YAYASAN PELAYANAN LITERATUR ANUGERAH

PESAN DAFTAR ISI

Pemimpin Umum : Hal.
Mangaranap Pandjaitan, BSc 1. WAWASAN
Pemimpin Redaksi :
Ir. T. Aritonang, MSc
Curch of Faith ..................................... 1
Dewan Redaksi : 2. JEJAK PERISTIWA
Dr. Ny. N. Sinulingga, MA
Audy R. Ngantung, MTh
Ikan Gurame Asia ................................ 5
Jerry H.M. Sumanti, STh 3. MARI BELAJAR BERSAMA
Ir. Alexander J.T. Gerung, MSc
Koresponden :
Yesus Memperhatikan (23) ................ 12
Dr. Ny.Shirley Sumolang Palit (Manado) 4. Ruang Tanya-Jawab .......................... 19
Billy Sambuaga (Balikpapan)
Pnt. Meidy Pasau (Makassar) 5. Jumpa Tokoh ..................................... 24
Ibu Jeane Putong-Ngantung(Tondano-Minahasa)
Sekretariat/Tata Usaha : 6. SANA-SINI
Szhonie R. Pontolawokang STh TUHAN Lebih Besar Dari... ............... 26
Ny. Shirley Pandjaitan-Kawengian
Ny. Laura Gerung-Soriton 7. SANA-SINI
Alamat Sekretariat : Pengajaran Paulus Tentang Kristus .. 29
Jl. Rawasari Barat III E-47 Jakarta 10510
Alamat Surat : 8. KONTAK PELAYANAN ................... 35
PO. Box 1134 Jakarta 13011 9. ANJANGSANA ................................ 38
Alamat Email : pelitaministry@holypower.net
pelitaministry@yahoo.co.id 10.SAKSI KEMENANGAN
Desain/Percetakan: Menghitung Hidup ............................ 39
Anto/kaDia

Yayasan PELITA mengakui “Pengakuan Iman Rasuli” dan meyakini ajaran Alkitab
yang ikhtisarnya sebagai berikut:
1. Alkitab adalah Firman Allah yang diilhamkan-Nya secara verbal.
2. Tuhan Allah adalah Esa dan dalam penyataan-Nya beroknum tiga; Allah Bapa, Allah
Anak yaitu Yesus Kristus dan Roh Kudus (II Korintus 13:13)
3. Kejatuhan total manusia (Roma 3:10,23)
4. Penghukuman bagi setiap orang yang menolak Yesus Kristus (Yohanes 3:36; 8:24)
5. Penebusan hanya melalui darah Yesus dan keselamatan adalah anugerah Allah yang
harus diterima dengan beriman kepada Tuhan Yesus dan sama sekali bukan oleh usaha
manusia (Roma 3:24-25, Efesus 2:8-9)
6. Hidup yang kekal dan jaminan keselamatan kekal bagi setiap orang yang percaya Tuhan
Yesus (Yohanes 10:28-29)
7. Kebangkitan tubuh dan pengangkatan Tubuh Kristus, disusul oleh masa kesengsaraan
besar dan pemerintahan Yesus Kristus selama 1000 tahun di bumi (I Tesalonika 4:16-
17; I Korintus 15:35-49; Matius 25; Wahyu 20)
Yayasan PELITA bertujuan: Mengemban amanat Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus,
memberitakan Injil, dan menumbuhkan persekutuan orang-orang percaya.
Yayasan PELITA dalam mencapai tujuan mengadakan:
1. Penerbitan dan Penyebaran literatur Kristiani.
2. Seminar, diskusi, latihan, konsultasi, dan bimbingan/konseling Kristen.
3. Kegiatan gerejawi, sosial dan pendidikan dalam rangka mengemban kemanusiaan melalui
penelitian dan penulisan Kristen.

Church
Oleh : Ev. Agus M. Marpaung
G
ereja BERIMAN ( Church
of FAITH ) adalah suatu
visi mewujudkan cita-cita
orang percaya yang mau
mengalami pertumbuhan rohani
baik secara kualitas maupun
kuantitas. Hal itu berkenan bagi
Allah seperti dituliskan oleh Rasul
Paulus kepada Timotius, “Itulah
yang baik dan yang berkenan
kepada Allah, Juruselamat kita,
yang menghendaki supaya semua
orang diselamatkan dan mem-
peroleh pengetahuan akan
kebenaran” (1 Timotius 2:3-4).
Kata “FAITH” berarti Iman,
yaitu sebagai dasar dari semua
kepercayaan kita kepada Yesus
Kristus. Kata “FAITH” juga meru-
pakan singkatan dari 5 makna
inspiratif untuk menggerakkan
orang percaya mengalami per-
tumbuhan rohani yang prima, yaitu:
1. Faithful: Siap setia kepada
Allah (1 Timotius 1:12).
PESAN
WAWASAN
of F A I T H
( Gereja Beriman )
2. Availability: Siap Sedia mela-
yani (2 Timotius 4:2).
3. Innovative: Siap membuat te-
robosan (Kisah Para Rasul
17:23).
4. Teachable: Siap Mengajar dan
Menginjil (2 Timotius 2:2 ; 2
Timotius 2:15).
5. Heart: Siap Memberi hati untuk
pelayanan (I Timotius 1:18).
Faithful: Siap setia kepada Allah
(1 Timotius 1:12)
Seseorang bisa saja meng-
klaim diri setia, tetapi belum tentu
dimata orang lain. Misalnya se-
orang anggota kelompok perampok
tertangkap polisi, ia tetap bungkam
tidak memberitahu siapa bosnya.
Dalam hal itu ia dapat mengaku
dirinya setia kepada bosnya,
namun dimata masyarakat bukan
setianya yang dilihat, namun
perilakunya sebagai penjahat. Itu-
1
lah penilaian manusia, bersifat
relatif, tergantung dari sudut
pandang.
Dalam pelayanannya,
Paulus dinilai “Faithtul” (setia)
kepada Tuhan bukan oleh peni-
laian manusia tetapi oleh Tuhan
“Aku bersyukur kepada Dia, yang
menguatkan aku, yaitu Kristus
Yesus, Tuhan kita, karena Ia
menganggap aku setia dan mem-
percayakan pelayanan ini kepa-
daku.” Oleh sebab itu sebagai
orang percaya kita harus menya-
dari bahwa bukan kita yang
mengatakan kita setia kepada
Tuhan dalam pelayanan, tetapi
sebaiknya Tuhanlah yang menya-
takannya. Untuk itu kita boleh
belajar kepada Rasul Paulus yang
tidak mengatakan dia setia kepa-
da Tuhan Yesus, tetapi Allah yang
mengatakannya dan untuk itu ia
bersyukur. Ia hanya menjalankan
apa yang Tuhan perintahkan ke-
padanya untuk menjadi alat Tuhan
bagi bangsa-bangsa lain, raja-raja
dan orang Israel (Kisah Para Rasul
9:15).
Pelajaran lain yang bisa kita
lihat dari Paulus adalah ia tetap
konsisten dalam menjalankan tu-
gas yang diberikan Tuhan Yesus
kepadanya. Dalam Kisah Para
Rasul 20:24 Paulus berkata,
“Tetapi aku tidak menghiraukan
nyawaku sedikitpun, asal saja aku
dapat mencapai garis akhir dan
menyelesaikan pelayanan yang
ditugaskan oleh Tuhan Yesus ke-
padaku untuk memberi kesaksian
tentang Injil kasih karunia Allah.”
2 PESAN
Selain itu Paulus juga tidak pernah
menyesal atas apa yang telah ia
putuskan dalam Tuhan, “tetapi ini
yang kulakukan: aku melupakan
apa yang telah di belakangku dan
mengarahkan diri kepada apa yang
di hadapanku, dan berlari-lari ke-
pada tujuan untuk memperoleh
hadiah, yaitu panggilan sorgawi
dari Allah dalam Kristus Yesus
(Filipi 3:13b).
Availability: Siap Sedia Melayani
( 2 Timotius 4:2)
Seorang Hamba Tuhan ber-
nama Nick Vujicic, Ia dilahirkan
dengan tidak memiliki kedua kaki
dan tangan. Ia hanya memiliki
telapak kaki sebelah kanan dan
dengan itulah ia bisa beraktifitas.
Secara manusia ia tidak mem-
punyai kemampuan apa-apa, tetapi
di usia 24 tahun ia menjadi seorang
Motivator rohani yang dipakai di
seluruh dunia. Ada Sebuah kalimat
yang selalu ia katakan dalam se-
tiap kesaksiannya, yaitu “God
doesn’t want your ability but God
wants your avaibility” artinya Allah
tidak menginginkan Kemampuan
saudara tetapi Allah menginginkan
kesediaan saudara. Banyak Orang
yang memiliki kemampuan tetapi
“tidak bersedia” atau tidak punya
waktu dalam pelayanan. Allah tidak
menginginkan orang seperti itu,
tetapi mereka yang “bersedia” dan
Allah akan memampukan dan me-
lengkapi setiap orang yang mau
datang menyerahkan dirinya
kepada-Nya. Allah merindukan kita
datang kepada-Nya, Ia tetap sabar
menantikan kita untuk bergabung
dalam pelayanan-Nya.
Innovative: Siap membuat
Inovasi/Terobosan baru
Dalam pelayanan Rasul
Paulus terdapat daerah-daerah
yang memiliki latar belakang bu-
daya, agama, dan sifat yang ber-
beda-beda. Oleh sebab itu Paulus
tidak terpaku pada satu metode
saja. Ia membuat banyak inovasi/
terobosan – terobosan baru untuk
membuat pelayanannya maju.
Seperti pada waktu berada di
Athena, ia mengadakan pende-
katan memperkenalkan Allah yang
benar dengan memakai salah satu
Patung yang bertuliskan “Kepada
Allah yang tidak dikenal” (Kisah
Para Rasul 17:23). Demikian juga
pada waktu ia ditangkap dan diha-
dapkan pada para ahli-ahli Taurat
dari Golongan Farisi dan Saduki.
Dalam persidangan itu Paulus
mampu membuat terobosan, dima-
na Ia bisa bebas dari pengadilan
karena ia mengetahui bahwa Farisi
dan Saduki memiliki pendapat
yang berbeda tentang kebangkitan.
Paulus tidak
terpaku pada satu
metode saja. Ia
membuat banyak
inovasi/terobosan –
terobosan baru untuk
membuat pelayanannya
maju.
PESAN
Pelayanan yang berhasil,
memerlukan terobosan-terobosan
baru dan untuk itu di dalam diri
sendiri terdapat kemampuan yang
perlu dikembangkan. Ada orang
berkata “Temukan talentamu dan
pakailah dalam pelayanan” menurut
saya justru pernyataan ini yang
membuat orang selalu merasa
tidak punya talenta apa-apa dalam
pelayanan, karena dia tidak pernah
mencoba, maka diapun tidak per-
nah menemukannya. Saya lebih
tertarik dengan pernyataan Rick
Warren yang mengatakan “Cobalah
terlibat dalam setiap pelayanan
yang ada , maka anda akan mene-
mukan talenta anda dalam pela-
yanan tersebut.” Pernyataan ini
tidak membuat kita merasa min-
der, justru kita semakin ditantang
untuk terlibat dulu dalam pela-
yanan, maka saat itu pula kita
akan tahu kemampuan diri kita
membuat terobosan untuk pela-
yanan.
Teachable : Siap Mengajar dan
Menginjil (2 Timotius 2:2; 2
Timotius 2:15)
“Apa yang telah engkau de-
ngar dari padaku di depan banyak
saksi, percayakanlah itu kepada
orang-orang yang dapat dipercayai,
yang juga cakap mengajar orang
lain” Pelayanan memerlukan mana-
jemen yang baik, karena pela-
yanan bukan milik satu orang saja,
tetapi milik orang-orang percaya
dengan talenta berbeda-beda. Oleh
sebab itu pelayanan yang berhasil
3
adalah pelayanan yang bisa meng-
hasilkan para pengajar-pengajar
berkualitas dan layak di hadapan
Allah sebagai pekerja yang tidak
usah malu dan berterus terang
dalam memberitakan Firman
Kebenaran (2 Timotius 2:15).
Sebagai orang percaya kita
seperti bejana, siap dibentuk oleh
Tuhan menjadi bejana yang indah.
Juga bisa menjadi saluran berkat
bagi orang lain dan siap sedia
mengajar maupun memberi ja-
waban. Paulus berkata kepada
jemaat Kolose “Hendaklah kata-
katamu senantiasa penuh kasih,
jangan hambar, sehingga kamu
tahu, bagaimana kamu harus
memberi jawab kepada setiap
orang” (Kolose 4:6)
Heart : Siap Memberi hati untuk
pelayanan (1 Timotius 1:18)
“Tugas ini kuberikan kepa-
damu, Timotius anakku, sesuai
dengan apa yang telah dinubu-
atkan tentang dirimu, supaya di-
kuatkan oleh nubuat itu engkau
memperjuangkan perjuangan yang
baik dengan iman dan hati nurani
yang murni “ Ada beberapa alasan
atau motivasi orang melayani,
yaitu: Pertama, karena Jabatan
gereja yaitu melayani karena tugas
organisasi yang diberikan. Kedua,
karena Budaya yaitu melayani
karena bagian dari budaya.
Ketiga, karena kepuasan bathin,
merasa bahwa pelayanan itu se-
perti hobbi yang dapat memuaskan
bathin. Keempat, karena hati yang
4 PESAN
terpanggil dalam pelayanan.
Semua motivasi itu akan
teruji seiring dengan waktu.
Sebagai anak Tuhan kita sudah
menerima yang terbaik dari Tuhan
Yesus, maka sudah selayaknya
kita berikan pula yang terbaik dalam
kehidupan kita untuk Tuhan Yesus.
Memberi hati dalam pelayanan
adalah motivasi yang luar biasa
dalam pelayanan. Yesus mau
datang ke dunia karena memberi
hati dalam pelayanan, demikian
juga Nomensen mau datang ke
tanah Batak, begitu pula
missionaris Vernon D. Anderson
dan Ibu mau datang ke Indonesia,
serta hamba Tuhan dan orang
percaya lainnya. Mereka mau me-
ninggalkan tanah kelahiran, orang
orang yang dikasihi, harta benda
dan lain sebagainya hanya karena
memberi hati dalam pelayanan.
Saudaraku, marilah kita me-
wujudkan apa yang berkenan di
hadapan Tuhan. Kita tidak bisa
berbuat untuk keselamatan diri
sendiri, tetapi kita bisa berbuat
yang terbaik untuk Tuhan karena
keselamatan yang telah kita miliki.
Jadilah orang percaya yang SETIA
kepada Tuhan, Siap SEDIA mela-
yani, Siap ber-INOVASI, Siap
MENGAJAR dan Siap memberi
HATI dalam pelayanan. MAJU
TERUS. TUHAN YESUS MEM-
BERKATI.
Catatan Redaksi:
Penulis adalah Gembala Sidang Jemaat Gereja
Alkitab Anugerah (GAA) Makassar. Menurut beliau
isi Artikel ini merupakan Visi yang sedang
dijalankan dalam Pelayanan di GAA Makassar

