Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

PRAKTIK KEBIDANAN STAGE PERSALINAN


DI PUSKESMAS CEPIRING

Tugas ini diampu oleh Ana Sundari, S.ST., M.Keb., MPH yang disusun oleh :

TIARA FITRI IFTAH JANNATI


P1337424820027

PRODI PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kasus Persalinan di Puskesmas Cepiring, telah disahkan oleh


pembimbing pada:

Hari :
Tanggal :

Dalam Rangka Praktik Fisiologis Holistik Persalinan dan BBL yang telah
diperiksa dan disetujui oleh pembimbing klinik dan pembimbing institusi Prodi
Profesi Kebidanan Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Semarang Tahun 2021.

Pembimbing Klinik Mahasiswa

Euis Ahadiyah, S.Tr.Keb Tiara Fitri Iftah Jannati


NIP. 19790810 2008012013 NIM. P1337424820027

Mengetahui,
Pembimbing Institusi

Ana Sundari, S.ST., M.Keb., MPH


NIP.19700314 199203 2 004
TINJUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN FISIOLOGIS PADA NY. I

USIA 30 TAHUN G1P0A0 USIA HAMIL 40 MG JANIN TUNGGAL, LETAK

MEBUJUR U, PUKI INPARTU KALA I

A. PENGKAJIAN

Tanggal : 13 Februari 2021

Waktu : 06.30 WIB

Tempat : Puskesmas Cepiring

B. IDENTITAS PASIEN

Identitas Pasien Penanggung Jawab

Status : Suami

1. Nama ibu : Ny M Nama suami : Tn S

2. Umur : 30 tahun Umur : 32 tahun

3. Suku bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa

4. Agama : Islam Agama : Islam

5. Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

6. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

7. Alamat : Juwiring 2/3 Alamat : Juwiring 2/3


C. DATA SUBYEKTIF

1. Alasan Datang

Ibu datang dengan alasan perutnya kenceng-kenceng dan keluar lendir

disertai darah.

2. Keluhan Utama

Kenceng-kenceng.

Uraian Keluhan Utama

Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng sejak tadi malam pukul

18.00 WIB, lalu keluar lendir disertai darah sekitar pukul 20.00 WIB.

3. Tanda-Tanda Persalinan:

Kontraksi : 3 x/ 10 menit Frekuensi: 35 detik

Lokasi ketidaknyamanan : Bagian perut dan pinggang

PPV : Lendir bercampur darah

4. Riwayat Kesehatan

Penyakit atau kondisi yang sedang atau pernah diderita:

Ibu mengatakan sedang tidak mengalami atau tidak memiliki penyakit

menular seperti HIV, Sifilis, Hepatitis, TBC, dan lain-lain. Serta tidak

memiliki penyakit menurun seperti Hipertensi, Hepatitis, Asma, DM,

dan lain-lain.

Riwayat penyakit dalam keluarga:

Ibu mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang memiliki riwayat

penyakit menular seperti HIV, Sifilis, Hepatitis, TBC, dan lain-lain.

Serta tidak memiliki riwayat penyakit menurun seperti Hipertensi,


Hepatitis, Asma, DM, dan lain-lain. Juga tidak memiliki riwayat

gemeli.

5. Riwayat Obstetri

a. Riwayat Haid

Menarche : 14 tahun Nyeri haid : Hari pertama

Siklus : 28 hari Lama : 7-8 hari

Warna Darah : Merah Leukhorea : Normal

Banyaknya : 2 - 3 kali ganti pembalut

b. Riwayat Kehamilan Sekarang:

1) Hamil ke 1 usia 40 minggu

2) HPHT : 5 Mei 2020 HPL : 12 Februari 2021

3) Gerak janin

 Pertama kali : Ibu mengatakan gerak pertama janin saat

umur kehamilan 20 minggu

 Frekuensi dalam 12 jam : ± 9 kali

4) Tanda bahaya : Tidak ada

5) Kekhawatiran khusus : Ibu mengatakan tidak memiliki

kekhawatiran khusus

6) Imunisasi TT : TT4

7) ANC : 7x
c. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu : hamil ini

Kead anak
Kehamilan Persalinan Nifas
sekarang
Tahun
Frek Keluhan/Penyuli IM ASI
UK Jenis Penolong JK/BB Penyulit Penyulit
ANC t D Eksklusif

d. Riwayat KB : Belum pernah


6. Pola pemenuhan kebutuhan terakhir

a. Nutrisi

Makan, jam 06.00 WIB

1) Komposisi:

