Anda di halaman 1dari 11

PENGANGGURAN TERHADAP COVID 19

( Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Sumber Daya Manusia)

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
Gabriel Adi Putra Tampubolon (7192540009)
Rendhika Adhiayatama (7192540001)
Tika Flora Uli Simatupang (7191240015)
Vera Dwifany (7192540005)

DOSEN PENGAMPU
Lenti Susanna Saragih, S.Pd, M.Si

REGULER B

PROGRAM STUDI S1 ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sejarah perjalanan umat manusia tidaklah terlepas dari musibah. Entah itu bencana alam,
peperangan, Sebuah wabah penyakit juga bisa mengganggu sektor-sektor negara lainnya. Sektor
industri bisa terhambat akibat dikuranginya jam kerja karyawan demi mencegah penyebaran
wabah. Imgirasi dan pariwisata pun dapat terpengaruh akibat kemungkinan ditutupnya
perbatasan dan bandar udara demi mencegah percepatan suatu wabah. Sektor edukasi pun dapat
terhambat seperti yang sedang terjadi sekarang ini. Intinya wabah dapat merugikan suatu bangsa
dan menghambat kemajuan bangsa tersebut karena sektor-sektor yang menopang kemajuan suatu
bangsa tersebut sedang dilanda oleh wabah penyakit. Dan sekarang, Indonesia dan seluruh
bangsa di dunia sedang menghadapi wabah Virus Corona atau COVID-19

Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) menguji kesiapan berbagai negara
dalam menghadapi penyakit mematikan yang sangat menular. Virus korona ini menyebar secara
cepat sementara vaksin untuk virus tersebut masih dalam proses untuk ditemukan. Hal tersebut
menyebabkan perlu adanya modifikasi sosial dalam masyarakat. Modifikasi tersebut mewajibkan
masyarakat untuk melakukan segala aktifitas dirumahnya masing-masing. Dari gambaran
tersebut, sudah terlihat bahwa virus corona tidak hanya mengancam sektor kesehatan negara,
namun sektor-sektor lainnya juga terkena imbas dari virus korona tersebut. Infrastruktur negara
yang sudah dibuat sedemikian rupa untuk menjamin kesejahteraan masyarakatnya kini sedang
diuji kesiapannya.

Salah satu sektor negara yang terkena imbas berat dari pandemi virus korona ini yaitu
sektor perekonomian. Tidak hanya di Indonesia, laju perokonomian secara terhambat secara
global. Negara-negara maju di seluruh penjuru dunia seperti Amerika, Inggris, Jerman, Italia,
dan Cina bahkan tidak lepas dari penurunan laju pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh
pandemi COVID-19. Di Indoenesia sendiri, indeks saham gabungan (IHSG) melemah sebesar
1,68 persen semenjak Indonesia dinyatakan positif korona. Hal tersebut merupakan implikasi
dari penerapan karantina mandiri yang menyebabkan terhambatnya aktifitas masyarakat dan
menghambat juga aktifitas perekonomian. Terhambatnya aktifitas perekonomian ini juga
menyebabkan perusahaan-perusahaan sulit mendapatkan konsumen dan terpaksa untuk
memotong gaji karyawannya atau bahkan melakukan PHK.

Kehadiran Pandemi Virus Korona ini memperburuk situasi pengangguran yang melanda
Indonesia. Menurut Sussy Susanti (2013), melalui Badan Pusat Statistka (BPS) pada tahun 2012,
tercatat masih terdapat sebanyak 4.3 juta penduduk miskin di Jawa Barat. Angka itu sekitar
10,09 persen dari total penduduk Jawa Barat yang mencapai 45 juta jiwa. Sejak tahun 2008-
2012, penurunan angka kemiskinan di Jawa Barat terbilang kecil. Tahun 2008, persentase
kemiskinan berada di angka 13,01 persen, tahun 2009 menjadi 11,96 persen, 2010 menjadi 11,27
persen, kemudian tahun 2011 turun menjadi 10,65 persen, dan tahun 2012 menjadi 10,09 persen.
Dengan kata lain, dari 2008 hingga 2012 persentase penurunan hanya 2,92 persen. 1

