Anda di halaman 1dari 2

Faktor risiko : Pekerjaan

Usia pekerjaan seseorang dapat menjadikan dirinya pada


Penderita gonerrhea terbanyak yaitu usia 26-45 posisi atau kelompok yang memiliki risiko terhadap
tahun, karena usia tersebut merupakan usia dewasa penularan IMS, seperti gonore. Pekerjaan tersebut
(usia reproduksi aktif yang biasanya ditunjukkan diantaranya adalah PSK yang merupakan kelompok
dengan frekuensi aktivitas seks yang meningkat. orang-orang yang suka bergantiganti pasangan seks,
Peningkatan aktivitas seksual ini dapat memicu berisiko tinggi untuk tertular IMS, spt gonore.
aktivitas seksual bebas jika tidak disertai dengan Status sosial ekonomi rendah
pasangan resmi atau perbedaan orientasi seksual status sosial ekonomi rendah atau kurang dapat
seperti gay atau biseksual. Kemudian, pada usia memicu seseorang melakukan pekerjaan apapun
>30tahun ini juga biasanya mulai timbul kejenuhan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya salah satunya
dengan pasangannya , terjadi perbedaan pendapat, adalah bekerja sebagai PSK, yang suka berganti-ganti
masalah ekonomi, bahkan masalah dalam hal pasangan seks dan berisiko tinggi untuk tertular IMS,
merawat anak sehingga ada keinginan untuk mencari seperti gonore
suasana yang baru, yaitu mencari kepuasan dengan status perkawinan
pasangan. Aktivitas seks yang tinggi dan ganti2 insidensi penyakit menular seksual, seperti gonore
pasangan pada kelompok usia inilah yang akan lebih tinggi pada orang yang belum kawin, bercerai,
menyebabkan terjadinya gonore. atau orang yang terpisah dari keluarganya drpd orang
Jenis Kelamin yang sudah kawin karena pemenuhan kebutuhan
Berdasarkan hasil penelitian, pasien yang berjenis seksualnya terpenuhi sehingga status perkawinan itu
kelamin pria sebanyak 62,2% dan wanita sebanyak dapat menjadi penghalang untuk melakukan seks
37,8%. Hal ini terhadi karena adanya perbedaan bebas
susunan anatomi organ saluran kemih. Dan juga
priaitu dianggap lebih promiskuitis (lebih sering Tatalaksana
melakukan seks bebas) drpd perempuan sehingga Karena beberapa obat seperti, sifrofloksasin,
lebih banyak kemunggkinan terjadinya penularan ofloksasin itu pada beberapa kasus menimbulkan
penyakit gonore pada pria. resistensi, sehingga cdc merekomendasikan ceftriaxon
Tingkat Pendidikan 500mg dosis tunggal IM sebagai lini pertama pada
Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pengobatan gonore. Namun, apabila pemberian
pengetahuan, sikap dan perilaku seksual seseorang injeksi intramuskular tidak memungkin atau ditolak
sehingga sangat berasosiasi kuat dengan kejadian oleh pasien maka dapat diberikan rejimen alternatif
gonore. Kerentanan seseorang karena rendahnya antimikroba sebagai terapi lini utamanya, yaitu
tingkat pendidikan membuat seseorang mengalami cefiksim 100 mg dosis tunggal per oral.
defisit informasi tentang penyakit gonore termasuk Kemudian, Semua pedoman saat ini
cara penularan dan pencegahannya. Padahal tanpa merekomendasikan pengobatan bersama dengan
tahu cara penularan dan pencegahan yang tepat, azitromisin untuk C. trachomatis , terlepas dari hasil
mustahil seseorang dapat melindungi diri dari risiko tes klamidia nya. Alasan pengobatan bersama
tertular gonore. tersebut karena termasuk tingginya tingkat koinfeksi
Berganti-ganti pasangan seks dan aktivitas antigonokokus azitromisin dan
Berganti-ganti pasangan berarti melakukan aktifitas doksisiklin. 
seksual yang tidak sehat. Salah satu akibat yang
ditimbulkan oleh aktivitas seks yang kurang sehat Edukasi
adalah munculnya penyakit menular seksual, seperti 1. Pasien diberikan edukasi berupa anjuran bila
gonore. Penularan penyakit ini biasanya terjadi karena memungkinkan untuk periksa dan obati pasangan
seringnya seseorang melakukan hubungan seksual seksual yang kontak dengan pasien 60 hari
dengan berganti-ganti pasangan. Bisa juga karena sebelum timbul gejala (notifikasi pasangan)
melakukan hubungan seksual dengan orang yang karena apabila pasangan nya tidak diobati, maka
sebelumnya sudah terkena penyakit gonore jika bapak ini sembuh kemungkinan bisa
terinfeksi ulang dari pasangan seksualnya.
2. dianjurkan juga untuk tidak melakukan hubungan
seksual (abstinensia) sampai terbukti sembuh
secara laboratorius, dan apabila tidak dapat
menahan diri dianjurkan untuk memakai kondom,
sebelum memakai kondom, disarankan untuk
melihat tanggal pembuatan dan tanggal
kadaluarsanya terlebih dahulu, jangan memakai
kondom bekas dan juga perlu diperhatikan
bagaimana cara pemasangan dan cara melepas
kondom yang benar (ada pada slide selanjutnya)
3. melakukan kunjungan ulang untuk tindak lanjut di
hari ke-3 dan hari ke-7 untuk di evaluasi ulang
4. serta sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual
sebelum menikah.
5. Tidak lupa juga diberikan konseling kepada pasien
mengenai penyakit pasien, penyebab dan cara
penularannya, komplikasi jika tidak diobati secara
tuntas, terapi dan aturan penggunaannya, serta
prognosanya

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6524
331/
file:///C:/Users/User/Downloads/81-371-1-PB.pdf
file:///C:/Users/User/Downloads/1109-4024-1-PB.pdf
file:///C:/Users/User/Downloads/4198-14695-2-
PB.pdf
https://jurnal.polibara.ac.id/index.php/medsains/artic
le/view/47/42
https://www.cdc.gov/std/gonorrhea/treatment.htm
file:///C:/Users/User/Downloads/6055-409-12333-1-
10-20171210.pdf
http://angsamerah.com/pdf/Angsamerah-
Pedoman_Nasional_IMS_2011.pdf
https://www.alomedika.com/komunitas/topic/gonorr
e

Anda mungkin juga menyukai