 Nasi 1 x @ 1 piring sedang

 Lauk 1 x @ 1 potong sedang; jenis telur

 Sayuran 1 x @ 1 mangkuk sayur; jenis bayam

 Buah 1 x ; jenis jeruk

 Camilan 1 x ; jenis biskuit

2) Pantangan : Tidak ada alasan: -

Minum, jam 06.00 WIB

Jenis air putih, jumlah ± 1 gelas

Jenis teh, jumlah ± 1 gelas

b. Istirahat/Tidur

1) Jam 21.00 s.d 05.00 WIB

2) Kualitas cukup baik

3) Keluhan/masalah: Ibu mengatakan tidak ada masalah

c. Pola aktivitas : Ibu masih sanggup berjalan meski kesusahan,

namun ibu lebih memilih untuk berbaring di kasur.

d. Pola eliminasi

1) Buang Air Kecil, jam 05.00 WIB

a) Jumlah : ± 150 cc; warna kuning jernih

b) Keluhan/masalah : Ibu mengatakan tidak ada keluhan


2) Buang Air Besar, jam 14.30 WIB

a) Warna kuning kecoklatan konsistensi lembek

b) Keluhan/masalah : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

e. Personal Hygine, jam 16.00 WIB

 Mandi

 Keramas

 Gosok gigi

 Ganti pakaian dan celana dalam

7. Riwayat Psikologi spiritual

a. Riwayat perkawinan:

1) Status perkawinan : menikah/tidak menikah, umur waktu

menikah 25 tahun.

2) Pernikahan ini yang ke 1 sah/tidak sah, lamanya ± 5 tahun

3) Hubungan dengan suami baik

b. Persalinan ini diharapkan/tidak diharapkan oleh ibu, suami,

keluarga

Respon dan dukungan keluarga terhadap persalinan ini:

Keluarga mengantar dan menemani ibu, serta sangat perhatian .

c. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah): Diskusi dengan

suami.

d. Ibu tinggal serumah dengan: Suami dan anak.

e. Pengambil keputusan utama dalam keluarga: Suami.


Dalam kondisi emergensi, ibu dapat/tidak dapat mengambil

keputusan sendiri.

f. Orang terdekat ibu : suami.

Yang menemani ibu untuk bersalin: suami dan keluarga.

g. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan persalinan :

Tidak ada.

h. Penghasilan perbulan: Rp 3.500.000 Cukup/tidak

cukup.

i. Praktik agama yang berhubungan dengan persalinan: selalu berdoa

dan berdzikir.

j. Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan:

 Ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang

diberikan oleh nakes wanita maupun pria;

- Tidak boleh menerima transfusi darah;

- Tidak boleh diperiksa daerah genetalia;

- Lainnya: -

k. Tingkat pengetahuan ibu :

Hal-hal yang sudah diketahui ibu : Ibu mengetahui tanda

persalinan.

Hal-hal yang belum diketahui ibu : Ibu belum mengetahui cara

mengejan yang benar dan kapan waktunya ia harus mengejan.

Hal-hal yang ingin diketahui ibu: Ibu ingin mengetahui keadaannya

dan janin.
D. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan umum

1) Keadaan umum: Baik Tensi: 120/80 mmHg

2) Kesadaran : Composmentis Nadi: 80 x/menit

3) TB : 167 cm Suhu: 36,6 oC

4) LILA : 23,5 cm RR : 24 x/menit

5) BB : 60 kg

b. Status present

Kepala : Tidak ada benjolan, rambut hitam bersih, tidak

rontok.

Muka : Tidak pucat, tidak ada edema dan luka.

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera bening, reflek

pupil normal.

Hidung : Bersih, tidak ada sekret dan polip.

Mulut : Bibir tidak pucat, lidah merah muda bersih, gigi

dan gusi bersih.

Telinga : Simetris, tidak ada benjolan maupun sekret.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan thyroid.

Ketiak : Bersih, tidak ada benjolan dan nyeri tekan.


Dada : Simetris, tidak ada tanda pigeon chest dan dada

membungkuk.

Perut : Bising usus normal, tidak ada pembesaran hepar.

Lipat paha : Tidak ada varises.

Vulva : Bersih, tidak ada kelainan.

