Anda di halaman 1dari 13

Makalah Pendidikan Agama Islam

AL-QUR’AN SUMBER AJARAN ISLAM PERTAMA

Disusun oleh Kelompok 2 :

Agnes Muliyanti (2020143568)

Henny Risnawaty Putri (2020143572)

Muhammad Rezki Maulana (2020143601)

Kelas 1O

Dosen Pengampu : Mayasari,M.Pd.

Program Studi PGSD

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas PGRI Palembang

Tahun Ajaran 2020/2021


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas segala rahmat dan karunianya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Al-Quran Sumber Ajaran Islam
Pertama” tepat pada waktunya. Sholawat serta salam tidak lupa kami ucapkan kepada junjungan
kita, Nabi Muhammad saw. yang syafaatnya kita nantikan di akhir zaman.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam oleh Ibu Mayasari,M.Pd.. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang Al-Quran, baik bagi penulis maupun bagi
pembaca.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami harap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi setiap pembaca dan dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah
ilmu.

Selain itu kami sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan serta jauh dari kata kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk kemudian dapat kami jadikan bahan
perbaikan untuk karya selanjutnya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Palembang, 7 Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI……………………………………………………….……………………………..ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………………….1


1.2 RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………….1
1.3 TUJUAN…………………………………………………………………………………..2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN AL QUR’AN


2.2 ISI DAN KANDUNGAN AL QUR’AN
2.3 PERAN DAN FUNGSI AL QUR’AN
2.4 KEISTIMEWAAN AL QUR’AN

BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sumber ajaran Islam menjadi salah satu landasan penting bagi umat Islam. Islam sendiri
memiliki 3 sumber ajaran utama, yaitu Al Qur’an, hadist, dan ijtihad. Sumber ajaran Islam
yang utama adalah Al Qur’an. Al Qur’an merupakan kumpulan wahyu atau firman Allah
SWT. yang disampaikan kepada Nabi Muhmmad saw. yang berisi tentang keimanan
(akidah/tauhid/iman), peribadatan (syariat), dan budi perkerti (akhlak). Hadist adalah apa
yang diriwayatkan oleh Nabi Muhammad saw., baik berupa perkataan maupun perbuatan.
Ijtihad adalah proses penetapan hukum syariat dengan mencurahkan seluruh pikiran, tenaga
secara sungguh-sungguh. Umat Islam hendaknya mengetahui dan memahami ketiga sumber
ajaran Islam ini.
Al-Qur’an menjadi salah satu mukjizat besar Nabi Muhammad saw.. AL Qur’an
mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberlangsungan umat manusia di dunia.
Betapa tidak, semua persoalan manusia di dunia sebagian besar dapat ditemukan jawabannya
pada Al Qur’an. Oleh karenannya kemudian Al Qur’an di yakini sebagai firman Allah yang
menjadi sumber hukum Islam pertama sebelum hadist.
Kewajiban manusia adalah untuk mengimani, membaca, menelaah, menghayati, dan
mengamalkan ajaran Al-Quran secara keseluruhan, serta mendakwahkannya. Membaca Al
Qur’an saja sudah berpahala, bahkan kata Nabi Saw satu huruf mengandung 10 pahala,
apalagi jika kita mengamalkannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Al Qur’an?
2. Apa saja isi yang terkandung di dalam Al Qur’an?
3. Bagaimana peranan dan fungsi Al Qur’an dalam kehidupan?
4. Apa keistimewaan Al Qur’an?
5. Bagaimana cara mengamalkan Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari?
6. Apa saja hikmah yang didapatkan ketika memahami dan mengamalkan Al Qur’an?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Al Qur’an.
2. Untuk mengetahui isi kandungan dari Al Qur’an.
3. Untuk mengetahui peranan dan fungsi dari Al Qur’an.
4. Untuk mengetahui keistimewaan dari Al Qur’an.
5. Untuk mengetahui bagaimana mengamalkan Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
6. Untuk mengetahui hikmah yang didapatkan ketika memahami dan mengamalkan Al
Qur’an.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Al Qur’an

 Al Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara bertahap. Allah SWT
menurunkan kitab suci ini melalui perantara Malaikat Jibril pertama kali pada tanggal 17
Ramadhan pada 13 tahun sebelum Hijriah ke Madinah. Surat-surat dalam Al Quran di turunkan
pertama kali di Gua Hiro kota Mekkah. Hingga sekarang, pada tanggal 17 Ramadhan diperingati
sebagai Nuzulul Quran atau hari turunnya Al Quran. Sebagian telah meriwayatkan bahwa Al
Quran turun dalam waktu 22 tahun 2 bulan dan 22 hari. Ini membutuhkan waktu sekitar 23
tahun.

