh dilaksanakan
setelah Penyedia Jasa Konstruksi mengajukan Erection Schedule /
Method untuk disetujui oleh Direksi / KonsultanPengawas.
5. Sebelum erection dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus memeriksa
kembali kedudukan angkur-angkur Baja dan memberitahukan kepada
Direksi / Konsultan Pengawas metode dan urutan pelaksanaan
erection.
6. Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi sepenuhnya.
7. Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah
difabrikasi, tidak akan diperbolehkan dipakai untuk erection.
8. Untuk pekerjaan erection di lapangan, Penyedia Jasa Konstruksi harus
menyediakan tenaga ahli dalam bidang Konstruksi Baja yang
senantiasa mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan
erection.
H. Pengecatan
1. Persiapan Pengecatan
Semua permukaan konstruksi Baja sebelum dicat harus bebas dari :
Karat
Minyak/Oli
Dan lain-lain kotoran yang akan mengganggu melekatnya cat pada
permukaan Baja
2. Pengecatan Zincromate
Setelah diadakan persiapan pengecatan seperti tersebut di atas,
maka setelah difabrikasi, elemen Konstruksi Baja dicat dasar
dilakukan sebagai berikut:
Type cat : Zincromate
Merek : sesuai gambar atau instruksi Direksi /
KonsultanPengawas
Ketebalan : 35 micron
Cat Dasar I tersebut harus dilakukan di Workshop/Pabrik, minimal
1 lapis atau sampai memperoleh hasil pengecatan yang rata dan
sama tebalnya.
Cat Dasar II dilakukan setelah erection dengan ketentuan sebagai
berikut:
Type cat : Zincromate
Merek : sesuai gambar atau instruksi Direksi /
Konsultan Pengawas
Ketebalan : 35 micron
Cat Dasar II baru boleh dilakukan setelah Cat Dasar I betul-betul
kering dan diamplas, minimal 1 lapis atau sampai memperoleh
hasil pengecatan yang rata sama tebalnya.
Apabila Cat Dasar II dilakukan sebelum Cat Dasar I mengering
dengan baik sehingga timbul bentolan-bentolan pada permukaan
Cat, maka Direksi / Konsultan Pengawas akan memerintahkan agar
Cat Dasar II tersebut diamplas dan dilakukan lagi pengecatan Cat
Dasar II atas beban Penyedia Jasa Konstruksi.
Direksi / Konsultan Pengawas akan memerintahkan pengecatan
ulang pada setiap lapisan cat yang tidak memenuhi
persyaratan tersebut atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
Untuk mengecek ketebalan-ketebalan pengecatan maka Penyedia
Jasa Konstruksi diharuskan menyediakan alat ukur khusus guna
keperluan tersebut.
Khusus untuk bagian permukaan Baja yang akan dibungkus beton
(kalau ada),
maka bagian permukaan tersebut tidak perlu dicat dasar maupun
finish.
Pengecatan primer maupun finish harus dilakukan dengan
cara spray, bukan dengan cara kuas.
I. Anti Lendut
Secara umum Konstruksi Baja harus difabrikasi dengan memperhatikan
anti lendut. Besarnya anti lendut adalah minimum sama dengan besarnya
lendutan akibat beban mati dan hidup.
B. Peraturan Peraturan
1. Semua material Kontraktor baja ringan yang digunakan harus
memenuhi persyaratan Peraturan Baja dan dengan hasil tes ASTM A
36-70a, dengan T baja St 37, atau dengan peraturan lain yang
tekait.
2. Kontraktor dapat meminta untuk memberikan Surat Keterangan
tentang pengujian dan sertifikasi untuk konstruksi baja ringan yang
digunakan.
3. Perhitungan sistem, bentuk dan ukuran dan dimensi struktur harus
dilakukan menggunakan software dari produk baja ringan yang
digunakan, dan secara resmi dikeluarkan oleh produsen dan
distributornya dengan mendapat persetujuan dari pengawas dan
Direksi Lapangan. Pengawas dan direksi lapangan harus
mendapatkan hasil dari analisis struktur ini sebelum proses
pemesanan dilakukan.
4. Bentuk dan dimensi batang kuda-kuda, gording, usuk, ikatan dll.
harus ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan kekuatan struktur
melalui software olrh produser.
5. Dimensi usuk atau reng harus memperhatyikan ukuran dan jenis
penutup atap yang akan digunakan dengan persetujuan
Pengawas/Direksi Lapangan.
6. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan secara fabrikasi, dan kemudian
baru dirakit dengan gording, usuk, dll di lokasi.
7. Jumlah dan dimensi batang-batang baja ringan di lapangan harus
sesuai dengan spesifikasi gambar dan tabel dimensi yang telah
disetujui Pengawas dan direksi Lapangan.
8. Kontraktor dan produsen rangka atap baja ringan harus
bertanggungjawab dan memberikan garansi mengenai kekuatan
struktur serta daya tahannya terhadap karat.
9. Kontraktor harus memperhitungkan segala komponen penyambung
yaitu plat besi, mur/baut, paku seng dan bahan lain untuk
pengikat/penyambung sesuai dengan gambar konstruksi.
10. Kontraktor harus memeperhitungkan segala biaya pengangkutan
dari sumber konstruksi baja sampai di lokasi pekerjaan.
11. Kontraktor bertanggungjawab terhadap keamanan/kerusakan
barang tersebut sampai ke tempat tujuan. Segala kehilangan,
kerusakan, adakn menjadi resiko Kontraktor.
12. Pekerjaan baja harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan yang
tertera dalam gambar lengkap dengan penyangganya, alat untuk
memasang dan menyambungnya, pelat-pelat siku dan sebagainya.
13. Pengerjaan harus bertaraf satu, semua pekerjaan ini harus
diselesaikan bebas dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka.
14. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan dipasang
dengan hati-hati untuk menghasilkan tampak yang rapi. Semua
perlengkapan atau barang-barang/Pekerjaan laian yang perlu demi
kesempurnaan pemasangan, walaupun tidak secara khusus
diperlihatkan dalam gambar atau dipersyaratkan disini, harus
diadakan/disediakan, kecuali jika diperlihatkan atau dipersyaratkan
lain.
