Anda di halaman 1dari 135

PEMERINTAH KOTA SEMARANG

DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN


KOTA SEMARANG

SPESIFIKASI TEKNIS

KEGIATAN
REHAB BERAT KANTOR / BALAI KELURAHAN/ KECAMATAN

PEKERJAAN
REHAB BALAI KELURAHAN LEMPONGSARI

LOKASI
KELURAHAN LEMPONGSARI

TAHUN 2021
BAB 1
PEKERJAAN PERSIAPAN & PERSYARATAN UMUM

1.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai yang dinyatakan dalam Gambar
Kerja serta Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Teknis.
Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat
bantu lainnya.
Mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan,
alat- alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna.
Pekerjaan, pembersihan dan pengamanan dalam Tapak Bangunan
sebelum pelaksanaan dan setelah pembangunan.
1.2. Gambar Dokumen
Apabila terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan dan / atau
ketidak sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja,
Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan melaporkan kepada Direksi /
Konsultan Pengawas gambar mana yang akan dijadikan pegangan. Hal
tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan dan Penyedia Jasa konstruksi
untuk memperpanjang / meng- claim biaya maupun waktu pelaksanaan.

1.3. Shop Drawing


Penyedia Jasa konstruksi wajib membuat shop drawing untuk detail khusus
yang belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak
maupun yang diminta oleh Direksi / Konsultan Pengawas/ Perencana.
Dalam Shop Drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua
data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh bahan, keterangan
produk, cara pemasangan dan / atau spesifikasi / persyaratan khusus
sesuai dengan spesifikasi pabrik.
1.4. Ukuran
Pada dasarnya semua ukuran dalam Gambar Kerja (Struktur) pada
dasarnya adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai.
Penyedia Jasa konstruksi tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran
yang tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan/Dokumen Kontrak tanpa
sepengatahuan Direksi.

1.5. Sarana Kerja


Penyedia Jasa konstruksi wajib memasukkan identitas, nama, jabatan,
keahlian masing-masing anggota kelompok kerja pelaksana dan
inventarisasi peralatan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini
Penyedia Jasa konstruksi wajib memasukkan identifikasi tempat kerja
(workshop) dan peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan Penyedia
Jasa konstruksi akan dilaksanakan serta jadwal kerja
Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material di lapangan harus aman
dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu
pekerjaan lain yang sedang berjalan serta memenuhi persyaratan
penyimpanan bahan tersebut.
Penyedia Jasa Konstruksi Wajib menyediakan Alat Pelindung Diri, Identitas
Pekerja, Identitas Tenaga Ahli, Rambu-rambu dalam pekerjaan Konstruksi,
Alat batu termasuk skafolding dan jaring pengaman dan Peraturan selama
Konstruksi berlangsung dengan persetujuan pengawas dan Direksi.

1.6. Standard Yang Dipergunakan


Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi
Indonesia, Standard Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang
ada hubungannya dengan pekerjaan, antara lain :
 SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
 SNI 1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung
 SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Baja Untuk Bangunan
Gedung
 NI-2 PBI-19711 Peraturan Beton Indonesia ( 1971 )
 PUBI — 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
 NI-3 PMI PUBB 1 Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
 NI-4 Persyaratan Cat Indonesia.
 NI-5 PKKI Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia.
 NI-8 Peraturan Semen Portland Indonesia.
 NI-10 Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
 PPI-1979 Pedoman Plumbing Indonesia.
 PUIL-1977 Peraturan Umum Instalasi Listrik.
 PPBI-1984 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia.

1.7. Syarat Bahan


Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan baik
tidak cacat, sesuai dengan spesifikasinya yang diminta dan bebas dari
noda lainnya yang dapat mengganggu kualitas maupun penampilan.
Untuk pekerjaan khusus/tertentu, selain harus mengikuti standard yang
dipergunakan juga harus mengikuti persyaratan Pabrik yang bersangkutan
1.8. Merk Pembuatan Bahan
Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam uraian pekerjaan &
persyaratan Pelaksanaan teknis ini dimaksudkan sebagai dasar
perbandingan kualitas dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat,
kecuali bila ditentukan lain.
Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai
dengan yang tercantum dalam Gambar, memenuhi standard spesifikasi
bahan tersebut.
Dalam pelaksanaanya, setiap bahan/material dan komponen jadi keluaran
pabrik harus di bawah pengawasan / supervisi Tenaga Ahli yang ditunjuk.
Direksi / Konsultan Pengawas berhak menunjuk Tenaga Ahli yang ditunjuk
Pabrik dan/atau Supplier yang bersangkutan tersebut sebagai pelaksana
Diisyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang yang
diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam
pekerjaan ini, kecuali ada ketentuan lain yang disetujui Direksi / Konsultan
Pengawas.
Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis oleh Direksi /
Konsultan Pengawas/ Perencana
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Direksi /
Konsultan Pengawas/ Perencana sebanyak empat buah dari satu bahan yang
ditentukan untuk menetapkan standard of appearence. Paling lambat waktu
penyerahan contoh bahan adalah dua minggu setelah SPMK turun

1.9. Contoh Bahan/Material & Komponen Jadi


Untuk detail-detail hubungan tertentu, Penyedia Jasa konstruksi
diwajibkan membuat komponen jadi (mock up) yang harus diperlihatkan
kepada Direksi / Konsultan Pengawas/ Perencana untuk mendapat
persetujuan. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji
sesuai dengan standard yang berlaku.

1.10. Koordinasi Pelaksanaan


Penunjukan Supplier dan/atau Sub Penyedia Jasa konstruksi harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas
Penyedia Jasa konstruksi wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan
atas petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas/ Perencana dengan
Penyedia Jasa konstruksi bawahan atau Supplier bahan.
Supplier wajib hadir mendampingi Direksi / Konsultan Pengawas/
Perencana di lapangan untuk pekerjaan tertentu atau khusus sesuai
instruksi Pabrik

1.11. Persyaratan Pekerjaan


Penyedia Jasa konstruksi wajib melaksanakan semua pekerjaan
dengan mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan
pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai dengan uraian
Pekerjaan & Persyaratan Pelaksanaan Teknis dan / atau khusus sesuai
intruksi Pabrik.
Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di Lapangan, Penyedia Jasa
konstruksi wajib memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja terkait
pekerjaan lain antara lain pekerjaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal,
Elektrikal, Plumbing / Sanitasi dan mendapat ijin tertulis dari Direksi.

1.12. Pelaksanaan Pekerjaan


Semua ukuran dan posisi termasuk pemasangan patok-patok di Lapangan
harus tepat sesuai Gambar Kerja.
Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan menuju ke
selokan yang ada di sekitarnya serta mengikuti persyaratan-persyaratan yang
tertera di dalam Gambar Kerja. Tidak dibenarkan adanya genangan air.
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa konstruksi
wajib meneliti Gambar Kerja dan melakukan pengukuran kondisi lapangan.
Setiap bagian dari pekerjaan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Direksi / Konsultan Pengawas sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan
tersebut.
Semua pekerjaan yang sudah selesai terpasang, apabila perlu harus
dilindungi dari kemungkinan cacat yang disebabkan oleh pekerjaan lain.
Penyedia Jasa konstruksi tidak boleh menclaim sebagai pekerjaan tambah
bila terjadi Kerusakan suatu pekerjaan akibat keteledoran Penyedia Jasa
konstruksi, Penyedia Jasa konstruksi harus memperbaikinya sesuai dengan
keadaan semula.
Memperbaiki suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan persyaratan
yang berlaku/Gambar pelaksanaan atau Dokumen Kontrak.
Penunjukan Tenaga Ahli oleh Direksi / Konsultan Pengawas yang sesuai
dengan kegiatan suatu pekerjaan.
Semua pengujian bahan, pembuatan atau pelaksanaan di Lapangan
harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa konstruksi.

1.13. Pekerjaan Pembongkaran & Perbaikan Kembali


Penyedia Jasa konstruksi harus sudah memperhitungkan segala kondisi yang
ada / existing di Lapangan dan tidak terbatas pada Saluran Drainase, Pipa
Air Bersih, Pipa lainnya yang masih berfungi dan kabel bawah tanah apabila
ada.
Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan pombongkaran
untuk pekerjaan lain, maka Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan
memperbaiki kembali atau menyelesaikan pekerjaan tersebut sebaik
mungkin tanpa mengganggu sistem yang ada. Dalam kasus ini, Penyedia
Jasa konstruksi tidak dapat menclaim sebagai pekerjaan tambah.
Penyedia Jasa konstruksi wajib melapor kepada Direksi / Konsultan
Pengawas sebelum melakukan pembongkaran / pemindahan segala sesuatu
yang ada di Lapangan.

1.14. Permukaan Atas Lantai (Peil)


Peil ±0,00 di ambil esuai dengan gambar perencanaan.
Semua ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, kusen, dak beton, dan lain-
lain harus mengambil patokan dari peil ±0,00 tersebut.

1.15. Pekerjaan Pemasangan Bouwplank


Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum
3/20 cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari
kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter.
Papan harus lurus dan diketam halus pada bagian atasnya.
Bouwplank harus benar-benar datar (waterpass) dan tegak lurus. Pengukuran
harus memakai alat ukur yang disetujui Konsultan Pengawas .
Bouwplank harus menunjukkan ketinggian ±0.00 dan as kolom/dinding. Letak
dan ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak
berubah selama pekerjaan berlangsung.

1.16. Kantor Kontraktor, Los Dan Halaman Kerja, Gudang Dan Fasilitas Lain
Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang
dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Kontraktor harus
juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat
mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana
konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar
seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan. Dengan seijin
Kuasa Pengguna Anggaran, Kontraktor dapat menggunakan kembali kantor,
los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.
1.17. Ketentuan Pelaksanaan K3
Ketentuan administrasi
Kewajiban umum di sini dimaksudkan kewajiban umum bagi perusahaan
Penyedia Jasa Konstruksi, yaitu :
1) Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja,
peralatan, lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian
rupa sehingga tenaga kerja terlindungi dari resiko kecelakaan.
2) Penyedia Jasa menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan
atau alat-alat lain yang akan digunakan atau dibutuhkan sesuai
dengan peraturan keselamatan kerja, selanjutnya barang -barang
tersebut harus dapat dipergunakan secara aman.
3) Penyedia Jasa turut mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja,
agar tenaga
4) kerja tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat
dan sehat.
5) Penyedia Jasa menunjuk petugas keselamatan kerja yang karena
jabatannya di dalam organisasi Penyedia Jasa, bertanggung jawab
mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan untuk
menghindarkan resiko bahaya kecelakaan.
6) Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja
sesuai dengan keahlian, umur, jenis kelamin dan kondisi
fisik/kesehatannya.
7) Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin bahwa semua
tenaga kerja telah diberi petunjuk terhadap bahaya dari
pekerjaannya masing-masing dan usaha pencegahannya, untuk itu
Penyedia Jasa dapat memasang papan-papan pengumuman, papan-
papan peringatan serta sarana pencegahan yang dipandang perlu.
8) Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala
terhadap semua tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan
kecelakaan, lingkungan kerja dan cara pelaksanaan kerja yang aman.
9) Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka
penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa.
Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja
Penyedia Jasa Konstruksi harus menugaskan secara khusus Ahli K3 dan
tenaga K3 untuk setiap proyek yang dilaksanakan. Tenaga K3 tersebut
harus masuk dalam struktur organisasi pelaksanaan konstruksi setiap
proyek, dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara
penuh (full-time)
2) untuk mengurus dan menyelenggarakan keselamatan dan kesehatan
kerja.
3) Pengurus dan Penyedia Jasa yang mengelola pekerjaan dengan
mempekerjakan pekerja dengan jumlah minimal 100 orang atau
kondisi dari sifat proyek memang memerlukan, diwajibkan
membentuk unit pembina K3.
4) Panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja tersebut ini
merupakan unit struktural dari organisasi penyedia jasa yang
dikelola oleh pengurus atau penyedia jasa.
5) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bersama-sama
dengan panitia pembina keselamatan kerja ini bekerja sebaik-
baiknya, dibawah koordinasi pengurus atau Penyedia Jasa, serta
bertanggung jawab kepada pemimpin proyek.
6) Penyedia jasa harus mekukan hal-hal sebagai berikut :
a) Memberikan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja
fasilitas-fasilitas dalam melaksanakan tugas mereka.
b) Berkonsultasi dengan panitia pembina keselamatan dan
kesehatan kerja dalam segala hal yang berhubungan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam proyek.
c) Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberi efek pada
rekomendasi dari panitia pembina keselamatan dan kesehatan
kerja.
7) Jika 2 (dua) atau lebih Penyedia Jasa bergabung dalam suatu proyek
mereka harus bekerja sama membentuk kegiatan kegiatan
keselamatan dan kesehatan kerja.
Laporan kecelakaan
Salah satu tugas pelaksana K3 adalah melakukan pencatatan atas
kejadian yang terkait dengan K3, dimana :
1) Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya
harus dilaporkan kepada Instansi yang terkait.
2) Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan menunjukkan
hal-hal sebagai berikut :
a) Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja,
pekerja masing-masing dan
b) Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-
sebabnya.

Keselamatan kerja dan pertolongan pertama pada kecelakaan


Organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada
kecelakaan harus dibuat sebelumnya untuk setiap proyek yang
meliputi seluruh pegawai/petugas pertolongan pertama pada
kecelakaan dan peralatan, alat-alat komunikasi dan alat-alat lain
serta jalur transportasi, dimana :
1) Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya.
a. Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja
pertama kali (pemeriksaan kesehatan sebelum masuk kerja
dengan penekanan pada kesehatan fisik dan kesehatan individu),
b. Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada
pekerjaan tersebut.
2) Tenaga kerja di bawah umur 18 tahun harus mendapat pengawasan
kesehatan khusus, meliputi pemeriksaan kembali atas kesehatannya
secara teratur.
3) Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan
disimpan untuk referensi.
4) Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang
tiba-tiba, harus dilakukan oleh Dokter, Juru Rawat atau seorang yang
terdidik dalam pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK).
5) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai, harus
disediakan di tempat kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu,
kelembaban udara dan lain-lain.
6) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit
dengan obat untuk kompres, perban, antiseptik, plester, gunting dan
perlengkapan gigitan ular.
7) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda
lain selain alat-alat PPPK yang diperlukan dalam keadaan darurat.
8) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus berisi keterangan-
keterangan/instruksi yang mudah dan jelas sehingga mudah
dimengerti.
9) Isi dari kotak obat-obatan dan alat PPPK harus diperiksa secara
teratur dan harus dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).
10) Kereta untuk mengangkat orang sakit (tandu) harus selalu tersedia.
11) ika tenaga kerja dipekerjakan di bawah tanah atau pada keadaan
lain, alat penyelamat harus selalu tersedia di dekat tempat mereka
bekerja.
12) Jika tenaga kerja dipekerjakan di tempat-tempat yang menyebabkan
adanya risiko tenggelam atau keracunan, alat-alat penyelematan
harus selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
13) Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan
mengangkut dengan cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit
atau mengalami kecelakaan ke rumah sakit atau tempat berobat
lainnya.
14) Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik
dan strategis yang memberitahukan antara lain :
a. Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat PPPK,
ruang PPPK, ambulans, tandu untuk orang sakit, dan tempat
dimana dapat dicari petugas K3.
b. Tempat telepon terdekat untuk menelepon/memanggil
ambulans, nomor telepon dan nama orang yang bertugas dan
lain-lain.
c. Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit dan tempat
penolong yang dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat.
Pembiayaan keselamatan dan kesehatan kerja
Biaya operasional kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja harus
sudah diantisipasi sejak dini yaitu pada saat Pengguna Jasa
mempersiapkan pembuatan desain dan perkiraan biaya suatu proyek
jalan dan jembatan.
Sehingga pada saat pelelangan menjadi salah satu item pekerjaan yang
perlu menjadi bagian evaluasi dalam penetapan pemenang lelang.
Selanjutnya Penyedia Jasa harus melaksanakan prinsip-prinsip kegiatan
kesehatan dan keselamatan kerja termasuk penyediaan prasarana,
sumberdaya manusia dan pembiayaan untuk kegiatan tersebut dengan
biaya yang wajar, oleh karena itu baik Penyedia Jasa dan Pengguna
Jasa perlu memahami prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja
ini agar dapat melakukan langkah persiapan, pelaksanaan dan
pengawasannya.

Ketentuan teknis
Aspek lingkungan
Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan K3 untuk konstruksi jalan
dan jembatan, Penyedia Jasa harus mengacu pada Dokumen Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL), bila dokumen tersebut tidak ada maka perencanaan
dan pelaksanaan K3 terutama terkait dengan aspek lingkungan harus
mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.

Tempat kerja dan peralatan


Ketentuan teknis pada tempat kerja dan peralatan pada suatu proyek
terkait dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai
berikut :
1) Pintu masuk dan keluar
a. Pintu masuk dan keluar darurat harus dibuat di tempat-tempat
kerja.
b. Alat-alat/tempat-tempat tersebut harus diperlihara dengan baik.
2) Lampu / penerangan
a. Jika penerangan alam tidak sesuai untuk mencegah bahaya, alat-
alat penerangan buatan yang cocok dan sesuai harus diadakan di
seluruh tempat kerja, termasuk pada gang-gang.
b. Lampu-lampu harus aman, dan terang.
c. Lampu-lampu harus dijaga oleh petugas-petugas bila perlu
mencegah bahaya apabila lampu mati/pecah.
3) Ventilasi
a. Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat ventilasi yang sesuai
untuk mendapat udara segar.
b. Jika perlu untuk mencegah bahaya terhadap kesehatan dari
udara yang dikotori oleh debu, gas-gas atau dari sebab-sebab
lain; harus dibuatkan ventilasi untuk pembuangan udara kotor.
c. Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan debu, gas
yang berbahaya, tenaga kerja harus disediakan alat pelindung
diri untuk mencegah bahaya-bahaya tersebut di atas.
4) Kebersihan
a) Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus
dipindahkan ke tempat yang aman.
b) Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibengkokkan
untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
c) Peralatan dan benda-benda kecil tidak boleh dibiarkan karena
benda-benda tersebut dapat menyebabkan kecelakaan, misalnya
membuat orang jatuh atau tersandung (terantuk)
d) Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh dibiarkan
bertumpuk di tempat kerja.
e) Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli atau
sebab lain harus dibersihkan atau disiram pasir, abu atau
sejenisnya.
f) Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus
dikembalikan pada tempat penyimpanan semula.
Pencegahan terhadap kebakaran dan alat pemadam kebakaran
Untuk dapat mencegah terjadinya kebakaran pada suatu tempat atau
proyek dapat dilakukan pencegahan sebagai berikut :
1) Di tempat-tempat kerja dimana tenaga kerja dipekerjakan harus
tersedia :
a. Alat-alat pemadam kebakaran.
b. Saluran air yang cukup dengan tekanan yang besar.
2) Pengawas dan sejumlah/beberapa tenaga kerja harus dilatih untuk
menggunakan alat pemadam kebakaran.
3) Orang-orang yang terlatih dan tahu cara mengunakan alat pemadam
kebakaran harus selalu siap di tempat selama jam kerja.
4) Alat pemadam kebakaran, harus diperiksa pada jangka waktu
tertentu oleh orang yang berwenang dan dipelihara sebagaimana
mestinya.
5) Alat pemadam kebakaran seperti pipa-pipa air, alat pemadam
kebakaran yang dapat dipindah-pindah (portable) dan jalan menuju
ke tempat pemadam kebakaran harus selalu dipelihara.
6) Peralatan pemadam kebakaran harus diletakkan di tempat yang
mudah dilihat dan dicapai.
7) Sekurang kurangnya sebuah alat pemadam kebakaran harus tersedia
di tempat-tempat sebagaiberikut :
a) di setiap gedung dimana barang-barang yang mudah terbakar
disimpan.
b) di tempat-tempat yang terdapat alat-alat untuk mengelas.
c) pada setiap tingkat/lantai dari suatu gedung yang sedang
dibangun dimana terdapat barang-barang dan alat-alat yang
mudah terbakar.
8) Beberapa alat pemadam kebakaran dari bahan kimia kering harus
disediakan :
a) di tempat yang terdapat barang-barang/benda-benda cair yang
mudah terbakar.
b) di tempat yang terdapat oli, bensin, gas dan alat -alat pemanas
yang menggunakan api.
c) di tempat yang terdapat aspal dan ketel aspal.
d) di tempat yang terdapat bahaya listrik/bahaya kebakaran yang
disebabkan oleh aliran listrik.
9) Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar tidak terjadi kerusakan-
kerusakan teknis.
10) Alat pemadam kebakaran yang berisichlorinated hydrocarbon atau
karbon tetroclorida tidak boleh digunakan di dalam ruangan atau di
tempat yang terbatas (ruangan tertutup, sempit).
11) Jika pipa tempat penyimpanan air(reservoir, standpipe) dipasang di
suatu gedung, pipa tersebut harus :
a) dipasang di tempat yang strategis demi kelancaran
pembuangan.
b) dibuatkan suatu katup pada setiap ujungnya.
c) dibuatkan pada setiap lubang pengeluaran air dari pipa dengan
sebuah katup yang menghasilkan pancaran air bertekanan
tinggi.
d) mempunyai sambungan yang dapat digunakan Dinas Pemadam
Kebakaran

Perlengkapan keselamatan kerja


Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk melindungi pekerja
dalam melaksanakan tugasnya antara lain sebagai berikut :
1) Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda
keras selama mengoperasikan atau memelihara AMP.
2) Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset
karena licin atau melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan
sebagainya.
3) Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata
pada lokasi pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material
keras lainnya.
4) Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator
telah tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.
5) Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang
berhubungan dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau
mengencangkan baut dan sebagainya.

Gambar 4.1. Perlengkapan keselamatan kerja

Pedoman untuk pelaku utama konstruksi


Pedoman untuk manajemen puncak
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian manajemen puncak untuk
mengurangi biaya karena kecelakaan kerja, antara lain :
1) Mengetahui catatan tentang keselamatan kerja dari semua manajer
lapangan. Informasi ini digunakan untuk mengadakan evaluasi terhadap
program keselamatan kerja yang telah diterapkan.
2) Kunjungan lapangan untuk mengadakan komunikasi tentang
keselamatan kerja dengan cara yang sama sebagaimana dilakukan
pelaksanaan monitoring dan pengendalian mengenai biaya dan rencana
penjadualan pekerjaan.
3) Mengalokasikan biaya keselamatan kerja pada anggaran perusahaan dan
mengalokasikan biaya kecelakaan kerja pada proyek yang dilaksanakan.
4) Mempersyaratkan perencanaan kerja yang terperinci sehingga dapat
memberikan jaminan bahwa peralatan atau material yang digunakan
untuk melaksanakan pekerjaan dalam kondisi aman.
5) Para pekerja yang baru dipekerjakan menjalani latihan tentang
keselamatan kerja dan memanfaatkan secara efektif keahlian yang ada
pada masing masing divisi (bagian) untuk program keselamatan kerja.

Pedoman untuk manajer dan pengawas


Untuk para manajer dan pengawas, hal-hal berikut ini dapat diterapkan
untuk mengurangi kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam pelaksanan
pekerjaan bidang konstruksi :
1) Manajer berkewajiban untuk melindungi keselamatan dan kesehatan
pekerja konstruksi sehingga harus menerapkan berbagai aturan, standar
untuk meningkatkan K3, juga harus mendorong personil untuk
memperbaiki sikap dan kesadaran terhadap K3 melalui komunikasi yang
baik, organisasi yang baik, persuasi dan pendidikan, menghargai pekerja
untuk tindakan-tindakan aman, serta menetapkan target yang realistis
untuk K3.
2) Secara aktif mendukung kebijakan untuk keselamatan pada pekerjaan
seperti dengan memasukkan masalah keselamatan kerja sebagai bagian
dari perencanaan pekerjaan dan memberikan dukungan yang positif.
3) Manajer perlu memberikan perhatian secara khusus dan mengadakan
hubungan yang erat dengan para mandor dan pekerja sebagai upaya
untuk menghindari terjadi kecelakaan dan permasalahan dalam proyek
konstruksi. Manajer dapat melakukannya dengan cara
a) Mengarahkan pekerja yang baru pada pekerjaannya dan
mengusahakan agar mereka berkenalan akrab dengan personil dari
pekerjaan lainnya dan hendaknya memberikan perhatian yang
khusus terhadap pekerja yang baru, terutama pada hari-harinya
yang pertama.
b) Melibatkan diri dalam perselisihan antara pekerja dengan mandor,
karena dengan mengerjakan hal itu, kita akan dapat memahami
mengenai titik sudut pandang pari pekerja. Cara ini bukanlah
mempunyai maksud untuk merusak (“merongrong”) kewibawaan
pihak mandor, tetapi lebih mengarah untuk memastikan bahwa
pihak pekerja itu telah diperlakukan secara adil (wajar).
c) Memperlihatkan sikap menghargai terhadap kemampuan para
mandor tetapi juga harus mengakui suatu fakta bahwa pihak
mandor itu pun (sebagai manusia) dapat membuat kesalahan. Hal
ini dapat dilaksanakan dengan cara mengizinkan para mandor untuk
memilih para pekerjanya sendiri (tetapi tidak menyerahkan
kekuasaan yang tunggal untuk memberhentikan pekerja).

Pedoman untuk mandor


Mandor dapat mengurangi kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam
pelaksanaan pekerjaan bidang konstruksi dengan :
1) Memperlakukan pekerja yang baru dengan cara yang berbeda, misalnya
dengan tidak membiarkan pekerja yang baru itu bekerja sendiri secara
langsung atau tidak menempatkannya bersama-sama dengan pekerja
yang lama dan kemudian membiarkannya begitu saja.
2) Mengurangi tekanan terhadap pekerjanya, misalnya dengan tidak
memberikan target produktivitas yang tinggi tanpa memperhatikan
keselamatan dan kesehatan pekerjanya.