Ditinjau dari segi bahasa, Al-Qur’an berasal dari bahasa arab yakni bentuk jamak dari
isim masdar dari kata  ‫قرآنا‬ – ‫أ‬ ‫رأ‬CC‫رأ – يق‬CC‫ق‬ atau qara’a-yaqro’u-qur’anan yang mengandung arti
bacaan atau sesuatu yang di baca berulang-ulang.

Ditinjau dari segi istilah, Al-Qur’an berarti kalam Allah SWT yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad saw sebagai mukjizat, dan disampaikan dengan jalan mutawatir dari Allah
SWT atas perantara malaikat jibril. Membaca Al-qur’an juga dinilai sebagai ibadah kepada Allah
SWT.

Al-Qur’an secara umum dapat diartikan sebagai kitab suci utama dalam agama Islam
yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw yang terbagi kedalam beberapa
bab (Surah) dan setiap surat terbagi dalam beberapa sajak (ayat).

Berikut ini merupakan pengertian Al-Qur’an menurut beberapa ahli yakni diantaranya
adalah Syeikh Muhammad Khudari Beik, Muhammad Ali As-Shabuni, dan Dr Subhi as-Salih.
Berikut Penjelasannya:

1. Syeikh Muhammad Khudari Beik


Menurut Syeikh Muhammad Khudari Beik, Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT
dalam bentuk berbahasa arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw untuk dipahami
isinya dan disampaikan kepada umatnya dengan cara mutawatir ditulis dalam mushaf yang
dimulai dari surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas.

2. Muhammad Ali As-Shabuni

Menurut Muhammad Ali As-Shabuni Al-Qur’an merupakan friman Allah SWT yang
tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw yang merupakan penutup para
nabi dan rasul, dengan perantara malaikat jibril as, ditulis pada mushaf-mushaf yang
disampaikan kepada kita secara mutawatir. Mempelajari dan membaca Al-Qur’an merupakan
ibadah dan Al-Qur’an dimulai dari surah al-Fatihah dan ditutup dengan surah an-Nas.

3. Dr. Subhi As-Salih

Menurut Dr.Subhi As-Salih Al-Qur’an merupakan kalam Allah SWT yang merupakan
mukjizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw yang ditulis dalam mushaf, diriwayatkan
secara mutawatir dan membacanya bernilai ibadah.

Dari penjelasan pengertian Al-Qur’an diatas dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an


merupakan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan perantara
malaikat jibril dan disampaikan dengan jalan mutawatir, ditulis dalam mushaf dan membacanya
merupakan ibadah.

2.2 Isi dan Kandungan Al Qur’an

Al Qur’an terdiri dari 30 juz, 114 surat, dan 6666 ayat. Para ulama sendiri membagi
turunnya Al Quran yang dibedakan menjadi dua periode. Periode pertama diturunkan selama 12
tahun pada masa kenabian Rasulullah SAW. Surat-surat yang turun pada kala itu disebut dengan
surat Makkiyyah (diturunkan di Mekkah). Sedangkan periode kedua berlangsung selama kurang
lebih 10 tahun dan surat-surat yang turun disebut dengan surat Madaniyah (diturunkan di
Madinah).

1. Akidah

Secara etimologi akidah berarti kepercayaan atau keyakinan. Bentuk jamak Akidah
(‘Aqidah) adalah aqa’id. Akidah juga disebut dengan istilah keimanan. Orang yang berakidah
berarti orang yang beriman (Mukmin). Akidah secara terminologi didefinisikan sebagai suatu
kepercayaan yang harus diyakini dengan sepenuh hati, dinyatakan dengan lisan dan
dimanifestasikan dalam bentuk amal perbuatan.

Akidah Islam adalah keyakinan berdasarkan ajaran Islam yang bersumber dari al-Qur’an
dan hadis. Seorang yang menyatakan diri berakidah Islam tidak hanya cukup mempercayai dan
meyakini keyakinan dalam hatinya, tetapi harus menyatakannya dengan lisan dan harus
mewujudkannya dalam bentuk amal perbuatan (amal shalih) dalam kehidupannya sehari-hari.