Data diatas menjadi signifikan mengingat angka kemiskinan dipengaruhi oleh tingkat
pengangguran. Semaking tinggi angka pengangguran, semakin tinggi pula angka kemiskinan di
suatu daerah. Jawa Barat dan DKI Jakarta juga bisa dibilang sebagai pusat pertumbuhan ekonomi
di Indonesia. Hal lain yang menjadi signifikan yaitu DKI Jakarta dan Jawa Barat menjadi pusat
konsentrasi virus COVID-19.

Melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Tercatat pada tanggal 17 April
2020 terdapat 2.815 orang terkonfirmasi terpapar virus korona dengan 246 orang korban jiwa
dan 204 orang berhasil sembuh. Sementara di Jawa Barat terkonfirmasi 635 orang terpapar virus
korona dengan 56 korban jiwa dan 41 orang berhasil sembuh.

Di Indonesia, pengangguran pun menjadi epidemi sendiri. Layaknya negara-negara yang


sedang berkembang pada umumnya, pengangguran menjadi permasalahan melanda yang
menghambat laju bertumbuhan ekonomi. Pengangguran ini sendiri tercipta karena adanya
kesenjangan antara jumlah lapangan kerja yang ada dengan jumlah tenaga kerja. Pemerintah
terus berupaya untuk menekan angka pengangguran ini. Dengan banyaknya kampanye dan
keringanan untuk membuka usaha sendiri, pemerintah berharap bisa bekerja sama dengan
masyrakatnya untuk membuka lapangan kerja baru dan mempekerjakan masyarakat yang
menganggur.
Upaya pemerintah untuk menekan angka pengangguran sudah terbilang sukses. Hal
tersebut bisa dibuktikan dengan adanya penurunan tingkat pengangguran pada masyarakat
angkatan kerja pada kurun waktu 5 tahun terakhir. Namun kesuksesan tersebut sekarang sedang
diuji dengan datangnya pandemi virus korona yang memutarbalikan usaha pemerintah untuk
menekan angka pengangguran selama 5 tahun terakhir ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Seperti yang telah di uraikan pada latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut:
• Bagaimana dampak dari Covid 19 Terhadap Pengangguran di Indonesia?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penyusunan proposal ini yaitu, sebagai berikut:
• Untuk mengetahui apa itu Covid 19
• Untuk mengetahui dampak dari Covid 19 terhadap Pengangguran di Indonesia.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Memberi informasi mengenai Dampak Covid 19 Terhadap Pengangguran di Indonesia.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Untuk memahami isu dampak pandemi COVID-19 terhadap angka pengangguran, kita
harus mengetahui dulu apa itu yang disebut dengan pandemi dan seperti apa virus COVID-19
tersebut

Pandemi

Kata pandemi selalu dihubungkan dengan kejadian penyebaran virus COVID-19. Namun
apakah makna dari pandemi tersebut sebenarnya? Dan apakah selama ini kita menggunakan kata
tersebut sesuai dengan maknanya?

Menurut KBBI, pandemi berarti wabah yang berjangkit serempak dimana-mana. Seperti
yang terjadi pada pandemi COVID-19, penyakit tersebut menular sangat cepat sehingga
penderitanya tersebar dimana-mana diseluruh penjuru dunia.

Menurut WHO, penyebaran geografis merupakan titik berat dari pandemi dan tidak ada
hubungannya dengan tingkat keparahan penyakit, jumlah korban atau infeksi. Epidemi yang
telah menyebar di beberapa negara atau benua yang biasanya mempengaruhi sejumlah besar
orang juga mengacu pada Pandemi.Sementara itu menurut Center of Disease Control and
Prevention (CDC) menyatakan pandemi mengacu pada epidemi yant telah menyebar di beberapa
negara atau benua, biasanya mempengaruhi sejumlah orang besar. Pandemi dinyakatan saat
penyakit baru yang orang-orang tidak memiliki kekebalan akan penyakit itu, menyebar di
seluruh dunia di luar dugaan.

