Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PSIKOLOGI KEPERAWATAN

PERILAKU MANUSIA

DOSEN PEMBIMBING :

Sri Ramadhani. S.Psi,M.Psi.Psikologi


DI SUSUN OLEH KELOMPOK 6 :

1. SYIFA SHESING EFNINDA


2. TARI RAMADANI
3. VALENTINA
4. YUL ERLINDA FLOWER
5. YULI NURSIAH
6. DIANA SARI
7. SRI RAHMAWANTI

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEKANBARU
MEDICAL CENTER
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulisan makalah yang berjudul perilaku manusia menurut ahli psikologi Dapat Diselesaikan.

Shalawat beriring salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah Saw, keluarga, para sahabat dan
orang-orang yang istiqamah di jalan-Nya hingga akhir hayat.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang keperawatan, yang saya
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh saya dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari individual maupun yang datang dari luar. Namun
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari tuhan akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah membimbing saya
agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami mohon untuk saran dan kritikannya
supaya kedepannya akan lebih baik dari sebelumnya.

Pekanbaru,04 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR..............................................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................

A. Latar Belakang ..........................................................................................................


B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian perilaku manusia menurut para ahli psikologi


B. Jenis-jenis perilaku manusia
C. Proses Pembentukan perilaku manusia
D. Teori perilaku
E. Pengertian Tingkah Laku Dan Psikologi Tingkah Laku
F. Aliran Psikologi Tingkah Laku
G. Pendekatan Psikologi Tingkah Laku
H. Cara mempelajari psikologi tingkah laku

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................................
B. Saran.........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perilaku manusia itu sebuah akredisi seseorang sangat tinggi dan dilihat oleh orang lain.
Karena orang lain dapat menilai seseorang dari baik maupun buruknya orang lain melalui
tingkah laku seseorang. Apabila seorang berperilaku baik maka orang lain merasa senang
dan tenang. Akan tetapi sebaliknya, apabila seorang berperilaku buruk akan mendapat
celaan, kurang nyaman dan ketidak sukaan disampingnya.
Telah dijelaskan dalam firman Allah QS. 39:70 yang artinya “Barang siapa beramal
shaleh, laki-laki atau wanita, dan ia beriman, pasti aku beri ia kehidupan yang sejahtera,
dan aku beri ia balasan yang baik dari apa yang mereka kerjakan.” Ayat tersebut sangat
jelas bahwa Allah akan membalas kebaikan perilaku manusia apa yang telah dikerjakan.
Manusia yang disampingnya pun akan merasa senang yang terdapat firman Allah QS.
16:111 yang artinya : “(Ingatlah) suatu hari (ketika) setiap diri sendiri membela nafsinya,
dan setiap nafsin disempurnakan (balasan) apa yang telah dikerjakan, dan mereka tidak
dirugikan.” Kata nafs (nafsin dan nafsi) dalam ayat ini guna menunjukkan adanya
homologi antara satu sama lain. Dalam kehidupan sehari-hari aeorang pribadi
berkecenderungan untuk membela dan memperjuangkan bisikan nuraninya
(kepentingannya) atau keinginannya. Setiap orang (perbuatan akunya) pasti akan
diberikan imabalan yang setimpal, dan ia tidak akan dirugikan. Dan sebaliknya perilaku
buruk.
Ditinjau dari perspektif psikologi perkembangan, manusia adalah makhluk yang
senantiasa mengalami perubahan atau change over time. Sejak dari masa konsepsi hingga
meninggal dunia, manusia secara bertahap mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan. Salah satu aspek perkembangan psikososial yang dialami manusia adalah
perkembangan tingkah laku.
Perilaku manusia terhadap lingkungannya memberikan kemungkinan –kemungkinan atau
kesempatan kepada individu, bagaimana individu mengambil manfaat dari kesempatan
yang di berikan oleh lingkungaan tergantung kepada individu yang bersangkutan,
sekalipun pengaruh lingkungan tidak bersifat memaksa, namun tidak dapat di ingkari
bahwa peranan lingkungan cukup besar dalam perkembangan individu.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan perilaku manusia?
2. Apa saja jenis-jenis perilaku manusia?
3. Apa pembentukan perilaku?
4. Apa teori perilaku?
5. Apa Pengertian Tingkah Laku Dan Psikologi Tingkah Laku?
6. Apa Saja Aliran Psikologi Tingkah Laku?
7. Jelaskan Pendekatan Psikologi Tingkah Laku?
8. Bagaimana Cara Mempelajari PsikologiTingkah Laku?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa saja tingkah laku manusia
2. Untuk mengetahui pembentukan dan teori perilaku manusia
3. Menjelaskan Pengertian Tingkah Laku Dan Psikologi Tingkah Laku.
4. Menjelaskan Aliran Psikologi Tingkah Laku
5. Menjelaskan Pendekatan Psikologi Tingkah Laku.
6. Menjelaskan Cara Mempelajari Psikologi Tingkah Laku
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERILAKU MANUSIA


Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari
luar. Oleh karena itu, perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme tersebutmerespon. Maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” yaitu
Stimulus- Organisme-Respon.
Faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku manusia :
1. Genetika
2. Sikap adalahsuatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap perilakutertentu.
3. Norma sosial adalah pengaruh tekanan sosial.
4. Kontrol perilaku pribadi adalah kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya
melakukan suatu perilaku.