15. Kontraktor diharuskan mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya
ditempat pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja
untuk memasang Pekerjaan pada tempatnya, terutama pada
bagian-bagian yang terhalang oleh benda lain.
16. Setiap bagian Pekerjaan yang buruk dan tidak memenuhi ketentuan
yang ada akan ditolak dan harus diganti. Pekerjaan yang selesai
harus bebas dari puntiran-puntiran, bengkokan dan sambungan yang
menganga.
17. Konstruksi baja yang telah dikerjakan harus segera dilindungi
terhadap pengaruh-pengaruh udara, hujan dan lain-lain dengan cara
yang memenuhi syarat harus dikerjakan di pabrik.
18. Sebelum bagian dari konstruksi dipasang dimana semua bagian yang
perlu sudah diberi lubang dan sudah dibersihkan dari tahi besi,
maka bagian-bagian itu harus diperiksa dalam keadaan tidak dicat.
C. Bahan-bahan
1. Bahan-bahan yang dipakai untuk Pekerjaan baja harus diperoleh
dari produsen rangka atap baja ringan yang dikenal dan disetujui
dan yang tidak ada karatnya, bagian-bagian dan lembaran-lembaran
tidak bengkok atau cacat. Potongan-potongan (profil) yang tepat,
bentuk, tebal, ukuran, berat dan detail-detail konstruksi yang
ditunjukkan pada gambar harus disediakan.
2. Bahan baja ini kecuali ditunjukkan atau dipersyaratkan lain harus
sesuai dengan PUBB-1956.
D. Penyambungan dan Pemasangan
1. Baut-baut dan mur harus bermutu tinggi untuk keperluan bangunan.
Ukuran-ukurannya harus sesuai dengan yang tertera dalam gambar.
Baut yang digunakan dari jenis yang sudah ditetapkan sesui
standard produsen yang telah bersertifikat.
2. Pemasangan di tempat pembangunan.
Kontraktor berkewajiban menjaga keadaan yang ada di
lapangan. Agar tumpukan barang-barang yang telah diserahkan
kepadanya tetap baik keadaannya dan jika perlu untuk
menyokong bagian-bagian konstruksi yang harus diangkut,
diberi kayu penutup.
Bilamana menurut pertimbangan Pengawas Lapangan dianggap
terlalu lama waktunya antara waktu mengangkut bagian-
bagian yang tertumpuk dengan waktu pemasangan, maka harus
dijaga dengan cara yang tepat supaya jangan rusak karena
perubahan udara.
Baut-baut, paku keling dan sebagainya, harus disimpang dalam
los tertutup.
3. Memotong dan menyelesaikan pinggiran bekas irisan, gilingan,
masakan dan lain-lain:
Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan
bersih, tidak diperbolehkan bekas jalur, beram-beram, dan
lainnya.
Bila bekas potongan/pembakaran dengan mesin diperoleh
pinggiran bekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang
sekurang-kurangnya selebar 2,5 mm, kecuali kalau keadaannya
sebelum dibuang setebal 2,5 mm sudah tidak nampak lagi
jalur-jalur.
Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi tidak perlu
membuang bekas-bekas potongan.
4. Menembus, mengebor, dan meluaskan lobang:
Pada keadaan akhir diameter lebar untuk baut yang dibubut
dengan tepat dan sebuah baut hitam yang tepat boleh berbeda
masing-masing sebanyak 0,1 mm dan 0,4 mm daripada
diameter batang baut-baut itu.
Semua lubang-lubang harus dibor
Untuk lubang-lubang bagian dalam konstruksi yang disambung
dan yang harus dijadikan satu dengan alat penyambung, dibor
sekaligus sampai diameter sepenuhnya dan apabila ternyata
tidak sesuai, maka perubahan-perubahan lubang tersebut dibor
atau diluaskan dan penyimpangannya tidak boleh melebihi 0,5
mm.
Semua lobang-lobang harus benar-benar bulat berdiri siku-siku
pada bidang-bidang dan bagian-bagian konstruksi yang akan
disambung
Semua lobang sebelum pemasangan harus diberam. Memberam
tidak boleh dilakukan dengan mempergunakan besi-besi
penggarut..
5. Mur dan Baut
Baut yang dipergunakan untuk konstruksi harus mempunyai
ukuran yang sesuai dengan yang tercantum dalam spesifikasi
rangka baja atap ringan.
Kekuatan bahan baut minimal harus sama dengan kekuatan
baja profil dan pelat simpul,
Pemasangan mur atau baut harus benar-benar kokoh serta
mempunyai kekokohan yang merata antara satu dengan yang
lainnya.
6. Penunjukkan Subkon :
Harus seijin Konsultan Pengawas dan Owner.
Subkon harus mempunyai PKP
Mempunyai ijin spesialisasi dibidangnya
Mempunyai referensi pekerjaan yang cukup
Siap memberikan garansi yang diminta + 10 tahun
2.30. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
A. Lingkup Pekerjaan:
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan peralatan dan alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang
dinyatakan dalam gambar
C. Spesifikasi Teknis
Dalam pemasangan penutup atap, material yang digunakan sebagai
berikut :
a. Atap Shingles Bitumen IKO marathon25 Sebagai Atap Utama
Atap Shingle Bitumen IKO marathon25 yang dipabrikasi di
Canada Harus memiliki sertifikat ASTM D1922 Kekuatan Tarik
Shingle Bitumen, sertifikafi ASTM D228 Stabilitas bitumen,
sertifikasi ASTM D4977 terhadap kerontokan batuan, dan
sertifikat ASTM E108 Class A Fire CAN/ULCS107, sertifikat
kekuatan tarik tulangan fiberglass bitumen ASTM D3462
Spesifikasi Warna pada Shingle Bitumen IKO marathon25
memiliki dua Unsur Warna : Dual Brown, Dual Black, Dual
Grey, Tile Red, Harvard Slate, Driftwood,earton Cedar,Vintage
Green
Memiliki Garansi Tertulis selama 20 tahun Yang diterbitkan
Langsung Oleh Produsen Shingle Bitumen Di Canada dan
didukung dengan Garansi Pemasangan / Iron clad protection
3 tahun oleh Perusahaan distributor Shingle Bitumen
Dipasang harus persistem dengan underlayer armoubase pro
berbahan dasar polypropiline dikombinasi dengan aspal fim
layer yang berfungsi untuk melindungi multiplek dari
kelembaban
PASAL 10
PEKERJAAN SANITAIR
2.35. PELAKSANAAN
Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan Mekanikal dan Elektrikal, agar pekerjaan M & E tersebut tidak
rusak.Jika terjadi kerusakan, maka Kontraktor harus mengganti tanpa biaya
tambahan.
