Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE


RUANG ANAK LANTAI 1 RSUP Dr. KARYADI SEMARANG

Oleh :

Bian Firmansyah
NIM P1337420617062

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

2019
Topik : Diare
Sub Topik : Diare Pada anak
Sasaran : Ibu yang memiliki bayi atau balita
Hari/Tanggal : Kamis/ 12 September 2019
Jam : 11.00 WIB
Waktu : 20 menit
Tempat : Ruang Anak Lantai 1 RSUP dr. Kariadi
A. Latar belakang
Peran keluarga dalam pertolongan pertama pada anak diare sangatlah penting
guna mencegah keparahan. Namun, orang tua sering terlalu panik dan cemas bila anaknya
diare sehingga melupakan pesan penting dari lagu anak-anak tersebut. Kurangnya
pengetahuan anggota keluarga merupakan penyebab utama keluarga tidak
Sebaiknya orang tua bersabar dan lebih tenang menilai kondisi anaknya, pada
dasarnya diare merupakan penyakit yang sembuh sendiri (self limiting disease), yang
dikhawatirkan dari diare adalah terjadinya dehidrasi, karena itu orang tua harus tahu
bagaimana cara memberikan pertolongan pertama pada anak diare secara tepat.
B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan diharapkan ibu dapat memahami
tentang diare pada anak dan dapat mengimplementasikan bagaimana cara melakukan
pertolongan pertama pada anak diare dengan tepat sehingga dapat mengurangi resiko
diare bertambah parah.
C. Tujuan Instruksional Khusus (TIM)
Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan diharapkan masyarakat dapat
menjelaskan kembali :
1. Pengertian Diare dan pola umum BAB pada anak
2. Macam – macam diare
3. Gejala diare
4. Penyebab diare
5. Pencegahan diare
6. Pengobatan diare (Oralit, LGG)
D. Strategi Pelaksanaan
Strategi yang digunakan dalam penyampaian pendidikan kesehatan ini berupa
1. Ceramah dan
2. Tanya jawab
E. Media Pendidikan kesehatan
Media Pendidikan kesehatan yang digunakan:
1. Materi SAP
2. Pamflet
F. Pokok Materi
1. Pengertian Diare dan pola umum BAB pada anak
2. Macam – macam diare
3. Gejala diare
4. Penyebab diare
5. Pencegahan diare
6. Pengobatan diare (Oralit, LGG)
G. Rencana Proses Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
NO Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Peserta

1 1 Menit Pembukaan : - Menjawab Salam


- Mendengarkan
- Pendidik memberi salam
dan
- Menjelaskan tujuan pembelajaran
Memperhatikan
- Menyebutkan materi / pokok
bahasan yang akan disampaikan

2 10 Menit Pelaksanaan : - Menyimak dan


Menjelaskan materi pendidikan memperhatikan
kesehatan secara berurutan dan teratur

Materi : - Menyimak dan


memperhatikan
1. Pengertian Diare dan Pola umum
BAB pada anak
2. Gejala umum yang timbul akibat
diare
3. Pertolongan pertama pada anak
diare dengan benar
4. Pencegahan diare
5. Pengobatan diare (Oralit, LGG)
3 2 Menit - Simulasi cara pembuatan Larutan - Memperhatikan
Gula Garam dengan seksama

4 2 Menit - Membuka sesi tanya jawab - Bertanya,dan


menjawab
pertanyaan
5 1 Menit Penutup :
-Menjawab salam
- Mengucapkan terima kasih dan
salam

H. Metode Evaluasi
a. Metode Evaluasi : Tanya jawab
b. Jenis Evaluasi : Lisan
I. Kriteria Evaluasi
 Struktur
1. Rencana kegiatan pendidikan kesehatan pertolongan pertama pada anak diare
telah disiapkan oleh perawat
2. Materi pertolongan pertama pada anak diare telah disiapkan oleh perawat
3. Kontrak telah dilakukan kepada Ibu
4. Pamflet telah dibagikan sebelum kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan
 Proses
1. Pelaksanaan pendidikan kesehatan pada ibu sesuai waktu dan strategi yang telah
ditetapkan oleh perawat
2. Ibu mengikuti dan menyimak dengan baik kegiatan pendidikan kesehatan yang
diberikan oleh perawat
3. Ibu antusias dengan materi pendidikan kesehatan yang diberikan oleh perawat
 Hasil
1. Ibu mampu menjelaskan dan memahami pengertian diare dan pola umum BAB
pada anak
2. Ibu mengetahui dan memahami macam – macam diare
3. Ibu mengetahui dan memahami bagaimana gejala umum yang timbul akibat diare
4. Ibu memahami dan mengetahui bagaimana penyebab pada anak diare dengan
benar
5. Ibu memahami dan mengetahui bagaimana pencegahan pada anak diare dengan
benar
6. Ibu mengetahui cara pengobatan diare (Oralit)
7. Ibu bisa menjelaskan kembali bagaimana cara membuat Larutan Gula Garam
Diare

Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian


dan angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia rata-rata akan
mengalami diare 2-3 kali per tahun. Dengan diperkenalkannya oralit, angka
kematian akibat diare telah sangat menurun. Walaupun demikian, balita yang
mengalami gizi kurang masih cukup tinggi, yang antara lain dapat merupakan
akibat penyakit diare pada anak.
Secara umum penyebab diare adalah:
1. Adanya Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit.
2. Alergi terhadap makanan atau efek samping obat tertentu, misalnya makanan
pedas atau susu yang tidak cocok dengan anak tersebut.
3. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak,
Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
4. Pemanis buatan, tidak tahan terhadap laktosa.

A. Pola buang air besar pada anak


Pada umumnya, anak buang air besar paling sering 3 kali sehari dan
paling sedikit 3 hari sekali. Bentuk tinja tergantung pada kandungan air dalam
tinja. Pada keadaan normal, tinja berbentuk seperti pisang. Dilihat dari
kandungan airnya bentuk tinja bervariasi mulai dari “cair” (kadar airnya
paling tinggi, biasanya terjadi pada diare akut), “lembek” (seperti bubur),
“berbentuk” (tinja normal, seperti pisang), dan “keras” (kandungan air sedikit
seperti pada keadaan sembelit).
Pada bayi berusia 0-2 bulan khususnya bagi bayi yang mengkonsumsi
ASI, frekuensi buang air besarnya lebih sering dialami, yaitu bisa 8-10 kali
sehari dengan tinja yang encer, berbuih dan berbau asam. Selama berat badan
bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong diare, tetapi merupakan
intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya perkembangan
saluran cerna.
Warna tinja yang normal adalah kuning kehijauan, tetapi dapat
bervariasi tergantung makanan yang dikonsumsi anak. Yang perlu
diperhatikan adalah bila tinja berwarna merah (mungkin darah) atau hitam
(mungkin darah lama/beku) atau putih seperti dempul (pada penyakit hati).
 Kapan disebut diare ?
Anak dinyatakan menderita diare bila buang air besarnya “lebih encer”
dan “lebih sering” dari biasanya. Tinja anak diare dapat mengandung lendir
dan darah, tergantung pada penyebabnya. Gejala lainnya adalah demam dan
muntah. Kadangkala gejala muntah dan demam mendahului gejala mencretnya.
B. Gejala yang timbul akibat penyakit diare
Karena terjadinya mencret dan muntah yang terus menerus, pada
awalnya anak akan merasa haus karena telah terjadi dehidrasi (kekurangan
cairan tubuh) ringan. Bila tidak ditolong, dehidrasi bertambah berat dan
timbullah gejala-gejala: anak tampak cengeng, gelisah, dan bisa tidak sadarkan
diri pada dehidrasi berat. Mata tampak cekung, ubun-ubun cekung (pada
bayi), bibir dan lidah kering, tidak tampak air mata walaupun menangis, turgor
berkurang yaitu bila kulit perut dicubit tetap berkerut, nadi melemah sampai
tidak teraba, tangan dan kaki teraba dingin, dan kencing berkurang. Pada
keadaan dehidrasi berat nafas tampak sesak karena tubuh kekurangan zat basa
(menderita asidosis). Bila terjadi kekurangan elektrolit dapat terjadi kejang.
C. Prinsip pengobatan diare
Penyakit diare dapat mengakibatkan kematian bila dehidrasi tidak
diatasi dengan baik dan dapat mencetuskan gangguan pertumbuhan (kurang
gizi) bila tidak diberikan terapi gizi yang adekuat. Sebagian besar diare pada
anak akan sembuh sendiri (self limiting disease) asalkan dicegah terjadinya
dehidrasi yang merupakan penyebab kematian. Oleh karena itu, prinsip
pengobatan diare adalah:
1. Rehidrasi: mengganti cairan yang hilang, dapat melalui mulut (minum)
maupun melalui infus (pada kasus dehidrasi berat).
2. Pemberian makanan yang adekuat: jangan memuasakan anak,
pemberian makanan seperti yang diberikan sebelum sakit harus
dilanjutkan, termasuk pemberian ASI. Pada diare yang ringan tidak
diperlukan penggantian susu formula.
3. Pemberian obat seminimal mungkin. Sebagian besar diare pada anak
akan sembuh tanpa pemberian antibiotik dan antidiare. Bahkan
pemberian antibiotik dapat menyebabkan diare kronik.
D. Pertolongan Pertama pada Anak Diare
1. Bila anak menderita diare dan belum menderita dehidrasi, segera berikan
minum sebanyak 10 ml per satu kilogram berat badan setiap kali mencret
agar cairan tubuh yang hilang bersama tinja dapat diganti untuk mencegah
terjadinya dehidrasi, sehingga mencegah terjadinya kematian.
2. Bila telah terjadi dehidrasi, minumkanlah oralit dengan takaran sebagai
berikut
- 1 bungkus oralit di campur dengan 200 ml air matang hangat (1
gelas)
- Berikan sesendok setiap 1-2 menit sekali untuk anak dibawah umur 2
tahun.
- Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih tua.
- Bila anak muntah, tunggulah 10 menit kemudian berikan cairan lebih
lama (misalnya sesendok tiap 2-3 menit)
- Bila diare berlanjut setelah oralit habis hendaknya kembali kepada
petugas kesehatan untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
3. Segera bawa anak ke dokter atau puskesmas jika:
 Muntah terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit tidak
bermanfaat
 Mencret yang hebat dan terus menerus sehingga diperkirakan
pemberian oralit kurang berhasil
 Terdapat tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, tangan dan kaki dingin,
tidak sadar)