Inti pokok ajaran akidah adalah masalah tauhid, yakni keyakinan bahwa Allah Maha Esa.
Setiap Muslim wajib meyakini ke-Maha Esa-an Allah. Orang yang tidak meyakini ke-Maha Esa-
an Allah Swt. berarti ia kafir, dan apabila meyakini adanya Tuhan selain Allah Swt. dinamakan
musyrik.

Dalam akidah Islam, di samping kewajiban untuk meyakini bahwa Allah Swt. itu Esa,
juga ada kewajiban untuk meyakini rukun-rukun iman yang lain. Tidak dibenarkan apabila
seseorang yang mengaku berakidah/beriman apabila dia hanya mengimani Allah saja, atau
meyakini sebagian dari rukun iman saja. Rukun iman yang wajib diyakini tersebut adalah: iman
kepada Allah Swt., iman kepada malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah Swt.,
iman kepada Rasul-Rasul Allah Swt., iman kepada hari akhir, dan iman kepada Qadla’ dan
Qadar.

Al-Qur’an banyak menjelaskan tentang pokok-pokok ajaran akidah yang terkandung di


dalamnya, di antaranya adalah sebagai berikut :

‫ َولَ ْم يَ ُك ْن لَهُ ُكفُ ًوا أَ َح ٌد‬. ‫ لَ ْم يَلِ ْد َولَ ْم يُولَ ْد‬. ‫ص َم ُد‬
َّ ‫ هَّللا ُ ال‬. ‫قُلْ هُ َو هَّللا ُ أَ َح ٌد‬

"Katakanlah (Muhammad saw.), ”Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah Swt. tempat
meminta segala sesuatu. (Allah Swt.) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada
sesuatu yang setara dengan Dia.” (QS. al-Ikhlas: 1-4)

‫ق بَ ْينَ أَ َح ٍد ِم ْن ُر ُسلِ ِه ۚ َوقَالُوا‬ ُ ِّ‫آ َمنَ ال َّرسُو ُل بِ َما أُ ْن ِز َل إِلَ ْي ِه ِم ْن َربِّ ِه َو ْال ُم ْؤ ِمنُونَ ۚ ُك ٌّل آ َمنَ بِاهَّلل ِ َو َماَل ئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه اَل نُفَر‬
ِ ‫ك َربَّنَا َوإِلَ ْيكَ ْال َم‬
‫صي ُر‬ َ َ‫َس ِم ْعنَا َوأَطَ ْعنَا ۖ ُغ ْف َران‬

“Rasul (Muhammad saw.) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (alQur’an)
dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), ”Kami tidak
membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, ”Kami dengar dan
kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.” (QS. al-
Baqarah : 285)

2. Ibadah dan Muamalah

Ibadah berasal dari kata ‘Abada artinya mengabdi atau menyembah. Yang dimaksud
ibadah adalah menyembah atau mengabdi sepenuhnya kepada Allah Swt. dengan tunduk, taat
dan patuh kepada-Nya. Ibadah merupakan bentuk kepatuhan dan ketundukan yang ditimbulkan
oleh perasaan yakin terhadap kebesaran Allah Swt., sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak
disembah. Karena keyakinan bahwa Allah Swt. mempunyai kekuasaan mutlak.

Dalam al-Qur’an dijelaskan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia tidak lain adalah
untuk beribadah kepada Allah Swt. Firman Allah Swt.:
َ ‫ت ْال ِج َّن َواإْل ِ ْن‬
‫س إِاَّل لِيَ ْعبُدُو ِن‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
(QS. Adz Dzariyaat  : 56)

Manusia harus menyadari bahwa dirinya ada karena diciptakan oleh Allah Swt., oleh
sebab itu manusia harus sadar bahwa dia membutuhkan Allah Swt. Dan kebutuhan terhadap
Allah Swt. itu diwujudkan dengan bentuk beribadah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya manusia
menyembah dan meminta pertolongan. Sebagaimana firman Allah Swt.:

ُ‫ك نَ ْست َِعين‬


َ ‫د َوإِيَّا‬Cُ ُ‫إِيَّاكَ نَ ْعب‬

“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon
pertolongan.” (QS. al-Fatihah : 5)

Ibadah dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : ibadah mahdah dan ghairu mahdah.
Ibadah mahdah artinya ibadah khusus yang tata caranya sudah ditentukan, seperti: shalat, puasa,
zakat dan haji. Sedangkan ibadah ghairu mahdah artinya ibadah yang bersifat umum, tata
caranya tidak ditentukan secara khusus, yang bertujuan untuk mencari ridha Allah Swt.,
misalnya: silaturrahim, bekerja mencari rizki yang halal diniati ibadah, belajar untuk menuntut
ilmu, dan sebagainya.