Pengertian Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan arti yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian
tersebut bisa disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati
oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan dalam pengertian umum perilaku
adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup.

Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat, berfikir,
bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai macam aspek,
baik fisik maupun non fisik.

Perilaku juga diartikan sebagai suatu reaksi psikis seseorang terhadap


lingkungannya, reaksi yang dimaksud digolongkan menjadi dua, yakni :

 bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit),


 dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit),

Tentunya banyak juga para ahli memiliki pandangan masing-masing tentang


Pengertian perilaku ini, berikut daftar pengertian menurut para ahli di bidangnya:

1. Menurut Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi
organisme terhadap lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan
terwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang
disebut rangsangan, dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan
menghasilkan perilaku tertentu pula. Robert Y. Kwick (1972) menyatakan bahwa
perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan
bahkan dipelajari.
2. Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan
bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya
stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka
teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
3. Menurut HERI PURWANTO, perilaku adalah pandangan-pandangan atau
perasaan yang disertai kecendrungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi.
4. Menurut PETTY COCOPIO, perilaku adalah evaluasi umum yang dibuat
manusia terhadap dirinya sendiri, obyek atau issue.
5. Menurut CHIEF, BOGARDUS, LAPIERRE, MEAD dan GORDON ALLPORT,
menurut kelompok pemikiran ini sikap merupakan semacam kesiapan untuk
bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa
kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecendrungan yang potensial untuk
bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus
yang menghendaki adanya respon.
6. Menurut LOUIS THURSTONE, RENSIS LIKERT dan CHARLES OSGOOD,
menurut mereka perilaku adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.
Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau
memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak
(unfavorable) pada objek tersebut.
7. Menurut ELTON MAYO Studi Hawthorne di Western Electric Company,
Chicago pada tahun 1927-1932 merupakan awal munculnya studi perilaku dalam
organisasi Mayo seorang psikolog bersama Fritz Roetthlisberger dari Harvard
University memandu penelitian tentang rancang ulang pekerjaan, perubahan
panjang hari kerja dan waktu kerja dalam seminggu, pengenalan waktu istirahat,
dan rencana upah individu dibandingkan dengan upah kelompok.
8. Menurut REWARD dan REINFORCEMENT, menurut pendapat mereka tingkah
laku seseorang senantiasa didasarkan pada kondisi, yaitu tindakan mengenal atau
memikirkan seseorang terlibat langsung dalam situasi itu dan memperoleh insight
untuk pemecahan masalah.
9. Menurut CHESTER BARNARD, Barnard dalam karyanya The Functions of The
Executive menekankan agar organisasi dan individu dapat berhasil, organisasi
atau individu tersebut harus mengembangkan kerja sama. Barnard menekankan
pentingnya pengakuan terhadap adanya organisasi formal, Barnard merupakan
orang pertama yang memperlakukan organisasi sebagai suatu system.
10. Menurut PARKER FOLLET, keduanya memfokuskan studinya pada hubungan
antara atasan dan bawahan, Follet meletakkan kelompok diatas individu. Melalui
kelompok kemampuan individu dapat dimaksimalkan, organisasi ditentukan oleh
kerjasama atasan dengan bawahan dengan meningkatkan partisipasi, komunikasi,
kooordinasi, dan pembagian wewenang.
11. Menurut FREDERICK HERZBERG, sama halnya seperti Maslow, Herzbeg
dalam studinya juga mengembangkan konsep-konsep motivasi yang mana
merupakan penentu utama munculnya motivasi yaitu kondisi tempat kerja, upah
kualitas pengawasan dan pengakuan, promosi dan peningkatan profesionalisme.
B. JENIS PERILAKU MANUSIA
Perilaku manusia itu dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Perilaku yang refleksi adalah perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan
terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut. Perilaku ini terjadi dengan
sendirinya, secara otomatis. Stimulus yang diterima oleh organisme atau individu
tidak sampai ke pusat susunan syaraf atau otak, sebagai pusat kesadaran, sebagai
pusat pengendalian dari perilaku manusia. Stimulus diterima oleh reseptor, begitu
langsung respons timbul melalui afektor, tanpa melalui pusat kesadaran atau otak.
Misalnya: reaksi kedip mata bila kena sinar, gerak lutut bila kena sentuhan palu,
menarik jari bila jari kena api dsb.
b. Perilaku yang non-refleksi. Perilaku ini dikendalikan atau diatur oleh pusat
kesadaran atau otak. Dalam kaitan ini stimulus setelah diterima oleh respon
kemudian diteruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran, baru
