Anda di halaman 1dari 21

 Dealer Pulsa
 Produk
 Registrasi
 Transaksi
 Deposit
 Kontak

Di Balik Penggunaan Sidik Jari sebagai


Bahan Identifikasi
Author: maspem

12 Jul

Awalnya sidik jari ditemukan hanya sebagai bagian dari anatomi manusia.
Kemudian, sidik jari dikembangkan para peneliti sebagai sarana untuk membantu
proses identifikasi. Siapa aktor di balik semua ini?!

FINGERPRINT atau sidik jari merupakan salah satu ciri khas seseorang. Bentuk dan
polanya pun bisa berbeda-beda. Dalam arti, tidak ada pola sidik jari yang sama persi.
Dengan demikian, bisa dikatakan sidik jari mewakili identitas yang sudah
terdokumentasikan.

Termasuk ke dalam ilmu anatomi, analisis sidik jari mulai dicium Nehemiah Grew. Ahli
fisika asal Inggris itu mengemukakan hubungan antara struktur kulit di jari dan pohon
palm. Hal tersebut dituangkan ke dalam sebuah paper pada 1684.

Setahun berselang, dua ahli anatomi Govard Bidloo dan Marcelo Malpighi
mengeluarkan karya tentang struktur jari. Pada kala itu, penemuan hanya pada pola-pola
yang berhubungan pada bagian jari.
Hal itu mengusik ahli anatomi asal Jerman Johann Christoph Andreas Mayer. Dia
percaya bahwa sidik jari setiap orang punya keunikan tersendiri. Mayer semakin
menegaskan bahwa sidik jari setiap orang tidak sama persis meski kembar. Hal itu
menjadi dasar yang mantap untuk perkembangan penyelidikan sidik jari.

Penelitian sidik jari semakin ditegaskan Henry Faulds. Hal tersebut dilakukan pada
1880. Fauld menuangkan penelitiannya pada sebuah jurnal yang berisi peran sidik jari
dalam proses identifikasi. Tidak hanya itu, Faulds juga memikirkan bagaimana
mendokumentasikannya. Ide yang tebersit adalah dengan bantuan tinta.

Usaha Faulds dilanjutkan tatkala dia balik ke Inggris. Di negara itu dia menawarkan
konsep identifikasi dengan sidik jari pada kepolisian London. Penawaran tersebut tidak
dihiraukan. Kemudian Faulds merasa sudah uzur. Akhirnya dia mewariskan keseluruhan
metode itu kepada Darwin.

Penemu teori evolusi itu pun merasa tidak muda lagi. Darwin sudah tidak kuat dan
menurunkan ilmu identifikasi sidik jari ke Francis Galton. Orang itu yang sangat
menaruh ketertarikan tinggi pada anatomi. Selama sepuluh tahun pengembangan, Galton
mulai memublikasikan jurnalnya.

Isi jurnal itu adalah penyempurnaan detail analisis sidik jari sebagai bahan identifikasi.
Penemuan itu menjadi terobosan pada dunia forensic science. Karya tersebut diabadikan
pada buku berjudul Fingerprint. Galton juga berhasil mengalkulasi bahwa kemungkinan
seseorang memiliki sidik jari sama adalah 1:64 miliar. Kejadian itu disebut sebagai false
positif.

Pada abad ke-19, pemakaian sidik jari sebagai bahan identifikasi mulai santer terdengar.
Untuk itu, sebagai langkah awal, sidik jari setiap orang harus terdaftar pada pihak
pemerintahan.

Artikel terkait

 Kenali Minat dan Bakat Anak lewat Sidik Jari


 5 Penemuan Penting yang Tidak Disengaja
 9 Upacara Adat yang Unik Khas Indonesia
 Bintang Besar Tanpa Caps Piala Dunia

 Filed under: Sains dan IT, Serba-serbi

 RSS feed for comments on this post


 TrackBack URI
Leave a reply

 iPhone Pengganti Dompet


 Menulis dengan Tangan, Membuat Anak Lebih Pintar
 Minim Biaya, Artav Belum Dipatenkan

Semua Transaksi dikirimkan ke SMS Center, YM atau Web Report, 24 Jam NonStop, 7
Hari seminggu

0819 1524 3000

0819 1524 2999

0852 2664 7777

0857 295 77077

0857 2967 4440

0857 2967 4441

08 99 5 00 7117

YM Transaksi

Blogroll
 Artikel Islam
 Ekonomi Islam
 Layanan Blog Gartis
 Mac Free Software Download
 SMA Rifaiyah
 Tokoh Dunia

Copyright © 2007 - Master Dealer Pulsa Elektrik

Melihat Kemampuan Seseorang dari Sidik Jari atau Finger Print

Tulisan ini saya buat karena sekarang Pengenalan Sidik Jari/ FingerPrint ada yang jual sampai Jutaan
rupiah. Ehhmmnn padahal orangtua dapat dengan mudah melihat sendiri Kepribadian si anak dari
tangannya sendiri dan GRATIIS.Pengenalan Sidik Jari

Sidik jari merupakan identitas pribadi yang tak mungkin ada yang menyamainya. Jika di dunia ini hidup 6
miliar orang, maka ada 6 miliar pola sidik jari yang ada dan belum ditemukan seseorang yang memiliki
sidik jari yang sama dengan lainnya. Karena keunikannya tersebut, sidik jari dipakai oleh kepolisian dalam
penyidikan sebuah kasus kejahatan (forensik). Makanya pada saat terjadi sebuah kejahatan, TKP akan
diclear up dan dilarang bagi siapa saja untuk masuk karena dikhawatirkan akan merusak sidik jari penjahat
yang mungkin tertinggal di barang bukti yang ada di TKP.

Ada tiga jenis sidik jari yaitu Whorl (lingkaran), Loop (sangkutan) dan Arch (busur). Sifat-sifat atau
karakteristik yang dimiliki oleh sidik jari adalah parennial nature yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang
melekat pada manusia seumur hidup, immutability yang berarti bahwa sidik jari seseorang tak akan pernah
berubah kecuali sebuah kondisi yaitu terjadi kecelakaan yang serius sehingga mengubah pola sidik jari
yang ada dan individuality yang berarti keunikan sidik jari merupakan originalitas pemiliknya yang tak
mungkin sama dengan siapapun di muka bumi ini sekali pun pada seorang yang kembar identik.

Ilmu yang mempelajari sidik jari adalah Daktiloskopi yang berasal dari bahasa Yunani yaitu dactylos yang
artinya jari jemari atau garis jemari dan scopein yang artinya mengamati.

Uniknya lagi, sidik jari dapat pula dijadikan panduan mengidentifikasi bagaimana potensi seseorang, jadi
sebenarnya kita bisa mengetahui bakat atau potensi kita sehingga kita bisa mengakomodasikan potensi kita
untuk jenis pekerjaan apa yang paling cocok dengan bakat kita tersebut. Cara identifikasi bisa dilakukan
secara kasat mata dengan orang yang pakar di bidangnya, atau ada juga yang menggunakan sebuah alat
khusus pembaca sidik jari (finger print reader) yang dihubungkan ke sebuah komputer bersoftware khusus
yang kemudian menganalisa berdasarkan titik-titik yang menjadi acuan. Adapun yang bisa diidentifikasi
adalah mengenai pengendalian logika seseorang, reflek serta perkembangan otak.

Mengenai bentuk dan pola sidik jari yang terdiri dari tiga jenis di atas memiliki ciri-ciri yang khas
yaitu :

Whorl (melingkar) yaitu bentuk pokok sidik jari, mempunyai 2 delta dan sedikitnya satu garis melingkar
di dalam pattern area, berjalan di depan kedua delta. Jenis whorl terdiri dari Plain whorl, Central pocket
loop whorl, Double loop whorl dan Accidental whorl.

Loop adalah bentuk pokok sidik jari dimana satu garis atau lebih datang dari satu sisi lukisan, melereng,
menyentuh atau melintasi suatu garis bayangan yang ditarik antara delta dan core, berhenti atau cenderung
berhenti ke arah sisi semula.

Arch merupakan bentuk pokok sidik jari yang semua garis-garisnya datang dari satu sisi lukisan, mengalir
atau cenderung mengalir ke sisi yang lain dari lukisan itu, dengan bergelombang naik di tengah-tengah.

Perkenalan Fingerprint Test


FT (fingerprint test) alias uji membaca sidik jari adalah metode berlandaskan dermatoglyphic, ilmu
pengetahuan yang usianya ratusan tahun. FT adalah genetik blueprint.

Dermatoglyphic dari bahasa Yunani, derma berarti kulit dan glyph yaitu ukiran adalah ilmu pengetahuan
yang berdasarkan teori epidermal atau ridge skill (garis-garis pada permukaan kulit, jari-jari, telapak
tangan, hingga kaki). Dermatoglyphic mempunyai dasar ilmu pengetahuan yang kuat karena didukung
penelitian sejak 300 tahun lalu.

Para peneliti menemukan epidermal ridge memiliki hubungan yang bersifat ilmiah dengan kode genetik
dari sel otak dan potensi inteligensia seseorang. Penelitian dimulai oleh Govard Bidloo pada tahun 1685.
Lalu, berturut-turut dilakukan oleh Marcello Malpighi (1686), J.C.A. Mayer (1788), John E. Purkinje
(1823), Dr. Henry Faulds (1880), Francis Galton (1892), Harris Hawthorne Wilder (1897) dan Noel Jaquin
(1958).

Beryl B. Hutchinson tahun 1967 menulis buku berjudul Your Life in Your Hands, sebuah buku tentang
analisis tangan. Terakhir, hasil penelitian Beverly C. Jaegers (1974), sidik jari tercermin dalam karakteristik
dan psikologi seseorang. Hasil penelitian mereka telah dibuktikan di bidang antropologi dan kesehatan.

Tahap Fingerprint Test


Untuk memeriksa kecerdasan Anda lewat sidik jari, awalnya telapak tangan difoto dengan sebuah kamera
yang terhubung pada layar monitor. Selanjutnya, kesepuluh jari discan pada sebuah alat menyerupai bentuk
mouse komputer. Caranya cukup dengan meletakkan masing-masing ujung jari secara bergantian. Saat
itulah, kesepuluh sidik jari Anda telah terekam dalam seperangkat komputer. Kemudian, seorang FT analis
akan menganalisisnya.

Hasil seluruh analisis secara detail baru bisa diberikan 5 hari kemudian, menunggu hasil analisis
laboratorium di Singapura. Di Indonesia memang belum ada laboratorium khusus untuk FT ini.

Saat hasil lengkap rekam sidik jari diberikan kepada pasien, tim psikolog siap memaparkan artinya. Untuk
informasi, jari kelingking menggambarkan penglihatan. Jari manis melambangkan pendengaran. Jari tengah
berhubungan dengan sentuhan, keseimbangan, pergerakan serta koordinasi tangan dan kaki. Jari telunjuk
sebagai proses informasi (tangan kiri untuk logika, tangan kanan untuk pikiran). Ibu jari untuk berpikir dan
membuat keputusan.

Melihat sejumlah cap-cap tangan di dalam gua-gua prasejarah, maka ditunjukkan bahwa minat manusia
terhadap tangan sudah ada sejak jaman batu. Demikian juga dengan penemuan arkeologis berupa tangan-
tangan yang dibuat dari batu, kayu dan gading oleh peradaban-peradaban di masa lampau. Kaisar dari Cina
menggunakan cap jempolnya untuk menyegel dokumen pada tahun 3000 SM. Informasi tentang aturan dan
praktek pembacaan tangan telah ditemukan di dalam skrip-skrip vedic, Injil dan tulisan di masa awal
Semitic. Aristoteles (384-322 SM) menemukan sebuah risalah pada palmistri (ilmu garis telapak tangan) di
sebuah perubahan untuk dewa Hermes. Dokter-dokter Yunani, Hypocrites dan Galen (130 SM - 200)
adalah yang banyak mengetahui seputar penggunaan palmistri sebagai bantuan pengobatan. Julius Caesar
(102 – 44 SM) menghakimi orang-orangnya dengan palmistri.

Sayangnya praktek palmistri ditekan oleh pihak gereja katolik dan menyebutnya sebagai praktek pemujaan
setan. Minat banyak orang telah dikekang, sehinga gereja mulai kehilangan pengaruhnya dalam pandangan
masyarakat umum. Orang-orang terkenal seperti Paracelsus (1493-1541) dan Fludd (1574-1637) kembali
mengangkat kehormatan palmistri melalui tulisan mereka. Kemudian Dr. Carl Carus, dokter untuk Raja
Saxony di abad ke-19 mencocokkan telapak tangan dengan kepribadian seseorang. Kemajuan dalam ilmu
genetika, psikologi dan forensik sudah mendorong palmistri ke dalam era modern.

Dermatoglyphics adalah ilmu yang mempelajari kulit telapak tangan. Kata tersebut terdiri dari dua kata,
yakni "derma" artinya kulit dan "glyphs" artinya garis-garis yang terukir. Apabila kita sekarang berbicara
tentang Dermatoglyphs, maka sebagian besar berhubungan dengan sidik jari, meskipun banyak garis-garis
lainnya pada telapak tangan.

Sidik jari kita dibentuk secara utuh dalam 16 minggu setelah pembetukan janin dari embrio, dan 5 bulan
penuh sebelum kita dilahirkan sidik jari tidak akan berubah lagi dengan setiap sidik jari tersusun atas 50
sampai 100 garis.

Para peneliti menemukan epidermal ridge memiliki hubungan yang bersifat ilmiah dengan kode genetik
dari sel otak dan potensi inteligensia seseorang. Penelitian dimulai oleh Govard Bidloo pada tahun 1685.
Lalu, berturut-turut dilakukan oleh Marcello Malpighi (1686), J.C.A. Mayer (1788), John E. Purkinje
(1823), Dr. Henry Faulds' (1880), Francis Galton (1892), Harris Hawthorne Wilder (1897), Noel Jaquin
(1958).

Beryl B. Hutchinson tahun 1967 menulis buku berjudul Your Life in Your Hands, sebuah buku tentang
analisis tangan. Terakhir, hasil penelitian Beverly C. Jaegers (1974), sidik jari tercermin dalam karakteristik
dan psikologi seseorang. Hasil penelitian mereka telah dibuktikan di bidang antropologi dan kesehatan.

Tahun 1901 Scotland Yard (Kepolisian Inggris) mengadopsi teknik sidik jari ke dalam penyelidikan dan
identifikasi para penjahat. Para peneliti medis yang mempelajari pola-pola kulit (dermatoglyphics), sudah
menemukan hubungan antara kelainan-kelainan genetik dan tanda-tanda tidak umum pada tangan. Riset
telah menetapkan adanya mata rantai antara pola sidik jari yang spesifik dan penyakit jantung. Dewasa ini
palmistri telah diterima dengan baik di seluruh dunia. Peramal-peramal profesional pembaca garis telapak
tangan dapat ditemukan di seluruh dunia. Begitu juga banyak buku yang ditulis mengenai palmistri yang
bisa dijadikan acuan.

4 Pola Dasar Sidik Jari, Whorl, Arch, Loop dan Triradius


Ada empat pola dasar Dermatoglyphic tentang sidik jari yang perlu diketahui, yakni Whorl atau Swirl,
Arch, Loop, dan Triradius. Selain itu hanyalah variasi dari kombinasi keempat pola ini.

Setiap orang mungkin saja memiliki Whorl, Arch, atau Loop di setiap ujung jari (sidik jari) yang berbeda,
mungkin sebuah Triradius pada gunung dari Luna dan di bawah setiap jari, dan kebanyakan orang ada juga
yang mempunyai dua Whorl atau Loop di tangan lainnya. Pola-pola dapat juga ditemukan pada ruas kedua
dan ketiga di setiap jari.
Whorl
Whorl bisa berbentuk sebuah Spiral, Bulls-eye, atau Double Loop. Whorl adalah titik-titik menonjol dan
kontras, dan bisa dilihat dengan mudah.

Cetakan Spiral dan Bulls-eye adalah persis sebangun dalam interpretasinya, namun yang kedua
memberikan sedikit lebih banyak fokus. Di mana pun di bagian tangan, Whorl menyoroti dan menekankan
kepada daerah tertentu, menjadikannya sebuah wilayah fokus di dalam kehidupan subyek.

Arch
Pola ini bisa terlihat sebagai sebuah Flat Arch, atau Tented Arch. Perhatikan setiap pola Arch menaik
sangat tinggi.
Pola Arche menandakan nilai-nilai tradisional dan akhlak yang tinggi. Di dalam hampir semua kasus, nilai-
nilai moral adalah menurut sebagian orang di "masa lampau" yang mana mereka telah dipermalukan.
Orang-orang dengan pola ini mengalami kesulitan untuk melihat sifat-sifat negatif mereka sendiri, dan
untuk memahami bahwa "masa lampau" yang mereka kunci di atas noda atau perasaan malu hanyalah
sebuah pengalaman yang diperlukan untuk perkembangan kepribadian secara penuh. Orang dengan Flat
Arch mengikuti tradisi dengan sedikit pemikiran mandiri, sedangkan orang dengan pola Tented Arch
mengungkapkan suatu kedalaman intelektual.

Loop
Loop dapat menaik ke arah ujung jari, atau menjatuh ke arah pergelangan tangan. Common Loop bergerak
ke arah ibu jari, sementara Radial Loop (Loop terbalik) bergerak mengarahkan ujung pemukulnya ke sisi
lengan.

Loop Umum (Common Loop)


Tipe paling umum dari sidik jari adalah Common Loop. Cetakan ini mengungkap kemampuan untuk
menggunakan berbagai ide dari berbagai sumber ide, dan mencampurnya dengan gaya yang unik.

Loop mengungkapkan seorang "pengikut" yang alami. Keinginan untuk memimpin orang lain lebih sering
muncul, tapi bukan berarti setiap orang dengan Common Loop memiliki kemampuan untuk memimpin.

Loop Memusat (Radial Loop)


Sebuah cetakan menukik yang memasuki dan berangkat dari sisi ibu jari tangan disebut Radial Loop
(kadang-kadang disebut Reverse Loop, atau Inventor Loop). Jika Common Loop menunjukkan campuran
gaya-gaya lain, Radial Loop mengungkapkan kemampuan untuk menciptakan sebuah gaya atau sistem
yang sama sekali baru. Orang ini mempunyai ingatan visual yang tajam, mampu mengingat tidak hanya
gambaran-gambaran, tapi juga tindakan-tindakan dan emosi-emosi yang menyertai gambaran-gambaran
tadi. Seperti halnya semua tanda yang lain, Radial Loop berlaku bagi bidang apapun atau jari yang di
atasnya ditemukan tanda itu.

Double Loop
Double Loop kebanyakan disalahpahami oleh hampir semua penandaan Dermatoglyphic. Pada umumnya,
menginterpretasikan Double Loop sama seperti dengan Whorl-whorl yang lain, dengan perbedaan utama:
Hingga kepribadian yang dikembangkan akan cenderung dengan kuat ke arah pernyataan yang dilebih-
lebihkan, manipulasi, dan tindakan-tindakan bersifat subversif di dalam wilayah kehidupan. Sebagai
contoh, seseorang dengan Double Loop pada kedua ibu jarinya mungkin di dalam awal kehidupannya
menggunakan penipuan untuk membantu mewujudkan keinginan mereka terhadap yang lain. Pemilik garis
tangan ini tertarik ke arah karier yang dramatis, yang dengan usaha biasa dapat diwujudkan dengan mudah.

Triradius
Triradius (juga disebut "Delta") dapat digunakan untuk menunjuk dengan tepat pusat dari setiap gunung.
Gunung-gunung itu kemudian bisa dilihat sebagai terpusat, kecenderungan, atau berpindah.

Ciri kepribadian menurut pola sidik jari


1. Sidik jari berpola Whorl
Jari telunjuk –"Anugerah Persepsi". Individu dengan pola ini hampir mustahil untuk menipu atau
berbohong. Mereka secara umum mengalami masa kanak-kanak yang sangat tidak bahagia. Mereka hanya
bisa melihat dengan sangat jelas penipuan-penipuan dan kepura-puraan orang lain, termasuk orang tua
mereka sendiri.

Jari Tengah –"Anugerah Organisasi". Pemilik pola ini dapat melihat penggolongan-penggolongan dan
hubungan-hubungannya pada hampir semua orang. Mereka akan menggolongkan orang-orang dan kejadian
dalam tipe-tipe khusus tertentu. Mereka bersifat sangat curiga, dan senang membongkar atau menyelidiki
"rahasia-rahasia.

Jari Manis –"Anugerah Pembedaan". Sebuah kemampuan untuk menyoroti kekurangan-kekurangan di


dalam setiap rencana, desain, konsep, atau orang per orang. Suatu kecenderungan yang kuat ke arah
kesempurnaan (perfeksionis), terutama dalam pekerjaannya sendiri. Orang ini tidak bisa memaklumi
sebuah gambar yang tergantung sedikit miring.

Jari Kelingking –"Anugerah Komunikasi". Meski biasanya malu sendiri dan menahan diri, mereka ini
mempunyai anugerah berupa kepandaian berbicara dan menulis kata. Ahli pidato alami, yang mempunyai
kemampuan untuk bergerak dan mengilhami orang lain dengan kekuatan suaranya. Satu karateristik yang
menarik adalah penempatan pandangan-pandangan spiritualnya. Mereka tidak akan pernah mengikuti
dogma dari agama apa pun, tetapi mempunyai filsafat sendiri yang unik di mana mereka sangat
meyakininya.

Ibu Jari –"Anugerah Kekuatan Kehendak". Pola ini mengungkapkan kepemimpinan alami dengan
kemampuan yang kuat untuk memerintah orang lain. Mereka akan mendominasi setiap situasi dengan
kemampuan memikat yang tak bisa dipisahkan. Terdapat kecenderungan yang kuat ke arah pandangan
totaliter atau diktator, terutama terhadap anak-anak mereka.

2. Sidik jari berpola Radial Loop


Jari telunjuk - Seseorang yang mengekspresikan Ego mereka dengan cara yang unik. Cetakan tunggal di
tangan yang dominan mengungkapkan sifat bekerja mandiri adalah satu-satunya jalan untuk pemenuhan
pribadi.

Jari Tengah - Orang yang menggunakan pikirannya dengan cara uniknya sendiri. Mereka adalah pencipta
yang besar, dengan kreativitas yang tinggi, juga mempunyai kemampuan untuk mengendalikan sistem
otonom mereka sendiri, seperti denyut jantung, pencernaan, dan lain-lain dengan pikiran mereka.

Jari Manis - Seseorang yang menciptakan emosi mereka sendiri serta respon-respon emosionalnya. Orang
lain tidak pernah benar-benar bisa memahami individu ini, karena tidak bisa memahami emosi atau respon-
responnya yang tidak pernah dialami orang lain. Akhirnya, mereka tidak pernah merasa "sesuai" dengan
masyarakatnya, tetapi hidup mereka diatur oleh usaha yang tetap. Isu ketakutan dan kesepian harus
diberdayakan untuk mencapai pemenuhan.

Jari kelingking - Sangat jarang sekali. Pola ini mengindikasikan seseorang yang menciptakan pandangan-
pandangan religius dan kerohanian mereka sendiri. Dan ini tidak akan bercampur dengan filsafat-filsafat
lain yang paling umum, tetapi akan menjadi sebuah agama yang didasarkan pada konsep-konsep yang sama
sekali baru.

3. Sidik jari berpola Arch


Jari telunjuk - Orang yang mempunyai pandangan tradisional mengenai ambisi, karier, dan kepemimpinan
mereka sendiri. Mereka percaya bahwa mereka harus bekerja keras untuk mendapatkan uang, menyimpan
uangnya, dan menginvestasikannya untuk masa depan mereka. "Masa lampau" mereka berada dalam
bidang-bidang seperti hidup tanpa dengan banyak partner dan tingkat kekaguman pada diri sendiri yang
rendah (memiliki kecenderungan untuk bunuh diri, gangguan mental karena makanan, dan wujud-wujud
lain dari penganiayaan terhadap diri sendiri).

Jari Tengah – Nilai-nilai tradisional mengenai pikiran. Untuk orang-orang ini, pendidikan adalah satu-
satunya cara menuju sukses. "Masa lampau" mereka berada dalam bidang-bidang seperti penyalahgunaan
obat dan memanipulasi orang lain.

Jari Manis – Nilai-nilai tradisional yang bersinggungan kepada emosi (laki-laki tidak boleh menangis, dan
lain-lain). "Masa lampau" mereka adalah ketiadaan stabilitas emosional mereka sebelumnya.

Jari kelingking – Nilai-nilai tradisional mengenai komunikasi, agama, dan seks. Mereka adalah satu-
satunya kelompok orang yang akan sungguh mengikuti dogma setiap agama tertentu, tanpa
menyesuaikannya pada standar mereka sendiri. "Masa lampau" mereka adalah hidup dengan banyak
partner atau ketiadaan kerohanian, tetapi hanya karena dipersepsikan sebagai "pewarnaan" jiwa.

Ibu jari – Nilai-nilai tradisional dalam menerima nafsu dan keinginan. Bahkan setelah kepribadian
berkembang, masih ada kecenderungan yang kuat ke arah sikap-sikap dominasi. "Masa lampau" mereka
adalah ketika mereka terjatuh menjadi mangsa nafsu dan keinginan-keinginan mereka, dengan sedikit
pemikiran untuk menolak masa depan.

Ketika pola arch ditemukan pada jari telunjuk dan jari tengah, maka terdapat akal yang sangat dalam.
Namun kadang-kadang melambat untuk menyerap konsep-konsep, hal ini karena kerinduan pokok materi
suatu pemahaman yang lengkap, daripada sekedar suatu genggaman dangkal dari pengetahuan.

Tes sidik jari (Fingerprint Test) untuk melihat bakat tersembunyi


Akhir-akhir ini muncul trend baru para orang tua melakukan test sidik jari (fingerprint test) pada anak-
anaknya, dengan maksud mengetahui bakat-bakat (talenta) terpendam pada diri mereka.

Test dilakukan dengan melakukan pemindaian dan merekam gambar sidik jari, kemudian hasilnya akan
dianalisa oleh analis Fingerprint Test. Secara garis besar, jari kelingking menggambarkan penglihatan, jari
manis untuk pendengaran, jari tengah berhubungan dengan sentuhan, keseimbangan, pergerakan, serta
koordinasi tangan dan kaki, jari telunjuk untuk proses informasi – tangan kiri untuk logika, tangan kanan
untuk pikiran, dan ibu jari untuk berpikir serta membuat keputusan.

