Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Anestesiologi Indonesia

LAPORAN KASUS
Operasi Payudara dengan Anestesi Spinal Lumbar
Breast Surgery Under Lumbar Spinal Anaesthesia
Mohammad Sudrajat*, Moh. Sofyan Harahap**, Doso Sutiyono**
*
Resident of Anesthesiology and Intensive Theraphy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/Dr. Kariadi Hospital
**
Department of Anesthesiology and Intensive Care, Diponegoro University/Dr. Kariadi Hospital

Correspondence/ Korespondensi : mohsudrajat@gmail.com

ABSTRACK
General anaesthesia is a choice of anaesthesia for breast surgeries like mastectomy.
However, patients with lung metastases, poor pulmonary function are at a high risk for
perioperative mortality and morbidity because of pulmonary complications under
general anaesthesia. Alternative technique of anaesthesia should be considered for
patient with pulmonary problems, such as metastases of tumor and atelectasis, as well as
for patient who reject the general anaesthesia. Lumbar spinal anaesthesia, one of simple
and wellknown technique, could be taken as alternative for breast Surgery. We reported
three cases of breast surgery under lumbar spinal anaesthesia, without any adverse
reaction/problem, and patients are satisfy with the technique applied.
Keywords: spinal anaesthesia; breast surgery; regional anaesthesia

ABSTRAK
Anestesi umum adalah pilihan anestesi untuk operasi payudara seperti mastektomi.
Namun, pasien dengan metastasis paru, fungsi paru yang buruk memiliki risiko tinggi
untuk mortalitas dan morbiditas perioperatif karena komplikasi paru akibat anestesi
umum. Teknik alternatif harus dipertimbangkan untuk pasien dengan masalah paru,
seperti metastasis tumor dan atelektasis, serta untuk pasien yang menolak prosedur
anestesi umum. Anestesi spinal, salah satu teknik sederhana dan terkenal, bisa diambil
sebagai alternatif untuk operasi payudara. Kami melaporkan tiga kasus operasi
payudara dengan anestesi spinal lumbal, tanpa reaksi / masalah yang merugikan, dan
pasien puas dengan teknik yang diterapkan.
Kata Kunci: anestesi spinal; operasi payudara; anestesi regional

Volume X, Nomor 1, Tahun 2018


Terakreditasi DIKTI dengan masa berlaku 3 Juli 2014 - 2 Juli 2019
Dasar SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 212/P/2014 8
Jurnal Anestesiologi Indonesia

PENDAHULUAN dengan anestesi spinal lumbal sebagai


Kanker payudara adalah kanker teknik anestesi untuk operasi payudara.
yang paling sering didiagnosis pada
wanita.1 Akibatnya, kebutuhan untuk KASUS
perawatan bedah semakin meningkat. Ada tiga kasus kanker payudara
Saat ini, intervensi pembedahan lebih yang akan menjalani operasi di RSUP
konservatif, tetapi dalam banyak kasus, Dr. Kariadi pada bulan Mei 2018. Kasus
mastektomi parsial atau total masih dibu- 1 : wanita berusia 56 tahun menjalani
tuhkan.2 Anestesi umum adalah teknik mastektomi, karena kanker payudara
konvensional yang digunakan pada kanan dengan metastase paru dan
operasi payudara. Operasi payudara atelektasis. Kasus 2 : wanita 32 tahun
dikaitkan dengan insiden nyeri paska menjalani eksisi luas, karena tumor
operasi yang tinggi. Diperkirakan bahwa phylloides pada payudara kiri. Kasus 3:
lebih dari 50% wanita menderita nyeri Wanita berusia 59 tahun menjalani
kronis setelah operasi kanker payudara. prosedur singkat insisi lebar dan biopsi,
Anestesi regional merupakan alternatif atas indikasi kanker payudara kanan
yang baik untuk anestesi umum pada dengan metastase paru, atelektasis dan
operasi kanker payudara, memberikan efusi pleura.
analgesia superior dan efek samping lebih Semua pasien didiagnosis dan
sedikit yang berhubungan dengan disiapkan melalui klinik onkologi, dan
analgesia berbasis opiat. Anestesi setelah semua pemeriksaan pra operasi
regional menurunkan stres operatif, selesai, pasien dirawat di bangsal untuk
memberikan efek hemodinamik yang persiapan operasi. Data perioperatif
menguntungkan terutama untuk pasien
lengkap dari semua pasien ditunjukkan
sakit kritis, dan menurunkan morbiditas pada Tabel 1.
dan mortalitas paska operasi. Selain itu,
juga mengurangi mual dan muntah paska Konseling pra-operasi telah
operasi, dan memberikan blok sensorik dilakukan akukan dan persetujuan
paska operasi yang berkepanjangan, tindakan tertulis telah disetujui dan
meminimalkan kebutuhan obat pasien dengan status ASA II-III. Pasien
3
narkotika. Ada berbagai penelitian yang diberikan informasi dan mendapatkan
membandingkan spinal thoraks atau persetujuan jika dalam pembiusan
segmental dengan anestesi umum. anestesi regional spinal gagal atau sampai
Anestesi regional adalah teknik unik pada mengganggu pernapasan dan
operasi mastektomi kondisi sadar. kesadarannya akan dilakukan anestesi
Perhatian harus dilakukan pada umum. Pada pasien yang ditemukan
kenyamanan, keamanan, sedikit masalah dalam pemeriksaan fisik atau
komplikasi, dan mengurangi morbiditas penunjang akan dioptimalkan dan
dibandingkan anestesi umum.4 Kami berkolaborasi dengan lintas bidang
menyajikan 3 kasus manajemen anestesi keahlian seperti internist dan cardiologist.
yang berhasil pada wanita yang Kami berdiskusi dengan pasien-pasien ini
didiagnosis dengan tumor payudara, tentang teknik anestesi spinal lumbal