kemudian terjadi respon melalui efektor.proses yang terjadi dalam otak atau pusat
kesadaran ini disebut proses psikologi. Perilaku atas dasar proses psikologi inilah
disebut aktivitas psikologi.
Pada perilaku manusia, perilaku psikologis inilah yang dominan, perilaku yang banyak
pada diri manusia, dan adanya perilaku yang refleksif.
C. PROSES PEMBENTUKAN PERILAKU MANUSIA
Cara pembentukan perilaku sebagai berikut:
a. Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan
Dengan cara membiasakan diri, seorang dapat berperilaku seperti yang
diharapkan sesuai kebiasaan. Misal: anak dibiasakanbangun pagi, atau menggosok
gigi sebelum tidur, mengucapkan terima kasih bila diberi sesuatu oleh orang lain,
membiasakan diri untuk tidak datang terlambat disekolah dsb. Cara ini didasarkan
atas teori belajar kondisioning baik dikemukakan oleh Pavlov maupun Thorndike
dan Skinner.
b. Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight)
Perilaku ini atas dasar pengertian dari dalam diri seseorang dan kesadarannya.
Kerena dengan begitu, maka tercapailah pembentukan perilaku dengan
pengertian. Misal datang kuliah jangan sampai terlambat, karena hal tersebut
dapat menganggu temen-temen lain. Bila naik motor harus pakai helm, karena
helm tersebut untuk keamanan diri dsb. Dengan teori ini, bermaksud agar
seseorang bisa menghargai peraturan yang telah ditentukan dan lingkungan
sekitar.
Dalam teori eksperimen Thorndike dalam belajar yang dipentingkan adalah soal
latihan, maka dalam eksperimen Kohler belajar yang penting adalah pengertian
atau insight.
c. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model
Model pembentukan ini sebagai contoh atau peranan terpenting atau menjadi
patokan dalam seseorang yang bisa di tiru oleh bawahannya atau anggotanya.
Misal orang tua biasa sering menjadi sebagai contoh anak-anak, pemimpin
sebagai panutan yang dipimpinnya, ketua kelas menjadi patokan dalam mengetuai
dsb. Cara ini didasarkan atas teori belajar sosial (social learning theory) atau
observational learning theory yang dikemukakan oleh Bandura (1997).
D. TEORI PERILAKU
Perilaku manusia tidak dapat dipisahkan dari keadaan individu itu sendiri dan lingkungan
dimana individu itu berada. Perilaku manusia didorong oleh motif tertentu sehingga
manusia itu berperilaku. Dalam hal ini ada beberapa teori, diantara toeri-teori tersebut
ialah:
1. Teori Insting
Insting merupakan perilaku yang innate, perilaku bawaan, dan insting akan
mengalami perubahan karena pengalaman. Teori ini dikemukakan oleh McDougall
sebagai pelopor dari psikologi sosial. Menurut dia perilaku itu disebabkan karena
insting, dan dia mengajukan suatu daftar insting. Tajam dia mendapat tanggapan
cukup dari F.Allport, yang menerbitkan buku psikologi Sosial (1942), yang
berpendapat bahwa perilaku manusia itu disebabkan karena banyak faktor, termasuk
orang-orang yang ada disekitarnya dengan perilakunya.
2. Teori Dorongan (drive theory)
Teori ini pendapat bahwa organisme ini mempunyai dorongan-dorongan atau drive
tertentu. Dorongan-dorongan ini berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan organisme
yang mendorong organisme berperilaku. Menurut Hull, bila organisme mempunyai
kebutuhan dan organisme ingin memenuhi kebutuhannya maka terjadi ketegangan
dalam diri organisme itu. Bila organisme berperilaku dan dapat memenuhi
kebutuhannya, maka akan terjadi pengurangan atau reduksi dari dorongan-dorongan
tersebut.
3. Teori Insensif (incentive theory)
Teori ini pendapat bahwa perilaku organisme disebabkan karena adanya insentif.
Dengan ini akan mendorong organisme berbuat atau berperilaku. Insentif juga disebut
sebagai reinforcement ada yang positif berkaitan dengan hadiah dengan mendorong
organisme berbuat dan ada yang negatif berkaitan dengan hukuman akan
menghambat dalam organisme berperilaku. Ini berarti timbul karena adanya insentif
atau reinforcement.
4. Teori atribut
Teori ini menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku orang. Baik disebabkan oleh
disposisi internal (misal motif, sikap, dsd.) atau oleh keadaan eksternal. Teori ini
dikemukakan oleh Fritz Heider dan teori ini menyangkut lapangan psikologi sosial.
5. Teori Kognitif
Apabila seseorang harus memilih perilaku mana yang mesti dilakukan, maka pada
umumnya akan memilih alternatif perilaku yang akan membawa manfaat yang
sebesar-besarnya bagi yang bersangkutan. Ini disebut model subjective expected
utility (SEU). Dengan kemampuan memilih ini berati faktor berpikir berperan dalam
menentukan pilihannya. Seseorang secara nalar yang baik akan mempertimbangkan
kedepannya yang baik dan bermanfaat. Tidak hanya sekedar saja dalam sekejab
tanpa mempertimbangkan kedepannya. Dalam model SEU kepentingan pribadi yang
menonjol. Tetapi dalam seseorang berperilaku kadang-kadang kepentingan pribadi
disingkirkan.
E. PENGERTIAN TINGKAH LAKU DAN PSIKOLOGI TINGKAH LAKU
Secara biologis tingkah laku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang
bersangkutan yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Secara
oprasional tingkah laku dapat diartikan suatu respon organisme atau seseorang terhadap
rangsangan dari luar subjek tersebut. Sedangkan menurut Ensiklopedi Amerika, tingkah