Ekstremitas : Tangan : Tidak ada edema Kaki : Tidak ada

edema dan luka

Reflek patella :+/+

Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang.

Anus : Bersih, tidak ada hemoroid.

c. Status Obstetrik

1) Inspeksi

 Muka : Tidak pucat, tidak ada edema.

 Mamae : Areola hitam, puting menonjol,

keluar kolostrum.

 Abdmen : Terdapat linea nigra.

 Vulva : Bersih, PPV: Lendir bercampur darah

2) Palpasi

 Leopold I : Teraba satu bagian bulat, lunak, tidak

mudah digoyangkan (bokong)

 Leopold II : Kanan : Teraba bagian kecil-kecil

(ekstremitas) Kiri : Teraba keras memanjang

(punggung)
 Leopold III : Teraba satu bagian bulat, keras, melenting

(kepala)

 Leopold IV : Bagian terbawah janin kepala, divergen

 Penurunan kepla :3/5

 TFU : 29 cm TBJ : 2790

gram

3) Auskultasi

 DJJ : 134 x/menit Frekuensi : 11 – 11 – 11 /

2. Pemeriksaan Dalam: Tgl/jam: 12 Februari 2021 / 20.30 WIB

Vulva/vagina : Vulva mulai membuka, keluar lendir disertai darah

Serviks :

 Posisi : Medial

 Pembukaan : 4 cm

 Efficement : 40%

Kulit ketuban : Utuh

Presentasi : Kepala

POD (Point of direction) : Ubun-ubun kecil

Penyusupan : 0 (sutura belum bersentuhan)

Penurunan bag. terbawah : Hodge II

3. Pemeriksaan penunjang

Rapid Test Antibody : Non Reaktif

E. ANALISA
Ny I umur 30 tahun G 1P0A0 umur kehamilan 40 minggu, janin tunggal,

hidup intrauteri, letak membujur, puki, presentasi kepala U, inpartu kala I

Fase Aktif.

F. PENATALAKSANAAN

Tanggal : 13 Februari 2021 Jam : 06.40 WIB

1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang kondisi ibu dan janinnya dalam

keadaan sehat, serta memberitahu bahwa pembukaan 4 cm dan

menganjurkan ibu untuk jalan jalan atau tidur miring ke kiri.

Hasil : Ibu dan keluarga mengucap syukur dengan keadaan ibu dan janin

yang sehat.

2. Memberikan support mental kepada ibu bahwa ibu harus tenang, semangat

dan percaya ibu dapat melewati masa persalinan dengan lancar, ibu sehat

dan melahirkan bayi dengan selamat. Ibu akan ditemani dan dibantu oleh

Bidan dalam bersalin.

Hasil : Ibu merasa lebih tenang setelah menerima suppport mental.

3. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan kencing agar mempercepat

penurunan kepala bayi.

Hasil : Ibu bersedia untuk tidak menahan kencing. Kandung kemih ibu

teraba kosong.

4. Menganjurkan keluarga untuk menemani dan memberikan support mental

kepada ibu. Membantu ibu untuk makan atau minum yang akan berfungsi

sebagai tenaga ibu saat mengejan nanti.


Hasil : Ibu didampingi oleh keluarga dan ibu bersedia untuk minum teh

manis.

5. Mengajarkan ibu dan keluarga tentang teknik relaksasi untuk mengurangi

rasa nyeri persalinan dengan menarik nafas panjang melalui hidung dan

menghembuskannya lewat mulut. Keluarga dapat melakukan pemijatan di

daerah belakang panggul (punggung bawah ibu) dengan sedikit menekan

kearah bawah. Meredakan nyeri bisa dengan mengompres punggung

bawah ibu dengan air hangat.

Hasil : Ibu dapat melakukan teknik relaksasi seperti yang diajarkan dan

suami dapat membantu ibu untuk melakukan teknik relaksasi.

6. Memberikan evidence based practice kepada ibu dalam memilih posisi

persalinan yaitu bisa dengan miring ke kiri atau bisa juga posisi setengah

duduk agar selama proses persalinan ibu merasa nyaman dengan posisi

pilihannya.

Hasil : Ibu memilih posisi miring ke kiri.

7. Menganjurkan kepada keluarga untuk merangsang putting susu ibu dengan

cara dipilin untuk mempercepat kemajuan persalinan 6-9 kali selama ±2

menit .