Selain beribadah kepada Allah Swt. karena kesadaran manusia sebagai makhluk ciptaan
Allah Swt., manusia juga memiliki kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
bersama manusia lainnya.

Maka al-Qur’an tidak hanya memberikan ajaran tentang ibadah sebagai wujud kebutuhan
manusia terhadap Allah Swt.  tetapi juga mengatur bagaimana memenuhi kebutuhan  lain
manusia dengan hubungannya dalam kehidupan. (Misalnya: sillaturrahim, jual beli, hutang
piutang, sewa menyewa, dan kegiatan lain dalam kehidupan bermasyarakat. Kegiatan dalam
hubungan antar manusia ini disebut dengan mu’amalah.

Dalam al-Qur’an banyak ditemukan ajaran tentang tata cara bermu’amalah, antara lain:

‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِ َذا تَدَايَ ْنتُ ْم بِ َد ْي ٍن إِلَ ٰى أَ َج ٍل ُم َس ّمًى فَا ْكتُبُوهُ ۚ َو ْليَ ْكتُبْ بَ ْينَ ُك ْم َكاتِبٌ بِ ْال َع ْد ِل‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu
yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara
kamu menuliskannya dengan benar....” (QS. al-Baqarah : 282)

3. Akhlak

Akhlak ditinjau dari segi etimologi yang berarti perangai, tingkah laku, tabiat, atau budi
pekerti. Dalam pengertian terminologis, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia
yang muncul spontan dalam tingkah laku hidup sehari-hari.
Dalam konsep bahasa Indonesia, akhlak semakna dengan istilah etika atau moral. Akhlak
merupakan satu fundamen penting dalam ajaran Islam, sehingga Rasulullah saw. menegaskan
dalam sebuah hadis bahwa tujuan diutusnya beliau adalah untuk memperbaiki dan
menyempurnakan akhlak mulia.

Dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah saw. bersabda: “Bahwasanya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang baik." (HR. Ahmad) Nabi Muhammad saw. adalah model dan
suri tauladan bagi umat dalam bertingkah laku dengan akhlak mulia (karimah). Al-Qur’an
merupakan sumber ajaran tentang akhlak mulia itu. Dan beliau merupakan manusia yang dapat
menerapkan ajaran akhlak dari al-Qur’an tersebut menjadi kepribadian beliau. Sehingga wajarlah
ketika Aisyah Ra. ditanya oleh seorang sahabat tentang akhlak beliau, lalu Aisyah ra. menjawab
dengan menyatakan adalah beliau akhlak (al-Qur’an).

Ayat-ayat al-Qur’an yang menyatakan tentang ajaran akhlak Nabi Muhammad saw.
antara lain adalah :

‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرسُو ِل هَّللا ِ أُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِ َم ْن َكانَ يَرْ جُو هَّللا َ َو ْاليَوْ َم اآْل ِخ َر َو َذ َك َر هَّللا َ َكثِيرًا‬

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat
Allah Swt.” (QS. al-Ahzab : 21)

4. Hukum

Hukum sebagai salah satu isi pokok ajaran al-Qur’an berisi kaidah-kaidah dan ketentuan-
ketentuan dasar dan menyeluruh bagi umat manusia. Tujuannya adalah untuk memberikan
pedoman kepada umat manusia agar kehidupannya menjadi adil, aman, tenteram, teratur,
sejahtera, bahagia, dan selamat di dunia maupun di akhirat kelak.