laku adalah suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungan. Tingkah laku timbul
apabila ada sesuatu yang dapat menimbulkan reaksi, yakni disebut dengan rangsangan.
Menurut Ribert Kwick (1974) tingkah laku adalah tindakan atau prilaku suatu organisme
yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Secara umum prilaku manusia pada
hakekatnya adalah proses interaksi individu dengan lingkungan sebagai monivestasi
hayati bahwa dia adalah makhluk hidup.
Menurut Drs. Sunaryo M.Kes tingkah laku adalah aktivitas yang timbul karena adanya
stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Jadi,
Psikologi Perilaku mempelajari bagaimana mengembangkan perilaku hidup organisme
dalam menanggapi kondisi tertentu. Pengkondisian klasik dan operan mendefinisikan
Perilaku Psikologi. Psikologi perilaku didasarkan pada teori bahwa perilaku semua
dipelajari melalui pengkondisian. Perilaku Psikologi, juga dikenal sebagai behaviorisme,
berpendapat bahwa semua perilaku yang diperoleh oleh interaksi dengan lingkungan,
melalui dua jenis utama conditioning, operant conditioning dan pengkondisian klasik.
Perilaku psikolog berteori bahwa semua perilaku dapat dipelajari dan dinilai tanpa
mempertimbangkan keadaan mental internal. Tingkah laku mempunyai beberapa
dimensi, yaitu:
1. fisik, dapat diamati, digambarkan dan dicatat baik frekuensi, durasi dan
intensitasnya.
2. ruang, suatu perilaku mempunyai dampak kepada lingkungan (fisik maupun
sosial) dimana perilaku itu terjadi.
3. waktu, suatu perilaku mempunyai kaitan dengan masa lampau maupun masa
yang akan datang
F. ALIRAN PSIKOLOGI TINGKAH LAKU
Pandangan belajar menurut aliran tingkah laku tidak lain adalah perubahan dalam tingkah
laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons. Adapun Penganut
psikologi tingkah laku, yaitu :
1. Teori Belajar Thorn Dike
Thorndike memandang belajar sebagai suatu usaha memecahkan problem.
Berdasarkan eksperimen yang dilakukannya ia memperoleh tiga buah hukum dalam
belajar, yaitu :
a) Hukum Akibat (Law of effect) menyatakan bahwa tercapainya keadaan yang
memuaskan akan memperkuat hubungan antara stimulus dan respon.
Maksudnya, bila respon terhadap stimulus menimbulkan sesuatu yang
menimbulkan sesuatu yang memuaskan (mengenakkan) maka bila stimulus itu
muncul lagi subjek akan memberikan respons yang lebih cepat, tepat, dan
intens.
b) Hukum Latihan (Law of axercise) menyatakan bahwa respons terhadap
stimulus dapat diperkuat dengan seringnya respons itu dipergunakan. Hal ini
menghasilkan implikasi bahwa pratik , khususnya pengulangan dalam
pelajaran adalah penting dilakukan.
c) Hukum Kesiapan (Law of readiness) mengajarkan bahwa dalam memberikan
respons subjek harus siap dan disiapkan. Hukum ini menyangkut syarat
kematangan dalam pengajaran, baik dalam pengajaran fisik maupun mental
dan intelek
d) Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan
respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar
seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat
indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik
ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau
gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat
berwujud konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang
tidak dapat diamati.
2. Teori Belajar Skinner
Konsep-konsep yang dikemukanan Skinner tentang belajar lebih mengungguli konsep
para tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana,
namun lebih komprehensif. Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon
yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan
perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokoh
sebelumnya. Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak sesederhana itu,
karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar
stimulus itu akan mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini
memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya
mempengaruhi munculnya perilaku. Oleh karena itu dalam memahami tingkah laku
seseorang secara benar harus memahami hubungan antara stimulus yang satu dengan
lainnya, serta memahami konsep yang mungkin dimunculkan dan berbagai
konsekuensi yang mungkin timbul akibat respon tersebut. Dari eksperimen yang
dilakukan B.F. Skinner menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
a) Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan
stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
b) Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah
diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat,
maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.
3. Teori Belajar Ausubel
Menurut Ausubel siswa akan belajar dengan baik jika apa yang disebut “ pengatur
kemajuan belajar” (advance organizer), didefinisikan dan dipresentasikan dengan
baik dan tepat kepada siswa. Pengatur kemajuan belajar adalah konsep atau informasi
umum yang mewadai (mencakup) semua isi pelajaran yang akan diajarksn kepada
siswa. Ausubel percaya bahwa advance organizer dapat memberikan 3 macam
mamfaat yaitu:
a) Dapat menyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi belajar yang akan
dipelajari oleh siswa.
b) Dapat berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan antara apa yang