Mengutip dari Guardian, setelah ada gelombang infeksi dari orang ke orang di seluruh
komunitas pandemi diputuskan. Pemerintah dan sistem kesehatan perlu memastikan mereka siap
untuk kondisi tersebut setelah pandemi diumumkan. Tidak ada batasan spesifik kapan pandemi
diumumkan, seperti jumlah terinfeksi atau jumlah kematian tertentu untuk pandemi diumumkan.
Contohnya seperti SARS virus yang diidentifikasi pada tahun 2003 tudaj dinyatakan pendmi
walaupun menyebar ke 26 negara. Namun ketika penyebaran suatu virus cepat dan tidak
terkendali maka virus tersebut layak diumumkan sebagai pandemi.
Prof Nigel McMillan dari Menzies Health Institute di Queensland, Australia, mengatakan
sebuah deklarasi pandemi memperingatkan otoritas kesehatan untuk bersiap-siap menerapkan
kebijakan tidak hanya menerapkan larangan perjalanan. "Ini termasuk mempersiapkan rumah
sakit untuk masuknya pasien dalam jumlah besar, menyiapkan antivirus, dan memberi tahu
masyarakat bahwa ketika saatnya tiba, mereka perlu memikirkan hal-hal seperti tinggal di rumah
jika sakit, menjauhkan diri dari sosial, menghindari pertemuan besar dll," kata McMillan.

Menurut Fischer (2020) Secara umum ada tiga kategorisasi wabah penyakit menurut luas
penyebarannya: wabah, epidemi, dan pandemi. Wabah merupakan penyebaran penyakit secara
lokal yang korban nya lebih banyak daripada biasanya. Contohnya apabila disuatu daerah ada 15
orang anak terkena diare, itu sudah cukup dikatakan sebagai wabah. Selanjutnya epidemi
merupakan wabah yang menyebar ke daerah yang lebih luas, contohnya di suatu negara dan
negara-negara tetangganya. Yang terakhir yaitu pandemi. Pandemi yaitu wabah yang meluas
secara internasional dan tidak terkendali. Sejak tanggal 12 Maret 2020, WHO menyatakan
COVID-19 sebagai pandemi.

Dapat disimpulkan bahwa pandemi berarti wabah penyakit menular yang menyebar
secara internasional dan tidak terkendali. Kejadian yang kita alammi pun yaitu virus corona
sangatlah menular. Selain itu virus ini pula merupakan suatu wabah yang menyebar secara
internasional dan penyebarannya sangat tidak terkendali. Untuk itu penggunaan kata pandemi
sudah tepat untuk bencana virus COVID-19 ini khusus nya untuk penulisan tulisan ilmiah ini.

Pandemi Covid-19

Sejak bulan Desember 2019, wabah novel virus korona pertama kali dilaporkan di
Wuhan, Cina. Virus ini juga memilki nama lain yaitu Severe acute respiratory syndrome
coronavirus 2 (SARS-CoV-2) Hingga saat ini virus tersebut menyebar ke berbagai negara
termasuk ke Indonesia. Virus ini dapat menyerang siapa saja, baik anak-anak, bayi, orang
dewasa, lansia, dll. Siapapun dapat terpapar oleh virus ini, namun lansia dan orang dewasa
dengan komplikasi penyakitlah yang rentan menjadi korban jiwa.

Dalam rangka mencegah penyebaran virus korona, beberapa negara menerapkan


kebijakan lockdown. Untuk menekan penyebaran virus ini di Indonesia, pemerintah
memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Virus korona adalah
kumpulan menyerang sistem pernapasan manusia dan menyebar melalui droplets atau aerosol
(partkel-partikel air yang sangat kecil dan mengambang di udara). Virus ini menyebabkan infeksi
pernapasan ringan seperti flu pada kebanyakan kasus. Namun infeksi pernapasan berat, seperti
infeksi. paru-paru (pneumonia) juga dapat disebabkan oleh virus ini.