9 Volume X, Nomor 1, Tahun 2018


Jurnal Anestesiologi Indonesia

sebagai alternatif, dan setelah 0.5% heavy dan adjuvan fentanyl 25 mcg
mendapatkan persetujuan dari pasien dan (0,5 ml), setelah dipastikan dengan jelas
keluarga, kami menyiapkan pasien serta dan aliran bebas cairan serebrospinal dan
obat-obatan anestesi dan alat untuk aspirasi darah negatif. Obat-obatan
mencegah komplikasi. diberikan sangat lambat selama 2-2,5
menit. Dermatom diperiksa sampai
Pada pemeriksaan jalan napas,
setinggi T2, kemiringan meja operasi
edentulous pasien dapat membuka mulut
dikoreksi setelah tinggi blok yang
dengan ukuran tiga jari, dengan jarak
diharapkan tercapai. Pasien
thyro-mental 6 cm, dan pasien memiliki
dipertahankan dalam posisi lateral selama
gerakan sendi leher dan
10 menit setelah itu pasien terlentang
tympano-mandibula yang normal.
Pemeriksaan tulang belakang normal. untuk meminimalkan risiko blok spinal
tinggi atau total spinal. Tingkat anestesi
Pemeriksaan laboratorium seperti tes
yang adekuat dicapai hingga level T2.
darah rutin, kadar gula darah, elektrolit,
Semua prosedur seperti pada gambar 1.
tes fungsi ginjal dan profil koagulasi
Memonitoring terus menerus pada
berada dalam kisaran normal. Pasien
respirasi, tekanan darah, denyut jantung,
diberikan cairan I.V Ringer Laktat.
SpO2, dan tingkat kesadaran. Oksigen
Pasien didorong masuk ke ruang diberikan selama prosedur. Data
operasi. Pemantauan termasuk 3-lead intraoperatif lengkap dari semua pasien
electrocardiogram, pulse oximetry, dan ditunjukkan pada Tabel 2.
tekanan darah non-invasif. Akses
Durasi operasi berkisar 1-1,5 jam,
intravena diperoleh dengan menggunakan
dengan kehilangan darah 100-250 ml dan
IV-kateter18G pada ekstremitas atas dan
output urin 100-150 ml. 500-1000 ml
diberikan cairan intravena, yaitu Ringer
kristaloid (ringer's lactate) diberikan
laktat 500 ml sebelum anestesi spinal
sepanjang prosedur. Untuk analgesia pas-
lumbal dilakukan. Profilaksis
ka operasi, ketorolac 30 mg dan paraseta-
anti-aspirasi diberikan Inj. Ranitidine (50
mol 1000 mg diberikan. Paska operasi,
mg) dan Inj. Metoclopramide (10 mg).
pasien diamati di post anaesthesia care
Inj. Midazolam (1 mg) diberikan untuk
unit (PACU) selama 2 jam. Di PA CU,
mengurangi kecemasan. Oksigen
pasien tidak mengeluh nyeri, sesak, nyeri
diberikan melalui kanula nasal dengan
kepala, mual / muntah dan dysaesthesia
laju aliran 3 liter per menit. Meja operasi
lengan atau tangan atau kelumpuhan.
bagian kepala diturunkan dengan sudut
(Gambar 1)
sekitar 15-20° dengan sisi yang sakit
berada dibawah (misalnya lateral kiri
untuk mastektomi kiri). Blok DISKUSI
sub-arachnoid unilateral diberikan Anestesi umum saat ini adalah
dalam posisi lateral kanan atau kiri teknik standar yang digunakan untuk
(tergantung pada payudara yang akan tindakan bedah kanker payudara.
dioperasi) dengan pendekatan midline Kekurangan anestesi umum, tetapi tidak
dengan jarum spinal berukuran 25-27G di terbatas pada, kontrol nyeri karena
L2-L3 / L3-4, dengan 2,5 ml bupivacaine kurangnya analgesia, insidensi mual dan