sedang dipelajari siswa “saat ini” dengan apa yang “akan” dipelajari siswa.
c) Mampu membantu siswa untu k memahami bahan belajar secara lebih mudah.
4. Teori Belajar Gagne
Robert M. Gagne adalah seorang ahli psikologi yang banyak melakukan penelitian
mengenai fase-fase belajar, tipe-tipe kegiatan belajar, dan hirarki belajar. Dalam
penelitiannya ia banyak menggunakan materi matematika sebagai medium untuk
menguji penerapan teorinya. Gagne menyatakan belajar merupakan kegiatan yang
kompleks. Gagne mengemukakan delapan fase dalam suatu tindakan belajar.
Kedelapan fese yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a) Fase Motivasi
Siswa (yang belajar) harus diberi motivasi untuk belajar dengan harapan,
bahwa belajar akan memperoleh hadiah. Misalnya, siswa-siswa dapat
mengharapkan bahwa informasi akan memenuhi keingintahuan mereka
tentang suatu pokok bahasan, akan berguna bagi mereka atau dapat menolong
mereka untuk memperoleh angka yang lebih baik.
b) Fase Pengenalan
Siswa harus memberi perhatian pada bagian-bagian yang esensial dari suatu
kajian instruksional, jika belajar akan terjadi. Misalnya, siswa memperhatikan
aspek-aspek yang relevan tentang apa yang dikatakan guru, atau tentang
gagasan-gagasan utama dalam buku teks.
c) Fase Perolehan
Bila siswa memperhatikan informasi yang relevan, maka ia telah siap untuk
menerima pelajaran. Informasi tidak langsung terserap dalam memori ketika
disajikan, informasi itu di ubah kedalam bentuk yang bermakna yang
dihubungkan dengan materi yang telah ada dalam memori siswa.
d) Fase Retensi
Informasi baru yang diperoleh harus dipindahkan dari memori jangka pendek
ke memori jangka panjang. Ini dapat terjadi melalui pengulangan kembali
(rehearsal), praktek (practice), elaborasi atau lain-lainnya.
e) Fase Pemanggilan
Mungkin saja kita dapat kehilangan hubungan dengan informasi dalam
memori jangka-panjang. Jadi bagian penting dalam belajar adalah belajar
memperoleh hubungan dengan apa yang telah dipelajari, untuk memangil
informasi yang telah dipelajari sebelumnya.
f) Fase Generalisasi
Biasanya informasi itu kurang nilainya jika tidak dapat diterapkan di luar
konteks dimana informasi itu dipelajari. Jadi, generalisasiatau transfer
informasi pada situasi-situasi baru merupakan fase kritis dalam belajar.
Transfer dapat ditolong dengan memintapara siswa untuk menggunakan
informasi dalam keadaan baru.
g) Fase Penampilan
Siswa harus memperhatikan bahwa mereka telah belajar sesuatu melalui
penampilan yang tampak.
h) Fase Umpan Balik
Para siswa memperoleh umpan balik tentang penampilan mereka yang
menunjukkan apakah mereka telah atau belum mengerti tentang apa yang
diajarkan.
5. Teori Pavlov
Pavlof terkenal dengan teori belajar klasik. Pavlov mengemukakan konsep
pembiasaan atau conditioning. Dalam hubugannya dalam kegiatan belajar mengajar
agar siswa belajar dengan baik maka harus dibiasakan. Misalnya, agar siswa
mengerjakan soal peekerjaan rumah dengan baik, biasakanlah dengan memeriksanya,
menjelaskannya, atau memberi nilai terhadap hasil pekerjaannya.
6. Teori Baruda
Baruda mengemukakan bahwa siswa belajar itu melalui meniru. Pengertian meniru di
sini bukan berarti menyontek, tetapi meniru hal-hal yang dilakukan oleh orang lain,
terutama guru.
7. Aliran Latihan Mental
Aliran ini berkembang sampai dengan abad 20, yang mengemukakan bahwa struktur
otak manusia terdiri atas gumpalan-gumapalan otot, agar ini kuat, maka harus dilatih
dengan beban, makin banyak latihan dan beban yang makin berat,maka otot atau otak
itu makin kuat pula, oleh karna itu jika anak atau siswa ingin pandai, maka ia harus
dilatih otaknya dengan cara banyak berlatih memahamidan mengerjakan soal-soal
yang benar, makin sukar materi itu makin pandai pula anak tersebut. Struktur
kurikulum pada masa itu berisikan materi-materi pelajaran yang sulit, sehingga orang
sedikit yang bersekolah karna tidak kuat untuk mengikutinya. Disamping faktor lain
seperti keturunan, biaya, dan kesadaran akan pentingya sekolah.
G. PENDEKATAN PSIKOLOGI TINGKAH LAKU
Tingkah laku dapat dijelaskan dengan cara yang berbeda-beda, dalam psikologi
dijelaskan beberapa cara pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan neurobiologis
Pendekatan ini mencoba menjelaskan hubungan antara perilaku yang dapat diamati
dan kejadian-kejadian mental (seperti pikiran dan emosi) menjadi proses biologis.
Penemuan-penemuan penelitian telah menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat
erat antara aktivitas otak dengan perilaku dan dengan pengalaman. Misalnya, reaksi
emosi, seperti rasa takut dan marah, pada hewan dan manusia dapat dirangsang
dengan aliran listrik lemah di daerah tertentu yang jauh di bagian dalam otak. Dari
berbagai penelitian dikatakan, tindakan manusia yang paling rumit pun pada akhirnya
mempunyai kemungkinan untuk di perinci dan diteliti dasar mekanisme
neurobiologisnya.
Menurut Sukadji 1986, konsepsi psikologi mengenai manusia yang hanya didasarkan
neurobiologi kurang memadai untuk menjelaskan perilaku manusia. oleh karena itu
dibutuhkan pendekatan-pendekatan lain untuk mengkaji fenomena-fenomena
psikologi. Tingkah laku manusia pada dasarnya dikendalikan oleh aktivitas otak dan
sistem syaraf. Pendekatan neurobiologis berupaya mengaitkan perilaku yang terlihat
dengan impuls listrik dan kimia yang terjadi didalam tubuh serta menentukan proses
neurobiologi yang mendasari perilaku dan proses mental.
2. Pendekatan perilaku (Behaviorisme)
Menurut pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon atas stimulus
yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S - R atau suatu
kaitan Stimulus - Respon. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental
sama sekali. Pendekatan ini dipelopori oleh J.B. Watson kemudian dikembangkan
oleh banyak ahli, seperti B.F.Skinner, dan melahirkan banyak sub-aliran. Menurut
Watson jika psikologi ingin diakui sebagai ilmu maka data harus diperoleh dari yang
dapat diamati dan dapat diukur. Pendekatan ini adalah "angkatan kedua" dalam
psikologi, sesudah psikoanalisis. Mazhab ini lahir di amerika, ketika metode ilmiah
dipercaya sebagai satu-satunya cara mengetahui perilaku yang dapat diandalkan
(Rakhmat,2003). Behaviorisme adalah pendekatan yang sangat bermanfaat untuk
menjelaskan persepsi interpersonal, konsep diri,eksperimen, sosialisasi, kontrol
sosial,serta ganjaran dan hukuman. Berbeda dengan psikoanalisis yang melihat bahwa
perilaku manusia lahir dari keinginan bawah sadar mereka, behaviorisme (perilaku)
menganailis perilaku manusia hanya berdasarkan perilaku yang tampak dan dapt
diukur.
Behaviorisme percaya bahwa perilaku manusia merupakan hasil dari proses belajar,
manusia belajar dari lingkungannya dan dari hasil belajar itulah ia berperilaku. Oleh
karena itu, manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungannya. Pendekatan ini juga
berpendirian bahwa manusia dilahirkan tanpa sifat-sifat sosial atau psikologis.
Perilaku adalah hasil pengalaman dan perilaku digerakkan atau dimotivasikan oleh
kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan
(Rakhmat,1994). Pendekatan ini juga disebut psikologi Stimulus-Response (S-R).
Pendekatan S-R yang ketat tidak mempertimbangkan pengalaman kesadaran
seseorang. Sebagaimana yang dikatakan Sukadji, pengalaman sadar hanyalah
kejadian-kejadian yang dialami dengan kesadaran penuh. Pengalaman sadar itu hanya
dapat diketahui oleh anda sendiri, seorang peneliti hanya bisa melihat dan menilai
tindakan anda, emosi yang sedang anda alami.
3. Pendekatan kognitif
Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, dimana
individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan
menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Individu menerima stimulus lalu
melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang.
Pendekatan kognitif adalah pendekatan yang menanggapi keresahan orang ketika
behaviorisme tidak mampu menjawab mengapa ada orang yang berperilaku berbeda
dari lingkungannya, yakni ia memiliki motif pribadinya sendiri. Juga karena terlihat
bagaimana pasifnya manusia.
4. Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud. Ia meyakini bahwa
kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah
laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan, impuls, atau
dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bawah
sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan. Hal terpenting dari
pendekatan psikoanalisis adalah bahwa tindakan manusia mempunyai sebab. Namun,
penyebabnya sering kali berupa motif-motif yang tidak disadari, bukan alasan
rasional yang diberikan oleh seseorang terhadap perilakunya. Dalam pandangan
psikoanalis, kepribadian manusia merupakan interaksi antara id,ego, superego.
5. Pendekatan fenomenologi
Pendekatan fenomenologi ini lebih memperhatikan pada pengalaman subyektif
individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu terhadap
diri dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan segala hal yang
menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya. Ini berarti melihat tingkah laku
seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena tentang dirinya.
6. Pendekatan Humanistik
Dalam pendekatan ini, manusia dipandang sebagai Homo Ludes (manusia bermain).
Setiap manusia hidup dalam pengalaman pribadinya yang unik. Tidak akan ada satu
manusiapun yang memiliki pengalaman yang sama. Pendekatan ini berpendapat
manusia bukan hanya sekedar wayang, yang sibuk mencari identitas, namun ia juga
berupaya mencari makna, baik makna kehidupannya, makna kehadirannya di
lingkungan, serta apa yang dapat diberikannya kepada lingkungan. Carl Rogers
mengatakan, "kecenderungan batiniah manusia ialah menuju kesehatan dan keutuhan
diri. Dalam kondisi yang normal ia berperilaku rasional dan konstruktif, serta
memilih jalan menuju pengembangan dan aktualisasi diri". aktualisasi diri adalah
mewujudkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Psikologi humanistik menekankan kreativitas, vitalitas emosi, eutentisitas, dan
pencarian makna diatas kepuasan materi. Pendekatan ini merupakan penampakan
sosial dari upaya kita untuk membina hati dan tubuh yang bijak sebagaimana jiwa
yang bijak (Rakhmat, 2003). Psikologi humanistik bertumpu pada tiga dasar pijakan,
yaitu :
 keunikan manusia
 pentingnya nilai dan makna
 kemampuan manusia untuk mengembangkan diri.