Virus corona termasuk kedalam keluarga virus SARS (Severe Acute Respiratory System)
dan MERS (Middle-East Respiratory Syndrome). Walaupun virus ini disesbabkan oleh
kelompok yang sama, ada beberapa perbedaan antara COVID-19, SARS, dan MERS, yaitu
dalam hal keparahan gejala dan kecepatan penyebaran. Covid-19 memiliki gejala wal infeksi
yang menyerupai flu seperti: demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan dan sakit kepala.
Gejala dapat memberat atau hilang setelah itu. Setelah terpapar virus korona dalam waktu 2 hari
sampai 2 minggu gejala-gejala tersebut umumnya muncul.

Seseorang dapat tertular COVID-19 dengan berbagai cara, yaitu:

Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19
batuk atau bersin.
Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh
benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19.
Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19. Efek berbahaya virus korona akan fatal
apabila terjadi pada orang lanjut usia, orang yang memiliki penyakit tertentu, orang
dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, perokokm dan ibu hamil. Dikutip dari World
Health Organisation (WHO), tercatat tanggal 17 April 2020 terdapat 2.074.529 orang
positif terpapar virus korona secara global dengan 139.378 korban jiwa. Berikut grafik
yang menunjukan angka penyebaran virus korona di berbagai belahan dunia dari tanggal
30 Desember 2019 hingga 17 April 2020 Di Indonesia sendiri, tercatat tanggal 18 April
2020 sebaran virus korona sedang melaju menuju puncak. Dengan total 6.248 kasus
positif terpapar virus korona dan dengan penambahan 300-400 kasus perhari, Indonesia
menempati peringkat pertama dalam jumlah kasus virus korona di Asia Tenggara.

Pengangguran

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk angkatan kerja yang tidak bekerja
sama sekali, sedang mencari kerja, sedang menunggu proyek pekerjaan selanjutnya, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya
disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah
lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Masalah pengangguran merupakan masalah
yang serius karena berhubungan langsung dengan pendapatan masyarakat. Salah satu faktor yang
menentukan kesejahteraan suatu masyarakat adalah pendapatannya. Adanya masalah
pengangguran dapat menyebabkan berkurangnya pendapatan masyarakat yang pada akhirnya
akan menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat.

1. Faktor Pengangguran

Beberapa faktor penyebab pengangguran antara lain adalah jumlah lapangan pekerjaan yang
minim, kualitas sumber daya manusia yang masih rendah, kemiskininan, kualitas pendidikan
yang masih rendah, dan sebagainya. Selain masalah dalam bidang ketenagakerjaan,
pengangguran juga merupakan masalah dalam bidang ekonomi makro. Apabila masalah
pengangguran terjadi terus-menerus, akan berdampak pada pengaruh psikologis yang buruk dan
secara makro akan menyebabkan kekacauan sosial dan politik bagi suatu negara.

2. Jenis-Jenis Pengangguran
a. Pengangguran Terbuka: Pengangguran yang tidak memiliki pekerjaan. Bisa jadi karena
belum mendapat pekerjaan atau memang tidak mau bekerja. Pengangguran terbuka
disebabkan oleh lapangan kerja yang tidak tersedia, atau tidak adanya kecocokan antara
lowongan kerja dan latar belakang pendidikan.
b. Pengangguran Terselubung: Pengangguran yang terjadi karena tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal/produktivitasnya rendah. Kondisi ini bisa disebabkan karena
ketidaksesuaian latar belakang pendidikan, atau pekerjaan tidak sesuai dengan bakat dan
kemampuan pekerja.
c. Pengangguran Silikal: Kondisi ini terjadi karena adanya perubahan dalam kegiatan
perekonomian negara. Mundurnya perekonomian akan mengakibatkan daya beli
masyarakat yang juga menurun, sehingga perusahaan akan mengurangi produksi dan
memberhentikan karyawannya.
d. Pengangguran Struktural: Kondisi ini disebabkan oleh adanya perubahan struktur
perekonomian yang memerlukan keterampilan-keterampilan baru. Hal tersebut dapat
mengakibatkan pencari kerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh
pembuka lapangan kerja.
e. Pengangguran Friksional: Kondisi ini terjadi karena adanya kesulitan mempertemukan
pihak pencari kerja dengan pihak yang menyediakan lapangan kerja. Hal ini disebabkan
karena adanya kendala informasi, waktu ataupun jarak geografis.
f. Pengangguran Teknologi: Pengangguran ini disebabkan oleh adanya perkembangan
teknologi, yang menyebabkan tenaga kerja manusia diganti menjadi mesin. Perusahaan
cenderung lebih memilih tenaga mesin dibanding tenaga manusia karena lebih cepat,
mudah, dan hemat biaya.
g. Pengangguran Musiman: Kondisi ini disebabkan oleh siklus ekonomi yang berfluktuasi
karena adanya pergantian musim sehingga pekerja harus menghentikan aktivitas produksi
untuk sementara. Biasanya terjadi pada bidang pertanian dan perikanan, seperti petani
dan nelayan.
h. Setengah Pengangguran: Kondisi ini merupakan pekerja yang mempunyai pekerjaan,
namum jam kerjanya sedikit, biasanya kurang dari 35 jam dalam seminggu.

.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian merupakan upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk
memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip yang sistematis.Penelitian ini termasuk dalam jenis
penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada
data-data numeric (angka) yang diolah dengan metode statistika. Jenis pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan suatu penelitian yang didasari oleh falsafah
positivisme, yaitu ilmu valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati, terukur, menggunakan
logika matematika dan membuat generalisasi terhadap rerata yang berfungsi untuk menguji suatu
teori. Pada dasarnya, pendekatakn kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka
analisis hubungan anatar variabel dengan pengujian hipotesis) dan menyadarkan kesimpulan
hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif
akan diperoleh signifikasi perbedaan kelompok atau signifikasi hubungan antara variabel yang
diteliti.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan dengan mengambil sample data dari Badan Pusat Statistik (BPS) di
website resmi bps.go.id. Penelitian dilaksakan pada tanggal 01-29 maret 2021 .
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan. Berdasarkan pengertian diatas, maka yang menjadi populasi sasaran dalam
penelitian ini adalah masyarakat Indonesia yang terkena dampak Covid 19 baik dari segi
pekerjaan maupun keadaan ekonomi. Jumlah penduduk di Negara Kesatuan Republik Indonesia
per Januari 2021 adalah sebanyak 271.349.889 jiwa .
Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur
tertentu, sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya. Sampel memiliki karakteristik yang
dianggap mewakili populasi. Dalam penelitian ini tidak memerlukan sampel penelitian karena
data yang diperoleh sudah termasuk data jadi pada kantor Badan Pusat Statistik (BPS).
Data Dan Sumber Data
➢ Jenis Data
Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk
pertama kalinya.
➢ Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti
mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau
metode baik secara komersial maupun non komersial. Dalam penelitian ini berupa data sekunder
yaitu data tingkat pengangguran yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Data sekunder adalah
data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya yang berupa brosur, literatur, majalah,
dan bacaan lainnya yang ada hubungannya dengan penelitian. Periode data yang diamati adalah
data bulanan periode tahun 2020-2021
D. Sumber Data
Data merupakan jamak dari kata datum yang berarti fakta-fakta, serangkaian bukti-bukti,
sesuatu yang secara pasti diketahui atau serangkaian informasi yang ada disekitar kita. Sumber
data dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder yang diperoleh dari penelitian ini adalah
data yang diperoleh peneliti melalui artikel yang didapat dari website.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini yang kami gunakan adalah metode dokumentasi yang mana
mengumpulkan data dan mempelajari informasi data-data yang diperoleh melalui kearsipan,
buku, jurnal, artikel maupun situs internet yang menjadi referensi pendukung
penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini berupa data terkait yang dibutuhkan yang
diperoleh dari BPS.GO.ID dan artikel/jurnal ilmiah yang dapat mendukung penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai