Anda di halaman 1dari 7

Lampiran 3 :

LAPORAN STATUS KLINIK

Nama : Dian Islamiah


Nim : FT.2017.002
Tempat Praktek : Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
Pembimbing :Ihsan,S.Ft
Tanggal pembuat laporan : Senin,15 Maret 2021

Keterangan Umum Penderita


Nama : Ny.Ls
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 50 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl.Mekar

Segi Fisioterapi

A. ANAMNESIS (AUTO)

1. Keluhan Utama :. Pasien merasakan nyeri pada pantat sampai kekaki sebelah kiri.
2. Riwayat Penyakit Sekarang : pada dua minggu yang lalu pasien merasakan nyeri tak
tertahankan pada pantat hingga kaki kirinya kemudian pada hari itu pasien
melakukan pemeriksaan ke dokter saraf selanjutnya pasien dirujuk ke fisioterapi.
3. Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak Ada
4. Riwayat Keluarga : Tidak Ada
5. Anamnesis System :
a) Kepala dan Leher : Tidak Ada Keluhan
b) Kardiovaskuler : Tidak Ada Keluhan
c) Respirasi : Tidak Ada Keluhan
d) Gastroinstal : Tidak Ada Keluhan
e) Urogenital : Tidak Ada Keluhan
f) Musculoskeletal : Ada keluhannyeri pada pinggang kiri dan menjalar sampai
kaki
g) Nervorum : Saraf Ischiadicus

B. PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Vital Sign :
a. Tekanan Darah : 140/90 MmHg
b. Denyut Nadi : 88 kali permenit
c. Pernafasan : 22 kali permenit
d. Suhu : 37° C 1
e. Tinggi badan : 147 Cm
f. Berat badan : 54 Kg
2. Inspeksi :
a. Statis : wajah pasien terlihat pucat dan meringis karena nyeri yang dirasakan.
b. Dinamis : Pasien mampu duduk ke berdiri dan membalikkan badan posisi
miring kanan dan kiri tetapi tampak menahan nyeri.
c. Palpasi : ada nyeri tekan pada otot-otot m.psiformis,m.hamstring dan
m.gastronemicus
3. Pemeriksaan Gerak Fungsi Dasar
a. Gerakan aktif : Pada pemeriksaan gerak aktif yang dilakukan, diperoleh
hasil yaitu pasien sedikit dapat melakukan gerakan aktif pada gerakan flexi
hip, ekstensi hip,abduksi,adduksi hip,endorotasi,eksorotasi hip,fleksi knee, dan
ekstensi knee.
b. Gerakan pasif : Pada pemeriksaan gerak pasif yang dilakukan, pada saat
posisi pasien sedang baring, secara pasif dilakukan gerakan fleksi hip, fleksi
knee, eksorotasi, endorotasi hip dan dorsofleksi terbatas dan timbul nyeri.
Sedangkan untuk gerakan ekstensi hip dan knee dilakukan pada saat pasien
tengkurap, dan diperoleh yaitu pasien mengalami keterbatasan karena timbul
nyeri pada punggung bawah.
c. Gerakan Isometrik Melawan Tahanan : pada gerakan flexi hip fleksi knee,
adduksi dan dorso fleksi sedikit dapat dilakukan karena timbulnya nyeri, dan
pada gerakan ekstensi hip dan knee juga timbul nyeri.a Diperoleh datmampun
4. Koknitif, Intrapersonal Dan Interpersonal
a. Kognitif : Daya ingat pasien bagus
b. Intrapersonal : besar keinginan pasien untuk sembuh dan pasien mengerti
penyakit yang di derita.pa c.
c. Intrapersonal : pasien komunikasi dengan terapis sangat baik pas
5. Kemampuan Fungsional dan Lingkungan Aktifitas
a. Kemampuan Fungsional Dasar : Aktifitas fungsional :
b. Linkungan aktifitas :

Pemeriksaan Spesifik
a. menggunakan VAS (Visual Analog Scale)
Nyeri diam : 3 pada otot gluteus maxsimus
Nyeri tekan : 4 pada otot gluteus maxsimus
Nyeri gerak : 5 pada hip saat gerak fleksi, abduksi, eksorotasi, endorotasi
dan exstensi.

b. SLR test (Straight leg raising)


Prosedur pemeriksaan :
1. Pasien diminta untuk berbaring terlentang di atas tempat tidur.
2. Pemeriksa melakukan fleksi pada sendi panggul pasien dengan cara salah satu tangan
memegang tumit pasien dan mengangkatnya sementara tangan yang lain menekan
lutut supaya tetap lurus
3. Pemeriksa mencatat pada sudut berapa fleksi pasif tersebut menimbulkan rasa nyeri.
4. Tes SLR positif jika sewaktu dilakukan gerakan fleksi pasif yang membentuk sudut <
70 telah menimbulkan rasa nyeri yang menjalar sepanjang perjalanan n. ischiadikus.
Tes SLR positif apabila terdapat iritasi pada n. ischiadikus, Hernia Nucleus
Pulposus, artritis sakroiliaka atau koksitis.

