Anda di halaman 1dari 6

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN

MELALUI KEPEMIMPINAN MUTU KEPALA RUANGAN


(Implementation of Quality Management System of Nursing Care Through Quality
Leadership of Nurse Unit Manager)

Ana Pratiwi*, Aziz Alimul Hidayat*, Ratna Agustin*


*Departemen of Nursing, Faculty of Health Science, Muhammadiyah University of Surabaya
Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya
Email: azizhidayat@yahoo.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Sistem manajemen mutu merupakan suatu tatanan yang menjamin tercapainya tujuan dan sasaran mutu yang
direncanakan dalam pelayanan keperawatan. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi implementasi sistem manajemen
mutu di ruangan rawat inap adalah kepemimpinan mutu kepala ruangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kepemimpinan mutu kepala ruangan terhadap implementasi sistem manajemen mutu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit.
Metode: Metode penelitian ini menggunakan penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 8 ruangan yang terdiri dari Paviliun Multazam, Arofah, Sakinah, Shofa Marwah, Annisa, Mina,
Ismail, dan ICU yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan data menggunakan simple random sampling.
Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, wawancara dan observasi. Analisis data dengan menggunakan uji
statistik Regresi Linear Sederhana dengan nilai kemaknaan α ≤ 0,05. Hasil: Hasil penelitian di dapatkan kepemimpinan mutu
kepala ruangan sebagian besar baik (50%) dan implementasi sistem manajemen mutu pelayanan keperawatan juga sebagian
besar baik (62,5%). Hasil analisa dengan uji Regresi Linear Sederhana di dapatkan ada pengaruh kepemimpinan mutu
kepela ruangan terhadap implementasi sistem manajemen mutu ruang rawat inap (ρ= 0,024). Kesimpulan: Dari hasil
penelitian ini diharapkan perawat meningkatkan komitmen dan tanggung jawab dalam mengimplementasi sistem manajemen
mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat inap sehingga dapat mencapai mutu pelayanan keperawatan yang berkualitas
dan dapat meningkatkan kepercayaan, kepuasan pada pasien, keluarga, masyarakat terhadap pelayanan keperawatan.
Kata Kunci : Kepemimpinan Mutu, Implementasi Sistem Manajemen Mutu.

ABSTRACT
Introduction: The quality management system is an order that ensures the achievement of goals and quality objectives which
are planned in nursing care. One of the factors that may affect the implementation of quality management systems in the
inpatient units is the quality leadership of head nurse. This study aims to determine the effect of the quality leadership of the
head nurse to the implementation of quality management systems of nursing cares in hospital. Methods: The research
method uses analytical research with cross-sectional approach. The sample of this study consists of eight wards; They are
Multazam pavillion, Arofah, Sakinah, Shofa Marwah, Annisa, Mina, Ismail, and ICU which meet with the inclusion and
exclusion criteria. The data was taken by using simple random sampling. The data collection by using questionnaires,
interviews and observation. Data analysis used a simple statistical linear regression tests with a significance the value of α ≤
0.05. Results: The results showed that the quality of leadership of the head of wards is mostly good (50%) and the
implementation of quality management system of nursing care is mostly good (62.5%). Results of analysis of the simple linear
regression test on the influence of leadership quality of the head nurse through the implementation of the quality
management system of inpatient units (ρ = 0.024). Conclusion: The results of this study expect the nurses to increase the
commitment and responsibility in implementing the quality management system of nursing cares in the inpatient units so as to
achieve the excellent quality of nursing cares and can boost confidence, satisfaction of patients, families, and communities on
nursing care.
Keywords: Quality Leadership, Quality Management System Implementation

PENDAHULUAN menyatakan bahwa tiga ruangan di Rumah


Sakit Siti Khodijah dengan mutu pelayanan
Sistem manajemen mutu merupakan suatu
keperawatan kurang dan dua ruangan dengan
tatanan yang menjamin tercapainya tujuan dan
mutu pelayanan keperawatan cukup.
sasaran mutu yang direncanakan termasuk di
Faktor yang mempengaruhi mutu
dalam pelayanan keperawatan (Semuel &
pelayanan terdiri atas unsur masukan meliputi
Zulkarnain 2011). Salah satu masalah yang
tenaga, dana dan sarana, unsur lingkungan
sering terjadi di pelayanan keperawatan adalah
meliputi kebijakan, organisasi dan manajemen,
rendahnya implementasi sistem manajemen
dan unsur proses meliputi tindakan medis dan
mutu pelayanan keperawatan, termasuk dapat
tindakan non medis (Azwar 1996). Dalam
di temukan di RS Siti Khotijah. Hal ini
unsur masukan terdapat tenaga dan
berdasarkan penelitian (Amaliyah 2014).