Jadi, pendekatan ini menilai manusia tidak digerakan oleh kekuatan luar yang
tidak dapat di kontrolnya, tetapi manusia adlah pemeran yang mampu mengontrol
nasib sendiri dan mampu mengubah dunia di sekelilingnya.

H. CARA MEMPELAJARI PSIKOLOGI TINGKAH LAKU


Psikologi Tingkah laku dapat dipelajari dengan berbagai cara, diantaranya dengan
memperhatikan, mengayati, menerangkan apa yang terjadi dalam proses kejiwaan. Akan
tetapi tidak ada cara tertentu untuk digunakan dalam semua keadaan karena proses
kejiwaan itu sendiri itu tidak pernah sama. Sewaktu waktu ia dapat berubah sehingga
tidak mungkin membagi-baginya, apalagi hendak memasukan kejiwaan itu kedalam
golongan –golongan tertentu
Cara yang dipergunakan untuk anak-anak ada persamaannya dengan cara yang
dipergunakan untuk orang dewas. Penyelidikan terhadap anak anak harus lebih hati hati
dilakukan karena adanya perbedaan antara kewajiban anak dengan kewajiban orang
dewasa. Ada beberapa metode para ahli untuk cara penyelidikan diantaranya adalah:
1. Metode Pengamatan (observasi)
Bila ingin mempelajari tingkah laku seorang anak, misalnya bagaimana ia bermain,
kita harus mengamati anak dari kejauhan tanpa diketahui oleh anak tersebut. Kita
dapat mencatat tingkah laku yang kelihatan. Hendaknya pekerjaan mencatat itu
dilakukan dengan teliti dan dicatat secepat-cepatnya. Pengamatan dapat ditujukan
kepada anak terus menerus, atau ditujukan ke beberapa anak seca.ra bergantian.
Menurut Clara dan William Stern, peneliti itu harus tepat waktu bekerjanya (secara
kronologis), kemudian menyediakan daftar yang memuat initi kata, nomor halaman
disusun menurut abjad . semua anjuran itu dimaksudkan agar sewaktu-waktu orang
mudah menemukan catatan itu jika diperlukan kemudian hari.
2. Metode Eksperimen dan Tes
Penelitian terhadap anak-anak tidak mudah dilakukan. Alasan nya pertama karena
anak-anak sangat sugestibel dan selalu berusaha menyenangkan hati si penanya.
Alasan kedua karena sukar diketahui dengan jelas apa yang dimaksud oleh anak
tersebut.
a. Eksperimen
Penggunaan eksperimen terhadap anak–anak hanya terbatas pada penyelidikan
yang dapat diamati dengan alat indera karena gejala-gejala yang bersifat
rohaniyah masih sangat samar-samar. Dalam hal ini ada pula bentuk-bentuk
perasaan seperti kecewa, putus asa , rindu, dsb. Agar sukar diciptakan dalam
suasana eksperimen, yaitu suasan yang dibuat-buat. Walaupun eksperimen banyak
kelemahannnya, eksperimen tetap bermanfaat digunakan karena selain kelemahan
itu ia memiliki kelebihan lain, misalnya dapat diselidiki dengan teliti karena
peristiwanya dapat diulang-ulang.
b. Menggunakan Tes
Dua orang ilmuan berasal dari bangsa perancis yang benama Alfred Binet dan
Simon, telah memperkenalkan tes skala inteligensi yang pertama pada tahun
1905. Skala Binet melontarkan 54 pertanyaan, masing-masing 5 pertanyaan untuk
tingkat usia tertentu; yaitu jenjang pertanyaan yang paling mudah untuk usia 3
tahun, pertanyaan yang paling sukar untuk usia 15 tahun. Pengukuran kecerdasan
dengan menggunakan tes Binet Simon diperkenalkan oleh L.M. terman dalam
bukunya, the measurement of intelligence, pada tahun 1916. Kemudian Terman
dan M.A. Merril melakukan penyempurnaan yang kedua kalinya pada tahun
1937. Dari hasil penyempurnaan itu mendapat lima tingkat kecerdasan, yaitu;
sangat bodoh, bodoh, normal, pandai dan cerdas
c. Metode Klinis
Metode klinis suatu bentuk penelitian yang khusus ditujukan kepada anak-anak
ialah dengan cara mengamat-ngamati, mengajak bercakap-cakap, dan Tanya
jawab. Penggunaan metode klinis merupakan gabungan dari eksperimen dan
observasi. Pelaksanaan nya dengan cara mengamat-ngamati atas pertimbangan
bahwa anak itu sendiri belum mampu untuk mengungkapkan isi pikirannya dan
perasaannya dengan bahsa ynag lancar. Cara untuk memudahkan Tanya jawab
dalam pelaksanaannya menggunakan daftar pertanyaan yang berisi bermacam-
macam pertanyaan yang member petunjuk kepada isi si peneliti tentang pa saja
yang harus diperhatikan. Seorang ilmuan berasal dari bangsa perancis yang
bernama Prof. JeanPiget menggunakan metode klinis untuk meneliti cara berfikir