PASAL 11
PEKERJAAN ALUMINIUM COMPOSIT PANEL
PASAL 1
PEKERJAAN GALIAN TANAH
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan/peralatan-peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk
terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk
pekerjaan sub struktur, seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
c. Pembuangan sisa galian yang disetujui Direksi / Konsultan Pengawas atas
biaya Penyedia Jasa Konstruksi, pembuangan hasil galian tidak dapat
dipergunakan sebagai bahan urugan kembali pada konstruksi tersebut.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Kedalaman galian pondasi dan galian-galian lainnya harus sesuai dengan
peil-peil yang tercantum dalam gambar. Semua bekas-bekas pondasi
bangunan lama, batu, jaringan jalan/aspal, akar dan pohon-pohon yang
terdapat dibagian galian yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan
dibuang.
b. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon
dan lain-lain yang masih digunakan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus
secepatnya memberitahukan kepada Direksi / Konsultan Pengawas, atau
kepada intansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk
seperlunya. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas segala
kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut,
apabila timbul kerusakan kontraktor berhak bertanggung jawab untuk
mengembalikan atau memindahkan sesuai fungsinya.
c. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap
galian masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur,
maka harus digali keluar sedang lubang lubang diisi kembali dengan pasir,
disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang
waterpas.
d. Apabila terdapat air didasar galian, baik pada waktu penggalian maupun
pada waktu pekerjaan struktur harus disediakan pompa air dengan
kapasitas yang memadai atau pompa lumpur yang diperlukan dapat
bekerja terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air lumpur pada
dasar galian.
e. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah
mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman
pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Direksi
/ Konsultan Pengawas.
PASAL 2
PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat- alat bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan
ini dengan baik. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan dan
pemadatan kembali untuk pekerjaan substruktur yang ditunjukkan dalam
gambar atau petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Terlebih dahulu lapisan atas dikupas dan dipadatkan hingga
mencapai 40% kepadatan maksimum paling sedikit sedalam 15 cm
sebelum urugan dimulai.
b. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal
max tiap- tiap lapisan 20 cm tanah lepas dan dipadatkan dengan
stemper, baby roller minimum 5 ton atau peralatan yang disetujui oleh
direksi dan konsultan pengawas.
c. Tanah urug yang kering harus dibasahi dengan air, tetapi apabila tanah
sudah mengandung air maka tidak perlu dibasahi kemudian dilakukan
pengilasan atau pemadatan.
d. Pemadatan sebaiknya mencapai 80% kepadatan maksimum dan standar
kepadatan tesebut bisa berubah atas persetujui direksi dan konsultan
pengawas.
e. Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah mendapat persetujan dari
Direksi / Konsultan Pengawas.
f. Apabila terdapat gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan
tersebut harus dicampur dengan cara menggaruk atau cara sejenisnya
sehingga diperoleh lapisan yang kepadatannya sama.
g. Setelah pemadatan selesai, sisa urugan tanah harus dipindahkan ketempat
tertentu yang disetujui secara tertulis oleh Direksi / Konsultan Pengawas
atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
h. Setiap kegiatan pemadatan tanah disertai dengan laporan CBR tanah
yang dipadatkan ketinggian per 1 meter dengan pemadatan dianggap
cukup, setelah mendapat persetujan dari Direksi / Konsultan Pengawas.
PASAL 3
PEKERJAAN URUGAN PASIR URUG / SIRTU PADAT
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat- alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini untuk memperoleh hasil pekerjaan yang baik.
b. Pekerjaan urugan pasir urug /sirtu dilakukan diatas dasar galian tanah,
dibawah lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton
yang berhubungan dengan tanah seperti pondasi, sloof, dll.
2. Persyaratan Bahan
a. Sirtu / pasir urug yang digunakan harus tediri dari butir-butir yang bersih,
tajam dan keras, bebas dari lumpur, tanah lempung, dan lain sebagainya
kadar lumpur maksimum 5%,.
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan di atas dan harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi /
Konsultan Pengawas.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Lapisan sirtu padat dilakukan lapis demi lapis maksimum tiap lapis 5 cm,
hingga mencapai tebal padat yang diisyaratkan dalam gambar.
b. Setiap lapisan sirtu harus diratakan, disiram air dan atau dipadatkan
dengan alat pemadat.
c. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang kering agar dapat
diperoleh hasil kepadatan yang baik.
d. Kondisi yang kering tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan
pemadatan yang bersangkutan selesai dilakukan.
e. Tebal lapisan minimum 10 cm padat atau sesuai yang ditnjukkan dalam
gambar.
f. Pemadatan dengan jenis material sirtu hingga mencapai 90%
kepadatan maksimum.
g. Lapisan pekerjaan diatasnya, dapat dikerjakan bilamana sudah
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.
PASAL 4
PEKERJAAN LANTAI KERJA
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenega kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat- alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna dengan menggunakan molen untuk pengadukan material beton.
b. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan finishing / struktur pada
seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam detail gambar.
2. Persyaratan Bahan
Semen Portland, Pasir Beton, Kerikil/split , Air kerja harus memenuhi
persyaratan yang memenuhi persyaratan pekerjaan beton (ph air 6 – 8),
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan dengan contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan
tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.
b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan diatas, tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian penggantian dalam pekerjaan ini, harus
baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui secara tertulis oleh
Direksi / Konsultan Pengawas.
c. Untuk lantai kerja yang langsung diatas tanah, maka lapisan (tanah dan
pasir urug) dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah
dipadatkan sesuai persyaratan), rata permukaannya dan telah mempunyai
daya dukung maksimal.
d. Pekerjaan lantai kerja merupakan campuran antara PC, pasir beton dan
krikil atau split dengan perbandingan 1:3:5, minimal menggunakan alat
kerja molen untuk pengadukan material beton.
e. Permukaan lapisan lantai kerja harus dibuat rata / waterpas. Kecuali pada
lantai ruangan - ruangan yang diisyaratkan pada kemiringan tertentu,
supaya diperhatikan mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar dan sesuai petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
PASAL 5
PEKERJAAN PASANGAN BATU BELAH
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pasangan batu belah untuk
pondasi bangunan, talud serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi /Konsultan Pengawas.
2. Persyaratan Bahan
Batu kali yang digunakan adalah batu gunung berwarna abu-abu hitam dan
harus batu belah/tidak bulat dan tidak porous serta mempunyai keras (tidak
rapuh).
Semen sekwalitas gresik, pasir dan air persyaratan lihat pekerjaan beton
Lapisan batu gunung yang digunakan :
Jenis : batu belah//batu gunung
Bahan Perekat : adukan : 1 Pc : 6 pasir pasang. (atau sesuai
gambar rencana)
3. Syarat Pelaksanaan
a. Setelah galian pondasi siap maka sebelum dipasang batu belah, tanah
dasar harus diberi lapisan pasir urug/sirtu dibawahnya setebal 10 cm dan
dipadatkan.
b. Pasangan batu belah disusun dengan bersilang, semua permukaan bagian
dalam harus terisi adukan perekat dan semua nat yang tebal diisi dengan
kricak.
c. Tinggi pemasangan tidak boleh lebih dari 0.5 m dalam satu hari. Sisi
samping pondasi harus diplester kasar sesuai adukan perekat pondasinya.
d. Untuk pasangan batu belah yang menggunakan lapisan batu kosong
(aanstamping), pasangan batu kosong harus ditata dengan sisi panjang
tengah dan bersilang kemudian diberi / ditabur pasir bagian atasnya
hingga pasir mengisi lubang-lubang yang terdapat disela-sela batu.
Ketinggian pasangan aanstamping mengikuti gambar kerja. Setelah pasir
merata kemudian dipadatkan dan diratakan.
PASAL 6
PEKERJAAN ACUAN / BEKISTING
1. Lingkup Pekerjaan
2. Persyaratan Bahan
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
4. Pembongkaran
konstruksi.
Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk/ukuran yang
direncanakan.
Konsruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya yang
PASAL 7
PEKERJAAN BETON
1. Lingkup Pekerjaan
Pembetonan dilakukan sesuai gambar kerja yang memiliki material beton
dengan mutu sesuai dengan spesifikasi yang tertera pada gambar.
Diperbolehkan memakai material precast beton namun mutunya sesuai
dengan spesifikasi pada gambar.
7. Perawatan Beton
a. Pada umumnya beton yang baru selesai dicor harus dilindungi terhadap
hujan dan panas matahari seta kerusakan-kerusakan lainnya yang
disebabkan oleh gaya-gaya sentuhan sampai beton telah menjadi
keras, permukaan beton harus diusahakan tetap dalam keadaan
lembab, dengan cara menutupinya dengan karung-karung basah, pada
air basah atau menggenangi dengan air basah.
b. Setelah lantai aus (Concrete Wearing Surface) selesai dan sesudah beton
mulai mengeras permukaannya harus segara ditutup dengan karung-
karung basah atau bahan-bahan lainnya yang sejenis atau diusahakan
agar tetap lembab dengan tiap kali menyiramnya dengan pasir sampai
beton mengeras dengan sempurna. Permukaan itu kemudian ditutup
dengan pasir paling tidak setebal
c. 5 cm, secepatnya hal ini harus dijaga agar tetap lembab untuki selama
paling tidak 14 hari dan dibiarkan sedemikian selama 21 hari.
d. Beton yang menggunakan beton biasa dan tidak memakai bahan-bahan
pembantu lainnya harus dusahakan pembasahan untuk selama minimum
14 hari.
e. Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai sifat kekuatan awal
yang tinggi atau boleh yang menggunakan semen biasa tetapi dengan
bahan-bahan pembantu, harus tetap dibasahi sampai saat dimana
kekuatan mencapai 70 % dari kekuatan minimum kubus test beton dari
macam yang sama dan 28 hari.
8. Pengujian Beton
a. Benda uji tidak diperkenankan untuk diuji jika salah satu diameternya
berbeda labih dari 2% dengan dengan dimater bagian lainnya dari
benda uji yang sama. Hal ini dapat terjadi bila cetakan sekali pakai
rusak atau berubah bentuk pada saat pemindahan, pada saat cetakan
sekali pakai yang bersifat fleksibel berubah bentuk ketika pencetakan
atau bila pengeboran inti bergeser waktu pengeboran.
b. Tidak satupun dari benda uji tekan diperkenankan berbeda dari posisi
tegak lurus terhadap sumbu lebih dari 0,5 derajat (kira – kira sama
dengan 3 mm). Ujung benda uji tekan yang tidak rata sebesar 0,050 mm
harus dilapisi kaping, dipotong atau digosok sesuai SNI 03-6369-2000,
atau jika ujung-ujungnya memenuhi persyaratan, lapis neoprene dengan
pengontrol baja dapat digunakan sebagai pelapis. Diameter yang
digunakan untuk perhitungan luas penampang melintang dari benda uji
harus ditetapkan mendekati 0,25 mm dari rata – rata 2 (dua) diameter
yang diukur tegak lurus ditengah – tengah benda uji.
c. Jumlah silinder yang diukur untuk menetapkan diameter rata – rata
dapat dikurangi menjadi 1 (satu) untuk 10 (sepuluh) benda uji atau 3
(tiga) benda uji perhari, pilih mana yang lebih besar, bila benda uji
diketahui dibuat dari satu kelompok cetakan yang dapat digunakan
kembali atau cetakan sekali pakai yang secara konsisten menghasilkan
benda uji dengan diameter rata – rata rentang 0,5 mm. Bila diameter
rata – rata tidak didalam rentang 0,5 mm atau bila silinder tidak dibuat
dari satu kelompok cetakan, masing – masing silinder yang diuji harus
diukur dan nilai ini harus digunakan dalam perhitungan kuat tekan
satuan benda uji itu. Bila diameter diukur pada frekuensi yang
dikurangi, luas penampang melintang yang diuji pada hari tersebut
harus dihitung dari rata – rata diameter 3 (tiga) silinder atau lebih
yang dianggap mewakili grup yang diuji hari tersebut.
d. Panjang harus diukur sampai mendekati 0,05 D (diameter penampang
benda uji) bila perbandingan panjang terhadap diameter kurang dari
1,8 atau lebih dari 2,2 atau bila sisi silinder ditetapkan dari sisi yang
diukur.
e. Panjang dan diameter benda uji silinder memiliki perbandingan tentu
dimana benda uji standart memiliki rasio L/D = 1,8 – 2,2 dengan faktor
koreksi = 1.
f. Benda uji dapat diuji oleh pihak ketiga dari laboratorium pengujian
material perguruan tinggi yang telah memiliki ijin dan tersertifikasi.
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pembongkaran bangunan yang disesuaikan dengan
kebutuhan ruang untuk area konstruksi maupun bangunan rencana
nantinya.
b. Pekerjaan pembongkaran hanya merubuhkan atau mendemolish
bangunan dari mulai struktur atas sampai struktur bawah tanpa
mengambil dari barang – barang yang masih memiliki nilai jual nantinya
seperti material besi tulangan beton, kayu, kaca, papan, maupun
instalasi kelistrikan dll.
c. Penjualan material yang memiliki nilai jual dari sisa pembongkaran
tersebut dapat dijual oleh pihak owner.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pihak kontraktor melakukan pembongkaran atas pengawasan dan
persetujuan owner dengan didampingi pihak konsultan pengawas dalam
proses pembongkaran agar menjamin material yang memiliki nilai jual
dapat dibongkar dengan baik, agar memiliki nilai jual yang maksimal.
b. Saat pembongkaran apabila ada jaringan maupun instalasi ada yang
terganggu maupun rusak, maka dari pihak kontraktor dapat bertanggung
jawab untuk memperbaikinya atau bahkan menggantinya dengan
spesifikasi yang sama agar sesuai saat barang tersebut masih normal.
c. Setelah selesai dilakukan pembongkaran pihak kontraktor harus
memisahkan barang yang memiliki nilai jual dan yang tidak memiliki nilai
jual agar mudah dalam proses mobilisasi hasil pembongkaran ke luar
proyek, untuk barang yang tidak memiliki nilai dapat dibuang oleh pihak
kontraktor ke tempat yang aman diluar site proyek serta untuk barang
yang memiliki nilai jual pihak kontraktor memfasilitasi peralatan untuk
saat proses penjualan material tersebut.
PASAL 9
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN, DAN PENGAMANAN SETELAH
PEMBANGUNAN
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pembersihan diawal dan selama pekerjaan berlangsung hingga proyek
selesai serah terima ke pihak owner, Tapak Konstruksi dan pada semua
pekerjaan yang termasuk untuk mempersiapkan mobilitas alat dan bahan
material konstruksi (membersihkan lahan parkir depan) dalam Lingkup
Pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku
ini dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan
tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Konstruksi bersangkutan selesai.
b. Selama pembangunan berlangsung, Penyedia Jasa Konstruksi harus
menjaga Keamanan bahan/material, barang maupun bangunan yang
dilaksanakannya sampai tahap serah terima, serta kebersihan area
proyek selama proses konstruksi berlangsung.
c. Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat pengaman-pengaman, proteksi,
barikade yang harus dipasang pada tempat-tempat yang berbahaya (tepi
plat, void, core lift dll) dimana orang dapat jatuh kedalamnya, pada saat
pelaksanaan pekerjaan maupun setelah selesai.
d. Dimana konstruksi dari pengamanan keliling area konstruksi
menggunakan pagar seng serta konstruksi dari direksi keet dibuat sendiri
oleh pihak kontraktor, disesuaikan terhadap spesifikasi pada RAB
(Rincian Anggaran Biaya)
BAB 4
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
PASAL 1
KETENTUAN UMUM
PASAL 2
PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI LISTRIK
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Pekrjaan Instalasi Listrik adalah pengadaan dan pemasangan termasuk
testing dan commissioning peralatan dan bahan, bahan-bahan utama,
bahan-bahan pembantu dan lain-lainnya, sehingga diperoleh instalasi
listrik yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama siap untuk
dipergunakan dan baik instalasi tenaga maupun instalasi penerangan.
Pengadaan dan pemasangan yang terdiri dari :
- Panel pembagi utama (SDP) + panel Capasitor Bank
- Sub panel
- Panel-panel cabang sesuai single line diagram.
- Kabel.
- Kabel utama dari papan pembagi utama ke jaringan PLN.
- Kabel pembagi dari LMDP ke panel.
- Pengawatan dan peralatan dari sub panel ke pemakaian.
- Lampu-lampu (lightning fixtures, exit lightning dan emergency
lightning).
- Pentanahan.
1.2. Testing dan Commissioning.
1.3. Sertifikat layak Operasi (SLO) untuk instalasi Listrik dan SLO instalasi
genset, serta ijin operasi genset
2. Elektrode Konduktor Pentanahan
Pipa Galvanized 2" dengan bar copper electroda ukuran 50 mm2 dan
dimasukkan dalam pipa Galvanized dan dibaut pada elektroda seperti pada
gambar. Kedalaman elektroda tidak kurang dari 6 m dan tahanan pentanahan
maksimal 1ohm.Kontrol box dengan ukuran 40 x 40 cm dengan tutup beton,
pentanahan untuk pengaman harus terpisah dengan pentanahan netral trafo,
generator maupun penangkal petir.
4. Persyaratan Bahan
a. Panel Listrik Tegangan Rendah
- Panel dibuat dari besi plat dengan tebal minimal 1,6 mm untuk sub
panel, dan 2 mm untuk papan pembagi utama.
- Panel harus mempunyai pintu dan dilengkapi dengan kunci tanam jenis
master key.
- Panel harus dicat dengan 2 kali cat dasar dan 3 kali cat akhir dengan
jenis cat duco, warna cat akhir abu-abu.
- Panel-panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia.
- Komponen-komponen panel seperti MCCB, MCB ,Disconnecting switch,
Pilot Lamp & Circuit Breaker, harus buatan Schneider, ABB, Fuji atau
sederajat.
b. Kabel
- Jenis kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Sistem Jenis kabel
* LMDP NYFGbY
* MDP-Sub Panel NYFGbY/NYY
* Kabel untuk kotak-kontak khusus NYY
* Kabel penerangan dan kotak-kontak biasa NYM
* Kabel lampu luar bangunan NYFGbY
5. Persyaratan Pemasangan
a. Panel
- Konstruksi, penempatan peralatan dan kabel harus rapi kuat terpasang,
aman dan mudah diperbaiki.
- Tiap-tiap panel harus ditanahkan dengan tahanan pentanahan maksimal
2 Ohm diukur setelah tidak hujan, minimum selama dua hari.
b. Kabel
* Kabel Utama
- Pemasangan kabel memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan
persyaratan umum yang berlaku.
- Semua penarikan kabel harus menggunakan sistem roll untuk
memudahkan pekerjaan dan kabel tidak rusak karena tekukan dan
puntiran.
- Sebelum penarikan kabel dimulai, Pemborong harus menunjukkan
kepada direksi pekerjaan alat roll tersebut serta alat-alat lainnya.
- Setiap kabel distribusi yang berada dalam bangunan tidak boleh ada
sambungan.
- Semua penyambungan kabel ke terminal busbar dipanel harus
menggunakan kabel schoen dengan sistem press dan dipatri.
- Pemasangan kabel harus rapi, lurus dan kuat pada bagian bangunan.
- Konduit kabel mempunyai diameter minimum 2.5 x diameter kabel.
- Diameter kabel instalsi listrik mimimum berdiameter 2,5 mm².
c. Lampu-lampu
Lampu-lampu harus terpasang kuat pada bangunan tetapi harus mudah
dibuka.
Harus dipasang dengan ketinggian yang sama.
Harus dipasang dengan lurus sejajar dengan bagian bangunan pada arah
vertikal maupun horizontal.
PASAL 3
PEKERJAAN TEKNIS INSTALASI PLUMBING
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Plumbing adalah pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan,
bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lain sehingga diperoleh
instalasi plumbing yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama dan siap
untuk dipergunakan, yaitu terdiri dari :
1.1. Alat-alat Sanitair :
a. Closet duduk
b. Meja cuci tangan (washtafel)
c. Floor Drain
d. Floor Clean Out (tipe lantai)
e. Kaca Cermin
1.2. Sistem Air Bersih :
a. Pemipaan dari Tangki Air sampai alat-alat sanitair.
1.3. Sistem Air Kotor dan Air Bekas
a. Pemipaan air kotor/air bekas dari semua closet, urinoir, zink, (bak
cuci piring) dan floor drain sampai ke septicktank dan rembesan.
1.4. Pipa ventilasi dari semua titik ventilasi ke udara luar.
1.5. Pipa Air Hujan :
a. Pemipaan dari atap gedung sampai selokan air hujan.
b. Selokan air hujan.
3. Persyaratan pemasangan
a. Semua pipa harus dipasang lurus dan sejajar dengan dinding/bagian dari
bangunan pada arah horizontal maupun vertikal.
b. Semua pemasangan harus rapi dan baik.
c. Semua pipa harus digantung/ditumpu dengan menggunakan penggantung
dan penumpu yang kuat dari metal sesuai dengan ukuran pipanya,
sehingga pipa tidak melentur.
d. Untuk semua pipa yang menembus konstruksi bangunan,Pemborong harus
minta persetujuan Konsultan Pengawas.
e. Pemborong harus menyediakan pipa sleve untuk pipa-pipa yang
menembus bangunan.
f. Pipa besi yang ditanam dalam tanah harus dilapis asphalt dan kain goni.
g. Kemiringan pipa air kotor/air bekas adalah 0,5 - 1 % ke arah
bioseptictank.
h. Pipa PVC dalam tanah harus bebas dari benda-benda keras/diatas pasir
sehingga kemiringan dapat rata.
i. Pipa air bersih dan pipa air kotor tidak boleh diletakkan pada lubang
galian yang sama.
4. Pengujian
- Setelah semua pemipaan selesai dipasang maka perlu diadakan pengujian
kebocoran pipa atas seluruh instalasi sehingga sistem dapat berfungsi
dengan baik, memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Tekanan uji Waktu Penurunan bahan tekanan.max.uji
a. Instalasi air bersih 8-10 kg/ cm2 24 jam 5 % air
b. Instalasi pipa sanitasi 2 kg/ cm2 2 jam 5 % air
5. Disinpeksi
- Pemborong harus melaksanakan pembilasan dan disinpeksi dari seluruh
instalasi air bersih sebelum diserahkan kepada Pemilik.
- Disinpeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine kepada sistem
pipa dengan metode yang disetujui pemilik. Dosis chlorine ialah 50 ppm.
- Setelah 16 jam sistem tersebut harus dibilas dengan air bersih sehingga
kadar chlorine menjadi tidak lebih 0,2ppm.
6. Pembersihan
- Semua bagian yang tampak kelihatan dari luar harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran. Bagian yang dilapis chlorine plated harus digosok
sehingga bersih dan mengkilap.
- Semua pipa yang tampak exposed dan tidak dilapis chlorium harus dicat
dengan warna berlainan agar mudah dikenali satu dengan yang lainnya.
Untuk ini Pemborong harus berkonsultasi dengan Pemilik.
7. Dokumentasi
Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh Pemborong kepada Pemberi
Tugas, Pemborong diwajibkan untuk menyerahkan dokumentasi - dokumentasi
berikut :
4 (empat) set : Gambar-gambar instalasi terpasang (As Built
Drawing) yang telah diperiksa oleh Konsultan
Pengawas.
2 ( dua ) set : Buku Instruksi pemakaian dan pemeli-haraan
untuk peralatan-peralatan.
2 ( dua ) set : Brosur-brosur (1 asli + 1 foto copy).
2 ( dua ) set : Berita Acara hasil testing pipa-pipa air.
PASAL 4
PEKERJAAN AIR CONDITIONING
3. Petunjuk Khusus
a. Kontraktor ini harus membuat dan menyerahkan gambar-gambar kerja
yang mendetail untuk bagian-bagian dari sistem duct, pipa, atau sistem
distribusi lainnya yang diterangkan pada bagian yang cukup komplek atau
yang membutuhkan koordinasi yang ketat dengan bagian-bagian pekerjaan
lainnya dari penyelesaian proyek ini.Apabila ada hal-hal yang meragukan
tentang ini keputusan terakhir ada pada Konsultan Pengawas / Konsultan
Perencana.
b. Kontraktor ini harus memberikan pernyataan bahwa gambar-gambar kerja
yang diserahkan tidak akan menimbulkan konflik pelaksanaan dengan
kondisi lapangan/pekerjaan kontraktor-kontraktor lainnya.Tanpa
pernyataan ini, gambar-gambar tersebut tidak akan memperoleh
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c. Kontraktor ini harus memberikan garansi tertulis kepada Pemberi Tugas
bahwa seluruh instalasi air conditioning dan distribusi udara ini akan
bekerja dengan memuaskan, dan Kontraktor akan menanggung semua
biaya atas kerusakan penggantian selama jangka waktu 1 tahun.
d. Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas gambar-gambar
instalasi sesungguhnya yang terpasang pada bangunan (as built drawing)
memuat lengkap semua perubahan yang telah dilakukan.Gambar-gambar
tersebut dibuat dengan tinta diatas kertas kalkir.
4. Lingkup Pekerjaan
a. Yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan AC split wall, dengan
system central
b. Penyerahan dan pemasangan lengkap alat-alat kontrol yang dibutuhkan
oleh sistem tata udara yang didinginkan sistem air.
c. Starting, testing, servising dan maintenance.
d. Melengkapi pekerjaan dan accesoriess tambahan yang diperlukan oleh
seluruh sistem sehingga dapat berjalan dengan baik bila belum disebutkan
dalam spesifikasi ini.
e. Pemborong yang melaksanakan pekerjaan ini, diutamakan yang telah
berpengalaman dibidang ini dan memiliki TDR bidang elektrikal khusus
tata udara.
f. Kapasitas AC yang digunakan :
AC yang digunakan merk Daikin, Mitsubhisi dan Toshiba.
Tipe Split wall dan Cassete (sesuai gambar).
g. Pekerjan hanya instalasi saja, instalasi pipa refrigerant,(liquid da gas)
pekerjaan instalasi drain, pekerjaan power lisrik dari panel dan pekerjaan
instalasi kabel dari outdoor nit dan indoor unit.
b. B a h a n
Sebagai pipa pengembunan (drain) dipergunakan pipa PVC
(Polyvinyl - Choida) kelas AW bilamana tidak dinyatakan lain tersendiri.
7. Pekerjaan Listrik
a. Pekerjaan
Pekerjaan listrik yang dimaksud disini ialah semua pelaksanaan instalasi :
- Panel kontrol daya mesin-mesin AC yang meliputi wiring, starter,
switch, transformator, zekering, alat-alat ukur serta
peralatan-peralatan lainnya yang dipergunakan sebagai sumber daya
bagi mesin-mesin AC yang tercakup dalam proyek ini. Pemborong
menyediakan dan memasang peralatan-peralatan dari panel kontrol
ini sampai ke mesin-mesinnya. Pihak lain yang menyediakan peralatan
untuk penyambungan daya listrik sampai ke panel ini.
b. Syarat-syarat
- Semua pekerjaan listrik yang ada harus dilaksanakan sesuai dengan
peraturan-peraturan PUIL 2000, persyaratan PLN,
peraturan-peraturan Pemerintah setempat dan dari jawatan
keselamatan kerja.Selain dari pada itu harus pula memenuhi
persyaratan standar negara dan pabrik pembuatnya.
- Bila ada perbedaan, hendaknya dipilih mana yang lebih besar.
hendaknya semua ijin, pemeriksaan pada pengujian beserta
keterangan resmi yang mungkin diperlukan dilaksanakan oleh
Pemborong.
c. Bahan
Semua bahan yang dipergunakan harus dari kualitas terbaik, buatan
Jerman atau USA atau yang sejenis kecuali dinyatakan lain serta secara
tersendiri.
Pemborong harus berkoordinasi dengan pabrik-pabrik lain agar sejauh
mungkin dipergunakan peralatan yang seragam dan dari merk yang sama
untuk seluruh proyek ini.
d. Peralatan
- Hendaknya pada masing-masing unit terdapat sistem pengaman yang
terpisah.
- Untuk setiap phase pada panel hendaknya diberi lampu indikator
(indicator lamp) atau alat-alat ukur lainya.
- Semua panel harus diberi lapisan cat anti karat.
- Semua panel, switch, indikator, alat-alat ukuran dan lain-lain yang
ada harus diberi papan nama yang sejenis dan tidak mudah rusak.
- Semua alat-alat ukuran yang terpasang harus dari daerah kerja yang
paling sesuai dengan ketelitian 2 %.
e. Zekering cadangan
Untuk setiap panel yang menggunakan pengaman zekering harus
disediakan zekering sebanyak yang ada dan disimpan dalam tempat
khusus dan diberi tanda pengenal.
f. Penyambungan kabel
- Semua penyambungan kabel harus dilakukan sesuai dengan
persyaratan yang ada diantaranya ialah :
1. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan
penyambung tembaga yang sesuai dan dilapisi timah putih.
2. Penyambungan kabel berisolasi karet harus diisolasi karet.
3. Penyambungan kabel berisolasi PVC harus diisolasi PVC.
- Kabel-kabel yang disambung harus "color coded" atau diberi nama.
g. Tarikan Kabel
Tarikan kabel yang berada diatas plafond harus terletak didalam suatu
"cable duct" sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.Tarikan kabel
dengan posisi vertikal supaya di-klem pada dinding secara rapi dengan
jarak klem 1.5 m.
9. Peredam Getaran
a. Pemborong harus memasang peredam getaran (vibration) pada seluruh
peralatan mesinnya sesuai dengan spesifikasi dan gambar-gambar.
b. Pemborong harus menjamin bahwa pemasangan peralatan peredam
getaran tidak akan menyebabkan penerusan getaran dari alat-alat
mesinnya.
11. Pengujian
a. Pekerjaan
Pemborong harus melaksanakan semua pengujian (run test) dan
"balancing" peralatan instalasi sistem air conditioning dengan disaksikan
oleh Pengawas yang berkepentingan. Direksi/Konsultan serta pihak-pihak
lain yang diperlukan kehadirannya. Semua kejadian tersebut dicatat dan
dibuat Berita Acaranya.
b. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan pengujian balancing dan adjusting instalasi ini secara
garis besarnya mencakup persoalan-persoalan sebagai berikut :
- Pipa
1. Pengujian terhadap kebocoran pada semua sambungan pipa.
2. Pengujian terhadap sistem isolasi dengan pengamatan terhadap
pengembunan luar pipa.
3. Pengujian terhadap kebocoran pada pipa.
4. Pengukuran "balancing" dan "adjusting" jumlah aliran suhu dan
lain-lain dari sistem dengan flow meter,pressure gauge, dan
alat-alat lainnya yang diperlukan.
- Listrik
1. Pengukuran dan pengujian kuat arus dan tegangan, RPM setiap
phase unit-unit kompressor, motor dan sistem pengaturan listrik
yang ada.
2. Perbandingan dengan harga yang direncanakan atau data dari
pabriknya.
- Temperature
1. Pengukuran dan pengujian temperatur dan kelembaban pada
setiap ruangan, diffuser, griller, register, fresh air intake
"exhaust" "on" dan "off" koil pendingin, udara luar dan sistem
pengaturan yang ada.
2. Pengukuran dan pengujian temperatur, tekanan dan aliran yang
masuk dan keluar setiap alat.
c. Syarat
- Semua pengujian dilakukan setelah sistem berjalan dengan baik
secara kontinyu selama 9 jam.
- Pengukuran dan pengujian harus dilakukan pada saat suhu luar 32.2
deg C (90 deg F).
- Pengukuran dan pengujian terakhir harus dilakukan setelah sistem
"balance" sesuai atau mendekati persyaratan teknis yang
direncanakan.
- Semua peralatan penguji dan pengukuran harus dikalibrasi sebelum
dan setelah dipergunakan.
PASAL 08
KETENTUAN LAIN-LAIN
1. Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau
dipasang pada bangunan ini sebelum dipergunakan harus diperiksa dan
diluluskan oleh Direksi.
2. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaan
ditanggung oleh Pemborong.
3. Jika ada perbedaan antara gambar dan RKS, gambar petunjuk dan
gambar detail maka segera dilaporkan untuk diputuskan dengan tetap
mengindahkan kepentingan bangunan itu sendiri.
4. Apabila ada hal yang tidak tercantum dalam gambar maupun RKS tetapi
itu mutlak dibutuhkan, maka hal tersebut harus dikerjakan /
dilaksanakan.
5. Hal-hal yang belum tercantum dalam uraian-uraian dalam Pasal-Pasal
RKS ini akan dijelaskan dalam Aanwijzing.
SPESIFIKASI TEKNIS / MERK
PEKERJAAN : MEKANIKAL, ELEKTRIKAL, ELEKTRONIKA & PLAMBING
1 PEKERJAAN ELEKTRIKAL
PANEL - PANEL
Schneider / ABB
1 Box Panel Tebal plat minimum 2mm, Cat powder
coating - Lokal
2 Grounding Panel Kabel BC/ NYA - max 2 Ohm
KABEL POWER
1 Kabel- kabel Supreme, Kabelindo, Kabel Metal
2 Conduit Boss, EGA
INSTALASI PENERANGAN & STOP
KONTAK
1 Instalasi Penerangan – NYM Supreme, Kabelindo, Kabel Metal
2 Instalasi Stop Kontak 1 Ph Supreme, Kabelindo, Kabel Metal
3 Conduit Boss, EGA
Armature : Philips, Scarto, Saka, -
4 Lampu-lampu
Komponen : Philips
5 Saklar Boss, Panasonic, Schneider, MK
6 Stopkontak 1 Ph Boss, Panasonic, Schneider, MK
a PLAMBING
2 Pipa Air Bersih PPR : SD, WAVIN, WESTPEX
6 Pipa Air Bekas, Kotor & Hujan PVC : Maspion, Wavin, Rucika
7 Septictank biotech Biovit, Asahi, Bioseven
b AIR CONDITIONING
1 Air Conditioning unit Daikin, Mitsubhisi, Toshiba
3 Instalasi pipa Refrigerant Kembla, Crane, Denji
4 Pipa Drain + Isolasi PVC Klass AW Maspion + Insulation
SPESIFIKASI BAHAN/ MERK YANG DISARANKAN
Kegiatan Pembangunan Gedung Kantor Kelurahan
Pekerjaan Rehab Balai Lempongsari
Lokasi Kelurahan Lempongsari
Kaca pintu dan jendela Kaca Tempered t=10 Merk Asahimas / Mulia Glass
mm
Kaca Bening 8mm
Kaca Bening 5mm
Pengecatan dinding bangunan dan Cat Tembok Merk Mowilex
7 Pekerjaan Pengecatan
plafond
Rangka Plafond Rangka hollow Rangka hollow galvanis 1x38.38.2
8 Pekerjaan Plafond
galvanis mm, modul 60 x 60 cm
Plafond Langit-langit Gypsum Gypsum Board, Uk (120x240) tbl 9
Board, mm
merk Jaya Board
Struktur atap Baja Double Siku Besi Krakatau Stell
9 Kuda Kuda Baja Double Siku
50.50.5
50.50.5
Genteng metal multi
Penutup Atap Genteng Metal
sirap Atap IKO AR25