Sebagai sumber hukum ajaran Islam, al-Qur’an banyak memberikan ketentuan-ketentuan


hukum yang harus dijadikan pedoman dalam menetapkan hukum baik secara global (mujmal)
maupun terperinci (tafsil). Beberapa ayat-ayat alQur’an yang berisi ketentuan hukum antara lain
adalah :

ِ ‫اس بِ َما أَ َراكَ هَّللا ُ ۚ َواَل تَ ُك ْن لِ ْلخَائِنِينَ خ‬


‫َصي ًما‬ ِّ ‫َاب بِ ْال َح‬
ِ َّ‫ق لِتَحْ ُك َم بَ ْينَ الن‬ َ ‫ك ْال ِكت‬
َ ‫إِنَّا أَ ْن َز ْلنَا إِلَ ْي‬

“Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab (al-Qur’an) kepadamu (Muhammad saw.)


membawa kebenaran, agar engkau mengadili antara manusia dengan apa yang telah diajarkan
Allah Swt. kepadamu, dan janganlah engkau menjadi penentang (orang yang tidak bersalah),
karena (membela) orang yang berkhianat.” (QS. an-Nisa’ : 105)

Ketentuan-ketentuan hukum lain yang dijelaskan dalam ayat-ayat al-Qur’an adalah


meliputi :

a. Hukum perkawinan, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah : 221; QS. al-Maidah : 5;
QS.an-Nisa’ : 22-24; QS.an-Nur : 2; QS. alMumtahanah :10-11.
b. Hukum waris, antara lain dijelaskan dalam QS. an-Nisa’ : 7-12 dan 176, QS. al-Baqarah :180;
QS. al-Maidah :106

c. Hukum perjanjian, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah : 279, 280 dan 282; QS. al-
Anfal : 56 dan 58; QS. at-Taubah : 4

d. Hukum pidana, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah : 178; QS. anNisa’ : 92 dan 93;
QS. al-Maidah : 38; QS. Yanus : 27; QS. al-Isra’ : 33; QS. asy-Syu’ara : 40

e. Hukum perang, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah : 190-193; QS. al-Anfal : 39 dan
41; QS. at-Taubah : 5,29 dan 123, QS. al-Hajj : 39 dan 40

f. Hukum antarbangsa, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Hujurat : 13

5. Sejarah / Kisah Umat Masa Lalu

Al-Qur’an sebagai kitab suci bagi umat Islam banyak menjelaskan tentang sejarah atau
kisah umat pada masa lalu. Sejarah atau kisah-kisah tersebut bukan hanya sekedar cerita atau
dongeng semata, tetapi dimaksudkan untuk menjadi ‘ibrah (pelajaran) bagi umat Islam. Ibrah
tersebut kemudian dapat dijadikan dapat menjadi petunjuk untuk dapat menjalani kehidupan agar
senantiasa sesuai dengan petunjuk dan keridhaan Allah Swt.

‫يل ُك ِّل َش ْي ٍء َوهُدًى‬


َ ‫ص‬ َ ‫ب ۗ َما َكانَ َح ِديثًا يُ ْفتَ َر ٰى َو ٰلَ ِك ْن تَصْ ِدي‬
ِ ‫ق الَّ ِذي بَ ْينَ يَ َد ْي ِه َوتَ ْف‬ ِ ‫ص ِه ْم ِعب َْرةٌ أِل ُولِي اأْل َ ْلبَا‬ َ َ‫لَقَ ْد َكانَ فِي ق‬
ِ ‫ص‬
َ‫َو َرحْ َمةً لِقَوْ ٍم ي ُْؤ ِمنُون‬

“Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai
akal. (al-Qur’an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang
sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman.” (QS. Yusuf : 111)

Al-Qur’an telah banyak menggambarkan umat-umat terdahulu baik yang iman dan taat
kepada Allah Swt. maupun yang ingkar dan ma’siat kepada-Nya. Diharapkan dengan
memperhatikan kisah umat terdahulu, umat Islam bisa mencontoh umat-umat yang taat kepada
Allah Swt. dan menghindari perbuatan ma’siat kepada-Nya.

Bagi umat yang beriman dan taat kepada Allah Swt., Allah Swt. telah memberikan
kebaikan dan keberkahan dalam hidup mereka, sebaliknya bagi yang ingkar dan ma’siat kepada-
Nya, Allah Swt. telah memberikan azab-Nya.