S
ungai Missisippi salah satu
sungai kebanggaan Ame-
rika, khususnya negara
bagian Chicago. Sepanjang tahun
sungai tersebut mendapat
semburan air dari perut danau
besar atau “Great Lake.” Airnya
mengalir tenang ke anak-anak
sungai disekitarnya termasuk
sungai Illinois, Missouri, St Clair
dan lainnya, bergerak berliku liku
menyusuri kelokan sungai sepan-
jang tiga ribuan kilometer melewati
delapan negara bagian dan berakhir
di Teluk Meksiko.
Sungai itu dihuni berbagai
jenis ikan lokal seperti ikan
Sturgeon dan Paddle fish yang jika
dewasa bisa mencapai sekitar 1.5
meter dengan berat antara 70
sampai 90 kg. Ditengah kemak-
muran ekonomi rakyat Amerika,
ikan lokal tersebut populasinya
terpelihara ideal, karena penang-
kapan ikan diatur dengan undang-
undang yang umumnya sangat
dipatuhi oleh masyarakat
setempat.
PESAN
JEJAK PERISTIWA
IKAN
GURAME
ASIA
Oleh: T. Aritonang
Pada tahun 1990-an jejak
peristiwa banjir bandang malanda
daerah yang cukup luas, mem-
bawa hanyut ikan-ikan Gurame
perak dan Gurame kepala besar ke
sungai Missisippi. Ikan-ikan terse-
but dinamai Gurame Asia karena
dipasok peternak ikan Amerika dari
China sekitar tahun 1973, dipe-
lihara di kolam untuk tujuan mem-
bersihkan gulma dan sampah.
Sejak itu kondisi ideal di
sungai Missisippi dan anak anak
sungainya terganggu, terjadi peru-
bahan mencolok pada kehidupan
mahluk air. Banjir bandang menye-
ret ikan-ikan tersebut ke habitat
yang cocok, membuatnya dapat
berkembang biak dengan pesat.
Seekor Gurame Asia mampu
menghasilkan 2 juta telur sekali
mijah. Tak ayal lagi, dalam tempo
singkat populasinya mengalahkan
populasi ikan lokal. Hingga tahun
2007 ikan Gurame Asia diper-
kirakan sekitar lima ribu ekor per
kilometer, tersebar padat mengisi
ruang ruang aliran sungai utama
5
dan anak sungainya, terutama di
Negara bagian Illinois.
Menyaksikan tayangan peri-
laku ikan Gurame Asia tersebut di
TV Jaringan National Geograpihc,
penulis terperangah takjub.
Sementara kapal kecil melaju di-
atas sungai, ikan-ikan Gurame Asia
terbang berlompatan “pasrah” se-
kitar 2 hingga 3 meter dari dalam
sungai, bahkan sebagian melom-
pat tepat ke dalam kapal dan dian-
taranya ada yang membentur pe-
numpang. Ikan-ikan tersebut meng-
gelepar dengan berat antara 2 sam-
pai 5 kg perekor. Ikan Gurame Asia
yang pernah ditangkap di sungai
Missisippi mencapai berat 42 kg,
hampir sebesar manusia.
Ketakjuban penulis menyak-
sikan adegan asyik tersebut, ter-
nyata tidak sama bagi masyarakat
lokal di sana. Kelimpahan ikan
Gurame Asia itu tidak dipandang
sebelah mata. Toh, daging, telur,
buah dan sayur, ikan laut dalam
yang kaya kandungan omega, serta
jenis makanan lain bergizi dan
lezat berlimpah ruah di Amerika.
Maklum negara makmur! Mereka
justeru gusar dengan kelimpahan
ikan Gurame Asia, menganggap
kehadirannya merupakan gangguan
terhadap ekosistem dan saingan
bagi ikan lokal. Mereka khawatir
ikan-ikan lokal akan punah karena
tidak mampu bersaing mempe-
rebutkan “plankton” dengan ikan
pendatang tersebut.
Untuk mencegah penyu-
supan ikan Gurame Asia ke danau
besar - Great Lake, dipasang baja
6 PESAN
yang dialiri arus listrik kuat di dasar
kanal Chicago. Namun populasinya
terus meningkat, sehingga masya-
rakat secara rutin mengadakan
perlombaan memburu ikan Gurame
Asia dan memberikan hadiah bagi
kelompok penangkap terbanyak.
Selain itu ikan-ikan tersebut dija-
dikan sasaran oleh para peng-
gemar olah raga memanah.
Diberbagai lokasi tertentu dite-
barkan racun meski dengan resiko
ikan lainnya ikut terbunuh. Walau
terus diudak dan diobok, popu-
lasinya tidak surut. Tahun 2009,
– diperkirakan 80 % ikan yang ada
di sungai tersebut adalah ikan
Gurame Asia. Hasil tangkapan
mereka tidak di konsumsi dengan
alasan, licin, banyak durinya dan
berbau, disia-siakan begitu saja
atau paling paling sebagian dija-
dikan pelet.
Menyaksikan lompatan ikan-
ikan yang menakjubkan itu, dibe-
nak penulis segera terlintas kon-
disi masyarakat Indonesia yang
mayoritas hidup dibawah garis
kemiskinan. Kalau dapat menik-
mati ikan bandeng sudah sangat
bersyukur meski dikenal dengan
biang duri dan bau lumpur. Ampas
tahu saja, ampas tempe, ampas
kelapa masih diolah menjadi lauk
pauk untuk dimakan walaupun
disertai bau tengik menyengat.
Penulis berandai-andai, sekiranya
kelimpahan ikan seperti itu terjadi
di danau dan sungai sungai Indo-
nesia – danau Toba, danau
Tondano, danau Poso dan berbagai
danau dan sungai lainnya, betapa
makmurnya kehidupan masyarakat
nelayan dan pesisir sungai, tanpa
harus bekerja keras menebar jaring
atau jala – hanya lewat diatas
sungai - rejeki datang sendiri, ikan-
ikan terbang berlompatan masuk
ke perahu mereka.
Di China tempat asalnya,
ikan-ikan tersebut tidak ada yang
terbang melompat. Karena faktor
ekonomi dan populasi penduduk
yang sangat padat, ikan-ikan ter-
sebut terlalu intensif ditangkap
tanpa batasan, dari terkecil hingga
yang sedang bertelur, - semua
diembat. Tak heran jika ikan-ikan
itu tak sempat aman untuk berkem-
bang biak, sembunyi saja mereka
terus diburu, apalagi melompat? -
Sudah terlalu takut menunjukkan
dirinya kepada manusia. Perilaku
tangkap sembarangan seperti itu
tidak terjadi di Amerika, ia aman
dari buruan sehingga populasinya
dapat berkembang pesat. Konon
ikan-ikan itu melompat karena
gelisah dan takut mendengar deru
mesin kapal yang melaju diatas
sungai.
Kelimpahan ikan Gurame
Asia di sungai Missisippi yang
membuat gusar masyarakat di
sana, mengingatkan kita pada
perjalanan bangsa Israel ke tanah
perjanjian. Mereka dituntun dan
dilindungi Tuhan di siang hari
dengan tiang awan dan malam hari
dengan tiang api. Kepada mereka
diberi kelimpahan makanan, bukan
ikan tetapi manna. Namun tetap
saja bangsa Israel gusar dan ber-
sungut-sungut.
PESAN
Kelimpahan ternyata tidak
selalu menjamin kenyamanan dan
kesejahteraan, namun bisa seba-
liknya menimbulkan masalah.
Negara-negara barat termasuk
Amerika mengalami booming eko-
nomi sejak perang dunia kedua,
tingkat pendapatan perkapita de-
mikian tinggi membuat mereka
tidak lagi kesulitan memenuhi
kebutuhan pokok yang dalam teori
motivasi Abraham Maslow berada
pada tingkat dasar. Mereka sudah
meningkat pada level self esteem
dan actualization menikmati ke-
banggaan dan kemakmuran eko-
nomi. Namun sayangnya hal itu
ternyata tidak mendorong mereka
semakin mengasihi Tuhan, tetapi
justeru membuat mereka semakin
jauh dari Tuhan, kaum homo se-
makin menggurita, di Eropa banyak
gereja berubah fungsi – menjadi
museum, restoran, bioskop dan lain
lain, kebanyakan mereka telah
menjadi sosialis atheis tanpa harus
menyebut diri sebagai komunis.
Bukti-bukti di atas menun-
jukkan teologi kemakmuran yang
berasumsi bahwa “kesejahteraan,
kecukupan materi sandang pangan
akan jadi faktor penentu seseorang
mau mengenal Tuhan,” hanyalah
utopia! Fakta di atas sekaligus
sebagai peringatan bagi penganjur
dan pengikut teologi kemakmuran
yang ternyata nonsen itu. Sebab
manusia tanpa dasar iman yang
benar dan kokoh gampang sekali
melupakan Tuhan, kemakmuran
ekonomi tidak lagi disyukuri se-
bagai pemberian Tuhan, kelim-
7
pahan ikan di sungai Missisippi
tidak lagi dilihat sebagai berkat,
tetapi mereka mengulang kesa-
lahan bangsa Israel yang merespon
kelimpahan dengan gusar, ber-
sungut sungut dan memberontak
kepada Tuhan.
Kemakmuran suatu bangsa
atau keluarga sangat dipengaruhi
kondisi ekonomi, sedangkan kon-
disi ekonomi tidak terlepas dari
lingkaran “the law of deiminishing
returns,” ada pertumbuhan optimal
- bisa pasang surut. Maka tidak
heran apabila hubungan seseorang
dengan Tuhan didasarkan pada
materi, sangat mudah bergeser
menjadi ektrim dan sombong me-
lawan Tuhan, terlebih ketika semua
kebutuhan tersedia. Oleh karena
itu dasar-dasar pemberitaan Injil
yang tepat adalah fokus menjamah
hati dan menyelamatkan jiwa sese-
orang, - apakah kaya berlimpah
atupun miskin kekurangan, tanpa
mengaitkannya dengan materi,
sebab Tuhan berjanji, selain me-
nyelamatkan dari hukuman dosa,
juga pasti mencukupkan kebutuhan
setiap orang yang sungguh percaya
kepada-Nya. Ekonomi boleh pa-
sang surut, tetapi mereka akan
tetap bersukacita dan setia memuji
Tuhan, sebab berada pada track
yang tepat dibangun diatas fondasi
iman yang benar dan kokoh.
Dewasa ini kejayaan eko-
nomi negara-negara barat nam-
paknya sedang menunjukkan ge-
jala memudar. Setiap tahun angka
pengangguran dan homeless me-
ningkat tajam. Negara Amerika
8 PESAN
misalnya, dibawah bayang-bayang
presiden Barack Obama pendu-
kung aborsi dan perkawinan se-
jenis, terjadi defisit anggaran yang
semakin menggunung dan meng-
hawatirkan. Jika seluruh utang
yang diperkirakan telah mencapai
13.5 trilyun dollar ditarik atau harus
dibayar bersamaan, Amerika akan
goyah. Apakah ini cambukan ka-
rena melupakan kebaikan Tuhan?
Mungkinkah mereka sedang me-
nuju pengalaman Romawi yang
runtuh dari puncak masa ke-
emasannya, sejarah akan
mencatat!
Barangkali pengalaman
Amerika sebagai negara kaya ini,
mirip dengan pengalaman pahit
sebagian orang kaya yang jauh
Ya, itulah manusia,
meski mahluk
tercerdas di antara
segala mahluk di
bumi tetapi di balik
kecerdasannya
tersimpan juga
potensi bebal dan
memberontak
kepada Tuhan.
dari Tuhan, baru mau kembali
mengenal Tuhan setelah ditegur
melalui masalah kekayaan yang
dimilikinya. Biarlah orang percaya
berdoa agar negara Amerika dise-
lamatkan Tuhan, sebab kini satu-
satunya negara barat yang tersisa
sebagai basis kebebasan, negara
inilah yang banyak mengutus
penginjil menjamah dunia dengan
berita keselamatan.
Ya, itulah manusia, meski
mahluk tercerdas di antara segala
mahluk di bumi tetapi di balik
kecerdasannya tersimpan juga
potensi bebal dan memberontak
kepada Tuhan.
Dengan kecerdasannya ma-
nusia berupaya menggapai ber-
bagai kemajuan. Berdasarkan
motto “membangun itu adalah baik”
manusia membangun Mall tempat
jalan-jalan dan belanja yang sejuk
terhindar dari panas dan becek.
Ada Jalan Toll bebas hambatan,
Perumahan dan Apartemen menye-
diakan fasilitas memanjakan,
Pabrik memproduksi segala kebu-
tuhan serta meningkatkan nilai
tambah. Bukan hanya itu tetapi
juga dengan alasan pertahanan -
memproduksi berbagai jenis sen-
jata dari yang paling sederhana
hingga senjata pamungkas pemus-
nah massal. Pertanyaannya, hing-
ga dimana batasan semua itu dan
siapa yang mengontrol?
Dipacu adrenalin ego dan
intrest-nya, manusia terus berlom-
ba memenuhi ambisi, meski untuk
semua itu harus mengubah topo-
grafi dan struktur tanah, meng-
PESAN
hancurkan hutan, memusnahkan
biota penyeimbang alam, meru-
sak ekosistem mikro maupun
makro. Dampak negatif dari se-
mua itu tanpa disadari tiba-tiba
menjelma menjadi monster - ber-
bentuk pemanasan global meng-
ubah suhu dunia semakin panas,
beberapa danau menjadi kering, es-
es di puncak gunung tinggi mulai
hilang, bongkahan gletsyer di kutub
rubuh menjadi air, sebagian pantai
terancam hilang ditelan lautan.
Menurut para ahli klimatologi, apa-
bila suhu dunia meningkat terus
mencapai 6 derajat Celcius dari
tingkat suhu sekarang, itu meru-
pakan akhir peradaban karena
manusia sebagai mahluk tercerdas
pun akan sulit bertahan hidup.
Di samping itu, ancaman
senjata pemusnah massal nuklir
bukan saja datang dari perang yang
mungkin meletup sewaktu-waktu
antar negara, tetapi ancaman
nuklir ditangan para teroris. Me-
nurut intelijen Israel Mossad, se-
bagian persediaan senjata nuklir
bekas Uni Sovyet hilang tak tentu
rimbanya. Bahkan senjata nuklir
tidak lagi hanya ditempatkan dihu-
lu ledak rudal balistik, tetapi se-
cara diam-diam sedang dikem-
bangkan nuklir yang dimuat dalam
tas - dapat dibawa ke mana saja.
Jika nuklir pemusnah massal se-
perti itu jatuh ketangan teroris yang
sudah dicuci otaknya, membajak
nama Allah, mengangap ke sorga
bila mati syahid membela agama
dan membunuh “kafir” yang di-
maknai “sesukanya,” seperti pada
9
perang Irak Iran, - Khomeni dengan
seterunya Saddam Husein - saling
menuduh kafir walau satu agama.
Lantas bagaimana masa depan
hidup beradab yang menghargai
setiap perbedaan?
Kembali ke ikan Gurame
Asia di atas dan hubungannya
dengan perilaku manusia. Ikan
Gurame Asia karena gelisah dan
takut mendengar deru mesin, me-
lompat dengan harapan terhindar
dari kegelisahan dan ketakutannya.
Sayangnya ia tidak secerdas ma-
nusia, sembarangan saja melom-
pat, sehingga ada yang jatuh tepat
diatas kapal, menggelepar meng-
hadang ajal.
Manusia pun sering kali
berperilaku seperti itu, gelisah dan
takut mendengar berita-berita pem-
bunuhan, perampokan, takut men-
dengar ancaman pemanasan global
dan petaka nuklir dari para teroris,
takut pada praktek barbar dari
mereka yang mengaku beragama
dan pembela agama, takut karir
tidak naik, takut lapar, takut tidak
dapat jodoh. Karena takutnya,
mereka melompat tanpa meng-
gunakan kecerdasannya, – melom-
pat sembarangan seperti ikan
Gurame Asia, mereka melompat
ke tempat remang-remang dan ada
yang jatuh kepangkuan paranormal
atau dukun, sampai tak mampu
lagi keluar dari pelukan hitam itu.
Bahkan yang lebih mengerikan,
ada yang melompat dari jalan yang
menuju “terang Kristus” ke jalan
menuju “kegelapan” hingga me-
10
regang nyawa dan pada peng-
hakiman Kristus, lagi-lagi harus
menghadang maut kematian ke-
dua kalinya, – masuk cengkeraman
hukuman kekal.
Tetapi ada sebagian manu-
sia, yang karena takut, mengalami
letih lesu serta beban berat, ia tidak
seperti ikan Gurame Asia yang
melompat sembarangan, ia meng-
gunakan kecerdasannya secara
jitu, ia melompat dari arus sungai
beban hidupnya pada waktu yang
tepat, di tempat yang tepat dan
pada orang yang tepat, yaitu ke
pangkuan Yesus Kristus, yang
membuatnya lega dan tenang,
sebab firman-Nya berkata “Marilah
kepada-Ku, semua yang letih lesu
dan berbeban berat, Aku akan
memberi kelegaan kepadamu.
Pikullah kuk yang Kupasang dan
belajarlah pada-Ku, karena Aku
lemah lembut dan rendah hati dan
jiwamu akan mendapat kete-
nangan. Sebab kuk yang Kupasang
itu enak dan bebanKupun ringan”
(Matius 11:28-30).
Demikian pula ketika ikan-
ikan Gurame Asia itu melompat -
ia pasrah. Manusia sejatinya me-
miliki kepasrahan seperti itu.
Bedanya manusia punya kecer-
dasan, sehingga tahu mengapa
harus pasrah, hidup ini singkat,
mekar sebentar kemudian layu
seperti ditulis dalam Mazmur 90 :
5-6, “Engkau menghanyutkan ma-
nusia; mereka seperti mimpi, se-
perti rumput yang bertumbuh, di
waktu pagi berkembang dan ber-
PESAN
tumbuh, di waktu petang lisut dan
layu.” Ingat masa kecil, masa
remaja, masa mulai berumah-
tangga, masa bekerja, semua se-
perti mimpi berlalu cepat, ya
sesungguhnya siapakah manusia,
siapakah kita?
Firman Tuhan dalam 2
Korintus 12:9-10 berkata, “Tetapi
jawab Tuhan kepadaku, cukuplah
kasih karunia-Ku bagimu, sebab
justeru dalam kelemahanlah kua-
saKu menjadi sempurna, supaya
kuasa Kristus turun menaungi aku.
Karena itu aku senang dan rela di
dalam kelemahan, di dalam sik-
saan, di dalam kesukaran, di da-
lam penganiayaan dan kesesakan
oleh karena Kristus. Sebab jika
aku lemah, maka aku kuat.”
Sejauh seseorang masih
menganggap dirinya kuat dan
dapat melewati kehidupan dengan
kemampuan sendiri, ia akan se-
makin kecanduan dan terikat ke-
pada hura-hura duniawi, ia bagai-
kan pecandu berat narkoba yang
tidak menyadari di ujung jalannya
ada jurang kehancuran yang siap
menelannya.
Sejatinya warga kristiani
tidak seperti itu. Ketika di dalam
segala keberadaan kita baik kaya
atau miskin, sehat atau sakit,
single atau berkeluarga, pensiun
atau belum, kita sadar serta mau
mengakui bahwa kita adalah orang
lemah di hadapan Tuhan ditengah-
tengah waktu yang terus berlalu,
Tuhan akan bersedia menolong
PESAN
kita, - sebab itulah kuncinya
“pasrah.” Dengan demikian Tuhan
yang akan memberi kita kemam-
puan melewati perjalanan hidup
dengan segala tantangannya, se-
raya berkreasi menggapai kema-
juan secara optimal. Namun untuk
semua itu, kita tau batasnya hing-
ga di mana, kita tidak akan mem-
bawa apa-apa kecuali iman percaya
dan buah buahnya yang dapat kita
persembahkan bagi-Nya selama
hidup kita, sebab kita tidak pernah
lupa kepada pengawas kita dengan
segala kuasa-Nya yang tak ter-
batas.
Tak pelak lagi, satu-satunya
jalan yang dijamin dapat merubah
manusia memiliki kemampuan
seperti itu ialah, jika seseorang
dari yang sekedar atau tidak
mengenal Tuhan Yesus, kemudian
mengenal-Nya sungguh-sungguh.
Tidak hanya mengenal tetapi me-
miliki-Nya. Tidak hanya memiliki-
Nya tetapi menikmati kebaikan-
Nya atas pengorbanan yang telah
dilakukan-Nya di kayu salib mene-
bus segala dosa-dosanya. Maka
jangan ragu ragu dalam segala
keberadaanmu, sebelum terlambat,
– melompatlah “pasrah” dari arus
sungai kehidupanmu ke pangkuan
Tuhan Yesus sekarang juga, ber-
gantunglah kepada kuasa-Nya,
pegang janjji-janji-Nya, alami
kebahagiaan, damai sejahtera dan
sukacita yang tak berkesudahan
di dalam kelegaan dari Tuhan
Yesus Kristus. Amin.
11