Gambar 1. SLR Test


c. Tes Bragard
Modifikasi yang lebih sensitif dari tes laseque. Caranya sama seperti tes laseque
dengan ditambah dorsofleksi kaki. Bila nyeri punggung dikarenakan iritasi pada saraf
ini maka nyeri akan dirasakan pada sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari pantat
sampai ujung kaki.

Gambar 2. Bragard Test

d. Tes Neri
Gerakan sama dengan tes SLR hanya ditambah gerakan fleksi kepala secara aktif dan
biasanya dilakukan pada 40-60 derajat. Positif bila dirasakan nyeri sepanjang
N.ischiadicus.

Gambar 3. Neri Test


List of Problem Fisioterapi

a. ada nyeri diam,nyeri tekan,dan nyeri gerak dan adanya nyeri menjalar sampai ke paha
sebelah kiri.

c. adanya penurunan kekuatan otot dan kesulitan berjalan dan jongkok

C. DIAGNOSE FISIOTERAPI
1. Impairment : Adanya keluhan nyeri pada M. Gluteus maximus menjalar sampai ke
paha sebelah kiri.
2. fungsional limination : Adanya keterbatasan gerak ekstensi hip, gerak fleksi
hip,Adanya keterbatasan gerak adduksi hip,Adanya penurunan kekuatan
otot,Kesulitan dalam berjalan dan jongkok A
3. Disability : Pasien mengalami kesulitan dalam beraktivitas sebagai ibu rumah tangga
dan aktivitas sosial dilingkungan masyarakat.
4. Kesulitan dalam berjalan dan jongkok
D. PROGRAM RENCANA FISIOTERAPI
1. Tujuan
a. Tujuan jangka pendek : Mengurangi nyeri diam pada m gluteus maximus.
Mengurangi nyeri tekan pada m gluteus maximus
Mengurangi nyeri gerak pada semua arah gerak hip sinistra.
Meningkatkan kekuatan otot fleksor dan ekstensor, abductor dan adduktor hip
sinistra.
Agar pasien dapat jongkok.
Mengurangi spasme.
b. Jangka panjang : Pasien dapat beraktivitas seperti biasa seperti saat belum
sakit dan mengikuti kegiatan dimasyarakat.
2. Tindakan Fisioterapi
a. Modalitas fisioterapi
1. Modalitas Alternatif : Infra Red,SWD,TENS,MWD,Terapi Latihan dan
Streching Excercise.
2. Modalitas yang diberikan :
 Infra Red (IR)
. Persiapan alat : Panaskan IR 10 menit sebelum digunakan.
Persiapan pasien : Bersihkan dari benda-benda yang menghalangi area terapi,
lepaskan baju dan jauhkan hp agar tidak terkena radiasi.
Posisi : Pasien tidur miring, terapis berdiri disamping pasien.
Penerapan : Sinarkan langsung pada area yang nyeri dan spame yaitu
pada area gluteus dengan jarak ± 200 m dengan lama
waktu terapi 15 menit.

 Terapi Latihan ( hip sinistra)


a. Gerak Aktif
1). Hip :
Posisi pasien tidur terlentang, posisi terapis berdiri disamping pasien. Kemudian
memberikan aba-aba kepada pasien, gerakan fleksi, ekstensi, abduksi & adduksi.
Masing-masing 5x hitungan.
2). Knee :
Posisi pasien tidur terlentang, posisi terapis berdiri disamping pasien. Kemudian
memberikan aba-aba kepada pasien, gerakan fleksi, ekstensi masing-masing 5x
hitungan.
3). Ankle :
Posisi pasien tidur terlentang, posisi terapis berdiri disamping pasien. Kemudian
memberikan aba-aba kepada pasien, gerakan plantar fleksi, dorsi fleksi, inverse,eversi
dan sirkumduksi masing-masing 8x hitungan.
b. Gerak Statik kontraksi
1). Hip : Posisi pasien tidur terlentang, posisi terapis berdiri disamping pasien.
Pasien disuruh menggerakan aktif fleksi, ekstensi, abduksi & adduksi. hipnya
kemudian terapis memberikan tahanan, dilakukan 3x hitungan.

 Streching
Posisi pasien tidur terlentang, posisi terapis berdiri disamping pasien.
Digerakan dorsi fleksi pada ankle kemudian ditahan 8x hitunggan, kemudian rileks
kemudian diulangi 4x pengulangan. Hip pasien diangkat keposisi fleksi secara
maksimal, kemdian ditahan 8x hitungan .Streching digunakan untuk mengulur
ischiadicus.
3. Edukasi : Pasien diberitahu untuk mengulangi terapi latihan yang sudah diajarkan
dirumah, selain itu pasien juga harus mulai berlatih sedikit demi sedikit dalam melakukan
aktivitas sehari-hari seperti berlati berjalan dan jongkok.
RENCANA EVALUASI :
a. Sesaat : nyeri diam,nyeri tekan dan nyeri gerak berkurang dan adanya peningkatan
kekuatan otot
b. Berkala : pasien dapat beraktifitas seperti biasa dan mengikuti kegiatan dimasyrakat.

Prognosis
Qua ad Vitam : Hidup
Quad Sanam : Sembuh
Qua ad Fungsionam : baik
Qua ad Cosmeticam : baik

Anda mungkin juga menyukai