Volume X, Nomor 1, Tahun 2018 10


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Table 1. Kar akter istik pasien dan data per ioper atif

Hemodinamik Perioperatif
Tinggi (cm) SBP/ HR RR T
Usia
No. (tahun) / Berat MAP (oC) Problem
(mm (per (per EKG X-ray Thorax
Kasus / jenis Badan (kg)/ men) men) fisik
kelamin Diagnosis / Hg)
Tindakan

1 56/W 156/63/ 126/ 84 18 36,7 Penurun- NSR Nodul paru


Kanker 72 an suara pada
payudara vesikular lapangan
kanan/ pada tengah paru,
Mastektomi paru matastasis
kanan tumor.
Atelektasis

2 32/W 145/46/ 120/ 75 14 36,4 None NSR Jantug dan


Kanker 70 paru dalam
payudara, batas
Tumor normal
Phyloides
payudara
kiri/
Eksisi luas

3 55/W 155/57/ 110/ 82 20 37 Penurun Sinus Nodul paru


Kanker 68 an suara taki- pada
payudara vesikular kardia lapangan
kanan/Insisi pada tengah dan
luas dan paru basal paru
kanan kanan,
biopsi matastasis
tumor.
Efusi pleura
Atelektasis.

Singkatan: W (Wanita), SBP (Systolic Blood Pressure), MA P (Mean A rterial Pressure),


HR (Heart Rate), RR (Respiratory Rate), T (Temperature), ECG (Electrokardiografi),
NSR (Normo Sinus Rhytm)

11 Volume X, Nomor 1, Tahun 2018


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Tabel 2. Data intr aoper atif

Tanda vital Efek merugikan


HR RR Dysaesthe-
No. SBP DBP MAP SpO2 Gangguan Mual/ sia / paralisis
kasus per per pernapasan Muntah lengan /
mmHg mmHg mmHg (%)
men men tangan
1. 122/110 86-70 68-70 70-80 14-16 99-100 none none none
2. 120/116 80-68 64-69 62-72 12-14 99-100 none none none
3. 126/109 82/72 68-70 64-70 12-16 99-100 none none none

Singkatan: SBP (Systolic Blood Pressure), DBP (Diastolic Blood Pressure), MA P (Mean
Arterial Pressure), HR (Heart Rate), RR (Respiratory Rate)