dan perkembangan bahasa anak-anak. Metode-metode observasi, klinis,
eksperimen termasuk metode langsung karena metode itu dapat langsung
memperoleh informasi dan data-data dari sumbernya.
3. Metode Pengumpulan
a. Angket
Bentuk angket berupa daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis untuk
mendapatkan data-data dan informasi dari objek yang akan dipelajari. Daftar
pertanyaan itu disampaikan kepada anak (responden) untuk memperoleh data dan
informasi. Kemudian melakukan pengolahan dan analisis terhadap data-data ynag
terkumpul. Dengan angket ini kadang kadang mengalami hambatan karena anak
itu sendiri belum menyadari akan manfaatnya bagi dunia pendidikan dimasa
mendatang
b. Biografi
Jiwa anak dapat dipelajari dan dipahami dengan riwayat hidupnya, baik yang
mereka tulis sendiri maupun yang dituliskan dengan orang lain mengenai
dirinyakedua karya itu dapat mengungkapkan jiwa orang yang memiliki biografi
itu. Riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh orang yang punya riwayat dinamakan
autobiografi. Riwayat hidup uang ditulis oleh orang lain dinamakan biografi.
Kedua riwayat itu menjadi sumber yang berharga untuk mendapatkan bahan-
bahan yang dapat digunakan untuk meneliti kejiwaan anak yang sedang diselidiki.
c. Buku harian
Menyelidiki jiwa anak dengan melalui buku hariannya. Biasanya anak pubertas
suka menulis buku hariannya. Buku itu sangat bermanfaat ntuk mengungkapkan
kejiwaannya. Dalam hal ini kita harus hati-hati dalam mempelajarinya, karena
tidak memberikan kesan kesan umum dan anak yang suka membuat buku harian
untuk jangka waktu yang lama.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari
luar.Menggunakan teori Skinner disebut teori “S-O-R” yaitu Stimulus- Organisme-
Respon.
Jenis perilaku ada dua: refleksi dan non refleksi
Pembentukan perilaku ada tiga: dengan kebiasaan, pengertian, dan menggunakan model.
Teori perilaku ada lima: teori insting, dorongan, insentif, atribusi dan kognitif.
Secara biologis tingkah laku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang
bersangkutan yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Tingkah laku
timbul apabila ada sesuatu yang dapat menimbulkan reaksi, yakni disebut dengan
rangsangan. Menurut Ribert Kwick (1974) tingkah laku adalah tindakan atau prilaku
suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Jadi, Psikologi Perilaku
mempelajari bagaimana mengembangkan perilaku hidup organisme dalam menanggapi
kondisi tertentu.
Tingkah laku dapat dijelaskan dengan cara yang berbeda-beda, dalam psikologi
dijelaskan beberapa cara pendekatan, yaitu: Pendekatan neurobiologis, Pendekatan
perilaku (Behaviorisme), Pendekatan kognitif, Pendekatan psikoanalisa, Pendekatan
fenomenologi, Pendekatan Humanistik.
Psikologi Tingkah laku dapat dipelajari dengan berbagai cara, diantaranya dengan
memperhatikan, menghayati, menerangkan apa yang terjadi dalam proses kejiwaan.
Pandangan belajar menurut aliran tingkah laku tidak lain adalah perubahan dalam tingkah
laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons. Adapun Penganut
psikologi tingkah laku, yaitu : Teori Belajar Thorn Dike, Teori Belajar Skinner, Teori
Belajar Ausubel, Teori Pavlov , Aliran Latihan Mental, Teori Baruda, dan Teori Belajar
Gagne.
B. SARAN
Manusia adalah makhluk yang sering berbuat salah karena manusia tidak sempurna.
Karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Dan apabila dalam pembuatan makalah
ini banyak terdapat kesalahan dan jauh dari sempurna kami selaku penulis meminta kritik
dan saran dari pembaca demi kesempurnaan pembuatan makalah lain ke depannya. Atas
saran perbaikan makalah ini yang di berikan pembaca, maka penulis mengucapkan terima
kasih

DAFTAR PUSTAKA
Sukamto Mm, A, Dardiri Hasyim. Nafsiologi “Refleksi Analisis tentang Diri dan
Tingkah Laku Manusia”. Surabaya: Risalah Gusti. Cet. Ke-2, 1996.
Drs. Alex Sobur. Psikologi Umum. Bandung: CV. Pustaka Setia. Cet. 1, Juli 2003.
Prof. Dr. Bimo Walgito. Pengantar psikologi Umum. Yogyakarta: Andi. Cet. V, 2010.

Anda mungkin juga menyukai