DASAR TEORI
GENERATOR SINKRON 3 PHASA
Gambar 1.3 Gambaran sederhana kumparan 3-fasa dan tegangan yang dibangkitkan.
Pada rotor kutub sepatu, fluks terdistribusi sinusoidal didapatkan dengan
mendesain bentuk sepatu kutub. Sedangkan pada rotor silinder, kumparan rotor
disusun secara khusus untuk mendapatkan fluks terdistribusi secara sinusoidal.
Untuk tipe generator dengan kutub internal (internal pole generator), suplai DC
yang dihubungkan ke kumparan rotor melalui slip ring dan sikat untuk
menghasilkan medan magnet merupakan eksitasi daya rendah. Jika rotor
menggunakan magnet permanen, maka tidak slip ring dan sikat karbon tidak
begitu diperlukan.
(1.1)
yang mana:
fe = frekuensi listrik (Hz)
nr = kecepatan putar rotor = kecepatan medan magnet (rpm)
p = jumlah kutub magnet
Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan medan
magnet, persamaan diatas juga menunjukkan hubungan antara kecepatan putar
rotor dengan frekuensi listrik yang dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan
tetap pada frekuensi 50Hz atau 60 Hz, maka generator harus berputar pada
kecepatan tetapdengan jumlah kutub mesin yang telah ditentukan. Sebagai contoh
untuk membangkitkan 60 Hz pada mesin dua kutub, rotor arus berputar dengan
kecepatan 3600 rpm. Untuk membangkitkan daya 50 Hz pada mesin empat kutub,
rotor harus berputar pada 1500 rpm.
yang mana:
Ea = tegangan induksi pada jangkar
V = tegangan terminal output
Ra = resistansi jangkar
Xs = reaktansi sinkron
Karakteristik pembebanan dan diagram vektor dari alternator berbeban
induktif (faktor kerja terbelakang) dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
(1.5)
Jika rangakaian untuk pararel itu benar (urutan fasa sama) maka lampu L1,
L2 dan L3 akan hidup-mati dengan frekuensi fL - fG cycle. Sehingga apabila ke
tiga lampu sedang tidak bekedip berarti fL = fG atau frekuensi tegangan generator
dan jala-jala sudah sama. Untuk mengetahui bahwa fasa kedua tegangan
(generator dan jala-jala) sama dapat dilihat dari lampu L1, L2, dan L3. Frekuensi
tegangan generator diatur oleh penggerak mula, sedang besar tegangan diatur oleh
penguatan medan. Jika rangkaian untuk mempararelkan itu salah (urutan fasa
tidak sama) maka lampu L1, L2 dan L3 akan hidup-mati bergantian dengan
frekuensi (fL + fG ) cycle. Dalam hal ini dua buah fasa (sebarang) pada terminal
generator harus kita pertukarkan.
Jika urutan fasa kedua sistem tegangan sama, maka lampu L1, L2, dan L3
akan hidup-mati bergantian dengan frekuensi fL - fG cycle. Saat mempararelkan
adalah pada keadaan L1 mati sedangkan L2 dan L3 menyala sama terang, dan
keadaan ini berlangsung agak lama (yang berarti fL dan fG sudah sangat dekat
atau benar-benar sama). Dalam keadaan ini, posisi semua fasa sistem tegangan
jala-jala berimpit dengan semua fasa sistem tegangan generator.
BAB II
DATA PERCOBAAN
Percobaan I
Name Plate Generator Sinkron
Typ 73228 Class 0,6
Y/ 400/230 V 0,83/1,44 A
0,27 Kw cos φ 0,7/1,0
1360/1500 U/min 50 Hz
U2 107/ = 20 V 1,7/ = 4,0 A
Is B/F Ip 20 37627 VCE 0530
Percobaan II
Generator Sinkron Tanpa Beban
Tabel 1a. Hasil Pengukuran Tegangan stator pada saat tanpa beban (arus eksitasi
naik)
Arus Medan (A): 0 0.4 1 1.6 2.4 2.8 3
Teg. Stator (V): 7 90 215 280 320 330 310
Torsi (Nm): 0.02 0.01 0.03 0.06 0.1 0.11 0.12
Tabel 1b. Hasil Pengukuran Tegangan stator pada saat tanpa beban (arus eksitasi
turun)
Arus Medan (A): 3 2.8 2.4 1.6 1 0.4 0
Teg. Stator (V): 310 390 370 280 220 110 7
Torsi (Nm): 0.12 0.11 0.10 0.07 0.03 0.01 0.02
Percobaan III
Test Hubung Singkat
Tabel 2. Hasil Pengukuran arus eksitasi dan arus stator
Arus Eksitasi (A): 3.3
Arus Stator (A): 0.83
Percobaan IV
Bentuk Gelombang Tegangan Generator
Tabel 4.a. Perubahan Bentuk Gelombang tegangan akibat perubahan Eksitasi
Arus Eksitasi (A) Tegangan RMS (V) Gambar Bentuk Gelombang
0.5 135
1.5 320
2.5 380
3 400
1500 400
1100 290
800 200
400 100
BAB III
ANALISA DATA
Percobaan I
Name Plate Motor Sinkron
Sumber tegangan bintang = 400 V tegangan delta = 230 V (Line to Line)
Arus bintang = 0,83 A arus delta = 1,44 A
Daya input = 0,27 Kw
Cos φ asinkron = 0,7 Cos φ sinkron = 1,0
Kecepatan sinkron = 1500 U/min Kecepatan asinkron = 1360 U/min
Frekuensi = 50 Hz
Tes input eksitasi
Tegangan AC 107 V/ DC 20 V Arus AC 0,7 A / DC 4 A
Dari data diatas merupakan nameplate dari mesin sinkron 3 phasa yang
digunakan dalam percobaan ini. Dari nameplate tersebut dapat diketahui dari
mesin tersebut. Diantaranya jenis hubungan kumparan yang digunakan, batas-
batas dari tegangan dan arus stator yang diizinkan, factor kerja mesin, frekuensi
kerja, kecepatan medan putar dan sebagainya. Sehingga tidak diharapkan terjadi
kesalahan pembacaan nameplate agar tidak terjadi kerusakan alat, akibat
kesalahan pengaturan dari mesin sinkron tersebut.