Secara umum, jenis sidik jari manusia ada empat macam, yaitu whorl (W), ulnar loop (U), radial loop (R),
dan arch (A). Orang dengan jenis sidik jari whorl biasanya memiliki karakter independen, kompetitif, keras
kepala, dan proaktif. Karakter orang yang memiliki jenis sidik jari ulnar loop biasanya emosional, memiliki
kemampuan adaptasi yang cepat, serta mudah berinteraksi. Orang yang memiliki jenis sidik jari radial loop
biasanya cenderung egois dan memiliki pemikiran terbalik.

Adapun karakter orang yang memiliki jenis sidik jari arch cenderung praktis, realistis, efisien, tetapi
konservatif. Kombinasi Amerika-Asia Jason mengatakan perangkat lunak dermatoglyphics tersebut dapat
mengenali karakter seseorang sesuai dengan data base yang sebelumnya memang sudah dimasukkan saat
pemprograman. Basis data itu dibangun berdasarkan data statistik, ilmu dermatoglyphics, dan ilmu genetik.
Data statistik perangkat lunak dermatoglyphics itu berasal dari sidik jari 3 juta orang. Sampel tersebut
merupakan kombinasi dari masyarakat Amerika dan Asia.

Dengan demikian, sampel telah mewakili orang-orang dari belahan dunia Barat dan Timur. Pemprograman
data base perangkat lunak dermatoglyphics juga bersumber dari perkembangan ilmu dermatoglyphics, yaitu
studi yang mempelajari sifat alamiah sidik jari. Dari hasil penelitian para ilmuwan di bidang
dermatoglyphics, diketahui bahwa setiap individu di dunia memiliki sidik jari yang berbeda-beda.

Karakter sidik jari manusia juga ternyata berhubungan erat dengan bagian fungsi otak. "Ibu jari memiliki
jalinan ke otak depan. Motif garis ibu jari itu bisa menunjukkan karakter seseorang," kata Jason. Telunjuk
memiliki hubungan dengan otak depan yang posisinya lebih atas. Motif garis telunjuk tersebut dapat
menunjukkan pemikiran logis dan kreativitas seseorang.

Jari tengah memiliki keterkaitan dengan otak bagian atas. Motif jari tengah itu dapat menunjukkan kontrol
pergerakan minor dan mayor seseorang. Adapun jari manis memiliki jalinan dengan otak yang berada di
belakang telinga. Motif jari manis itu kerap dikaitkan dengan kontrol pendengaran. Sedangkan jari
kelingking memiliki hubungan dengan otak belakang. Motif jari kelingking itu dapat menunjukkan tingkat
konsentrasi maupun penglihatan seseorang.

Jari-jari tangan sebelah kanan seseorang, kata Jason, mewakili fungsi otak sebelah kiri. Otak kiri berfungsi
untuk melihat perbedaan angka, urutan, tulisan, bahasa, hitungan, dan logika. Sedangkan jari-jari tangan
sebelah kiri seseorang mewakili fungsi otak sebelah kanan. Otak kanan berfungsi untuk melihat persamaan,
khayalan, kreativitas, bentuk ruang, emosi, musik, dan warna.

Data base perangkat lunak dermatoglyphics diprogram berdasarkan ilmu genetika. Umum diketahui, gen
merupakan unit dasar dalam kehidupan manusia. Gen bertindak seperti kode kehidupan manusia yang
menerima dan menyampaikan pesan-pesan turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. "Gen
erat kaitannya dengan motif sidik jari yang diturunkan orang tua kepada anaknya. Motif sidik jari anak
pasti akan sama dengan orang tua atau kakeknya," ujar Jason.

Secara medis, motif sidik jari manusia terbentuk sempurna pada minggu ke-13 ketika janin mulai
berkembang. Jason menambahkan dengan data base yang lengkap, otomatis perangkat lunak
dermatoglyphics dapat mengetahui karakter sidik jari manusia yang berbeda-beda secara spesifi k dan
akurat. "Alhasil, teknologi itu dapat membaca kelebihan juga kekurangan anak serta solusinya dengan
tingkat akurasi mencapai 95 persen," klaim Jason. Sayangnya, teknologi itu hanya efektif untuk mengetahui
kompetensi anak pada usia 5 hingga 15 tahun.

Rentang usia tersebut merupakan masa perkembangan saraf-saraf otak manusia. Pada masa-masa itu pula
segala potensi anak masih berpeluang dikembangkan. Sedangkan saat usia anak mencapai lebih dari 15
tahun, pembentukan karakter lebih sulit karena anak sudah memiliki pemikiran matang.

Untuk Mengetahui Perilaku dan Bakat


Berbagai penelitian ilmiah menyatakan pola sidik jari dan jumlah sulur sangat menentukan kecerdasaan
seseorang. Menurut mereka, terdapat kaitan erat antara sidik jari dengan keberhasilan karier dan usaha
seseorang. Diyakini, pengetahuan tentang sidik jari sejajar dengan pengetahuan lain yang memiliki
landasan ilmiah kuat. Sebagai pengetahuan, dermatogifli (bahasa Yunani, derma = kulit dan gliphe =
lekukan atau kerutan) baru diakui pada 1892 berkat perjuangan ilmuwan Inggris Sir Francis Galton.
Ilmuwan Inggris Sir Henry Faulds adalah orang pertama yang menemukan sidik jari sebagai tanda
pengenal diri pada 1880. Di Eropa, sejak 1936, ilmu ini sudah dipakai untuk menentukan penyakit Down
Syndrome atau Mongolism. Sidik jari ternyata berguna pula untuk mengetahui bakat dan potensi yang
dimiliki seorang anak sejak dini.

Pada dasarnya, sidik jari terbagi atas tiga tipe, yakni arch (lengkung), loop (ikal), dan whorl (ulir). Tipe
arch adalah pola yang paling sederhana karena hanya terdiri atas garis-garis lengkung tanpa titik radius.
Tipe loop adalah garis lingkar yang menuju titik radius. Sementara tipe whorl adalah sulur yang kompleks
kombinasinya, seperti garis acak-acakan. Ada juga yang membagi sidik jari atas lima pola dasar. Selain
ketiga tipe di atas, ditambah dengan tented arch (lengkung tenda) dan composite (majemuk). Pola sidik jari
yang dimiliki seseorang biasanya tidak selalu sama. Jarang sekali ada sidik jari yang seluruhnya terdiri atas
loop saja, arch saja, atau whorl saja. Umumnya berupa kombinasi antara dua pola, tiga pola, bahkan lebih.
Setiap pola dipercaya mewakili sifat dan karakter tertentu.
Pola loop menunjukkan orang yang fleksibel dan mampu menyesuaikan diri. Dia menyukai kehidupan
yang aktif dengan banyak tantangan. Bisa bekerja sama dengan orang lain dan menyukai bisnis di bidang
komunikasi. Pola whorl mengungkapkan tipe pendiam dan pemikir. Agak kaku dan sukar menyesuaikan
diri atau berubah pikiran, sangat bertanggung jawab, lebih suka bekerja sendiri, dan sosok yang sangat ulet.

Pola arch menunjukkan orang yang bersifat garam dunia. Dia praktis, teguh, berkepala dingin, bersahaja,
materialistis, dan sukar mengutarakan perasaannya yang terdalam. Pola tented arch sering kali hanya
ditemukan pada telunjuk atau jari tengah, menunjukkan antusiasme dan gairah, impulsif, dan terlibat secara
mendalam dengan segala sesuatu yang ditanganinya. Pola composite menceritakan kemampuan untuk
melihat dua sisi, terlalu banyak berpikir bila harus mengambil keputusan, dan sangat baik dalam
memberikan penilaian untuk orang lain (Palmistri, 2001).

Di Tiongkok
Di banyak negara analisis sidik jari sering dimanfaatkan untuk mendiagnosis kesehatan. Umumnya
penyakit tersembunyi bisa dideteksi lewat sulur garis yang terpotong oleh garis kecil. Di Tiongkok
pengetahuan tentang sidik jari sudah lama dipelajari. Menurut pengetahuan Tiongkok kuno, jika kesepuluh
jari memiliki lengkungan maka dia memiliki sifat yang sangat terpuji. Dia jujur dan polos, penyayang dan
penuh kasih, juga sangat menyukai binatang dan tumbuhan. Yang dimaksud dengan lengkungan sidik jari
adalah sekumpulan garis horizontal yang tersusun secara paralel, namun pada bagian tengah-tengah garis
terdapat sedikit gelombang atau lengkungan maupun tonjolan yang tidak terlalu tinggi.

Jika kesepuluh jari memiliki pola pusaran maka dia adalah seorang jenius. Dia pun selalu memiliki inisiatif
dan kreatif dalam memecahkan setiap persoalan, bahkan bisa memberikan gagasan-gagasan yang sangat
cemerlang. Yang dimaksud dengan pusaran adalah lingkaran yang terlihat secara tersusun atau spiral. Pada
bagian pusatnya terdapat titik lingkaran yang jelas.