1
Jurnal Ners Vol. 11 No.1 April 2016: 1-6

kepemimpinan mutu.Untuk itu salah satu yang sekunder. Data primer didapat dari responden
dapat digunakan untuk mengatasi masalah melalui pemberian kuesioner dan wawancara
mutu pelayanan adalah melalui perbaikan secara langsung.
kepemimpinan yang berbasis mutu, hal Prosedur pengumpulan data dilakukan
jugadapat ditemukan pada penelitian yang dengan menggunakan cara, kuesioner dan
dilakukan (Dhinamita Nivalinda, M.C. Inge wawancara. Kuesioner terdiri atas 20
Hartini 2013) bahwa kepemimpinan kepala pertanyaan dengan skala likert, yang meliputi
ruang yang efektif akan mempengaruhi upaya pertanyaan focus tentang perencanaan dengan
menggerakkan perawat dalam lingkup kriteria yakni (1) analisa situasi, (2) penetapan
wewenangnya untuk menerapkan budaya tujuan, (3) sasaran, (4) kegiatan program, (5)
keselamatan pasien. Perawat dengan motivasi monitoring dan evaluasi. Pertanyaan dengan
baik akan menerapkan budaya keselamatan focus tentang pelaksanaan dengan kriteria
pasien dengan baik. yakni (1) pelatihan, (2) survey kebutuhan, (3)
Kepemimpinan kepala ruangan memiliki identifikasi proses, (4) pembentukan tim.
peran penting didalam implementasi sistem Pertanyaan dengan focus pertanyaan tentang
manajemen mutu di ruangan karena kepala pemeriksaan dengan kriteria yakni (1)
ruangan mempunyai tanggung jawab dalam menjalankan sesuai rencana, (2) mengamati
mengelola, merencanakan, dan mengendalikan hasil, (3) efek yang terjadi, (4) adanya
kinerja stafnya dalam manajemen keperawatan perubahan. Pertanyaan fokus tentang
(Parahita 2010). Sehingga untuk mengatasi perbaikan dengan kriteria yakni (1) studi
masalah dalam implementasi sistem situasi yang sedang berlangsung, (2)
manajemen mutu, dapat diatasi dengan standarisasi, (3) dokumentasi, (4) inovasi ide.
kepemimpian mutu kepala ruangan yang Analisis data yang digunakan adalah uji
berorientasi pada mutu pelayanan. regresi linear sederhana untuk mengetahui
Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan pengaruh antara variabel independen dan
penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh variabel dependen dengan skala data ordinal
kepemimpinan mutu kepala ruangan terhadap dan tingkat kemaknaan α ≤ 0,05.
implementasi sistem manajemen mutu
palayanan keperawatan di Rumah Sakit. HASIL
Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil
BAHAN DAN METODE
kepemimpinan mutu kepala ruangan yang baik
Metode penelitian yang di gunakan adalah ada 4 ruangan (50%) dan implementasi sistem
analitik cross sectional. Populasi dalam manajemen mutu pelayanan keperawatan yang
penelitian ini adalah seluruh ruangan rawat baik ada 5 ruangan (62,5%). Sedangkan
inap di Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang kepemimpinan mutu kepala ruangan yang
pada tahun 2014. Sampel dalam penelitian ini cukup ada 4 ruangan (50%) dan implementasi
adalah ruangan rawat inap sebanyak 8 unit sistem manajemen mutu pelayanan
ruangan rawat inap di Rumah Sakit Siti keperawatan yang cukup ada 3 ruangan
Khodijah Sepanjang yakni ICU, Paviliun Sofa (37,5%). Hasil analisis uji regresi linear
Marwa, Paviliun Mina, Paviliun Multazam, sederhana didapatkan hasil signifikan dengan
Paviliun Ismail, Paviliun Arofah, Paviliun ρ=0,024, maka hasil kesimpulannya ada
Anisa, Paviliun Sakinah. Pengumpulan data pengaruh kepemimpinan mutu kepala ruangan
dilakukan selama tiga bulan. Sumber data terhadap implementasi sistem manajemen
diperoleh berasal dari sumber primer dan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit.