Yesus Memperhatikan
(Bagian 23)
Oleh: Pdt. Frans P. Tamarol
Pengajaran-Pengajaran
di Bukit Zaitun
S
ementara niat para pemim
pin agama untuk membunuh
Tuhan Yesus semakin
matang, Tuhan sibuk dengan per-
siapan-persiapan yang perlu bagi
murid-murid yang akan diting-
galkan-Nya dalam waktu tidak
lama lagi. Tuhan membawa murid-
murid-Nya ke Bukit Zaitun. Di atas
bukit itu Ia menyampaikan
pengajaran-pengajaran tentang
akhir zaman. Peristiwa yang dicatat
oleh Markus pada Pasal 13 yang
kita akan pelajari dalam bagian ini
paralel dengan catatan-catatan
dalam Matius Pasal 24 dan Lukas
Pasal 21, dan dikenal dengan
sebutan “The Olivet Discourse.”
Dalam Alkitab berbahasa Indo-
nesia terbitan LAI, Markus Pasal
13 diberi judul “Khotbah Tentang
Akhir Zaman.”
Kitab Injil Matius yang ter-
susun dalam kerangka lima khot-
bah (Five Discourses), menem-
12
MARI BELAJAR
patkan The Olivet Discourse se-
bagai khotbah yang kelima atau
yang terakhir. Kitab Injil Markus
yang tersusun dalam kerangka dua
paruhan (Two Halves) berdasarkan
dua wilayah pelayanan Tuhan
Yesus (Galilea dan sekitarnya
serta Yerusalem dan sekitarnya),
tentu saja menempatkan The
Olivet Discourse pada paruhan
kedua.
Memperhatikan nubuatan-
nubuatan dalam Alkitab, kita be-
lajar bahwa ada nubuat-nubuat
tertentu yang penggenapannya
segera terjadi (immediate
fulfillment), ada pula nubuatan
yang sudah digenapi sebagian
tetapi yang selengkapnya masih
menunggu sampai waktu yang
lama, bahkan ada yang digenapi
nanti pada akhir zaman (partial
fulfillment). Juga ada nubuatan
yang seluruh penggenapannya nanti
pada pada waktu yang lama atau
PESAN
bahkan di akhir zaman (later
fulfillment).
Hal-hal termaksud dapat ter-
lihat dengan jelas pada nubuatan-
nubuatan yang kita baca dalam
Olivet Discourse ini. Di antara
nubuatan-nubuatan tersebut sudah
ada yang digenapi seluruhnya, ada
yang tampaknya sudah digenapi
sebagian, dan ada pula yang masih
menunggu penggenapannya di
akhir zaman.
Nubuat tentang Keruntuhan Bait
Allah
Percakapan dalam sub-
bagian ini disampaikan oleh Tuhan
Yesus sebelum Dia dan murid-
murid-Nya sampai di bukit Zaitun.
Mereka baru saja keluar dari Bait
Allah dan murid-murid-Nya merasa
kagum melihat kemegahan ba-
ngunan bait Allah itu. Salah se-
orang murid-Nya berkata kepada
Tuhan Yesus, “Guru, lihatlah be-
tapa kokohnya batu-batu itu dan
betapa megahnya gedung-gedung
itu!” (ayat 1). Yesus menjawab
kepadanya, “Kau lihat gedung-
gedung yang hebat ini? Tidak satu
batupun akan dibiarkan terletak di
atas batu yang lain, semuanya akan
diruntuhkan” (ayat 2).
Tentu murid-murid menjadi
kaget dan mungkin juga menjadi
sedih di dalam hati ketika mereka
mendengar nubuatan Tuhan Yesus.
Pembangunan kembali Bait Allah
itu sudah dilakukan dengan susah
payah oleh orang-orang Yahudi
yang kembali dari pembuangan
PESAN
mereka di Babilonia berdasarkan
dekrit raja Persia bernama Koresy
pada tahun 538 SM (Baca: Ezra
1:1-4, 2 Tawarikh 36:22-23). Sela-
ma 70 tahun mereka dalam pem-
buangan (Daniel 9:1,2), lokasi
bangunan Bait Allah itu telah men-
jadi sunyi sepi karena kaabah yang
megah yang dibangun oleh Raja
Salomo telah dihancur-luluhkan
oleh serdadu-serdadu Nebukad-
nezar, dan orang-orang Yahudi
menjadi tawanan dalam pem-
buangan di Babilonia.
Sisa-sisa orang Yahudi yang
berhasil pulang dari pembuangan
bertekad untuk membangun kem-
bali rumah Allah. Raja Koresy dige-
rakkan oleh Tuhan bukan saja
untuk mengizinkan orang-orang
Yahudi supaya boleh pulang ke
tanah air mereka tetapi juga men-
dapat amanat untuk mendirikan
kembali rumah Allah di Yerusalem.
Karena itu ia meneruskan amanat
pelaksanaan tugas itu kepada
Zerubabel dan rombongannya yang
berjumlah empat puluh dua ribu
tiga ratus enam puluh orang (Ezra
2:64). Setibanya di Yerusalem,
rombongan itu langsung memper-
siapkan pembangunan rumah
Tuhan dengan penuh semangat
disertai hati yang rela berkorban
dan berbakti kepada Allah mereka.
Tetapi, di manapun di dunia
ini, pekerjaan Tuhan selalu men-
dapat tantangan dan halangan.
Proyek pembangunan Bait Allah,
yang rencananya berasal dari
Tuhan dan pelaksanaannya diama-
13
natkan dan difasilitasi oleh Raja
Koresy sekalipun, ternyata
mendapat perlawanan dari pen-
duduk dan penguasa-penguasa di
wilayah yang selama ini sudah
ditinggalkan oleh orang-orang Israel
(khususnya suku Yahuda dan
Benyamin) yang dibawa dengan
tertawan ke negeri pembuangan di
Babilonia (Baca Ezra 4). Namun
dalam pertolongan Tuhan, setelah
mengalami hambatan demi ham-
batan, akhirnya pembangunan
Kaabah Allah yang kedua (The
Second Temple) dapat disele-
saikan pada tahun 516 SM melalui
kemurahan hati kerajaan Persia
yang waktu itu diperintah oleh Raja
Darius I. Dalam perjalanan sejarah,
bangsa Israel mengalami masa-
masa maju mundur di bidang politk,
sosial dan agama dan kaabah yang
kedua ini ternyata telah menga-
lami kemerosotan fisik di sana-sini.
Herodes yang Agung yang
memang sangat senang mema-
merkan kehebatannya dan sekalian
mau melestarikan dinastinya,
berusaha mendirikan bangunan-
bangunan hebat a.l. istana-istana
mewah dan kuil-kuil agung di
Masada, Kaesaria, dan Tiberias.
Bait Allah di Yerusalem menjadi
sasaran perencanaan proyeknya
juga. Ia mendekati para pemimpin
agama Yahudi untuk memuluskan
rencananya dan ternyata ia ber-
hasil meyakinkan para pemimpin
itu. Dimulailah pekerjaan mereno-
vasi The Second Temple ini pada
tahun 19 SM.
Menurut pengamatan para
ahli, renovasi kaabah itu dapat
14
dikatakan sebagai pembaharuan
total, selain ukurannya lebih besar,
pekerjaan memperlebar lahan pem-
bangunan pun memakan tenaga
dan waktu serta teknik konstruksi
yang luar biasa, mengingat lahan
pembangunan itu terletak di atas
bukit Moriah yang agak sempit
pelatarannya. Juga bahan-bahan
material serta ukuran batu-batu
yang dipakai sangat besar. Seperti
sudah dikatakan di atas, Herodes
yang Agung berusaha membangun
kembali The Second Temple itu,
walaupun tentunya memakan biaya
dan tenaga yang sangat besar,
dengan maksud menarik dukungan
dari orang-orang Israel yang diper-
cayakan oleh Kaisar Romawi untuk
dikuasainya. Karena itu bangunan
Bait Allah yang ada pada masa
Tuhan Yesus yaitu hasil renovasi
besar-besaran oleh Herodes yang
Agung, biasa juga disebut sebagai
Herod’s Temple.
Josefus, sejarahwan ter-
kenal, menyebutkan bahwa
dimensi batu-batu yang dipakai
untuk membangun bait Allah itu
diperkirakan berukuran besar dan
pastilah sangat berat. Dia
melukiskan kemegahan bait Allah
waktu itu dengan bahasa yang
mempertunjukkan keagungannya.
Dia menulis, “Now the exterior of
the building wanted nothing that
could astound either mind or eye.
For being covered on all sides with
massive plates of gold, the sun
was no sooner up than it radiated
so fiery a flash that persons
straining to look it were compelled
to avert their eyes as from solar
PESAN
rays. To approaching strangers it dengan menggunakan teknologi
appeared from a distance like a yang luar biasa yang ada pada
snow clad mountain, for all that was waktu itu di bawah perintah raja
not overlaid with gold was purest yang juga luarbiasa yakni Herodes
white…. Some of the stones in the yang Agung; tetapi di hadapan
building were forty-five cubits in mereka adalah Tuhan Yesus, Raja
length, five in height, and six in yang Mahaagung, Dialah Pemilik
breadth.” (Garland, “Mark” in alam semesta. Dia adalah Allah
Zondervan Illustrated Bible yang Mahakuasa dan Mahatahu,
Backgrounds Commentary, Vol. 1, bahkan Dia menubuatkan bahwa
2002, p. 279 ). Sekedar gambatran, bangunan yang indah dan hebat itu
1 cubit = 1,5 foot = 18 inches. akan diluluh-lantakkan rata dengan
Sumber lain menyebutkan bahwa tanah.
berat batu-batu itu rata-rata sekitar
100 ton, yang paling besar dapat Pertanyaan murid-murid
mencapai antara 567 sampai 628
Sepertinya percakapan ter-
ton, sedangkan yang selebihnya
henti begitu saja setelah Yesus
berukuran agak kecil dengan
mengucapkan nubuat tentang ke-
dimensi berkisar sekitar 15 x 3,5
runtuhan bait Allah yang megah itu;
x 2,5 (cubic feet) dan diperkirakan
murid-murid terdiam sambil mereka
beratnya sekitar 28 ton.
meneruskan perjalanan ke Bukit
Tentu orang-orang yang me-
Zaitun yang memang tidak begitu
ngerti tentang konstruksi bangunan
jauh jaraknya. Setelah mereka tiba
akan berpikir keras merumuskan
dan Tuhan Yesus sudah duduk di
cara orang-orang pada zaman itu
atas bukit Zaitun, empat orang di
mengangkat dan memindahkan
antara murid-murid-Nya mendapat
batu-batu yang besar dan menyu-
keberanian untuk bertanya,
sunnya sedemikian rapi dan kokoh.
”Katakanlah kepada kami, bila-
Hal serupa akan menjadi tanda
manakah itu akan terjadi, dan
tanya apabila memperhatikan ba-
apakah tandanya, kalau semuanya
ngunan-bangunan seperti piramid-
itu akan sampai kepada kesu-
piramid di Mesir serta candi-candi
dahannya” (ayat 3).
besar di Pulau Jawa tentunya.
Stage setting bagi peng-
Tidak mengherankan kalau
ajaran-pengajaran Tuhan Yesus kali
kekaguman murid-murid terhadap
ini sangatlah luar biasa. Puncak
kehebatan dan keindahan ba-
bukit Zaitun hanya sekitar 60 meter
ngunan Bait Allah tak tertahankan
(200 kaki) tingginya di atas Yeru-
sehingga terlontar ke hadapan
salem dan hanya terpisah dengan
Guru mereka. Entah, kalau mereka
lembah Kidron di antaranya. Tinggi
sadar atau tidak bahwa mereka
Bukit Zaitun sebenarnya sekitar
memang sedang menyaksikan
840 meter di atas permukaan laut,
bangunan yang luar biasa hasil
tetapi Kota Yerusalem dibangun di
ciptaan manusia dan dibangun

PESAN 15
atas ketinggian juga sehingga dari
puncak Bukit Zaitun tidaklah ter-
lalu jauh memandang ke bawah ke
kota Yerusalem. Tuhan Yesus
beserta murid-murid-Nya berada
pada posisi menghadap ke arah
Barat ke bangunan Bait Allah yang
megah dan indah berkilauan diter-
pah sinar matahari.
Dari caranya para penginjil
sinoptis mencatat bagian awal
percakapan Tuhan Yesus dan mu-
rid-murid-Nya di atas bukit Zaitun
ini ternyata hanya Markus yang
menyebut nama empat orang
murid yang datang mengajukan
pertanyaan kepada Tuhan Yesus
yaitu Petrus, Yakobus, Yohanes
dan Andreas. Para ahli memper-
kirakan hal ini disebabkan oleh
karena kedekatan Markus dengan
Petrus. Juga, Markus dan Lukas
hanya mencatatnya dalam bentuk
dua pertanyan yakni: (1)
Bilamanakah nubuat tentang ke-
runtuhan Bait Allah akan digenapi?
Dan (2) Apakah tandanya kalau
semua itu akan terjadi sampai
kepada kesudahannya? Sedang-
kan Matius merinci pertanyaan
yang kedua itu sedemikian sehing-
ga menjadi dua pertanyaan: (2a)
Apakah tanda-tanda kedatangan-
Mu kembali? Dan (2b) Apakah
tanda-tanda akhir zaman itu?
Dengan kata lain, dari Matius 24:3
kita mengetahui bahwa murid-murid
mengajukan tiga pertanyaan selu-
ruhnya. Di catatan margin NIV
Quest Study Bible, hal ini
diperjelas juga, “Matthew makes it
clear they not only wanted to know
when the temple would be
16
destroyed, but what would be the
signs of Christ’s return and the end
of human history….” (NIV Quest
Study Bible, Zondervan, 2003, p.
1458).
Tampak sekali adanya peru-
bahan suasana hati murid-murid
ketika mendengarkan nubuatan
tentang keruntuhan bait Allah.
Sesudah mereka tercengang-
cengang dengan kehebatan dan
keindahan bangunan-bangunan itu,
sekarang mereka merenung.
Mereka perlu waktu berpikir dan
nanti setelah tiba di atas bukit
Zaitun barulah mereka menyam-
paikan pertanyaan-pertanyaan ke-
pada Tuhan Yesus. Pertanyaan
beruntun yang mereka ajukan itu
mengisyaratkan bahwa dalam pe-
ngertian mereka, kejadian-kejadian
itu akan langsung terjadi berurutan.
Maksudnya, Bait Allah (The
Second Temple) akan diruntuhkan
dan segera setelah itu akan datang
kesudahan segala sesuatu.
Jawaban-Jawaban Tuhan Yesus
Jawaban Tuhan Yesus ter-
hadap ketiga pertanyaan itulah
yang disampaikan dalam peng-
ajaran-Nya di atas Bukit Zaitun
(the Olivet Discourse). Namun
Tuhan merasa tidak perlu menya-
takan batas-batas yang jelas ba-
gian-bagian yang mana merupakan
jawaban terhadap pertanyaan yang
mana. Zondevan NASB Study
Bible ketika mengomentari Matius
24 menyatakan sbb, “Jesus deals
with these questions but does not
distinguish them sharply. However,
PESAN
it appears that the description of
the end of the age is discussed
in vv. 4-14, the destruction of
Jerusalem in vv. 15-22 (see Luke
21:20) and Christ’s coming in vv.
23-31.” (Zondervan NASB Study
Bible, Ed. Kenneth Barker,
Zondervan Publishing House, 1999,
p. 1403). Apabila kita jeli mem-
bacanya sambil melihat peristiwa-
peristiwa sejarah, tentu akan tam-
pak bahwa di antara nubuatan-
nubuatan itu sudah ada yang dige-
napi semuanya (immediate
fulfillment) atau sebagiannya
(partial fulfillment); dan masih
banyak lagi yang masih akan ter-
jadi pada akhir zaman (later
fulfillment).
Seperti sudah disinggung
dalam alinea di atas bahwa ja-
waban untuk pertanyaan pertama,
sepertinya sudah diberikan oleh
Tuhan Yesus dalam Matius 24:15-
22 (Band. Markus 13:14-18),
namun satu ayat dalam Injil Lukas
tampaknya cukup menggambar-
kannya secara lebih nyata (Lukas
21:20). Peristiwa itu terjadi pada
tahun 70 M ketika serdadu-serdadu
Romawi di bawah komando Kaisar
Titus pada tahun 70 M menyerbu
Yerusalem dan menghancurkan
apa saja yang mereka lintasi. Bait
Allah diruntuhkan dan dibakar
sampai menjadi rata dengan tanah
tepat seperti yang dinubuatkan
oleh Tuhan Yesus; temuan-temuan
arkheologis menyungguhkannya.
Tentu para pembaca akan
segera dapat melihat bahwa ba-
gian-bagian Alkitab yang dikutip di
atas itu tidak sepenuhnya terjadi
PESAN
pada tahun 70 M. Pengrusakan
Bait Allah (the Second Temple)
seperti dinubuatkan oleh Tuhan
Yesus (ayat 2) memang sepe-
nuhnya digenapi, tetapi ayat-ayat
dalam Matius 24:15-22 (dan
Markus 13:14-18) dan seterusnya
juga berbicara tentang Masa Seng-
sara yang akan terjadi nanti yaitu
sebelum kedatangan Tuhan Yesus
untuk mendirikan Kerajaan
Milenial-Nya. Tepatlah seperti yang
dikatan dalam NIV Quest Study
Bible, “While some prophecies
have been fulfilled, such as
Jerusalem’s destruction at the
hands of Rome in A.D. 70, their
complete fulfillment awaits the final
return of Christ” (NIV Quest Study
Bible, Zondervan, 2003, p. 1458).
Kepada murid-murid-Nya,
Tuhan Yesus harus memberita-
hukan mengenai tanda-tanda akhir
zaman (Markus 13:5-23; Matius
24:4-22; Lukas 21:8-24) supaya
mereka tidak lagi memandang se-
mua peristiwa yang disebutkan-
Nya itu akan terjadi secara be-
runtun (Band. Markus 13:7,8;
Matius 24:4-8). Namun di zaman
modern sekarang pun banyak
orang yang mengaku sebagai ham-
ba Tuhan yang bersikap dan meng-
ajarkan hasil ramalan mereka sea-
kan-akan akhir zaman itu sudah
tiba dan Tuhan Yesus akan datang
pada hari yang mereka karang
sendiri. Di antara mereka ada yang
dengan beraninya meramalkan
tanggal yang pasti kapan Tuhan
Yesus itu akan datang kembali.
Padahal, justru dalam pengajaran-
pengajaran-Nya, Tuhan Yesus
17
sudah memperingatkan murid-
murid-Nya supaya jangan mem-
percayai orang-orang seperti itu
(Markus 13:6).
Seandainya pun seseorang
mengaku sebagai hamba Tuhan
dan menyebutkan tanggal keda-
tangan Tuhan Yesus atau lebih
populer dengan sebutan “Hari Kia-
mat,” maka kita harusnya berpikir
dan bertanya dalam hati, orang ini
mengklaim diri sepertinya ia me-
lebihi segala malaikat di sorga dan
bahkan melebihi Sang Anak Allah
yang dalam inkarnasi-Nya di atas
bumi ini tidak tahu kapan hari dan
jamnya yang tepat (Markus 13:32),
pastilah orang itu adalah salah
seorang dari nabi-nabi palsu dan
dia sedang menyesatkan orang-
orang.
Yang jelas, Tuhan Yesus
mengingatkan murid-murid-Nya
bahwa mereka tidak perlu tahu
saatnya yang tepat, tetapi mereka
diperintahkan untuk berjaga-jaga
(Markus 13:35-37). Bagi kita
orang-orang percaya yang hidup
dalam dispensasi kasih karunia
sekarang inipun, kita sedang
menantikan kedatangan Tuhan
Yesus untuk menjemput orang-
orang percaya. Mereka yang sudah
meninggal akan bangkit dengan
tubuh baru dan semua yang secara
jasmani masih hidup akan diu-
bahkan dalam sekejap mata, lalu
bersama-sama akan diangkat (will
be cought up) oleh Tuhan bertemu
dengan-Nya di angkasa (“Perte-
muan di Udara,” seperti dikatakan
dalam lagu pujian) (Baca I Korintus
18
15:51,52; I Tesalonika 4:13-18).
Peristiwa ini dapat terjadi sewaktu-
waktu (imminent rapture) karena
dalam kedua referensi Alkitab
termaksud tidak disebutkan
adanya tanda-tanda yang men-
dahului. Berbeda dengan keda-
tangan Tuhan Yesus di bagian
akhir Masa Sengsara Besar yang
didahului dengan tanda-tanda se-
perti disebutkan dalam Markus 13,
Matius 24 dan Lukas 21. Bahkan
Tuhan Yesus akan memimpin
langsung peperangan melawan
Iblis, Antikristus, dan Nabi Palsu,
ketiga antek perlawanan kepada
Tuhan Yesus, yang disebutkan
dalam Kitab Wahyu.
Kepada kitapun diperintah-
kan untuk berjaga-jaga, walaupun
tentunya kita orang-orang percaya
tidak hidup dalam kegelapan se-
hingga hari itu tiba-tiba mendatangi
kita seperti pencuri; kita adalah
anak-anak terang, kita adalah anak-
anak siang (I Tesalonika 5:1-5),
walaupun kita tidak tahu kapan
Tuhan Yesus akan datang kem-
bali, kita sudah siap karena Tuhan
Allah sudah menyelamatkan kita
di dalam Yesus Kristus, Tuhan dan
Juruselamat kita. Orang-orang
percaya di dalam Dispensasi Kasih
Karunia harus penuh dengan suka-
cita menantikan kedatangan Tuhan
Yesus yang akan datang
menjemput kita, itu adalah
“penggenapan pengharapan kita
yang penuh bahagia” (Titus 2:13;
Filipi 3:20).
Mari kita terus belajar bersama.
PESAN
Ruang Tanya-Jawab Alkitab
Diasuh oleh: Pdt. Frans P. Tamarol

Tanya:
Dalam penginjilan, saya
menemukan orang-orang yang sangat
sulit percaya bahwa semua yang
dimilikinya adalah berasal dari
Tuhan; ya pokok permasalahannya
karena memang orang-orang itu tidak
percaya akan adanya Allah. Mereka
bahkan menantang saya dengan
berkata, “Kalau saya berhasil
membeli rumah, mobil dan lain-
lainnya apakah itu berasal dari
Tuhan? Itu kan tidak mungkin, saya
tidak memerlukan seseorang apalagi
Tuhan yang jauh di sana dan tidak
jelas keberadaannya untuk menolong
saya.” Pak Pendeta, bagaimana
menghadapi orang-orang seperti itu?
Jawab:
Tugas kita anak-anak Tuhan
adalah memberitakan Injil. Ketika
bertemu dengan orang-orang seperti
yang anda sebutkan itu, merekalah
sasaran penginjilan kita. Mereka
mempunyai segudang alasan untuk
menolak pemberitaan Injil. Mereka
percaya sekali kepada kemampuan
diri mereka terutama dalam memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Mereka
tidak peduli kepada masa kekekalan.
Tetapi bukan hanya mereka
yang tidak percaya yang mempunyai
pemikiran seperti itu. Ada juga orang-
orang percaya kepada Tuhan Allah,
tetapi berani berkata bahwa semua
yang mereka miliki dalam bentuk
kebendaan (rumah, mobil, makanan,
pakaian dll) adalah hasil jerih-payah
mereka sendiri. Mereka tidak percaya
bahwa Tuhan yang menyediakan
berkat material kepada mereka.
Untuk menginjili orang dari
kelompok seperti itu, kita musti tahu
pasti, apakah orang itu memang belum
percaya bahwa ada Allah, ataukah dia
adalah orang percaya Tuhan tetapi
tidak percaya bahwa Tuhan yang
menyediakan berkat material (material
blessings) kepada kita di era modern
ini. Kalau memang dia adalah orang
yang tidak percaya kepada Tuhan
Allah, ya kita harus yakinkan dia akan
keberadaan Allah. Dia tentu akan
minta bukti-bukti nyata akan
keberandaan Allah, dan dia akan

PESAN 19
menyanggah setiap argumen yang kita
berikan kepadanya. Kita tidak perlu
terpancing untuk beradu argemuen.
Waktu yang tersedia dalam proses
penginjilan pribadi biasanya singkat
saja, berdebat bukanlah pilihan yang
tepat.
Tugas kita ialah memberitakan
kepadanya bahwa hidup manusia
termasuk dirinya di dunia ini pasti akan
berakhir; yang ini dia tidak akan
sanggup mendebatnya. Mungkin dia
akan menanggapi sinis, “Lalu,
kenapa?” Kita harus meneruskannya
dengan berkata, “Ketika saat itu tiba,
tubuh anda akan dimasukkan dalam
kubur tetapi jiwa anda akan menderita
di laut api neraka.” Ia akan menertawai
kita, tetapi kita dengan menggunakan
bahasa yang praktis telah me-
nyampaikan peringatan Alkitab bahwa
upah dosa ialah maut. Tidak usah
mempedulikan reaksinya, kita terus
saja berkata, “Tetapi kalau anda mau
menerima anugerah Tuhan, anda
percaya kepada Yesus Kristus,
Juruselamat manusia, maka anda akan
diselamatkan dari hukuman dosa,
Tuhan Yesus sudah menyediakan
tempat yang indah bagi anda, sangat
indah dan mulia bersama Dia di sorga
kekal mulia.”
Mungkin dia akan bertanya,
“Dari mana anda tahu semua ini?”
Jawabnya ringkas, “Dari Alkitab.” Lalu
segera susul dengan Roma 6:23,
“Upah dosa ialah maut, tetapi karunia
Allah adalah hidup yang kekal di dalam
Yesus Kristus.” Itu yang diperlukan
oleh orang-orang seperti ini - berita
20
Alkitab yang jelas dan tegas
(straightforward). Kita tidak boleh
terpancing untuk melayani
kepandaiannya berargumentasi, yang
menurut Alkitab sebenarnya adalah
kebebalan. Kita percaya kepada kuasa
Firman Tuhan yang hidup yang akan
bekerja seperti pedang bermata dua
yang dapat memisahkan tulang dan
sumsum, menyayat topeng kebebalan
dan ketidak-percayaan, menyentuh
hati yang keras dan melumerkannya
di bawah terang anugerah Tuhan yang
sanggup menyelamatkan jiwanya. Injil
itu adalah kuasa Allah yang
menyelamatkan manusia.
Selanjutnya terserah kepada
orang itu, kalau masih mau mene-
ruskan percakapan, dan hatinya lebih
melunak setelah mendengar Firman
Tuhan yang berkuasa itu. Dalam hati
kita berdoa terus supaya Roh Kudus
terus memberi kekuatan kepada kita
untuk dapat menjelaskan Firman
Tuhan kepadanya dan kiranya dia
boleh membuka hati dan menerima
Yesus menjadi Tuhan dan Juru-
selamatnya pribadi. Ke sanalah arah
percakapan kita selanjutnya.
Kalau orang itu memilih untuk
terus menolak, maka kita pun tetap
berdoa dalam hati, kiranya ada
kesempatan lain bagi dia untuk
mendengarkan Injil entah melalui kita
sendiri atau orang lain yang Tuhan
akan pakai, yang penting kita tahu
bahwa Firman Tuhan yang sudah
ditaburkan tidak akan kembali kosong.
Tugas kita sudah dilaksanakan
walaupun hasilnya belum kelihatan,
PESAN
tetapi itulah tugas kita, memberitakan
Injil. Kita serahkan orang itu kepada
Tuhan kiranya Roh Kudus menolong
Dia agar menyadari keberdosaannya
dan menerima pengampunan dan
keselamatan dari Tuhan Allah Bapa di
sorga melalui Yesus Kristus
Juruselamat manusia.
Yayasan PELITA menyediakan
petunjuk paraktis untuk pelayanan
dalam sebuah booklet berjudul
Pelayanan Rohani. Silakan memin-
tanya dari Sekretariat Yayasan
PELITA.
Tanya:
Dalam edisi-edisi sebelumnya,
Bapak sudah menjelaskan arti
beberapa kata populer yang digunakan
dalam persekutuan-persekutuan
gerejawi, namun saya masih meminta
bantuan Bapak lagi untuk menjelaskan
kata “haleluyah”, apa artinya dan
bagaimana penulisan yang
sebenarnya? Terutama dalam bahasa
Inggeris, saya pernah membaca kata
halelyah itu dieja dengan “hallelujah,”
tetapi ada juga yang mengejanya
dengan “alleluia” seperti saya pernah
baca dalam sebuah tulisan. Yang mana
yang benar?
Jawab:
Pertama, saya akan memulai
dengan ejaan kata haleluyah dalam
bahasa Inggeris. Seperti penanya
sudah sebutkan bahwa ada dua
pengejaan bagi kata ini yaitu pertama,
PESAN
dengan hallelujah dan kedua, dengan
alleluia. Cara mengeja yang pertama
itu adalah hasil transliterasi dari bahasa
Ibrani yang pada dasarnya dibentuk
dari kata kerja halal (to praise) dan
yah (YHWH, dalam Alkitab berbahasa
Indonesia diterjemahkan TUHAN).
Kemudian kedua kata itu disambung
dan kata kerjanya berubah ke bentuk
seruan atau perintah (imperative
mood) untuk menyampaikan seruan
kepada orang kedua (teman bicara
kita yang ada di depan), dengan
memberi bunyi u sebagai verbending-
nya sehingga menjadi “Hallel-u-jah!”
(“Kamu pujilah Tuhan!” atau dalam
KJV, “Praise ye the Lord!” baca
misalnya pada Maz. 117:2). Sedangkan
pengejaan dengan alleluia itu diambil
dari transliterasi kata yang sama ke
dalam bahasa Yunani (Wah. 19:1, 3,
4, 6) atau ke dalam bahasa Latin. Kalau
pengejaan itu yang muncul dalam
tulisan yang anda penanya pernah
baca, berarti penulis menggunakan
pengejaan dari bahasa Yunani atau
Latin. Dari bahasa Latin kita mengeal
kata-kata yang ditransliterasi ke dalam
bahasa Inggeris seperti memorandum
atau calcium misalnya, Bedanya,
alleluia itu aslinya bukan bahasa Latin
tetapi dari bahasa Ibrani yang
ditransliterasikan ke bahasa Latin atau
ke bahasa Yunani.
Kedua, dengan mengikuti
penjelasan di atas, diharapkan
pertanyaan anda mengenai arti kata itu
sudah jelas yaitu berupa seruan (an
adoring exclamation) berisi perintah
atau anjuran atau ajakan untuk memuji
21
Tuhan (maksudnya YHWH). Dalam
liturgi-liturgi ibadah baik yang
formatnya dianyam dengan sangat
rigid seperti di dalam ibadah-ibadah
gereja traditional maupun yang loose
seperti dalam ibadah-ibadah
kontemporer (contemporary church
worship services) penggunaan kata
haleluyah tentu tidak lagi
memperhatikan arti kata sesuai dengan
tatabahasa. Karena itu sering kita
mendengar orang yang mengucapkan
haleluyah ketika bertemu dan berjabat
tangan dengan sesama saudara
seiman. Kita juga mungkin lebih
sering mendengar kata haleluyah
diucapkan ketika seseorang sedang
berdoa terutama sebelum
menutupnya. Kalau sudah demikian,
maka orang yang bingung akan
bertambah bingung karena doa itu
diucapkan kepada Tuhan, tetapi di
tengah-tengah doa atau sebelum
menutup doa itu, dia berkata (kepada
Tuhan?) “Kamu pujilah Tuhan!”
Question:
How many days did Joseph and
Mary spend in their journey from
Nazareth to Bethlehem?
Answer:
The Bible did not record the
number of days or weeks Joseph and
Mary spent travelling about 80 miles
from Nazareth to Bethlehem. For a
close estimation, a man can walk
22
about 20 miles a day under normal
circumstances. However, as written
in Luke 2, Joseph and Mary’s
circumstance could not be considered
normal. Mary was pregnant and the
terrain might not be easy to travel on.
In such a situation, long distance
traveling would be hard to do.
Additionally, 80 miles is an
estimate for a straight distance. The
real distance they traveled must be
longer than that. Not to mention the
choice of route they traveled. Due to
harsh feelings between the
Samaritans and the Jews at that time,
travelers going from Galilee in the
North down to Judea in the South
would not so easily cross the
Samaritan region. They might choose
to cross the Jordan River to the East,
go south on the East bank, and then
cross the Jordan River back toward
Judea in the West. It would make the
straight distance meaningless. Also,
Joseph and Mary would only travel
in the daytime. They would stop
traveling at night and find lodging.
With the above considerations,
it might have taken one or two weeks
for Joseph (walking) and Mary (riding
a donkey) to reach Bethlehem.
Question:
I have two questions: (1) why
is the story of the visit of the Magi
only recorded in the gospel according
to Matthew? And (2) why does
Matthew’s record say that when the
PESAN
Magi visited Jesus in Bethlehem, they
came to a house and not a stall?
Answer:
For question #1: It has been
agreed upon among Bible scholars
that the four gospels are
complementary to each other.
Concerning the synoptic gospels, i.e.
Matthew, Mark, and Luke, there are
several theories we may consider. For
the purpose of answering your
question, I would explain about what
is known as the Synoptic Problem,
which involves at least four theories.
They are: (1) The Traditional Theory
(Augustinian Hypothesis), (2) The
Griesbach Theory (Two-Gospel
Hypothesis), (3) The Farrer/Goulder
Theory (Posting Markan Priority),
and (4) The Four-Source Theory.
There is no need to elaborate
on all of the theories in this column,
of course. We’ll see just The Four-
Source Theory, which asserts that
Mark’s gospel was written first,
usually called the Mark source. Both
Matthew and Luke took this Mark
source as the main part of their gospel
and added parts from their own
sources, usually called M (for
Matthew) and L (for Luke). And
finally, both Matthew and Luke had
one more source in common (not
included in Mark), usually called the
Q (Quelle) source. Quelle is a
hypothetical written “source” of
some sayings and teachings of Jesus.
So now you could see that
almost all things found in Mark’s
gospel are in both Matthew’s and
PESAN
Luke’s gospels, but not all things in
Mathew’s and Luke’s are in Mark’s.
There are also things in Matthew’s
that are not found in Luke’s and vice
versa. The story of the visit of the
Magi is one example.
For question #2: Yes, you are
right. According to Matthew’s record,
the Magi came to visit Jesus living in
a house and not a stall (Matthew
2:11). The experts agree that the visit
of the Magi occurred about two years
after the birth of Jesus Christ. So
Jesus and His earthly parents were
no longer living in a stall by then.
Additionally, Luke wrote, “And she
gave birth to her firstborn, a son. She
wrapped him in cloths and placed
Him in a manger, because there was
no room for them in the inn” (Luke
2:7). And according to the sound
interpretation, Luke was not
necessarily writing about a stall
located somewhere far from a
housing complex or about an inn in
the modern sense, but both were parts
of the same house. Traditionally,
Jewish homes at that time consisted
of three compartments (levels). The
first and highest level was called the
inn (kataluma) and it was intended
for guests to stay, i.e. the guest
chamber. The second level was
intended for the family to live and the
third and lowest level was intended
for animals. So when Joseph and
Mary came to Bethlehem, all the
rooms intended for guests were
already full. That’s why Luke wrote,
“Because there was no room for them
in the inn.”
23
 JUMPA TOKOH
Dia punya ciri khas yang mudah
diingat, serius tetapi dengan senyum yang
selalu terbentuk manakala berbicara
dengannya. Panggilan akrabnya sehari hari
pak “Audy,” nama lengkapnya Audy Rev
Ngantung. Lahir di Manado 13 September
1959, anak ketiga dari empat bersaudara.
Pada usia tiga puluh tahun, tepatnya tanggal 19 Desember 1989,
dia membentuk rumah tangga dengan Truliana Chandrasaway Pakasy
yang lahir di Jakarta 4 Agustus 1962. Kini mereka punya tiga anak
generasi penerus yang potensil dipakai Tuhan untuk kemuliaanNya,
Mark 20 tahun, Lois 18 tahun dan Albert 16 tahun.
Ketika belum memiliki Yesus Kristus secara pribadi, dia termasuk
kategori orang yang taat beribadah, rajin ke gereja dan mengikuti
perayaan-perayaan agama, namun semua itu dia lakukan sebagai
“usaha” mencari keselamatan. Termasuk ketika tahun 1977 dia masih
aktif bekerja di PT Mangole Timber dibidang perkapalan dan PN
Pertamina dibidang usaha yang sama pada tahun 1978–1980. Ditengah
kesibukannya bekerja di PN Pertamina itu, tepatnya bulan Mei 1979
di Balikpapan, dalam usia muda sekitar 20 tahun, dia dijamah Tuhan
dan memutuskan menerima dan memiliki Yesus Kristus sebagai Tuhan
dan Juruselamatnya pribadi.
Sejak itu dia dipanggil dan ditempa Tuhan melayani di ladangNya.
Tahun 1981–1983 mulai melaksanakan pemberitaan Injil di Sulawesi
Selatan, seraya membagi waktu menjadi guru agama di Sekolah Analis
Kimia Menegah Atas dan Sekolah Menengah Farmasi di Makassar.
Pada Tahun 1984 menjadi gembala sidang di GAA Tagulandang
(Sangir). Selanjutnya pada tahun 1985–1987 dipanggil menjadi
gembala sidang di GAA Balikpapan. Pada Tahun 1987-2010 dia
melayani di Jakarta dan masuk dalam jajaran dewan redaksi PESAN.

24 PESAN
 Tulisan-tulisan dari pengalaman pelayanannya sejak dilapangan
telah sering dimuat di PESAN, tidak ketinggalan dengan renungan
maupun puisinya seperti yang tercantum di belakang cover PESAN
edisi 75 lalu.
Selama di Jakarta, disamping melayani, dia terus membangun
kapasitas dirinya sebagai anak Tuhan yang siap sedia selalu
melayani. Pendidikan terakirnya adalah S-2 (M.Th.) diwisuda pada
tahun 2001. Sejak tahun 1998 dia menjadi Dosen di Sekolah Tinggi
Teologi Anderson baik ketika di Jakarta maupun setelah pindah ke
Manado. Pada saat bersamaan yaitu tahun 2001 – 2010 (sampai
sekarang) dia aktif juga sebagai dosen di STT Apollos Jakarta.
Disela-sela kesibukannya tersebut, pada tahun 2001 – 2008 menjadi
pengkhotbah dalam acara mingguan “embun pagi” melalui Radio
Pelita Kasih Jakarta. Salah satu tulisannya yang berbobot kreatif
akademik adalah tulisannya berjudul “Kristologi” yang sedang
dimuat di PESAN edisi 76 ini.
Meskipun kegiatannya terbilang “padat,” hobby membaca yang
telah dimilikinya sejak muda terus dimamfaatkan untuk memperluas
wawasan dan pengetahuan teologinya. Selain itu hobbynya
menanam bunga merupakan aspek yang mendorongnya
menyenangi nuansa damai dan indah berwarna-warni. Sementara
hobbynya yang satu ini, main pingpong - memotivasinya untuk tetap
berusaha mencari kesempatan membakar timbunan lemak
tubuhnya memelihara kondisi fisik yang prima, sehingga bentuk
dan timbangan tubuhnya selalu terpelihara ideal, macho.
Ciri kepribadian dan prinsip hidupnya adalah “terus berusaha
menjadi pekerja yang layak dihadapan Allah.” Dengan kepribadian
dan prinsip seperti itu ia berkata, “Salut dan terima kasih kepada
Tuhan yang telah memberi kekuatan kepada pengurus PESAN -
tetap bersemangat selama 26 tahun menerbitkan PESAN tanpa
menjualnya” dan kepada para pembaca PESAN “Bacalah Majalah
PESAN ini dan berupayalah terlibat di dalamnya, karena pelayanan
ini merupakan hasil doa dan pengorbanan, pasti banyak berkatnya
- Salam perkenalan.” Demikian ujarnya menutup Jumpa Tokoh
ini.

PESAN 25

TUHAN LEBIH BESAR
DARI SEGAL
SEGALAA ALL AH
ALLAH
K
alimat ini diucapkan oleh
Yitro, Imam di Midian,
Mertua Musa (Keluaran
18:11), “Sekarang aku tahu, bahwa
TUHAN lebih besar dari segala
allah: ....” Kalimat ini terucap ketika
Yitro mendengar kesaksian
langsung dari Musa atas
pertolongan dan kemenangan yang
telah diberikan Tuhan kepada
bangsa Israel dalam perjalanan
keluar dari perbudakan di Mesir,
melewati rintangan-rintangan dan
tantangan-tantangan baik dari
Firaun dan pasukkannya, musuh-
musuh dalam perjalanan dan rin-
tangan alam dan dari bangsa Israel
sendiri sampai akhirnya tiba de-
ngan selamat di padang gurun
Midian.
Berikut ini tentang Perto-
longan Tuhan bagi bangsa Israel
yang telah mereka alami dalam
perjalanan, (1) Tuhan membe-
baskan bangsa Israel dari perbu-
dakan di Mesir; (2) Tuhan melin-
dungi perjalanan mereka siang dan
malam dengan tiang api dan tiang
26
SANA-SINI
DISPENSASI
PERJANJIAN
(Lanjutan)
Oleh: Jerry H M Sumanti
awan; (3) Tuhan menguakkan Laut
Merah sehingga mereka dapat
menyeberang; (4) Tuhan menye-
diakan air minum; (5) Tuhan mem-
berikan roti dan daging dari Sorga
(Manna dan Burung Puyuh); (6)
Tuhan mengubah air pahit menjadi
manis; (7) Tuhan memberikan
kemenangan dalam berperang me-
lawan orang Amalek; (8) Tuhan
yang menjadi Panji Keselamatan
yang menyertai sepanjang perja-
lanan mereka sampai di padang
gurun Midian.
Sebagai ucapan syukur atas
pertolongan Tuhan dan kesela-
matan yang telah diberikan Tuhan
kepada bangsa Israel, Yitro,
Mertua Musa, Imam di Midian
mempersembahkan korban ba-
karan dan beberapa korban sem-
belihan bagi Tuhan. Harun dan
semua tua-tua Israel datang untuk
makan bersama dalam ucapan
syukur ini.
Selanjutnya kepada Musa,
Yitro memberikan nasehat-nasehat
bagaimana dapat mengatur bangsa
PESAN
yang besar. Yitro mengingatkan
Musa, bahwa ia tidak dapat me-
mimpin/mengatur bangsa ini se-
orang diri saja. Nasehat Yitro
supaya Musa memilih pemimpin-
pemimpin untuk memimpin ke-
lompok besar sampai kelompok
kecil dan mengajarkan kepada
mereka ketetapan-ketetapan, kepu-
tusan-keputusan, memberitahukan
apa yang harus mereka jalani dan
pekerjaan apa yang harus mereka
lakukan. Kriteria-kriteria yang
diberikan sebagai calon pemimpin
adalah sebagai berikut, 1) Cakap
memimpin; 2) Takut akan Allah; 3)
Dapat dipercaya; 4) Benci terhadap
pengejaran suap (Keluaran 18:1-
27).
Kisah ini adalah kisah yang
dialami/terjadi dalam kehidupan
Musa dan bangsa Israel dalam
Dispensasi Perjanjian. Namun
kisah ini bukan sekedar dialami
bangsa Israel saja tetapi karena
pertolongan Tuhan dan hal itu
ditulis untuk menjadi pelajaran bagi
kita yang hidup di zaman akhir ini.
1) Tuhan Allah melindungi orang-
orang yang percaya dalam se-
panjang zaman. 2) Keselamatan
dari Tuhan bagi kehidupan percaya
adalah kekal selamanya. 3) Tuhan
menghendaki orang percaya untuk
selalu takut dan bergantung sepe-
nuhnya kepada-Nya. 4) Sebagai
orang percaya, tidak ada yang
dapat berjalan sendiri untuk meng-
gapai kemenangan melainkan an-
tara sesama orang percaya saling
membutuhkan satu sama lainnya.
Terpujilah Tuhan Allah yang
telah menyatakan diri-Nya di dalam
Tuhan Yesus Kristus Juruselamat
kita dan dalam Persekutuan Roh
Kudus yang membimbing dan
PESAN
mempersatukan kita di dalam
persekutuan kasih-Nya.
PENYATAAN TUHAN DI BUKIT
SINAI (PERJANJIAN TUHAN
KEPADA MUSA)
Bangsa Israel tiba di padan
gurun Sinai setelah tiga bulan
lamanya perjalanan ke luar dari
tanah Mesir, mengalami berbagai
tantangan dan rintangan. Bangsa
Israel berkemah di depan gunung
Sinai. Selanjutnya Musa mendaki
gunung Sinai untuk menghadap
TUHAN (Keluaran 19).
Dari atas bukit Sinai TUHAN
berpesan kepada Musa untuk me-
nyampaikan kepada bangsa Israel
bahwa,
1. Bangsa Israel harus menyadari
bahwa TUHAN telah menye-
lamatkan mereka dari perbu-
dakan di Mesir dan dituntun
keluar dari sana menuju tanah
perjanjian.
2. Karenanya bangsa Israel harus
patuh pada firrman TUHAN dan
berpegang pada perjanjian
TUHAN.
3. Apabila bangsa Israel mela-
kukan firman TUHAN, maka
mereka akan menjadi harta
kesayangan TUHAN
4. Bangsa Israel akan menjadi
kerajaan Imam dan bangsa
yang kudus.
5. Sebagai bangsa yang kudus dan
kerajaan imam, bangsa Israel
harus hidup dalam kekudusan.
6. Setiap orang yang menghadap
TUHAN harus hidup dalam ke-
kudusan.
7. Tidak hidup dalam kekudusan
akan mengalami hukuman
TUHAN.
27
 Di gunung Sinai, TUHAN
hanya mengizinkan Musa dan
Harun untuk mendaki menghadap
TUHAN. Di gunung Sinai TUHAN
menyatakan perintah-perintah dan
peraturan-peraturan untuk mengatur
kehidupan bangsa Israel sebagai
kerajaan imam dan bangsa yang
kudus. Sepuluh HUKUM diberikan
dan dituliskan di atas dua Loh Batu
sebagai dasar peraturan-peraturan
lain yang mengikutinya (Keluaran
20 – 34), yakni.
1. Jangan ada padamu allah lain
di hadapan-KU.
2. Jangan membuat bagimu pa-
tung yang menyerupai apapun
yang ada di langit.
3. Jangan menyebut nama
TUHAN, Allahmu dengan
sembarangan.
4. Ingatlah dan kuduskanlah hari
Sabat.
5. Hormatilah ayah dan Ibumu.
6. Jangan membunuh.
7. Jangan berzinah.
8. Jangan mencuri.
9. Jangan mengucapkan saksi
dusta tentang sesamamu.
10.Jangan mengingini milik
sesamamu.
Pemberian Sepuluh HUKUM
dan peraturan-peraturan yang
mengikutinya kepada Musa di
gunung Sinai ini merupakan awal
dimulainya Dispensasi Baru, ditam-
bahkan pada Dispensasi-dispen-
sasi yang sedang berjalan
(Keinsafan, Pemerintahan Manu-
siawi dan Perjanjian). Sesuai de-
ngan pemberian Hukum-hukum,
maka Dispensasi baru ini disebut
sebagai DISPENSASI HUKUM
(atau DISPENSASI HUKUM TAU-
28
RAT). Pembahasan mengenai DIS-
PENSASI HUKUM TAURAT ini
akan dilanjutkan pada tulisan men-
datang.
Perinsip-prinsip yang dapat
kita pelajari dari peristiwa ini bagi
kita yang hidup sebagai orang
percaya sekarang ini adalah,
1. Sebagai orang percaya kita
dimintakan untuk patuh pada
firman-Nya, setia, mengasihi
Tuhan dan hidup selalu dalam
kekudusan.
2. Sebagai orang percaya kita
tidak akan kehilangan kese-
lamatan apabila tidak hidup
dalam kekudusan, namun se-
bagai anak yang dikasihi-Nya,
Tuhan akan menghajar kita
selagi kita hidup di dalam dunia
ini.
3. Tuhan mau supaya kita hidup
memuliakan Dia dan menjadi
berkat bagi banyak orang.
4. Kita diselamatkan bukan karena
melakukan Hukum Taurat, teta-
pi oleh karena Kasih Karunia di
dalam Tuhan Yesus Kristus
yang adalah kegenapan Taurat
(Galatia 3).
5. Kita tidak hidup di bawah
Dispensasi Hukum Torat tetapi
di bawah Kasih Karunia, namun
bukan berarti peraturan-
peraturan Taurat tersebut di
atas dapat kita lawan (band.
Roma 3:31).
Belajar dari kehidupan bang-
sa Israel, marilah kita setia dan
patuh pada firman-Nya. Apapun
yang kita lakukan dalam kehidupan
percaya, kita lakukan untuk ke-
muliaan bagi-Nya. Terpujilah Tuhan
Yesus di dalam kehidupan percaya
kita.
PESAN
 SANA-SINI
PENGAJARAN PAULUS

TENTANG KRISTUS
Oleh: Pdt. Audy Ngantung

Tulisan ini sangat bermamfaat menguatkan pembaca

menangkis serangan pihak yang meragukan Ketuhanan atau
Keilahian Yesus Kristus, sekaligus sebagai masukan bagi mereka
yang sedang meragukan Yesus Kristus sebagai Tuhan, sebab tanpa
mempercayai-Nya sebagai Tuhan sia-sialah iman Kristiani yang
bersangkutan. Penulis adalah Pendeta di GAA dan Ketua/Dosen
di STT Anderson Manado (redaksi).

PENDAHULUAN dalam pokok “Keilahian Yesus

Allah Anak mengambil natur
manusia merupakan doktrin krusial
dalam sejarah kekristenan. Dalam
Konsili Chalcedon tahun 451 M,
telah diteguhkan bahwa Yesus
adalah benar-benar manusia dan
benar-benar Allah dan bahwa ke-
dua natur dari Kristus merupakan
suatu kesatuan yang tanpa per-
campuran, pembauran, pemisahan
atau pembagian, dengan demikian
setiap natur tetap memiliki atri-
butnya masing-masing (R.C.
Sproul; “Kebenaran-kebenaran
Dasar Iman Kristen” hlm. 111.)
Pembahasan ini bertujuan
untuk meneliti ajaran-ajaran yang
berhubungan dengan “Siapakah
sebenarnya Yesus Kristus.”
Penelitian tentang Siapakah Yesus
mempunyai istilah yang dalam
bahasa teologi Kristen disebut
“Kristologi” (Donald Guthrie;
‘Teologi Perjanjian Baru’ Jilid I,
hlm.243). Uraian lebih dibatasi lagi
Kristus, Pekerjaan dan Kematian
serta Kebangkitan dan kenaik-
anNya.
KEILAHIAN YESUS KRISTUS
Iman kepada keilahian
Kristus merupakan hal yang
penting bagi umat Kristen. Hal ini
telah dibuktikan oleh sejarah, yang
telah mencatat kehidupan jemaat
mula-mula yang rela untuk disalib,
dibakar, dijadikan obor di taman
kaisar Romawi dari pada me-
nyangkal Yesus Kristus yang ada-
lah Tuhan. Bahkan bagi mereka,
ciri utama sebagai orang beriman
ialah apabila orang itu mengaku
bahwa Yesus itu adalah Tuhan
(Roma 10:9) karena ini berarti
bahwa Roh kudus telah berdiam
dan mematrikan keyakinan itu di
dalam hatinya (1 Korintus 8:5-6.)
Pdt. L. Sihombing mengatakan
bahwa “Injili tidaknya seseorang
tergantung dari pemahaman

PESAN 29
Kristologinya.” (Lotna tigor
Sihombing; “Yesus Kristus Tuhan
Kita,” hlm.v).
Dalam sejarah gereja ada
empat abad, dimana pengakuan
akan keilahian Kristus menjadi isu
yang penting dan terus menerus
diperdebatkan di dalam gereja.
Abad-abad itu adalah abad ke
empat, ke lima, ke sembilan belas
dan ke dua puluh. Karena itu diper-
lukan kesiapan dari orang-orang
percaya untuk menghadapi ajaran
ajaran sesat yang menyerang
keilahian Kristus.
Pengakuan Nicea menga-
takan “Yesus dilahirkan bukan
diciptakan”, dan siafat ilahi-Nya
mempunyai esensi yang sama
(homo ousios) dengan Bapa.
Pribadi kedua dari Allah Tritunggal
mempunyai esensi yang sama
dengan Allah Bapa, jadi, kebe-
radaan Kristus adalah keberadaan
Allah. Dia bukan hanya seperti
allah tetapi Dia adalah Allah.
Pernyataan ini dikeluarkan untuk
melawan ajaran Arianus (R.C.
Sproul; “Kebenaran-kebenaran
Dasar Iman Kristen,” hlm.103).
Ajaran Alkitab
“Berdasarkan hasil penelitian
sangatlah mustahil menyangkal
bahwa Paulus mengajar tentang
ke-Tuhanan Kristus. Paham ini ada
dalam surat-surat Paulus, yaitu
Roma 1:7; 9:5; 1 Korintus 1:1-3;
2:8; 2 Korintus 5:10; Galatia 2:20;
4:4; Filipi 2:6; Kolose 2:9; 1
Timotius 3:16; dan sebagainya.”
30
(L. Berkoft; “Systematic Theology”
p.3,7).
“Kata Kurios (tuan)
digunakan pada masa Perjanjian
Baru sebagai gelar kehormatan
yang diberikan kepada seseorang
yang lebih tinggi kedudukannya.
Istilah Yunani ‘kyrios’ yang artinya
Tuhan digunakan di dalam
Septuaginta (Firman Allah
Perjanjian Lama dalam bahasa
Yunani) untuk menggantikan kata
Yahweh yaitu Allah. Ini berarti
bahwa di masa sebelum Perjanjian
Baru dunia mengenal Allah dengan
panggilan Tuhan. Suatu persiapan
yang diadakan Allah sendiri untuk
memperkenalkan diri-Nya yang
kelak menjelma dalam wujud
berlembaga, yaitu Tuhan Yesus
Kristus.” (PASTI; “Yesus Kristus,
Allah, Manusia Sejati” hlm.12).
Surat-Surat Paulus
Rasul Paulus sering meng-
hubungkan ketuhanan dengan
Yesus. Dalam 1 Korintus 16:22,
Kata “marana tha yang berasal dari
bahasa Aram, lazim diterjemahkan
dengan “Tuhan kami, datanglah.”
“ Konteks ayat ini sangat mendu-
kung pandangan bahwa Yesuslah
yang dimaksud sebagai Tuhan
Kami datanglah” (Donald Guthrie;
hlm.332).
Roma 10:9 menjelaskan hal
yang berhubungan dengan kese-
lamatan, yaitu bagi mereka yang
mengaku bahwa Yesus adalah
Tuhan dan percaya bahwa Allah
telah membangkitkan Dia dari
PESAN
antara orang mati. demikian juga
dalam 1 Korintus 12:3 berisi pe-
ngakuan yang sama “Yesus adalah
Tuhan.”
Rasul Paulus dalam surat-
nya kepada jemaat di Filipi, menu-
liskan bahwa akan tiba saatnya
terjadi pengakuan secara umum
tentang keilahian Yesus Kristus.
Pada saat itu semua lutut akan
bertelut dan semua lidah akan
mengaku bahwa Yesus adalah
Tuhan. (Filipi 2:11). Ungkapan-
ungkapan seperti; “Yesus Kristus
Tuhan Kita,” “Yesus Tuhan kita,”
atau ‘Tuhan Yesus Kristus’
merupakan bukti yang menunjuk
pada hubungan pribadi orang-orang
percaya dengan Tuhan Yesus
Kristus. Dalam seluruh gambaran
yang dipaparkan oleh Rasul Paulus
menekankan pentingnya gagasan
ketuhanan dan pengertiannya
mengenai pribadi Yesus.
Memiliki hal-hal Ilahi.
Nama Ilahi.
Ia disebut sebagai Allah,
Roma 9:5 , “Ia adalah Allah yang
harus dipuji sampai selama-
lamanya” “… di dalam Anak-Nya
Yesus Kristus Dia adalah Allah
yang benar dan hidup yang kekal”
Ayat ini menyebutkan Yesus
sebagai Allah.
Dr. James Orr mengatakan
di dalam membicarakan titel Anak
Allah ini sebagaimana diberikan
kepada Kristus: “Titel ini adalah
suatu titel yang tidak mendapat
PESAN
perbandingan atau kiasan yang
terbatas. Kesatuan dengan Allah
yang ditunjukan bukan satu ba-
nyangan pengaruh tentang pikiran
Ilahi dan watak seperti yang dapat
dicapai manusia dan malaekat,
tetapi persamaan dari intinya
hanya seperti Allah saja, tetapi
memang Dia sungguh Allah (Diktat
Kuliah STT Apollos).
Ia disebut Tuhan, Yesus
bukan hanya sebagai Tuhan, ter-
lebih lagi Tuhan atas segala yang
dipertuan (1 Timotius 6:15)
Menyebut Yesus sebagai Tuhan
yakni mengakui keilahian-Nya; Dia
adalah Allah (Dr. Peter Wongso;
“Kristologi,” hlm.7).
Sifat Ilahi.
Ia Kekal karena Ia adalah
Tuhan. Ia dahulu sudah ada selalu
ada dan tidak pernah tidak ada.
Yohanes mengatakan kekekalan
Yesus dengan menyatakan; “Pada
mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan
Firman itu adalah Allah” Arti
teologis keseluruhan wahyu Allah
itu ialah bahwa Firman yang adalah
Kristus itu kekal adanya, karena
ialah Allah sendiri.
Ia Mahasuci, Yesus itu
Tuhan, karena Ia mahasuci, tanpa
dosa. Ia Allah – Manusia sejati
yang pernah “dicobai tetapi tidak
berbuat dosa”. Yesus bahkan tak
memiliki rasa bersalah; “Suatu
kualitas lain yang telah sering
dibicarakan ialah tidak hadirnya
sedikitpun rasa berdosa atau kece-
31
masan dalam diri-Nya.” (Kenneth
Scott Latourette; “A History of
Christianity” p.47). Petrus
mengatakan bahwa, “…melainkan
dengan darah yang mahal, yaitu
darah Kristus, yang sama seperti
darah anak domba yang tak ber-
noda dan tak bercacat
Ia Mahakuasa, Yesus
Kristus menyatakan sendiri bahwa
kepada-Nya “telah diberikan segala
kuasa di surga dan di bumi.”
Tuhan Yesus Kristus berkuasa
atas penyakit yang telah mema-
suki dunia ini, sesudah kejatuhan
manusia ke dalam jerat iblis, demi-
kian juga terhadap alam semesta.
Hukum alam yang telah ditentukan
sejak dunia diciptakan, bisa ber-
ubah karena perintah-Nya. Yesus
itu Tuhan, karena kenyataannya Ia
berkuasa memenuhi kehausan
rohani manusia. Kuasa yang dide-
monstrasikan empat kali atas
kematian, cukup sebagai bukti
bahwa Ialah Tuhan yang berkuasa
atas hidup dam mati seseorang.
Perbuatan mujizat itu ialah: Anak
perempuan Yairus dihidupkan,
anak seorang janda dihidupkan,
Lazarus dari Batania dihidupkan
setelah empat hari dikubur, dan
pada akhirnya Ia sendiri yang
bangkit dari antara orang mati.
Ia Mahatahu, Yesus adalah
Tuhan karena Ia memiliki sifat
mahatahu, suatu sifat yang hanya
dimiliki oleh Allah. Murid-murid
Yesus mengakui kemahatahuan
Yesus, “Sekarang kamu tahu
bahwa Engkau mengetahui segala
sesuatu dan tidak perlu orang
32
bertanya kepadaMu….” John
Walvoord menuliskan bahwa,
“Dalam kaitannya dengan kema-
hatahuan-Nya, Kristus telah
mengetahui terlebih dahulu mereka
yang nantinya tidak percaya kemu-
dian menghianati Dia Berhu-
bungan dengan kemahatahuan-
Nya, Ia dideklarasikan sebagai
yang memiliki hikmad Allah (1
Korintus 1:30). Kualitas-kualitas
seperti ini tak dapat dilihat pada
nabi yang paling bijaksana mana-
pun, sehingga kualitas-kualitas itu
memetreraikan kenyataan bahwa
Ia memiliki semua sifat-sifat ke-
ilahian” (John F. Walvoord; “Yesus
Kristus Tuhan Kita” hlm.21).
Ia Mahahadir, Yesus itu
Tuhan karena Ia mahahadir. Suatu
yang yang indah yang dijanjikan-
Nya kepada anak-anak-Nya bahwa
dimanapun dua atau tiga atau lebih
orang berkumpul dalam nama-Nya,
di situ Ia hadir.
Yesus Kristus itu Tuhan
terbukti dari pribadi dan perbuatan-
Nya yang hanya dimiliki oleh
Allah. Ia Kekal, Mahasuci, Maha-
kuasa, Mahahadir, Mahatahu.
Sangatlah ironi, apabila ada pihak
yang tidak sanggup menerima ke-
Tuhanan-Nya.
Jabatan Ilahi
Yesus adalah Pencipta,
dalam karya penciptaan-Nya ada
pekerjaan khusus Kristus secara
pribadi. Kolose 1:16 menyatakan
Kristus adalah Pencipta dari segala
sesuatu dan segala yang ada,
maka ini mencakup; di langit, di
PESAN
bumi, dan lain-lain. Di dalam Dia
semesta alam akan diantar pada
tujuannya (Roma 11:36). Ayat-ayat
ini menjelaskan Kristus melampaui
segala sesuatu, Ia adalah Pencipta
dari segala sesuatu dan Ia adalah
Kepala Gereja (Kolose 1:16-18).
Yesus berhak mengampuni
dosa. Orang Farisi memperma-
salahkan ungkapan dari Tuhan
Yesus tentang “Segala dosamu
sudah diampuni” Tidak ada seo-
rangpun yang dapat mengampuni
dosa. Hanya Allah sendiri yang
dapat berbuat demikian. Yesus
dengan tegas mengatakan hal itu,
karena Dia benar-benar adalah
Allah (Roma 6:23).
Yesus menjadi Hakim
“Karena Bapa itu tiada menghu-
kumkanseorang juapun, melainkan
Ia telah menyerahkan segala
hukum itu kepada Anak itu” 2
Timotius 4:1; Kisah Para Rasul
17:31. Kristus yang disalib itu
akan menjadi Hakim yang berada
di atas tahta-Nya. Segala kepu-
tusan hukuman berada di tangan-
Nya.
Yesus membangkitkan
orang mati. Kebangkitan berarti
memberi kemenangan kepada ma-
nusia atas maut serta beroleh
hidup yang kekal. Hanya Yesuslah
sumber hidup, Tuhan dari hidup itu
dapat mengaruniakan hidup kepada
manusia, karena Ia adalah allah
dan Tuhan yang hidup. Filipi 3:10-
11, “…mengenal Kristus dan kuasa
kebangkitan-Nya.” Pekerjaan untuk
membangkitkan orang adalah
pekerjaan Allah. Kristus telah
PESAN
melakukan pekerjaan tersebut,
karena Ia adalah Allah.
Memiliki Sifat Manusiawi
Penyelidikan terhadap bukti
bagi kemanusiaan Yesus Kristus
memperlihatkan dengan jelas bah-
wa, walaupun orang-orang Kristen
mula-mula berpegang pada kea-
gungan Tuhan Yesus, namun me-
reka tidak meragukan bahwa Ia
benar-benar manusia. “Rasul
Paulus, dalam tradisi persuratan
dalam perjanjian baru tidak banyak
menyinggung peristiwa dalam kehi-
dupan Yesus selama di dunia.
Akan tetapi Ia memberitahukan
kepada kita bahwa Yesus adalah
manusia (1 Korintus 15:21) lahir
dari seorang perempuan (Galatia
4:4), seorang keturunan Daud
(Roma 1:3). Hal ini cukup mem-
buktyikan bahwa Paulus cukup
mengenal ajaran tentang Yesus”
(Leon Morris; “New Testamen
Theology” p.41).
Ia dilahirkan dan bertumbuh
secara normal, dengan kekuatan
dan kelemahan fisik, memiliki
nama atau atribut-atribut kema-
nusiaan, dan aktivitas-aktivitas
yang disertai dengan adanya tanda-
tanda mujizat yang menunjuk
bahwa Ia adalah Anak Manusia
tetapi juga Anak Allah.
Bukti-Bukti Lain
Kebangkitan.
Kebangkitan Yesus adalah
peristiwa yang sangat pokok dalam
33
Alkitab. Menyangkal fakta ini perjumpaannya dengan Tuhan
sama dengan mencabut isi dan yang bangkit (1 Korintus15:7-8)”
iman Kristen (1 Korintus15:14). (John Drane; “Memahami Perjanjian
Walaupun demikian kebangkitan Baru” hlm.114).
tetap tidak luiput dari berbagai
serangan,kritik yang gencar. Kenaikan
“Pernah dikatakan bahwa
Kenaikan Yesus merupakan
kebangkitan itu, kalaupun benar,
penegasan penting tentang kodrat
tidak membuktikan keilahian Yesus
Ilahi-Nya; artinya Ia mempunyai
karena Ia membangkitkan orang
bagian dalam kemuliaan Allah dan
lain dari kematian tanpa meng-
mempunyai kuasa untuk
anggap mereka ilahi. Namun
memerintah di surga dan di dunia.
pandangan ini tidak mempertim-
Ia duduk di sebelah kanan Allah
bangkan dua hal. Pertama,
sebagai khalik langit dan bumi,
kebangkitan-kebangkitan ini dila-
menanti saat di mana segalanya
kukan oleh kuasa Yesus, suatu
takluk kepada-Nya (Efesus 4:10).
kenyataan yang penuh arti; orang-
Pokok-pokok yang diuraikan
orang tidak setiap hari bertemu
diatas menunjukkan secara
dengan seseorang yang dapat
meyakinkan bahwa Yesus Kristus
membangkitkan orang mati dalam
adalah Anak Allah abadi yang
masyarakat manapun. Kedua,
telah menjelma menjadi manusia
kebangkitan Yesus tidak hanya
untuk menebus orang berdosa.
menyangkut pemulihan kehidupan
Keilahian Yesus Kristus
fisik. Ia tidak tampil dihadapan para
merupakan dasar pokok bagi
murid sebagai mayat yang bangkit
kepercayaan bahwa pernyataan
kembali untuk sementara. Yang
Kristen bersifat akhir dan
menyebabkan pujaan dan
penyelamatan Kriten adalah sejati.
penyembahan spontan mereka
Jika Yesus bukan Allah yang
adalah kemenangan atas kematian
datang sendiri kepada kita,
oleh seseorang yang telah bergumul
penyelamatan yang dibawa-Nya tak
dan menginjak-injak musuh yang
berdaya untuk mengampuni dan
ditakuti itu (Roma 6:9; 2 Timotius
menyelamatkan. Dengan
1:10)” (Bruce Milne; “Mengenali
mengingat lagi kenyataan bahwa
kebenaran,” hlm.190).
Yesus adalah Anak Allah, dan
Dalam Perjanjian Baru,
dengan kebenaran akhir terungkap
Yesus menyatakan diri-Nya se-
dalam Dia dan penebusan akhir di
bagai yang menghidupkan, mem-
bawah melalui Dia.
buktikan diri-Nya dengan bangkit
dari kematian (1 Korintus 15:45).
(Bersambung pada Edisi
“Menurut Paulus, pertobatannya
berikut).
sendiri merupakan akibat