Jika semua jari pada setiap tangan memiliki pola lingkaran spiral maka disebut "sidik jari gagah perkasa".
Ini diartikan dia mempunyai sikap percaya diri sangat kuat, harga diri, dan lebih mementingkan moral. Dia
juga memiliki sifat kepemimpinan. Sering kali dia terlalu tergesa-gesa, terlalu mau mencampuri urusan
orang lain, dan terlalu mau mengatur setiap pekerjaan tanpa mau mendengar saran atau usulan dari pihak
lain. Positifnya, jika memiliki staf atau pendamping orang yang pandai, niscaya bisa memperoleh sukses
gemilang dan hidup kaya raya.

Bila kelima sidik jari berpola lengkungan maka disebut "sidik jari kasih ibu". Sifatnya sangat baik, sabar,
penuh kasih sayang, dan cintanya sangat murni. Namun, dia kurang rajin dalam melaksanakan usaha.
Bahkan, jika mengalami suatu kesulitan atau persoalan, selalu diselesaikan bertele-tele dan tidak bisa tegas
mengambil keputusan. Dia pun sering kali kehilangan kesempatan yang seharusnya bisa dimanfaatkan
dengan baik.

Identifikasi forensik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

I
dentifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk
menentukan identitas seseorang. Identifikasi personal sering merupakan suatu masalah dalam kasus pidana
maupun perdata.Menentukan identitas personal dengan tepat amat penting dalam penyidikan karena adanya
kekeliruan dapat berakibat fatal dalam proses peradilan.

Peran ilmu kedokteran forensik dalam identifikasi terutama pada jenazah tidak dikenal, jenazah yang
rusak , membusuk, hangus terbakar dan kecelakaan masal, bencana alam, huru hara yang mengakibatkan
banyak korban meninggal, serta potongan tubuh manusia atau kerangka.Selain itu identifikasi forensik juga
berperan dalam berbagai kasus lain seperti penculikan anak, bayi tertukar, atau diragukan orangtua
nya.Identitas seseorang yang dipastikan bila paling sedikit dua metode yang digunakan memberikan hasil
positif (tidak meragukan).

[sunting] Pemeriksaan sidik jari

Metode ini membandingkan sidik jari jenazah dengan data sidik jari antemortem.Sampai saat ini,
pemeriksaan sidik jari merupakan pemeriksaan yang diakui paling tinggi ketepatan nya untuk menentukan
identitas seseorang.

Dengan demikian harus dilakukan penanganan yang sebaik-baiknya terhadap jari tangan jenazah untuk
pemeriksaan sidik jari, misalnya dengan melakukan pembungkusan kedua tangan jenazah dengan kantong
plastik.

[sunting] Metode Visual

Metode ini dilakukan dengan memperlihatkan jenazah pada orang-orang yang merasa kehilangan anggota
keluarga atau temannya.Cara ini hanya efektif pada jenazah yang belum membusuk, sehingga masih
mungkin dikenali wajah dan bentuk tubuhnya oleh lebih dari satu orang.Hal ini perlu diperhatikan
mengingat adanya kemungkinan faktor emosi yang turut berperan untuk membenarkan atau sebaliknya
menyangkal identitas jenazah tersebut.

[sunting] Pemeriksan Dokumen

Dokumen seperti kartu identitas (KTP, SIM, Paspor) dan sejenisnya yang kebetulan ditemukan dalam
dalam saku pakaian yang dikenakan akan sangat membantu mengenali jenazah tersebut.Perlu diingat pada
kecelakaan masal, dokumen yang terdapat dalam tas atau dompet yang berada dekat jenazah belum tentu
adalah milik jenazah yang bersangkutan.

[sunting] Pemeriksaan Pakaian dan Perhiasan

Dari pakaian dan perhiasan yang dikenakan jenazah, mungkin dapat diketahui merek atau nama pembuat,
ukuran, inisial nama pemilik, badge yang semuanya dapat membantu proses identifikasi walaupun telah
terjadi pembusukan pada jenazah tersebut.Khusus anggota ABRI, identifikasi dipemudah oleh adanya nama
serta NRP yang tertera pada kalung logam yang dipakainya.

[sunting] Identifikasi Medik

Metode ini menggunakan data umum dan data khusus.Data umum meliputi tinggi badan, berat badan,
rambut, mata, hidung, gigi dan sejenisnya.Data khusus meliputi tatto, tahi lalat, jaringan parut, cacat
kongenital, patah tulang dan sejenisnya.

Metode ini mempunyai nilai tinggi karena selain dilakukan oleh seorang ahli dengan menggunakan
berbagai cara/modifikasi (termasuk pemeriksaan dengan sinar-X) sehingga ketepatan nya cukup
tingi.Bahkan pada tengkorak/kerangka pun masih dapat dilakukan metode identifikasi ini.
Melalui metode ini diperoleh data tentang jenis kelamin, ras, prkiraan umur dan tingi badan, kelainan pada
tulang dan sebagainya.

[sunting] Pemeriksaan Gigi

Pemeriksaan ini meliputi pencatatan data gigi (Odontogram) dan rahang yang dapat dilakukan dengan
menggunakan pemeriksaan manual, sinar-X dan pencetakan gigi dan rahang.Odontogram memuat data
tentang jumlah,bentuk, susunan, tambalan, protesa gigi dan sebagainya.

Seperti hal nya dengan sidik jari, maka setiap individu memiliki susunan gigi yang khas.Dengan demikian
dapat dilakukan indentifikasi dengan cara membandingkan data temuan dengan data pembanding
antemortem.

[sunting] Pemeriksaan Serologik

Pemeriksaan serologik betujuan untuk menentukan golongan darah jenazah.Penentuan golongan darah pada
jenazah yang telah membusuk dapat dilakukan dengan memeriksa rambut, kuku dan tulang.

Saat ini telah dapat dilakukan pemeriksaan sidik DNA yang akurasi nya sangat tinggi.

[sunting] Metode Eksklusi

Metode ini digunakan pada kecelakaan masal yang melibatkan sejumlah orang yang dapat diketahui
identitasnya, misalnya penumpang pesawat udara, kapal laut dan sebagainya.

Bila sebagian besar korban telah dapat dipastikan identitasnya dengan menggunakan metode indentifikasi
yang lain, sedangkan identitas sisa korban tidak dapat ditentukan dengan metode-metode tersebut diatas,
maka sisa korban diindentifikasi menurut daftar penumpang.

[sunting] Identifikasi Potongan Tubuh Manusia (Kasus Mutilasi)

Pemeriksaan bertujuan untuk menentukan apakah potongan jaringan berasal dari manusia atau
hewan.Bilamana berasal dari manusia, ditentukan apakah potongan-potongan tersebut dari satu tubuh.

Penentuan juga meliputi jenis kelamin, ras, umur, tinggi badan, dan keterangan lain seperti cacat tubuh,
penyakit yang pernah diderita, serta cara pemotongan tubuh yang mengalami mutilasi.

Untuk memastikan bahwa potongan tubuh berasal dari manusia dapat digunakan beberapa pemeriksaan
seperti pengamatan jaringan secara makroskopik, mikroskopik dan pemeriksaan serologik berupa reaksi
antigen-antibodi (reaksi presipitin).

Penentuan jenis kelamin ditentukan dengan pemriksaan makroskopik dan harus diperkuat dengan
pemeriksaan mikroskopik yang bertujuan menemukan kromatin seks wanita, seperti Drumstick pada
leukosit dan badan Barr pada sel epitel serta jaringan otot.

[sunting] Identifikasi Kerangka

Upaya identifikasi pada kerangka bertujuan untuk membuktikan bahwa kerangka tersebut adalah kerangka
manusia, ras, jenis kelamin, perkiraan umur dan tinggi badan, ciri-ciri khusus dan deformitas serta bila
memungkinkan dilakukan rekonstruksi wajah.Dicari pula tanda-tanda kekerasan pada tulang dan
memperkirakan sebab kematian.Perkiraan saat kematian dilakukan dengan memeperhatikan kekeringan
tulang.
Bila terdapat dugaan berasal dari seseorang tertentu, maka dilakukan identifikasi dengan membandingkan
data antemortem.Bila terdapat foto terakhir wajah orang tersebut semasa hidup, dapat dilaksanakan metode
superimposisi, yaitu dengan jalan menumpukkan foto Rontgen tulang tengkorak diatas foto wajah orang
tersebut yang dibuat berukuran sama dan diambil dari sudut pengambilan yang sama.Dengan demikian
dapat dicari adanya titik-titik persamaan.

[sunting] Pemeriksaan Anatomik

Dapat memastikan bahwa kerangka adalah kerangka manusia.Kesalahan penafsiran dapat timbul bila hanya
terdapat sepotong tulang saja, dalam hal ini perlu dilakukan pemeriksaan serologik/ reaksi presipitin dan
histologi (jumlah dan diameter kanal-kanal Havers).

[sunting] Penentuan Ras

Penentuan ras dapat dilakukan dengan pemeriksaan antropologik pada tengkorak, gigi geligi, tulang
panggul atau lainnya.Arkus zigomatikus dan gigi insisivus atas pertama yang berbentuk seperti sekop
memberi petunjuk ke arah ras Mongoloid.