Gambar 1: Posisi kepala 15-20 derajat Gambar 2: Pr osedur anestesi spinal


kebawah lumbar

Gambar 3: pasien mer asa nyaman Gambar 4: pr osedur oper asi payudar a

Gambar 1. Pr osedur oper asi payudar a dengan anestesi spinal lumbar

Volume X, Nomor 1, Tahun 2018 12


Jurnal Anestesiologi Indonesia

muntah yang tinggi dan meningkatkan Spinal tinggi atau total merupakan
lama rawat inap .2 komplikasi anestesi spinal yang dapat
terjadi. Istilah "lengkap" atau "total"
Nitin C Kotwat4 menjelaskan
mengindikasikan blok anestesi yang
penggunaan anestesi spinal lumbar untuk
melibatkan tulang servikal dan diatasnya
operasi radikal mastektomi. Tusukan
(seperti batang otak dan saraf kranial).
dilakukan antara vertebra lumbar ke-3
Evidence menunjukkan bahwa factor
dan ke-4, yang menghasilkan analgesia
risiko pasien yang terkait dengan spinal
yang baik untuk operasi mastektomi
tinggi atau total pada Tabel 3. Manifestasi
tanpa efek pada otot pernapasan yang
klinis dari total spinal termasuk beberapa
dapat menyebabkan kesulitan bernapas.
atau semua ada pada Tabel 4. Insiden
Anestesi regional seperti anestesi total spinal tidak diketahui. Ada banyak
spinal atau epidural telah ditetapkan laporan kasus dan serangkaian kasus yang
sebagai manajemen perioperatif untuk terbatas dari komplikasi ini akibat
bedah toraks, abdomen dan ekstremitas anestesi spinal. Studi di Inggris dan
bawah dengan manfaat klinis pemulihan Perancis terbatas pada kardio-respirasi
lebih cepat, analgesia yang efektif dan yang fatal setelah dilakukan anestesi
hasil yang lebih baik. Selain itu, anestesi spinal. Jika total spinal diasumsikan
neuraksial dapat menghambat respon menjadi penyebab semua peristiwa ini
stres neuro-endokrin dan pasien yang maka ekstrapolasi data ini akan
dilakukan analgesia regional memiliki menunjukkan insidensi total spinal <1 /
kebutuhan opioid yang lebih rendah.2 100.000 hingga 27 / 100.000 (0,001-
Mastektomi radikal dengan anestesi 0,027%).5 (Tabel 3) (Tabel 4)
spinal adalah teknik yang sederhana, Pasien kanker payudara dengan
aman dan hemat biaya. Di era anestesi metastasis paru, efusi pleura dan
regional saat ini, ini dapat dipraktekkan atelektasis harus mempertimbangkan
dengan sangat baik. faktor risiko morbiditas dan mortalitas
Kelebihan: karena komplikasi paru. Komplians paru
secara merata berkurang pada semua
1. Tidak diperlukan keahlian khusus
pasien dengan metastasis limfangitik
karena prosedurnya identik dengan
difus. Pada subjek dengan multiple
anestesi spinal.
metastasis hematogen, penurunan
2. Dapat dipraktekkan dengan baik di
komplians paru berkaitan dengan
daerah perifer dengan fasilitas
keterlibatan jaringan tumor. Beberapa
minimal.
metastasis hematogen menyebabkan
3. Tidak ada kontraindikasi absolut
hipoksemia karena mekanisme seperti
kecuali untuk anestesi spinal.
shunt; metastasis lymphangitic difus
4. Mengurangi komplikasi intraoperatif
menurunkan oksigenasi karena efeknya
dan pakca-operasi.
pada area pertukaran gas di paru-paru.6
5. Morbiditas berkurang.
Agen anestesi umum, opiod, relaksan otot
6. Bermanfaat untuk pasien, kepuasan
dan ventilasi mekanis mengganggu fungsi
dan kenyamanan dokter bedah.4
pernapasan. Pasien-pasien ini sulit