Selanjutnya manajemen puncak dapat membantu para mandor untuk


mengurangi kecelakaan kerja dengan cara berikut ini :
1) Secara pribadi memberikan penekanan mengenai tingkat kepentingan
dari keselamatan kerja melalui hubungan mereka yang tidak formal
maupun yang formal dengan para mandor di lapangan.
2) Memberikan penekanan mengenai keselamatan kerja dalam rapat pada
tataran perusahaan.

Pedoman untuk pekerja


Pedoman yang dapat digunakan pekerja untuk mengurangi kecelakaan dan
gangguan kesehatan dalam pelaksanaan pekerjaan bidang konstruksi
antara lain adalah :
1) Permasalahan pribadi dihilangkan pada saat masuk lingkungan kerja.
2) Tidak melakukan pekerjaan bila kondisi kesehatan kurang mendukung.
3) Taat pada aturan yang telah ditetapkan.
4) Memahami program keselamatan dan kesehatan kerja.
5) Memahami lingkup kerja yang diberikan.

Protokol COVID19 :
Pedoman yang dapat digunakan Dalam Rangka pencegahan terdampak
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dalam pelaksanaan pekerjaan:
1) Terapkan protokol Covid-19 secara maksimal
2) Jaga Jarak Min. 2 Meter,
3) Menggunakan Masker Dan Sarung Tangan
4) Pastikan seluruh area dalam keadaan bersih dengan cara melakukan
pembersihan menggunakan desinfektan minimal 3 kali sehari, terutama
pada waktu aktivitas padat (pagi, siang dan sore hari) di setiap lokasi
representatif
5) Deteksi suhu tubuh disetiap titik pintu masuk.Jika suhu tubuh masyarakat
terdeteksi ≥ 38 C, dianjurkan untuk segera memeriksakan kondisi tubuh
ke fasilitas pelayanan kesehatan dan tidak diperkenankan untuk
memasuki tempat Kerja.
6) Menyediakan pos kesehatan di tempat kerja.
7) Mempromosikan Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) dengan cara
memasang poster mengenai pentingnya cuci tangan dan tata cara cuci
tangan yang benar.
8) Pastikan tempat kerja memiliki akses untuk cuci tangan dengan sabun
dan air atau pencuci tangan berbasis alkohol.
9) Tempatkan dispenser pembersih tangan di tempat-tempat strategis dan
mudah dijangkau serta dan pastikan dispenser ini diisi ulang secara
teratur.
10) Kontraktor wajib membentuk gugus tugas pencegahan penyebaran covid
di lokasi proyek yg teridiri dr unsur dinas, pelaksana dan supervisi serta
menjalin kerjasama dg puskesmas terdekat terkait dg pencegahan
penyebaran covid 19
BAB 2
SYARAT SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN ARSITEKTUR

PASAL 1
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

2.1. PEKERJAAN DINDING BATU BATA


2.1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan
dan seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai
petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.

2.1.2 Persyaratan Bahan


Batu bata yang dipasang adalah dari batu bata besar press dengan mutu
terbaik, dan yang disetujui Direksi / Konsultan Pengawas.

2.1.3 Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Seluruh dinding dari pasangan batu bata dengan aduk campuran 1 PC
: 6 pasir pasang, kecuali pasangan batu bata semen trasram
b. Untuk dinding trasram/rapat air dengan aduk campuran 1 PC : 4 pasir
pasang, yakni pada dinding dari atas permukaan sloof/balok/pondasi
sampai minimum 200 cm di atas permukaan lantai setempat untuk
sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet, kamar mandi, WC) serta
pasangan batu bata di bawah permukaan tanah.
c. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air hingga jenuh.
d. Setelah batang terpasang dengan aduk, naad/siar-siar harus dikeruk
sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering
permukaan pasangan disiram air.
e. Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar dibersihkan.
f. Pemasangan dinding batu bata dilakukan betahap, setiap tahap
maximum 24 lapis per harinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis.
Bidang dinding batu bata tebal ½ batu yang luasnya maksimal 12 m 2
harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis dengan kolom
ukuran 13 x 13 cm. dari tulangan pokok 4 diameter minimal 10
mm.beugel diameter 8 jarak 20 cm, sedangkan jarak antar kolom
satu dengan yang lain dibuat maksimal 3 (tiga) meter.
g. Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan bata merah
sama sekali tidak diperkenankan.
h. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter
10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada
bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan
bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan hal lain hal
ditentukan lain oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
i. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari dua.
j. Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan
dinding finish setebal 15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada
kedua belah sisinya. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapih dan
benar-benar tegak lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata.
k. Pasangan batu bata trasraam bawah permukaan tanah/lantai harus
diisi dengan adukan 1PC : 4 pasir.
l. Pasangan batu bata dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang
pada arah diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm
(sebelum diaci/diplester). Adapun toleransi terhadap as dinding yang
diijinkan maksimal 1 cm (sebelum diaci/diplester). Penuh dan padat,
tidak berongga serta berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun
benda-benda lain yang membuat cacat.
m. Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan
batu bata dan beton, permukaan beton harus dibersihkan dari sisa-
sisa bekisting kemudian diketrek/scratched. Semua lubang-lubang
bekas pengikat existing atau formite harus tertutup aduk plesteran.
2.2. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN
A. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan acian pada seluruh
dinding bata termasuk kolom, dinding beton, dan lain-lain seperti yang
dijelaskan dalam gambar pelaksanaan. Meliputi pembuatan sudut baik
lengkung pada kolom, sudut siku pada pertemuan dinding, sudut siku
pada pertemuan komponen bangunan dengan dinding. Meliputi pula
pembuatan tali air pada dinding serta profil acian menonjol pada dinding
sesuai gambar.
Plesteran dinding terselenggara hingga 15 cm diatas plafon sehingga
didapat kerapian maksimal atas pertemuan dinding dengan plafon.
B. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam :
1. NI - 2 - 1971
2. NI - 3 - 1970
3. NI - 8 – 1974
C. Bahan- bahan
1. Portland Cement
Portland Cement yang dipakai harus baru, dari satu produk, mutu I
tidak ada bagian-bagian yang membatu dan dalam zak yang tertutup
serta disetujui Konsultan Pengawas seperti yang disyaratkan dalam NI-8
2. Air
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak
seperti minyak, asam, atau unsur-unsur organik lainnya.
3. Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat,
lumpur atau campuran-campuran lain sesuai dengan :
a. NI - 3 pasal 14
b. NI - 2 pasal 3.3
D. Perencanaan
1. Acian
Acian dibuat dalam campuran sesuai persyaratan bahan tersebut diatas.
Acian dinding dengan Portland Cement tebal 1,5 mm. Acian beton
menggunakan Portland Cement tebal 3 mm.
2. Campuran Plesteran
Perbandingan campuran dan pengujiannya dapat dilaksanakan dalam
waktu 1 (satu) minggu dan tidak ada penambahan waktu lagi untuk itu.
Plesteran harus dicampur dan dilaksanakan dengan baik untuk
mencegah keretakan yang tidak diinginkan dan terlebih dahulu
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
3. Pergunakan peralatan yang memadai. Bersihkan semua permukaan yang
akan diplester dari bahan-bahan yang akan merusak plesteran dan
disiram air hingga jenuh. Pekerjaan plesteran harus rata sesuai perintah
Konsultan Pengawas, dengan tebal plesteran dinding 10 mm dengan
toleransi minimal 15 mm dan maksimal 20 mm, kecuali ditentukan lain.
4. Pencampuran
Membuat campuran plesteran tanpa mesin pengaduknya dapat
dilaksanakan bila ada ijin dari Konsultan Pengawas.

E. Pelaksanaan
1. Umum
a. Bersihkan permukaan dinding batu bata dari noda-noda debu,
minyak cat dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat
plesteran agar benar-benar siap untuk dilakukan pekerjaan
plesteran.
b. Singkirkan semua hal yang dapat merusak/mengganggu pekerjaan
plesteran.
c. Bentuk screed sementara (untuk pembentukan dasar yang permanen)
untuk menjamin adanya ketebalan yang sama, permukaan yang
datar/rata, contour dan profil-profil akurat.
d. Basahi seluruh permukaan bidang plesteran untuk peresapan.Jangan
menjenuhkan permukaan dan jangan dipasang plesteran sampai
permukaan air yang terlihat tersebut telah lenyap / kering kembali.
e. Letakkan / tempelkan campuran plesteran selama 2,5 jam
(maksimal) setelah proses pencampuran, kecuali selama udara panas
/ kering, kurangi waktu penempatan itu sesuai yang diperlukan untuk
mencegah pengerasan yang bersifat sementara dari plesteran.
f. Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak
lurus.
g. Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai
dengan yang disyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran
harus dibuat terlebih dahulu “kepala plesteran”.
2. Plesteran ke Dinding Bata
a. Pasangkan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (15-20 mm) dan
diratakan dengan roskam aluminium, kemudian basahkan terus
selama 3 (tiga) hari.
b. Pelaksanaan plesteran dilakukan minimal setelah pasangan dinding
berumur 2 (dua) minggu.
3. Acian Permukaan Beton
a. Pasangkan acian setebal 3 mm, kasarkan permukaannya, kemudian
pasangkan sebelum acian mengering.
b. Ulangi bagian pertama, lalu pasangkan acian dalam ketebalan /
kerataan yang disyaratkan dalam gambar.
4. Plesteran Interior
a. Pemasangan
Pasang lapisan dasar pertama dan kedua dengan ketebalan  7 mm.
Ketebalan lapisan finishing harus ditambahkan di atasnya.
b. Ukur/periksa ketebalan plesteran dari bagian dasar belakang yang
rata.
c. Aplikasikan lapisan dasar pertama dengan bahan-bahan secukupnya ;
dan tekan untuk menjamin adanya kesatuan dengan dasar. Setelah
lapisan pertama diletakkan, sikat dengan hanya satu arah/cara,
untuk membentuk ikatan mekanik bagi lapisan kedua.Pada
permukaan-permukaan vertikal, sikat secara horizontal.
d. Aplikasikan lapisan dasar kedua dengan bahan-bahan secukupnya dan
tekan untuk menjamin melekat eratnya lapisan ini dengan lapisan
dasar pertama.
e. Aplikasikan lapisan finishing di atas lapisan dasar setebal 2 mm.

PASAL 2
PEKERJAAN LANTAI
2.3. UMUM
A. Persyaratan
1. Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh
pekerjaan plafond dan pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai
dikerjakan. Apabila dipandang perlu dapat ditentukan lain dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.
2. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan mengadakan
pengecekkan terhadap peil lantai dan kemiringannya.
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun
sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada
Konsultan Pengawas, Perencana dan User (Tim Teknis) untuk menentukan
warna yang akan dipakai.

B. Pelaksanaan :
1. Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan User (Tim
Teknis).
2. Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan penutup
lantai yang dipakai.
3. Pada setiap pertemuan dua bahan penutup lantai yang berbeda, diberi
border sesuai gambar.
4. Pada bahan penutup lantai yang berlubang akibat pengunci pintu, harus
dibingkai dengan aluminium yang direkatkan dengan silicone sealant.
5. Pemasangan bahan lantai dilakukan oleh tenaga ahli.

2.4. PEKERJAAN SUB LANTAI / SCREED


A. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sub
lantai beton tumbuk ini, sesuai dengan detail yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar agar siap untuk pemasangan material penutup lantai.

B. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam:
1. SNI.T15 - 1991 - 03
2. PUBB 1956
C. Bahan-bahan
1. Sub Lantai beton tumbuk yaitu beton tumbuk dengan campuran 1 PC : 3
Pasir.
2. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang harus diserahkan contoh-
contohnya dahulu, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas, Perencana dan User (Tim Teknis)
3. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan
teknis operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Konsultan Pengawas.
4. Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas (tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian atau penggantian pekerjaan) harus baru, jenis dari
kualitas terbaik dan harus disetujui Konsultan Pengawas.
5. Seluruh peralatan yang diperlukan harus disediakan Kontraktor di
lapangan.

D. Pelaksanaan
Untuk pasangan di atas pelat beton lantai, pelat beton diberi lapisan beton
tumbuk (Screed) setebal minimal 3 cm atau lebih dengan memperhatikan
kemiringan lantai.
Pelaksanaan sub lantai dari beton tumbuk ini dilakukan sampai permukaan
benar-benar rata dengan memperhatikan kemiringan lantai.
Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat
kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya
tambahan.

2.5. GRANIT TILE DAN KERAMIK TILE


2.5.1. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi penyediaan bahan-bahan lantai, peralatan pembantu,
persiapan pembersihan lantai untuk dibangun dan memasang lantai
granit sesuai gambar rencana kerja, gambar kerja dan perintah-
perintah pengawas lapangan.
b. Plesteran kasar untuk dasar pemasangan lantai, pemasangan batu
alam baik pada lantai.
2.5.2. Bahan / Material
a. Lantai menggunakan lantai Granit Tile 60 x 60 cm merk Roman
dipasang pada semua lantai ruangan, yang berkualitas baik dengan
permukaan rata tidak cacat. Step nozing tangga dipasang dengan
bahan yang sama pada tiap– tiap anak tangga. Ukuran sesuai gambar
rencana.
b. Untuk daerah basah menggunakan spesi perekat campuran 1PC : 2 Ps
c. Grout pengisi Nat Keramik menggunakan semen warna
d. Semua bahan material dan material pengisi, baik pewarna semen dan
lain-lain disesuaikan dengan bahan yang dipasang dan atas
persetujuan Konsultan Pengawas.
e. Semua bahan dan material memenuhi standart – PUBI (Peraturan
Umum Bahan Indonesia) 1982 ( NI-3).
f. Detail spesifikasi penutup lantai sebagai berikut:
Persyaratan Bahan :
Granit Tile 60x60 cm
- Type : Unpolish /Polish
- Ukuran: 60 x 460 cm; sesuai gambar rencana
- Warna : ditentukan Owner
- Produksi : Roman
Persyaratan
a. Contoh – Contoh Dan Sertifikat Dan Brosur-Brosur :
1) Sebelum pelaksanaan pekerjaan atau pemesanan barang,
kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh barang material
yang akan digunakan untuk mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas, Perencana dan User (Tim Teknis).
2) Contoh-contoh diatas harus disetujui oleh Direksi/Pengawas
lapangan jika dikehendaki oleh Pengawas lapangan untuk
mengadakan test laboratorium, kontraktor diharuskan untuk
melaksanakannya dan seluruh biaya menjadi tanggung jawab
kontraktor.
3) Material yang ditolak harus diganti tanpa biaya ekstra.Pemilihan
warna, bentuk dan merk akan dilakukan oleh Direksi / pengawas
lapangan selambat-lambatnya 7 hari kalender setelah contoh
brosur.
b. Peralatan Dan Kekuatan Pekerjaan.
1) Pemasangan lantai keramik atau porselen harus dilaksanakan
oleh tenaga ahli yang benar-benar berpengalaman, untuk
pekerjaan tersebut diatas harus dilengkapi dengan surat-surat
rekomendasi.
2) Kontraktor diharuskan untuk mengadakan peralatan-peralatan
dan elemen-elemen pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan
untuk mendapatkan mutu yang baik.

c. Persiapan – Persiapan
Sebelum pekerjaan finishing lantai dilaksanakan, kontraktor harus
melakukan hal-hal yang utama sebagai berikut :
1) Kontraktor melakukan pemeriksaan berkaitan dengan pekerjaan
lantai sesuai dengan rencana gambar/perintah-perintah dari
pengawas lapangan
2) Pembuatan lapisan kedap air harus diselesaikan untuk semua
permukaan lantai (toilet, pada lantai pertama, lantai atas
berikutnya).
3) Pekerjaan finishing lantai tidak diperkenankan dilaksanakan
sebelum seluruh plafond dan dinding diselesaikan.
4) Tenaga dan bahan-bahan untuk pekerjaan tersebut harus
disetujui oleh pengawas lapangan sebelum pelaksanaan dan
sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor diminta melihat
gambar kerja.
5) Kontraktor harus memeriksa semua pekerjaan yang akan
dilaksanakan seperti:
i. Pemasangan instalasi dalam dinding seperti pipa-pipa, stop
kontak dan lain-lain.
ii. Dinding kedap air jika diperlukan.
iii. Dan lain-lain yang dirasa perlu.
6) Peil lantai yang ditentukan harus diperiksa secara tepat dan
andaikata ada masalah-masalah yang timbul, pengawas lapangan
harus diberikan laporan secepatnya.
7) Permukaan lantai untuk pemasangan bahan lantai harus bersih
dari kotoran dan sejenisnya.
8) Granit yang akan dipasang harus direndam dalam air hingga
jenuh
9) Selama pelaksanaan, garis hubungan antar tegel harus lurus pada
kedua arah dan saling horisontal (merata) satu dan lainnya.
10) Permukaan plat beton harus betul-betul rata dan diperiksa
dengan waterpass.
11) Perataan muka plat beton menggunakan rabat beton/ beton
tumbuk
12) Bahan-bahan lantai yang cacat tidak boleh dipasang.
d. Persiapan – Persiapan
1) Adukan pasangan/pengikat menggunakan bahan perekat
menggunakan adukan semen pasir, dengan ketebalan rata campuran
adalah 15 mm.
2) Pemasangan Granit harus sempurna, tidak rusak/ kotor.
3) Pemotongan Granit harus dilakukan dengan alat pemotong khusus
(sesuai dengan instruksi pabrik yang bersangkutan).
4) Nat pengisi harus sesuai petunjuk produk yang digunakan. Setiap
hubungan harus membentuk sudut siku-siku dan harus dipotong
sama. Setiap hubungan granit harus diisi dengan material pengisi
(grouting) warna biasanya sama dengan granit tile, sebelum
pengisian nat harus bersih dan granit tile harus mencapai kondisi
kering (minimal 7 x 24 jam ).
5) Pinggiran granit, keramik harus dilaksanakan dengan peralatan
pengarah untuk mendapatkan hasil yang rapi, siku-siku dan
finishing yang sempurna atau bahan yang sudah ada pada
ketentuan pabrik.
6) Pada saat pemasangan granit harus bersih dari semua noda.
Untuk mendapatkan permukaan yang bersih dan tidak rusak.
e. Pemeliharaan
1) Perbaikan
 Kontraktor diharuskan untuk memperbaiki pekerjaan granit
yang rusak.
 Kerusakan yang tidak disebabkan oleh pemilik, kontraktor
diharuskan untuk memperbaiki kerusakansampai diterima oleh
pengawsa lapangan.Biaya-biaya yang ditimbulkan karena
perbaikan ditanggung oleh kontraktor.
2) Keamanan
Kontraktor diharuskan untuk melindungi pekerjaan dari
kerusakan dalam waktu 7 x 24 jam setelah finishing dinding
granit. Permukaan harus dijaga dari pengaruh pekerjaan lain dan
permukaan harus dilindungi dari kerusakan.
3) Pembersihan
 Secara prinsip, permukaan ubin dibersihkan dengan air,
menggunakan sikat, kain lap, dan sebagainya. Tetapi jika area-
area yang tidak dibersihkan dengan air, pembersihan memakai
campuran air dengan hydrochloric acid (HCL), perbandingan30
: 1. Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi semua
bagian yang memungkinkan akan berkarat atau rusak oleh
asam.
 Setelah dibersihkan dengan asam ini, bersihkan area ini
dengan air biasa, sehingga tidak ada campuran asam yang
tersisa.

f. Syarat Penyerahan
1) Kontraktor harus memenuhi semua kondisi dan syarat-syarat
kualitas dan pelaksanaan sesuai dengan perintah maupun
persetujuan dari pengawas lapangan/ Konsultan Pengawas.
2) Pelaksanaan harus rata untuk semua permukaan lantai dan
dinding tidak berubah warnanya serupa dan bebas dari
kerusakan-kerusakan dari noda.

Kontraktor diharuskan untuk menyerahkan granit sebanyak 0,1 % dan


seluruh pekerjaan kepada pemilik, dengan serah terima material.

2.6. PEKERJAAN LANTAI KAMAR MANDI


A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang
bermutu baik.
2. Pemasangan lantai keramik ini dipasang pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

B. Persyaratan Bahan :
1. Jenis
a. keramic tile.
b. Ukuran: 20 x 20 cm; kecuali dimensi berbeda sesuai detil gambar
rencana
c. Keramik untuk lantai yang digunakan adalah produk Roman.
2. Ketebalan Minimum 12 mm atau sesuai gambar
3. Daya Serap : 1%
4. Kekerasan : Minimum 6 skala Mohs.
5. Kekuatan Tekan : Minimum 900 kb per cm2
6. Daya Tahan Lengkung : Minimum 350 kg/cm2
7. Mutu : Tingkat 1 (satu), Extruded Single Firing, tahan
asam dan basa.
8. Chemical Resistance : Konsisten terhadap PVBB 1970 (NI-3) pasal 33
D ayat 17 - 23
9. Warna : Akan ditentukan kemudian(By OWNER)

C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop
drawing mengenai pola keramik.
2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat
dan bernoda.
3. Alas dari lantai keramik adalah lantai beton tumbuk dengan ketebalan
minimal 3 cm atau lebih sesuai dengan gambar termasuk syarat
kemiringan.
4. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak
mengandung asam alkali) sampai jenuh.
5. Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan
yang benar-benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan
kemiringan di daerah basah dan teras/balkon.
6. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar),
harus sama lebarnya, maksimum 2 mm, yang membentuk garis-garis
sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar
yang berpotongan harus membentuk sudut siku yang saling berpotongan
tegak lurus sesamanya.
7. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong
keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik.
8. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama
3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan
lain.
9. Keramik plint terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan
siar-siarnya bertemu siku dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar
yang sama pula.
10. Lantai yang akan dipasangi terlebih dahulu harus dipadatkan, agar
pasangan tidak turun/retak sewaktu menerima beban diatasnya.
11. Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan dari
debu, cat dan kotoran lainnya, kemudian dikasarkan agar adukan
perekat melekat lebih sempurna.
12. Sewaktu keramik dipasang, permukaan keramik bagian belakang harus
terisi padat dengan bahan perekat.
13. Pola pemasangan keramik disesuaikan dengan gambar, demikian juga
pengambilan as pemasangan.
14. Naad atau siar keramik diisi dengan semen warna. Warna perekat naad
ini disesuaikan dengan warna keramik.
15. Pengisian/Pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah
keramik dipasang.
16. Sewaktu pengisian naad ini, keramik harus sudah benar-benar melekat
dengan kuat pada lantai. Sebelum diisi, celah-celah naad ini harus
dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan kotoran lain.
17. Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak terkena
adukan / air semen.
18. Kotoran mortar dan lain-lain yang menempel dipermukaan keramik
pada waktu pengecoran naad, harus segera dibersihkan sebelum
mengering/mengeras.
19. Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus
dilap/disapu hingga bersih.
20. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi, baik, tidak
miring, tidak bergelombang dan terpasang dengan kuat.
21. Bila masih diperlukan, karamik harus dibersihkan dengan lap basah atau
bahan-bahan pembersih lunak yang ada di pasaran.
22. Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan
sikat baja atau bahan pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis
kotorannya.
23. Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan, maka
pada beberapa bagian harus disediakan alur-alur expansion (expansion
joint).Alur-alur expansion ini harus diisi dengan bahan yang
elastis/sealant dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Termasuk pada bagian lantai terdilatasi struktur.
24. Tidak ada toleransi kecacatan atas ceramic tile terpasang.

D. Pengendalian Pekerjaan
1. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-
peraturan ASTM, peraturan keramik Indonesia SNI.SO4-1989-F, SNI.SO6-
1989-F dan SNI.SO5-1989-F.
2. Semen Portland harus memenuhi SNI.SO4-1989-F, pasir dan air harus
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI.SO4-1989-F dan
SNI.T15-1991-03 dan ASTM.
3. Bahan-bahan yang digunakan sebelum didatangkan terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya kepadamendapatkan persetujuan
dari Konsultan Pengawas, Perencana dan User (Tim Teknis).
4. Persetujuan Material harus mendapatkan persetujuan secara tertulis
dari Konsultan Pengawas, Perencana dan User (Tim Teknis).

PASAL 3
PEKERJAAN PELAPIS DINDING

2.7. UMUM
A. Persyaratan
1. Pekerjaan pelapis dinding baru boleh dilaksanakan setelah seluruh
pekerjaan plesteran dinding selesai dikerjakan dan mencapai waktu
seperti yang disyaratkan. Apabila dipandang perlu dapat ditentukan lain
dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
2. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan mengadakan
pengecekkan terhadap peil lantai dan kemiringannya.
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya,
namun sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu
kepada Pemberi Tugas untuk menentukan warna yang akan dipakai.
B. Pelaksanaan :
1. Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan User (Tim
Teknis).
2. Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan pelapis
dinding yang dipakai.
3. Pemasangan bahan pelapis dinding dilakukan oleh tenaga ahli.

2.8. PEKERJAAN DINDING KAMAR MANDI


A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya
pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
2. Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
B. Persyaratan Bahan
1. Bahan PelapisDinding :
a. Jenis : Keramik Tile
b. Finishing Permukaan :
c. Produksi : Roman
d. Ketebalan : Minimum 1,2 cm
e. Warna/Texture : Ditentukan kemudian( BY OWNER )
f. Ukuran : 20 x 25cm
2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-
peraturan ASTM, SNI.SO5 - 1989 - F dan SNI.SO6 - 1989 - F.
3. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
4. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan
teknis-operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Konsultan Pengawas.
5. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian
ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui
Konsultan Pengawas.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Dinding-dinding bata, beton dan kolom-kolom beton dibersihkan dari
kotoran-kotoran dan sisa-sisa semen yang menempel, kemudian
permukaannya diplester halus dengan persyaratan plesteran pada
RKS Arsitektur 3.2, menurut arah permukaan yang tertera dalam
gambar hingga rata dan tidak bergelombang.
2. Kemudian permukaan plesteran tersebut dikasarkan (dengan
menggaruk menyilang) agar lapisan yang akan dipasang terikat kuat.
3. Keramik tile dipasang dengan menggunakan bahan perekat setebal
minimal 1 cm. Dengan lebar naad sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik (kurang dari 2 mm). Naad ini diisi dengan grouting hingga
mencapai permukaan yang rata dan saling tegak lurus.Kemudian
dibersihkan dengan rapi.
4. Permukaan dinding keramik rata dengan permukaan dinding
5. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
warna, motif tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau
cacat lainnya.
6. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk
itu, sesuai petunjuk pabrik.
7. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam
air sampai jenuh.
8. Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua
peralatan yang akan terpasang / yang tertera di dalam gambar.
9. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar.
10. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran
harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan
Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
11. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus
benar-benar lurus.Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda
ketinggian peil lantainya harus merupakan satu garis lurus.
12. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar
maksimal 2 mm setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis
tegak lurus. Siar-siar keramik diisi dengan bahan pengisi siar
sehingga membentuk rata permukaan seperti yang disebutkan dalam
persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.
13. Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan
grouting.