َ ‫ َوعَادًا َوثَ ُمو َد َوأَصْ َح‬. ‫اس آيَةً ۖ َوأَ ْعتَ ْدنَا ِللظَّالِ ِمينَ َع َذابًا أَلِي ًما‬
‫اب‬ ِ َّ‫وح لَ َّما َك َّذبُوا الرُّ ُس َل أَ ْغ َر ْقنَاهُ ْم َو َج َع ْلنَاهُ ْم لِلن‬
ٍ ُ‫َوقَوْ َم ن‬
ْ ‫اًّل‬ ُ َ ‫أْل‬
‫ض َر ْبنَا لَهُ ا ْمثَا َل ۖ َوك تَبَّرْ نَا تَتبِيرًا‬
َ ‫اًّل‬ ُ ٰ ُ
‫ َوك‬. ‫الرَّسِّ َوقرُونًا بَ ْينَ َذلِكَ َكثِيرًا‬

“Dan (telah Kami binasakan) kaum Nuh ketika mereka mendustakan para rasul. Kami
tenggelamkam mereka dan Kami jadikan (cerita) mereka itu pelajaran bagi manusia. Dan Kami
telah sediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih; Dan (telah Kami binasakan) kaum ‘Ad
dan Samód dan penduduk Rass serta banyak (lagi) generasi di antara (kaum-kaum) itu. Dan
masing-masing telah Kami jadikan perumpamaan dan masing-masing telah Kami hancurkan
sehancur-hancurnya.” (QS. al-Furqan: 37-39)

6. Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan (Sains) dan Teknologi

Al-Qur’an adalah kitab suci ilmiah. Banyak ayat yang memberikan isyaratisyarat ilmu
pengetahuan (sains) dan teknologi yang bersifat potensial untuk kemudian dapat dikembangkan
guna kemaslahatan dan kesejahteraan hidup manusia. Allah Swt. yang Maha memberi ilmu telah
mengajarkan kepada umat manusia untuk dapat menjalani hidup dan memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan baik.

Al-Qur’an menekankan betapa pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.


Hal itu diisyaratkan pada saat ayat al-Qur’an untuk pertama kalinya diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw. yaitu QS. al-‘Alaq: 1-5

َ ُّ‫ ا ْق َر ْأ َو َرب‬. ‫ق‬


‫ َعلَّ َم اإْل ِ ْن َسانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬. ‫ الَّ ِذي َعلَّ َم بِ ْالقَلَ ِم‬. ‫ك اأْل َ ْك َر ُم‬ ٍ َ‫ق اإْل ِ ْن َسانَ ِم ْن َعل‬ َ ِّ‫ا ْق َر ْأ بِاس ِْم َرب‬
َ َ‫ك الَّ ِذي خَ ل‬
َ َ‫ َخل‬. ‫ق‬

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, . Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,. Yang mengajar
(manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. al-‘Alaq :
1-5)

Ayat yang pertama kali diturunkan tersebut diawali dengan perintah untuk membaca.
Membaca adalah satu faktor terpenting dalam proses belajar untuk menguasai suatu ilmu
pengetahuan. Ini mengindikasikan bahwa al-Qur’an menekankan betapa pentingnya membaca
dalam upaya mencari dan menguasai ilmu pengetahuan.

Ayat lain yang berisi dorongan untuk menguasai ilmu pengetahuan juga dijelaskan dalam
QS. al-Mujadalah ayat 11.

َ‫يل ا ْن ُش ُزوا فَا ْن ُش ُزوا يَرْ فَ ِع هَّللا ُ الَّ ِذين‬


َ ِ‫ح هَّللا ُ لَ ُك ْم ۖ َوإِ َذا ق‬ ِ ِ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِ َذا قِي َل لَ ُك ْم تَفَ َّسحُوا فِي ْال َم َجال‬
ِ ‫س فَا ْف َسحُوا يَ ْف َس‬
ُ ‫هَّللا‬
‫ت ۚ َو ُ بِ َما تَ ْع َملونَ خَ بِي ٌر‬ ْ ْ ُ ُ َّ ُ ْ
ٍ ‫آ َمنوا ِمنك ْم َوال ِذينَ أوتوا ال ِعل َم َد َر َجا‬ ُ

"Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah


dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan
apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-
orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. al-Mujadalah : 11)

2.3 Peran dan Fungsi Al Qur’an


DAFTAR PUSTAKA

https://www.risalahislam.com/2013/10/sumber-ajaran-islam-al-quran-hadits.html

https://www.afdhalilahi.com/2016/03/al-quran-sumber-ajaran-islam-pertama.html

https://www.pendidik.co.id/pengertian-al-quran/

https://wisatanabawi.com/al-quran/

https://www.bacaanmadani.com/2017/10/6-isi-pokok-kandungan-al-quran.html

Anda mungkin juga menyukai