Anda di halaman 1dari 9

JALANNYA PERSIDANGAN

 Susunan Persidangan, Hakim tunggal atau Hakim Majelis terdiri dari satu ketua dan dua hakim
anggota, yang dilengkapi oleh Panitera sebagai pencatat jalannya persidangan.Pihak Penggugat dan
Tergugat duduk berhadapan dengan hakim dan posisi Tergugat disebelah kanan dan Penggugat
disebelah kiri Hakim. Apabila persidangan berjalan lancar maka jumlah persidangan lebih kurang 8
kali yang terdiri dari sidang pertama sampai dengan putusan hakim
 Sidang Pertama, Setelah hakim ketua membuka sidang dengan menyatakan “sidang dibuka untuk
umum” dengan mengetuk palu. hakim memulai dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan kepada
Penggugat dan Tergugat :
 Identitas Penggugat
 Identitas Tergugat
 Apa sudah mengerti maksud didatangkannya para pihak, di muka sidang pengadilan.
 Hakim menghimbau agar dilakukan perdamaian. dalam hal ini meskipun para pihak menjawab
bahwa tidak mungkin damai Karen usaha penyelesaian perdamaian sudah dilakukan berkali –
kali, hakim meminta agar dicoba lagi. Jadi pada sidang pertama ini sifatnya merupakan
checking identitas para pihak dan apakah para pihak sudah mengerti mengapa mereka dipanggil
untuk menghadiri
 sidang. sebagai bukti identitasnya, para pihak menunjukkan KTP masing – masing. apabila tidak
ditemukan kekurangan atau cacat maka sidang dilanjutkan. setelah para pihak dianggap sudah
mengerti maka hakim menghimbau agar kedua belah pihak mengadakan perdamaian, kemudian
sidang ditangguhkan
JALANNYA PERSIDANGAN (sambungan)

 Sidang Kedua (Jawaban Tergugat), Apabila para pihak dapat berdamai maka ada
dua kemungkinan:
 Gugatan dicabut
 Mereka mengadakan perdamaian di luar atau di muka sidang
 Apabila perdamaian dilakukan di luar sidang, maka hakim tidak ikut campur. belah
pihak berdamai sendiri. ciri daripada perdamaian diluar pengadilan ialah:
 Dilakukan para pihaknya sendiri tanpa ikut campurnya hakim.
 Apabila salah satu pihak ingkar janji permasalahannya dapat diajukan lagi kepada Pengadilan
Negeri
 Apabila perdamaian dilakukan di muka hakim, maka ciri-cirinya adalah :
 Kekuatan perdamaian sama dengan putusan pengadilan.
 Apabila salah satu pihak melakukan ingkar janji, perkara tak dapat diajukan kembali. (bentuk
perdamaian dimuka pengadilan dapat dilihat dalam lampiran)
 Apabila tidak tercapai suatu perdamaian, maka sidang dilanjutkan dengan penyerahan
jawaban dari pihak tergugat. jawaban ini dibuat rangkap tiga, lembar pertama untuk
penggugat , lembar kedua untuk hakim dan lembar ketiga untuk arsip tergugat sendiri
JALANNYA PERSIDANGAN (sambungan)

 Sidang Ketiga (Replik), Pada sidang ini penggugat atau kuasa hukumnya
menyerahkan replik, satu untuk hakim, satu untuk tergugat dan satunya untuk
penggugat sendiri. replik sendiri merupakan tanggapan penggugat terhadap
jawaban tergugat
 Sidang Keempat (Duplik), Dalam sidang,tergugat menyerahkan duplik yaitu
tanggapan tergugat terhadap replik penggugat
JALANNYA PERSIDANGAN (sambungan)

 Sidang Kelima (Pembuktian dari Penggugat) :


 Sidang kelima dapat disebut sidang pembuktian oleh penggugat. di sini penggugat
mengajukan bukti-bukti yang memperkuat dalil-dalil penggugat sendiri dan yang
melemahkan dalil-dalil tergugat. Alat pembuktian melalui surat (fotocopy)harus di
nazagelen terlebih dahulu dan pada waktu sidang dicocokkan dengan aslinya oleh
hakim maupun pihak tergugat. hakim mempuyai kewenagan untuk mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang dilanjutkan oleh tergugat sedangkan pihak penggugat
memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. teradap saksi-saksi hakim
mempersilahkan penggugat mengajukan pertanyaan terlebih dahulu, kemudian
hakim sendiri juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam rangka memperoleh
keyakinan. perdebatan-perdebatan di bawah pimpinan hakim.
 Apabila pembuktian ini belum selesai maka akan dilanjutkan pada sidang
berikutnya. sidang pembuktian ini dapat dapat cukup sehari, tetapi biasanya bisa
dua tiga kali atau lebih tergantung kepada kelancaran pembuktian. perlu dicatat
disini ba sebelum ditanyakan serta memberikan keterangan saksi harus disumpah
lebih dahulu dan tidak boleh masuk dalam ruang sidang belum dipanggil
JALANNYA PERSIDANGAN (sambungan)

 Sidang Keenam (Pembuktian dari Tergugat) :


 Kalau sidang kelima merupakan sidang pembuktian penggugat,
maka sidang keenam ini adalah sidang pembuktian dari pihak
tergugat. Adapun jalannya sidang sama dengan sidang kelima
dengan catatan bahwa yang mengajukan bukti-bukti dan saksi-
saksi adalah tergugat, sedang Tanya jawabnya kebalikan daripada
sidang kelima
 Sidang Ketujuh, adalah sidang penyerahan kesimpulan.
disini kedua belah pihak membuat kesimpulan dari hasil-
hasil sidang tersebut. isi pokok kesimpulan sudah barang
tentu yang menguntungkan para pihak sendiri
JALANNYA PERSIDANGAN (sambungan)

 Sidang Kedelapan :
 Sidang ini dinamakan sidang putusan hakim. dalam sidang kedelapan ini hakim
membaca putusan yang seharusnya dihadiri olehpara pihak. setelah selesai
membaca putusan maka hakim menetukkan hakim palu tiga kali dan para pihak
diberi kesempatan untuk mengajukan banding apabila tidak puas dengan putusan
hakim. pertanyaan banding ini harus dilakukan dalam jangka waktu 14 hari
terhitung ketika putusan dijatuhkan
PUTUSAN HAKIM

 Setelah melakukan segala pemeriksaan terhadap berkas-berkas dari


penggugat dan tergugat serta alat pembuktian yang dihadirkan dalam
persidangan acara perdata, maka hakim akan mengambil suatu
putusan terhadap perkara yang ia periksa. putusan itu di harapkan
menghasilkan suatu keadilan bagi para pihak atas kepentingannya
yang diminta untuk diperiksa dan diputus oleh hakim tersebut. Jadi
bagi hakim dalam mengadili suatu perkara yang dipentingkan adalah
fakta atau peristiwanya dan bukan hukumnya. peraturan hukumnya
dalai suatu alat sedangkan yang bersifat menentukan adalah
peristiwanya
 Dalam putusan hakim yang perlu diperhatikan dalam pertimbangan
hukumnya, sehingga siapapun dapat menilai apakah putusan yang
dijatuhkan cukup mempunyai alasan yang obyektif atau tidak.
Disamping itu pertimbangan hakim adalah penting dalam pembuatan
memori banding dan memori kasasi
PUTUSAN HAKIM (sambungan)

 Susunan dan isi putusan hakim adalah berdasarkan Pasal 183,184,187 HIR,
Pasal 194,195,198 Rbg, Pasal 4 Ayat 1, 23 UU No. 14 Tahun 1970 Jo UU No. 35
Tahun 1999 Jo UU No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, Pasal 27
R.O dan 61 Rv, yang terdiri dari :
ISI PUTUSAN HAKIM (sambungan)

 Kepala Putusan, Nomor register perkara, nama pengadilan yang memutus


perkara
 Identitas Para Pihak
 Tentang duduk perkara
 Pertimbangan hukum atau Considerans
 Amar atau Dictum
 Penandatanganan

Anda mungkin juga menyukai