PASAL 4
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)

2.9. UMUM
A. Persyaratan
1. Pemasangan langit-langit baru boleh dilaksanakan setelah semua peralatan
yang terdapat di dalam langit-langit (kabel-kabel, pipa-pipa, ducting-
ducting, alat penggantung dan penguat langit-langit) siap dan selesai
dikerjakan.
2. Keseluruhan pekerjaan langit-langit harus dilakukan secara rata dan rapi.
Pada pertemuan dengan dinding harus terselenggara rapat tanpa celah
tanpa penutup cornice.
3. Sebelum pelaksanaanmaterial on site, Kontraktor harus mengajukan
contoh/sample untuk disetujui oleh Konsultan Perencana,Pemberi Tugas
dan Konsultan Pengawas dan User (Tim Teknis).
4. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun
sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada
Pemberi Tugas untuk menentukan warna yang akan dipakai.
5. Dalam kaitannya dengan jenis elemen lain yang terdapat dalam rencana
langit-langit haruslah mengacu pada gambar mekanikal-elektrikal,
sedangkan gambar arsitektur hanya memuat tata letaknya saja.
6. Bahan yang telah dipilih dipresentasikan dihadapan Konsultan Pengawas,
Perencana dan User (Tim Teknis)
B. Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan, Kontraktor harus memberikan contoh/sample bahan
penutup langit-langit dan harus mendapat persetujuan Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas dan User (Tim Teknis).
2. Penggantung langit-langit harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh
bidang langit-langit yang rata, datar dan tidak melengkung, sedang bagian
bawah dari rangka penggantung kawat galvanis.
3. Pemasangan langit-langit harus rata.naad-naad yang pecah pada waktu
pemasangan harus diganti.
4. Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi
terhadap :
a. Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang
harus disangga oleh rangka langit-langit.
b. Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksaan (man-hole).
c. Kemungkinan dibuatnya lubang armatur lampu, pendant alat medik, dan
atau penggantung televisi
d. Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurna alat-alat penggantung,
sehingga langit-langit menjadi bergelombang karenanya.
e. Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada
langit-langit di luar bangunan.

2.10. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT GYPSUMBOARD


A. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan, peralatan serta pemasangan
langit-langit gypsum board dengan rangka metal furing, di ruang yang
berhubungan dengan elektrikal dan mekanikal, dan pekerjaan lain yang sesuai
dengan detail yang dinyatakan dalam gambar dan atas petunjuk Konsultan
Pengawas.

B. Pengendalian Pekerjaan
Pemasangan langit-langit harus sesuai dengan syarat-syarat di dalam:
1. NI - 5 - 1961
2. NI - 0458 – 1961

C. Bahan-bahan
1. Plafond GypsumBoard
Papan Gypsum yang dipakai adalah merk Jayaboard.Finishing Compound
Cat juga harus memiliki daya tahan terhadap bahaya kebakaran minimal 60
menit.
Bahan Gypsumboard
a. Jenis : Gypsum Board
b. Finishing Permukaan : Compound Cat
c. Produksi : Jaya Board
d. Ketebalan : Minimum 9mm
e. Ukuran : 120 x 240
2. Rangka Plafond
Rangka langit-langit Menggunakan Rangka hollow galvanis 1x38.38.2 mm,
modul 60 x 60 cm
3. Baja Penggantung
Dipakai baja atau gesper metal penggantung yang dapat distel agar seluruh
sistem langit-langit dapat tetap rata permukaannya, setelah sistem-sistem
lainnya ikut terpasang (mekanikal, elektrikal) dan sebagainya.

4. Contoh-contoh
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan contoh
bahan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, Perencana
dan User (Tim Teknis).
b. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai
pedoman/standard bagi Konsultan Pengawas untuk menerima /
memeriksa bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.

D. Pelaksanaan
1. Pekerjaan rangka langit-langit Gypsum Water Resist
a. Rangka langit-langit gypsum menggunakan metal furing dengan bentuk,
ukuran dan pola pemasangan sesuai dengan gambar.
b. Batang-batang profil untuk rangka langit-langit yang dipasang adalah
main runner, connector,wireclip,Z-section, T-section, spine,
perimetertrim, wal spring suspension/kawat seng BWG 14 dan sebagainya
yang telah diseleksi dengan baik, lurus, rata, tidak ada bagian yang
bengkok atau melengkung, atau cacat-cacat lainnya, dan tidak disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
c. Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada pelat beton dan atau
atap dengan menggunakan penggantung dari logam galvanized
suspension/kawat seng BWG 14 yang dapat diatur ketinggiannya dan
dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat melekat dengan
baik dan kuat pada pelat beton dan tidak dapat berubah-ubah bentuk
lagi.
d. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka
harus rata, lurus dan waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang dan
batang-batang rangka harus saling tegak lurus.

2. Pekerjaan langit-langit Gypsum Board


a. Pemasangan dimulai dengan menentukan ketingian plafon yang
diinginkan.
b. Dilanjutkan dengan memasang Wall Angle di sekeliling dinding ruangan.
c. Setelah itu kita membuat pola atau modul terlebih dahulu dari benang,
dengan mengambil jarak dari as ruangan, sehinga jarak buangan atau
samping sama panjang atau lebaruntuk memudahkan pekerjaan.
Sehingga pola menjadi presisi dan jarak sisi kanan dan kiri sama.
d. Langkah berikutnya adalah menggantung dan menarik hanger dari rangka
kuda-kuda atau langit-langit.(Hanger ini berfungsi sebagai penggantung
rangka utama),berupa batang Main Runner.
e. Main Runner dipasang setiap jarak 120 cm. Pemasangan di mulai dari As
ruangan.
f. Kemudian Cross (tee) runner dipasang kebatang Main runner yang sudah
siap, secara menyilang setiap 60 cm.
g. Jarak pemasangan main tee maksimal sejauh 60 cm antara satu dengan
yang lain
h. Setelah semua system dipasang dengan baik, kemudian pastikan semua
komponen Mekanikal dan Elektrikal sudah terpasang dengan baik
i. Setelah pekerjaan diatas selesai, baru dikerjakan proses pemasangan
Ceiling panel
j. Pada tempat tertentu harus dibuat manhole/access panel pada langit-
langit yang dapat dibuka, tanpa merusak gypsum board sekelilingnya,
untuk keperluan pemeriksaan/pemeliharaan instalasi Mekanikal-
Elektrikal.

PASAL 5
PEKERJAAN PENGECATAN DAN PELAPISAN

2.11. UMUM
A. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan cat (kecuali ditentukan lain) dan
peralatan untuk melaksanakan pekerjaan ini termasuk alat-alat bantunya dan
alat angkutnya (bila diperlukan), ke tempat pekerjaan seperti yang tercantum
dalam gambar, uraian dan syarat teknis ini dan perjanjian kerja.
Pekerjaan ini Harus menggunakan aplikator resmi dari produk Cat yang
dipakai.

B. Bahan-bahan
1. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau sesuai
dengan spesifikasi dari pabrik cat yang bersangkutan.
2. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut mengenai
hal-hal menunjukkan kemurnian cat yang digunakan, antara lain :
a. Segel kaleng
b. Test laboratorium
c. Hasil akhir pengecatan
Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari
produsen untuk diketahui Konsultan Pengawas. Biaya test tersebut menjadi
tanggungan Kontraktor.
3. Sebelum memulai pengecatan, Kontraktor wajib menyerahkan 1 contoh
bahan yang masih dalam kaleng, 3 contoh bahan yang telah dicatkan pada
permukaan plywood ukuran 40 x 40 cm, brosur lengkap dan jaminan dari
pabrik kepada Konsultan Pengawas, Perencana dan User (Tim Teknis).
4. Sebelum memulai pengecatan, Kontraktor wajib menyerahkan kelayakan
kondisi dinding menyangkut tingkat kekeringan, kelembaban, asam, basa
dan kerataan termasuk tanpa cracked. Kelayakan dikeluarkan oleh penyedia
produk cat.
5. Bahan yang telah dipilih dipresentasikan kepada Konsultan Pengawas,
Perencana dan User (Tim Teknis)
6. Bahan yang akan digunakan harus mendapatkan persetujuan secara tertulis
dari Konsultan Pengawas, Perencana dan User (Tim Teknis).
7. Kontraktor harus menunjukkan mock up bahan yang akan digunakan kepada
Konsultan Pengawas, Perencana dan User (Tim Teknis).

C. Pelaksanaan
1. Umum
a. Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada Konsultan
Pengawas beserta ketentuan/persyaratan jaminan pabrik untuk
mendapatkan persetujuannya.Bahan yang tidak disetujui harus diganti
tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, bahan pengganti
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang
diajukan Kontraktor.
c. Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan dilakukan dalam keadaan
cuaca lembab dan hujan atau keadaan angin berdebu, yang akan
mengurangi kualitas pengecatan dalam keadaan terlindung dari basah
dan lembab ataupun debu.
d. Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar sudah dipersiapkan
untuk pengecatan, sesuai persyaratan pabrik cat dan bahan yang
bersangkutan. Permukaan yang akan dicat harus benar-benar kering,
bersih dari debu, lemak / minyak dan noda-noda yang melekat.
e. Setiap pengecatan yang akan dimulai pada suatu bidang, harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Sebelum memulai pengecatan,
Kontraktor wajib melakukan percobaan untuk disetujui Konsultan
Pengawas.
f. Kontraktor tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan di suatu
tempat bila ada kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan
tersebut diselesaikan.
g. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan lain-lainnya,
maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Konsultan
Pengawas.
h. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas beban biaya
Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi
Tugas.

2. Teknis
a. Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang umum dilakukan kecuali
spesifikasi lain. Jadi urutan pengecatan, penggunaan lapisan-lapisan
dasar dan tebal lapisan penutup minimal sama dengan persyaratan
pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau
ada bekas-bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan atau semprotan
dan roller.
b. Sapukan semua dasar dengan cat dasar memakai kuas.Penyemprotan
hanya diijinkan dilakukan bila disetujui Konsultan Pengawas.
c. Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir yang
kurang menutupi, atau lepas.Pengulangan pengecatan dilakukan
sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas, serta harus
mengikuti petunjuk dan spesifikasi yang dikeluarkan pabrik yang
bersangkutan.
d. Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan. Pekerjaan
termasuk penggunaan ongkos, pencucian dengan air, maupun
pembersihan dengan kain kering.
e. Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan
menggangu pekerjaan finishing lain, atau pekerjaan lain yang sudah
terpasang. Pekerjaan yang tidak sempurna diulang dan diperbaiki atas
tanggungan Kontraktor.

D. Pengujian Mutu Pekerjaan


1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib melakukan percobaan
atas semua pekerjaan yang akan dilaksanakan atas biaya sendiri.
Pengecatan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulangi/diganti,
atas biaya Kontraktor.
2. Pada waktu penyerahan, pihak pabrik dengan Kontraktor harus memberi
jaminan selama minimal 2 tahun atas semua pekerjaan pengecatan,
terhadap kemungkinan cacat karena cuaca warna dan kerusakan cat
lainnya.
3. Konsultan Pengawas wajib menguji semua hasil berdasarkan syarat-syarat
yang telah diberikan baik oleh pabrik maupun atas petunjuk Konsultan
Pengawas. Peralatan untuk pengujian disediakan oleh Kontraktor.
4. Konsultan Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila dianggap
perlu.
5. Dalam hal pengujian yang telah dilakukan dengan baik atau kurang
memuaskan, maka biaya pengujian/pengulangan pengujian merupakan
tanggung jawab Kontraktor.

E. Pengamanan Pekerjaan
1. Daerah-daerah yang sedang dicat agar ditutup dari pekerjaan-pekerjaan
lain, maupun kegiatan lain dan juga daerah tersebut terlindung dari debu
dan kotoran lainnya sampai cat tersebut kering.
2. Lindungi pekerjaan ini dan juga pekerjaan atau bahan lain yang dekat
dengan pekerjaan ini seperti fitting-fitting, kusen-kusen dan sebagainya
dengan cara menutup/melindungi bagian tersebut selama pekerjaan
pengecatan berlangsung.Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki atau
mengganti bahan yang rusak akibat pekerjaan pengecatan tersebut.

2.12. PENGECATAN LANGIT-LANGIT DAN DINDING BETON EKSPOSE


A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengecatan seluruh permukaan langit-langit dan
dinding beton ekspose sesuai dengan gambar atau petunjuk Konsultan
Pengawas.

B. Bahan-bahan
1. Cat Weathershield untuk eksterior dan Cat Acrylic Emulsion untuk interior
merk Mowilex dengan spesifikasi :

Cat Weathershield untuk eksterior :


Type : Pure Acrylic Emulsion
Color : 50 colors to choose
Specific Gravity : ± 1,40 gr/cc (depend on color)
Solid by Volume : ± 38 %
Material : ± 12,7 m² /ltr (30 microns dry film thickness)
Consumption
Application Tools : Brush, roll, air spray, airless spray
Diluent : Clean water ± 10%
Drying Time : 60 minutes (30°C)
Recoating : Minimum 2 hours (30°C)
Interval

Cat Emulsion untuk interior


Type : Acrylic Emulsion
Color : 24 standard color (as shown in the color card)
Specific Gravity : 1,50
Solid by Volume : 37%
Theoritical : 8,2 m²/kg (1 layer)
coverage
Recommended : 2 layers, 60 microns (2 x 30 microns)
dry film thickness
Application : brush, roll, airspray or airless spray
methods
Diluent : clean water
Drying Time : depend on temperature and humadity surface dry:
60 minutes (30°C)
Recoating : Minimum 2 hours (30°C)
Interval

2. Alkali Resisting Primer menggunakan merk yang sama yang sudah disetujui
Konsultan Pengawas.

C. Pelaksanaan
1. Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan langit-langit harus
diperhatikan mengenai:
 Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah dilakukan, berdasarkan
peil-peil yang ditentukan.
 Permukaan langit-langit harus datar dan sempurna sesuai dengan pola
yang telah ditentukan.
 Pada permukaan langit-langit tidak terjadi lubang-lubang atau cacat lain.
2. Pada permukaan langit-langit yang sudah siap untuk dicat, terlebih dahulu
harus diplamur dengan bahan plamur yang sudah disetujui Konsultan
Pengawas.
3. Plamuran dilakukan bilamana permukaan sudah sempurna, tidak terdapat
retak-retak dan dilakukan setelah ada persetujuan Konsultan Pengawas.
4. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan alat kuas atau roller, dimana
penggunaan alat-alat tersebut disesuaikan dengan keadaan lokasinya.
5. Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan terjadinya
sentuhan-sentuhan selama 1,5 sampai 1 jam.
6. Pengecatan akhir harus dilakukan secara ulang paling sedikit selama 2
(dua) jam kemudian.
2.13. PENGECATAN DINDING
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengecatan dinding bangunan seperti yang dinyatakan
dalam gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas, antara lain:
1. Pengecatan seluruh dinding bangunan bagian luar seperti dalam gambar dan
petunjuk Konsultan Pengawas.
2. Seluruh pekerjaan ini harus mengacu pada ketentuan dalam SNI.T11-1990-
F.
3. Pengecatan dinding bangunan bagian dalam seperti yang dinyatakan dalam
gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.
B. Bahan-bahan
1. Untuk dinding bangunan eksterior :
a. Cat dasar Alkali Resisting Primer merk Mowilex
b. Acrylic Wall Filler merk Mowilex
c. Cat Acrylic Emulsion Wheatershield Premium Class merk Mowilex dengan
spesifikasi :
Type : Pure Acrylic Emulsion
Color : 50 colors to choose
Specific Gravity : ± 1,40 gr/cc (depend on color)
Solid by Volume : ± 38 %
Material Consumption : ± 12,7 m² /ltr (30 microns dry film thickness)
Application Tools : Brush, roll, air spray, airless spray
Diluent : Clean water ± 10%
Drying Time : 60 minutes (30°C)
Recoating Interval : Minimum 2 hours (30°C)

2. Untuk dinding bangunan interior:


a. Plamur/ ALKALI merk Mowilex
b. Cat Acrylic Emulsion Interior premiumclass merk Mowilex dengan
spesifikasi :
Type : Acrylic Emulsion
Color : 24 standard color (as shown in the color card)
Specific Gravity : 1,50
Solid by Volume : 37%
Theoritical coverage : 8,2 m²/kg (1 layer)

Recommended dry : 2 layers, 60 microns (2 x 30 microns)


film thickness
Application methods : brush, roll, airspray or airless spray
Diluent : Clean water
Thinning ratio : ± 10%
Drying Time : Depend on temperature and humadity
surfacedry: 60 minutes (30°C)
Recoating Interval : Minimum 2 hours (30°C)

C. Pelaksanaan
1. Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan dinding tersebut, maka
harus diperhatikan permukaan plesterannya dari:
a. Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah dilakukan, berdasarkan
peil-peil yang ditentukan.
b. Permukaan plesteran harus datar dan sempurna sesuai dengan pola yang
telah ditentukan.
c. Permukaan plesteran telah diberi lapisan aci dengan hasil yang rata dan
halus.
d. Permukaan acian telah berumur 14 hari atau sesuai dengan ketentuan
pabrik.
e. Permukaan acian tidak lembab yang ditunjukkan oleh alat ukur khusus
yang sesuai dengan ketentuan pabrik.
f. Seluruh bidang pengecatan sudah bersih dari segala noda-noda atau
kotoran / debu.
2. Bila pengecatan dilakukan di atas permukaan dinding tidak diplester, maka
Kontraktor harus memeriksa apakah permukaan dinding sudah bersih dari
noda, seperti yang disyaratkan.
3. Setelah permukaan dinding siap untuk dicat, dilakukan pengecatan dengan
lapisan-lapisan sebagai berikut:
a. Untuk dinding bangunan bagian luar:
 1 Lapis Cat dasar Alkali Resisting Primer
 1 lapis Acrylic Wall Filler
 2 lapis Cat Acrylic Emulsion
b. Untuk dinding bangunan bagian dalam :
 1 lapis Plamur
 2 lapis Cat Emulsion Wheatershield
4. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan alat kuas atau roller, dimana
penggunaan alat-alat tersebut disesuaikan dengan keadaan lokasinya
dengan mutu yang baik.
5. Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan terjadinya
sentuhan-sentuhan selama 1,5 sampai 1 jam. Pengecatan akhir harus
dilakukan secara ulang paling sedikit selama 2 (dua) jam kemudian.

2.14. PEKERJAAN CAT DUCO


A. Lingkup Pekerjaan
Uraian ini mencakup persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan pengecatan
pada permukaan logam/besi.
1. Ketentuan
a. Warna cat
Warna cat akan ditentukan oleh konsultan perencana berdasarkan contoh
dan katalog yang diajukan oleh pelaksana pekerjaan atau sesuai standar
yang dimiliki oleh bagian Logistik/Pemberi tugas. Cat yang dipergunakan
harus ramah lingkungan dan tidak mengandung bahan-bahan berbahaya
bagi manusia.

b. Peralatan
 Untuk pelaksanaan pekerjaan pengecatan ini,pelaksana pekerjaan
harus menggunakan peralatan dan peraturan pelaksanaan menurut
ketentuan atau rekomendasi yang dikeluarkan oleh pabriknya.
 Pengecatan harus menggunakan alat semprot yang dilengkapi dengan
kompresor
 Tatacara pengecatan harus ramah lingkungan dan tidak boleh
membahayakan manusia.

2. Penyerahan
Sebelum mulai pelaksanaan, pelaksana pekerjan harus menyerahkan:
a. Contoh dan katalog, data teknis dari bahan cat dan bahan-bahan lain
yang diperlukan guna pelaksanaan pekerjaan antaralain contoh bahan-
bahan secara lengkap, kartu warna, aturan, prosedur, peralatan yang
harus dipakai serta data teknis yang berisi keterangan sifat dan
ketahanan bahan cat serta jaminan ramah lingkungan dan ramah manusia
b. Contoh pelaksanaan pekerjaan pengecatan dalam komposisi
lengkap.Keseluruhan ini diperlukan guna pemeriksaan dan persetujuan
pelaksanaannya.
c. Surat garansi kualitas cat dan kualitas hasil pengecatan.

B. Bahan-bahan
1. Bahan/jenis cat
Bahan cat duco yang dipakai adalah dari produk Nippon Paint, Dana Paint
atau Propan Paint dengan warna yang akan ditentukan kemudian oleh
konsultan perencana. Pemakaian jenis cat disesuaikan dengan ketentuan
yang tercantum dimasing-masing gambar rencana. Cat tidak boleh
mengandung bahan yang membahayakan manusia/lingkungan.
2. Bahan dempul
Bahan dempul yang dipakai adalah jenis Polyester lengkap dengan bahan
campuran untuk pengenceran dari merk Sampolac atau merk lain yang
disetujui. Dempul tidak boleh mengandung bahan beracun/berbahaya
seperti timah, air raksa, dan sebagainya.
3. Peralatan kerja
Peralatan yang dipakai harus sesuai dengan teknis pelaksanaan pekerjaan
serta yang direkomendasikan oleh pabriknya.

C. Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Semua bahan, peralatan dan penunjukan pemakaian/pelaksanaan yang
dikeluarkan dan pabriknya harus dipersiapkan sebelum pelaksanaan
dimulai.
b. Semua bidang permukaan yang akan dilapis cat harus dalam keadaan
bersih, kering serta rata dan datar.
2. Pelaksanaan pengecatan
a. Komponen dari logam/besi yang akan dicat duco harus sudah
dibentuk/dikerjakan permukaannya menurut ukuran, bentuk seperti
tertera didalam gambar rencana
b. Semua permukaan bidang yang akan dilapisi cat harus dalam keadaan
halus,bersih, kering serta rata atau datar
c. Permukaan besi yang tidak datar harus didempul terlebih dahuludengan
menggunakan bahan dempul yang telah ditentukan dan dengan tatacara
menurut petunjuk dari pabriknya.
d. Pelaksanaan pengecatan harus sesuai dengan aturan yang dikeluarkan
dari pabriknya, baikmengenai aturan pakai, tahapan maupun kondisi
permukaan bidang pengecatannya.
e. Prinsip dasar tahapan pengecatan pada permukaan logam/besi yang
menggunakan cat adalah sebagai berikut:
 Bersihkan debu, minyak, gemuk dan kotoran lainnya
 Untuk baja galvanise, amplas dengan kertas amplas ukuran 360
sebelum diprimer
 Oleskan 1 (satu) lapis Metal Primer Chromate
 Setelah primer kering (kurang lebih 6 jam), bersihkan dari debu dan
kotoran lainnya, kemudian dimulal dengan cat dasar
 Setelah cat dasar kering (kurang lebih 6 jam), teruskan dengan cat
akhir
 Dicat akhir minimal 3 lapisan tebal lapisan cat minimal 3 mikron
 Hasil pengecatan harus rata dan halus serta kuat dan tahan terhadap
pengaruh cuaca atau keadaan sekelilingnya
 Hasil terakhir pengerjaan coating anti gores, dilakukan seperti
disyaratkan pada fabrikannya dan dikerjakan ditempat tertentu saja
yang dijelaskan dalam dokumen spesifikasi ataupun gambar.
PASAL 6
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

2.15. PEKERJAAN KUSEN UPVC


A. Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen bovenlicht
seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar perencanaan.

B. Persyaratan Bahan
1. Kusen UPVC yang digunakan
a. Bahan
Dari bahan Polivinil Chloride diperkuat dengan besi (steel
reinforcement), sehingga lebih kokoh produksi CONCH UPVC / M3SS
UPVC
Bentuk Profil Sesuai shop drawing yang disetujuiKonsultan Pengawas.
b. Ukuran Profil
Ukuran 3” x 1 ½ “ tebal 1.35mm digunakan untuk semua kusen
c. Nilai Deformasi
Diijinkan maksimal 2 mm

d. Jaminan
Harus diberikan jaminan tertulis dari tipe campuran dan ketebalan.
Kontraktor harus dapat memperlihatkan bukti-bukti keaslian
barang/bahan dengan “Certificate of Origin” dari pabrik yang disetujui
Konsultan Pengawas.

2. Kadar Campuran :
uPVC atau Unplasticized Poly Vinyl Chloride memiliki komposisi material
85% PVC dan 15% adalah stabilizers + Modifier + filler + color pigments +
titanium di Oxide, yang akan membuat komposisi uPVC menjadi kokoh dan
tahan terhadap perubahan cuaca. jadi, prosesnya adalah Poly Vinyl
Chloride diperkuat dengan proses yang dinamakan Unplastized, sehingga
hasil akhirnya menjadi bahan yang lebih kuat/rigid daripada PVC.
3. Sealant
Sealant untuk kaca pada rangka aluminium harus menggunakan bahan
sejenis silicon sealant yaitu “Silicon Glazing Sealant” produksi DOW
CORNING atau bahan lain yang di setujui.
4. Contoh-contoh
a. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas, Perencana
dan User (Tim Teknis) contoh potongan kusen UPVC, beserta brosur
lengkap dari pabrik/produsen untuk mendapat persetujuan.
b. Kontraktor harus membuat shop drawing untuk dikonsultasikan dengan
Konsultan Pengawas.
5. Penyimpanan dan Pengiriman
Penyimpanan harus diruang beratap, bersih, kering dan dijaga agar tidak
terjadi abrasi atau kerusakan lain serta tidak dekat dengan tempat
pembakaran.
6. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-
syarat serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
7. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil
test, minimum 100 kg/m2.
8. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr dan terhadap
tekanan air 15 kg/m2 yang harus disertai hasil test.
9. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.
10. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna,
profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu
fabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus
diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang
sama. Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin harus
sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk
jendela, dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
a. Untuk tinggi dan lebar 1 mm
b. Untuk diagonal 2 mm
11. Pemasangan kusen harus sesuai dengan pilihan penggantung, handle,
sistem pengunci, serta asesoris pendukungnya.

C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor wajib meneliti gambar-gambar dan
kondisi di lapangan (ukuran dan peil lubang harus diketahui) serta
membuat contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil aluminium
yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain.
2. Semua frame baik untuk kusen dinding kaca luar dan pintu dikerjakan
secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan
agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
3. Bahan uPVC yang dipergunakan mempunyai kemampuan untuk menyerap
panas dan mempertahankan suhu udara di dalam ruangan.
4. Profil uPVC diperkuat dengan rangka besi lapis yang berguna untuk :
Menguatkan agar lebih rigid, berguna untuk instalasi ke tembok, untuk
instalasi hardware.
5. Karet yang digunakan oleh Pintu & Jendela uPVC :
Menggunakan karet berbahan campuran antara karet dan plastik
menjadikan lebih tahan getas.
6. Locking System & Hardware yang digunakan :
Multipoint locking, rambuncis, casement, engsel kupu-kupu, support arms,
flush bolt, floor hinge.
7. Jendela & Pintu menggunakan teknik penyambungan welding system :
U-PVC dipanaskan s/d 250° C pada titik penyambungan menjadikan las
titik sambungan akan lebih keras dibanding dengan bagian yang tidak di
las.
8. Dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan spesifikasi dari produsen
atau yang disetujui Konsultan Pengawas.
9. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lain; jika terjadi kerusakan akibat
kelalaian, maka Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya
tambahan.

D. Pengujian Mutu Pekerjaan


1. Semua bahan, harus sesuai dengan yang dipersyaratkan dan yang telah
disetujui Konsultan Pengawas.
2. Kusen uPVC terpasang dengan kuat, dan setiap hubungan sudut harus 90;
apabila tidak terpenuhi maka harus dibongkar atas biaya Kontraktor.
3. Semua sistem dan mekanismenya harus berfungsi dengan sempurna.
4. Setiap engsel daun pintu harus terpasang lengkap, sempurna dan harus
sesuai dengan produk pabrik yang mengeluarkan.
5. Kaca harus diteliti dengan seksama, setelah terpasang tidak boleh timbul
getaran; apabila masih terjadi getaran, maka profil rubber seal pemegang
kaca harus diganti atas biaya Kontraktor.

E. Pengamanan Pekerjaan
1. Setelah pemasangan, kotor akibat noda-noda pada permukaan kusen dapat
dibersihkan dengan “Volatile Oil”.
2. Semua pintu dan dinding kaca luar bangunan harus dilindungi dengan
“Corrugated Card Board” dengan hati-hati agar terlindung dari benturan
alat-alat pada masa pelaksanaan.
3. Bila kusen ternoda oleh semen, adukan dan bahan lainnya, bahan pelindung
harus segera digunakan. Bahan UPVC yang terkena bercak noda tersebut
dapat dicuci dengan air bersih, sebelum kering sapukan dengan kain yang
halus kemudian baru diberikan bahan pelindung.

2.16. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA KACA RANGKA uPVC


A. Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu dan jendela panil kaca seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.

B. Persyaratan Bahan :
1. Bahan Rangka
a. Dari bahan aluminium framing system, dari produk Kennds UPVC yang
disetujui Konsultan Pengawas.
b. Bentuk dan ukuran profil disesuaikan gambar perencanaan
c. Nilai batas deformasi yang diijinkan 2 mm.
d. Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan
seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan,
kelengkungan dan pewarnaan yang disyaratkan oleh Konsultan Pengawas.
e. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-
syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan
dari pabrik yang bersangkutan.
f. Daun pintu dengan konstruksi panel kaca rangka aluminium, seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, termasuk bentuk dan ukurannya.
g. Pemasangan pintu dan jendela kaca rangka aluminium harus sesuai
dengan pilihan penggantung, handle, sistem pengunci, serta asesoris
pendukungnya.

2. Penjepit Kaca
Digunakan penjepit kaca dari bahan karetyang bermutu baik dan memenuhi
persyaratan yang ditentukan dari pabrik. Pemasangan disyaratkan hanya 1
(satu) sambungan serta harus kedap air dan bersifat structural seal.
3. Bahan Panil Kaca Daun Pintu dan Jendela
a. Kaca-kaca interior menggunakan tipe clear, sesuai gambar
b. Semua bahan kaca yang digunakan harus bebas noda dan cacat, bebas
sulfida maupun bercak-bercak lainnya, dari produk Asahimas atau Mulia
Glass.
4. Semua bahan harus mendapat persetujuan secara tertulis dari Konsultan
Pengawas, Perencana dan User (Tim Teknis).
C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-
lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay-out/penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu di tempat pekerjaan
harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik,
tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
3. Harus diperhatikan semua sambungan harus siku untuk rangka aluminium
dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak
tidak boleh ada cacat penyetelan.
4. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
5. Daun Pintu
a. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan
Konsultan Pengawas tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan
yang tampak.
b. Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dan tidak
bergelombang serta tidak melintir.

2.17. PEKERJAAN DAUN PINTU


1. LingkupPekerjaan
Pekerjaan daun pintu meliputi seluruh detail sesuai yang dinyatakan /
ditunjukkan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
Ketebalan : 33-45mm
Material : Kayu Jati dan Profile UPVC
Finishing : Kayu jati di politur

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyerahkan contoh-
contoh bahan / material yang digunakan kepada Direksi/ Konsultan
pengawas, Perencana dan User (Tim teknis) untuk mendapatkan
persetujuannya.
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan
untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran
dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk,
polalayout/penempelan, cara pemasangan, mekanisme dan detail- detail
sesuai gambar.
c. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat
pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara
yang baik, tidak terkena cuacalangsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
d. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan
Direksi/ Konsultan Pengawas,tanpa meninggalkanbekas/cacat pada
permukaan daun pintu yang tampak.
e. Untuk daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak
melintir, dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

PASAL 7
PEKERJAAN KACA

2.18. LINGKUP PEKERJAAN :


1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.

2.19. PERSYARATAN BAHAN :


1. Kaca adalah benda terbuat dari bahan gelas yang pipih. Pada umumnya
mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat
diperoleh dari proses-proses tarik, gilas dan pengambangan (Float Glass).
2. Toleransi lebar, panjang, dan tebal
Ukuran panjang, lebar, dan tebal tidak boleh melampaui toleransi seperti
yang ditentukan oleh pabrik. Sesuai dengan lebar, panjang dan tebal yang
tertera dalam gambar.
3. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta
tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
4. Cacat-cacat
a. Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai
ketentuan dari pabrik.
b. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang
berisi gas yang terdapat pada kaca).
c. Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pandangan.
d. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik
sebagian atau seluruh tebal kaca).
e. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan
lebar kearah luar / masuk).
f. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave).Benang adalah
cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah
permukaan kaca yang berubah dan mengganggu pandangan.
g. Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan
(scratch).
h. Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
i. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
j. Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui
toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm nilai
toleransi 0,3 mm.

Kaca yang digunakan sesuai dengan spesifikasi peruntukan sebagai berikut:


kaca dalam dan perabotan, kaca luar.
Kaca dalam adalah spesifikasi kaca bening (clear float glass) dengan tingkat
transmisi yang tinggi (lebih dari 90%) serta memberikan bayangan yang
sempurna.
Kaca perabotan mengarah pada spesifikasi estetika ruang dalam. Sebagian
diproduksi dengan roll-out process sehingga memungkinkan pola pada satu sisi
kaca. Kemampuan daya tembus terbatas dan memberikan efek dekoratif yang
baik.
Kaca luar adalah spesifikasi solar heat absorbing dengan rata-rata daya serap
55%. Kemampuan tersebut diharapkan mengurangi beban kerja pendingin
ruangan untuk kenyamanan penghunian. Kemampuan meneruskan cahaya atas
kaca tersebut rata-rata 45%. Cahaya yang menyilaukan dapat dikurangi
menjadi lebih lembut dan sifat tembus pandangnya menjadi rendah.
Seluruh pekerjaan kaca menggunakan sealant yang elastis dan bermutu baik.
Sealant dibuat dari bahan polysulfids, silicons sealant.

PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pelaksanaan pemasangan kaca mengacu pada tatacara pelaksanaan yang
dikeluarkan oleh pabrik kaca tersebut.
2. Bahan yang akan dipasang harus mendapat persetujuan secara tertulis dari
Konsultan Pengawas, Perencana dan User (Tim Teknis)

PASAL 8
PEKERJAAN STAINLESS STEEL

2.20. LINGKUP PEKERJAAN


Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan dan perlengkapan
lain serta pemasangan semua pekerjaan stainless steel seperti yang
tercantum dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

2.21. PENGENDALIAN PEKERJAAN


Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan :
 NI - 3 - 1970 - PPBBI - 1993
 SII - 0161 - 1981 - ASTM
 SII - 0183 - 1978 - AISC edisi terbaru
 SII - 0163 - 1979 - BS - 1387 - STEEL TUBES

2.22. BAHAN-BAHAN
A. Spesifikasi Bahan
Railing tangga seperti yang ditunjukkan dalam gambar menggunakan
stainless steel dengan ketebalan minimum 2,5 mm type hairline.
B. Umum
1. Mutu baja yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi
persyaratan ASTM A-36.Stainless steel harus anti karat (jenis ST 304).
2. Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan barang yang
dipasangkan dan harus dari jenis yang paling cocok untuk maksud
tersebut.
3. Semua kelengkapan atau barang-barang/pekerjaan lain yang perlu demi
kesempurnaan pemasangan, walau tidak secara khusus diperlihatkan
dalam gambar-gambar atau Persyaratan Teknis, harus diadakan.
C. Contoh-contoh
1. Untuk benda-benda ini sebelum pemakaiannya harus diperlihatkan
kepada Konsultan Pengawas, Perencana dan User (Tim Teknis)untuk
mendapatkan persetujuan.
2. Pengajuan contoh-contoh untuk persetujuan Konsultan Pengawas harus
diserahkan secepat mungkin sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah
disetujui.Contoh tersebut harus memperlihatkan kualitas
penyambungan dan penghalusan untuk standard dalam pekerjaan
tersebut.
3. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman atau
standar bagi Konsultan Pengawas untuk memeriksa atau menerima
bahan-bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.

2.23. PELAKSANAAN
A. Pengerjaan
1. Finish stainless steel yang telah terpasang harus benar-benar dan tidak
kelihatan bergelombang.
2. Penyambungan harus diusahakan agar tidak kelihatan mencolok.
3. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam
pemasangan tidak memerlukan pengisi.

B. Toleransi
Pemasangan baru dengan toleransi yang diijinkan/tertera dalam standar
yang telah disetujui. Bila toleransi yang dimaksud tidak tercantum dalam
standar, maka toleransi akan diberikan oleh Konsultan Pengawas.
Pemasangan baja dengan toleransi yang tidak disetujui akan ditolak.

C. Pemotongan dan Penyambungan


1. Pengelasan
Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las
listrik.Yang dimaksud dengan pengelasan disini adalah “Electric Arc
Welding” AWS E 70 S - X. Pengelasan harus mengikuti cara-cara
mutakhir sesuai dengan standar AWS.Tenaga yang melakukan pekerjaan
ini, harus mempunyai “Sertifikat Keahlian Las” yang dikeluarkan oleh
Lembaga-Lembaga Pemerintah atau Swasta yang diakui.Seluruh
pekerjaan las harus dikerjakan di bengkel (workshop).Penyimpangan
dari persetujuan ini harus seijin Konsultan Pengawas.
Semua bahan yang akan tampak, bila memakai las, harus diratakan dan
difinish sehingga sama dengan permukaan sekitarnya, bila memakai
pengikat-pengikat lain seperti “clip keling” dan lain-lain yang tampak,
harus sama dalam “finish” dan “warna” dengan bahan yang diikatnya.
2. Baut
Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang
sesuai dengan maksudnya, termasuk perlengkapan-perlengkapannya.
Baut yang digunakan ASTM A - 307 (Black Blolt / Unfinished Bolts)
adalah jenis low carbon steel yang memenuhi persyaratan, dengan
finishing chrome nickel atau powder coating. Lubang-lubang untuk baut
dan sekrup harus dibor atau di “punch”.
3. Perlindungan
Semua pekerjaan baja, mur, baut dan alat penghubung untuk
pekerjaan stainless steel, harus terlindung secara dicelup panas (hot dip
coated) atau terdiri dari bahan bebas karat yang disetujui Konsultan
Pengawas.
4. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lain; jika terjadi kerusakan akibat
kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya
tambahan.

2.24. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN


A. Bahan-bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji baik pada
pembuatan maupun pengerjaan di lapangan oleh Konsultan Pengawas.
Peninjauan dan pengujian dilaksanakan oleh Kontraktor tanpa adanya
tambahan biaya.
B. Peninjauan ini tidak melepaskan tanggung jawab Kontraktor terhadap
penyediaan bahan yang tidak memenuhi syarat.

PASAL 9
PEKERJAAN ATAP

2.25. PEKERJAAN ATAP BETON


A. Persyaratan Umum
Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun
sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan dahulu kepada Pemberi Tugas
untuk menentukan warna yang akan dipakai.

B. Persyaratan Bahan
1. Campuran beton sama seperti persyaratan lantai beton yang telah
disyaratkan dalam RKS Struktur.
2. Menggunakan bekisting.
3. Menggunakan material beton yang sesuai dengan spesifikasi dalam RKS
Struktur.

C. Persyaratan Pelaksanaan
1. Pada bagian bawah dari atap beton diberi pelindung panas dari bahan
insulation sedemikian rupa sehingga dapat menahan radiasi panas yang
masih ke atap beton.
2. Sesudah atap beton mengeras, dilapisi lapisan dari campuran 1 PC
: 4 PS dengan kemiringan 1,5 % - 2 % disesuaikan dengan gambar dan
petunjuk Konsultan Pengawas.
3. Sebelum dilapis dengan waterproofing, terlebih dahulu diadakan
ujicoba pada atap beton.Apabila terjadi kebocoran, maka harus
diadakan grouting. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
bocor atau tidaknya atap tersebut.
4. Setelah uji coba selesai dan disetujui, atap beton dibersihkan dari
kotoran dengan menggunakan sikat kawat, diberi lapisan primer,
kemudian diberi lapisan waterproofing sebanyak 2 lapis yang
dilaksanakan sesuai RKS ini.
5. Diatas lapisan waterproofing diberi lapisan pelindung/screed dari
campuran 1 pc : 4 ps dengan ketebalan disesuaikan dengan gambar.
Didalamnya diberi penguat/tulangan dari kawat ayam, agar tidak
terjadi retakan-retakan dan diberi naad setiap m2.
6. Apapun yang akan terjadi sesudah pekerjaan tersebut selesai, bilamana
terjadi kesalahan-kesalahan/kegagalan, menjadi tanggung jawab penuh
Kontraktor.

2.26. TALANG AIR


A. Pekerjaan Termasuk
Menyiapkan dan memakai semua tenaga kerja, bahan-bahan / barang
barang, peralatan-peralatan dan mesin-mesin yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan seperti yang tercantum didalam gambar-
gambar.Drainase Atap terdiri dari talang atap dan sistem penyaluran dari
teras dak.
B. Kondisi Pembangunan / Konstruksi
1. Harus dilaksanakan oleh Ahli/Pakar yang mempunyai pengalaman
didalam bidang ini.
2. Harus dipasang pada posisi yang tepat seperti yang tercantum pada
gambar-gambar.
3. Apabila pemasangan pada atap dan memerlukan sparing, ini harus
dengan persetujuan Supervisor
4. Harus ada anti-rembes/anti-air / waterproofing supaya tidak bocor.
5. Pengujian/testing adalah tanggung jawab dan beban Kontraktor,
dengan persetujuan Supervisor, Konsultan Pengawas dan User (Tim
Teknis).

2.27. DRAINASE ATAP (ROOF DRAIN) PADA ATAP DAK BETON


A. Lingkup Pekerjaan
Menyiapkan dan memakai semua tenaga kerja, bahan-bahan / barang
barang, peralatan-peralatan dan mesin-mesin yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan seperti yang tercantum didalam gambar-
gambar.
B. Produk
Materi-materi / Bahan-bahan
1. Cast Iron (aluminium / steel / brass) yang disetujui oleh Supervisor,
Konsultan Pengawas dan User (Tim Teknis).
2. Produk : Lokal atau yang sudah disetujui oleh Supervisor.
3. Circle / Plate : 100 mm diameter (garis tengah) atau seperti yang
terlihat digambar-gambar.
4. Kode-kode dan Standar-standar : PBVI 1982.103; SII. 0167-77
C. Kondisi Pembangunan/Konstruksi
1. Harus dilaksanakan oleh Ahli/Pakar yang mempunyai pengalaman
didalam bidang ini.
2. Harus dipasang pada posisi yang tepat seperti yang tercantum pada
gambar-gambar.
3. Apabila pemasangan pada atap beton dan memerlukan sparing, ini harus
dengan persetujuan Supervisor
4. Harus ada anti-rembes / anti-air / waterproofing supaya tidak bocor.
5. Pengujian / testing adalah tanggung jawab dan beban Kontraktor,
dengan persetujuan Supervisor.

2.28. PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA KONVENSIONAL


A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Konstruksi Baja
Konvensional seperti tercantum dalam gambar, termasuk penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
Baja dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pekerjaan dengan baik.

B. Peraturan-peraturan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai
dasar pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut:
 SNI – 03. 1729 - 2002 Tata cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk
Gedung
 Persyaratan umum bahan bangunan Indonesia (PUBI-1982)
 Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat

C. Material Baja
1. Semua material untuk Konstruksi Baja harus menggunakan Baja
yang baru dan memenuhi mutu tegangan leleh fy minimum 2400
kg/cm2.
2. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan sertifikat test dari pabrik
pembuat Baja tersebut. Apabila Direksi / Konsultan Pengawas
mempunyai keraguan terhadap hasil test tersebut dan atau keraguan
terhadap mutu baja yang dipakai di lapangan / di workshop, maka
Direksi / Konsultan MK/ Pengawas mempunyai hak untuk meminta
diadakan test tambahan/ulang dengan ketentuan jumlah test
maximum 3 (tiga) buah untuk masing-masing ukuran profil. Biaya test
tersebut tetap menjadi beban Penyedia Jasa Konstruksi.
3. Semua material Baja harus baru, bebas/bersih dari karat,
lobang-lobang dan kerusakan lainnya. Semua material Baja tersebut
juga harus lurus, tidak perpuntir, tidak ada tekukan-tekukan.
4. Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan di atas papan atau
balok-balok kayu untuk menghindari kontak langsung dengan
permukaan tanah, sehingga tidak merusak material. Dalam
penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak ataupun
bengkok.
5. Direksi / Konsultan Pengawas akan menolak material-material Baja
yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut di atas dan tidak
diperkenankan untuk difabrikasi.

D. Perubahan Sistem Sambungan


1. Apabila Penyedia Jasa Konstruksi berpendapat untuk lebih
memudahkan pelaksanaan atau erection atau alasan lainnya, maka
Penyedia Jasa Konstruksi dimungkinkan untuk mengajukan usulan
sistem sambungan lain yang tidak sama dengan Gambar rencana.

2. Usulan sistem sambungan tersebut harus diajukan lengkap dengan


gambar dan perhitungan sistem sambungan pengganti untuk diperiksa
dan disetujui Konsultan Perencana Struktur .
3. Tidak ada perubahan biaya apapun akibat perubahan sistem
sambungan yang diusulkan Penyedia Jasa Konstruksi dan Penyedia Jasa
Konstruksi tetap mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai denganTime Schedule semula.

E. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Gambar kerja (Shop Drawing).
Sebelum fabrikasi dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat
gambar-gambar kerja yang diperlukan untuk diperiksa dan disetujui
Direksi / Konsultan Pengawas. Bilamana disetujui, Penyedia Jasa
Konstruksi dapat dimulai pekerjaan fabrikasinya.
2. Pemeriksaan dan persetujuan Direksi / KonsultanPengawas atas
gambar kerja tersebut hanyalah menyangkut segi kekuatan struktur
saja seperti : Ukuran-ukuran/dimensi-dimensi profil, ketebalan
pelat-pelat, ukuran/jumlah bout/las, tebal pengelasan. Ketetapan
ukuran-ukuran panjang, lebar, tinggi atau posisi dari elemen-elemen
konstruksi Baja yang berhubungan dengan erection tetap
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi. Dengan kata lain
walaupun semua gambar kerja telah disetujui Direksi / Konsultan
Pengawas, tidaklah berarti mengurangi atau membebaskan Penyedia
Jasa Konstruksi dari tanggung jawab ketidaktepatan serta kemudahan
dalam erection elemen-elemen konstruksi Baja.
3. Pengukuran dengan skala dalam gambar sama sekali tidak
diperkenankan.
4. Pada gambar kerja harus sudah terlihat bagian-bagian tambahan yang
diperlukan untuk keperluan montase serta cara-cara montase yang
direncanakan.
5. Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi Baja harus dilaksanakan oleh
tukang-tukang yang berpengalaman dan diawasi mandor-mandor yang
ahli dalam Konstruksi Baja.
6. Pemotongan-pemotongan elemen-elemen harus dilaksanakan dengan
rapi dan pemotongan besi harus dilakukan dengan alat
pemotong atau gergaji besi.
7. Pemotongan dengan mesin las atau api sama sekali tidak
diperbolehkan.
8. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan Marking procedure (
tanda–tanda atau kode ) yang akan dipakai kepada Direksi / Konsultan
Pengawas untuk disetujui.
9. Semua konstruksi Baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan
dan diberi kode dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat
dipasang degnan mudah.
10. Kode-kode tersebut ditulis dengan cat agar tidak mudah terhapus.
11. Pelat-pelat sambungan dan lain-lain bagian elemen yang
diperlukan untuk sambungan-sambungan di lapangan, harus
dibaut/diikat sementara dulu pada masing-masing elemen dengan
tetap diberi tanda-tanda.
12. Pengelasan.
 Sebelum pekerjaan las dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi wajib
menyerahkan prosedur kerja cara-cara pengelasan yang akan
dikerjakan di lapangan dan harus disetujui oleh Direksi /
KonsultanPengawas.
 Sebelum pekerjaan las dimulai, maka harus ada dipastikan bahwa
bidang-bidang yang akan disambung dengan sambungan las tidak
boleh bergerak sampai pekerjaan las selesai dilakukan.
 Bagian-bagian yang akan dilas sebaiknya dalam keadaan datar, dan
bila ada yang harus dilas tegak, maka pengelasan harus dimulai dari
bawah kemudian kearah atas.
 Bagian ujung dari suatu las tumpul harus mendapat
dipastikan bahwa sambungan dilaksanakan dalam keadaan penuh.
Untuk itu sebaiknya dipakai batang-batang penyambungan pada
bagian ujung dari sambungan tersebut agar pengelasan dapat
dilaksanakan dengan penuh.
 Pengelasan harus dilaksanakan dengan las busur listrik dan batang
las harus dari bahan yang sama campurannya dengan bahan yang
akan dilas.
 Pengelasan harus dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli yang
berpengalaman dan dengan ketepatan tinggi. Penyedia Jasa
Konstruksi wajib menyerahkan sertifikat keahlian dari masing-
masing tukang lasnya sesuai peraturan.
 Pengelasan hanya dilakukan pada tempat-tempat yang dinyatakan
dalam gambar kerja. Ukuran las yang tercantum adalah ukuran
efektif.
 Apabila diperlukan pengelasan di lapangan harus dilaksanakan
sesuai dengan gambar rencana baik ukuran panjang maupun
ketebalannya
 Setelah pengelasan selesai, maka sisa-sisa kerak las harus
dibersihkan dengan baik.