Hasil : Keluarga bersedia merangsang putting susu ibu untuk mempercepat

kemajuan persalinan.

8. Memantau DJJ, nadi, dan kontraksi tiap 30 menit dan tekanan darah tiap 4

jam, VT tiap 4 jam atau jika ada indikasi, suhu dan kandung kemih tiap 2

jam.
Hasil : DJJ, nadi, kontraksi, TD, VT, suhu dan kandung kemih terpantau

dan hasilnya tercatat pada partograf.

9. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk menolong

persalinan

Hasil : Semua peralatan sudah disiapkan.

10. Mendokumentasikan hasil temuan, observasi, dan asuhan yang telah

dilakukan

Hasil : Hasil temuan, observasi, dan asuhan yang telah dilakukan sudah

didokumentasikan.
ATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien: No. RM Ruang:
Ny.I
Umur: 30 tahun Tanggal: 13 Februari 2021
Tanggal/Jam: Catatan Perkembangan Nama dan
(SOAP) Paraf
13 Februari 2021 S= Ibu mengatakan
09.30 WIB merasa kenceng-kenceng yang semakin
sering dan kuat
Ibu ingin meneran

O= VT ∅10 cm, KK (-) efficement 100%


DJJ 142x/menit His 5x/10 menit lama 50
detik
penyusupan 0, penurunan kepala hodge 4,
N: 88x/menit, RR: 22x/menit

A= Ny.I umur 30 tahun G1P0A0 hamil 40


minggu janin tunggal hidup intra uteri letak
membujur presentasi kepala U PUKI
inpartu kala II

P=
1. Memberitahu ibu dan keluarga
bahwa pembukaan sudah lengkap
Hasil : Ibu dan keluarga mengerti
2. Meminta bantuan asisten/keluarga
untuk menyiapkan posisi ibu dalam
meneran
Hasil : Suami dan asisten telah
membantu posisi ibu
3. Membimbing ibu untuk meneran
Hasil : Ibu meneran dengan tepat
4. Menyiapkan diri meliputi :
a. Memakai celemek, mencuci
tangan dan memakai sarung
tangan
Hasil : Celemek dan sarung
tangan terpakai
b. Memeriksa DJJ sesudah
kontraksi berhenti
Hasil : DJJ 145x/menit
5. Memimpin ibu untuk meneran pada
saat ada his dan istirahat bila tidak
ada his
Hasil : Ibu mengikuti anjuran bidan
6. Menyiapkan handuk di atas perut
ibu dan memasang handuk di atas
perut ibu, meletakkan kain lipat 1/3
bagian di bawah bokong ibu dan
membuka partus set
Hasil : persiapan persalinan sudah
siap, kepala janin terlihat 5-6 cm
pada vulva
7. Menolong kelahiran bayi
a. Kepala
1) Menahan perineum saat sub
occiput tampak di bawah
sympisis dengan tangan kanan
sementara tangan kiri menahan
puncak kepala agar tidak
terjadi defleksi terlalu cepat
2) Meminta ibu untuk berhenti
mengejan dan bernapas
pendek-pendek saat diameter
terbesar kepala janin tampak di
vulva
3) Menunggu kepala bayi selesai
melakukan putaran paksi luar
4) Cek adanya lilitan tali pusat
5) Hasil : terdapat lilitan longgar.
6) Klem dan potong tali pusat
Hasil : Kepala lahir
b. Melahirkan bahu
Setelah bayi melakukan putaran
paksi luar, letakkan kedua
tangan secara biparietal dengan
lembut menarik bayi ke bawah
untuk melahirkan bahu atas dan
menarik ke atas untuk
melahirkan bahu bawah
Hasil : Kedua bahu sudah lahir
c. Melahirkan badan bayi
Setelah bahu lahir, tangan
menyusuri mulai dari kepala
bayi, badan dan memegang
kedua mata kaki bayi dengan
hati-hati untuk membantu
kelahiran badan
Hasil : Bayi perempuan lahir
spontan pukul 10.00 WIB
8. Melakukan penanganan bayi baru
lahir
a. Meletakkan bayi di atas perut
ibu dan mengeringkannya
b. Menghisap lendir
c. Mengganti handuk basah dengan
kain kering
d. Menjepit talipusat 3 cm dari
pusat bayi dg umbilical klem,
dan mendekatkan klem kedua 2
cm dari klem pertama,
memotong talipusat di antara
kedua klem
e. Meletakkan bayi di atas
payudara ibu dan diselimuti
Hasil : Bayi sudah dikeringkan,
talipusat sudah dipotong, bayi
berada di atas dada ibu
f. Melakukan penilaian APGAR 1
menit pertama
Hasil : Skor APGAR 9

13 Februari KALA III


2021 S : Ibu mengatakan perutnya terasa mules
10.00 WIB dibagian bawah
O : Plasenta belum lahir
A : Ny.I umur 30 tahun P1A0 inpartu kala III
P:
1. Memastikan kembali uterus untuk
memeriksa adanya janin kedua
Hasil : Janin tunggal, TFU setinggi
pusat
2. Memberitahu bahwa ibu akan disuntik
oksitosin agar uterus berkontraksi
dengan baik
Hasil : Ibu bersedia untuk disuntik
3. Menyuntikkan oksitosin 10 IU secara
IM di 1/3 atas paha lateral
Hasil : Oksitosin telah disuntikkan
4. Memindahkan klem 5-10 cm di depan
vulva
Hasil : Klem sudah dipindah
5. Meletakkan tangan kiri di atas uterus
untuk memeriksa pelepasan plasenta
Hasil : Tanda-tanda pelepasan plasenta
nampak
6. Melakukan dorso kranial saat kontraksi
dan melakukan PTT
Hasil : PTT telah dilakukan
7. Melakukan penegangan talipusat dan
dorongan dorso kranial hingga plasenta
terlepas
Hasil : plasenta terlihat di introitus
vagina
8. Melahirkan plasenta dengan
menangkap dan memilin searah jarum
jam
Hasil : Plasenta lahir pukul 10.10 WIB
9. Melakukan masase uterus dan
menganjurkan keluarga untuk
melakukan masase
Hasil : Kontraksi baik
10. Memeriksa plasenta dan
memasukkan ke dalam wadah
Hasil : Kotiledon lengkap, selaput dan
korion lengkap

KALA IV
13 Februari
2021 S : Ibu mengatakn perutnya mules-mules

10.10
O : Kontraksi baik, perdarahan ±150cc
TD = 110/70 mmHg
N = 84x/menit
RR=20x/menit
S=36,8C
TFU 2 Jari dibawah pusat
Kandung kemih kosong

A : Ny.I umur 30 tahun P1A0 kala IV

P:
1. Memeriksa robekan/laserasi jalan lahir
Hasil : robekan perineum derajat 2
2. Melakukan heacting perineum
Hasil : Telah dilakukan heacting perineum
3. Memastikan uterus berkontraksi dengan
baik dan tidak terjadi perdarahan
Hasil : uterus berkontraksi dengan baik,
tidak ada perdarahan
4. Membiarkan bayi melakukan kontak
kulit dengan ibu minimal 1 jam
Hasil : Kontak kulit ibu dan bayi masih
dilakukan
5. Melakukan pengukuran bayi.
Hasil : BB = 2400 gr PB = 47 cm
LK = 30 cm LD = 32 cm
LILA = 11 cm
PEMBAHASAN

Dari studi kasus yang telah dilakukan pada Ny.I G1P0A0 Usia 30

Tahun hamil 40 minggu pada persalinan tanggal 13 Februari 2021. Penulis

akan membahas kesenjangan antara teori dan kenyataan di lahan praktik

sebagain berikut:

Pada tanggal 13 Februari 2021 pukul 20.30 WIB Ny.I dengan diantar

suami dan keluarga datang ke Puskesmas Cepiring dengan keluhan kenceng-

kenceng yang sering dan teratur yaitu 3x dalam 10 menit selama 35 detik

serta mengeluarkan lendir darah. Kenceng-kenceng sudah dirasakan ibu sejak

pukul 18.00 WIB dan sudah mengeluarkan lendir darah. Keluhan yang

dirasakan oleh Ny.I menandakan bahwa Ny.I sudah masuk dalam proses

persalinan. Keluhan yang dirasakan Ny.I sesuai dengan teori menurut

Nurasiah, Rukmawati & Badriah dalam Na’imah, Lestari, dan Wibowo

(2017) yaitu adanya his yang sering dan teratur, keluarnya lendir darah

berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis

karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka.

Ny.I datang ke PKM dengan umur kehamilan 40 minggu. Menurut

Saifuddin (2011), persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran

janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (38-42 minggu), lahir spontan

dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung tanpa komplikasi baik

pada ibu maupun pada janin. Oleh karena itu umur kehamilan Ny.I termasuk

dalam umur kehamilan aterm.


Dari hasil pemeriksaan pada 13 Februari 2021 pukul 06.00 WIB

diketahui bahwa ibu berada dalam Kala I persalinan fase aktif dengan

pembukaan 4 cm. Dalam fase aktif ini bidan memberikan informed consent

tentang tindakan dan asuhan kebidanan yang akan diberikan, memberikan ibu

dukungan emosional, mengajarkan ibu cara relaksasi nafas panjang untuk

mengurangi rasa nyeri, menganjurkan ibu untuk tidur miring kekiri untuk

memperlancar sirkulasi darah dari ibu ke janin, menganjurkan suami untuk

memberikan dukungan dan masase punggung ibu, menganjurkan ibu untuk

makan dan minum maupun eliminasi, menyiapkan partus set, serta

melengkapi partograf dan pengawasan 10. Hasilnya, ibu mampu mengikuti

secara kooperatif sesuai anjuran bidan sehingga ibu bisa melewati persalinan

Kala I dengan lancar.

Penatalaksanaan tersebut sudah sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Elika Puspitasari (2020) bahwa pendampingan suami dalam

persalinan diharapkan akan menenangkan emosi ibu sehingga proses

persalinan akan dilewati dengan perasaan senang dan terhindar dari

depresi, dan akan memperkecil nyeri yang dirasakan ibu saat bersalin.

Dukungan diberikan oleh suami akan membuat ibu lebih nyaman dan

lebih menikmati setiap perjalanan persalinan, semakin ibu menikmati proses

persalinan maka ibu akan merasa lebih relaks akibatnya ibu tidak lagi

terfokus pada rasa nyeri persalinan, sehingga nyeri persalinan tidak lagi

terasa.
Partograf dan pengawasan 10 juga dilakukan sesuai teori Sulistyawati

(2011) untuk mencatat observasi kemajuan persalinan dan mendeteksi adanya

penyulit pada persalinan Ny.I dengan hasil tidak ada penyulit pada persalinan

Ny.I.

Ny.I dilakukan manajemen nyeri berupa relaksasi napas dalam dan

masase punggung (SSBM) dengan gerakan melingkar di pangkal tulang

belakang saat terjadi kontraksi dan ibu merasa lebih rileks. Hal ini sesuai

dengan penelitian menurut Titi Astuti dan Merah Bangsawan (2019) yang

menunjukkan bahwa relaksasi napas dalam dapat mengurangi nyeri

persalinan serta Novita Br Ginting Munthe,dkk (2020) yaitu pemakaian

teknik masase punggung pada ibu dengan inpartu kala I ini dapat membantu

mengurangi nyeri akibat kontraksi yang dirasakan ibu sehingga ibu lebih

rileks. Kemudian, dilakukan intervensi merangsang putting susu ibu untuk

mempercepat kemajuan persalinan. Hal tersebut sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Setyowati dan Novyriana (2017) yang menunjukkan

bahwa stimulasi putting susu efektif dalam mempercepat kemajuan persalinan

kala I. Ibu juga diminta untuk memilih posisi persalinan, kemudian ibu

memilih posisi miring kiri. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Titin Martini,dkk (2016) yang menunjukkan bahwa posisi

persalinan miring kiri sedikit lebih mempercepat kemajuan persalinan kala II

daripada posisi setengah duduk.

Pada pukul 09.30 WIB, Ny.I merasakan dorongan ingin meneran

seperti hendak BAB. Berdasarkan pemeriksaan dalam didapatkan bahwa


pembukaan serviks lengkap (10 cm) sehinggan bidan meminta bantuan

keluarga untuk menyiapkan posisi yang nyaman untuk ibu. Kala II Ny.I

berlangsung selama 30 menit , bayi lahir spontan pada pukul 10.00 WIB, bayi

segera menangis kuat, kulit kemerahan, gerak aktif, dan berjenis kelamin

perempuan. Terdapat kesenjangan teori antara penatalaksanaan asuhan

persalinan Kala II sesuai 60 langkah APN pada Ny.I, yaitu tidak melakukan

vulva hygiene, tidak meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 di bawah

bokong ibu, dan tidak melakukan pemotongan tali pusar diatas perut ibu. Hal

ini dikarenakan tidak adanya prosedur tetap di Puskesmas untuk melakukan

vulva hygiene, meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 di bawah bokong ibu

sehingga untuk melakukan stan perineum menggunakan kain bersih.

