PFA19 - Kelompok 10 - Gerak Vibrasi - RE2
PFA19 - Kelompok 10 - Gerak Vibrasi - RE2
Disusun oleh :
Kelompok 10
1. Elfa Fifi Rahmawati (19030184006) PFA 2019
2. Aimmatul Afifah (19030184019) PFA 2019
bc
=ω 0, maka sistem dalam kondisi teredam paksa (criticaldamped oscillation).
2m
b
Jika gaya perlambatan maksimum Rmaks =b v maks >kA dan >ω0 , maka sistem
2m
dalam kondisi teredam penuh (overdamped oscillation).
Persamaan gerak vibrasi dengan redaman yang diberikan paksa adalah
sebagai berikut (Eso, 2017:53).
−γt '
( y 0 cos ωt ) e + F cos(ω t)
y (t)=
( √ (ω −ω
2
0
'2 2
) + 4 γ 2 ω' 2 ) (5)
1.2. Sit-Up
Menurut Sepriadi (2017:77), status gizi individu memengaruhi tingkat
kebugaran jasmani sebesar 7,54%. Status gizi merupakan suatu kondisi seorang
individu yang dipengaruhi oleh penggunaan zat makanan yang dikonsumsi
individu tersebut. Dalam penelitian tersebut, status gizi diukur dari IMT (Indeks
Massa Tubuh). IMT dapat ditentukan dengan (Christianto dkk., 2018:82):
Massatubuh (kg)
IMT= 2
[ Tinggi badan ( m ) ]
Sementara itu, tingkat kebugaran jasmani dapat diukur dengan mengukur
kekuatan otot, kelincahan, daya tahan, daya ledak, dan seterusnya. Untuk
mengukur dan melatih kekuatan otot terdapat beberapa latihan yang dapat
dilakukan. Kekuatan otot lengan dapat dilatih dan diukur dengan push-up,
kekuatan otot perut dapat dilatih dan diukur dengan sit-up, kekuatan otot punggung
dapat dilatih dan diukur dengan back-up, dan seterusnya.
1.3. Tracker Video Analysis
Tracker Video Analysis merupakan sebuah perangkat lunak yang sudah
banyak digunakan pada penelitian ilmiah. Perangkat lunak ini berfungsi untuk
menganalisis suatu hasil rekaman dari sebuah percobaan. (Selvira, Cindy Adelina
dkk., 2020:337). Keakuratan dari hasil analisis dengan Tracker Video Analysis
dapat diketahui apabila terdapat nilai pembanding berupa hasil perhitungan yang
sudah didapat. Keakuratan yang dimaksudkan adalah ketepatan dan kemiripan
hasil pada waktu yang sama dengan perbandingan nilai absolut yang sudah ada
(Selvira, Cindy Adelina dkk., 2020:339).
BAB III
METODE EKSPERIMEN
Gambar 1. Rancangan analisis pengaruh kecepatan gerakan sit-up dan massa tubuh
terhadap kuantitas gerakan sit-up
3.3. Variabel Percobaan
3.3.1. Percobaan ke-1
3.3.1.1. Variabel bebas : nilai kecepatan melakukan sit-
up.
DOV : setiap orang pada percobaan ini melakukan sit-up
sesuai dengan kemampuannya sehingga berbeda
kecepatannya.
3.3.1.2. Variabel terikat : kuantitas capaian gerakan sit-up.
DOV : karena kecepatan melakukan gerakan sit-up berbeda,
kuantitas atau jumlah gerakan sit-up yang berhasil
dilakukan juga berbeda.
3.3.1.3. Variabel tetap: nilai waktu melakukan sit-up.
DOV : durasi waktu yang diamati serta dianalisis pada setiap
orang dalam melakukan gerakan sit-up sama.
3.3.2. Percobaan ke-2
3.3.2.1. Variabel bebas : nilai massa tubuh.
DOV : setiap orang pada percobaan ini memliki nilai massa
tubuh yang berbeda.
3.3.2.2. Variabel terikat : kuantitas capaian gerakan sit-up.
DOV : karena kecepatan melakukan gerakan sit-up berbeda,
kuantitas atau jumlah gerakan sit-up yang berhasil
dilakukan juga berbeda.
3.3.2.3. Variabel tetap: nilai waktu melakukan sit-up.
DOV : waktu yang diamati pada setiap orang sama.
3.4. Langkah Percobaan
3.4.1. Menyiapkan posisi orang yang akan melakukan sit-up agar mudah terekam
dengan jelas.
3.4.2. Memasang kamera HP di samping kanan orang yang akan melakukan sit-up.
3.4.3. Mulai merekam bersamaan orang tersebut melakukan sit-up.
3.4.4. Menghentikan perekaman.
3.4.5. Mengulangi langkah 3.4.1. – 3.4.4. terhadap 5 orang lainnya.
3.5. Teknik Analisis Data
3.5.1. Memasukkan video ke perangkat lunak Tracker Video Analysis.
3.5.2. Menentukan koordinat, kalibrasi lintasan, dan autotracking pada video melalui
perangkat lunak tersebut.
3.5.3. Melakukan analisis gerak melalui perangkat lunak tersebut, meliputi analisis
grafik, histogram (jika ada), dan numerik.
3.5.4. Menganalisis secara manual dan menyimpulkan.
DAFTAR PUSTAKA