34 PESAN
 KONTAK PELAYANAN
Selamat jumpa di Kontak Pelayanan PESAN edisi 76,
terbitan perdana tahun 2011 ini. Meski agak terlambat, pengurus
Yayasan PELITA dan dewan redaksi mengucapkan “Selamat Tahun
Baru 2011 kepada seluruh para pembaca, kiranya Tuhan Yesus
memberikan kepada tiap pribadi dan keluarga sukacita, kekuatan,
kesehatan dan kecukupan melewati tahun yang sedang berjalan.”
Target terbit PESAN tahun 2011 setidaknya 5 edisi.
Barangkali target ini tidak berlebihan, mengingat respon pembaca
yang selalu memotivasi diantaranya berkata “isi PESAN keras,”
yang lain menambahkan “menyentak tetapi mencerahkan dan
menyegarkan - bagi pertumbuhan iman”. Bahkan sebagian mengaku
“kami sekeluarga semakin mencintai dan merindukan kehadiran
PESAN setiap edisinya.” Bukankah semua itu sinyal positif?
Terlebih dengan kepasrahan untuk menyerahkan semua rencana
ini ketangan pemeliharaan Tuhan Yesus.
Di masa akhir proses cetak PESAN edisi 75 lalu, seorang
pembaca mengontak redaksi menginformasikan bahwa ia tergerak
berbeban biaya cetak dan kirim PESAN edisi 76 ini. Mendengar
itu kami sempat tak bisa bicara apa apa karena sukacita dan yang
bisa terlontar adalah ucapan terima kasih. Setidaknya untuk satu
edisi dewan redaksi tidak perlu was-was tentang biaya dan dapat
fokus untuk kesiapan naskah, sehingga PESAN edisi 76 ini dapat
sampai ketangan para pembaca sesuai rencana, tepat di bulan
Februari 2011. Terpujilah Dia atas segala pemeliharaanNya.
PESAN edisi 77 mendatang direncanakan terbit pada bulan
April 2011, mari kita berdoa untuk segala persiapannya - baik
naskah, biaya dan keperluan lainnya, Tuhan memberkati.

PENERBITAN PESAN
Terima kasih kepada pembaca yang telah berbeban biaya
untuk penerbitan PESAN edisi 76 Februari tahun 2011 ini, donasi
dikirim antara tanggal 23 Nopember 2010 hingga tanggal 19 Januari
2011 yaitu :
1. Kel. Drs. Marganti Hasibuan, Medan.
2. Kel. Binsar Simanjuntak, Pontianak.
3. Kel. Ny. P. Harahap br Hutasoit, Pondok Labu Jakarta.

PESAN 35
 4. Kel. Dr. Randolf Siahaan Bampu Apus Jakarta.
5. Kel. Saminah br Aritonang Medan.
6. NN (MTR 27/11/10).
7. NN (ATR 14/12/10).
8. NN (ATR 20/12/10).
9. NN (ATR 08/01/11).
10. NN (LLG 19/01/11).
11. Pengurus Yayasan PELITA Jakarta, Banjarmasin, USA
Laporan keuangan Yayasan PELITA, disampaikan kepada
para donatur bersamaan dengan pengiriman setiap edisi dimulai
sejak PESAN edisi 75 lalu. Tentu bagi yang tertera sebagai NN,
kami terpaksa tidak dapat menyampaikan laporan karena tidak
dapat mengidentifikasi nama dan alamat. Kiranya keterbukaan ini
boleh lebih menggugah hati kita untuk terus bahu membahu
melanjutkan pelayanan kita bersama.

CETAK ULANG BUKU/TRAKTAT

Terima kasih kepada pembaca yang telah berbeban biaya
untuk cetak ulang buku/traktat dari bulan Nopember 2010 hingga
Januari 2011 yaitu:
1. Pdt. Marthen Musa.

PARA PENGINJIL DI GARIS DEPAN (PG)

Terima kasih kepada pembaca yang telah berbeban untuk
para penginjil di garis depan (PG). Dana yang masuk bulan
Nopember 2010 telah disalurkan kepada 12 Pendeta/Penginjil (PG)
dan 2 Ibu Janda PG, dana yang masuk bulan Desember 2010
telah disalurkan kepada 11 Pendeta/Penginjil (PG) dan 2 Ibu Janda
PG. Laporan lengkap dikirimkan langsung kepada para donatur
yang bersangkutan.

BERPERAN DALAM PEMBERITAAN INJIL

Melalui email saudara Hosea Jok di Baram Miri Sarawak
Malaysia bertanya “Apakah PESAN boleh dicopy untuk saya
bagikan kepada orang lain?” Pertanyaan tersebut senada dengan
pertanyaan saudara Arthur Waluyo dari Salatiga yang mengatakan
“Saya membaca PESAN edisi 74 dan 75 di rumah teman, saya
sangat terkesan dengan isinya, khususnya tulisan kritis yang ada,

36 PESAN
 sebab merupakan pertanyaan dan pergumulan saya, yang selama
ini saya tanya kesana-sini, tetapi tidak pernah dapat penjelasan
memuaskan. Terima kasih, PESAN telah menjelaskan dengan
terang bagaimana sejatinya doa kristiani. Bolehkah saya
menyebarluaskan tulisan tersebut melalui internet?” Jawaban
redaksi atas dua penanya sama “ya dan boleh,” bahkan kami
anjurkan.
Saudara Hosea Jok dan Arthur Waluyo, sekiranya surat
pengampunan dosa masih berlaku sulit dibayangkan dampak
negatifnya hingga sekarang. Syukur, Paus “pemimpin gereja pada
masanya” diberi Tuhan kerendaan hati dan penguasaan diri,
bersedia mendengarkan masukan. Sayangnya kini makin susah
menemukan pemimpin seperti itu, sehingga pencerahan melalui
sebagian organisasi gereja sulit dilakukan, selain dogma dan
aturan yang menghambat, sikap sebagian manusianya jauh
berbeda dengan Paus yang rendah hati itu. Tetapi Tuhan tak
tinggal diam membiarkan Iblis membungkam kebenaran firman-
Nya, tangan perkasa-Nya kini melipatgandakan kesempatan
menembus kebuntuan dinding dogma – dengan pencerahan iman
kristiani langsung kepada pribadi lepas pribadi, melalui berbagai
media termasuk literatur, foto copy, fax, sms, internet, pertemuan
tatap muka, dll.
Berita Injil, perlu dicerahkan pada setiap generasi agar warga
kristiani semakin dikuatkan, disegarkan dan menghasilkan buah.
Bagi yang terpanggil dapat melakukannya dengan berbagai cara,
terjun langsung ke ladang-ladang, membantu dana dari garis
belakang, juga menyebarluaskan materi pemberitaan Injil seperti
yang akan anda lakukan. Terlebih jika anda dan teman-teman,
ada yang mampu dan bersedia menterjemahkan keberbagai bahasa,
maka pencerahan iman kristiani melalui PESAN akan menjadi
“gerakan” mendunia.
Majalah PESAN sudah dapat diakses di internet pada situs
www.gleamonline.org - dapat di download lalu dicopy di disc
atau usb flash dan di-print. Ini berarti biaya nge-print-nya menjadi
tanggungan saudara-saudara sendiri supaya prinsip bahwa PESAN
“tidak dijual” dapat terlaksana. Para pembaca yang ingin
membagikan materi atau majalah PESAN kepada sahabat-sahabat
dapat lebih mudah melakukannya. Selamat melaksanakan kerinduan
anda, silahkan di antara pembaca yang tergerak mengikuti jejak
saudara Hosea Jok dan Arthur Waluyo. Tuhan Yesus menyertai
dan memberkati saudara-saudara.

PESAN 37
Anjangsana:
Pelayanan Rohani Anak
di Balikpapan, Kalimantan Timur
P
uji Syukur kepada Tuhan
Yesus karena perkenanan-
NYA yayasan Pelita di
Kaltim bekerjasama dengan GAA
Sola Fide Balikpapan bisa
melaksanakan kegiatan pelayanan
penginjilan anak pada tanggal 17
November 2010. Acara ini dihadiri
kurang lebih 500 anak (belum
(termasuk orang tua). Bertempat
di Rumah makan Rica Rica.
Rencana awal target undangan 200
anak, tapi yang datang ternyata
diluar perkiraan. Pemberitaan Injil
(berita tentang Keselamatan) bagi
pelayanan anak ini disampaikan
oleh Samuel Motuloh (Hamba
Tuhan untuk pelayanan anak) yang
diikuti dengan antusias oleh anak-
anak yang hadir dan direspons
positif oleh para guru agama yang
membawa mereka ikut mendukung
acara ini dan minta untuk mengajak
mereka kembali apabila kegiatan
38
acara seperti ini akan dilaksanakan
lagi.
Puji Tuhan dan doakanlah.
Kegiatan acara ini telah dipro-
gramkan sebagai kegiatan acara
tahunan di Balikpapan.
Bersyukur dan berterima-
kasih kepada Tuhan Yesus yang
telah memberi kesempatan kepada
koordinator Pelita wilayah Kaltim
dan GAA Sola Fide Balikpapan
untuk memberitakan injil kepada
anak-anak SD di Balikpapan, se-
moga ada banyak generasi anggota
Tubuh Kristus di Balikpapan
dimasa depan yang tercipta lewat
pelayanan penginjilan anak-anak.
Terimakasih kepada semua
pihak yang mendukung lewat doa,
dana, tenaga, pikiran dan lain-lain
demi terlaksananya pelayanan
Rohani Anak I ini.
Tuhan Yesus memberkati.
Berita dari:
Johny Mamangkey koordinator yayasan
PELITA wilayah Kalimantan Timur
PESAN

B
eberapa bulan lagi usianya
akan ke angka tujuh belas
tahun. Keceriaan masa
remajanya selalu dihiasi senyum
dan cita-cita. Setiap orang yang
dekat dengannya selalu merasakan
manisnya sikap hati dan ketulusan
jiwanya. Sepertinya dia terlahir
untuk menunjukkan indahnya hari-
hari yang Tuhan karuniakan
kepadanya.
Dia memang memiliki
banyak kesamaan dengan remaja
putri yang menjadi sahabatnya.
Tetapi dia agak berbeda ketika
harus menunjukkan sikap dan cin-
tanya kepada Tuhannya.
“Pa, aku ingin mengumpul-
kan semua warta jemaat selama
aku ke gereja agar saat aku mati
nanti, papa dan mama dapat
menghitung berapa banyak kali aku
ke gereja” katanya saat bermanja-
manja dengan papanya.
“Aku juga ingin warta jemaat
ini dimasukan ke dalam peti ma-
PESAN
SAKSI KEMENANGAN
MENGHITUNG
HIDUP
tiku, bersama Alkitab yang selalu
aku baca.” Sambil menyusun lem-
baran warta jemaat dia menendang
lembut kaki papanya yang hanya
diam tidak menanggapi. “Papa
harus dengar dan ingat, jangan
diam saja.”
Papanya tersenyum, “Ade, kita
bicara yang lain saja, ya?”
“Oke,” diapun berlalu.
Beberapa hari setelah ber-
manja-manja dengan papanya, dia
terbujur di rumah sakit. Wajahnya
pucat menahan rasa sakit yang
menghantam tubuhnya. Papa,
mama dan kedua kakak laki-
lakinya tak pernah membiarkannya
sendirian dalam kesakitannya.
Mereka membelai dan tak henti
mengajaknya berdoa.
“Saya selalu berpikir tentang
sakitnya Tuhan Yesus ketika harus
menanggung dosa saya,” demikian
39
tuturnya dengan penuh perasaan.
“Juga mama ketika harus berjuang
dalam sakit karena melahirkan
saya dan papa harus mengabaikan
rasa sakit ketika berjuang meng-
hidupi kami.” Lanjutnya. “Sekarang
saya tahu semuanya, meski saya
tidak mampu menghitungnya
seperti saya menghitung berapa
kali saya ke gereja memuji Yesus
Juruselamat saya.”
Kata-katanya membuat air
mata kedua orang tua dan saudara-
saudaranya tak terbendung lagi.
Mereka menangis di kesedihan
yang menyergap mereka ketika
mereka juga menghitung hari-hari
hidupnya.
Ajarlah kami
menghitung hari-hari kami sedemikian,
hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
(Mazmur 90:12)
40
Di hitungan yang mendekati
angka tujuh belas tahun dia
membawa semua bukti dia pernah
ke gereja dan bukti dia membaca
Alkitabnya. Dia pergi ke rumah
Bapanya yang disediakan bagi
mereka yang tidak terhitung jum-
lahnya yang ditebus oleh kesakitan
Tuhan Yesus kekasih hatinya.
(Kesaksian ini diramu oleh
Ev. Szhonnie R Pontolawokang,
kisah seorang putri di GAA
Tanggerang yang kini sudah
berada di rumah Bapa di Surga).
PESAN
 YAYASAN PELAYANAN LITERATUR ANUGERAH
(Yayasan “PELITA”)
Berdiri di Jakata Tanggal, 19 Oktober 1984
Akte Notaris N. R. Makahanap No.41 tgl. 29 Januari 1988
Terdaftar pada Kementrian Agama RI No. F/KEP/138/1943/1989
Jl. Rawasari Barat III E-47 Jakarta 10510, PO Box 1134 Jakarta 13011

Untuk sumbangan sukarela (donasi) dapat dikirim Lewat

Bank:
BCA Cabang Mandala Raya,
No. Rek.: 3981244573, a.n. : N. Sinulingga
(Mohon copy nota/bukti transfer dikirim ke P.O. Box 1134 Jakarta 13011,
atau diberitahukan via e-mail ke pelitaministry@yahoo.co.id
atau SMS ke No. HP: 08161429490 atau No. HP: 081319209508.)

Pengurus Yayasan PELITA

Ketua : Dr. Frans P Tamarol

Wakil Ketua : Mangaranap Panjaitan, BSc
Sekretaris : Ir. Tumpal Aritonang, MSc
Bendahara : Dr. N. Sunaryo-Sinulingga
Anggota : - Jerry H M Sumanti, STh
- Drs. Johan A Sumampouw
- Hertok Hendrik Lantemona