Bagaimana mengetahui keadaan anak membaik dan tidak perlu dibawa ke


dokter? Tentu saja dengan melihat adanya perbaikan dari gejala-gejala yang
disebutkan di atas. Kesadaran anak membaik, rasa hausnya akan menghilang,
mulut dan bibirnya mulai membasah, kencing banyak, dan turgor kulit perutnya
membaik.

E. Pencegahan Diare pada Anak


Untuk pencegahan diare pada anak dapat dilakukan beberapa upaya praktis
seperti :
1. Siapkan makanan yang bersih dan higienis. Sebaiknya kita memasaknya
sendiri.
2. Penyediaan air minum yang bersih, tentunya di masak dengan baik.
3. Kebersihan perorangan, baik kebersihan anak maupun kebersihan orang
yang merawat anak tersebut.
4. Cuci tangan sebelum makan. Biasakan ini sedari dini.
5. Pemberian ASI eksklusif
6. Buang air besar pada tempatnya
7. Buang sampah pada tempatnya.
8. Lindungi makanan dari serangga, seperti lalat, semut dan sebagainya yang
sering hinggap pada makanan.
9. Lingkungan hidup yang sehat

F. Pemberian Larutan Gula Garam Sebagai Pengganti Oralit


Bahan yang diperlukan:
- Gula pasir 1 sdt
- Garam dapur 1 sdt
- Air matang/ teh hangat ± 200 ml
Alat yang diperlukan:
- Gelas
- Sendok teh
Cara pembuatan:
1. Cuci tangan dengan bersih
2. Isi gelas dengan air matang atau teh hangat
3. Tuangkan 1 sdt gula pasir dan 1 sdt garam ke dalam gelas lalu aduk
sampai keduanya tercampur rata
DAFTAR PUSTAKA

Imam Ahmad Ibnu Nizar. Sehat itu Mahal, (Yogjakarta: Garailmu. 2009).
Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta:EGC.
OTC DIGEST. 2011. Diare dan Obatnya edisi 61 halaman 27. Jakarta: PT
Triprakarsa Media Utama.

Anda mungkin juga menyukai