Jenis kelamin ditentukan berdasarkan pemeriksaan tulang panggul, tulang tengkorak, sternum, tulang
panjang serta skapula dan metakarpal.Sedangkan tinggi badan dapat diperkirakan dari panjang tulang
tertentu, dengan menggunakan rumus yang dibuat oleh banyak ahli.

Melalui suatu penelitian, Djaja Surya Atmaja menemukan rumus untuk populasi dewasa muda di
Indonesia;

 TB = 71,2817 + 1,3346 (tib) +1,0459(fib) (lk 4,8684)


 TB = 77,4717 + 2,1889 (tib) + (lk 4,9526)
 TB = 76,2772 + 2,2522 (fib) (lk 5,0226)

Tulang yang diukur dalam keadaan kering biasanya lebih pendek 2 milimeter dari tulang yang segar,
sehingga dalam menghitung tingi badan perlu diperhatikan.

Rata-rata tinggi laki-laki lebih besar dari wanita, maka perlu ada rumus yang terpisah antara laki-laki dan
wanita.Apabila tidak dibedakan, maka diperhitungkan ratio laki-laki banding wanita adalah 100:90. Selain
itu penggunaan lebih dari satu tulang sangat dianjurkan.(Khusus untuk rumus Djaja SA, panjang tulang
yang digunakan adalah panjang tulang yang diukur dari luar tubuh berikut kulit luarnya).

Ukuran pada tengkorak, tulang dada, dan telapak kaki juga dapat digunakan untuk menilai tinggi
badan.Bila tidak diupayakan rekonstruksi wajah pada tengkorak dengan jalan menambal tulang tengkorak
tersebut dengan menggunakan data ketebalan jaringan lunak pada berbagai titik di wajah, yang kemudian
diberitakan kepada masyarakat untuk memperoleh masukan mengenai kemungkinan identitas kerangka
tersebut.

[sunting] Daftar Pustaka

1. Gani, M.Husni, dr. DSF. Ilmu Kedokteran Forensik. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas,
Padang, Indonesia 2002
2. (en) Reichs, KJ. Forensic Osteology Advances In The Identification of Human Remain.
Charles C Thomas Publisher, Springfield Illinois USA 1986.
3. (en) Krogman WM and Iscan MY. The Human Skeleton In Forensic Medicine.Charles C
Thomas Publisher, Springfield Illinois, USA 1985
4. (en) Launtz, LL. Handbook For Dental Identification. JB Lippincott Company, Philadelphia
and Toronto 1973.
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Identifikasi_forensik"
Kategori: Forensik

Ooooooooooooooooooooooooooooooo

Sidik jari (bahasa Inggris: fingerprint) adalah adalah hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja diambil,
dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena pernah tersentuh kulit telapak
tangan atau kaki. Kulit telapak adalah kulit pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan
sampai kesemua ujung jari, dan kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit sampai ke ujung jari yang
mana pada daerah tersebut terdapat garis halus menonjol yang keluar satu sama lain yang dipisahkan oleh
celah atau alur yang membentuk struktur tertentu.

[sunting] Sidik jari untuk identifikasi

Identifikasi sidik jari, dikenal dengan daktiloskopi[1] adalah ilmu yang mempelajari sidik jari untuk
keperluan pengenalan kembali identitas orang dengan cara mengamati garis yang terdapat pada guratan
garis jari tangan dan telapak kaki. Daktiloskopi berasal dari bahasa Yunani yaitu dactylos yang berarti jari
jemari atau garis jari, dan scopein yang artinya mengamati atau meneliti. Kemudian dari pengertian itu
timbul istilah dalam bahasa Inggris, dactyloscopy yang kita kenal menjadi ilmu sidik jari.

By: http://id.wikipedia.org/wiki/Sidik_jari

0000000000000000000000000000000000

Besar Kecil Normal

TEMPO Interaktif, Jakarta - Sidik jari, dalam ilmu forensik, sudah menjadi alat bukti di pengadilan.
Persolannya, pengadilan kerap menggunakannya tanpa didukung data ilmiah. Padahal kemajuan alat
sekarang ini memungkinkan seseorang tersangka meninggalkan sidik jari palsu di tempat kejadian perkara.
Sejumlah ahli forensik mulai mengkhawatirkan penggunaan sidik jari dalam pembuktian di persidangan
bisa menjadi seseorang dihukum atas kejahatan yang tak dilakukannya. Pengakuan mereka akan mudah
dimentahkan oleh analisa seorang ahli forensik ketika pembuktian berlangsung. "[Satu] pria datang dan
berkata: " Ini salah. Ini memiliki tingkat kesalahan nol. Jika kita mengatakan itu cocok, tidak ada orang lain
di alam semesta bisa membantahnya," kata Thomas Bohan, yang mundur sebagai presiden dari American
Academy of Forensic Sciences (AAFS) bulan lalu. "Komite NAS merasa ngeri oleh kesaksian analis sidik
jari." Pada tahun 2005, Itiel Dror dan Ailsa Peron dari Universitas Southampton, Inggris, menunjukkan satu
sidik jari bisa dicetak dalam kondisi berbeda. Sidik jari bisa terjadi akibat kesalahan tingkat tinggi. Ini
terbukti pada tahun 2004, ketika FBI mengidentifikasi sidik jari pengacara Oregon Brandon Mayfield.
Brandon sebagai tersangka teroris pengebom di Madrid, Spanyol.

"Meskipun kami telah menggunakan bukti sidik jari di pengadilan selama hampir seratus tahun, tidak
cukup diketahui tentang seberapa sering kesalahan terjadi dalam pemeriksaan sidik jari, atau dalam
keadaan apa," kata pemimpin studi Jennifer Mnookin. Karena itu pengetahuan mengenai akurasi hasil
analisis sidik jari sangat diperlukan oleh pengacara terdakwa dan hakim serta juri. Para analis sidik jari
dinilai lamban mengakui tingkat akurasi analisisnya. Pengadilan kerap menggunakan sidik jari tanpa
memperhatikan tingat kesalahan identifikasi.  US National Academy of Sciences (NAS) menyajikan sebuah
laporan mengenai ilmu forensik tahun lalu. Laporan NAS, yang disebut sebagai penelitian baru untuk
menilai kehandalan sidik jari, membantah analisis ilmuwan forensik. Bulan lalu US National Institute of
Justice menugaskan Sekolah Hukum di Universitas California, Los Angeles, mendeteksi tingkat kesalahan
piranti deteksi sidik jari. Sidik jari digunakan pertama kali tahun 1892. Baru-baru ini dua ahli bisa
menampilkan satu sidik jari yang sama dari dua orang berbeda. Ini bisa terjadi akibat kesalahan manusia,
kebetulan, kualitas cetakan yang rendah atau kombinasi dari ketiganya.

By: http://www.tempointeraktif.com/hg/it/2010/03/22/brk,20100322-234546,id.html

0000000000000000000000000

DNA fingerprint, Metode Analisis Kejahatan pada Forensik

Ditulis oleh Sinly Evan Putra pada 01-02-2007

Mungkin banyak mahasiswa kimia, sekarang ini yang bercita-cita untuk


menjadi seorang ahli forensik. Bekerja membuktikan suatu kejahatan dengan cara-cara ilmiah dan khas
seorang kimiawan (terdapat sampel, peralatan laboratorium dan metode analisis) tentunya adalah suatu
pekerjaan yang menarik dan tak lupa pula gaji yang lumayan besar. Tetapi sebelum sampai ke benar-benar
bekerja di forensik, penulis akan menginformasikan salah satu metode analisis kejahatan di forensik yakni
DNA fingerprint.

Di Indonesia, DNA fingerprint mencuat namanya sebagai cara identifikasi kejahatan dan korban yang telah
hancur setelah terjadi peristiwa peledakan bom di tanah air seperti kasus bom Bali, bom Marriot, peledakan
bom di depan Kedubes Australia dan lain-lain. Pengunaan informasi DNA fingerprint di Indonesia boleh
dibilang masih sangat baru sedangkan di negara-negara maju, hal ini telah biasa dilakukan.

DNA fingerprint
Asam deoksiribonukleat (DNA) adalah salah satu jenis asam nukleat. Asam nukleat merupakan senyawa-
senyawa polimer yang menyimpan semua informasi tentang genetika. Penemuan tehnik Polymerase Chain
Reaction (PCR) menyebabkan perubahan yang cukup revolusioner di berbagai bidang. Hasil aplikasi dari
tehnik PCR ini disebut dengan DNA fingerprint yang merupakan gambaran pola potongan DNA dari setiap
individu. Karena setiap individu mempunyai DNA fingerprint yang berbeda maka dalam kasus forensik,
informasi ini bisa digunakan sebagai bukti kuat kejahatan di pengadilan.

DNA yang biasa digunakan dalam tes adalah DNA mitokondria dan DNA inti sel. DNA yang paling akurat
untuk tes adalah DNA inti sel karena inti sel tidak bisa berubah sedangkan DNA dalam mitokondria dapat
berubah karena berasal dari garis keturunan ibu, yang dapat berubah seiring dengan perkawinan
keturunannya. Dalam kasus-kasus kriminal, penggunaan kedua tes DNA diatas, bergantung pada barang
bukti apa yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Seperti jika ditemukan puntung rokok, maka
yang diperiksa adalah DNA inti sel yang terdapat dalam epitel bibir karena ketika rokok dihisap dalam
mulut, epitel dalam bibir ada yang tertinggal di puntung rokok. Epitel ini masih menggandung unsur DNA
yang dapat dilacak.

Untuk kasus pemerkosaan diperiksa spermanya tetapi yang lebih utama adalah kepala spermatozoanya
yang terdapat DNA inti sel didalamnya. Sedangkan jika di TKP ditemukan satu helai rambut maka sampel
ini dapat diperiksa asal ada akarnya. Namun untuk DNA mitokondria tidak harus ada akar, cukup potongan
rambut karena diketahui bahwa pada ujung rambut terdapat DNA mitokondria sedangkan akar rambut
terdapat DNA inti sel. Bagian-bagian tubuh lainnya yang dapat diperiksa selain epitel bibir, sperma dan
rambut adalah darah, daging, tulang dan kuku.

Metode analisis DNA fingerprint


Sistematika analisis DNA fingerprint sama dengan metode analisis ilmiah yang biasa dilakukan di
laboratorium kimia. Sistematika ini dimulai dari proses pengambilan sampel sampai ke analisis dengan
PCR. Pada pengambilan sampel dibutuhkan kehati-hatian dan kesterilan peralatan yang digunakan. Setelah
didapat sampel dari bagian tubuh tertentu, maka dilakukan isolasi untuk mendapatkan sampel DNA. Bahan
kimia yang digunakan untuk isolasi adalah Phenolchloroform dan Chilex. Phenolchloroform biasa
digunakan untuk isolasi darah yang berbentuk cairan sedangkan Chilex digunakan untuk mengisolasi
barang bukti berupa rambut. Lama waktu proses tergantung dari kemudahan suatu sampel di isolasi, bisa
saja hanya beberapa hari atau bahkan bisa berbulan-bulan.

Tahapan selanjutnya adalah sampel DNA dimasukkan kedalam mesin PCR. Langkah dasar penyusunan
DNA fingerprint dengan PCR yaitu dengan amplifikasi (pembesaran) sebuah set potongan DNA yang
urutannya belum diketahui. Prosedur ini dimulai dengan mencampur sebuah primer amplifikasi dengan
sampel genomik DNA. Satu nanogram DNA sudah cukup untuk membuat plate reaksi. Jumlah sebesar itu
dapat diperoleh dari isolasi satu tetes darah kering, dari sel-sel yang melekat pada pangkal rambut atau dari
sampel jaringan apa saja yang ditemukan di TKP. Kemudian primer amplifikasi tersebut digunakan untuk
penjiplakan pada sampel DNA yang mempunyai urutan basa yang cocok. Hasil akhirnya berupa kopi
urutan DNA lengkap hasil amplifikasi dari DNA Sampel.

Selanjutnya kopi urutan DNA akan dikarakterisasi dengan elektroforesis untuk melihat pola pitanya.
Karena urutan DNA setiap orang berbeda maka jumlah dan lokasi pita DNA (pola elektroforesis) setiap
individu juga berbeda. Pola pita inilah yang dimaksud DNA fingerprint. Adanya kesalahan bahwa
kemiripan pola pita bisa terjadi secara random (kebetulan) sangat kecil kemungkinannya, mungkin satu
diantara satu juta. Finishing dari metode ini adalah mencocokkan tipe-tipe DNA fingerprint dengan pemilik
sampel jaringan (tersangka pelaku kejahatan).

Penutup
Kemampuan ahli forensik dalam mengendus jejak kejahatan melalui metode analisis DNA fingerprint
merupakan suatu langkah maju dalam proses pengungkapan kejahatan di Indonesia. Keakuratan hasil yang
hampir mencapai 100% menjadikan metode DNA fingerprint selangkah lebih maju dibandingkan proses
biometri (identifikasi menggunakan sidik jari, retina mata, susunan gigi, bentuk tengkorak kepala serta
bagian tubuh lainnya) yang telah lama digunakan kepolisian untuk identifikasi. Terlepas dari
keuntungannya itu, penerapan DNA fingerprint masih terbatas di Indonesia dikarenakan dana yang
dibutuhkan sangat mahal dan SDM forensik yang kurang, sehingga kepolisian RI biasanya menerapkan
standar prioritas untuk analisis ini, prioritas utama analisis biasanya menyangkut kasus-kasus nasional
seperti peristiwa peledakan bom atau untuk potongan tubuh korban yang telah hancur, yang tidak dapat
diidentifikasi lagi dengan proses biometri.

By: http://www.chem-is-
try.org/artikel_kimia/berita/dna_fingerprint_metode_analisis_kejahatan_pada_forensik/

00000000000000000

Sidik Jari
Muhammad Noor Aly Yusuf
Fingerprint (Sidik Jari)
Tapak kaki dan telapak tangan ditutupi dengan jenis kulit tertentu yang mempunyai pola garis ang rumit.
Garis papiler atau garis permukaan ini berasal dari pengangkatan papillae secara mikroskopik yang ada
pada lapisan kulit dalam. Kulit telapak tidak berkelenjar minyak, tetapi memiliki konsentrasi tinggi kelenjar
keringat. Keadaan ini berpengaruh pada komposisi pengeluaran keringat ada telapak yang merupakan
faktor penting bagi penguji forensik dalam teknik deteksi sidik jari.
Kesan yang ditinggalkan ketika kulit permukaan jari atau ibu jari ditekankan pada suatu benda itulah yang
disebut sidik jari. Kesan tinta pada sidik jari dihasilkan oleh zat semacam tinta yang tersimpan pada kulit
permukaan jari-jemari. Kesan peristiwa tindak pidana dibuat melalui keringat atau adanya zat pencemar.
Sidik jari itu biasanya tidak terlihat mata telanjang sehingga disebut sidik laten. Sidik jari menjadi cara
paling teliti sebagai bagian dari identifikasi karena memiliki tiga ciri, yaitu:
1. Sidik jari bersifat unik. Kemungkinan adanya dua pola sidik jari yang identik pada anggota populasi
dunia termasuk jari yang berbeda dari tangan seseorang dan bahkan jari yang sama dari orang kembar
sangat kecil sekali. Keunikan ini didukung dengan perbandingan jutaan sidik jari selama 80 tahun terakhir
dan berdasarkan perhitungan statistik.
2. Sidik jari bersifat tidak varian. Kecuali perubahan ukuran besarnya yang mengikuti pertumbuhan
individu, rincian pola sidik jari tidak berubah sepanjang hidup seseorang. Luka-luka hanya meninggalkan
bekas luka permanen jika sampai masuk jaringan kulit dalam. Bekas luka permanen dapat digunakan juga
untuk identifikasi. Pola garis pada telapak tangan dan tapak kaki juga dapat berfungsi untuk identifikasi.
3. Tipe pola umum memungkinkan sidik jari diklasifikasikan secara sistematis. Hal ini memungkinkan
untuk menyusun arsip yang dapat digunakan untuk menunjang identifikasi.
Fingerprint Identification and Classification (Identifikasi dan Klasifikasi Sidik Jari)
Guratan kulit permukaan jari membentuk pola yang dapat dikelompokkan menjadi bagian yang
melengkung, sangkutan, dan lingkaran. Pola ini tidak digunakan untuk identifikasi, kecuali dalam
penghapusan segera bila sidik laten yang diolah berbeda dari jenis pola tersangka. Identifikasi sidik jari
tergantung pada karakteristik garis punggung tangan seseorang, penempatan sanak keluarga, dan apakah
ciri pembedanya dapat dijelaskan. Karakteristik garis yang paling umum adalah ujung garis dan bifurkasi
(garis bercabang dua seperti sungai yang bercabang menjadi dua anak sungai). Karakteristik umum lainnya
adalah punggung bukit jari yang pendek, lampiran (atau pengelompokan), dan noktah.
 Pola sidik jari dibagi menjadi bagian yang melengkung, sangkutan, dan lingkar tergantung pada tidak
adanya delta, satu atau dua delta, jika delta itu tidak menyatu (bergabung) dengan inti sidik jari. Bentuk
delta merupakan bifurkasi tempat dua garis cabang saling menjauh dan bukannya sejajar atau sepasang
garis lekat yang memisah. Bentuk sangkutan memiliki satu garis atau lebih yang melengkung balik, yaitu
bagian garis permulaan dan bagian akhir berkedudukan sejajar. Bentuk busur tidak berlengkung balik.
Aliran garis tampak seperti gelombang. Bentuk bagian yang melengkung dibagi lagi menjadi busur rata
(plain arch) dan busur miring (tented arch). Busur rata mempunyai sedikitnya satu garis yang membentuk
sirkuit seperti spiral penuh atau setidaknya ada satu garis yang menandai bentuk lonjong penuh atau varian
lingkaran lainnya. Corak tambahan yang diklasifikasikan dalam bentuk lingkar adalah lingkar sangkutan
ganda (double loop whorl), lingkar sangkutan saku tengah (central pocket loop whorl), dan lingkar
istimewa (accidental whorl).
Sistem klasifikasi sidik jari pada dasarnya merupakan perkembangan dari sistem yang dikembangkan oleh
Sir Edward Richard Henry dan diadopsi pertama kali oleh Scotland Yard di London pada 1901. Rencana
penggolongan sidik jari merupakan hal yang rumit. Hal ini selintas dapat terlihat pada penggolongan utama
yang merupakan bagian dari sistem asli yang digunakan Henry. Sistem itu, pada gilirannya, dikembangkan
untuk menampung arsip sidik jari yang luar biasa banyaknya pada masa sekarang. Dalam pengelompokan
utama, jari dipasangkan dan dijumlahkan dalam bentuk rasio,
 jari telunjuk kanan + jari manis kanan + ibu jari kiri + jari tengah kiri+ jari kelingking kiri
ibu jari kanan + jari tengah kanan + jari kelingking kanan + jari telunjuk kiri + jari manis kiri
Pola sidik jari yang paling penting pada langkah ini adalah tipe lingkar. Tipe ini ditetapkan dengan nilai
bilangan 16 jika ditemukan pada jari pasangan paling kiri dalam rasio di atas (jari telunjuk kanan, ibu jari
kanan), 8 jika pada jari pasangan berikutnya, 4 untuk jari pasangan ketiga, 2 untuk jari pada pasangan
keempat, dan 1 untuk jari pada pasangan terakhir (kelingking kiri, jari manis kiri). Semua pola sidik jari
lainnya ditetapkan dengan nilai 0. Untuk menjumlahkan hasilnya, nilai 1 ditambahkan pada pembilang dan
penyebut dalam rasio di atas. Pecahan bilangan yang didapatkan merupakan klasifikasi primer. Misalnya
bila kedua ibu jari dipenuhi pola lingkar dan jari lain berpola busur dan sangkutan, klasifikasi primernya
adalah F(5/17). Menurut klasifikasi primer, peluang kombinasi pola untuk 10 jari tangan membentuk 1.024
golongan.
Latent Fingerprint Development (Pengembangan Sidik Jari Laten)
Penemuan sidik jari laten pada barang bukti merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam
identifikasi tindak pidana, karena secara umum sidik jari merupakan bukti fisik yang paling kuat yang
dapat dipaparkan di pengadilan. Penemuan sidik jari laten ini umumnya tergantung pada penyertaan bahan
pada deposit sidik jari (keringat) laten atau pada reaksi kimia dengan sisa sidik jari laten. Lapisan tipe sidik
jari terdiri atas 98%”99% air yang segera menguap meninggalkan kira-kira 10-6 g residu yang hampir
setara dengan komposisi komponen inorganik (seperti garam) dan organik (misalnya asam amino). Yang
menjadi masalah besar dalam deteksi residu ini adalah kerumitan kimianya serta amat beragamnya tekstur
dan komposisi permukaan yang dibutuhkan untuk mendeteksi sidik laten.
Dari sekian banyak cara kimia dan fisika untuk olah sidik jari, hanya cara pendebuan (penempelan secara
fisik bubuk halus pada residu sidik jari) dan perlakuan ninhydrin (reaksi ninhydrin dengan asam amino
residu sidik jari untuk membentuk produk bercitra biru lembayung) yang masih digunakan sampai saat ini.
Prosedur lain, seperti pengasapan dengan uap yodium atau cara nitrat perak digunakan hanya dalam situasi
tertentu.
Metode yang lebih spesifik, seperti pembubuhan dengan bahan radioaktif, dan metode yang lebih
berorientasi instrumental, sebagaimana deposisi lapisan logam dalam ruang hampa, otoradiografi (metode
sinar X), dan aktivasi netron, juga telah diselidiki. Metode ini jarang digunakan dalam tindakan polisi
karena penerapan yang sangat terbatas, mahal, dan terlalu rumit. Prosedur yang dikembangkan di Jepang
pada akhir tahun 1970-an, yakni dengan menggunakan uap methyl atau ethyl-cyanoacrilate ester. Senyawa
itu berubah menjadi polimer pada residu sidik jari laten untuk membentuk produk putih. Prosedur ini kini
banyak dimanfaatkan untuk olah sidik jari pada permukaan yang licin.
Pada tahun 1976, ditemukan bahwa laser dapat difungsikan untuk penemuan sidik jari laten. Metode umum
ini merupakan konsep yang revolusioner yang menggunakan prinsip fisika yang berbeda (fluorescence)
dari metode yang biasa digunakan, karena dapat menghasilkan sensitifitas yang paling tinggi. Untuk
menjelaskan hal ini, perhatikanlah sidik laten pada permukaan putih yang dibubuhi dengan bubuk hitam.
Cahaya berpendar terkilas dari permukaan di sekitar garis hingga tertangkap mata atau kamera fotografik,
tetapi peristiwa ini tidak berasal dari garis itu sendiri karena bubuk pada garis itu menyerap cahaya.
Penyerapan/pemantulan kemudian menjadi persoalan pokok dalam pengembangan sidik jari konvensional.
Jika sidik itu berkembang dengan lemah, lokasi garis sidik jari itu hanya akan memantulkan sedikit
dibandingkan daerah sekelilingnya. Penemuan sidik yang lemah karena itu akan menghasilkan penemuan
perbedaan kecil antara dua tanda besar yang bersumber dari cahaya pendar yang dipantulkan, dan ini
merupakan cara penemuan yang tidak sensitif. Dalam situasi sebaliknya, ketika hanya cahaya dari garis
yang mencapai kamera atau mata, deteksi sidik jari yang lemah akan berarti tindakan pendeteksian sinyal
kecil.
Cara deteksi ini merupakan cara deteksi yang lebih sensitif seperti yang diamati oleh mata kita: orang tidak
melihat bintang pada siang hari (perbedaan kecil antara sinyal yang besar), tetapi dengan mudah melihatnya
pada malam hari (sinyal kecil). Deteksi sidik jari lewat fluorescence dari sidik jari laten yang merupakan
inti metode laser sesuai dengan cara deteksi sinyal pada gejala penglihatan kedua. Metode laser meliputi
beragam prosedur antara lain perlakuan ninhydrin/ZnCl2 dan cyanoacrylate ester/bahan celup yang
mempunyai tingkat keberhasilan tinggi karena tingkat sensitivitasnya, mudah digunakan, dapat diterapkan
secara luas, dan yang sangat penting kompatibilitasnya dengan prosedur rutin biasa. Metode laser kini
secara rutin digunakan oleh banyak badan penegak hukum.
Digital Fingerprint Processing (Pengolahan Sidik Jari Digital)
Arsip kartu sidik jari sangat sulit dicari. Selain itu, sangat tidak mungkin untuk mencari arsip yang
dimaksud untuk mencocokkan sidik jari yang tersembunyi yang diolah pada barang bukti kecuali
tersangkanya telah dikenali. Beberapa tahun terakhir ini, komputer telah banyak digunakan dalam
pembuatan arsip sidik jari dan pencarian motif. Sidik jari dimasukkan ke dalam komputer dengan bentuk
digital. Untuk melakukannya, seseorang tidak dapat begitu saja menggukur jarak dan sudut antara garis
karakteristik.
Hal ini dikarenakan kondisi tekanan di mana terdapat lapisan cetak bergelombang dan cetakan peristiwa
tindak pidana tersimpan berbeda secara substansial. Kemudian dilakukan pendekatan yang lebih rinci untuk
mendigitalkan sidik jari. Sebagai contoh, letak dari minutia dan garis terdekat dari alur garis yang berkaitan
yang dikombinasikan dengan banyaknya garis yang masuk antara minutia ini dan dan minutia lainnya yang
berdekatan. Sidik jadi didigitalkan secara otomatis dengan menggunakan scanner elektronik. Dengan
penemuan komputerisasi dalam sidik jari, pencarian tanpa jejak, pengembangan penemuan cetakan
peristiwa tanpa diketahui tersangkas, menjadi kenyataan.
Wilayah penting di masa mendatang dalam pengolahan sidik jari berkaitan dengan aspek perekaman
gambar (oleh kamera TV sebagai contoh) disertai dengan teknik peningkatan gambar komputer seperti
modifikasi pewarnaan, manipulasi kontras, peningkatan kualitas tepi. Prosedur tersebut dibuat untuk
meningkatkan kontras antara rincian garis alur sidik jari dan juga latar yang sering tidak seragam. Lagipula,
peneliti sedang mempelajari perbedaan yang ditemukan antara sidik jari dan latar belakang fluorescence.
Hasil ini akan memberikan alternatif lain untuk meningkatkan kekontrasan secara elektronis untuk
pengidentifikasian yang sempurna.

By : http://www.metro.polri.go.id/perpus/390-sidik-jari

00000000000000000000000

Anda mungkin juga menyukai