F. Baut Pengikat.
1. Kecuali ditentukan lain dalam gambar Mutu baut penyambung
dan angkur minimal sama dengan baja yang digunakan.
2. Baut penyambung harus berkualitas baik dan baru, diameter baut,
panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan.
3. Baut harus dilengkapi dengan 2 (dua) ring, masing-masing 1 buah pada
kedua sisinya.
4. Direksi / Konsultan Pengawas dapat meminta Penyedia Jasa
Konstruksi melakukan Test Baut pada Laboratorium yang disetujui oleh
Direksi / Konsultan Pengawas, sebelum Penyedia Jasa Konstruksi
memesan baut yang akan dipakai.
5. Posisi lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai
dengan diameternya. Penyedia Jasa Konstruksi tidak boleh
merubah atau membuat lubang baru di lapangan tanpa seijin Direksi
/ Konsultan Pengawas.
6. Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang
tipis, maksimum 10 mm, boleh memakai mesin pons. Membuat lubang
baut dengan api sama sekali tidak diperkenankan.
7. Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut.
8. Setiap pengencangan baut harus diawasi secara langsung oleh
Direksi / Konsultan Pengawas, apabila dianggap perlu pengencangan
baut harus menggunakan kunci momen.
9. Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan
masih dapat paling sedikit 3 (tiga) ulir yang menonjol pada
permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut.
Panjang baut yang tidak memenuhi syarat ini harus diganti dan tidak
boleh digunakan.
10. Untuk menghindarkan adanya baut yang belum dikencangkan maka
baut-baut yang sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat.
G. Erection Schedule / Method
1. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberitahukan terlebih dahulu
setiap akan ada pengiriman dari pabrik ke lapangan guna pengecekan
Direksi / Konsultan Pengawas.
2. Direksi / Konsultan Pengawas dapat menolak setiap pengiriman Baja
dari Workshop apabila pengiriman tersebut tidak sesuai spesifikasi
maupun modul yang disepakati.
3. Penempatan elemen konstruksi Baja di lapangan harus di tempat yang
kering / cukup terlindung sehingga tidak merusak elemen-elemen
tersebut. Direksi / Konsultan Pengawas berhak untuk menolak elemen-
elemen konstruksi Baja yang rusak karena salah penempatan atau
rusak.
4. Erection elemen-elemen konstruksi Baja hanya boleh dilaksanakan
setelah Penyedia Jasa Konstruksi mengajukan Erection Schedule /
Method untuk disetujui oleh Direksi / KonsultanPengawas.
5. Sebelum erection dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus memeriksa
kembali kedudukan angkur-angkur Baja dan memberitahukan kepada
Direksi / Konsultan Pengawas metode dan urutan pelaksanaan
erection.
6. Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi sepenuhnya.
7. Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah
difabrikasi, tidak akan diperbolehkan dipakai untuk erection.
8. Untuk pekerjaan erection di lapangan, Penyedia Jasa Konstruksi harus
menyediakan tenaga ahli dalam bidang Konstruksi Baja yang
senantiasa mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan
erection.

H. Pengecatan
1. Persiapan Pengecatan
Semua permukaan konstruksi Baja sebelum dicat harus bebas dari :
 Karat
 Minyak/Oli
 Dan lain-lain kotoran yang akan mengganggu melekatnya cat pada
permukaan Baja
2. Pengecatan Zincromate
 Setelah diadakan persiapan pengecatan seperti tersebut di atas,
maka setelah difabrikasi, elemen Konstruksi Baja dicat dasar
dilakukan sebagai berikut:
 Type cat : Zincromate
 Merek : sesuai gambar atau instruksi Direksi /
KonsultanPengawas
 Ketebalan : 35 micron
 Cat Dasar I tersebut harus dilakukan di Workshop/Pabrik, minimal
1 lapis atau sampai memperoleh hasil pengecatan yang rata dan
sama tebalnya.
 Cat Dasar II dilakukan setelah erection dengan ketentuan sebagai
berikut:
 Type cat : Zincromate
 Merek : sesuai gambar atau instruksi Direksi /
Konsultan Pengawas
 Ketebalan : 35 micron
 Cat Dasar II baru boleh dilakukan setelah Cat Dasar I betul-betul
kering dan diamplas, minimal 1 lapis atau sampai memperoleh
hasil pengecatan yang rata sama tebalnya.
 Apabila Cat Dasar II dilakukan sebelum Cat Dasar I mengering
dengan baik sehingga timbul bentolan-bentolan pada permukaan
Cat, maka Direksi / Konsultan Pengawas akan memerintahkan agar
Cat Dasar II tersebut diamplas dan dilakukan lagi pengecatan Cat
Dasar II atas beban Penyedia Jasa Konstruksi.
 Direksi / Konsultan Pengawas akan memerintahkan pengecatan
ulang pada setiap lapisan cat yang tidak memenuhi
persyaratan tersebut atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
 Untuk mengecek ketebalan-ketebalan pengecatan maka Penyedia
Jasa Konstruksi diharuskan menyediakan alat ukur khusus guna
keperluan tersebut.
 Khusus untuk bagian permukaan Baja yang akan dibungkus beton
(kalau ada),
 maka bagian permukaan tersebut tidak perlu dicat dasar maupun
finish.
 Pengecatan primer maupun finish harus dilakukan dengan
cara spray, bukan dengan cara kuas.

I. Anti Lendut
Secara umum Konstruksi Baja harus difabrikasi dengan memperhatikan
anti lendut. Besarnya anti lendut adalah minimum sama dengan besarnya
lendutan akibat beban mati dan hidup.

2.29. PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN


A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dari semua bahan tenaga, peralatan,
perlengkapan serta pemasangan dari semua pekerjaan baja yang bersifat
struktural.
Pemasangan Usuk dan Reng Baja Ringan dengan spesifikasi :
 Lapisan Anti Karat Australian Standart ( 275gr/m2)
 Kekuatan Leleh Alumunium : 550 MPa
 Tegangan maksimum : 550 MPa
 Modulus Elastisitas : 200.000 MPA
 Modulus Geser 80.000 MPa
 Ketebalan : 1 mm

B. Peraturan Peraturan
1. Semua material Kontraktor baja ringan yang digunakan harus
memenuhi persyaratan Peraturan Baja dan dengan hasil tes ASTM A
36-70a, dengan T baja St 37, atau dengan peraturan lain yang
tekait.
2. Kontraktor dapat meminta untuk memberikan Surat Keterangan
tentang pengujian dan sertifikasi untuk konstruksi baja ringan yang
digunakan.
3. Perhitungan sistem, bentuk dan ukuran dan dimensi struktur harus
dilakukan menggunakan software dari produk baja ringan yang
digunakan, dan secara resmi dikeluarkan oleh produsen dan
distributornya dengan mendapat persetujuan dari pengawas dan
Direksi Lapangan. Pengawas dan direksi lapangan harus
mendapatkan hasil dari analisis struktur ini sebelum proses
pemesanan dilakukan.
4. Bentuk dan dimensi batang kuda-kuda, gording, usuk, ikatan dll.
harus ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan kekuatan struktur
melalui software olrh produser.
5. Dimensi usuk atau reng harus memperhatyikan ukuran dan jenis
penutup atap yang akan digunakan dengan persetujuan
Pengawas/Direksi Lapangan.
6. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan secara fabrikasi, dan kemudian
baru dirakit dengan gording, usuk, dll di lokasi.
7. Jumlah dan dimensi batang-batang baja ringan di lapangan harus
sesuai dengan spesifikasi gambar dan tabel dimensi yang telah
disetujui Pengawas dan direksi Lapangan.
8. Kontraktor dan produsen rangka atap baja ringan harus
bertanggungjawab dan memberikan garansi mengenai kekuatan
struktur serta daya tahannya terhadap karat.
9. Kontraktor harus memperhitungkan segala komponen penyambung
yaitu plat besi, mur/baut, paku seng dan bahan lain untuk
pengikat/penyambung sesuai dengan gambar konstruksi.
10. Kontraktor harus memeperhitungkan segala biaya pengangkutan
dari sumber konstruksi baja sampai di lokasi pekerjaan.
11. Kontraktor bertanggungjawab terhadap keamanan/kerusakan
barang tersebut sampai ke tempat tujuan. Segala kehilangan,
kerusakan, adakn menjadi resiko Kontraktor.
12. Pekerjaan baja harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan yang
tertera dalam gambar lengkap dengan penyangganya, alat untuk
memasang dan menyambungnya, pelat-pelat siku dan sebagainya.
13. Pengerjaan harus bertaraf satu, semua pekerjaan ini harus
diselesaikan bebas dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka.
14. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan dipasang
dengan hati-hati untuk menghasilkan tampak yang rapi. Semua
perlengkapan atau barang-barang/Pekerjaan laian yang perlu demi
kesempurnaan pemasangan, walaupun tidak secara khusus
diperlihatkan dalam gambar atau dipersyaratkan disini, harus
diadakan/disediakan, kecuali jika diperlihatkan atau dipersyaratkan
lain.
15. Kontraktor diharuskan mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya
ditempat pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja
untuk memasang Pekerjaan pada tempatnya, terutama pada
bagian-bagian yang terhalang oleh benda lain.
16. Setiap bagian Pekerjaan yang buruk dan tidak memenuhi ketentuan
yang ada akan ditolak dan harus diganti. Pekerjaan yang selesai
harus bebas dari puntiran-puntiran, bengkokan dan sambungan yang
menganga.
17. Konstruksi baja yang telah dikerjakan harus segera dilindungi
terhadap pengaruh-pengaruh udara, hujan dan lain-lain dengan cara
yang memenuhi syarat harus dikerjakan di pabrik.
18. Sebelum bagian dari konstruksi dipasang dimana semua bagian yang
perlu sudah diberi lubang dan sudah dibersihkan dari tahi besi,
maka bagian-bagian itu harus diperiksa dalam keadaan tidak dicat.
C. Bahan-bahan
1. Bahan-bahan yang dipakai untuk Pekerjaan baja harus diperoleh
dari produsen rangka atap baja ringan yang dikenal dan disetujui
dan yang tidak ada karatnya, bagian-bagian dan lembaran-lembaran
tidak bengkok atau cacat. Potongan-potongan (profil) yang tepat,
bentuk, tebal, ukuran, berat dan detail-detail konstruksi yang
ditunjukkan pada gambar harus disediakan.
2. Bahan baja ini kecuali ditunjukkan atau dipersyaratkan lain harus
sesuai dengan PUBB-1956.
D. Penyambungan dan Pemasangan
1. Baut-baut dan mur harus bermutu tinggi untuk keperluan bangunan.
Ukuran-ukurannya harus sesuai dengan yang tertera dalam gambar.
Baut yang digunakan dari jenis yang sudah ditetapkan sesui
standard produsen yang telah bersertifikat.
2. Pemasangan di tempat pembangunan.
 Kontraktor berkewajiban menjaga keadaan yang ada di
lapangan. Agar tumpukan barang-barang yang telah diserahkan
kepadanya tetap baik keadaannya dan jika perlu untuk
menyokong bagian-bagian konstruksi yang harus diangkut,
diberi kayu penutup.
 Bilamana menurut pertimbangan Pengawas Lapangan dianggap
terlalu lama waktunya antara waktu mengangkut bagian-
bagian yang tertumpuk dengan waktu pemasangan, maka harus
dijaga dengan cara yang tepat supaya jangan rusak karena
perubahan udara.
 Baut-baut, paku keling dan sebagainya, harus disimpang dalam
los tertutup.
3. Memotong dan menyelesaikan pinggiran bekas irisan, gilingan,
masakan dan lain-lain:
 Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan
bersih, tidak diperbolehkan bekas jalur, beram-beram, dan
lainnya.
 Bila bekas potongan/pembakaran dengan mesin diperoleh
pinggiran bekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang
sekurang-kurangnya selebar 2,5 mm, kecuali kalau keadaannya
sebelum dibuang setebal 2,5 mm sudah tidak nampak lagi
jalur-jalur.
 Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi tidak perlu
membuang bekas-bekas potongan.
4. Menembus, mengebor, dan meluaskan lobang:
 Pada keadaan akhir diameter lebar untuk baut yang dibubut
dengan tepat dan sebuah baut hitam yang tepat boleh berbeda
masing-masing sebanyak 0,1 mm dan 0,4 mm daripada
diameter batang baut-baut itu.
 Semua lubang-lubang harus dibor
 Untuk lubang-lubang bagian dalam konstruksi yang disambung
dan yang harus dijadikan satu dengan alat penyambung, dibor
sekaligus sampai diameter sepenuhnya dan apabila ternyata
tidak sesuai, maka perubahan-perubahan lubang tersebut dibor
atau diluaskan dan penyimpangannya tidak boleh melebihi 0,5
mm.
 Semua lobang-lobang harus benar-benar bulat berdiri siku-siku
pada bidang-bidang dan bagian-bagian konstruksi yang akan
disambung
 Semua lobang sebelum pemasangan harus diberam. Memberam
tidak boleh dilakukan dengan mempergunakan besi-besi
penggarut..
5. Mur dan Baut
 Baut yang dipergunakan untuk konstruksi harus mempunyai
ukuran yang sesuai dengan yang tercantum dalam spesifikasi
rangka baja atap ringan.
 Kekuatan bahan baut minimal harus sama dengan kekuatan
baja profil dan pelat simpul,
 Pemasangan mur atau baut harus benar-benar kokoh serta
mempunyai kekokohan yang merata antara satu dengan yang
lainnya.

6. Penunjukkan Subkon :
 Harus seijin Konsultan Pengawas dan Owner.
 Subkon harus mempunyai PKP
 Mempunyai ijin spesialisasi dibidangnya
 Mempunyai referensi pekerjaan yang cukup
 Siap memberikan garansi yang diminta + 10 tahun
2.30. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
A. Lingkup Pekerjaan:
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan peralatan dan alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang
dinyatakan dalam gambar

B. Bahan penutup atap


Bahan penutup atap menggunakan Atap Genteng metal multi sirap Atap
IKO AR25, dengan System atap sebagai berikut :
a. Multiplek 9mm disupport oleh Reng jarak 40,5cm
b. Underlayer Armourbase sebagai proteksi kelembaban pada
multiplek
c. Flashing Zincalume 9mm sebagai proteksi multiplek terhadap air
d. Atap IKO AR25 sebagai penutup Atap

C. Spesifikasi Teknis
Dalam pemasangan penutup atap, material yang digunakan sebagai
berikut :
a. Atap Shingles Bitumen IKO marathon25 Sebagai Atap Utama
 Atap Shingle Bitumen IKO marathon25 yang dipabrikasi di
Canada Harus memiliki sertifikat ASTM D1922 Kekuatan Tarik
Shingle Bitumen, sertifikafi ASTM D228 Stabilitas bitumen,
sertifikasi ASTM D4977 terhadap kerontokan batuan, dan
sertifikat ASTM E108 Class A Fire CAN/ULCS107, sertifikat
kekuatan tarik tulangan fiberglass bitumen ASTM D3462
 Spesifikasi Warna pada Shingle Bitumen IKO marathon25
memiliki dua Unsur Warna : Dual Brown, Dual Black, Dual
Grey, Tile Red, Harvard Slate, Driftwood,earton Cedar,Vintage
Green
 Memiliki Garansi Tertulis selama 20 tahun Yang diterbitkan
Langsung Oleh Produsen Shingle Bitumen Di Canada dan
didukung dengan Garansi Pemasangan / Iron clad protection
3 tahun oleh Perusahaan distributor Shingle Bitumen
 Dipasang harus persistem dengan underlayer armoubase pro
berbahan dasar polypropiline dikombinasi dengan aspal fim
layer yang berfungsi untuk melindungi multiplek dari
kelembaban

b. Underlayer Armoubase Pro Sistem Sebagai double Proteksi


Underlayer Armoubase Pro sistem wajib digunakan menjadi satu
kesatuan Pemasangan Dengan Genteng Shingle Bitumen. Dimana
fungsi dari Underlayer adalah sebagai Pencegah Kondensasi
(Lembab) Pada Multiplek.
Semua proses pemasangannya harus sesuai dengan metode
pemasangan dan rekomendasi dari produsen.
 Material Underlayer : IKO Armourbase Pro
 Underlayer Armourbase Pro adalah material underlayer yang
terbuat dari polyester dan dilapisi dengan polypropylene film
di kedua sisinya, sehingga memiliki sifat watertight dan vapour
resistant.
 Underlayer IKO Armourbase Pro harus memiliki standar CE
(Certificated Of Europe) dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Panjang : 30 cm
- Lebar : 1m
- Berat : 11,4 kg
- Tebal : 0,6 mm
- Tensile Length (EN 12311-1) : 300 N/50 mm
- Tensile Width (EN 12311-1) : 280 N/50 mm
- Elongation Length (EN 12311-1) : 40%
- Elongation Width (EN 12311-1) : 50%
- Heat Resistance Lower Surface (EN : 150° C
1110)
- Cold Flex Lower Surface (EN 1109) : -20° C
D. Bahan penutup atap selasar GSG menggunakan penutup atap Solartuff
Solid ( solartuff Flat ) tebal 6 mm Rangka Besi dengan spesifikasi :
 Material : Solartuff Solid ( solartuff Flat )
 Tebal : 6 mm
 Rangka Besi ( sesuai Detail Gambar )

E. Pemasangan ListPlank GRC produksi KALSIPLANK, SUPER PLANK


 Material : Fibercemen GRC
 Lebar : 30 cm
 Panjang : 300 cm
 Tebal : 0.8 cm

PASAL 10
PEKERJAAN SANITAIR

2.31. LINGKUP PEKERJAAN


Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, tenaga kerja dan jasa-jasa
lainnya sehubungan dengan pemasangan perlengkapan Toilet.

2.32. PERSYARATAN BAHAN


a. Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah didapatkan
dipasaran, kecuali bila ditentukan lain.
b. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapan,
sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type
yang dipilih.
c. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik
untuk masing-masing type yang dipilih.
d. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam
uraian dan syarat-syarat dalam buku.
2.33. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Konsultan
Pengawas, Perencana dan User (Tim Teknis) beserta persyaratan /
ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan.Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipasang perlu diadakan penukaran / penggantian bahan, pengganti
harus disetujui Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang dilakukan
Kontraktor.
c. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola,
penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-
detail sesuai gambar.
d. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar,
gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera
melaporkannya kepada Konsultan Pengawas.
e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan / perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.
f. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
g. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas
biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan
Pemilik.
h. Semua perabotan sanitair beserta penunjang harus sesuai dengan
fungsinya termasuk kebutuhan jenis dan dimensi bagi pengguna cacat.
i. Contoh-contoh
 Kontraktor diminta untuk memperlihatkan contoh-contoh bahan yang
akan dipakai kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
 Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman /
standar bagi Konsultan Pengawas untuk menerima / memeriksa bahan
yang dikirim ke lapangan oleh Kontraktor.
2.34. PEMASANGAN
Kontraktor harus minta ijin kepada Konsultan Pengawas tentang cara, waktu
dan letak pemasangan perlengkapan Toilet, Pantry dan lain-lain.
Pemasangan harus kuat, rapi dan bersih.

2.35. PELAKSANAAN
Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan Mekanikal dan Elektrikal, agar pekerjaan M & E tersebut tidak
rusak.Jika terjadi kerusakan, maka Kontraktor harus mengganti tanpa biaya
tambahan.

2.36. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN


a. Bila dianggap perlu, Kontraktor wajib mengadakan test terhadap bahan-
bahan tersebut pada laboratorium yang ditunjuk Konsultan Pengawas, baik
mengenai komposisi, kekuatan maupun aspek-aspek yang
ditimbulkannya.Untuk itu Kontraktor harus menunjukkan syarat
rekomendasi dari lembaga resmi yang ditunjuk tersebut sebelum memulai
pekerjaan.
b. Semua bahan untuk pekejraan ini harus ditinjau dan diuji baik pada
pembuatan, pengerjaan maupun pelaksanaan di lapangan oleh Konsultan
Pengawas atas tanggungan Kontraktor tanpa biaya tambahan.
c. Bila Konsultan Pengawas memandang perlu pengujian dengan teknik yang
telah disetujui, maka segala biaya dan fasilitas yang dibutuhkan untuk
terlaksananya pekerjaan tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 11
PEKERJAAN ALUMINIUM COMPOSIT PANEL

2.37. LINGKUP PEKERJAAN


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini
untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Penyedia jasa konstruksi diwajibkan memberikan surat dukungan ACP dari
distributor resmi dibuktikan dgn foto copi surat penunjukan sebagai
distributor dan disertai dengan brosur, dan test report ACP tersebut
sesuai yang diminta dalam dokumen
c. Semua Surat Dukungan dan brosur + spesifikasi harus berasal dari
pabrikan/distributor tunggal/agen tunggal, sedangkan untuk brosur harus
berupa brosur asli yang di cap oleh pabrikan/distributor tunggal/agen
tunggal. Dalam hal brosur berupa fotocopy brosur asli harus di cap dan di
beri keterangan sesuai aslinya oleh pabrikan/distributor tunggal/agen
tunggal serta di legalisir
d. Pekerjaan Aluminum Composite Panel ini meliputi pekerjaan finishing
penutup dinding luar dan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

2.38. PERSYARATAN BAHAN


a. Jenis : Aluminum Composite Panel merk Seven
b. Karakteristik : terdiri tiga lapisan yaitu, aluminium-polyethelin-
aluminium dan dilapisi dengan PVDF (Poly Vinyl De
Flouride)
c. Ketebalan : Minimum 4 mm.
d. Ukuran : Sesuai gambar
e. Warna : warna ditentukan kemudian.
f. Toleransi panel : max. selisih ketebalan 0.2 mm; selisih panjang 4 mm
g. Panel harus tahan cuaca, tahan panas sampai 80°C, tahan terhadap bahan
kimia.
h. Panel fixing yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan dari pabrik
pembuat dan dibuat dari bahan mild steel yang di hot dip galvanis (anti
karat).
i. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dan Direksi
Pengawas.
j. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan dua copy ketentuan dan
persyaratan teknis dari pabrik sebagai informasi bagi Direksi / Konsultan
Pengawas, Perencana dan User (Tim Teknis).
k. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian /penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus baru,
kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi / Konsultan
Pengawas.

2.39. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


a. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan
shop drawing untuk memperoleh persetujuan dan Direksi / Konsultan
Pengawas.
b. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan
contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dan 3 jenis produk yang
berlainan kepada Direksi / Konsultan Pengawas dan Perencana untuk
memperoleh persetujuan.
c. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan cetakan (mal) yang
digunakan untuk mengontrol terhadap bidang penyudutan dan perubahan
bentuk.
d. Pemasangan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman dalam
pemasangan Clading wall.
e. Pemasangan panel menggunakan rivet sedemikian rupa dimana ujung
panel ditempelkan menggunakan rivet pada sisi aluminum angle sehingga
rivet tidak tampak dari depan panel.
f. Bidang pemasangan panel harus benar-benar rata dan arah pemasangan
benar-benar lurus.
g. Tidak diperkenankan memasang panel yang retak, pecah, berlubang, dan
harus dengan persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas sebelum
pekerjaan pemasangan dimulai.
h. Jarak antar panel (nat) berkisar 16 mm, dan diisi dengan silicone sealent.
Nat panel harus lurus baik vertikal maupun horisontal.
i. Panel yang sudah terpasang harus dibersihkan dan segala macam noda--
noda yang melekat, serta dilindungi dan segala benturan dengan benda-
benda Iainnya.Pelepasan cover sheet harus seijin konsultan Pengawas dan
Tim Teknis apabila dilepas tanpa seijin Konsultan Pengawas dan Tim
Teknis maka harus diganti dengan yang baru.
PASAL 12
PEKERJAAN LAIN - LAIN

2.40. AIR KERJA PROYEK


Penggunaan air kerja harus dikoordinasikan dengan pihak dinas atau
mengusahakan sendiri.

2.41. STANDART PELAKSANAAN


 Sebelum melaksanakan pekerjaan kontraktor harus membuat surat ijin
material dan surat ijin melaksanakan pekerjaan.
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus mengajukan contoh
material dan disetujui oleh direksi/ konsultan pengawas.
 Penentuan penumpukan material harus mendapat persetujuan dari
direksi/ konsultan pengawas.
 Sebelum pelaksanaan kontraktor harus membuat gambar Shop Drawing.

2.42. PERSYARATAN TEKNIS


 Meskipun dalam bestek ini, pada uraian pekerjaan dan uraian bahan
tidak dinyatakan, tetapi disebutkan dalam penjelasan pekerjaan
(Aanwijzing) mengenai bagian pekerjaan yang termasukharus dikerjakan
oleh pemborong maka bagian tersebut dianggap ada dan dimuat dalam
bestek.
 Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan bangunan
ini, tetapi tidak diuraikan atautidak dimuat dalam bestek ini, tetap
diselenggarakan dan diselesaikan oleh Pemborong.
 Selain persyaratan teknis yang tercantum diatas pemborong diwajibkan
pula mengurus :
a. Pembuatan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Keterangan Rencana
Kota (KRK) dari Pemda setempat.
b. Surat-surat bukti keer listrik/ pengetesan dari PLN dan pengetesan
yang diperlukan.
 Sebelum penyerahan pertama , pemborong wajib meneliti semua
bagian pekerjaan yang belumsempurna harus diperbaiki, semua ruangan
harus bersih dipel, halaman harus ditata rapi dan semuayang tidak
berguna disingkirkan dari proyek.
 Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua
penyimpangan dari ketentuan bestekdan gambar menjadi tanggungan
pelaksana, untuk itu pelaksana harus menyuelesaikan pekerjaansebaik
mungkin.
BAB 3
SYARAT SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR

PASAL 1
PEKERJAAN GALIAN TANAH

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan/peralatan-peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk
terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk
pekerjaan sub struktur, seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
c. Pembuangan sisa galian yang disetujui Direksi / Konsultan Pengawas atas
biaya Penyedia Jasa Konstruksi, pembuangan hasil galian tidak dapat
dipergunakan sebagai bahan urugan kembali pada konstruksi tersebut.

2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Kedalaman galian pondasi dan galian-galian lainnya harus sesuai dengan
peil-peil yang tercantum dalam gambar. Semua bekas-bekas pondasi
bangunan lama, batu, jaringan jalan/aspal, akar dan pohon-pohon yang
terdapat dibagian galian yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan
dibuang.
b. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon
dan lain-lain yang masih digunakan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus
secepatnya memberitahukan kepada Direksi / Konsultan Pengawas, atau
kepada intansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk
seperlunya. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas segala
kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut,
apabila timbul kerusakan kontraktor berhak bertanggung jawab untuk
mengembalikan atau memindahkan sesuai fungsinya.
c. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap
galian masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur,
maka harus digali keluar sedang lubang lubang diisi kembali dengan pasir,
disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang
waterpas.
d. Apabila terdapat air didasar galian, baik pada waktu penggalian maupun
pada waktu pekerjaan struktur harus disediakan pompa air dengan
kapasitas yang memadai atau pompa lumpur yang diperlukan dapat
bekerja terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air lumpur pada
dasar galian.
e. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah
mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman
pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Direksi
/ Konsultan Pengawas.

PASAL 2
PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat- alat bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan
ini dengan baik. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan dan
pemadatan kembali untuk pekerjaan substruktur yang ditunjukkan dalam
gambar atau petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.

2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Terlebih dahulu lapisan atas dikupas dan dipadatkan hingga
mencapai 40% kepadatan maksimum paling sedikit sedalam 15 cm
sebelum urugan dimulai.
b. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal
max tiap- tiap lapisan 20 cm tanah lepas dan dipadatkan dengan
stemper, baby roller minimum 5 ton atau peralatan yang disetujui oleh
direksi dan konsultan pengawas.
c. Tanah urug yang kering harus dibasahi dengan air, tetapi apabila tanah
sudah mengandung air maka tidak perlu dibasahi kemudian dilakukan
pengilasan atau pemadatan.
d. Pemadatan sebaiknya mencapai 80% kepadatan maksimum dan standar
kepadatan tesebut bisa berubah atas persetujui direksi dan konsultan
pengawas.
e. Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah mendapat persetujan dari
Direksi / Konsultan Pengawas.
f. Apabila terdapat gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan
tersebut harus dicampur dengan cara menggaruk atau cara sejenisnya
sehingga diperoleh lapisan yang kepadatannya sama.
g. Setelah pemadatan selesai, sisa urugan tanah harus dipindahkan ketempat
tertentu yang disetujui secara tertulis oleh Direksi / Konsultan Pengawas
atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
h. Setiap kegiatan pemadatan tanah disertai dengan laporan CBR tanah
yang dipadatkan ketinggian per 1 meter dengan pemadatan dianggap
cukup, setelah mendapat persetujan dari Direksi / Konsultan Pengawas.

PASAL 3
PEKERJAAN URUGAN PASIR URUG / SIRTU PADAT

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat- alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini untuk memperoleh hasil pekerjaan yang baik.
b. Pekerjaan urugan pasir urug /sirtu dilakukan diatas dasar galian tanah,
dibawah lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton
yang berhubungan dengan tanah seperti pondasi, sloof, dll.
2. Persyaratan Bahan
a. Sirtu / pasir urug yang digunakan harus tediri dari butir-butir yang bersih,
tajam dan keras, bebas dari lumpur, tanah lempung, dan lain sebagainya
kadar lumpur maksimum 5%,.
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan di atas dan harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi /
Konsultan Pengawas.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Lapisan sirtu padat dilakukan lapis demi lapis maksimum tiap lapis 5 cm,
hingga mencapai tebal padat yang diisyaratkan dalam gambar.
b. Setiap lapisan sirtu harus diratakan, disiram air dan atau dipadatkan
dengan alat pemadat.
c. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang kering agar dapat
diperoleh hasil kepadatan yang baik.
d. Kondisi yang kering tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan
pemadatan yang bersangkutan selesai dilakukan.
e. Tebal lapisan minimum 10 cm padat atau sesuai yang ditnjukkan dalam
gambar.
f. Pemadatan dengan jenis material sirtu hingga mencapai 90%
kepadatan maksimum.
g. Lapisan pekerjaan diatasnya, dapat dikerjakan bilamana sudah
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.

PASAL 4
PEKERJAAN LANTAI KERJA
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenega kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat- alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna dengan menggunakan molen untuk pengadukan material beton.
b. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan finishing / struktur pada
seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam detail gambar.
2. Persyaratan Bahan
Semen Portland, Pasir Beton, Kerikil/split , Air kerja harus memenuhi
persyaratan yang memenuhi persyaratan pekerjaan beton (ph air 6 – 8),
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan dengan contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan
tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.
b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan diatas, tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian penggantian dalam pekerjaan ini, harus
baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui secara tertulis oleh
Direksi / Konsultan Pengawas.
c. Untuk lantai kerja yang langsung diatas tanah, maka lapisan (tanah dan
pasir urug) dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah
dipadatkan sesuai persyaratan), rata permukaannya dan telah mempunyai
daya dukung maksimal.
d. Pekerjaan lantai kerja merupakan campuran antara PC, pasir beton dan
krikil atau split dengan perbandingan 1:3:5, minimal menggunakan alat
kerja molen untuk pengadukan material beton.
e. Permukaan lapisan lantai kerja harus dibuat rata / waterpas. Kecuali pada
lantai ruangan - ruangan yang diisyaratkan pada kemiringan tertentu,
supaya diperhatikan mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar dan sesuai petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.

PASAL 5
PEKERJAAN PASANGAN BATU BELAH
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pasangan batu belah untuk
pondasi bangunan, talud serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi /Konsultan Pengawas.

2. Persyaratan Bahan
Batu kali yang digunakan adalah batu gunung berwarna abu-abu hitam dan
harus batu belah/tidak bulat dan tidak porous serta mempunyai keras (tidak
rapuh).
Semen sekwalitas gresik, pasir dan air persyaratan lihat pekerjaan beton
Lapisan batu gunung yang digunakan :
Jenis : batu belah//batu gunung
Bahan Perekat : adukan : 1 Pc : 6 pasir pasang. (atau sesuai
gambar rencana)
3. Syarat Pelaksanaan
a. Setelah galian pondasi siap maka sebelum dipasang batu belah, tanah
dasar harus diberi lapisan pasir urug/sirtu dibawahnya setebal 10 cm dan
dipadatkan.
b. Pasangan batu belah disusun dengan bersilang, semua permukaan bagian
dalam harus terisi adukan perekat dan semua nat yang tebal diisi dengan
kricak.
c. Tinggi pemasangan tidak boleh lebih dari 0.5 m dalam satu hari. Sisi
samping pondasi harus diplester kasar sesuai adukan perekat pondasinya.
d. Untuk pasangan batu belah yang menggunakan lapisan batu kosong
(aanstamping), pasangan batu kosong harus ditata dengan sisi panjang
tengah dan bersilang kemudian diberi / ditabur pasir bagian atasnya
hingga pasir mengisi lubang-lubang yang terdapat disela-sela batu.
Ketinggian pasangan aanstamping mengikuti gambar kerja. Setelah pasir
merata kemudian dipadatkan dan diratakan.

PASAL 6
PEKERJAAN ACUAN / BEKISTING

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan,


pengangkutan dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan
beton sesuai dengan gambar- gambar konstruksi, dengan
memperhatikan ketentuan tambahan dari arsitek dalam uraian dan
syarat-syarat pelaksanaannya.

2. Persyaratan Bahan

Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton


muda yaitu sebelum beton mengeras mencapai kekuatan yang
diisyaratkan sebelum beton mendapat bentuknya yang permanen.
Perancah harus dibuat pada pondasi yang kuat dan kokoh sehingga
terhindar dari penggerusan dan penurunan. Kontraktor harus selalu
memperhatikan pelendutan perancah akibat gaya-gaya yang bekerja
kepadanya sehingga pada akhir pekerjaan beton, permukaan peil
dapat sesuai dengan rencana. Perancah dibuat dari kayu, baja atau
beton cetak mutu tinggi, pemakaian bambu tidak diperbolehkan.
Bila perancah itu sebelum atau pelaksanaan pengecoran beton
berlangsung mengalami tanda-tanda penurunan yang besar sehingga
kedudukan peil akhir tidak sesuai dengan rencana gambar atau
penurunan tersebut akan membahayakan konstruksi, maka direksi
dapat segera memerintahkan kepada kontraktor untuk memperkuat
perancah, biaya akan pekerjaan itu sepenuhnya ditanggung
kontraktor.
Acuan beton merupakan cetakan dari kayu, baja atau beton pre-
cast yang digunakan untuk membentuk beton muda agar setelah
mengeras membentuk dimensi sesuai gambar rencana. Acuan beton
dibuat sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran tidak
merusak beton atau perancah. Lendutan diantara dua penyokong tidak
boleh lebih dari 1,300 bentangnya atau tidak boleh melendut melebihi
3 mm. Kayu untuk bahan acuan bermutu baik dan tidak cacat
Bahan acuan yang dipergunakan dapat dalam bentuk : kayu/ multiplek
setebal minimal 9 mm dengan kelas kuat kayu minimal 2 yang akan
dipergunakan harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi /
Konsultan Pengawas terlebih dahulu. Acuan yang terbuat
menggunakan kayu/ multiplek disupport dengan perancah skafolding,
diposisi kolom, balok digunakan perancah dengan material dari baja.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Perencanaan acuan dan konstruksinya harus direncanakan untuk


dapat menahan beban-beban, tekanan lateral dan tekanan yang
diizinkan dan peninjauan terhadap beban angin dan lain-lain,
peraturan harus dikontrol terhadap Peraturan Pembangunan
Pemerintah Daerah setempat.
b. Semua ukuran-ukuran penampang Struktur Beton yang tercantum
dalam gambar struktur adalah ukuran bersih.
c. Sebelum memulai pekerjaannya, Penyedia Jasa Konstruksi harus
memberikan gambar dan perhitungan acuan serta sample bahan
yang akan dipakai, untuk disetujui secara tertulis oleh Direksi /
Konsultan Pengawas. Pada dasarnya tiap-tiap bagian dari bekisting,
harus mendapat persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas,
sebelum bekisting dibuat pada bagian itu.
d. Acuan yang direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada
perubahan bentuk dan cukup kuat menampung beban-beban
sementara maupun tetap sesuai dengan jalannya pengecoran beton.
e. Susunan acuan dengan penunjang-penunjang yang diatur sedemikian
rupa sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah
oleh Direksi / Konsultan Pengawas. Penyusunan acuan harus
sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkarannya tidak
menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan.
f. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran yang
melekat seperti potongan-potongan kayu, potongan-potongan
kawat, paku, tahi gergaji, tanah dan sebagainya.
g. Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran,
kerataan/kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-
gambar konstruksi.
h. Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dulu sebelum pengecoran.
Harus diadakan tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air
pembasahan tersebut pada sisi bawah.
i. Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan
terjadi kebocoran atau hilangnya air semen selama pengecoran,
tetap lurus (tidak berubah bentuk ) dan tidak bergoyang.
j. Sebelumnya dengan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi /
Konsultan Pengawas diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton
harus diatur sedemikian, sehingga bila bekisting dibongkar kembali,
maka semua besi tulangan harus berada dalam permukaan beton.
k. Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari kolom
atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan
pembersihan.
l. Pada prinsipnya semua penunjang bekisting harus menggunakan
steger besi (scafolding).
m. Setelah pekerjaan diatas selesai, Penyedia Jasa Konstruksi harus
meminta persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas dan
minimum 3 (tiga) hari sebelum pengecoran Penyedia Jasa Konstruksi
harus mengajukan permohonan tertulis untuk izin pengecoran
kepada Direksi / Konsultan Pengawas.
n. Pada posisi kolom beton bertulang menggunakan bekesting berupa
multiplek tebal 9 mm menggunakan rangka rangka kaso ukuran 5 x 7
cm.

4. Pembongkaran

a. Pembongakaran dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia,


dimana bagian konstruksi yang dibongkar cetakannya harus dapat
memikul berat sendiri dan beban- beban pelaksanaannya.
b. Bagian konstruksi boleh dilepas dalam waktu sesuai dengan ijin dari
Direksi / Konsultan Pengawas.
c. Setiap rencana pekerjaan pembongkaran cetakan harus diajukan
terlebih dahulu secara tertulis untuk disetujui oleh Direksi /
Konsultan Pengawas.
d. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak
bergelombang, berlubang, atau retak-retak dan tidak menunjukkan
gejala keropos/tidak sempurna.
e. Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan
cara yang dapat menimbulkan kerusakan pada beton dan material-
material lain disekitarnya, dan pemindahan acuan harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kerusakan akibat
benturan pada saat pemindahan. Perbaikan yang rusak akibat
kelalaian Penyedia Jasa Konstruksi menjadi tanggungan Penyedia
Jasa Konstruksi.
f. Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian
beton yang keropos atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi
konstruksi tersebut, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus segera
memberitahukan kepada Direksi / Konsultan Pengawas, untuk
meminta persetujuan tertulis mengenai cara perbaikan pengisian
atau pembongkarannya. Penyedia Jasa Konstruksi tidak
diperbolehkan menutup/mengisi bagian beton yang keropos tanpa
persetujuan tertulis Direksi / Konsultan Pengawas. Semua resiko
yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya
perbaikan, pembongkaran, atau pengisian atau penutupan bagian
tersebut, manjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
g. Seluruh bahan-bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus
dibersihkan dari lokasi proyek dan dibuang pada tempat-tempat yang
ditentukan oleh Direksi / Konsultan Pengawas sehingga tidak
mengganggu lahan kerja.
Meskipun hasil pengujian silinder - silinder beton memuaskan,
Direksi / Konsultan Pengawas mempunyai wewenang untuk menolak
konstruksi beton yang cacat sebagai berikut :
 Konstruksi beton yang keropos yang dapat mengurangi kekuatan

konstruksi.
 Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk/ukuran yang

direncanakan atau posisi-posisinya tidak seperti yang ditunjuk oleh


gambar.
 Konstruksi beton yang tegak lurus atau rata seperti yang telah

direncanakan.
 Konsruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya yang

memperlemah kekuatan konstruksi.


 Dan lain-lain cacat yang menurut pendapat Perencana/Direksi /

Konsultan Pengawas dapat mengurangi kekuatan konstruksi.


h. Alternatif Acuan/Bekisting :
Penyedia Jasa Konstruksi dapat mengusulkan alternatif jenis acuan
yang akan dipakai, dengan melampirkan brosur/gambar acuan
tersebut beserta perhitungannya untuk mendapat persetujuan
tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas. Dengan catatan bahwa
alternatif acuan tersebut tidak merupakan kerja tambah dan tidak
menyebabkan keterlambatan dalam pekerjaan.Sangat diharapkan
agar Penyedia Jasa Konstruksi dapat mengajukan usulan acuan yang
dapat mempersingkat waktu pelaksanaan tanpa mengurangi
/membahayakan mutu beton dan sesuai dengan peraturan-peraturan
yang berlaku.
i. Pembongkaran bekesting dari material pembetonan dapat dilepas
minimum jangka waktu 3 hari dari waktu selesai pelaksanaan
pengecoran.

PASAL 7
PEKERJAAN BETON
1. Lingkup Pekerjaan
Pembetonan dilakukan sesuai gambar kerja yang memiliki material beton
dengan mutu sesuai dengan spesifikasi yang tertera pada gambar.
Diperbolehkan memakai material precast beton namun mutunya sesuai
dengan spesifikasi pada gambar.

2. Beton Adukan Semen


a. Beton merupakan campuran PC, air dan material berbutir dan tidak
boleh memakai bahan lain tanpa ijin direksi. Penggunaan semen SNI 15-
2049-2004. setelah beton mengeras harus didapat bahan yang padat,
awet dan kokoh dan mempunyai sifat yang diisyaratkan.
b. Perbandingan antara butir halus dan kasar tergantung gradasi. Tetapi
butir halus lebih sedikit dan bila dikombinasikan dengan PC akan
menghasilkan adukan yang mengisi rongga antara butiran kasar dan
cukup tersisa untuk membentuk permukaan halus (Beton Expose).
c. Sebelum pekerjaan pembetonan dimulai kontraktor akan membiayai
seperti yang disyaratkan sesuai kehendak direksi untuk menentukan
perbandingan material berbutir kasar, persentase semen dan nilai air
semen.
d. Direksi dapat mengubah perbandingan campuran beton itu bilaman
dipandang perlu selama pelaksanaan untuk dapat mencapai persyaratan
yang sesuai.
3. Mutu Beton
a. Mutu beton untuk semua pekerjaan beton, paling sedikit dengan
beton mutu f'c = 21,7 MPa (K 250) slump (12±2) cm w/c = 0,56 dan
menyesuaikan dengan gambar kerja,
b. Agar persyaratan mutu beton tersebut dapat tercapai, maka kontraktor
menghubungi laboratorium yang ditunjuk direksi untuk penentuan
mixed design nya.
c. Jika terjadi penyimpangan mutu beton maka direksi berhak
memerintahkan kontraktor untuk membongkar tanpa ada tuntutan biaya
tambahan.
d. Sebelum disetujui rencana campuran beton, atau ditentukannya
perubahan suatu rencana campuran yang telah ada maka direksi
menunjuk perlu diadakan percobaan.
e. Cara mempersiapkan benda uji dan hasil, jumlah dan evaluasinya sesuai
yang tercantum dalam SNI 03-2847-2002.
f. Bila percobaan pendahuluan memenuhi syarat maka dapat
dipakaipada pekerjaan selanjutnya yang sesuai.
g. Untuk pelaksanaan pekerjaan beton yang besar lebih dari 60 m3,
harus dibentuk benda uji setiap 5 m3, atau setiap truck mixer
datang dengan minimum tiga benda uji setiap hari/ kedatangan,
kecuali permulaan pekerjaan dimana frekuensi pembuatan benda uji
harus lebih besar, agar segera terkumpul 20 benda uji.
h. Benda uji digunakan untuk mengontrol apakah mutu beton tersebut
masih dipertahankan. Untuk pekerjaan beton dibawah 60 m3, berlaku
ketentuan sebagai berikut:
 Pembuatan benda uji.
 Interval pengecoran beton dibuat sedemikian sehingga tiap interval
diambil sebuah benda uji, sampai akhir terkumpul 20 benda uji.
 Apabila kubikasi sebanyak 20 buah dianggap terlalu banyak,
Direksi dapat menentukan lain selama diambil kubikasi benda uji
ynag hampir sama.
 Pembuatan perlindungan benda uji dikerjakan sesuai dengan
persyaratan yang tertera pada SNI 03-2847-2002.
 Benda uji dibuat berebentuk silinder dengan diameter 15 cm dan
tinggi 30 cm.
i. Dalam perawatan beton (Curing) atau penambahan bahan khusus
(Additive), benda uji diperlakukan sama dengan demikian sama dengan
konstruksi beton yang diwakilinya sehingga benda uji mencerminkan
sifat dan kekuatan konstruksi yang sebenarnya.
j. Jika dari dewean direksi tidak ada ketentuan lain maka diambil
ketentuan sebagai berikut:
 Untuk menetapkan kekuatan beton biasa minimal 2 benda uji
untuk tiap 30 m3 beton.
 Untuk menetapkan lamanya curring jika beton diuap atau
penambahan bahan lain maka jumlah benda uji ditetapkan direksi.
 Untuk menetapkan sifat tertentu beton misal modulus
elastisitas, shrinkage, creep atau keperluan yang dianggap khusus,
maka benda uji ditetapkan direksi.
k. Jika konstruksi ditest lebih lama atau kurang dari umur 28 hari, maka
kekuatan akan dikorelasikan dengan kekuatan benda uji yang berumur
28 hari.
l. Jika pemeriksaan benda kurang memenuhi syarat maka diusahakan
untuk memeriksa kekuatan beton yang telah dicor dengan cara
mengambil / dibor atas ijin direksi, diganti dengan mutu yang sesuai
spesifikasi.
m. Pada beton post tensioning, ini diperhatikan direksi dengan hati-hati
agar pengambilan dan pengisian conoth tidak membahayakan kekuatan
suatu konstruksi secara keseluruhan.
n. Jika benda uji memenuhi syarat kekuatan maka pengecoran dapat
dilanjutkan
o. Bila hasil tidak memenuhi persyaratan maka direksi meminta beton yang
telah dilaksanakan untuk dibongkar dan diganti dengan beton yang
memenuhi syarat.
p. Dalam hal khusus pada konstruksi memungkinkan direksi untuk
mempertimbangkan agar tentang pengurangan beton itu, maka
diadakan percobaan pembebanan, sehingga pembongkaran beton pada
tempat itu tidak dilaksanakan.
q. Penyimpanan dari gambar konstruksi rencana, dapat mengakibatkan
pekerjaan tersebut dibongkar dan diperbaharui lagi sesuai dengan
spesifikasi dan petunjuk direksi.
r. Keropos pada waktu pelaksanaan dapat dipertimbangkan oleh direksi
untuk dibongkar bila dianggap membahayakan konstruksi, dan
sepenuhnya tanggung jawab kontraktor dan biaya sepenuhnya
ditanggung kontraktor.
s. Sebelum pengecoran dimulai harus mendapat ijin tertulis direksi
tentang rangkaian pembesian dan kebersihan material dan air yang
digunakan, serta hal lainnya.
t. Sebelum menuangkan beton mortel kearah cetakan beton, harus
diperiksa dahulu slumpnya, apabila memenuhi syarat dan dipandang
menurut direksi pekerjaan dapat dilaksanakan, jika tidak maka dibuang
dan tidak digunakan.
4. Penyimpanan Material
a. Cara pengerjaan dan penyimpangan agregate beton hendaknya
diusahakan sedemikian agar tidak terjadi satu pemisahan (segregation
atau pengotoran bahan lain dari luar). Agregat disimpan terpisah-pisah
menurut ukurannya gara tidak saling tercampur.
b. Semen harus disimpan yang rapi menurut datangnya sehingga
pemakaian dapat diusahakan sedemikian agar tidak ada semen yang
terlalu lama berada di penyimpanan. Umur semen yang dapat digunakan
pada konstruksi beton tidak melebihi 3 bulan. Direksi tidak
memperkenankan semen yang melebihi umur 3 bulan asal didasarkan
hasil test yang memuaskan dimana test tadi atas biaya dari kontraktor.
c. Semen yang telah menggumpal tidak dipebolehkan untuk dipakai dalam
pekerjaan konstruksi. Penggudangan tersebut hendaknya disesuaikan
agar jumlah material cukup banyak untuk menjaga kemacetan pekerjaan
yang diakibatkan keterlambatan pengiriman material.
d. Pengiriman semen ke tempat penyimapanan atau pekerjaan harus dijaga
agar semen tidak lembab.
5. Pengadukan Beton
a. Syarat pelaksanaan pekerjaan beton dari mengaduk sampai
perawatannya hendaknya sesuai dengan yang diisyaratkan dalam SNI 03-
2847-2002.
b. Pengadukan pengangkutan dan pengecoran sebaiknya dilakukan pada
cuaca yang baik. Bila hari hujan atau panas maka harus dilakukan suatu
usaha-usaha untuk dapat melindungi alat-alat pengadukan atau
pengerjaan pengadukan, pengangkutan dan pengecoran sedemikian
sehingga didapat jaminan sehingga nilai air semen tidak akan berubah.
c. Bila dalam hal ini direksi berpendapat usaha-usaha untuk melindungi
pengadukan, pengecoran dan pengangkutan tidak cukup, atau
dalam beberapa hal tidakdapat dijamin nilai air semen dapat
dipertahankan, direksi dapat memutuskan agar pengecoran dapat
ditunda sampai pada cuaca yang lebih baik. Akibat penundaan ini daoat
dijadikan alasan untuk menuntut ganti rugi.
d. Beton, terutama untuk mutu K-300 (fc’= 26,4 MPa) ke atas harus
dicampur dengan pengaduk mekanis, peralatan hendaknya sesuai dari
tipe guna mengerjakan beton dengan nilai air semen yang rendah.
e. Kecuali akan ditentukan lain oleh direksi terutama untuk ketelitian
dalam pengontrolannya maka beton dengan mutu lebih besar dari
K-300 (fc’= 26,4 MPa) harus diaduk di tempat pekerjaan.
f. Alat-alat tersebut harus tetap dijaga juga dipelihara dengan baik.
Terutama container harus tetap bersih dari materil-material atau sisa-
sisa beton yang mengeras, diman untuk ini direksi akan mengadakan
pemeriksaan agar dalam waktu-waktu tertentu paling tidak sebelum dan
sesudah mengerjakan pengadukan beton alat tersebut harus dibersihkan.
g. Beton harus diaduk di dalam lapangan yaitu pada central mixingplant,
dengan alat-alat yang sesuai dimana akan dapat dihasilkan adukan yang
homogen. Semen ditakar dengan jumlah terdiri dari saknya, maka harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga saknya berjumlah bulat. Kapasitas
mesin pengaduk hendaknya jangan dilampaui.
h. Lamanya pengadukan umumnya tidak boleh kurang dari 1,5 menit,
dihitung dari saat tercampurnya semua bahan-bahan beton termasuk
air. Untuk mixer kapasitas lebih dari 1m3, maka waktu minimum
tersebut dapat ditambah sesuai petunjuk direksi. Sebelum waktu
minimum selesai tidak diperbolehkan menghentikan mesin dan atau
mengambil sebagian isinya.
i. Putaran mesin hendaknya diperiksa agar dapat kontinue sesuai
dengan rekomendasi pabrik.
j. Pada permulaan pengadukan, semen, pasir dan air dari adukan itu
akan menempel pada dinding kontainer. Karena itu hendaknya pada
pengadukan pertama dipertahankan sedemikian rupa agar hasil adari
adukan pemula itu jumlah semen, air dan pasir tidak kurang dari
pesyaratan yang sebenarnya.
k. Sebelum membuat adukan baru, hasil adukan sebelumnya harus sudah
keluar semua dari kontainer.
l. Harus selalu disediakan ditempat pekerjaan sebuah atau beberapa buah
mixer yang selalu siap digunakan bila digunakan antara lain dalam
keadaan dimana segera dibutuhkan adukan beton untuk mengisi kembali
bagian-bagian yang rusak (reserve mixer).
m. Pengadukan kembali beton-beton yang sudah mulai mengeras
tidak diperbolehkan. Beton didalam keadaan seperti itu bila
rusak harus dibuang/disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
n. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat
dicegah segredasi dan kehilangan bahan-bahan (air, semen atau butir
halus).
o. Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak
terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang
sudah dicor dan kan diberi cor.
p. Memindahkan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran dengan perantaraan talang-talang miring hanya dapat
dilakukan dengan ijin direksi.
q. Adukan beton umumnya harus sudah dicor dalam waktu satu jam setelah
pengadukan air dimulai. Jangka waktu ini harus diperhatikan
apabila diperlukan waktu pengangkutan yang panjang.
6. Pengecoran Beton
a. Pengecoran tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan perancah dan
pekerjaan persiapan yang disebutkan pada spesifikasi ini telah sempurna
dikerjakan dan disetujui oleh direksi.
b. Sebelum pengecoran dimulai, semua alat-alat material pekerja-pekerja
harus sudah ada di tempat dimana harus bekerja, dan semua alat-
alat dalam keadaan bersih serta siap pakai. Permukaan sebelah dalam
dari acuan harus sudah dibersihkan dari bahan-bahan lepas maupun
potongan kawat/besi. Acuan yang terbuat dari kayu dimana
dikhawatirkan adanya pengisapan air oleh kayu, maka acuan harus
dibasahi dengan air dahulu hingga jernih.
c. Tulang-tulangan harus disetujui dahulu oleh direksi mengenai
penempatannya dan harus diberi beton dekking sedemikiam sehingga
untuk pengecoran dan pemadatan beton nantinya akan menyebabkan
tulangan bergeser terlalu dekat dengan permukaan luar beton.
d. Pemakaian bahan-bahan pembantu dengan maksud memudahkan
pelepasan acuan setelah beton mengeras dan sudah betul-betul
diperiksa sehingga tidak mengganggu pelekatan antara besi dan beton.
Bidang beton lama akan berhubungan dengan beton yang akan dicor,
harus terlebih dahulu dikasarkan dan disiram dengan air semen hingga
jenuh.
e. Dekat dengan pengecoran beton baru, bidang-bidang kontak beton
lama tersebut harus sudah disapu dengan mortal yang cmapurannya
sesuai dengan betonnya. Atau diberi pengait beton lama dan beton baru.
f. Bilamana pengecoran yang akan dilakukan diperkirakan sampai malam
hari perelengkapan-perlengkapan penerangan dan lain-lain harus sudah
dipersiapkan sebelumnya.
g. Pengecoran dilakukan segera setelah selesai pengadukan dan sebelum
beton mulai mengeras. Pengecoran dan pengerjaan beton harus
diselesaikan dalam waktu paling lama 20 menit sesudah keluar dari
mixer kecuali bila diberikan bahan-bahan pembantu dengan maksud
untuk melambatkan proses pengerasan beton.
h. Cara pengerjaan pengecoran beton hendaknya dikerjakan
sedemikian sehingga tidak terjadi pemisahan bahan (segregation)
dan pengerjaan kembali beton yang telah selesai dicor itu.
i. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melebihi tinggi 1,5 meter dan
tidak diperkenankan menimbun beton dalam jumlah banyak disuatu
tempat dengan maksud untuk kemudian meratakannya sepanjang acuan.
j. Pada beton-beton mutu lebih besar dari K-300 (fc’= 26,4 MPa) atau
beton dengan persyaratan kekuatan yang tinggi pengecoran harus
dilakukan secepatnya sesudah selesai pengadukan.
k. Untuk dinding beton, pengecoran dilakukan secara lapis-lapis
horizontal setelah umumnya 30 cm, menerus seluruh panjangnya,
sampaiu dengan pengakiran yang disokongkan oleh acuan yang kokoh
atau konstruksi khusus (construction joint) seperti yang tertera pada
gambar rencana.
l. Beton, acuan dan atau tulangan yang menonjol keluar harus dicegah
dari kemungkinan kena sentuhan atau getaran dapat membahayakan
daya letaknya dengan beton.
m. Slum test harus sering diadakan selama pelaksanaan pekerjaan beton,
untuk menjamin agar nilai air semen tetap sesuai dengan beton-beton
yang telah diisyaratkan, kecuali ditetapkan lain oleh direksi dengan
mengingat cuaca pada waktu pengecoran (kering atau lembab).
n. Cara melaksanakan slum test harus sesuai dengan SNI 03-2847-2002.
o. Selama dalam pengecoran beton harus dipadatkan dengan alat-alat
pemadat (Internal atau External Vibrator) mekanis.
p. Cara pemadatan dengan tenaga manusia terdiri dari memukul-mukul
acuan dari sebelah luar, merocok dan menusuk-nusuk adukan beton
secara kontinue (hal ini sebagai pembantu dan bukan fungsi pokok
pemadatan).
q. Ketelitian dalam hal ini sangat perlu untuk diperhatikan agar semua
sudut- sudut terisi sela-sela diantara di sekelilingnya tulangan terpenuhi
tanpa menggeser kedudukan tulangan tersebut membuat agar
permukaan menjadi rata halus, mengeluarkan gelembung-gelembung
udara dan mengisi semua rongga.
r. Harus juga diperhatikan agar penggetaran / pemadatan tidak terlalu
lama dikerjakan yang dapat mengakibatkan pemisahan bahan-bahan.
s. Tenaga yang mengerjakan ini harus telah banyak pengalaman dan
pekerjaan pemadatan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Direksi.
t. Alat pemadat mekanis yang digunakan harus mampu memberikan
getaran paling sedikit 5.000 getaran permenit (RPM) dan berat efektif
sebesar 0,25 kg.
u. External vibrator diletakkan sedemikian pada acuan sehingga
akan menghasilkan getaran-getaran mendatar bila lebih dari suatu alat
yang digunakan jaraknya harus sedemikian rupa sehingga tidak
menyebabkan peredam getaran alat lainnya.
v. Pada beton precast, dapat dibuat satu meja getar dari konstruksi
yang disetujui oleh direksi dan dipakai alat penggetar yang dapat
memberikan paling tidak 5.000 getaran permenit (RPM).
w. Untuk lantai beton atau plat-plat beton pemakaian external vibrator
yang diletakkan pada acuan digunakan atas seijin direksi.
x. Internal vibrator digunakan dengan cara memasukkan alat-alat penggetar
mekanis ke dalam adukan beton yang baru dicor. Alat tersebut harus
paling tidak dapat memberikan 5.000 getaran permenit bila dimasukkan
kedalam adukan beton mempunyai nilai slum 2,5 cm. Yang akan
memberikan radius tidak kurang dari 45 cm.
y. Alat ini harus dimasukkan ke dalam adukan beton searah dengan
as memanjang tulangan pokok sedalam menurut perkiraan bahwa beton
itu secara keseluruhan tingginya telah dipadatkan kemudian ditarik
keluar perlahan-lahann dan dimasukkan lagi pada posisi semula.
z. Alat ini tidak boleh dibiarkan disuatu tempat lebih lama dari 30 detik dan
ditempatkan pada posisi yang tidak lebih jauh dari 45 cm (untuk
selanjutnya dipatuhi) Persyaratan di SNI 03-2847-2002. Alat ini tidak
diperbolehkan guna mendorong beton ke samping dan selanjutnya tidak
boleh menumpu pada tulangan.
aa. Jumlah minimum banyaknya internal vibrator untuk memadatkan beton
harus cukup dan paling sedikit sebagai daftar dibawah ini:
bb.
Jumlah Minimum Internal Vibrator
Kecepatan Mengecor Beton Jumlah Alat
4 m3 beton / jam 2
8 m3 beton / jam 3
12 m3 beton / jam 4

cc. Diharuskan untuk menyediakan alat internal vibrator secukupnya agar


apabila terjadi kerusakan alat pekerjaan tidak tertunda.

7. Perawatan Beton
a. Pada umumnya beton yang baru selesai dicor harus dilindungi terhadap
hujan dan panas matahari seta kerusakan-kerusakan lainnya yang
disebabkan oleh gaya-gaya sentuhan sampai beton telah menjadi
keras, permukaan beton harus diusahakan tetap dalam keadaan
lembab, dengan cara menutupinya dengan karung-karung basah, pada
air basah atau menggenangi dengan air basah.
b. Setelah lantai aus (Concrete Wearing Surface) selesai dan sesudah beton
mulai mengeras permukaannya harus segara ditutup dengan karung-
karung basah atau bahan-bahan lainnya yang sejenis atau diusahakan
agar tetap lembab dengan tiap kali menyiramnya dengan pasir sampai
beton mengeras dengan sempurna. Permukaan itu kemudian ditutup
dengan pasir paling tidak setebal
c. 5 cm, secepatnya hal ini harus dijaga agar tetap lembab untuki selama
paling tidak 14 hari dan dibiarkan sedemikian selama 21 hari.
d. Beton yang menggunakan beton biasa dan tidak memakai bahan-bahan
pembantu lainnya harus dusahakan pembasahan untuk selama minimum
14 hari.
e. Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai sifat kekuatan awal
yang tinggi atau boleh yang menggunakan semen biasa tetapi dengan
bahan-bahan pembantu, harus tetap dibasahi sampai saat dimana
kekuatan mencapai 70 % dari kekuatan minimum kubus test beton dari
macam yang sama dan 28 hari.
8. Pengujian Beton
a. Benda uji tidak diperkenankan untuk diuji jika salah satu diameternya
berbeda labih dari 2% dengan dengan dimater bagian lainnya dari
benda uji yang sama. Hal ini dapat terjadi bila cetakan sekali pakai
rusak atau berubah bentuk pada saat pemindahan, pada saat cetakan
sekali pakai yang bersifat fleksibel berubah bentuk ketika pencetakan
atau bila pengeboran inti bergeser waktu pengeboran.
b. Tidak satupun dari benda uji tekan diperkenankan berbeda dari posisi
tegak lurus terhadap sumbu lebih dari 0,5 derajat (kira – kira sama
dengan 3 mm). Ujung benda uji tekan yang tidak rata sebesar 0,050 mm
harus dilapisi kaping, dipotong atau digosok sesuai SNI 03-6369-2000,
atau jika ujung-ujungnya memenuhi persyaratan, lapis neoprene dengan
pengontrol baja dapat digunakan sebagai pelapis. Diameter yang
digunakan untuk perhitungan luas penampang melintang dari benda uji
harus ditetapkan mendekati 0,25 mm dari rata – rata 2 (dua) diameter
yang diukur tegak lurus ditengah – tengah benda uji.
c. Jumlah silinder yang diukur untuk menetapkan diameter rata – rata
dapat dikurangi menjadi 1 (satu) untuk 10 (sepuluh) benda uji atau 3
(tiga) benda uji perhari, pilih mana yang lebih besar, bila benda uji
diketahui dibuat dari satu kelompok cetakan yang dapat digunakan
kembali atau cetakan sekali pakai yang secara konsisten menghasilkan
benda uji dengan diameter rata – rata rentang 0,5 mm. Bila diameter
rata – rata tidak didalam rentang 0,5 mm atau bila silinder tidak dibuat
dari satu kelompok cetakan, masing – masing silinder yang diuji harus
diukur dan nilai ini harus digunakan dalam perhitungan kuat tekan
satuan benda uji itu. Bila diameter diukur pada frekuensi yang
dikurangi, luas penampang melintang yang diuji pada hari tersebut
harus dihitung dari rata – rata diameter 3 (tiga) silinder atau lebih
yang dianggap mewakili grup yang diuji hari tersebut.
d. Panjang harus diukur sampai mendekati 0,05 D (diameter penampang
benda uji) bila perbandingan panjang terhadap diameter kurang dari
1,8 atau lebih dari 2,2 atau bila sisi silinder ditetapkan dari sisi yang
diukur.
e. Panjang dan diameter benda uji silinder memiliki perbandingan tentu
dimana benda uji standart memiliki rasio L/D = 1,8 – 2,2 dengan faktor
koreksi = 1.
f. Benda uji dapat diuji oleh pihak ketiga dari laboratorium pengujian
material perguruan tinggi yang telah memiliki ijin dan tersertifikasi.

Contoh Form Pengujian


PASAL 8
PEKERJAAN PEMBONGKARAN BANGUNAN EKSISTING

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pembongkaran bangunan yang disesuaikan dengan
kebutuhan ruang untuk area konstruksi maupun bangunan rencana
nantinya.
b. Pekerjaan pembongkaran hanya merubuhkan atau mendemolish
bangunan dari mulai struktur atas sampai struktur bawah tanpa
mengambil dari barang – barang yang masih memiliki nilai jual nantinya
seperti material besi tulangan beton, kayu, kaca, papan, maupun
instalasi kelistrikan dll.
c. Penjualan material yang memiliki nilai jual dari sisa pembongkaran
tersebut dapat dijual oleh pihak owner.

2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pihak kontraktor melakukan pembongkaran atas pengawasan dan
persetujuan owner dengan didampingi pihak konsultan pengawas dalam
proses pembongkaran agar menjamin material yang memiliki nilai jual
dapat dibongkar dengan baik, agar memiliki nilai jual yang maksimal.
b. Saat pembongkaran apabila ada jaringan maupun instalasi ada yang
terganggu maupun rusak, maka dari pihak kontraktor dapat bertanggung
jawab untuk memperbaikinya atau bahkan menggantinya dengan
spesifikasi yang sama agar sesuai saat barang tersebut masih normal.
c. Setelah selesai dilakukan pembongkaran pihak kontraktor harus
memisahkan barang yang memiliki nilai jual dan yang tidak memiliki nilai
jual agar mudah dalam proses mobilisasi hasil pembongkaran ke luar
proyek, untuk barang yang tidak memiliki nilai dapat dibuang oleh pihak
kontraktor ke tempat yang aman diluar site proyek serta untuk barang
yang memiliki nilai jual pihak kontraktor memfasilitasi peralatan untuk
saat proses penjualan material tersebut.
PASAL 9
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN, DAN PENGAMANAN SETELAH
PEMBANGUNAN

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pembersihan diawal dan selama pekerjaan berlangsung hingga proyek
selesai serah terima ke pihak owner, Tapak Konstruksi dan pada semua
pekerjaan yang termasuk untuk mempersiapkan mobilitas alat dan bahan
material konstruksi (membersihkan lahan parkir depan) dalam Lingkup
Pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku
ini dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan
tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Konstruksi bersangkutan selesai.
b. Selama pembangunan berlangsung, Penyedia Jasa Konstruksi harus
menjaga Keamanan bahan/material, barang maupun bangunan yang
dilaksanakannya sampai tahap serah terima, serta kebersihan area
proyek selama proses konstruksi berlangsung.
c. Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat pengaman-pengaman, proteksi,
barikade yang harus dipasang pada tempat-tempat yang berbahaya (tepi
plat, void, core lift dll) dimana orang dapat jatuh kedalamnya, pada saat
pelaksanaan pekerjaan maupun setelah selesai.
d. Dimana konstruksi dari pengamanan keliling area konstruksi
menggunakan pagar seng serta konstruksi dari direksi keet dibuat sendiri
oleh pihak kontraktor, disesuaikan terhadap spesifikasi pada RAB
(Rincian Anggaran Biaya)
BAB 4
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

PASAL 1
KETENTUAN UMUM

Ketentuan-ketentuan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :


1. Ketentuan Pemborong
Pemborong atau Sub Pemborong untuk Pekerjaan Instalasi Mekanikal dan
Elektrikal harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut :
a. Harus mempunyai izin-izin kerja yang masih berlaku, antara lain :
 Instalasi listrik.
- TDR(Tanda Daftar Rekanan)
- SIKA/SPI dari PLN
- Memiliki Surat Izin Usaha Penunjang ketenagalistrikan bidang
Pembangunan dan pemasangan instalasi penyediaan tenaga
listrik
- Ijin kerja dari Disnaker tentang instalasi penangkal petir

b. Pemborong atau sub Pemborong harus melaksanakan pekerjaan Instalasi


Mekanikal dan Elektrikal berdasarkan dan sesuai dengan :
- Ketentuan Umum ini
- Uraian dan Ketentuan teknis
- Gambar-gambar bestek
- Ketentuan administrasi
- Perintah Konsultan Pengawas di Lapangan baik tertulis maupun lisan.

2. Peraturan dan Syarat-Syarat Umum, Dasar Peraturan dan Persyaratan


Untuk Pemasangan Instalasi
2.1. Untuk Instalasi Listrik
- Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 2011 (PUIL 2011)
- Peraturan Instalasi Listrik (Menteri PU dan T No. 023-PRT-1978).
- Syarat-syarat penyambungan listrik (Menteri PU & T No. 024-
PRT/1978).
- Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 59/PD/1980.
- Peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen atau Lembaga
Pemerintah yang berwenang dan telah diakui penggunaannya,
diantaranya dari Departemen Pekerjaan Umum, yaitu :
a. Standar NFC, VDE/DIN, AVE, VDE, BS, WEMA, JIS.
b. Standar penerangan buatan didalam gedung-gedung 1978, Dit.
Jen. Cipta Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.
c. Penerangan alami siang hari dari bangunan 1981, Dit. Jen. Cipta
Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.

2.2. Untuk Instalasi Plambing


- Pedoman Plambing Indonesia 1979 (PPI 1979)
- Peraturan Pokok Teknik Penyehatan mengenai air minum dan air
buangan : rancangan 1968 (Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Direktorat Teknik Penyehatan).
- Ketentuan dari PAM setempat.

3. Pelaksanaan Pekerjaan dan Bahan


Ketentuan tentang pelaksanaan pekerjaan dan bahan :
3.1. Lingkup Pekerjaan
- Pemasangan peralatan dan instalasi mekanikal dan elektrikal.
- Pengurusan izin-izin sampai memperoleh izin/sertifikat yang
diperlukan kepada Badan / Jawatan yang berwenang untuk instalasi
mekanikal dan elektrikal PLN, PAM, Jawatan Keselamatan Kerja.
- Melakukan pemeriksaan/testing atas instalasi dan peralatan yang
terpasang.
- Melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas hingga
mengenal betul seluruh instalasi.
- Penambahan daya PLN.
- PAM, telepon, penyambungan dan pemasangan (jasa pengurusan,
sesuai kodisi existing).
3.2. Penjelasan Umum Pekerjaan
- Semua ketentuan mengenai pemasangan instalasi yang berlaku umum
dimana tidak ditentukan lain adalah tetap mengikat Pemborong
dianggap mengetahui ketentuan-ketentuan ini.
- Jika didalam melaksanakan ternyata salah satu bagian instalasi yang
sukar/tidak dapat dilaksanakan, maka hal tersebut harus segera
dibicarakan dengan Konsultan Pengawas.
- Untuk menentukan prosentase dari pekerjaan yang telah
dilaksanakan, Pemborong diwajibkan membuat laporan tertulis
harian dan mingguan dari apa yang telah dipasang dan dimintakan
pengesahan kepada Konsultan Pengawas.

3.3. Syarat Mengenai Bahan


- Semua bahan disediakan oleh pihak Pemborong.
- Bahan/material yang akan dipasang terlebih dahulu harus memenuhi
syarat dan diserahkan contoh untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.
- Apabila peralatan tersebut menurut pendapat Konsultan Pengawas
tidak memenuhi syarat, maka Pihak Pemborong harus segera
menyingkirkan bahan-bahan tersebut dan menggantikannya dengan
yang baik.

3.4. Syarat Keselamatan Kerja


- Dalam pelaksanaan harus diperhatikan adanya alat-alat keselamatan
kerja yang memenuhi syarat-syarat / peraturan perburuhan,
disamping syarat-syarat indikator yang dapat mengukur /
menunjukkan adanya tegangan / arus listrik.

3.5. Serah Terima Pekerjaan


- Pekerjaan dapat dianggap selesai dan diterima apabila dalam
penyerahan tersebut telah dilakukan test dan telah dinyatakan baik
oleh Konsultan Pengawas.
- Pada waktu serah terima pekerjaan,Pemborong harus menghadiri dan
memberikan penjelasan-penjelasan sehingga memungkinkan
penerimaan oleh pihak Pemberi Tugas.

3.6. Gambar Revisi


- Pemborong diwajibkan untuk membuat gambar-gambar revisi instalasi
yang dipasang/as built drawing untuk :
a. Arsip Pemberi Tugas (3 set)
b. Keperluan pengurusan izin-izin, sebanyak yang diperlukan.

PASAL 2
PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI LISTRIK

1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Pekrjaan Instalasi Listrik adalah pengadaan dan pemasangan termasuk
testing dan commissioning peralatan dan bahan, bahan-bahan utama,
bahan-bahan pembantu dan lain-lainnya, sehingga diperoleh instalasi
listrik yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama siap untuk
dipergunakan dan baik instalasi tenaga maupun instalasi penerangan.
Pengadaan dan pemasangan yang terdiri dari :
- Panel pembagi utama (SDP) + panel Capasitor Bank
- Sub panel
- Panel-panel cabang sesuai single line diagram.
- Kabel.
- Kabel utama dari papan pembagi utama ke jaringan PLN.
- Kabel pembagi dari LMDP ke panel.
- Pengawatan dan peralatan dari sub panel ke pemakaian.
- Lampu-lampu (lightning fixtures, exit lightning dan emergency
lightning).
- Pentanahan.
1.2. Testing dan Commissioning.
1.3. Sertifikat layak Operasi (SLO) untuk instalasi Listrik dan SLO instalasi
genset, serta ijin operasi genset
2. Elektrode Konduktor Pentanahan
Pipa Galvanized 2" dengan bar copper electroda ukuran 50 mm2 dan
dimasukkan dalam pipa Galvanized dan dibaut pada elektroda seperti pada
gambar. Kedalaman elektroda tidak kurang dari 6 m dan tahanan pentanahan
maksimal 1ohm.Kontrol box dengan ukuran 40 x 40 cm dengan tutup beton,
pentanahan untuk pengaman harus terpisah dengan pentanahan netral trafo,
generator maupun penangkal petir.

3. Persyaratan Teknis Sistem Distribusi Listrik Tegangan Tinggi dan Rendah


- Panel distribusi utama tegangan menengah harus mengikuti Standard
VDE/DIN dan juga harus mengikuti peraturan-peraturan IEC dan PUIL.
- Panel distribusi utama tegangan menengah cubicle PLN ini terdiri atas
panel incoming, outgoing, Lighting Arrester, dan metering
- Panel distribusi utama tegangan menengah cubicle Pelanggan /
konsumen ini terdiri atas panel incoming, dan outgoing
- Panel distribusi utama tegangan rendah ini terdiri atas panel distribusi
utama tegangan rendah (MDP) dan panel-panel cabang sesuai gambar
Single line diagram.

4. Persyaratan Bahan
a. Panel Listrik Tegangan Rendah
- Panel dibuat dari besi plat dengan tebal minimal 1,6 mm untuk sub
panel, dan 2 mm untuk papan pembagi utama.
- Panel harus mempunyai pintu dan dilengkapi dengan kunci tanam jenis
master key.
- Panel harus dicat dengan 2 kali cat dasar dan 3 kali cat akhir dengan
jenis cat duco, warna cat akhir abu-abu.
- Panel-panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia.
- Komponen-komponen panel seperti MCCB, MCB ,Disconnecting switch,
Pilot Lamp & Circuit Breaker, harus buatan Schneider, ABB, Fuji atau
sederajat.
b. Kabel
- Jenis kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Sistem Jenis kabel
* LMDP NYFGbY
* MDP-Sub Panel NYFGbY/NYY
* Kabel untuk kotak-kontak khusus NYY
* Kabel penerangan dan kotak-kontak biasa NYM
* Kabel lampu luar bangunan NYFGbY

- Kabel produksi dalam negeri (Supreme, Kabel Metal, Kabelindo,


Tranka Kabel) yang sudah mendapat sertifikat dari LMK/SPLN.
- Penarikan kabel NYM dalam pipa conduit high impact merk Ega,
Clipsal, bosh ,diatas kabel Tray.

c. Lampu-lampu (Lighting Fixtures).


Merk dan jenis yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
* Lampu TL LED
- Lampu tabung merk Philips tipe cool day light atau sederajat.
- Ballast biasa dan Elektronik merk Philips, Osram atau
sederajat.
- Body lampu/ Armature dibuat dari flat baja dengan ketebalan
minimal 0,7 mm dan dicat dengan cat bakar, warna putih merk
Philip, Scarto, Panasonic.
- Lampu holder (fitting lampu) buatan Philips, Osram.
* Lampu LED buatan Phillips, Osram.
d. Saklar dan Kotak-kontak
Merk yang digunakan adalah Schneider Electric, Boss, Panasonic atau MK.
 Kapasitas kotak kontak 16 amp, dan untuk kotakkontak khusus 16
amp.
 Sakelar harus model tanam, dipasang 150 cm diatas lantai,
kapasitas 10 amp.
 Tiap group penerangan diperkenankan maksimum 12 titik nyala.
 Semua instalasi didalam ruangan harus merupakan pemasangan
tanah (inbow).
 Kotak kontak harus dipasang 30 cm dari lantai.

5. Persyaratan Pemasangan
a. Panel
- Konstruksi, penempatan peralatan dan kabel harus rapi kuat terpasang,
aman dan mudah diperbaiki.
- Tiap-tiap panel harus ditanahkan dengan tahanan pentanahan maksimal
2 Ohm diukur setelah tidak hujan, minimum selama dua hari.
b. Kabel
* Kabel Utama
- Pemasangan kabel memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan
persyaratan umum yang berlaku.
- Semua penarikan kabel harus menggunakan sistem roll untuk
memudahkan pekerjaan dan kabel tidak rusak karena tekukan dan
puntiran.
- Sebelum penarikan kabel dimulai, Pemborong harus menunjukkan
kepada direksi pekerjaan alat roll tersebut serta alat-alat lainnya.
- Setiap kabel distribusi yang berada dalam bangunan tidak boleh ada
sambungan.
- Semua penyambungan kabel ke terminal busbar dipanel harus
menggunakan kabel schoen dengan sistem press dan dipatri.
- Pemasangan kabel harus rapi, lurus dan kuat pada bagian bangunan.
- Konduit kabel mempunyai diameter minimum 2.5 x diameter kabel.
- Diameter kabel instalsi listrik mimimum berdiameter 2,5 mm².

* Kabel dalam bangunan


- Kabel-kabel yang turun ke kotakkontak dan saklar harus
menggunakan konduit high impact Ega.
- Tiap-tiap penyambungan kabel harus berada dalam terminal box
metal merk LICO dan lilitan penyambungan kabel tersebut ditutup
dengan las dop/Three M.
- Jalur kabel di atas langit-langit yang lebih dari dua jalur harus
berada di atas rak kabel buatan Interack, Three Star, Tri abadi,
dengan lebar sesuai yang tertera dalam gambar.

* Kabel diluar bangunan


- Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 100 cm minimum,
dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15
cm dan diatasnya diamankan dengan batu bata sebagai
pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan
dengan jumlah kabel.
- Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan instalasi
lainnya harus ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan
pelindung pipa galvanis medium dengan diameter 2 ½ kali
penampang kabel.
- Semua kabel yang menuju / keluar dari panel- panel type outdoor
harus didalam pipa Sleeve GIP Medium /PVC Conduit dia. 2 ½ x
dia.Cable.
- Kabel yang keluar dari trench yang menembus permukaan tanah,
yang menuju kabel ladder harus dilengkapi /dilindungi dengan GIP
Medium sepanjang lebih kurang 1 m ketentuan  50 cm bagian yang
berada dibawah permukaan tanah sampai 50 cm dari permukaan
tanah.
* Kabel yang dipergunakan adalah Kabelindo, Kabel Metal, Supreme,
Tranka Kabel atau sederajat.

c. Lampu-lampu
 Lampu-lampu harus terpasang kuat pada bangunan tetapi harus mudah
dibuka.
 Harus dipasang dengan ketinggian yang sama.
 Harus dipasang dengan lurus sejajar dengan bagian bangunan pada arah
vertikal maupun horizontal.

6. Commissioning dan Testing


 Kabel-kabel distribusi sebelum disambung keperalatan harus diukur
tahanan isolasinya, menurut peraturan umum instalasi Listrik 2011 (PUIL
2011).
 Setelah semua instalasi selesai dipasang aliran listrik telah dimasukkan,
maka jaringan instalasi harus di-test terhadap grup-grup yang telah
dipasang apakah telah sesuai dengan gambar.
 Setelah jaringan dibebani beban terhadap masing-masing fase. Semua
bahan-bahan peralatan dan tenaga yang diperlukan selama testing,
balancing commission dan perbaikan, atas kerusakan yang timbul
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
7. Dokumentasi Instalasi
Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh Pemborong kepada Pemberi
Tugas, Pemborong diwajibkan untuk menyerahkan dokumentasi-dokumentasi
sebagai berikut:
3 (tiga) set : Gambar-gambar instalasi terpasang (as built
drawing) yang telah diperiksa oleh Direksi
Pekerjaan.
2 (dua) set : Buku instruksi pemakaian dan pemeliharaan
untukperalatan-peralatan.
2 (dua) set : Keterangan hasil baik pemeriksaan instalasi
listrik dari PLN.
2 (dua) set : Berita Acara hasil Testing.

8. Sertifikat Layak Operasi (SLO) instalasi listrik (pemanfaatan tenaga


listrik), Sertifikat Layak Operasi (SLO) genset, dan ijin operasi Genset

PASAL 3
PEKERJAAN TEKNIS INSTALASI PLUMBING

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Plumbing adalah pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan,
bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lain sehingga diperoleh
instalasi plumbing yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama dan siap
untuk dipergunakan, yaitu terdiri dari :
1.1. Alat-alat Sanitair :
a. Closet duduk
b. Meja cuci tangan (washtafel)
c. Floor Drain
d. Floor Clean Out (tipe lantai)
e. Kaca Cermin
1.2. Sistem Air Bersih :
a. Pemipaan dari Tangki Air sampai alat-alat sanitair.
1.3. Sistem Air Kotor dan Air Bekas
a. Pemipaan air kotor/air bekas dari semua closet, urinoir, zink, (bak
cuci piring) dan floor drain sampai ke septicktank dan rembesan.
1.4. Pipa ventilasi dari semua titik ventilasi ke udara luar.
1.5. Pipa Air Hujan :
a. Pemipaan dari atap gedung sampai selokan air hujan.
b. Selokan air hujan.

2. Persyaratan Bahan Dan Peralatan


2.1. Sistem Air Bersih :
a. Pemipaan air bersih
- Pipa
Pipa air bersih dipergunakan PPRN-PN 10 untuk air dingin, merk
SD, Toro.
- Fitting
Untuk fitting pipa menggunakan standar pipa PPRN.
- Valve
b. Sistem air kotor dan air bekas
Pemipaan air kotor/air bekas dan vent disini dipergunakan bahan-
bahan sebagai berikut :
- Untuk pipa digunakan pipa PVC merk Rucika, pralon, Klas AW,
dengan sambungan lem.
- Untuk fitting pipa dipergunakan PVC injection moulding sesuai
dengan merk pipa. Belokan pada saluran utama harus
menggunakan long radius bend.
- Jenis lem yang dipergunakan harus sesuai dengan spesifikasi
pabrik.
- Semua junction harus menggunakan 45 TY dan 45 bend kecuali
untuk vent.
d. Talang air hujan
Pipa talang disini digunakan bahan sebagai berikut :
- untuk pipa dipergunakan pipa PVC AW
- untuk fitting digunakan PVC AW.

3. Persyaratan pemasangan
a. Semua pipa harus dipasang lurus dan sejajar dengan dinding/bagian dari
bangunan pada arah horizontal maupun vertikal.
b. Semua pemasangan harus rapi dan baik.
c. Semua pipa harus digantung/ditumpu dengan menggunakan penggantung
dan penumpu yang kuat dari metal sesuai dengan ukuran pipanya,
sehingga pipa tidak melentur.
d. Untuk semua pipa yang menembus konstruksi bangunan,Pemborong harus
minta persetujuan Konsultan Pengawas.
e. Pemborong harus menyediakan pipa sleve untuk pipa-pipa yang
menembus bangunan.
f. Pipa besi yang ditanam dalam tanah harus dilapis asphalt dan kain goni.
g. Kemiringan pipa air kotor/air bekas adalah 0,5 - 1 % ke arah
bioseptictank.
h. Pipa PVC dalam tanah harus bebas dari benda-benda keras/diatas pasir
sehingga kemiringan dapat rata.
i. Pipa air bersih dan pipa air kotor tidak boleh diletakkan pada lubang
galian yang sama.

4. Pengujian
- Setelah semua pemipaan selesai dipasang maka perlu diadakan pengujian
kebocoran pipa atas seluruh instalasi sehingga sistem dapat berfungsi
dengan baik, memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Tekanan uji Waktu Penurunan bahan tekanan.max.uji
a. Instalasi air bersih 8-10 kg/ cm2 24 jam 5 % air
b. Instalasi pipa sanitasi 2 kg/ cm2 2 jam 5 % air

- Setelah pengujian terhadap kebocoran selesai, maka diadakan pengujian


terhadap sistem dengan cara menjalankan sistem sekaligus selama 4 x 8
jam terus menerus tanpa mengalami kerusakan.
- Semua pengujian harus dilaporkan tertulis dan ditanda-tangani Konsultan
Pengawas.
- Semua kerusakan yang timbul akibat proses pengetesan dibebankan
kepada Pemborong Plumbing.

5. Disinpeksi
- Pemborong harus melaksanakan pembilasan dan disinpeksi dari seluruh
instalasi air bersih sebelum diserahkan kepada Pemilik.
- Disinpeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine kepada sistem
pipa dengan metode yang disetujui pemilik. Dosis chlorine ialah 50 ppm.
- Setelah 16 jam sistem tersebut harus dibilas dengan air bersih sehingga
kadar chlorine menjadi tidak lebih 0,2ppm.

6. Pembersihan
- Semua bagian yang tampak kelihatan dari luar harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran. Bagian yang dilapis chlorine plated harus digosok
sehingga bersih dan mengkilap.
- Semua pipa yang tampak exposed dan tidak dilapis chlorium harus dicat
dengan warna berlainan agar mudah dikenali satu dengan yang lainnya.
Untuk ini Pemborong harus berkonsultasi dengan Pemilik.

7. Dokumentasi
Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh Pemborong kepada Pemberi
Tugas, Pemborong diwajibkan untuk menyerahkan dokumentasi - dokumentasi
berikut :
4 (empat) set : Gambar-gambar instalasi terpasang (As Built
Drawing) yang telah diperiksa oleh Konsultan
Pengawas.
2 ( dua ) set : Buku Instruksi pemakaian dan pemeli-haraan
untuk peralatan-peralatan.
2 ( dua ) set : Brosur-brosur (1 asli + 1 foto copy).
2 ( dua ) set : Berita Acara hasil testing pipa-pipa air.

PASAL 4
PEKERJAAN AIR CONDITIONING

1. Syarat - syarat Umum


a. Syarat-syarat umum merupakan bagian dari persyaratan dari kontrak ini.
apabila ada beberapa klausal-klausal dalam spesifikasi ini, berarti
menuntut perhatian khusus pada klausal-klausal tersebut dan berarti
menghilangkan klausal-klausal lainnya dari syarat-syarat
umum.Klausal-klausal dari syarat-syarat umum hanya dianggap tidak
berlaku apabila secara tegas dalam spesifikasi ini.

b. Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada


agar dapat mengetahui hal-hal yamg mengganggu mempengaruhi
pekerjaan mechanical.Apabila timbul persoalan, kontraktor wajib
mengajukan saran penyelesaian paling lambat seminggu sebelum bagian
pekerjaan ini seharusnya dilaksanakan.

c. Pada waktu pelaksanaan, Kontraktor harus menyerahkan gambar- gambar


kerja (shop drawing) terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari
konsultan, dan gambar-gambar tersebut harus diserahkan minimal dua
minggu sebelum dilaksanakan.
2. Peraturan-peraturan, ijin-ijin dan standar-standar
a. Instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus sesuai dengan
peraturan-peraturan dan undang-undang yang berlaku, serta tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, dari jawatan
keselamatan kerja.
b. Kontraktor harus memintakan izin-izin yang mungkin diperlukan untuk
menjalankan instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini dengan
tanggungan biaya sendiri.
c. Kontraktor ini harus memeriksa dengan teliti ruangan-ruangan dan
peralatan-peralatan, saluran-saluran (ducts) pipa-pipa dan lain-
lainsehingga dapat dipasang pada tempat-tempat dan ruangan-ruangan
yang telah disediakan.
d. Kontraktor ini harus menyatakan secara tertulis bahwa bahan-bahan dan
peralatan-peralatan yang diserahkan adalah kualitas terbaik, bahwa cara
pelaksanaan pengerjaan dilakukan dengan cara yang wajar dan
terbaik.Dan bahwa instalasi yang diserahkan adalah lengkap dan dapat
bekerja dengan baik, tanpa mengurangi atau menghilangkan bahan-bahan
atau peralatan-peralatan yang seharusnya disediakan walaupun tidak
disebutkan secara nyata dalam persyaratan ini ataupun tidak dinyatakan
secara tegas dalam gambar-gambar yang menyertai persyaratan ini.
e. Kontraktor ini harus menyediakan peralatan, alat-alat pengatur dan alat
pengaman tambahan yang diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan dan
peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.
f. Semua pekerjaan yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus
dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan atau
peraturan-peraturan pelaksanaan dari badan pemerintah yang berwenang.
Kontraktor ini harus menanggung biaya-biaya untuk memperoleh ijin,
pemeriksaan, pengujian dll.dan Kontraktor ini harus menyerahkan ijin-ijin
atau keterangan- keterangan resmi lainnya tentang instalasi ini kepada
konsultan.

3. Petunjuk Khusus
a. Kontraktor ini harus membuat dan menyerahkan gambar-gambar kerja
yang mendetail untuk bagian-bagian dari sistem duct, pipa, atau sistem
distribusi lainnya yang diterangkan pada bagian yang cukup komplek atau
yang membutuhkan koordinasi yang ketat dengan bagian-bagian pekerjaan
lainnya dari penyelesaian proyek ini.Apabila ada hal-hal yang meragukan
tentang ini keputusan terakhir ada pada Konsultan Pengawas / Konsultan
Perencana.
b. Kontraktor ini harus memberikan pernyataan bahwa gambar-gambar kerja
yang diserahkan tidak akan menimbulkan konflik pelaksanaan dengan
kondisi lapangan/pekerjaan kontraktor-kontraktor lainnya.Tanpa
pernyataan ini, gambar-gambar tersebut tidak akan memperoleh
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c. Kontraktor ini harus memberikan garansi tertulis kepada Pemberi Tugas
bahwa seluruh instalasi air conditioning dan distribusi udara ini akan
bekerja dengan memuaskan, dan Kontraktor akan menanggung semua
biaya atas kerusakan penggantian selama jangka waktu 1 tahun.
d. Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas gambar-gambar
instalasi sesungguhnya yang terpasang pada bangunan (as built drawing)
memuat lengkap semua perubahan yang telah dilakukan.Gambar-gambar
tersebut dibuat dengan tinta diatas kertas kalkir.
4. Lingkup Pekerjaan
a. Yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan AC split wall, dengan
system central
b. Penyerahan dan pemasangan lengkap alat-alat kontrol yang dibutuhkan
oleh sistem tata udara yang didinginkan sistem air.
c. Starting, testing, servising dan maintenance.
d. Melengkapi pekerjaan dan accesoriess tambahan yang diperlukan oleh
seluruh sistem sehingga dapat berjalan dengan baik bila belum disebutkan
dalam spesifikasi ini.
e. Pemborong yang melaksanakan pekerjaan ini, diutamakan yang telah
berpengalaman dibidang ini dan memiliki TDR bidang elektrikal khusus
tata udara.
f. Kapasitas AC yang digunakan :
AC yang digunakan merk Daikin, Mitsubhisi dan Toshiba.
Tipe Split wall dan Cassete (sesuai gambar).
g. Pekerjan hanya instalasi saja, instalasi pipa refrigerant,(liquid da gas)
pekerjaan instalasi drain, pekerjaan power lisrik dari panel dan pekerjaan
instalasi kabel dari outdoor nit dan indoor unit.

5. Pekerjaan Pipa Refrigerant dan Pipa Air Dingin (drainase)


Pekerjaan
Pemborong harus menyediakan dan memasang sesuai dengan spesifikasi dan
gambar semua pemipaan yang ada.

6. Pekerjaan Pipa Pengembunan


a. Pekerjaan
Pemborong harus memasang pipa pengembunan (drain) dari mesin-mesin
air conditioning sampai ketempat pengembunan yang terdekat dalam
saluran yang tersembunyi atau tidak dan tidak mengganggu.Pemborong
harus berkoordinasi, memberikan data-data ukuran dan gambar-gambar
yang diperlukan kepada pihak lain.

b. B a h a n
Sebagai pipa pengembunan (drain) dipergunakan pipa PVC
(Polyvinyl - Choida) kelas AW bilamana tidak dinyatakan lain tersendiri.

7. Pekerjaan Listrik
a. Pekerjaan
Pekerjaan listrik yang dimaksud disini ialah semua pelaksanaan instalasi :
- Panel kontrol daya mesin-mesin AC yang meliputi wiring, starter,
switch, transformator, zekering, alat-alat ukur serta
peralatan-peralatan lainnya yang dipergunakan sebagai sumber daya
bagi mesin-mesin AC yang tercakup dalam proyek ini. Pemborong
menyediakan dan memasang peralatan-peralatan dari panel kontrol
ini sampai ke mesin-mesinnya. Pihak lain yang menyediakan peralatan
untuk penyambungan daya listrik sampai ke panel ini.
b. Syarat-syarat
- Semua pekerjaan listrik yang ada harus dilaksanakan sesuai dengan
peraturan-peraturan PUIL 2000, persyaratan PLN,
peraturan-peraturan Pemerintah setempat dan dari jawatan
keselamatan kerja.Selain dari pada itu harus pula memenuhi
persyaratan standar negara dan pabrik pembuatnya.
- Bila ada perbedaan, hendaknya dipilih mana yang lebih besar.
hendaknya semua ijin, pemeriksaan pada pengujian beserta
keterangan resmi yang mungkin diperlukan dilaksanakan oleh
Pemborong.

c. Bahan
Semua bahan yang dipergunakan harus dari kualitas terbaik, buatan
Jerman atau USA atau yang sejenis kecuali dinyatakan lain serta secara
tersendiri.
Pemborong harus berkoordinasi dengan pabrik-pabrik lain agar sejauh
mungkin dipergunakan peralatan yang seragam dan dari merk yang sama
untuk seluruh proyek ini.

d. Peralatan
- Hendaknya pada masing-masing unit terdapat sistem pengaman yang
terpisah.
- Untuk setiap phase pada panel hendaknya diberi lampu indikator
(indicator lamp) atau alat-alat ukur lainya.
- Semua panel harus diberi lapisan cat anti karat.
- Semua panel, switch, indikator, alat-alat ukuran dan lain-lain yang
ada harus diberi papan nama yang sejenis dan tidak mudah rusak.
- Semua alat-alat ukuran yang terpasang harus dari daerah kerja yang
paling sesuai dengan ketelitian 2 %.

e. Zekering cadangan
Untuk setiap panel yang menggunakan pengaman zekering harus
disediakan zekering sebanyak yang ada dan disimpan dalam tempat
khusus dan diberi tanda pengenal.

f. Penyambungan kabel
- Semua penyambungan kabel harus dilakukan sesuai dengan
persyaratan yang ada diantaranya ialah :
1. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan
penyambung tembaga yang sesuai dan dilapisi timah putih.
2. Penyambungan kabel berisolasi karet harus diisolasi karet.
3. Penyambungan kabel berisolasi PVC harus diisolasi PVC.
- Kabel-kabel yang disambung harus "color coded" atau diberi nama.

g. Tarikan Kabel
Tarikan kabel yang berada diatas plafond harus terletak didalam suatu
"cable duct" sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.Tarikan kabel
dengan posisi vertikal supaya di-klem pada dinding secara rapi dengan
jarak klem 1.5 m.
9. Peredam Getaran
a. Pemborong harus memasang peredam getaran (vibration) pada seluruh
peralatan mesinnya sesuai dengan spesifikasi dan gambar-gambar.
b. Pemborong harus menjamin bahwa pemasangan peralatan peredam
getaran tidak akan menyebabkan penerusan getaran dari alat-alat
mesinnya.

11. Pengujian
a. Pekerjaan
Pemborong harus melaksanakan semua pengujian (run test) dan
"balancing" peralatan instalasi sistem air conditioning dengan disaksikan
oleh Pengawas yang berkepentingan. Direksi/Konsultan serta pihak-pihak
lain yang diperlukan kehadirannya. Semua kejadian tersebut dicatat dan
dibuat Berita Acaranya.

b. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan pengujian balancing dan adjusting instalasi ini secara
garis besarnya mencakup persoalan-persoalan sebagai berikut :
- Pipa
1. Pengujian terhadap kebocoran pada semua sambungan pipa.
2. Pengujian terhadap sistem isolasi dengan pengamatan terhadap
pengembunan luar pipa.
3. Pengujian terhadap kebocoran pada pipa.
4. Pengukuran "balancing" dan "adjusting" jumlah aliran suhu dan
lain-lain dari sistem dengan flow meter,pressure gauge, dan
alat-alat lainnya yang diperlukan.
- Listrik
1. Pengukuran dan pengujian kuat arus dan tegangan, RPM setiap
phase unit-unit kompressor, motor dan sistem pengaturan listrik
yang ada.
2. Perbandingan dengan harga yang direncanakan atau data dari
pabriknya.
- Temperature
1. Pengukuran dan pengujian temperatur dan kelembaban pada
setiap ruangan, diffuser, griller, register, fresh air intake
"exhaust" "on" dan "off" koil pendingin, udara luar dan sistem
pengaturan yang ada.
2. Pengukuran dan pengujian temperatur, tekanan dan aliran yang
masuk dan keluar setiap alat.
c. Syarat
- Semua pengujian dilakukan setelah sistem berjalan dengan baik
secara kontinyu selama 9 jam.
- Pengukuran dan pengujian harus dilakukan pada saat suhu luar 32.2
deg C (90 deg F).
- Pengukuran dan pengujian terakhir harus dilakukan setelah sistem
"balance" sesuai atau mendekati persyaratan teknis yang
direncanakan.
- Semua peralatan penguji dan pengukuran harus dikalibrasi sebelum
dan setelah dipergunakan.
PASAL 08
KETENTUAN LAIN-LAIN
1. Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau
dipasang pada bangunan ini sebelum dipergunakan harus diperiksa dan
diluluskan oleh Direksi.
2. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaan
ditanggung oleh Pemborong.
3. Jika ada perbedaan antara gambar dan RKS, gambar petunjuk dan
gambar detail maka segera dilaporkan untuk diputuskan dengan tetap
mengindahkan kepentingan bangunan itu sendiri.
4. Apabila ada hal yang tidak tercantum dalam gambar maupun RKS tetapi
itu mutlak dibutuhkan, maka hal tersebut harus dikerjakan /
dilaksanakan.
5. Hal-hal yang belum tercantum dalam uraian-uraian dalam Pasal-Pasal
RKS ini akan dijelaskan dalam Aanwijzing.
SPESIFIKASI TEKNIS / MERK
PEKERJAAN : MEKANIKAL, ELEKTRIKAL, ELEKTRONIKA & PLAMBING

NO URAIAN PEKERJAAN SPECK MATERIAL

1 PEKERJAAN ELEKTRIKAL
PANEL - PANEL
Schneider / ABB
1 Box Panel Tebal plat minimum 2mm, Cat powder
coating - Lokal
2 Grounding Panel Kabel BC/ NYA - max 2 Ohm
KABEL POWER
1 Kabel- kabel Supreme, Kabelindo, Kabel Metal
2 Conduit Boss, EGA
INSTALASI PENERANGAN & STOP
KONTAK
1 Instalasi Penerangan – NYM Supreme, Kabelindo, Kabel Metal
2 Instalasi Stop Kontak 1 Ph Supreme, Kabelindo, Kabel Metal
3 Conduit Boss, EGA
Armature : Philips, Scarto, Saka, -
4 Lampu-lampu
Komponen : Philips
5 Saklar Boss, Panasonic, Schneider, MK
6 Stopkontak 1 Ph Boss, Panasonic, Schneider, MK

a PLAMBING
2 Pipa Air Bersih PPR : SD, WAVIN, WESTPEX
6 Pipa Air Bekas, Kotor & Hujan PVC : Maspion, Wavin, Rucika
7 Septictank biotech Biovit, Asahi, Bioseven
b AIR CONDITIONING
1 Air Conditioning unit Daikin, Mitsubhisi, Toshiba
3 Instalasi pipa Refrigerant Kembla, Crane, Denji
4 Pipa Drain + Isolasi PVC Klass AW Maspion + Insulation
SPESIFIKASI BAHAN/ MERK YANG DISARANKAN
Kegiatan Pembangunan Gedung Kantor Kelurahan
Pekerjaan Rehab Balai Lempongsari
Lokasi Kelurahan Lempongsari

NO KOMPONEN URAIAN PEKERJAAN MATERIAL SPESIFIKASI


 Pondasi keliling bangunan  Batu Belah  Batu Belah Lokal
1 Pondasi Batu Belah
 Pasir Pasang  Pasir Pasang Muntilan
 Semen  Semen Gresik / dynamix
 Dinding Pelingkup Bangunan  Batu Bata Merah  Batu Bata Merah Lokal atau
2 Dinding Batu Bata
 Pasir Pasang Welahan.
 Semen  Pasir Pasang Muntilan
 Semen Gresik / dynamix
 Beton mutu f'c= 7,4 MPa (K 100) slump  Batu pecah  Batu Pecah lokal.
3 Lantai kerja
(12± 2) cm w/c = 0,87  Pasir Beton  Pasir Beton Muntilan
 Lantai kerja untuk pondasi Footplat dan  Semen  Semen Gresik / dynamix
lantai kerja keramik lantai satu
 Untuk struktur bangunan: Footplat  Batu pecah  Batu Pecah lokal.
4 Beton
menggunakan beton mutu f'c = 21,7  Pasir Beton  Pasir Beton Muntilan
MPa (K 250) slump (12±2) cm w/c =  Semen  Semen Gresik
0,56 ( ready mix )  Besi tulangan  Besi Krakatau Stell / BJM (Beton
 Untuk struktur bangunan Sloof, Kolom Jaya Manunggal)
dan Balok menggunakan beton mutu f'c
= 21,7 MPa (K 250) slump (12±2) cm
w/c = 0,56 ( ready mix )
 Lantai Ruangan  Granit Tile 60 x 60  Merk Roman
5 Lantai
 Lantai Kamar Mandi  Keramik 20x20  Merk Roman
Keramik Dinding
 Dinding Kamar Mandi  Keramik 20x25  Merk Roman
NO KOMPONEN URAIAN PEKERJAAN MATERIAL SPESIFIKASI
 Kusen pintu dan jendela  PROFIL UPVC  Merk CONCH UPVC / M3SS UPVC
6 Pekerjaan Kusen

 Hardware  Besi / UPVC  Merk CONCH UPVC / M3SS UPVC

 Kaca pintu dan jendela  Kaca Tempered t=10  Merk Asahimas / Mulia Glass
mm
Kaca Bening 8mm
 Kaca Bening 5mm
 Pengecatan dinding bangunan dan  Cat Tembok  Merk Mowilex
7 Pekerjaan Pengecatan
plafond
 Rangka Plafond  Rangka hollow  Rangka hollow galvanis 1x38.38.2
8 Pekerjaan Plafond
galvanis mm, modul 60 x 60 cm
 Plafond  Langit-langit Gypsum  Gypsum Board, Uk (120x240) tbl 9
Board, mm
 merk Jaya Board
 Struktur atap  Baja Double Siku  Besi Krakatau Stell
9 Kuda Kuda Baja Double Siku
50.50.5
50.50.5
 Genteng metal multi
Penutup Atap  Genteng Metal
sirap Atap IKO AR25

Lisplank  Lisplank keliling bangunan  Lisplank GRC  Merk GRC Board


 Pekerjaan Sanitasi  Kran 1/2. , 3/4  Merk Sanei
11 Pekerjaan Sanitasi
 Closet jongkok  Merk Toto
 Pipa PVC  Merk Maspion
12 Pekerjaan Fasad bangunan Pekerjaan Fasad bangunan Aluminium Composite Merk Seven
Panel (ACP) PVDF
Coating 0.35/4mm

Anda mungkin juga menyukai