Tabel 1. Hasil pengujian hipotesis pengaruh langsung antara kepemimpinan mutu kepala ruangan
terhadap implementasi sistem manajemen mutu pelayanan keperawatan
Implementasi SSM
Kepemimpinan
Baik Cukup Jumlah
Mutu Kepala Ruangan
n % n % n %
Baik 4 50% 0 0% 4 50%
Cukup 1 12,5% 3 37,5% 4 50%
Jumlah 5 62,5% 3 37,5% 8 100%
Uji regresi Linear Sederhana ρ=0.024 (α<0.05)

2
Implementasi Sistem Manajemen Mutu (Ana Pratiwi, dkk.)

PEMBAHASAN membandingkan hasil yang diperoleh dengan


perencanaan yang dibuat.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
Menurut Juran dalam (Wijono 1999)
bahwa kepemimpian mutu kepala ruangan
menyatakan mutu tidak datang demikian saja,
pada 8 ruangan rawat inap menunjukkan
perlu direncanakan dan dirancang,
bahwa sama besarnya antara kepemimpinan
perencanaan mutu merupakan suatu bagian
baik dan cukup (50%). Hal ini disebabkan
yang diperlukan yakni melalui perencanaan
karena dari latar belakang pendidikan kepala
mutu, pengendalian mutu, dan peningkatan
ruangan mempunyai latar pendidikan yang
mutu. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh
bervariasi, yakni S1 Keperawatan dan Diploma
(Dhinamita Nivalinda, M.C. Inge Hartini 2013)
Keperawatan.
menjelaskan bahwa kepemimpinan kepala
Makin tinggi tingkat pendidikan
ruangan yang efektif akan mempengaruhi
seseorang, makin mudah menerima informasi
upaya menggerakkan perawat dalam lingkup
sehingga makin banyak pula pengetahuan yang
wewenangnya untuk menerapkan budaya
dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang
keselamatan pasien.
akan menghambat perkembangan sikap
Perencanaan mutu, pengendalian mutu
sesorang terhadap nilai-nilai yang baru
dan peningkatan mutu oleh kepemimpinan
diperkenalkan. Menurut Kopelman dalam
mutu kepala ruangan dibutuhkan dalam
(Nursalam 2014), faktor penentu organisasi
menjalankan pengorganisasian diruangan
yakni kepemimpinan dan sistem imbalan
dalam meningkatkan mutu pelayanan
berpengaruh pada kinerja individu atau
keperawatan. Disamping itu kepala ruangan
organisasi melalui motivasi, sedang faktor
diharapkan dapat bertanggung jawab dan
penentu organisasi, yakni pendidikan
mampu melaksanakan manajemen
berpengaruh pada kinerja individu atau
keperawatan sehingga dapat menghasilkan
organisasi melalui variabel pengetahuan,
pelayanan yang berkualitas. Tujuan akhirnya
keterampilan atau kemampuan. Kemampuan
adalah terciptanya kepuasan pada pasien dan
dibangun oleh pengetahuan dan keterampilan
keluarga.
tenaga kerja.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
Hal ini juga dapat dilihat dari tiga
bahwa implementasi sistem manajemen mutu
indikator kepemimpinan mutu kepala ruangan
pelayanan keperawatan pada 8 ruangan rawat
anatara lain perencanaan mutu, pengendalian
inap menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu
mutu dan peningkatan mutu. Berdasarkan hasil
baik. Hal ini disebabkan karena dalam
penelitian diperoleh rata-rata perencanaan
ruangan/organisasi yang menjalankan sistem
mutu oleh kepemimpinan mutu kepala ruangan
manajemen mutu bukan hanya kepala ruangan
(75,2 %), untuk rata-rata pengendalian mutu
tetapi perawat pelaksana. Sumber daya
oleh kepemimpinan mutu kepala ruangan (83,5
manusia, komitmen terhadap pekerjaan,
%) dan rata-rata dari peningkatan mutu oleh
tanggung jawab, situasi kerja, evaluasi
kepemimpinan mutu kepala ruangan (74,6 %).
berkesinambungan dan budaya organisasi juga
Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa
akan mempengaruhi dalam implementasi
perencanaan yang baik akan menentukan
sistem manajemen mutu pelayanan
keberhasilan kegiatan dan pencapaian tujuan
keperawatan dalam suatu organisasi/ruangan.
serta menghindari keterperangkapan dalam
Komitmen terhadap mutu harus menjadi
ketidaksiapan dari seluruh komponen
peran utama setiap pemimpin dan setiap orang
kepemimpinan. Fungsi perencanaan sebaiknya
dalam lembaga/organisasi untuk meningkatkan
dilakukan oleh kepala ruangan secara optimal
mutu karena mutu adalah urusan setiap orang,
agar dapat memberikan arah kepada perawat
disamping komitmen kerjasama tim yang solid,
pelaksana, mengurangi dampak perubahan
kepengawasan yang ketat dan sumber daya
yang terjadi, memperkecil pemborosan atau
yang memadai merupakan faktor yang
kelebihan dan menentukan standart yang akan
menentukan keberhasilan peningkatan mutu.
digunakan dalam melakukan pengawasan serta
Budaya kerja sebagai pola kebiasaan yang
pencapaian tujuan. Kepemimpian dalam
didasarkan cara pandang atau cara seseorang
penegendalian berguna untuk menentukan
memberikan makna terhadap kerja yang
kegiatan yang akan datang, mengumpulkan
mewarnai suasana hati dan keyakinan yang
umpan balik dan hasil-hasil yang secara
kuat atas nilai-nilai yang diyakininya, serta
periodik ditindaklanjuti dalam rangka

3
Jurnal Ners Vol. 11 No.1 April 2016: 1-6

memiliki semangat bersungguh-sungguh untuk pelayanan keperawatan, hal tersebut


mewujudkan-nya dalam bentuk prestasi kerja. berdasarkan hasil uji statistik Regresi Linear
Hal ini dapat di lihat dari empat indikator Sederhana didapatkan hasil signifikan
implementasi sistem manajemen mutu menunjukkan nilai p=0.024 α <0.05.
pelayanan keperawatan oleh kepala ruangan Adanya pengaruh juga dapat di lihat dari
yakni perencanaan (plan), pelaksanaan (do), tiga indikator kepemimpinan mutu yang
pemeriksaan (check), dan perbaikan (action). digunakan yaitu perencanaan mutu,
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai pengendalian mutu dan peningkatan mutu,
rata-rata dari perencanaan (plan) oleh kepala sedangkan implementasi sistem manajemen
ruangan dalam implementasi sistem mutu dapat dilihat dari empat indikator yang
manajemen mutu pelayanan keperawatan (89,2 digunakan yaitu perencanaan (plan),
%), untuk rata-rata yang diperoleh dari pelaksanaan (do), pemeriksaan (check) dan
pelaksanaan (do) oleh kepala ruangan dalam perbaikan (action).
implementasi sistem manajemen mutu Dalam perencanaan mutu kepala ruangan
pelayanan keperawatan (72,5 %), untuk rata- kurang melaksanakan identifikasi kepuasan
rata yang diperoleh dari pemeriksaan (check) pasien dalam pelayanan keperawatan, dalam
oleh kepala ruangan dalam implementasi pengendalian mutu kepala ruangan kurang
sistem manajemen mutu pelayanan bertindak terhadap penyimpangan mutu
keperawatan (62,5 %), dan rata-rata dari dengan pengawasan terus-menerus, dalam
perbaikan (action) oleh kepala ruangan dalam peningkatan mutu kepala ruangan tidak
implementasi sistem manajemen mutu mengirimkan seminar/pelatihan untuk perawat
pelayanan keperawatan (62,5 %). pelaksana. Sedangkan dalam implementasi
Menurut Deming dalam (Wijono 1999) sistem manajemen mutu dalam perencanaan
menyatakan untuk membantu (plan) ruangan belum memiliki rencana
menyelenggarakan dan menegakkan organisasi strategis dalam pelayanan, dalam pelaksanaan
mutu dalam jangka panjang dan berkelanjutan (do) ruangan tidak memberikan fasilitas untuk
terdiri dari empat tahapan yang satu mengikuti seminar/pelatihan pada perawat dan kurang
yang lain berulang-ulang yaitu melalui melakukan survey kebutuhan pasien, dalam
perencanaan (plan), pelaksanaan (do), pemeriksaan (check) ruangan belum
pemeriksaan (check) dan perbaikan (action). melakukan pemeriksaan terhadap program
Dalam setiap prosesnya senantiasa melakukan yang telah dilaksanakan dan ruangan kurang
perencanaan yang matang, implementasi yang melakukan monitoring hasil kinerja perawat
terukur dengan jelas, dilakukan evaluasi dan dalam memberikan pelayanan keperawatan,
analisis data yang akurat serta tindakan dalam perbaikan ruangan kurang
perbaikan yang sesuai dan monitoring menindaklanjuti hasil dari audit.
pelaksanaannya agar bisa menuntaskan Hal ini dikarenakan dalam kepemimpinan
masalah yang terjadi di organisasi. mutu kepala ruangan dapat mempengaruhi
Dalam implementasi sistem manajemen sistem manajemen mutu pelayanan
mutu akan sangat efektif apabila setiap bagian keperawatan dalam ruangan yang dipimpin
dari organisasi memahami fungsi, tanggung oleh kepala ruangan, tetapi dalam
jawab, dan keterkaitannya dengan bagian lain implementasi sistem manajemen mutu juga
dalam sistem tersebut. Perencanaan, dapat dipengaruhi oleh faktor lain dari ruangan
pelaksanaan, pemeriksaan dan perbaikan oleh bukan hanya dipengaruhi oleh kepemimpinan
kepala ruangan dalam sistem manajemen mutu kepala ruangan, faktor tersebut yakni
di ruangan secara tidak langsung akan kesadaran mutu setiap perawat pelaksanan,
mempengaruhi baik buruknya mutu pelayanan sumber daya manusia, komitmen perawat
keperawatan dalam ruangan karena itu dengan dalam menjalankan pekerjaannya, tanggung
implementasi sistem manajemen mutu jawab dalam tugas keperawatan. Hal ini sesuai
bertujuan untuk meningkatkan dan yang dikemukakan oleh (Daisy Debora Grace
memberikan pelayanan yang terbaik kepada Pangemanan & Tarore 2013) menyatakan
pasien dalam menjaga mutu pelayanan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi
keperawatan. efektivitas penerapan sistem manajemen mutu
Hasil penelitian menunjukkan ada yaitu kepemimpinan mutu, kesadaran mutu,
pengaruh kepemimpinan mutu kepala ruangan sumber daya manusia, komitmen manajemen,
dengan implementasi sistem manajemen mutu tanggung jawab manajemen, iklim kerja,

4
Implementasi Sistem Manajemen Mutu (Ana Pratiwi, dkk.)

eveluasi berkesinambungan, dan budaya efektif adalah pemimpin yang melaksanakan


organisasi. Komitmen terhadap mutu harus tugasnya dengan mengombinasikan antara
menjadi peran utama setiap pemimpin dan faktor bawaan, perilaku dan situasi. Pemimpin
setiap orang dalam lembaga/organisasi untuk yang efektif memerlukan kemampuan untuk
meningkatkan mutu karena mutu adalah urusan menggunakan proses penyelesaian masalah,
setiap orang, disamping komitmen kerjasama mempertahankan kelompok secara efektif,
tim yang solid, kepengawasan yang ketat dan mempunyai kemempuan komunikasi yang baik
sumber daya yang memadai merupakan faktor dengan bawahannya, menunjukkan kejujuran
yang menentukan keberhasilan peningkatan dalam memimpin, kompeten, kreatif dan
mutu. mampu mengembangkan kelompok.
Menurut Juran dalam (Wijono 1999) Implementasi sistem manajemen mutu
menyatakan mutu tidak datang demikian saja, pelayanana keperawatan dapat terlakasanan
perlu direncanakan dan dirancang, dengan kerjasama antara kepemimpinan mutu
perencanaan mutu merupakan suatu bagian kepala ruangan dengan perawat pelaksana
yang diperlukan yakni melalui perencanaan yang memberikan pelayanan sesuai standar
mutu, pengendalian mutu, dan peningkatan yang sudah ditetapkan dalam setiap ruangan
mutu. Menurut Deming dalam (Wijono 1999), dan berpedoman pada peningkatan mutu.
untuk membantu menyelenggarakan dan Sehingga akan menghasilkan output yaitu
menegakkan organisasi mutu dalam jangka mutu pelayanan keperawatan yang berkualitas
panjang dan berkelanjutan terdiri dari empat yakni kepuasan pada pasien, kenyamanan,
tahapan yang satu mengikuti yang lain keselamatan, tidak terjadinya kecemasan pada
berulang-ulang yaitu melalui perencanaan pasien, terpenuhinya kebutuhan kebersihan dan
(plan), pelaksanaan (do), pemeriksaan (check) perawatan diri, meningkatnya penegetahuan
dan perbaikan (action). pasien.
Menurut teori kontemporer bahwa teori
ini menekankan pada empat komponen penting SIMPULAN DAN SARAN
dalam suatu pengelolaan, yaitu
Simpulan
manajer/pemimpin, staf dan atasan, pekerjaan,
serta lingkungan. Dalam melaksanakan suatu Kepemimpinan mutu kepala ruangan di
manajemen seorang pemimpin harus RS Siti Khotijah adalah sebagian besar baik
mengintegrasikan keempat unsur tersebut (50%) dan implementasi sistem manajemen
untuk mencapai tujuan organisasi. Staf atau mutu pelayanan keperawatan juga sebagian
pegawai adalah manusia sebagai suatu sistem besar baik (62,5%). Hasil analisa dengan uji
terbuka yang selalu berinteraksi dengan Regresi Linear Sederhana pada pengaruh
sekitarnya dan berkembang secara dinamis, kepemimpinan mutu kepala ruangan terhadap
asumsi terori ini sebagai berikut: (1) manusia implementasi sistem manajemen mutu
memiliki karakteristik yang sangat komplek, pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Siti
mereka mempunyai motivasi yang bervariasi Khodijah Sepanjang di dapatkan hasil dengan
dalam melakukan suatu pekerjaan; (2) motivasi ρ= 0,024 < α = 0,05, sehingga dapat
seseorang tidak tetap, tetapi berkembang sesuai disimpulkan bahwa implementasi sistem
perubahan waktu; (3) tujuan bisa berbeda pada manajemen mutu dapat di pengaruhi oleh
situasi yang berbeda pula; (4) produktivitas kepemimpinan mutu kepala ruangan.
dipengaruhi oleh tugas yang harus
diselesaikan, kempuan seseorang, pengalaman Saran
dan kesadaran.
Saran yang dapat diberikan adalah untuk
Proses implementasi sistem manajemen
meningkatkan mutu pelayanan hendaknya
mutu akan efektif bila perencanaan,
rumah sakit lebih menerapkan sistem
pelaksanaan, pemeriksaan dan perbaikan
manajemen mutu dalam pelayanan
dijalankan oleh kepala ruangan dengan baik
keperawatan dan untuk mengimplementasikan
dan akan lebih baik lagi apabila kepala
sistem mnajemen mutu maka dibutuhkan peran
ruangan denagn kepemimpianannya yang
kepemimpinan mutu oleh kepala ruangan.
efektif dapat mengontrol dan mengawasi
perawat dalam melaksanakan tindakan
KEPUSTAKAAN
keperawatan. Menurut teori kontingensi dan
Amaliyah, M., 2014. Hubungan Gaya
situasional menekankan bahwa pemimpin yang

5
Jurnal Ners Vol. 11 No.1 April 2016: 1-6

Kepemimpinan Kepala Ruangan dan Available at:


Kinerja Perawat Dengan Mutu http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JMK
Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit / article/view/1010.
Siti Khodijah Sepanjang. Nursalam, 2014. Managemen Keperawatan :
Azwar, A., 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Kesehatan : Aplikasi Prinsip Lingkaran Profesional, Jakarta: Salemba Medika.
Pemecahan Masalah, Jakarta: Pustaka Parahita, I.K., 2010. Analisis Kinerja Kepala
Sinar Harapan. Ruang Setelah Mendapat Pelatihan
Daisy Debora Grace Pangemanan & Tarore, Manajemen Keperawatan Menurut
H., 2013. FAKTOR-FAKTOR YANG Persepsi Staf Keperawatan Di Rumah
MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta.
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN Unversitas Muhammadiyah Surakarta.
MUTU ISO 9001 : 2008 PADA Available at:
PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI http://eprints.ums.ac.id/9493/1/J2100601
KOTA MANADO. Jurnal Ilmiah Media 00.pdf.
Engineering, 3(1), pp.49–53. Available Semuel, H. & Zulkarnain, J., 2011. Pengaruh
at: Sistem Manajemen Mutu Iso Terhadap
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jim Kinerja Karyawan Melalui Budaya
e/article/view/4260/3789. Kualitas Perusahaan (Studi Kasus PT.
Dhinamita Nivalinda, M.C. Inge Hartini, A.S., Otsuka Indonesia Malang). Jurnal
2013. Pengaruh Motivasi Perawat Dan Manajemen dan Kewirausahaan, 13(2),
Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang pp.162–176. Available at:
Terhadap Penerapan Budaya http://jurnalmanajemen.petra.ac.id/index.
Keselamatan Pasien Oleh Perawat php/man/article/view/18332/18177.
Pelaksana Pada Rumah Sakit Pemerintah Wijono, D., 1999. Manajemen Mutu
Di Semarang. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan., Surabaya:
Keperawatan, 1(2), pp.138–145. Airlangga University Press.

Anda mungkin juga menyukai