Pemakaian perlindungan diri dalam menolong persalinan yang selalu

digunakan berupa masker, face shield, gown, celemek dan handscoon steril

dalam melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan 60 langkah APN.

Pada persalinan kala III, bidan melakukan penyuntikkan oksitosin,

peregangan tali pusat terkendali, kemudian plasenta lahir dalam waktu 10

menit secara spontan pada pukul 10.10 WIB, masase fundus, dan pengecekan

kelengkapan plasenta.

Kala IV pada Ny.I berjalan tanpa penyulit, kontraksi fundus baik, dan

tidak terdapat laserasi. Tekanan darah ibu 90/60 mmHg, TFU 2 jari di bawah

pusat, kandung kemih kosong. Dalam Kala IV ibu dan keluarga diajarkan dan

dianjurkan untuk melakukan masase fundus untuk memantau kontraksi

fundus dan mencegah perdarahan post partum dan menganjurkan Ny.I untuk
tidak membuang air susu yang pertama kali keluar (kolostrum). Bayi

dilakukan IMD segera setelah lahir dan bayi berhasil menyusu dan terjaga

kehangatannya. Hal ini sudah sesuai dengan teori penelitian Wardani,

Comalasari, Puspita (2019), mengemukakan bahwa ada pengaruh inisiasi

menyusu dini dengan peningkatan suhu tubuh bayi karena kulit bayi

menempel pada kulit ibu sehingga terjadi konduksi, yaitu perpindahan panas

secara langsung dari ibu ke bayi. Ny.I juga tidak membuang kolostrum karena

telah diberikan konseling untuk tidak membuang kolostrumnya. Hal ini telah

sesuai dengan penelitian Nuraeni, Soepardan, Bahiyatun dan Ari (2014)

bahwa ibu yang diberi intervensi konseling dan pendampingan suami

mempunyai peluang 7 kali lebih besar untuk memberikan kolostrum pada

bayinya dibandingkan dengan ibu yang tidak diberi konseling dan

pendampingan suami.

Untuk observasi perdarahan dan tanda tanda vital ibu, dilakukan

pemantauan setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan 30 menit dalam jam

kedua setelah persalinan. Setelah itu, dilakukan dekontaminasi ibu, alat, dan

tempat persalinan, serta melengkapi partograf. Tidak terdapat kesenjangan

antara teori penatalaksanaan asuhan persalinan kala IV sesuai APN dan

praktik dalam penatalaksanaan persalinan Kala IV pada Ny.I.

Selama proses persalinan baik secara fisiologis (normal) maupun

patologis mempunyai kemungkinan atau potensi mengalami berbagai

kesulitan ataupun kegawatdarutan selama proses persalinan seperti partus

lama, partus macet, pendarahan, emboli air ketuban, preeklamsi dan eklamsi,
distosia bahu, fetal distress. Dengan adanya berbagai kemungkinan terjadinya

penyulit-penyulit tersebut, diharapkan sebagai tenaga kesehatan harus lebih

peka dalam melakukan deteksi dini dan memberikan support sistem kepada

ibu.

DAFTAR PUSTAKA

Puspitasari, Elika. (2019). Hubungan Dukungan Suami Dan Keluarga Dengan

Intensitas Nyeri Persalinan Kala I

Astuti, Titi. Bangsawan, Merah. (2019). Aplikasi Relaksasi Nafas Dalam

Terhadap Nyeri Dan Lamanya Persalinan Kala I Ibu Bersalin Di Rumah

Bersalin Kota Bandar Lampung

Na’imah, Ainun. Lestari, Rini Hayu. Wibowo, Heri. (2017) Asuhan Kebidanan

Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Dengan Kompres Panas Guna

Mengurangi Rasa Nyeri

Novita Br Ginting Munthe, Iskandar Markus Sembiring, Verayanti Pandiangan,

Riri Safitri

Munthe, Novita Br Ginting, dkk. (2020). Pengaruh Pijatan Slow Stroke Back

Massage (SSBM) Terhadap Penurunan Nyeri Fase Aktif Kala I Persalinan

Ibu Primi Gravida

Anda mungkin juga menyukai