Percobaan II
Generator Sinkron Tanpa Beban
Dari data ditunjukkan bahwa jika If dinaikkan maka tegangan ikut naik
secara cepat, kemudian naik dan secara perlahan dan linier. Kondisi ini
dinamakan kondisi saturasi (jenuh) dimana inti tidak dapat ditambah
kemagnetannya lagi. Pada saat If nol tegangan sudah timbul meskipun nilainya
kecil. Hal ini disebabkan magnet sisa pada belitan eksitasi. Kenaikan harga If juga
berpengaruhh pada torsi generator dimana nilainya semakin lama semakin turun
(negatif).
Dari tabel 2, menunjukkan pada penurunan If maka tegangan akan turun
perlahan dan kemudian semakin cepat sampai tegangan yang relatif kecil (tidak
sampai nol). Beegitu pula dengan nilai dari torsi yang semakin naik (menuju nilai
positif).
Percobaan III
Test Hubung Singkat
Dari tabel 3 ditunjukkan harga Is yang mencapai rating arusnya dengan
cara If yang dinaikkan dan terminal beban dihubung singkat (beban penuh) dari
sini didapat arus hubung singkat (Ihs) atau arus stator beban penuh.
BAB IV
TUGAS-TUGAS
4.1. Tugas Modul
Percobaan I
Name Plate Motor Sinkron
Sumber tegangan bintang = 400 V tegangan delta = 230 V (Line to Line)
Arus bintang = 0,83 A arus delta = 1,44 A
Daya input = 0,27 Kw
Cos φ asinkron = 0,7 Cos φ sinkron = 1,0
Kecepatan sinkron = 1500 U/min Kecepatan asinkron = 1360 U/min
Frekuensi = 50 Hz
Tes input eksitasi
Tegangan AC 107 V/ DC 20 V Arus AC 0,7 A / DC 4 A
Percobaan II
Generator Sinkron Tanpa Beban (Ricky)
4.2 Tugas Asistensi
1. Jelaskan tentang kerja paralel generator sinkron!
Generator sinkron di paralel memiliki tujuan untuk menjaga kontinuitas
penyaluran daya ke sistem kelistrikan. Dalam memparalel generator
sinkron diperlukan 4 syarat antara lain:
• Besar magnitude tegangan phasa masing-masing generator harus
sama
• Memiliki polaritas yang sama antara kedua generator dan tidak
bertentangan satu dengan lainnya
• Memiliki urutan phasa yang sama antara kedua generator
• Frekuensi kedua generator sama
• Memiliki bentuk gelombang tegangan yang sama pada kedua
generatornya
Perhatikan Gambar 2a, pada keadaan ini L1 paling terang, L2 terang, dan
L3 redup. Perhatikan Gambar 2b, pada keadaan ini:
• L2 paling terang
• L1 terang
• L3 terang
Perhatikan gambar 2c, pada keadaan ini,
• L1 dan L2 sama terang
• L3 Gelap dan Voltmeter=0 V
Pada saat kondisi ini maka generator dapat diparalelkan dengan jala-jala
(generator lain).
Paralel Otomatis
Paralel generator secara otomatis biasanya menggunakan alat yang
secara otomatis memonitor perbedaan fasa, tegangan, frekuensi, dan
urutan fasa. Apabila semua kondisi telah tercapai alat memberi suatu
sinyal bahwa saklar untuk paralel dapat dimasukkan.
Gambar 3. Synchroscope.
yang mana:
Ea = tegangan induksi pada jangkar
V = tegangan terminal output
Ra = resistansi jangkar
Xs = reaktansi sinkron
Karakteristik pembebanan dan diagram vektor dari alternator berbeban
induktif (faktor kerja terbelakang) dapat dilihat pada gambar di bawah ini :