13 Volume X, Nomor 1, Tahun 2018


Jurnal Anestesiologi Indonesia

disapih dari ventilator dan mungkin yang menjalani operasi mengalami


memerlukan ventilasi yang lama paska ketakutan akan anestesi. Sebagian besar
operasi. Pasien yang menjalani operasi wanita memiliki risiko lebih tinggi untuk
payudara juga biasanya dikaitkan dengan takut. Ketakutan dapat membawa
tingginya insiden mual dan muntah paska kecemasan, yang pada akhirnya, dapat
operasi (PONV). Nyeri dan PONV dapat mempengaruhi operasi pasien.9 Blok
memperpanjang pemulihan dan rawat regional adalah teknik anestesi yang tidak
inap. Blok regional memiliki insidensi menyebabkan hilangnya kesadaran
mual dan muntah yang lebih rendah, bila kecuali terjadi komplikasi.
dibandingkan dengan anestesi umum, Oleh karena itu, dalam kasus pasien
yang telah dibuktikan dalam beberapa kami, yang menderita kanker payudara
prosedur dan studi.7 dengan metastasis paru, efusi pleura dan
Pasien yang akan menjalani atelektasis serta pasien dengan kanker
prosedur bedah dan menolak prosedur payudara yang lebih memilih untuk
anestesi umum juga harus dipertim- menjalani operasi payudara, kami
bangkan tentang keputusan pasien. Kita merencanakan prosedur anestesi spinal
tidak boleh melanggar apa yang telah lumbar sebagai teknik anestesi yang
menjadi keputusan pasien atau keluarga- memberikan keamanan dan analgesia
nya. Setiap prosedur, teknik, keuntungan, dengan kondisi pembedahan yang
kerugian dan risiko medis yang mungkin meningkat.
terjadi telah dijelaskan. Dalam hal ini,
informed consent sangat diperlukan.
Informed consent adalah instrumen
hukum yang memungkinkan individu
untuk menentukan kepentingan mereka
sendiri dan untuk melindungi privasi atas
tubuh mereka.8 Sebagian besar pasien

Tabel 3. Faktor r esiko untuk spinal tinggi/total


1. Epidural sebelumnya (terutama “top up”)
2. Dosis obat anestesi lokal yang besar
3. Posisi supine yang cepat
4. Peningkatan tekanan intra-abdomen (termasuk kehamilan dan obesitas)5

Tabel 4. Manifestasi klinis total spinal


Kardio-respirasi Neurologikal
Hipotensi Mual dan kecemasan
Bradikardia Disnestesia lengan atau tangan atau kelumpuhan
Gangguan pernapasan Blok level sensorik yang tinggi
Apnea Keterlibatan saraf kranial
Penurunan saturasi oksigen Kehilangan kesadaran5

Volume X, Nomor 1, Tahun 2018 14


Jurnal Anestesiologi Indonesia

KESIMPULAN (2):530–47. Available from:


Anestesi regional seperti anestesi http://journals.lww.com/
spinal lumbar adalah salah satu pilihan anesthesiology/Abstract/2003/02000
yang lebih baik dalam teknik anestesi Postoperative_
untuk prosedur mastektomi dengan Nasea_and_Vomiting_in_Regional.36.
masalah paru dan pembedahan payudara aspx
tanpa kehilangan kesadaran. Anestesi 8. White SM. Consent for anaesthesia. J
spinal lumbar juga memberikan kualitas Med Ethics. 2004;30(3):286–90.
baik untuk analgesia intra / paska operasi 9. Ruhaiyem ME, Alshehri AA, Tawfeeq
dan dapat menurunkan kejadian mual dan NA. Fear of going under general
muntah paska-operasi (PONV). anesthesia : A cross-sectional study
Abstract Objectives : Materials and
DAFTAR PUSTAKA Methods : Results : Conclusion :

1. Solikhah S, Promthet S, Rakkapao N,


Hurst CP. Validation of an Indonesian
Version of the Breast Cancer
Awareness Scale (BCAS-I). Asian Pac
J Cancer Prev. 2017;18(2):515–22.
2. M GM, B KU, R DP. Unilateral Spinal
Anaesthesia For Toilet
Mastectomy-As An Alternative To
General Anaesthesia : A Case Report.
2015;3(32):12–4.
3. Mazy A, Mazy A. Thoracic Spinal
Anesthesia in Awake Breast Surgery.
2017;
4. Rajappa SA, Shaji J. Radical
Mastectomy under Lumbar Spinal
Anaesthesia. Vol.6, International
Journal of Biomedical Research. 2015.
5. Newman B, Registrar A, Hospital RH.
Complete Spinal Block Following
Spinal Anaesthesia Anaesthesia
Tutorial of the Week 180. 2010;
(May):1–4.
6. Popper HH. Progression and
metastasis of lung cancer. Cancer
Metastasis Rev. 2016;35(1):75–91.
7. Borgeat A, Ekatodramis G, Schenker
C. Postoperative nausea and vomiting
in regional anesthesia: a review.
Anesthesiology [Internet]. 2003;

15 Volume X, Nomor 1, Tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai